Anda di halaman 1dari 28

URIN

Asep Iwan Purnawan

disampaikan pada MK Biokimia Gizi


Tingkat II Semester 3 D4 Gizi & Dietetika Jurusan Gizi
Poltekkes Bandung
Tahun Akademik 2020/2021
KOMPOSISI URIN
 Zat buangan protein (urea, kreatinin & asam
urat)
 Asam Hipurat, zat sisa pencernaan sayur &
buah.
 Badan keton, zat buang metabolisme lemak.
 Elektrolit, Na, Cl, K, Amonium, sulfat, fosfat,
Ca, Mg
 Metabolit hormon.
 Zat toksik (metabolit obat, vitamin, zat kimia
asing)
 Zat abnormal, mis protein, glukosa, sel darah,
kristal kapur, dll.
SIFAT URIN
 Urin encer berwarna kuning pucat, urin
kental berwarna kuning pekat, urin baru
jernih, kalau didiamkan agak lama menjadi
keruh.
 Baunya khas, kalau didiamkan akan berbau
amonia.
 pH bervariasi 4,8 – 7,5, biasanya sekitar6,0.
 Jika asupan protein tinggi, menjadi lebih
asam, bila banyak makan sayur urin akan
menjadi lebih basa.
 Berat jenis urin 1,001 – 1,035.
KARAKTERISTIK URIN
 Zat-zatyang biasanya tidak ditemukan
dalam urin : glukosa, protein, eritrosit,
pus, hemoglobin, dan zat warna
empedu
 Volume urin harian berkisar 1,5-1,8 L →
tergantung status hidrasi tubuh.
URIN ABNORMAL
WARNA URIN
WARNA URIN
WARNA URIN
A. Warna jernih atau tidak berwarna
 Terlalu banyak minum cairan.
 Terlalu banyak minum bisa membahayakan
tubuh.
 Minum air disesuaikan dengan berat badan
(berat badan 60 kg berarti minum 2 liter air per
hari).
 Gangguan hati, seperti hepatitis virus akut atau
sirosis. Tapi biasanya ditandai dengan gejala
lain, yaitu menguning, kulit kuning, mual,
muntah, demam dan kelelahan.
B. Warna kuning cerah atau neon
 Suplemen vitamin yang diminum terlalu
berlebihan atau tidak diserap oleh tubuh.

C. Warna kuning gelap atau emas


 Dehidrasi. Perbanyak minum, tapi
disesuaikan dengan berat badan, tidak
minum berlebihan
D. Warna merah muda atau merah
 Terdapat darah di urin dari ginjal atau infeksi
kandung kemih.
 Jika mengalami sakit di punggung atau perut
bagian bawah, urgensi kemih, dan merasa
seperti demam, segera konsultasi ke dokter.
 Makan makanan berwarna merah atau merah
muda terlalu banyak, seperti bit, berry atau
pewarna makanan.
 Efek samping dari beberapa obat pencahar.
E. Warna oranye atau jingga
 Efek samping obat
 Makan terlalu banyak jeruk atau makanan
merah, seperti bit dan biji-bijian atau
makanan dengan pewarna buatan.
 Dehidrasi
F. Warna biru atau hijau
 Efek samping obat tertentu
 Makan makanan hijau terlalu banyak,
seperti asparagus atau makanan dengan
pewarna buatan biru atau hijau.
G. Warna coklap gelap atau seperti teh
 Gangguan hati, terutama jika disertai
dengan tinja berwarna pucat dan kulit
kuning
 Efek samping obat tertentu
H. Warna berawan atau keruh
 Infeksi saluran kemih.
 Disertai sakit di punggung atau perut
bagian bawah, urgensi kemih, dan merasa
seperti demam.
 Batu ginjal, biasanya disertai dengan rasa
sakit yang lain.
 Terlalu banyak makan asparagus.
WARNA URIN & PENGARUH
OBAT
1. KUNING
 Zat warna normal dalam jumlah besar:
Urobilin, Urochrom
 Zat Warna abnormal : Bilirubin
 Pengaruh obat2 : Santonin, riboflavin, atau
pengaruh permen
 Indikasi penyakit : tidak ada ( normal ).
2. HIJAU
Zat warna normal dalam jumlah besar :
indikan (indoxilsulfat )
Pengaruh obat2 : methyleneblue, evan's
blue
Indikasi penyakit : obstruksi (penyumbatan
usus kecil).
3. MERAH
 Zat warna normal dalam jumlah besar:
uroerythrin
Zat warna abnormal: hemoglobin, porfirin,
porfobilin
Pengaruh obat-obat: santonin, amidopyrin,
congored atau juga zat warna makanan
Indikasi penyakit: glomerulonevitis nefitit
akut ( panyakit ginjal ), kanker kandung
kencing.
 4.COKELAT
Zat warna normal dalam jumlah besar:
urobilin
Zat warna abnormal: bilirubin, hematin,
porfobilin
Indikasi penyakit: hepatitis.
5. COKELAT TUA/ HITAM
Zat warna normal dalam jumlah besar :
indikan
Zat warna abnormal: darah tua, alkapton,
melamin
Pengaruh obat2: derivat, fenol, argyrol
Indikasi penyakit: sindroma nefrotika
(penyakit ginjal).
6. SERUPA SUSU
Zat warna normal dalam jumlah besar:
fosfat, urat
Zat warna abnormal: pus, getah prostat,
chylus, zat2 lemak, bakteri2, protein
yang membeku
Indikasi penyakit : Infeksi saluran kencing,
kebocoran kelenjar limfa.
MICTURITION / URINATION
 Urine mengalir melalui ureter ke kantung kemih
melalui kontraksi dinding ureter oleh otot halus
 Urine disimpan di kantung kemih dan kemudian
dikeluarkan pada saat urinasi/mikturisi
 Kantung kemih berbentuk balon yg dindingnya
terdiri dari otot halus yg berkumpul membentuk
otot detrusor
 Kontraksi OTOT DETRUSOR meremas kantung
kemih sehingga urine keluar
 MICTURITION, diatur oleh:
 LOCAL SPINAL REFLEKS

 OTAK, untuk mempengaruhi refleks

mencegah MICTIRITION
Mekanisme berkemih
 Dipengaruhi oleh saraf simpatis dan
parasimpatis serta impuls saraf volunter.
 Otot pada kandung kemih yang mengelilingi
jalan keluar ke uretra (sfingter uretra internal)
senantiasa berkontraksi menjaga supaya
lubang ini tetap tertutup. Dipengaruhi oleh
saraf parasimpatis.
 Otot sfingter uretra eksternal terdiri dari otot
rangka yang kerjanya secara volunter.
 Di dinding kandung kemih terdapat otot detrusor
yang bila berkontraksi menyebabkan urin dalam
kandung kemih terdorong keluar.
 Bila dalam kandung kemih terdapat urin 300 –
400 ml, maka terjadi rangsangan peregangan
pada dinding kandung kemih.
 Kemudian impuls ini dikirim ke otak, sehingga
menyebabkan adanya impuls parasimpatis yang
menyebabkan kontraksinya otot detrusor,
relaksasi otot sfingter internal dan eksternal.
Mekanisme pencegahan berkemih.
 Hal ini dimungkinkan dengan adanya
impuls volunter yang menyebabkan bisa
ditundanya kontraksi otot detrusor dan
relaksasinya otot sfingter.
 Sampai umur 18 bulan, impuls volunter ini
belum bekerja dengan baik.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai