Anda di halaman 1dari 37

INVESTASI SEMENTARA

AK-1F KELOMPOK 2
KELOMPOK 2

AVITA DYANISA HARDA 5

DESI RAHMADANI 6

ERIKA AZIZAH KHOIRUNNISA 7

FITRI KHOIRINA 8
PENGERTIAN INVESTASI SEMENTARA

 Pemanfaatan kas yang sementara tidak digunakan/menganggur (iddle cash)


kedalam bentuk aktiva lain dalam rangka untuk memperoleh penghasilan

 Karena sifatnya sementara, maka pemanfaatannya juga harus dalam jangka


pendek

 Bentuk investasi sementara pada umumnya dalam bentuk Surat Berharga


yaitu saham dan obligasi
SYARAT YANG HARUS DIPENUHI

1. Surat berharga tersebut harus dapat segera dijual kembali dengan


harga yang berlaku pada tanggal penjualannya
2. Penjualan kembali surat berharga tersebut dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan uang
Bentuk investasi Jangka Pendek

Saham Obligasi

 Merupakan surat tanda utang dari pihak yang


 Merupakan surat tanda kepemilikan pihak yang mengeluarkan obligasi kepada pihak yang membeli
membeli saham atas perusahaan yang mengeluarkan obligasi
saham

 Penghasilan yang diperoleh :  Penghasilan yang diperoleh :

1. Dividen
1. Pendapatan Bunga
2. Capital Gain
2. Capital Gain
CAPITAL GAIN

 Keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan surat berharga


 Merupakan selisih antara harga jual surat berharga dengan harga
perolehannya
Surat Berharga Saham
Perlakuan akuntansinya :

1 Saat perolehan

2 Selama kepemilikan

3 Saat penjualan kembali


Terminologi dalam Surat
Berharga Saham  Nilai Nominal
nilai yang tertera dalam lembar saham

 Harga Kurs Beli Harga Kurs Jual


harga beli saham yang dinyatakan dalam
%tase tertentu dari nilai nominal harga jual saham yang dinyatakan dalam
%tase tertentu dari nilai nominal

 Biaya Perolehan Biaya Penjualan


biaya-biaya yang harus dikeluarkan saat biaya-biaya yang harus dikeluarkan
perolehan saham saat penjualan kembali saham

Harga Perolehan
harga beli ditambah dengan biaya perolehan
Contoh

Pada tanggal 1 Oktober 2010 dibeli 1.000 lembar saham PT PERDANA nominal
@ Rp 10.000 dengan kurs 104%. Provisi dan materai dibayar sebesar Rp 500.000.
PT PERDANA membagikan dividen setiap akhir tahun sebesar 15% dari nilai
nominal saham. Pada tanggal 5 Pebruari 2011 seluruh saham tersebut dijual
kembali dengan kurs 120% dengan biaya penjualan sebesar Rp 400.000
Pencatatan saat Perolehan

Pencatatan akuntansi yang dilakukan adalah :


 Mendebet akun Surat Berharga Saham sebesar harga
perolehannya
 Mengkredit akun Kas sebesar jumlah uang yang dibayarkan
Pencatatan saat perolehan

Surat Berharga Saham PT PERDANA 10.900.000


Kas 10.900.000

Perhitungan :
Harga beli = 104% x 1000 lbr x Rp 10.000 = Rp 10.400.000
Provisi dan Materai = Rp 500.000
Harga Perolehan = Rp 10.900.000
Pencatatan saat perolehan dividen

Kas 1.500.000
Pendapatan Dividen 1.500.000

Perhitungan :
15% x Rp 10.000.000 = Rp 1.500.000
Pencatatan saat Penjualan

Saat penjualan kembali surat berharga saham pencatatan yang dilakukan


adalah :
 Mendebet akun Kas sebesar uang yang diterima
 Mengkredit akun Surat Berharga Saham sebesar harga perole-
hannya
 Selisih antara akun Kas dengan akun Surat Berharga Saham akan
dicatat kedalam akun Laba/Rugi Penjualan Surat Berharga Saham
Pencatatan saat penjualan

