Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GASTROENTERITIS

DENGAN DEFISIT VOLUME CAIRAN & ELEKTROLIT


DI RUANG PERAWATAN A RSU BHAKTI HUSADA
KRIKILAN BANYUWANGI

Disusun Oleh :
Sevila Putri Kusdinar
BAB 4
HASIL
Riwayat Penyakit Klien 1 Klien 2
Keluhan Utama :
a. Saat MRS Klien mengatakan BAB cair lebih Klien mengatakan BAB cair 4
dari 3 x/hari x/hari

b. Saat Pengkajian Klien mengatakan BAB cair 4 Klien mengatakan BAB cair lebih
x/hari dari 4 x/hari

Riwayat Penyakit Klien datang ke IGD pada tanggal Klien datang ke IGD pada tanggal
Sekarang 09-07-2017 pukul 17.25 WIB.Pada 10-07-2017 pukul 12.15 WIB.
saat pengkajian, klien mengatakan Pada saat pengkajian, klien
BAB cair terutama bila banyak mengatakan BAB cair terutama
beraktivitas untuk mengurangi BAB bila banyak beraktivitas untuk
cair klien beristirahat dengan mengurangi BAB cair klien
berbaring. BAB cair sebanyak 4 beristirahat dengan duduk. BAB
x/hari, warna kuning kehijauan cair sebanyak lebih dari 3 x/hari,
dengan konsistensi cair bercampur warna kuning kehijauan dengan
lendir. Mulas dirasakan diseluruh konsistensi cair bercampur lendir.
bagian perut. BAB cair terjadi Mulas dirasakan diseluruh bagian
selama ± 10 menit dan berulang perut. BAB cair terjadi selama ±
setiap saat baik pagi, siang, dan 15 menit dan berulang setiap saat
malam. baik pagi, siang, dan malam.
Pemeriksaan Fisik
Observasi Klien 1 Klien 2

1) Keadaan Umum
a. Kesadaran Composmentis Composmentis
b. Tanda Vital TD : 110/70 mmHg S : 37,7 oC TD : 100/80 mmHg S : 37,9 oC
N : 80 x/mnt RR : 20 x/mnt N : 82 x/mnt RR : 20 x/mnt
c. TB TB : 175 cm TB : 170 cm
BB Awal : 67 kg BB Awal : 70 kg
BB Sekarang : 65 kg BB Sekarang : 69 kg
IMT : BB = 65 IMT : BB = 69
(TB)2 (175)2 (TB)2 (170)2
= 22 (Ideal) = 23 (Ideal)
2) Pemeriksaan Fisik I : Mukosa bibir kering, tidak ada I : Mukosa bibir kering, tidak ada
a. Sistem Pencernaan caries gigi, gigi bersih, kebersihan caries gigi, gigi bersih, kebersihan
mulut bersih, perut datar, klien mulut bersih, perut datar, klien
merasa kesakitan dan memegangi merasa kesakitan dan memegangi
perut daerah ulu hati dengan skala perut daerah ulu hati dengan skala
nyeri 6 (sedang), tidak ada lesi nyeri 6 (sedang), tidak ada lesi
A : Bising usus 26 x/menit A : Bising usus 25 x/menit
P : Terdapat nyeri tekan pada perut P : Terdapat nyeri tekan pada perut
bagian atas di kuadran 2 yaitu di bagian atas di kuadran 2 yaitu di
daerah lambung daerah lambung
P : Terdapat suara hipertimpani P : Terdapat suara hipertimpani
BAB : 4-5 x/hari BAB : 4-5 x/hari
Konsistensi : Cair, tidak berampas, Konsistensi : Cair, tidak berampas,
dan bercampur lendir dan bercampur lendir
Warna : Kuning kehijauan Warna : Kuning kehijauan
Bau :Tidak berbau Bau :Tidak berbau
Lanjutan..

b. Sistem Perkemihan Produksi urin : ± 780 ml/24 jam Produksi urin : ± 828 ml/24 jam
Frekuensi : 2-3 x/hari Frekuensi : 2-3 x/hari
Warna : Kuning pekat Warna : Kuning pekat
Bau : Seperti obat Bau : Seperti obat
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Klien 1 Klien 2 Nilai Normal


Lab: 09-07-2017 10-07-2017

Hemoglobin 18,4 18,8 L : 13,0-18,0 gr%


P : 11,0-16,0 gr/dl
Hematokrit/ PCV 54,6 55,2 L : 40-50 %
Leukosit P : 35-47 %
11.200 12.800 4.000-11.000 per cmm
Trombosit 150.000-450.000 per cmm
191.000 161.000 70-140 mg/dl
Glukosa Acak
104 55
PEMBAHASAN
• Riwayat Penyakit (Riwayat Penyakit Dahulu)
• Riwayat penyakit dahulu klien 1 belum pernah masuk rumah sakit dan sekarang baru
pertama kali mengalami gastroenteritis, sedangkan klien 2 sudah pernah masuk
F rumah sakit 7 tahun yang lalu dengan riwayat penyakit yang sama yaitu
gastroenteritis.

• Riwayat penyakit terdahulu mempengaruhi pada kasus gastroenteritis, karena jika


penderita kurang menjaga kesehatan dan kebersihan maka penyakit gastroenteritis
T bisa kambuh kembali (Ibnu, 2015: 99).

• Menurut penulis, klien 1 tidak memiliki riwayat penyakit dahulu dan baru pertama
kali mengalami gastroenteritis. Kemungkinan besar klien 1 mengalami
gastroenteritis disebabkan karena sering makan makanan yang pedas, dibuktikan
dengan istri klien mengatakan bahwa klien sering makan makanan yang pedas.
Pendapat diatas selaras dengan teori Alexander, (2015: 12) gastroenteritis dapat
O terjadi karena pola kebiasaan hidup seperti makan sembarangan, makan terlalu
pedas, tidak mencuci tangan sebelum makan, telat makan, dan makan-makanan tidak
matang atau tidak dicuci bersih.
Lanjutan..

• Pemeriksaan Fisik (Sistem Penglihatan)


• Pada pemeriksaan fisik sistem penglihatan klien 1 tidak mengalami gangguan

F penglihatan dan klien 2 mengalami gangguan penglihatan yaitu silinder.

• Pada klien yang mengalami gastroenteritis tidak terjadi gangguan penglihatan (Wijaya &
Putri, 2015: 48). Silinder adalah gangguan mata dimana bentuk kornea atau lensa mata
membentuk suatu lengkungan yang tidak sama, ada yang membentuk horizontal dan
T ada pula yang membentuk vertical, silinder disebabkan dari faktor genetik (Mubarak,
2014: 110).

• Pada pengkajian pemeriksaan fisik sistem penglihatan klien 2 ditemukan gangguan yaitu
silinder karena faktor genetik dari keluarga klien 2 yaitu ibunya.
O
Lanjutan..

• Diagnosa Keperawatan
• Pada klien 1 muncul 4 diagnosa : Defisit volume cairan dan elektrolit, defisit nutrisi,
hipertermi, nyeri akut
F • Pada klien 2 muncul 5 diagnosa : Defisit volume cairan dan elektrolit, defisit nutrisi,
hipertermi, nyeri akut, gangguan integritas kulit.

• Menurut Nuari, (2015: 204) diagnosa pada gastroenteritis didapatkan 5 diagnosa yaitu
defisit volume cairan dan elektrolit, defisit nutrisi, hipertermi, nyeri akut, gangguan
integritas kulit. Gangguan integritas kulit terjadi karena nutrisi tidak dapat diabsorbsi
T sehingga menyebabkan peningkatan tekanan osmotik sehingga menyebabkan respon
injuri pada anus dan menyebabkan gangguan integritas kulit (Haryono, 2012:46).

• Menurut penulis, klien 1 tidak ditemukan masalah gangguan integritas kulit karena klien
1 menjaga kulit daerah anus tetap bersih dan kering, tidak lembab, klien 1 BAB 4 x/ hari,
sedangkan klien 2 lebih dari 4 x/ hari. Hal ini sama seperti teori yang disampaikan
Suryani, (2014:53) gangguan integritas kulit dapat terjadi karena BAB terus menerus
O yang dapat menyebabkan lembab pada kulit daerah anus sehingga mudah terjadi iritasi,
namun jika penderita menjaga kebersihan kulit daerah sekitar anus tetap bersih dan
kering maka penderita tidak mudah mengalami kerusakan pada integritas kulitnya.
BAB 5
KESIMPULAN
Pengkajian Diagnosa Intervensi

• Hasil pengkajian :
• Klien 1 tahap data subjektif • Perumusan diagnosa pada klien • Perencanaan tindakan pada
diperoleh klien mengatakan BAB 1 didapatkan 4 diagnosa yaitu kasus klien gastroenteritis
cair sebanyak 4x/hari, sedangkan defisit volume cairan dan dilakukan tindakan
dari data objektif diperoleh data elektrolit, defisit nutrisi, keperawatan dengan
klien mengalami turgor kulit hipertermi, nyeri akut merencanakan tujuan masukan
kembali lebih dari 2 detik, lidah • Klien 2 didapatkan 5 diagnosa cairan setiap penggantian
terasa pahit, klien mengalami yaitu defisit volume cairan dan cairan, pantau terhadap
penurunan haluaran urin 780 cc, elektrolit, defisit nutrisi, penurunan berat jenis urin, dan
membran mukosa bibir kering, hipertermi, nyeri akut, observasi balance cairan.
hematokrit meningkat 54,6 (L: 40- gangguan integritas kulit.
54%)
• Klien 2 tahap data subjektif
diperoleh klien mengatakan BAB
cair lebih dari 3 x/hari, sedangkan
dari data objektif diperoleh data
klien mengalami turgor kulit
kembali lebih dari 2 detik, lidah
terasa pahit, klien mengalami
penurunan haluaran urin 828 cc,
membran mukosa bibir kering,
hematokrit meningkat 55,2 (L: 40-
54%)
Implementasi Evaluasi

• Implementasi yang diterapkan pada kasus • Evaluasi merupakan hasil respon dari
gastroenteritis yaitu dengan merencanakan tujuan implementasi yang menggunakan SOAPIER dan
masukan cairan setiap penggantian cairan, tujuan tercapai, klien di perbolehkan pulang
memantau terhadap penurunan berat jenis urin, karena keadaannya sudah baik dan tidak
dan mengobservasi balance cairan. dehidrasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai