IBU HAMIL
ARFANDI KALEGO
ARVENTO DWI KEVIN RIWU
ASRIAL LEDJU
YUNIHASTI PUTRI RIDO
KONSEP KEPERAWATAN IBU HAMIL
• Konsep Dasar Kehamilan
Konsepsi atau biasa disebut fertilisasi terjadi ketika inti sel sperma dari laki–laki
memasuki inti sel ovum dari perempuan. Ovum yang sudah dibuahi (dinamakan zigot)
memerlukan waktu 6–8 hari untuk berjalan ke dalam uterus. Perjalanannya di
sepanjang tuba falopi dibantu oleh kerja peristaltik tuba, gerakan mendorong zigot
yang dilakukan oleh silia pada dinding tuba dan cairan yang dihasilkan oleh
epitelium bersilia. Sekitar 10 hari setelah terjadi fertilisasi, zigot berkembang menjadi
blastokist dan akan menanamkan dirinya dalam endometrium. Implantasi/ penanaman/
nidasi biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri (bagian atas badan uterus).
• Kehamilan Trimester I, II, III
Ibu hamil harus mengetahui kapan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Hal
ini dimaksudkan agar petugas kesehatan dapat mengetahui kapan taksiran
persalinan (TP) ibu hamil tersebut. Tujuannya adalah petugas kesehatan
dapat mengetahui apakah ibu hamil tersebut memiliki usia kehamilan yang
sesuai dengan persalinannya atau tidak. Usia kehamilan yang matur/ normal
atau fisiologis adalah antara 37–41 minggu. Jika usia kehamilan antara 32–
36 minggu, maka kehamilannya adalah kehamilan premature. Jika usia
kehamilan lebih dari 42 minggu, maka kehamilannya adalah kehamilan
postmatur/ serotinus.
Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Hamil
1. Sistem reproduksi payudara
• Kehamilan akan menyebabkan peningkatan jumlah estrogen dan progesteron,
mulanya diproduksi oleh korpus luteum dan kemudian plasenta, meningkatnya
aliran darah ke payudara, prolaktin meningkat, yang diproduksi oleh pituitary
anterior.
• Tanda klinis dan gejala yang dapat muncul pada payudara antara lain
ketegangan, perasaan penuh, dan peningkatan berat payudara sampai 400 gram.
Selain itu ibu juga dapat merasakan pembesaran payudara, puting susu, areola,
dan folikel Montgomery (kelenjar kecil yang mengelilingi puting susu).
2. Sistem reproduksi uterus
• Uterus dibagi menjadi 3 bagian yaitu fundus (bagian atas), isthmus
(bagian bawah), serviks (bagian paling bawah), sering disebut sebagai
leher rahim. Peningkatan jumlah estrogen dan progesteron, sehingga
menyebabkan pembesaran uterus untuk mengakomodasi perkembangan
janin dan plasenta. Keadaan pH vagina berubah menjadi asam, dan terjadi
hipertropi (pembesaran) pada dinding uterus (Chapman & Durham,
2010).
3. Vagina dan vulva
• Pada vagina dan vulva terjadi peningkatan vaskularisasi menghasilkan
warna ungu kebiru–biruan pada mukosa vagina dan cervix (chadwick
sign). Leukorrhea adalah lendir putih kental, cairan yang kental dan
banyak ini terjadi karena respon rangsangan serviks oleh progesteron &
estrogen. Kondisi pH sekresi vagina berkisar 3,5–6 selama kehamilan. pH
vagina yang asam dapat menghambat pertumbuhan bakteri namun candida
albicans dapat tumbuh pada pH asam ini. Hal ini yang menyebabkan ibu
hamil berisiko terjadi kandidiasis.
4. Sistem respirasi
• Peningkatan konsumsi oksigen 15–20 %, gejala dan tanda klinis yang timbul
berupa peningkatan tidal volume 30–40 %, dan dispnea.
5. Sistem perkemihan
• Peningkatan level progesteron menyebabkan relaksasi otot polos. Gejala dan
tanda klinis yang timbul berupa dilatasi renal pelvis dan ureter sehingga
meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK), penurunan tonus bladder
disertai peningkatan kapasitas bladder sehingga frekuensi berkemih meningkat
dan terjadi inkontinensia. Edema sering terjadi karena penurunan aliran renal
(aliran darah ke ginjal) pada trimester ketiga.
6. Sistem gastrointestinal/ pencernaan
• Peningkatan Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dan perubahan metabolisme
karbohidrat dapat menyebabkan mual muntah pada trimester I. Peningkatan
progesteron menyebabkan penurunan tonus otot dan memperlambat proses
digestif sehingga menyebabkan konstipasi dan pengosongan lambung menjadi
lambat. Perubahan mengecap dan membaui sehingga menyebabkan mual.
7. Sistem musculoskeletal
• Peningkatan estrogen menyebabkan peningkatan elastisitas dan relaksasi ligament
sehingga menimbulkan gejala nyeri sendi. Sedangkan peregangan otot abdomen
karena pembesaran uterus menyebabkan diastasis recti.
8. Sistem integument
• Peningkatan estrogen dan progesterone merangsang peningkatan
penyimpanan melanin sehingga menyebabkan linea nigra, cloasma
gravidarum, warna areola, putting susu,vulva menjadi lebih gelap. Striae
gravidarum/ stretch marks terjadi akibat kulit perut, payudara, pantat
teregang sehingga serabut kolagen mengalami rupture.
9. Sistem endokrin
• Peningkatan prolaktin dan oksitosin memfasilitasi laktasi, menstimulasi
kontraksi uterus.
Adaptasi Psikologis pada Ibu Hamil
• Ibu akan merasakan berbagai perubahan yang terkait dengan dirinya
termasuk perubahan psikologis. Kehamilan akan memberi waktu pada
seorang perempuan untuk mempersiapkan persalinan, melengkapi tugas
kehamilan kemudian akan berperan menjadi seorang ibu. Perubahan
psikososial yang sering terjadi pada kehamilan antara lain pada trimester
I, menerima kehamilan; trimester II menerima bayi, dan trimester III
menyiapkan kelahiran bayi sebagai akhir dari kehamilan (Pilliteri, 2003).
LANJUT
• Ibu hamil akan menunjukkan respon yang ambivalen, yaitu respon terhadap
kehamilannya dirasakan ada 2 yakni senang dan sedih (Pilliteri, 2003). Perasaan ibu
hamil yang senang dan sedih sering dapat merusak hubungan suami istri karena ibu
biasanya mengalami emosi yang labil. Hal ini disebabkan karena masa menjadi orang
tua dianggap sebagai suatu transisi peran dan didasarkan pada tahapan tugas
perkembangan.
• Ibu hamil diperbolehkan melakukan hubungan seksual dengan pasangannya (Pilliteri,
2003). Namun prinsip terpenting adalah tidak menekan perut ibu hamil/ janin dalam
kandungan.
APLIKASI PROSES KEPERAWATAN
PADA IBU HAMIL DAN ANC
1. Pengkajian
Perawatan kehamilan (antenatal care/ ANC) adalah perawatan selama kehamilan. Ibu yang datang ke
Puskesmas atau ke pelayanan kesehatan, maka Anda harus melakukan pengkajian pada ibu hamil
tersebut. Beberapa tujuan dari perawatan ibu hamil antara lain (Reeder, Martin, Griffin, 2011) adalah:
• Pemeliharaan kesehatan janin.
• Penentuan akurat usia kehamilan.
• Penilaian berkelanjutan status risiko dan penerapan manajemen risiko intervensi yang tepat.
• Rujukan ke sumber daya yang tepat.
Pengkajian pada kehamilan terdiri atas 1) pengkajian riwayat kehamilan secara menyeluruh, 2)
pemeriksaan fisik, dan 3) pemeriksaan laboratorium
2. Perencanaan
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, maka kemungkinan diagnose keperawatan yang akan Anda
temukan pada klien ibu hamil antara lain (Chapman & Durham, 2010) adalah:
• Masalah No 1: Perubahan Pola Eliminasi
Tujuan : Kembalinya pola eliminasi bowel (BAB).
Hasil : Pasien akan melanjutkan pola eliminasi bowel (BAB) normalnya.
• Masalah No 2: Perubahan asupan cairan berhubungan dengan mual dan muntah. Tujuan : asupan
cairan normal.
Hasil : asupan cairan normal dan penurunan mual dan muntah
• Masalah no 3: Penurunan motilitas lambung.
Tujuan : Peningkatan motilitas.
Hasil : Pasien memiliki gerakan usus normal.
Implementasi masalah no 2:
• Mendorong pengungkapan perasaan.
• Mendengarkan secara aktif.
• Memberikan dukungan emosional.
• Mendorong pasien untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Implementasi masalah no 3:
• Menenangkan dan yakinkan interaksi pasien dengan keluarga.
• Menjelaskan ulang semua informasi berhubungan dengan komplikasi.
• Memberikan otonomi dan pilihan.
• Mendorong pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka mengenai diagnosis dengan
mengajukan pertanyaan terbuka.
• Menganjurkan untuk banyak berdoa sesuai keyakinannya.
•
Implementasi masalah no 4:
• Membiarkan ibu untuk mengungkapkan perasaannya terkait dengan hilangnya kehamilan yang normal.
• Membiarkan ibu untuk mengungkapkan perasaannya terkait dengan tidak memiliki persalinan normal.
• Membiarkan ibu untuk mengungkapkan perasaannya terkait dengan ketidakpastian luaran (outcome) janin.
• Menyediakan pilihan yang berhubungan dengan manajemen bila memungkinkan.
• 4. Evaluasi
• Dapat melihat hasil yang sesuai dengan masalah keperawatan, pada poin
perencanaan
THANK YOU