Kas 11.600.000
Surat Berharga Saham 10.900.000
Laba Penjualan Saham 700.000

Perhitungan :
Harga jual = 120% x Rp 10.000.000 = Rp 12.000.000
Biaya penjualan = Rp 400.000
Kas yang diterima = Rp 11.600.000
Harga Perolehan Saham = Rp 10.900.000
Laba penjualan saham = Rp 700.000
Surat Berharga Obligasi
Perlakuan akuntansinya :

1 Saat perolehan

2 Selama kepemilikan

3 Saat penjualan kembali


Terminologi dalam Surat
Berharga Saham  Nilai Nominal
nilai yang tertera dalam lembar obligasi

 Harga Kurs Beli Harga Kurs Jual


harga beli obligasi yang dinyatakan dalam
%tase tertentu dari nilai nominal harga jual obligasi yang dinyatakan dalam
%tase tertentu dari nilai nominal

 Biaya Perolehan Biaya Penjualan


biaya-biaya yang harus dikeluarkan saat biaya-biaya yang harus dikeluarkan
perolehan obligasi saat penjualan kembali saham

Harga Perolehan
harga beli ditambah dengan biaya perolehan
Contoh

Pada tanggal 1 Agustus 2010 dibeli 1.000 lembar obligasi PT PURI


nominal @ Rp 50.000 dengan kurs 101%. Oligasi tersebut berbunga
12%/tahun dan dibayarkan setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober. Provisi
dan materai dibayar sebesar Rp 500.000. Pada tanggal 1 Desember 2010
seluruh obligasi PT PURI tersebut dijual kembali dengan kurs 105%
dengan biaya penjualan sebesar Rp 400.000
Pencatatan saat perolehan

a. b. c.

Mendebet akun Mendebet akun Piutang Mengkredit akun Kas


Surat Berharga Pendapatan bunga sebesar jumlah uang
Obligasi sebesar sebesar bunga berjalan yang dibayarkan
harga perolehannya
Pencatatan Saat Perolehan

Surat Berharga Obligasi PT PURI 51.000.000


Piutang Pendapatan Bunga Obligasi 2.000.000
Kas 53.000.000

Perhitungan :
Harga beli = 101% x 1000 lbr x Rp 50.000 = Rp 50.500.000
Provisi dan Materai = Rp 500.000
Harga Perolehan = Rp 51.000.000
Bunga berjalan = 1 April s/d 1 Agustus
4/12 x 12% x Rp 50.000.000 = Rp 2.000.000
Kas yang dibayarkan = Rp 53.000.000
Pencatatan Saat Perolehan Bunga

Kas 3.000.000
Piutang Pendapatan bunga Obligasi 2.000.000
Pendapatan Bunga Obligasi 1.000.000

Perhitungan :
Kas = 6% x Rp 50.000.000 = Rp 3.000.000
Piutang Pendapatan bunga = Rp 2.000.000
Pendapatan Bunga = Rp 1.000.000
Pencatatan saat penjualan

Mendebet akun Kas sebesar uang yang Mengkredit akun Pendapatan Bunga
diterima (termasuk bunga berjalan) atas bunga berjalan yang menjadi
hak penjual

Selisih antara akun Kas dengan akun


Surat Berharga Obligasi akan dicatat
Mengkredit akun Surat Berharga kedalam akun Laba/Rugi Penjualan
Obligasi sebesar harga perolehannya Surat Berharga Obligasi
Pencatatan saat penjualan
Kas 53.100.000
Surat Berharga Obligasi 51.000.000
Pendapatan Bunga Obligasi 1.000.000
Laba Penjualan Saham 1.100.000

Perhitungan :
Harga jual = 105% x Rp 50.000.000 = Rp 52.500.000
Biaya penjualan = Rp 400.000
Kas yang diterima = Rp 52.100.000
Harga Perolehan Obligasi = Rp 51.000.000
Laba penjualan Obligasi = Rp 1.100.000
Bunga berjalan :
Tanggal bunga terakhir 1 Oktober 2010
Tanggal penjualan : 1 Desember 2010
Bunga berjalan : 2 bulan
= 2/12 x 12% x Rp 50.000.000
= Rp 1.000.000
CATATAN

Apabila surat berharga yang dijual hanya untuk sebagian saja


(tidak seluruhnya dijual), maka perhitungan dan pencatatannya
hanya dilakukan untuk bagian surat berharga yang dijual saja.
Pendapatan selama pemilikan hanya dihitung untuk surat
A berharga yang masih dimiliki saja.
B
Pengertian Dividen

Menurut Stice Menurut Reeve Menurut Tangkilisan dan Hessel

Dividen adalah distribusi Dividen adalah alirasn Dividen adalah


kepada pemegang saham kas yang dibayarkan bagian dari laba bersih
suatu perusahaan secara kepada para pemegang yang dibagikan kepada
proporsional dengan saham. para pemegang saham
jumlah saham yang “pemilik modal sendiri,
dimiliki oleh masing- equity
masing pemegang
saham
Divide berbentuk uang

Pembagian dividen yang sering Perusahaan yang membagikan dividen


dilakukan adalah dalam bentuk 1 3 likuidasi biasanya adalah perusahaan-
uang. Para pemegang saham akan perusahaan yang akan menghentikan
menerima dividen sebesar tarif per usahanymisalnya dalam bentuk joint
lembar dikalikan jumlah lembar ventures.
yang dimiliki.

Dividen yang dibagikan itu


sebagian merupakan pembagian laba dan Pemegang saham yang menerima dividen
sebagian lagi merupakan pengembalian likuidasi mencatatnya sebagian sebagai
modal, dividen seperti itu disebut dividen penghasilan dan sebagian lagi sebagai
likuidasi. 2 4 pengembalian modal.
PENCATATAN JURNAL DIVIDEN BERBENTUK UANG
Kas Rp. xx
Pendapatan Dividen Rp. xx

Contoh soal :
Misalnya perusahaan PT Sejahtera mengumumkan pembagian dividen sebesar
Rp. 10.000.000,- dengan ketentuan 30% merupakan pembagian laba dan 70%
pengembalian modal.
Pak Agus seorang pemegang saham dari perusahaan PT Sejahtera menerima dividen
sebesar Rp. 1.000.000.
Penerimaan dividen ini dicatat dalam pembukuan Pak Agus dengan jurnal sebagai berikut

Pencatatnnya :
Kas Rp. 1.000.000
Pendapatan Dividen Rp. 300.000
Penanaman modal saham PT Sejahtera Rp. 700.000

Jadi jurnal di atas berarti saldo rekening Penanaman Modal dalam Saham PT Sejahtera
berkurang sebesar Rp. 700.000
Pemegang saham yang
menerima dividen seperti
ini mencatat dalam
pembukuannya dengan
jumlah sebesar harga Dividen
pasar yang diterimanya. Berbentuk Aktiva
(Selain Kas dan
Saham Sendiri)
Dividen yang dibagikan
tidak berbentuk uang Dividen juga bisa
tunai tapi berupa aktiva berupa barang-
seperti saham perusahaan barang hasil
lain produksi
perusahaan yang
membagi dividen
tersebut.
Contoh Dividen yang Berbentuk Aktiva (Selain Kas dan Saham Sendiri)

Misalnya Pak Budi menerima pembagian dividen dari PT Abadi berbentuk saham PT Hebat Jaya sebanyak 30 lembar. Pada
saat pembagian tersebut harga pasar saham PT Hebat Jaya sebesar Rp. 10.000.

