Dakwah
Nabi Muhammad dalam
Pembangunan Masyarakat Madani
Ahmad Labib Majdi, S.Hum., M.A
Periodisasi Dakwah
• Periode pertama sekitar 2-3 tahun hingga aktivitas dakwah di Darul Arqam. Sekitar 610-612/611-613. Dakwah
secara individual/sembunyi-sembunyi.
• Periode kedua sekitar 3 tahun hingga Hamzah dan Umar ibn Khattab masuk Islam (Husain Mu’nis). Di rumah al-
Arqam 612-615/613-616. Semi-rahasia. Menyeru pada Bani Abdul Muthalib dan Bani Hasyim.
• Periode ketiga selama 5 tahun hingga hijrah ke Thaif. 615-620/616-621. Dakwah secara terang-terangan/terbuka.
Terjadi pergolakan dan konfrontasi hebat
• Periode keempat dakwah ke luar orang-orang Quraisy (Thaif) hingga hijrah ke Madinah. Interfaith dialogue/dialog
antarkeyakinan. 620-622/621-623.
Pesan Keagamaan Periode Mekkah
• Monoteisme, Hari Pembalasan dan Amal baik
• Sama dengan seruan nabi-nabi Ibrani, monoteisme; hari pembalasan
• Karakteristik wahyu periode Mekkah: singkat, tegas, ekspresif dan mengesankan; mengutuk perbedaan kelas sosial
dan kehidupan politik
• Pesan keagamaan wahyu memiliki kesamaan dengan Yudaisme dan Kristianisme
• Dasar-dasar kehidupan bermasyarakat yang diletakkan pertama kali oleh Muhammad Saw. di Madinah:
Pembangunan sarana dan prasarana, terutama masjid sebagai tempat ibadah, dan tempat bermusyawarah, jalan-jalan,
pemakaman, dll.)
Perubahan semangat ashabiyah menuju semangat persaudaraan Islamiyah antara muhajirin dan anshar (persatuan umat)
Relasi dengan pihak-pihak luar, seperti Badui, dan Yahudi (Mitsaq Madinah/Piagam Madinah/Constitution of Madina)
Perjanjian-perjanjian damai dengan berbagai kabilah dan suku di Madinah
Pembagian tanah untuk bercocok tanam/berternak dan bangun rumah
• Piagam Madinah mengatur kehidupan sosial masyarakat dalam urusan internal ataupun eksternal & menjadikan
seluruh kelompok sebagai umat wahidah
• Prinsip-prinsip dalam Piagam Madinah:
Ajakan Islam, keamanan pengamalan Islam, jaminan kebebasan beragama, penegakan akhlak mulia dan persaudaraan
Keadilan, kebebasan, kemerdekaan, kesetiaan, ketentraman, keamanan jiwa dan harta
Kemanusiaan, persamaan, keadilan sosial-ekonomi, kebajikan dan solidaritas
Karakter dan Watak
• Kesederhanaan hidup
• Inspirator pembentukan kesatuan bangsa dan agama
• Brilian dalam strategi militer dan politik, visioner, creator, innovator, reformer
• Teladan kesalehan dan kebajikan, santun, berargumen dengan baik dan tepat
• Lemah lembut, murah hati, mampu mengendalikan diri, pemaaf dan sabra
• Dermawan, tegar, adil, jujur, amanah, percaya diri, tanpa pamrih
• Tawadhu, tidak angkuh-congkak-sombong
• Penyambung tali silaturrahim, penyayang, lurus akhlak
• Gembira, teguh memegang prinsip, pejuang, berorientasi pada kebenaran
• Menjaga ucapan, berpikir rasional, sosok yang etis dan estetis
• Seorang pendidik dan pengajar dengan keteladanan
Sosok Muhammad sebagai Konsep Manusia Paripurna
Perspektif Muhammad Iqbal
• Islam melihat manusia bukan sebagai objek kutukan atau rahmat Tuhan, melainkan sebagai subjek yang bertangung
jawab terhadap tindakannya di muka bumi.
• Ego, secara harfiah berarti “diri” (self). “Khudi”, dalam literatur Persia dan Urdu mengandung arti keangkuhan
(vanity) dan kemegahan.
• Iqbal: kemandirian, personalitas, dan individualitas. Namun, individualitas ini bukan berarti hidup secara individua,
tapi berarti sanggup untuk mengatakan “aku ada”. Derajat intuisi “ke-aku-ada-an” (I-amness) inilah yang
menempatkan setiap objek sebagai being.
• Sifat dasar ego/khudi: kebebasan dan kreativitas.
• “Tujuan akhir dari ego itu bukanlah untuk melihat/memahami sesuatu, melainkan untuk menjadi sesuatu, menjadi
yang terus menerus”.
• Insan kamil (perfect man) atau intelektual profetik adalah taraf atau derajat tertinggi yang dapat dicapai oleh khudi
dalam perkembangannya.
• Insan kamil menurut Iqbal adalah mukmin sejati yang dalam dirinya terdapat kekuatan, wawasan, perbuatan dan
kebijaksanaan.
• Figur insan kamil menurut Iqbal adalah sosok Muhammad Saw. yang seluruh hidup dan kehidupannya dipergunakan untuk
menjalankan dan menegakkan kalimatullah, menegakkan kemanusiaan dengan penuh semangat dan kreativitas.
• Tahapan menjadi Insan Kamil: 1) obedience of Law, 2) self-control, dan 3) divine vicegrency.
• Aktivitas penguat ego/khudi: cinta, tanpa pamrih, berani, toleransi, kasb al-halal, aktivitas kreatif-orisinil
• Manusia yang ideal adalah manusia yang theomorfis, yaitu mereka yang telah memenangkan pertarungan dalam
dirinya untuk lebih memilih kecenderungan sifat-sifat Ketuhanan dan dapat mengendalikan sifat-sifat yang rendah
lainnya.
• Tiga aspek manusia ideal: kebenaran, kebajikan dan keindahan dalam arti memiliki pengetahuan, etika dan seni
yang dicapai melalui kesadaran, kemerdekaan dan kreativitas.
• Manusia ideal sosok dengan akal brilian dan kelembutan hati, sosok filosofis yang tidak terlena dengan pemikiran
abstrak dan tetap melakukan aktivisme sosial-politik tanpa terjebak kerakusan, kekuasaan, gila hormat, dst.
• Sosok demikian diistilahkan oleh Syariati dengan rausyan fikr (pemikir tercerahkan/enlightened thikers).
• Rausyan fikr adalah sosok yang menemukan kebenaran dan memberikan penilaian sebagaimana seharusnya.
• Dengan menengok sejarah perjuangan Muhammad Saw, Engineer menilai bahwa semangat keadilan dan
keberpihakan terhadap kaum mustadafin merupakan revolusi besar dakwahnya.
• Khairu Ummah=Masyarakat Madani: agama sebagai sumber, peradaban sebagai proses, dan masyarakat kota
sebagai hasil.
• Kesalehan individu dan kesalehan sosial
• Khairu ummah: bentuk ideal masyarakat Islam dengan identitas integritas keimanan, orientasi dan komitmen
berkontribusi positif, loyalitas pada kebenaran.
• Predikat khairu ummah harus menjadi cita-cita setiap individu dan harus menjelma dalam kenyataan sebagai bentuk
menyemarakkan kebersamaan yang penuh dengan inklusivisme dan tawasut (sikap tengah).
• Keadilan, persamaan, persatuan dan kesatuan, serta toleransi
• Ciri-ciri khairu ummah:
Amr bi al-ma`ruf nahy ‘an al-munkar
I’tisham bi dinillah
Menjauhi ikhtilaf penyebab iftiraq
Mengikis ta’ashub
Kuat iman, akal., hati dan Nurani
• Rumusan rinci konkret individual dari khairu ummah=insan kamil: Muhammad Saw.
• Insan kamil: kualitas kemanusiaan tertinggi yang harus diusahakan secara maksimal ketercapaiannya.
• Indikator insan kamil:
Kuat akidah,
Akhlak mulia
Wawasan luas
Visi tajam
Sikap bijaksana
Penuh kelembutan
Peta Konsep
Keagamaan Teologis
Pendidikan/Akhlak
Khairu ummah dalam aspek keagamaan
Konsekuen dan konsisten meyakini dan mengikuti Allah dan Rasul-Nya
Bersumber pada al-Quran, dan al-Sunnah, ijmak, qiyas
Bersikap terbuka, toleran dan inklusif, tetapi tetap memegang teguh prinsip (akidah)
Saling menghormati, menikmati kesamaan hak, memelihara kebudayaan dan tradisi masing-masing