Anda di halaman 1dari 13

FUNGSI-FUNGSI DALAM MENAJEMEN

PERUBAHAN
“Panta Rhei” katanya, “Segala sesuatu mengalir, segala sesuatu berubah, satu-satunya
yang tetap adalah perubahan itu sendiri”. Perubahan, apapun istilahnya, reformasi,
revolusi, transformasi, ataupun evolusi nampaknya menjadi tuntutan yang makin
dirasakan sebagai sesuatu yang mendesak dan tak terhindarkan bagi dunia usaha. Hal ini
terjadi karena berbagai faktor seperti kemajuan teknologi, khususnya teknologi
informasi, integrasi ekonomi internasional, kematangan pasar negara-negara
berkembang, kejatuhan rezim komunis, perubahan aspirasi karyawan, peningkatan
kecepatan dan kompetisi global dan terbukanya peluang-peluang baru.
Yang menjadi masalah adalah bagaimana kita harus menghadapinya sebagai perusahaan.
Pilihannya adalah kita ikut berubah atau dirubah oleh keadaan, dan tentunya kita
memilih sebagai subyek yang berubah daripada sebagai obyek yang dirubah. Bahkan
seharusnya tidak hanya menunggu dan ikut berubah, melainkan mengantisipasi dan
mengelola perubahan itu. Sebab, pada hakekatnya, perubahan adalah ujian yang harus
ditempuh oleh setiap perusahaan yang ingin mempertahankan hidupnya.
Resistensi terhadap Perubahan

 Pada satu sisi orang memahami pentingnya perubahan tetapi pada sisi lain orang juga
bertahan (resistensi) terhadap perubahan dan cenderung mempertahankan kemapanan.
Ada berbagai alasan mengapa orang bertahan terhadap perubahan, antara lain karena
alasan :
 (1) Rasional seperti biaya, ketidaknyamanan, waktu dan keharusan untuk memulai dari
awal lagi,
 (2) Psikologis seperti kecemasan, toleransi yang rendah, serta kehilangan kepercayaan
dan,
 (3) Kepentingan kelompok seperti kepentingan politik, bercokol, eksklusivitas dan
persahabatan.
 Alasan-alasan resistensi tersebut harus diperhitungkan dan diatasi dengan baik
dalam mengelola perubahan, jikalau kita ingin agar perubahan itu berhasil.
Karena harus dikakui, bahwa sebelum berhasil mencapai apa yang kita
inginkan dari perubahan itu, kita harus melalui kegoyahan yang menyebabkan
orang kehilangan pegangan yang lama sebelum memperoleh yang baru,
sehingga dengan sendirinya orang akan cenderung bertahan lebih dahulu.
Kesalahan Umum dalam Pengelolaan Perubahan

• Membiarkan orang terlalu berpuas diri dalam kemapanan sehingga lengah


• Gagal membangun kesatuan yang cukup kuat
• Meremehkan kekuatan kebersamaan visi (shared vision)
• Visi organisasi kurang dikomunikasikan
• Membiarkan rintangan menghalangi visi baru
• Tidak merancang keberhasilan-keberhasilan jangka pendek (short-term wins)
• Terlalu cepat mendeklarasikan keberhasilan atau kemenangan
• Mengabaikan upaya pelestarian hasil perubahan ke dalam budaya perusahaan
Delapan Tahap Proses Perubahan

 Belajar dari kesalahan pengelolaan perubahan tersebut di atas, John P.


Kotter dalam bukunya Leading Change menyarankan delapan tahap proses
perubahan yang perlu ditempuh :

• Menciptakan rasa kedaruratan (sense of urgency) dengan menunjukan realitas


kompetisi, krisis yang potensial dan peluang yang terbuka lebar.
• Membangun kesatuan yang kuat dengan membentuk dan memberdayakan tim
pengawal perubahan (guiding coalitions)
• Membangun kebersamaan visi (shared vision) berikut strategi untuk
mencapainya.
• Mengkomunikasikan visi dan strategi pada segenap jajaran organisasi dengan
menggunakan segala wahana yang efektif.
• Memberdayakan lapisan pelaksana (broad-based action) dengan menghilangkan
hambatan dan menunjang prakarsa serta gagasan baru.
• Merancang keberhasilan-keberhasilan jangka pendek (short-term wins) dengan
perbaikan-perbaikan yang nampak serta penghargaannya.
• Mengkonsolidasikan keberhasilan-keberhasilan yang diperoleh untuk mendorong
proses perubahan lebih lanjut dengan mengembangkan kekuatan untuk merombak
keseluruhan sistem, struktur dan kebijakan yang tidak sejalan dengan visi transformasi.
• Melestarikan pendekatan dan cara kerja yang baru ke dalam budaya manajemen dan
kepemimpinan yang efektif.
Lima pemegang kepentingan kunci dalam
sebuah perusahaan
 Owners:
Mengorganisasi, mengelola, dan menanggung resiko bisnis.

 Creditors:
Penyedia pinjaman untuk memulai bisnis.

 Employees:
Karyawan yang direkrut untuk menyelenggarakan bisnis.

 Suppliers:
Penyedia material yang dibutuhkan untuk produksi.

 Customers:
Pembelian produk untuk memuaskan kebutuhannya.
Lima fungsi kunci dalam perusahaan
Tiga keputusan perusahaan
Manajemen dan Kepemimpinan

 Manajemen dan kepemimpinan yang sering dipersamakan adalah dua hal yang berbeda
tetapi saling melengkapi (komplementer). Manajemen cenderung mengatur atau
mengendalikan sedang kepemimpinan cenderung membebaskan atau memberdayakan.
Jikalau manajemen cenderung menghindari atau meminimalkan risiko sedang
kepemimpinan menempuh risiko dengan membayar “harga” yang harus dibayar, tanpa
menawar lagi.
 Perubahan selalu berisiko, tanpa perubahan pun sebenarnya berisiko juga meskipun
kurang disadari. Risiko memang dapat dimanajemeni secara terbatas, tetapi selebihnya
harus ditempuh dengan segala kemungkinannya yang dapat diramalkan maupun tidak
dan, untuk itu kepemimpinan dibutuhkan.
Studi Kotter menyimpulan bahwa perubahan atau transformasi yang sukses
adalah hasil dari 70-90 persen kepemimpinan dan hanya 10-30 persen
manajemen. Oleh karenanya perusahaan yang terlalu dimanajemeni (overmanaged)
dan kurang dipimpin (underled) akan sukar berhasil dalam mentransformasikan
dirinya sesuai tuntutan jaman.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai