Anda di halaman 1dari 35

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan

Open Fracture of Right Tibia and Fibula GA IIIB with


Skin Loss Post Debridement dan Open Reduction
External Fixation (OREF)

Gedung A Lantai 4 Zona B


Room’s 412 Jaya!!
Pendahuluan
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan tahun 2018, di Indonesia tercatat angka ke-
jadian fraktur sebanyak 5,5%. Penyebab terbanyak fraktur adalah ke-
Tibia dan fibula celakaan, baik kecelakaan kerja maupun kecelakaan lalu lintas. Data
yang ada di Indonesia kasus fraktur paling sering yaitu fraktur femur
Humerus sebesar 42%, diikuti fraktur humerus sebanyak 17%, fraktur tibia dan
fibula sebanyak 14% (Riskesdas, 2018)
Femur
Prinsip penanganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi, dan rehabili-
0 20 40 60 80 100 120 tasi. Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulang pada letak
Presentase Bagian Tubuh yang Mengalami Fraktur normalnya. Imobilisasi berarti mencegah pergerakan tulang dan sendi
yang telah direduksi. Metode yang dipilih akan bergantung pada jenis
fraktur.
Klasifikasi Fraktur Gustilo-Andersen
Cedera jaringan lunak ringan, luka <1cm, kominusi minimal, kon-
I taminasi minimal

Laserasi sepanjang 1-10 cm, kominusi moderat, kontaminasi


II sedang

Kerusakan luas pada jaringan lunak, saraf, dan tendon. Ukuran


III luka melebihi 6-8 cm, kontaminasi tinggi (Black & Hawks, 2014)

III A Cedera jaringan lunak berat namun masih terdapat jaringan lunak adekuat

III B Cedera jaringan lunak berat, perosteal terbuka, tulang dapat terlihat

Disertai dengan cedera vascular yang harus segera ditangani


III C (Kim&Leopold,2012)
Konsiderasi Tatalaksana OREF
Indikasi: Kontraindikasi:
• Cedera pada cincin panggung yang tidak • Pasien obesitas sehingga sulit menentukan
stabil letak pin yang aman
• Fraktur pada area sekitar sendi seperti fe- • Pasien yang tidak kooperatif sehingga ada
mur distal atau siku kemungkinan tidak melanjutkan treatment
• Fraktur dengan banyak jaringan lunak yang pada saat pelepasan fiksasi
membengkak • Pasien menolak
• Fraktur pada pasien dengan hemodinamik
tidak stabil dan tidak mampu menjalani
prosedur terbuka
• Fraktur pada tulang Panjang
• Fraktur dengan bone loss yang signifikan
• Deformitas dan pemanjangan ekstremitas
• Osteomielitis dengan bone loss
• Imobilisasi sendi setelah dilakukan flap
jaringan lunak
• Arthrodesis
• Nonunion
• Malunion
• Infeksi
• Traksi untuk membantu pengurangan frak-
tur intraoperatif
Hadeed, Werntz, & Varacallo, 2022
Tipe-tipe Fiksasi Eksternal

Unilateral Fixator

Circular Fixator
Komplikasi
Refraktur pada area seki-
Infeksi pin site tar pin

Gangguan pada jaringan


Osteomyelitis lunak

Gambar: infeksi pada pin site

Rangka atau pin/kawat rusak Injuri pada Neurovaskular


atau kendur

Malunion dan Non-union Sindroma kompartemen


Pathway
Mobilisasi Dini
Mobilisasi dini merupakan kebijakan untuk melakukan pergerakan segera
pada pasien post operasi, hal ini dilakukan sebagai salah satu factor mempen-
garuhi luka penyembuhan post operasi dan mengurangi risiko komplikasi

Manfaat mobilisasi dini pada pasien post OREF:

Pemulihan Keku-
Mengurangi Nyeri atan Otot dan Lama hari perawatan
Sendi
Kasus
Pasien Tn. KDF berusia 23 tahun stepdown dari HCU, pasien dengan diagnosa
Open fracture of right tibia post OREF et debridement closed degloving injury of
left cruris POD 6. Pasien riwayat kecelakaan lalu lintas tanggal 11 Februari 2023
malam. Pasien saat itu sedang mengendarai motor dan ditabrak truk dari
belakang dan terseret dijalan. Pasien sempat dibawa ke RS swasta namun
dirujuk ke RSCM untuk tatalaksana lebih lanjut.Pasien sudah dilakukan operasi
OREF dan debridement cruris dexta, dan insersi drain cruris sinistra (12/2/23)
Tanggal pengkajian: 18 Februari 2023

Pengkajian Pasien stepdown dari HCU


Pasien post:
- Debridement dan OREF of right cruris
- Debridement and wound refreshing (by plastic surgeon) POD 6

Identitas
Nama : Tn. KFD/23 tahun
Alamat : Tanjung Priok, Jakarta Utara
Status : Belum menikah
Pendidikan : SMA
Suku : Batak
Pekerjaan : Mahasiswa

Riwayat Kesehatan:
Keluhan awal :
Pasien kecelakaan naik motor tertabrak truk dari arah belakang, kemudian terjatuh dengan posisi kaki
kanan tertindih motor dan terseret aspal. Kontak adekuat, Luka terbuka di tungkai bawah kiri Tidak
ada riwayat nyeri kepala, muntah, kelemahan tubuh satu sisi, kejang, dan penurunan kesadaran.
Ingat mekanisme kejadian
Keluhan saat ini :
Pasien sudah stepdown ruangan, nyeri masih ada (VAS 2-3), pasien lebih nyaman bila kaki ditekuk.
Balutan sering rembes, namun tidak ada perdahan
Tanda-tanda vital

Pengkajian Kesadaran
Pulse
Nadi
: Alert
: 125/89 mmHg
: 89x/menit
Suhu : 37.5’C
SpO2 : 98% room air

Alergi : Tidak ada


Komorbid : Tidak ada
Penurunan berat badan : Tidak ada
Risiko jatuh : 40 (rendah)
Skrining luka Tekan : 17 (risiko rendah)
Katz index : 3 (partial care)
Laboratorium :
Test Nilai Rujukan Unit 2023-02-19 2023-02-16 2023-02-15
HEMOGLOBIN 13.0 - 17.0 G/DL 9.6 8.7 7.8
HEMATOKRIT 40.0 - 50.0 % 28.0 24.5 22.1
JUMLAH LEUKOSIT 4.00 - 10.00 10^3/µL 12.21 12.09 11.44
JUMLAH TROMBOSIT 150 - 410 10^3/µL 377 209 186
Test Nilai Rujukan Unit 2023-02-26 2023-02-14
PROKALSITONIN < 0.05 NG/ML 0.43 0.44
Test Nilai Rujukan Unit 2023-02-14
CRP-QUANTITATIVE <5.0 MG/L 157.7
Rontgen:

Pengkajian
Foto luka pada pasien Tn. KFD:

Pengkajian
Analisa Data No.
1 Ds :
-
Data Subjektif dan Objektif

pasien mengatakan nyeri di bagian kaki kanan-kiri, vas: 2-3


Etiologi
Agen pencedera
fisik (trauma)
Masalah Keperawatan
Nyeri akut
- pasien mengatakan nyeri dirasakan secara terus menerus
- pasien mengatakan nyeri terasa perih
- pasien mengatakan nyeri bertambah jika kaki digerakkan
Do :
- pasien tampak meringis kesakitan dan bertambah sakit jika di-
lakukan pergerakan pada bagian kaki kanan
- TD: 125/89; N: 89x/mnt; S: 37.5; SpO2: 98% room air;
Kesadaran: Alert

2 Ds : Gangguan Gangguan
Musculoskeletal Mobilitas fisik
- pasien mengatakan kaki kanan sulit digerakkan
- pasien mengatakan kaki kanan terasa lebih sakit jika digerakkan
Do :
- pasien tampak terpsang eksternal fiksasi
- Mobilisasi duduk
- Kekuatan otot menurun pada kaki kanan, dengan kekuatan otot :

3. DS : Penurunan Perfusi perifer tidak


- Pasien mengatakan nyeri di bagian kaki kanan konsentrasi HB efektif
DO :
- Pasien terpadang eksternal fiksasi di kaki kanan
- Hb = 8.7 (16/2/23)
Analisa Data
No. Data Subjektif dan Objektif Etiologi Masalah Keperawatan
1. Ds : - Faktor mekanis Gangguan integritas kulit
Do :
- Luka pada area fraktur

2 Risiko Infeksi
DS:- Faktor Risiko:
DO: - Efek prosedur invasif
- Terpasang eksternal fiksasi di kaki kanan - Peningkatan paparan patogen lingkun-
- Terdapat luka terbuka di kaki kanan gan

3 DS: - Faktor Risiko: Risiko perdarahan


DO: - Tindakan pembedahan
- Pasien dengan fraktur - Trauma
- Post tindakan debridement dan OREF
Masalah Keperawatan:
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik

2 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsen-


trasi Hb

3 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musku-


loskeletal

4 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan factor mekanis

5 Risiko infeksi ditandai dengan efek prosedur invasif, peningkatan pa-


paran pathogen lingkungan

6 Risiko perdarahan ditandai dengan Tindakan pembedahan, trauma


Intervensi Keperawatan No Diagnosa Keperawatan Tujuan Tindakan
1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
agen pencedera fisik (trauma) keperawatan 3x24 jam diharapkan Observasi :
tingkat nyeri menurun, dengan kriteria 1. Identifikasi skala, lokasi, karakteristik, durasi,
hasil: frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri
1. Frekuensi nadi membaik 2. Observasi tanda-tanda vital
2. Pola nafas membaik 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
3. Keluhan nyeri menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
4. Meringis menurun memperingan nyeri
5. Kesulitan tidur menurun Teraupetik :
Berikan teknik non farmakologi untuk
mengurangi nyeri
Edukasi :
5. Jelaskan penyebab, pemicu nyeri
6. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik
Intervensi Keperawatan No Diagnosa Keperawatan
2. Perfusi perifer tidak efektif Setelah
Tujuan
dilakukan tindakan Perawatan sirkulasi :
Tindakan

b.d. Penurunan konsentrasi keperawatan 3x24 jam diharapkan 1. Periksa sirkulasi perifer
Hb perfusi perifer meningkat, dengan 2. Identifikasi faktor risiko gangguan
kriteria hasil: 3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada
1. Kekuatan nadi perifer meningkat ekstremitas
2. Warna kulit pucat menurun Teraupetik :
3. Pengisian kapiler membaik 4. Lakukan pencegahan infeksi
4. Akral membaik 5. Lakukan perawatan kaki dan kuku
5. Turgor kulit membaik 6. Lakukan hidrasi
7. Hindari pemasangan infus, atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi
8. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
dengan keterbatasan perfusi
Edukasi :
9. Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi
10. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus
dilaporkan
11. Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta
Intervensi Keperawatan No
3.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan mobilitas fisik b.d. Setelah
Tujuan
dilakukan tindakan Dukungan ambulasi
Tindakan

Gangguan muskuloskeletal keperawatan 3x24 jam Observasi :


diharapkan mobilitas fisik 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
meningkat, dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
1. Pergerakan ekstremitas 3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
meningkat memulai ambulasi
2. Kekuatan otot meningkat 4. Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
3. Rentang gerak (ROM)
meningkat Terapeutik
5. Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
6. Fasilitasi melakukan ambulasi dengan menggunakan alat
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi

Edukasi
7. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
8. Anjurkan melakukan ambulasi dini
9. Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan
Intervensi Keperawatan No Diagnosa Keperawatan
4. Gangguan integritas kulit b.d. Setelah
Tujuan
dilakukan tindakan Perawatan Luka :
Tindakan

Faktor mekanis keperawatan selama 3 x 24 jam, Observasi


integritas kulit atau jaringan 1. Monitor karakteristik luka
meningkat, dengan kriteria hasil : 2. Monitor tanda-tanda infeksi
1. Kerusakan jaringan menurun Terapeutik
2. Kerusakan lapisan kulit 3. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
menurun 4. Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik,
sesuai kebutuhan
5. Pasang balutan sesuai jenis luka
6. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi
pasien
Edukasi :
7. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
8. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
9. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
10. Kolaborasi prosedur perawatan luka dengan divisi Bedah
Plastik
11. Kolaborasi pemberian antibiotik, sesuai instruksi farmakologis
Intervensi Keperawatan No
5.
Diagnosa Keperawatan
Risiko infeksi d.d. Efek prosedur Setelah
Tujuan
dilakukan tindakan Pencegahan infeksi:
Tindakan

invasif, peningkatan paparan keperawatan selama 3 x 24 jam, Observasi:


patogen lingkungan tingkat infeksi menurun dengan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
kriteria hasil : Terapeutik:
1. Demam menurun 2. Batasi jumlah pengunjung
2. Kemerahan menurun 3. Lakukan perawatan pada area pin tract secara berkala
3. Nyeri menurun 4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
4. Bengkak menurun dan lingkungan pasien
5. Kadar sel darah putih 5. Pertahankan teknik aseptik dalam melakukan tindakan
membaik ke pasien
Edukasi:
6. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
7. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
8. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
9. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan
10. Ajarkan untuk membersihkan rangka dan pin secara
berkala dengan alkohol
Kolaborasi:
11. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai hasil kultur
Intervensi Keperawatan No
6.
Diagnosa Keperawatan
Risiko perdarahan d.d. Tindakan Setelah
Tujuan
dilakukan tindakan Pencegahan Perdarahan:
Tindakan

pembedahan, trauma keperawatan selama 3 x 24 jam, Observasi:


tingkat perdarahan menurun 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
dengan kriteria hasil : 2. Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan
1. Membran mukosa lembab setelah kehilangan darah
meningkat 3. Monitor tanda-tanda vital ortostatik
2. Kelembaban kulit meningkat 4. Monitor koagulasi (mis: prothrombin time (PT), partial
3. Hemoptisis menurun thromboplastin time (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin
4. Hematemesis menurun dan/atau platelet)
5. Hematuria menurun Terapeutik:
6. Hemoglobin membaik 5. Pertahankan bed rest selama perdarahan
7. Hematokrit membaik 6. Batasi tindakan invasive, jika perlu
Edukasi:
7. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
8. Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K
9. Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
Kolaborasi:
10. Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa 1: Nyeri akut b.d. Agen Pencedera Fisik
Hari/tgl/jam Tindakan keperawatan Evaluasi
1. Mengobservasi TTV S:
Sabtu,
18 Februari 2. Mengkaji skala, lokasi, Pasien mengatakan nyeri di kaki kanan dan kiri dengan skala nyeri 2-3 seperti ditarik dan ditusuk
2023 karakteristik, durasi, frekuensi, Pasien mengatakan nyeri memberat jika kaki digerakkan

22.00 kualitas dan intensitas nyeri Pasien mengatakan nyeri berkurang jika melakukan teknik relaksasi dan mengurangi pergerakan pada
Pasien stepdown 3. Mengajarkan teknik relaksasi nafas kaki kanan
dari HCU dalam pada saat nyeri muncul
4. Mengedukasi pentingnya teknik O:
relaksasi untuk mengurangi nyeri Pasien post debridement dan OREF POD 6
5. Kolaborasi dengan dokter dengan TD: 125/89mmHg N: 89x/mnt; S: 37.5; SpO2: 98% room air
pemberianan analgetik ketorolac 30 Pasien tampak meringis
mg Pasien belum mampu melakukan teknik napas dalam

A:
Nyeri belum teratasi

P:
Intevensi dilanjutkan sesuai care plan
Hari/tgl/jam Tindakan keperawatan Evaluasi
1. Mengobservasi TTV S:
Minggu,
19 Februari 2. Mengkaji skala, lokasi, Pasien mengatakan nyeri dibagian kaki kanan pada bagian luka operasi dengan skala nyeri 2, dan di
2023 karakteristik, durasi, frekuensi, kaki kiri skala nyeri 1

12.00 kualitas dan intensitas nyeri Pasien mengatakan kaki kanan sulit digerakkan
3. Mengajarkan teknik relaksasi nafas
dalam pada saat nyeri muncul O:
4. Mengedukasi pentingnya teknik Post op OREF dan debridement POD 7
relaksasi untuk mengurangi nyeri Terdapat luka post operasi di kaki kanan
5. Kolaborasi dengan dokter dengan Tekanan darah: 127/76 mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 17x/menit, Suhu: 36.3⁰C, Saturasi: 98 % room
pemberianan analgetik ketorolac 30 air
mg Pasien tampak meringis kesakitan ketika kaki digerakkan
Pasien mampu melakukan teknik nafas dalam

A:
Nyeri belum teratasi

P:
Intevensi dilanjutkan sesuai care plan
Hari/tgl/jam Tindakan keperawatan Evaluasi
1. Mengobservasi TTV S:
Senin,
20 Februari 2. Mengkaji skala, lokasi, Pasien mengatakan nyeri dibagian kaki kanan pada bagian luka operasi dengan skala nyeri 2, namun
2023 karakteristik, durasi, frekuensi, durasi nyeri lebih singkat -+ 3 menit. Kaki kiri masih ada nyeri vas 1.

12.00 kualitas dan intensitas nyeri Pasien mengatakan kaki kanan masih sulit digerakkan
3. Mengajarkan teknik relaksasi nafas
dalam pada saat nyeri muncul O:
4. Mengedukasi pentingnya teknik Post op POD 8
relaksasi untuk mengurangi nyeri Terdapat luka post operasi di kaki kanan
5. Kolaborasi dengan dokter dengan Tekanan darah: 132/76 mmHg, Nadi:96 x/menit, RR: 17x/menit, Suhu: 36.3⁰C, Saturasi: 98 % room
pemberianan analgetik paracetamol air
oral 500 mg, ketorolac saat ini Pasien tampak meringis kesakitan ketika kaki digerakkan
restriksi APS Pasien mampu melakukan teknik nafas dalam

A:
Nyeri belum teratasi

P:
Intevensi dilanjutkan sesuai care plan
Diagnosa 2: Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d. Penurunan Konsentrasi Hb
Hari/tgl/jam Tindakan keperawatan Evaluasi
Sabtu,
1. Mengkaji sirkukasi perifer S:
18 Februari 2023
2. Menganjurkan pasien Pasien mengatakan kaki kanan dan kiri nyeri saat dilakukan pergerakan
22.00 melakukan pergerakan Pasien mengatakan kaki masih agak berat jika dilakukan mobilisasi
sesuai kemampuan
3. Memonitor panas, O:
kemerahan, nyeri, atau Pasien post operasi debridement dan OREF POD 6
bengkak pada ekstremitas Terdapat luka post operasi di kaki kanan, eksternal fiksasi, terbalut kassa, tidak ada rembesan
4. Mengedukasi terkait tanda Hb tgl 17/2/23: 8.6
dan gejala darurat yang Telah dilakukan transfusi 1 bag hari ini dari HCU
harus dilaporkan
A:
Perfusi perifer tidak efektif belum teratasi

P:
Intervensi dilanjutkan sesuai care plan
Rencana lanjutkan transfusi
Evaluasi DPL post transfusi
Hari/tgl/jam Tindakan keperawatan Evaluasi
Minggu, 19 Februari 1. Mengkaji sirkukasi perifer S:
2023
2. Melakukan transfusi darah Pasien mengatakan kaki tidak ada keluhan kesemutan, kram, atau rasa panas di kaki kanan
20.00 PRC Pasien mengatakan luka ada rembesan

O:
Post op OREF dan debridement POD 7
Terdapat luka pot operasi di kaki kanan, terpasang eksternal fiksasi, terbalut kassa, rembesan ada
Hb post transfusi PRC 2 bag = 9.6
Pasien tidak ada reaksi transfusi
A:
Perfusi perifer tidak efektif belum teratasi

P:
Intervensi dilanjutkan sesuai care plan
Hari/tgl/jam Tindakan keperawatan Evaluasi
Senin, 20 Februari 1. Mengkaji sirkukasi perifer S:
2023
2. Menganjurkan pasien Pasien mengatakan kaki tidak ada keluhan kesemutan, kram, atau rasa panas di kaki kanan
08.00 melakukan pergerakan Pasien mengatakan luka tidak ada rembesan
sesuai kemampuan
3. Memonitor panas, O:
kemerahan, nyeri, atau Post op OREF dan debridement POD 8
bengkak pada ekstremitas Terdapat luka pot operasi di kaki kanan, terpasang eksternal fiksasi, terbalut kassa, rembesan tidak ada
Hb tgl 19/2/23 = 9.6, belum ada instruksi lebih lanjut

A:
Perfusi perifer tidak efektif belum teratasi

P:
Intervensi dilanjutkan sesuai care plan
Diagnosa 3: Gangguan Mobilitas Fisik b.d. Gangguan Muskuloskeletal
Hari/tgl/jam Tindakan keperawatan Evaluasi
1. Mengkaji kemampuan mobilisasi S:
Sabtu, 18 Februari
2023 pasien Pasien mengatakan nyeri di kaki kanan saat tadi pindah bed
2. Memindahkan pasien dari bed HCU Pasien mengatakan mampu melakukan aktivitas secara terbatas seperti makan, minum dan buang
22.00 ke bed ruangan kecil menggunakan urinal
3. Mengedukasi mengenai pentingnya
pergerakan pada bagian yang sehat O:
4. Memonitor kemampuan pasien saat TD: 125/89mmHg; N: 89x/mnt; S: 37.5; RR: 17x/mnt SpO2: 98% room air
melakukan pergerakan Pasien tampak meringis dan berteriak kesakitan ketika kaki digerakkan
5. Mengobservasi tanda-tanda vital Pasien terpasang eksternal fiksasi di kaki kanan