Penerimaan dividen ini dicatat oleh Pak Budi dengan

jurnal sebagai berikut :

Penanaman Modal Dlm Saham PT Hebat Jaya Rp. 300.000

Pendapatan Dividen Rp. 300.000


Dividen Saham (Stock Dividen)

Bagi pemegang saham Saham yang diterima


dividen seperti ini berarti sebagai dividen bisa
penambahan jumlah berbentuk saham yang
lembar saham tanpa ada sama dengan yang
pengeluaran baru. dimiliki atau saham
jenis
yang lain.
DIVIDEN SAHAM SEJENIS DENGAN SAHAM YANG DIMILIKI

 Apabila dividen saham yang diterima itu sejenis dengan saham yang
dimiliki berarti jumlah lembarnya bertambah banyak sedangkan
harga perolehannya tetap, dalam artian tidak ada kenaikan nilai buku

 Dividen saham seperti ini tidak dibuat jurnal tapi hanya MEMO
untuk menunjukkan kenaikan jumlah lembar saham. Penjualan
saham sesudah adanya penerimaan dividen saham akan
dibebani dengan harga pokok saham yang baru.
CONTOH DIVIDEN SAHAM SEJENIS DENGAN SAHAM YANG DIMILIKI
Misalnya Pak Agus pada bulan Agustus 2015 membeli 100 lembar saham biasa dari PT Hebat Makmur dengan harga
Rp. 900.000,- Pada bulan Desember 2015 diterima dividen saham biasa 50%. Pada bulan Januari 2016 dijual 20
lembar saham dengan harga Rp. 170.000,-

Agustus 2015:
Penanaman Modal dalam Saham Biasa Rp. 900.000
Kas Rp. 900.000,

Desember 2015:
MEMO :
Diterima 50 lembar saham biasa sebagai dividen, jumlah
saham dan harga pokoknya menjadi:
100 lembar + 50 lembar = 150 lembar
Harga pokok per lembar = Rp 900.000,- : 150 = Rp.
6.000,-
LANJUTAN

Januari 2016 :

Kas Rp. 170.000,-


Penanaman Modal Dalam Saham Rp. 120.000
Laba Penjualan Saham Rp. 50.000

Perhitungan :
Bila dividen saham yg diterima berupa saham yg berbeda
dengan saham yg dimiliki maka harga pokok saham saham
yang dimiliki dibagikan kepada tiap macam saham dengan
dasar nilai relatifnya.
Dividen saham yang
diterima berbeda
dengan saham yang
dimiliki

Contoh soal :

Misalnya Pak Tino memiliki 50 lembar saham biasa PT Hebat Jaya nominal Rp 10.000,- per lembar, dibeli
dengan harga Rp. 750.000.. Pada bulan Desember 2015 diterima dividen saham prioritas sebanyak 25 lembar
dengan nilai nominal Rp. 5.000,- per lembar.. Pada saat penerimaan dividen harga pasar saham biasa
Rp. 14.000,- per lembar dan saham prioritas Rp. 4.000,- per lembar.
mbagian harga pokok saham dan pencatatan penerimaan dividen sebagai berikut :

rnal :
nanaman Modal Dalam Saham Prioritas Rp. 93.750,-
Penanaman Modal Dalam Saham Biasa Rp. 93.750,-
DIVIDEN SAHAM DITERIMA SEBAGAI PENDAPATAN DIVIDEN

Dividen saham yang diterima bila merupakan pengganti dari dividen tunai
dicatat sebagai pendapatan dividen. Jadi harga pokok saham yang dimiliki
tidak berkurang dan harga pokok per lembar juga tidak berubah.
Rekening Pendapatan Dividen dikredit dengan harga pasar saham yang
diterima.

Contoh soal :

Misalnya diterima 25 lembar saham prioritas sebagai ganti dari dividen uang dengan nominal Rp. 5.000
per lembar dan harga pasar Rp. 4.000 per lembar.

Jurnal yang dibuat untuk mencatat penerimaan dividen di atas adalah sebagai berikut :

Penanaman modal dalam saham prioritas Rp.100.000

Pendapatan Deviden Rp.100.000


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai