SEJARAH
INDONESIA
KONFERENSI ASIA
AFRIKA
KELOMPOK
•
1
AISYAH AMINI
• ANAYA MECHIKA ABDHIAN
• BAGAS INDRA SYAHPUTRA
• DEALOVA JEVANDA RAHMADHANI
• FAJAR ADYATAMA PUTRA
• GUNAWAN SIMANJUNTAK
1.LATAR
BELAKANG KAA
Berakhirnya Perang Dunia II pada Agustus 1945 seharusnya membawa perdamaian
dunia, namun kenyataannya, di Asia Afrika, masih terdapat konflik dan masalah baru.
Wilayah ini menjadi panggung bagi permusuhan terbuka, terutama di Korea, Indo Cina,
Palestina, dan Afrika Selatan. Situasi ini dipicu oleh munculnya dua blok kekuatan yang
bertentangan, yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur
yang dipimpin oleh Uni Sovyet.
Masalah-masalah lain yang melibatkan penjajahan dan ketegangan politik global juga
turut meramaikan panggung internasional. Meskipun banyak negara di Asia Afrika telah
merdeka, beberapa masih menghadapi sisa-sisa penjajahan, seperti Indonesia dengan
Irian Barat, India dan Pakistan dengan Kashmir, serta konflik di Timur Tengah terkait
Palestina.
Selain itu, kekhawatiran meningkat terkait pembuatan senjata nuklir yang dapat
mengancam keamanan global. Di dalam negeri, beberapa negara Asia Afrika juga
mengalami konflik antar kelompok masyarakat yang dipicu oleh masa penjajahan dan
gejolak politik akibat perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur.
Meskipun Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) telah ada sebagai badan internasional yang
ditujukan untuk menangani masalah-masalah dunia, kenyataannya, PBB belum sepenuhnya
berhasil menyelesaikan persoalan-persoalan kompleks di Asia Afrika. Situasi ini membuat
bangsa-bangsa di kawasan tersebut merasa perlunya langkah konkret dan kolaboratif untuk
mengatasi tantangan yang dihadapi.
Hal inilah yang menjadi latar belakang munculnya gagasan untuk mengadakan Konferensi
Asia Afrika. Kesadaran akan persamaan nasib, sejarah, dan tantangan yang dihadapi oleh
bangsa-bangsa di Asia Afrika menjadi pemicu untuk bersatu dan mencari solusi bersama
Sebelum terwujudnya Konferensi Asia Afrika, terlebih dahulu diadakan Konferensi
Colombo pada bulan April-Mei 1954 dan Konferensi Bogor pada bulan Desember 1954.
Konferensi Colombo dihadiri oleh wakil lima negara, yaitu Indonesia, India, Pakistan,
Birma, dan Sri Lanka. Konferensi Bogor merupakan kelanjutan dari Konferensi Colombo.
2.NEGARA NEGARA
PESERTA
(ANGGOTA) KAA
1.Afghanistan 11. Jepang
2. Indonesia 12. Sudan
3. Pakistan 13. Republik Rakyat Tiongkok
21. Ethiopia
4. Birma (Myanmar) 14. Yordania
22. Liberia
5. Filipina 15. Suriah
23. Vietnam (Utara)
6. Kamboja 16. Laos
24. Vietnam (Selatan)
7. Irak 17. Thailand
25. Pantai Emas
8. Iran 18. Mesir
26. Libya
9. Arab Saudi 19. Libanon
27. India
10. Ceylon 20. Turki
28. Nepal
29. Yaman
B
B
3.TOKOH
TOKOH KAA
1.Sir John Kotelawala
dari Sri Lanka
2.Muhammad Ali Jinnah
dari Pakistan 3.U Nu dari Myanmar
Hal yang dibahas mulai dari masalah perdamaian, peran negara dunia ketiga atau
negara berkembang dalam Perang Dingin, perkembangan ekonomi, dan
dekolonisasi.
Hasil KAA adalah terbentuknya Dasasila Bandung yang pada dasarnya berisi
tentang upaya menjaga perdamaian.
7.PENGARUH
KAA BAGI
INDONESIA
Berhasilnya KAA di Bandung mendongkrak nama Indonesia yang baru berusia 10 tahun
ke kancah dunia. Tidak hanya itu, KAA membawa banyak sekali dampak positif bagi
Indonesia, negara-negara Asia-Afrika, dan juga dunia.
Negara-negara Asia-Afrika turut mendukung Indonesia dalam rangka pembebasan Irian
Barat. Konferensi juga memperkuat hubungan kerja sama negara-negara dari kedua
benua tersebut. Selain itu, dunia pun ikut terdampak seperti berkurangnya ketegangan
dunia, negara kolonialis-imperialis mulai melepaskan daerah jajahannya, dan
penghapusan politik diskriminasi rasial.
Pada intinya, KAA telah menunjukkan bahwa Indonesia bukanlah negara biasa.
Indonesia telah turut berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Ketegangan
dunia pun mulai berkurang akibat lahirnya paham dunia ketiga (non-aligned), dan itu
berkat peran dari Indonesia.
8.HASIL HASIL
K AA
Konferensi Asia Afrika menghasilkan sepuluh prinsip penting yang disebut Dasasila
Bandung. Dasasila ini memasukkan prinsip-prinsip dalam piagam PBB dan prinsip-
prinsip Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India saat itu.
1. Menghormati hak-hak asasi manusia dan menghormati tujuan-tujuan dan prinsip-
prinsip dalam Piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara.
3. Mengakui persamaan derajat semua ras serta persamaan derajat semua negara besar
dan kecil.
4. Tidak campur tangan di dalam urusan dalam negeri lain.
5. Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan dirinya sendiri atau secara
kolektif, sesuai dengan Piagam PBB.
6.Tidak menggunakan pengaturan-pengaturan pertahanan kolektif untuk
kepentingan khusus negara besar mana pun.
7.. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain mana pun.
8.. Tidak mengancam dan melakukan tindak kekerasan terhadap kekerasan
terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun.
9.Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai,
seperti melalui perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau penyelesaian hukum,
ataupun dengan cara-cara damai lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak
yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB.
10. Meningkatkan kepentingan dan kerja sama bersama.
11. Menjunjung tinggi keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional
THANK YOU