Anda di halaman 1dari 29

Kemajuan dan

kemunduran
islam di dunia

KELOMPOK 3
ANGGOTA
01 Clara Marshanda br. Ginting 02 M. Khadafa Syarif

03 Nadya Shafwah R. 04 Nazwa Meifitri

05 Radit Saudi Pratama 06 Sherena Azzura M.

07 Zalpasha Nafrazeilda
01
Peradaban islam di
Ishafan (Persia)
A. Awal Peradaban Islam di Persia
Peradaban Islam yang berasal dari buah usaha ahli fikir dan ilmu pengetahuan dari zaman kuno, ditambah dengan
alam pikiran dan teori-teori pengetahuan orang-orang Islam di Persia dan India, menjadi semarak berkembang. Persia
muncul sebagai sebuah Negara Syia'ah di bawah Dinasti Safawi, Wangsa Mughul Akbar menegakkan pemerintahannya di
India. Dengan ketiga dinasti ini masyarakan Islam memasuki zaman baru dan sejarahnya. Sejarah Persia abad kesepuluh
Hijriah, kecuali mengalami masa-masa peluasan semantara disekitar perbatasan-perbatasan Afghan dan asia Tengah,
menjadi sejarah yang lama makin merupakan sejarah sebuah Negara Nasional bukan sejarah Islam. Jadi telah
memperlihatkan tanda-tanda yang telah menjadi ciri negara-negara Islam sekarang.