A:
Gangguan mobilitas fisik belum teratasi

P:
Intervensi dilanjutkan sesuai care plan
Rencana konsul rehab medik di hari dan jam kerja
Hari/tgl/jam Tindakan keperawatan Evaluasi
1. Mengkaji kemampuan mobilisasi S:
Minggu, 19
Februari 2023 pasien Pasien mengatakan nyeri di kaki kanan, vas 2 dan di kaki kiri, vas 1.
2. Mengedukasi mengenai pentingnya
10.00 pergerakan pada bagian yang sehat O:
3. Memonitor toleransi pasien saat TD: 127/76 mmHg N: 80x/mnt Suhu:36.2 RR: 17x/menit SpO2: 98% room air
melakukan pergerakan Pasien tampak meringis dan berteriak kesakitan ketika kaki kanan digerakkan
4. Melakukan ROM aktif pada Pasien terpasang eksternal fiksasi di kaki kanan
ekstremitas yang sehat (kedua Pasien mampu menggerakkan kedua tan dan kaki kirinya
tangan dan kaki kiri)
5. Memotivasi pasien untuk mobilisasi A:
sesuai toleransi (duduk) Gangguan mobilitas fisik belum teratasi

P:
Intervensi dilanjutkan sesuai care plan
Rencana konsul rehab medik di hari dan jam kerja
Hari/tgl/jam Tindakan keperawatan Evaluasi
1. Mengkaji kemampuan mobilisasi S:
Senin, 20 Februari
2023 pasien Pasien mengatakan nyeri di kaki kanan, vas 2 dan meningkat menjadi skala 3 saat dilakukan latihan;
2. Memonitor toleransi pasien saat nyeri di kaki kiri, vas 1.
17.00 melakukan pergerakan
3. Melakukan ROM aktif pada O:
ekstremitas yang sehat (kedua TD: 132/86mmHg N:96x/mnt S:36.3 RR: 17x/menit; SpO2: 98% room air
tangan dan kaki kiri) Pasien tampak meringis dan berteriak kesakitan ketika kaki kanan digerakkan
4. Melakukan ROM pasif pada kaki Pasien terpasang eksternal fiksasi di kaki kanan
kanan Pasien mampu menggerakkan kedua tan dan kaki kirinya
5. Kolaborasi dengan divisi rehab Pasien mampu berpindah posisi/bergeser dengan mandiri di atas bed
medik
A:
Gangguan mobilitas fisik belum teratasi

P:
Intervensi dilanjutkan sesuai care plan
Daftar Pustaka
Chrisna, Dwi, dkk. 2020. Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Skala Nyeri Pada Pasien Post Operasi Fraktur
Femur di Ruang Kenanga RSUD Sunan Kalijaga Demak. TSCD3Kep_Jurnal. 5(1).
Hadeed, Werntz, & Varacallo. 2022. External Fixation Principles and Overview.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/b ooks/NBK547694/#_article-21476_s13_
Hariyanto, Awan. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah I dengan Diagnosis NANDA Internasional.
Yogyakarta: AR-RUZZ Media.
Kementerian Kesehatan. 2019. Laporan Nasional RISKESDAS 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB).
Kementerian Kesehatan. 2022. Mengenal Fraktur. Diakses pada 4 Mei 2023 https://yankes.kemkes.go.id/view_
artikel/98/mengenal-fraktur
Nafisa. 2021. Penatalaksanaan Pada Pasien Post Op Fraktur Femur. Sulawesi Selatan: Pustaka Taman Ilmu
Novita, dkk. 2022. Keperawatan Perioperatif dan Medikal Bedah. Bandung: Media Sains Indonesia
Rino, dkk. 2021. Pengaruh Range Of Motion Aktif Terhadap Pemulihan Kekuatan Otot dan Sendi Pasien
Post Op Fraktur Ekstremitas di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Kumpeh. Jurnal Akademka
Baitur rahim Jambi (JABJ). 10(2).
Thank you

Anda mungkin juga menyukai