AK-1F KELOMPOK 2
KELOMPOK 2
DESI RAHMADANI 6
FITRI KHOIRINA 8
PENGERTIAN INVESTASI SEMENTARA
Saham Obligasi
1. Dividen
1. Pendapatan Bunga
2. Capital Gain
2. Capital Gain
CAPITAL GAIN
1 Saat perolehan
2 Selama kepemilikan
Harga Perolehan
harga beli ditambah dengan biaya perolehan
Contoh
Pada tanggal 1 Oktober 2010 dibeli 1.000 lembar saham PT PERDANA nominal
@ Rp 10.000 dengan kurs 104%. Provisi dan materai dibayar sebesar Rp 500.000.
PT PERDANA membagikan dividen setiap akhir tahun sebesar 15% dari nilai
nominal saham. Pada tanggal 5 Pebruari 2011 seluruh saham tersebut dijual
kembali dengan kurs 120% dengan biaya penjualan sebesar Rp 400.000
Pencatatan saat Perolehan
Perhitungan :
Harga beli = 104% x 1000 lbr x Rp 10.000 = Rp 10.400.000
Provisi dan Materai = Rp 500.000
Harga Perolehan = Rp 10.900.000
Pencatatan saat perolehan dividen
Kas 1.500.000
Pendapatan Dividen 1.500.000
Perhitungan :
15% x Rp 10.000.000 = Rp 1.500.000
Pencatatan saat Penjualan
Kas 11.600.000
Surat Berharga Saham 10.900.000
Laba Penjualan Saham 700.000
Perhitungan :
Harga jual = 120% x Rp 10.000.000 = Rp 12.000.000
Biaya penjualan = Rp 400.000
Kas yang diterima = Rp 11.600.000
Harga Perolehan Saham = Rp 10.900.000
Laba penjualan saham = Rp 700.000
Surat Berharga Obligasi
Perlakuan akuntansinya :
1 Saat perolehan
2 Selama kepemilikan
Harga Perolehan
harga beli ditambah dengan biaya perolehan
Contoh
a. b. c.
Perhitungan :
Harga beli = 101% x 1000 lbr x Rp 50.000 = Rp 50.500.000
Provisi dan Materai = Rp 500.000
Harga Perolehan = Rp 51.000.000
Bunga berjalan = 1 April s/d 1 Agustus
4/12 x 12% x Rp 50.000.000 = Rp 2.000.000
Kas yang dibayarkan = Rp 53.000.000
Pencatatan Saat Perolehan Bunga
Kas 3.000.000
Piutang Pendapatan bunga Obligasi 2.000.000
Pendapatan Bunga Obligasi 1.000.000
Perhitungan :
Kas = 6% x Rp 50.000.000 = Rp 3.000.000
Piutang Pendapatan bunga = Rp 2.000.000
Pendapatan Bunga = Rp 1.000.000
Pencatatan saat penjualan
Mendebet akun Kas sebesar uang yang Mengkredit akun Pendapatan Bunga
diterima (termasuk bunga berjalan) atas bunga berjalan yang menjadi
hak penjual
Perhitungan :
Harga jual = 105% x Rp 50.000.000 = Rp 52.500.000
Biaya penjualan = Rp 400.000
Kas yang diterima = Rp 52.100.000
Harga Perolehan Obligasi = Rp 51.000.000
Laba penjualan Obligasi = Rp 1.100.000
Bunga berjalan :
Tanggal bunga terakhir 1 Oktober 2010
Tanggal penjualan : 1 Desember 2010
Bunga berjalan : 2 bulan
= 2/12 x 12% x Rp 50.000.000
= Rp 1.000.000
CATATAN
Contoh soal :
Misalnya perusahaan PT Sejahtera mengumumkan pembagian dividen sebesar
Rp. 10.000.000,- dengan ketentuan 30% merupakan pembagian laba dan 70%
pengembalian modal.
Pak Agus seorang pemegang saham dari perusahaan PT Sejahtera menerima dividen
sebesar Rp. 1.000.000.