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa perkembangan peradaban Islam baru bekembang di Persia sejak dinasti
Abbasyiah di Baghdad mengalami kemunduran dan munculnya Dinasti-dinasti baru. Namun demikian, perkembangan
peradaban Islam kala itu masih sebatas permulaan. Sejatinya, perkembangan peradaban Islam di Persia dimulai sejak
berdirinya kerajaan Safawi yang dipelopori oleh Safi al-Din yang hidup sejak tahun 1252 hingga 1334 M. Kerajaan ini
berdiri di saat kerajaan Turki Usmani mencapai puncak kejayaannya. Kerajaan ini pertama kali dipimpin oleh Ismail. Ia
berkuasa kurang lebih selama 23 tahun, yakni antara tahun 1501 sampai 1524 M. Kerajaan Safawi itu sendiri berasal dari
sebuah gerakan tarekat bernama Safawiyah yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan. Tarekat Safawiyah ini
didirikan bersamaan dengan berdirinya kerajaan Usmani di Turki. Hingga di masa perkembangannya, nama Safawi ini terus
dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik.
A. Awal Peradaban Islam di Persia
Sebagai pendiri kerajaan, Safi al-Din dikenal sebagai pribadi yang agamis. Ia
merupakan keturunan Musa al-Kazhim yang terkenal sebagai imam Syi’ah yang keenam.
Setelah ia berguru dengan Syaikh Taj al-Din Ibrahim Zahidi dan menjadi menantunya, ia
mendirikan tarekat Safawiyah pada tahun 1301 M. Pada mulanya gerakan tasawuf
Safawiyah ini bertujuan untuk memerangi orang-orang ingkar dan golongan Ahl al-Bid’aH
Namun pada perkembangannya, gerakan tasawuf yang bersifat lokal ini berubah menjadi
gerakan keagamaan yang mempunyai pengaruh besar di Persia, Syria dan Anatolia. Di
negeri-negeri yang berada di luar Ardabil inilah, Safi al-Din menempatkan seorang wakil
yang diberi gelar Khalifah untuk memimpin murid-murid di daerahnya masing-masing.
B. Proses Perkembangan Peradaban Islam
di Persia
Peradaban Islam di Persia berkembang cukup cepat. Hal ini ditandai dengan mulai
meluasnya daerah kekuasaan pada masa kepemerintahan Abbas I yang menjadi raja kelima dari
dinasti Safawi. Meskipun pada masa pemerintahannya sering terjadi perebutan daerah kekuasaan
dengan kerajaan Turki Usmani yang notabenenya sebagai sesama kerajaan Islam, namun pada
masa pemerintahannya inilah, perkembangan peradaban Islam mulai berkembang pesat. Ahmad
al-Santanawi mengungkapkan bahwa perkembangan peradaban Islam di Persia diawali dengan
penunjukkan kota Isfahan sebagai Ibu kota kerajaan Safawi pada saat Abbas I menjadi penguasa
kerajaan Safawi. Kota ini merupakan gabungan dari dua kota sebelumnya, yakni Jayy dan
Yahudiyyah yang didirikan oleh Buchtanashshar atau Yazdajir I atas anjuran istrinya yang
beragama Yahudi. Terjadi perbedaan pendapat tentang kapan kota ini masuk dalam wilayah
Islam.
B. Proses Perkembangan Peradaban Islam
di Persia
Pendapat pertama mengatakan bahwa penaklukkan kota ini terjadi pada tahun 19 H
atas perintah khalifah Umar Ibn Khattab. Sedangkan pendapat kedua yang beraliran
Bashrah menyebutkan bahwa kota ini ditaklukkan pada tahun 23 H di bawah pimpinan Abu
Musa al-Asy’ari. Namun terlepas dari kedua perbedaan di atas, al-Santanawi menyatakan
bahwa Isfahan menjadi kota penting sebagai pusat industri dan perdagangan setelah
penaklukkan kedua terjadi pada masa dinasti Abbasiyyah. Dengan demikian, peradaban
Islam di Persia mulai berkembang pesat setelah kota Isfahan berhasil ditaklukkan oleh bala
tentara Dinasti Abbasiyyah untuk yang kedua kalinya. Berangkat dari fakta ini, dapat
disimpulkan bahwa proses perkembangan peradaban Islam di Persia dilakukan dalam
rangka perluasan daerah kekuasaan.
C. Kemajuan Peradaban Islam di
Persia
Sebagaimana diketahui bahwa antara kebudayaan dan peradaban memiliki arti yang
hampir sama. Namun dari kesamaan arti tersebut terdapat perbedaan dalam hal
perwujudannya. Kebudayaan lebih diwujudkan dalam hal seni, sastra, religi dan moral.
Sedangkan peradaban lebih diwujudkan dalam hal politik, ekonomi dan teknologi. Demikian
juga dengan kemajuan peradaban Islam di Persia. Keberhasilan raja Abbas I dalam merebut
kembali daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh kerajaan lain pada masa raja-raja
sebelumnya menjadi tolak ukur kemajuan peradaban Islam di Persia khususnya dalam bidang
politik. Selain kemajuan di bidang politik, raja Abbas I juga telah membawa peradaban Islam
menuju masa keemasan di bidang yang lainnya seperti ekonomi, ilmu pengetahuan dan
pembangunan. Di bidang ekonomi, raja Abbas I berhasil mengubah pelabuhan Gumrun
menjadi pusat perdagangan yang berada pada jalur penghubung antara Timur dan Barat.
C. Kemajuan Peradaban Islam di Persia
Sebelum dikuasai sepenuhnya oleh kerajaan Safawi, pelabuhan ini pernah diperebutkan oleh Belanda,
Inggris dan Perancis. Di samping itu, raja Abbas I juga berhasil menjadikan daerah Bulan Sabit Subur (Fortile
Crescent) sebagai daerah yang maju di sektor pertanian. Sedangkan di dunia IPTEK, Persia masa itu berhasil
melahirkan ilmuwan-ilmuwan handal seperti Baha al-Din al-Syaerazi, Sadar al-Din al-Syaerazi (filosof) dan
Muhammad Baqir Ibn Muhammad Damad yang pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah-lebah.
Mereka inilah yang selalu hadir di majlis istana untuk mengisi setiap kajian yang diadakan di sana. Pada masa
ini, Persia bisa dikatakan lebih maju jika dibandingkan dengan daerah dari kerajaan lain pada masa yang sama.

Pada masa kejayaan inilah, kota Isfahan yang menjadi pusat perkembangan peradaban Islam dihiasi
dengan bangunan-bangunan berarsitektur tinggi. Hal ini bisa dilihat pada arsitektur masjid Syah yang dibangun
pada tahun 1611 M. Pada pintu masjid ini terdapat lapisan perak yang membuat masjid ini terlihat begitu megah.
Selain itu, di komplek salah satu masjid terindah di dunia ini terdapat lapangan serta taman yang masih terawat
hingga sekarang. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat 162 Masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273
pemandian umum.
D. Kebudayaan Persia
Pembentukan lembaga
wizarah
Umumnya yang menjadi wazir adalah orang-orang
yang berketurunan Persia. Kedudukan wazir sangat
penting, karena wazir mewakili khalifah dalam segala
urusan Negara. Kesempatan ini digunakan sebaik-
sebaiknya oleh wazir untuk jabatan-jabatan penting
dengan orang-orang turunan Persia. Mereka inilah
yang memasukan unsur kebudayaan Persia kedalam
kebudayaan Islam.
Adapun yang menyebabkan kebudayaan Persia menjadi salah satu
unsur dari kebudayaan Islam, yaitu:

a. Perbendaharan kota
Bangsa Persia yang telah mencapai kemajuan sejak berabad-abad, memeiliki perbendaharaan
kota yang kaya. Pada Islam telah mencapai Tamadun, maka banyaklah kota-kota dan istilah bahasa
Persia yang dialihkan kedalam bahasa Arab.

b. Ilmu pengetahuan
Sejak lama bangsa Persia telah banyak mempunyai bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan.
Para pembesar negara yang kebanyakan terdiri dari unsur Persia, dimana mereka masih memeluk
kebangsaan Persia, menganjurkan para ahli budaya untuk mengalirkan unsure kebudayaan mereka
kedalam bahasa Arab.
Granada
Júpiter es un gigante gaseoso
y el planeta más grande del
sistema solar. Es el cuarto
Adapun yang menyebabkan kebudayaan Persia menjadi salah satu
unsur dari kebudayaan Islam, yaitu:

c. Para sarjana
Para sarjana Islam dalam zaman ini, kebanyakan bukan
orang Arab. Dan turunan Persia-lah yang memegang peranan
penting dalam dunia ilmu.

d. Jejak dalam kebudayaan Arab.


Sejak lama kebudayaan Persia telah meninggalkan
jejaknya dalam tubuh kebudayaan Arab, sedangkan
kebudayaan Arab menjadi salah satu unsur dari tubuh
kebudayaan Islam.
02
Peradaban islam
di Turki
(istanbul)
Peradaban islam di Turki (istanbul)
Istanbul adalah ibu kota kerajaan Turki Usmani. Kota ini
sebelumnya merupakan ibu kota kerajaan Romawi Timur, yang bernama
Konstantinopel.Konstantinopel sebelumnya adalah sebuah kota bernama
Byzantium terletak di Selat Borporus, yang oleh Konstantin, Kaisar Romawi
dimaksudkan untuk menjadi ibu kota kerajaan yang baru, kerajaan Romawi.
Maksud itu memang tidak jadi dilaksanakan. Akan tetapi ketika kerajaan
Romawi pecah menjadi dua, Romawi Barat dan Romawi Timur tahun 395 M,
Konstantinopel menjadi ibu kota Romawi Timur. Kalau ibu kota Romawi Barat,
Roma jatuh ke tangan bangsa Goth pada tahun 476 M, maka Konstantinopel
bertahan seribu tahun kemudian sampai Turki Usmani berhasil menaklukkannya
pada tahun 1456M dan menjadikannya sebagai ibu kota kerajaan yang baru.
Peradaban islam di Turki (istanbul)
Pada masa kejayaannya, Kerajaan Romawi Timur dapat dikatakan se-bagai sebuah
negara adidaya yang hanya dapat disaingi oleh Kerajaan Persia.Pada tahun 1453 M, Turki
menyerang dan memadamkan Imperium Byzantium dengan menaklukkan Konstantinopel. Pada
abad berikutnya, Islam Timur dikalahkannya pula mulai dari Persia sampai Maroo. Ditundukkannya
seluruh Jazirah bahkan melintas Hongaria sampai ke Benteng Wina.Demikian diakui oleh Lothrop
Stroddrad (sebagaimana dikutip oleh Zainal Abidin Ahmad dalam bukunya berjudul Sejarah Islam
dan Umatnya Sampai Sekarang).

Kemudian Dinasti Mamalik yang berkuasa sampai tabun 689 H/1290M kemudian diganti oleh
dinasti Khalji (1296-1316M). Setelah itu, Tughlug(1320-1413M). Babur, Raja Mughal pertama
merebut Delhi dari tangan Dinasti Lodi. Setiap dinasti Islam memperluas kota itu dengan
mendirikan"kota-kota" baru Delhi semula, yaitu kota yang berada di dalam Benteng Lalkot. Delhi
sekarang mencakup kota-kota baru itu. Semuanya dikenal sebagai tujuh kota Delhi.
a. Bidang Pemerintahan dan Militer
Kekuatan militer kerajaan ini mulai diorganisasikan
dengan baik dan teratur ketika terjadi kontak senjata dengan
Eropa. Pengorganisasian yang baik dan strategi tempur
militer Usmani berlangsung dengan baik.Pembaruan dalam
tubuh organisasi militer oleh Orkhan sangat berarti bagi
pembaruan militer Turki.

Bangsa-bangsa non-Turki dimasukkan se-bagai


anggota, bahkan anak-anak Kristen yang mash keeil
diasramakan dan dibimbing dalam suasana Islam untuk
dijadikan prajurit. Program ini ternyata berhasil dengan
terbentuknya kelompok militer baru yang disebut pasukan
Yenisseri atau Iskinsyariyah.
a. Bidang Pemerintahan dan Militer
Pasukan inilah yang dapat mengubah kerajaan Usmani menjadi mesin perang yang paling kuat
dan memberikan dorongan yang amat besar dalam penaklukan negeri-negeri non-muslim di Timur yang
berhasil dengan sukses.

Di samping Yenisseri, ada lagi prajurit dari tentara kaum fedal yang dikirim kepada pemerintah
pusat. Pasukan ini disebut tentara atau militer kelompok Thaujiah. Angkatan Laut pun dibenahi, karena
ia memiliki peranan yang besar dalam perjalanan ekspansi Turki Usmani. Pada abad ke-16, Angkatan
Laut Turki Usmani mencapai puncak kejayaannya.

Kekuatan militer Turki Usmani yang tangguh itu dengan cepat dapat me-nguasai wilayah yang
sangat luas, baik di Asia, Afrika, maupun Eropa.Keberhasilan ekspansi tersebut dibarengi pula dengan
terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam mengelola pemerintahan yang luas, sultan-sultan
Turki Usmani senantiasa bertindak tegas.
B. Bidang ilmu
pengetahuan
Sebagai bangsa yang berdarah militer,
Turki Usmani lebih banyak memfokuskan diri
pada kegiatan kemiliteran, sementara dalam
bidang ilmu pengetahuan mereka tampak tidak
begitu menonjol. Karena itulah dalam khazanah
intelektual Islam kita tidak menemukan
ilmuwan terke-muka dari Turki Usmani.
C. Bidang kebudayaan
Dinasti Turk Usmani telah membawa
peradaban Islam menjadi peradaban yang cukup maju pada
zaman kemajuannya. Dalam bidang kebudayaan, Turki
Usmani banyak memunculkan tokoh-tokoh penting seperti
yang terlihat pada abad ke-16, 17, dan 18. Pada abad ke-17,
muncul penyair yang terkenal, yaitu Nafi' (1582-1636M).
Nafi' bekerja untuk Murad Pasya dengan menghasilkan
karya-karya sastra Kaside yang mendapat tempat di hati
para Sultan.
Di antara penulis yang mem-bawa pengaruh
Persi ke dalam istana Usmani adalah Yusuf Nabi (1642-
1712M), ia muncul sebagai juru tulis bagi Musahif Mustafa,
salah se-orang menteri Persia dan ilmu-ilmu agama. Yusuf
Nabi menunjukkan pengetahuannya yang luar biasa dalam
puisinya.
C. Bidang kebudayaan
Dalam bidang sastra prosa, kerajaan Usmani melahirkan dua tokoh terkemuka, yaitu Katip
Celebi dan Evliya Celebi. Yang terbesar dari se-mua penulis adalah Mustafa bin Abdullah yang dikenal
dengan Katip Celebi atau Haji Halife (1609-1657M). Salah seorang penyair diwan yang paling terkenal
adalah Muhammad Esat Efendi yang dikenal de-ngan Galip Dede atau Syah Galip (1757-1799).
Adapun di bidang pengembangan seni arsitektur Islam, pengaruh Turki sangat dominan,
misalnya banguna-bangunan masjid yang indah, seperti Masjid al-Muhammadi atau Masjid Sultan
Muhammad al-Fatih, Masjid Agung Sultan Sulaiman, Masjid Aya Sophia yang berasal dari se-buah
gereja. Pada masa Sultan Sulaiman, di kota-kota besar atau kota-kota lainnya banyak dibangun masjid,
sekolah, rumah sakit, gedung, jem-batan, saluran air, vila, dan pemandian umum. Disebutkan bahwa 235
buah dari bangunan itu dibangun di bawah koordinator Sinan, seorang arsitek asal Anatolia.
Bukti bukti peradaban islam di turki

1. Hagia Sophia
Hagia Sophia merupakan bukti kejayaan Islam
pada masa Turki Utsmani. Perpaduan antara
agama dan budaya Islam dengan Kriten
menjadi ciri khas Hagia Sophia. Tatanan
arsitektur khas Romawi dengan ornament khas
nasrani berpadu epic dengan hiasan kaligrafi.
Bukti bukti peradaban islam di turki

2. Blue Mosque
Disebut Masjid Biru lantaran desain interior
masjid dihiasi ubin iznik berwarna biru. Masjid
yang memiliki 6 menara ini disebut juga
sebagai Masjid Sultan Ahmad sesuai dengan
nama pendirinya yakni Mohammad Ahmad.
Bukti bukti peradaban islam di turki
3. Mesjid Sulaeman Agung
Masjid ini merupakan masjid yang dibangun
pada masa pemerintahan khalifah Sulaeman
Agung. Masjid yang terletak di Bukit Ketiga
ini dibangun pada tahun 1550 sampai
dengan 1558.Layaknya Hagia Sophia masjid
ini merupakan perpaduan antara Yunani
danTurki.
Bukti bukti peradaban islam di turki
4. Istana Topkapi
Istana Topkapi didirikan pada tahun
1459 oleh Sultan Muhammad II.
Sebelum dijadikan sebagai tempat
penyimpanan alat tempur tokoh
bersejarah Islam, Istana Topkapi
dijadikan sebagai pusat pemerintahan.
Bukti bukti peradaban islam di turki
5. Istana Dombahce
Pada masa kejayaan Sultan Abdul
Majid 1 tahun 1839 hingga 1861
didirikanlahsebuah istana megah
dengan dana 5 juta pound emas.
Istana tersebut
bernamaDolmabahce dengan
mengusungarsitektur khas Turki
Utsmani.
Bukti bukti peradaban islam di turki

6. Istana Yildiz
sebuah kompleks besar dari bekas
paviliun-paviliun dan vila-vila kekaisaran
Utsmaniyah di Istanbul, Turki, yang
dibangun pada abad ke-19 dan awal abad
ke-20. Tempat tersebut digunakan sebagai
tempat tinggal oleh Sultan dan majelisnya
pada akhir abad ke-19
Bukti bukti peradaban islam di turki

7. Grand Bazar
Bazar Besar di Istanbul, Turki adalah
salah satu pasar tertutup yang terbesar dan
tertua di dunia, meliputi 61 jalan tertutup
dan lebih dari 3.000 toko yang dapat
menarik pengunjung sebanyak 250.000
sampai 400.000 setiap harinya
Bukti bukti peradaban islam di turki

8. Melvana Museum
Ciri khas dari bangunan museum Mevlana
ini adalah bangunan berbentuk kerucut
dari keramik berwarna turquoise (hijau
kebiruan) diapit kubah-kubah bundar
lainnya.
TERIMA
KASIH !!!

Anda mungkin juga menyukai