Penerimaan dividen ini dicatat dalam pembukuan Pak Agus dengan jurnal sebagai berikut
Pencatatnnya :
Kas Rp. 1.000.000
Pendapatan Dividen Rp. 300.000
Penanaman modal saham PT Sejahtera Rp. 700.000
Jadi jurnal di atas berarti saldo rekening Penanaman Modal dalam Saham PT Sejahtera
berkurang sebesar Rp. 700.000
Pemegang saham yang
menerima dividen seperti
ini mencatat dalam
pembukuannya dengan
jumlah sebesar harga Dividen
pasar yang diterimanya. Berbentuk Aktiva
(Selain Kas dan
Saham Sendiri)
Dividen yang dibagikan
tidak berbentuk uang Dividen juga bisa
tunai tapi berupa aktiva berupa barang-
seperti saham perusahaan barang hasil
lain produksi
perusahaan yang
membagi dividen
tersebut.
Contoh Dividen yang Berbentuk Aktiva (Selain Kas dan Saham Sendiri)
Misalnya Pak Budi menerima pembagian dividen dari PT Abadi berbentuk saham PT Hebat Jaya sebanyak 30 lembar. Pada
saat pembagian tersebut harga pasar saham PT Hebat Jaya sebesar Rp. 10.000.
Apabila dividen saham yang diterima itu sejenis dengan saham yang
dimiliki berarti jumlah lembarnya bertambah banyak sedangkan
harga perolehannya tetap, dalam artian tidak ada kenaikan nilai buku
Dividen saham seperti ini tidak dibuat jurnal tapi hanya MEMO
untuk menunjukkan kenaikan jumlah lembar saham. Penjualan
saham sesudah adanya penerimaan dividen saham akan
dibebani dengan harga pokok saham yang baru.
CONTOH DIVIDEN SAHAM SEJENIS DENGAN SAHAM YANG DIMILIKI
Misalnya Pak Agus pada bulan Agustus 2015 membeli 100 lembar saham biasa dari PT Hebat Makmur dengan harga
Rp. 900.000,- Pada bulan Desember 2015 diterima dividen saham biasa 50%. Pada bulan Januari 2016 dijual 20
lembar saham dengan harga Rp. 170.000,-
Agustus 2015:
Penanaman Modal dalam Saham Biasa Rp. 900.000
Kas Rp. 900.000,
Desember 2015:
MEMO :
Diterima 50 lembar saham biasa sebagai dividen, jumlah
saham dan harga pokoknya menjadi:
100 lembar + 50 lembar = 150 lembar
Harga pokok per lembar = Rp 900.000,- : 150 = Rp.
6.000,-
LANJUTAN
Januari 2016 :
Perhitungan :
Bila dividen saham yg diterima berupa saham yg berbeda
dengan saham yg dimiliki maka harga pokok saham saham
yang dimiliki dibagikan kepada tiap macam saham dengan
dasar nilai relatifnya.
Dividen saham yang
diterima berbeda
dengan saham yang
dimiliki
Contoh soal :
Misalnya Pak Tino memiliki 50 lembar saham biasa PT Hebat Jaya nominal Rp 10.000,- per lembar, dibeli
dengan harga Rp. 750.000.. Pada bulan Desember 2015 diterima dividen saham prioritas sebanyak 25 lembar
dengan nilai nominal Rp. 5.000,- per lembar.. Pada saat penerimaan dividen harga pasar saham biasa
Rp. 14.000,- per lembar dan saham prioritas Rp. 4.000,- per lembar.
mbagian harga pokok saham dan pencatatan penerimaan dividen sebagai berikut :
rnal :
nanaman Modal Dalam Saham Prioritas Rp. 93.750,-
Penanaman Modal Dalam Saham Biasa Rp. 93.750,-
DIVIDEN SAHAM DITERIMA SEBAGAI PENDAPATAN DIVIDEN
Dividen saham yang diterima bila merupakan pengganti dari dividen tunai
dicatat sebagai pendapatan dividen. Jadi harga pokok saham yang dimiliki
tidak berkurang dan harga pokok per lembar juga tidak berubah.
Rekening Pendapatan Dividen dikredit dengan harga pasar saham yang
diterima.
Contoh soal :
Misalnya diterima 25 lembar saham prioritas sebagai ganti dari dividen uang dengan nominal Rp. 5.000
per lembar dan harga pasar Rp. 4.000 per lembar.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat penerimaan dividen di atas adalah sebagai berikut :