Anda di halaman 1dari 23

PENGKAJIAN

KEPALA DAN LEHER


KEPALA
 Tujuan pengkajian kepala adalah untuk
mengetahui bentuk dan fungsi kepala.Pengkajian
diawali inspeksi kemudian palpasi.
 Langkah kerja :
 Beritahu pasien
 Atur pasien dalam posisi duduk atau berbaring
(tergantung kondisi pasien dan jenis pemeriksaan )
 Bila pasien memekai kacamata, anjurkan dilepas
 Lakukan inspeksi, perhatikan ! :
 warna (hitam/kemeraan *rambut jagung), distribusi
rambut (merata/jarang/botak), kebersihan
(bersih/kotor/ada ketombe) serta keadaan kulit
kepala (normal/ada peradangan / lesi/tumor)
 kesimetrisan wajah/muka (normal
simetris,bila tidak berarti ada kelumpuhan
saraf
 kesimetrisan tengkorak ( normal simetris,bag.
frontal menghadap depan & bag. parietal
menghadap belakang
 Lakukan palpasi, periksa ! :

 Keadaan rambut (halus/kasar/mudah tercabut)


 Teraba adanya peradangan dan nyeri tekan
MATA :
 Langkah kerja : ( inspeksi dan
palpasi )
 Pasien diberitahu sebelumnya
agar dpt bekerjasama
 Dalam setiap pengkajian selalu
bandingkan mata kanan dan
mata kiri
 Amati kelopak mata :pasien
melihat ke depan, lalu minta
menutup kedua mata,amati
keadaan kulit kelopak mata dan
kemampuan membuka/menutup
 Amati pertumbuhan bulu mata
dan alis
Lanjutan..
 Amati gerakan mata:
 minta pasien melihat lurus kedepan, amati
apakah mata tetap atau bergerak spontan
( nistagmus)
 luruskan jari telunjuk & dekatkan 15-30 cm,
minta pasien mengikuti gerakan jari anda dgn
posisi kepala tetap, gerakkan jari ke 8 arah
untuk mengetahui fungsi otot mata. Amati ada
tidaknya strabismus (juling)
 Amati konjungtiva : pasien diminta melihat ke atas,
lalu buka kedua konjungtiva dgn menggunakan ibu
jari.Amati warnanya (pucat/kemerahan/peradangan)
 Amati konjungtiva : pasien diminta
melihat ke atas, lalu buka kedua
konjungtiva dgn menggunakan ibu
jari.Amati warnanya
(pucat/kemerahan/peradangan)
 Amati sclera : pasien diminta
melihat kebawah, lalu kedua kelopak
mata atas dibuka dgn menggunakan
jari telunjuk. Amati warna sclera
( putih/kuning *ikterus )
 Amati pupil,normalnya bentuk pupil
sama besar. Selanjutnya gunakan
senter untuk melihat reaksi pupil
terhadap cahaya. Pupil yg mengecil
disebut miosis, sedangkan yang
melebar disebut midriasis.
TELINGA :
 Pengkajian telinga
bertujuan untuk
mengetahui keadaan
telinga luar,saluran
telinga, gendang
telinga/ merman
timpani dan
pendengaran.
 Langkah kerja : ( inspeksi dan palpasi )
 Pasien diberitahu sebelumnya agar dpt
bekerjasama,pencahayaan ruangan diatur
 Amati telinga luar (bentuk/ukuran/warna /
adanya massa ,lesi atau cairan )
 Pegang telinga dgn jempol dan jari
telunjuk, tarik perlahan ke atasdan
kebelakang sehingga lubang telinga
menjadi lurus dan mudah diamati. Amati
lubang telinga, perhatikan adanya
peradangan, perdarahan ,kebersihan (ada
tidaknya kotoran (serumen) /cairan .
Sebaiknya gunakan “ senter”
 Tekan tulang telinga di bagian bawah
daun telinga, bila ada peradangan maka
pasien akan merasa nyeri.
PERIKSA PENDENGARAN :
 Pemeriksaan pendengaran dilakukan untuk
mengetahui fungsi telinga. Secara sederhana
pemeriksaan dpt dilakukan dgn suara bisikan
dan dgn arloji :
* “ Arloji “
 pegang arloji di samping telinga pasien

 suruh pasien menyatakan apakah mendengar


detak arloji
 pindah posisi arloji perlahan-lahan menjauhi
telinga dan suruh pasien menyatakan bila tak
dapat mendengar lagi. Normalnya detak arloji
masih dpt terdengar sampai jarak sekitar 30 cm
dari telinga
 bandingkan telinga kanan dan kiri
HIDUNG :
 Hidung dikaji dgn tujuan untuk
mengetahui keadaan, bentuk dan
fungsi hidung.
 Langkah kerja : ( inspeksi dan
palpasi )
 Pasien diberitahu sebelumnya agar
dpt bekerjasama, pencahayaan
ruangan diatur
 Amati bentuk tulang hidung,
kesimetrisan lubang hidung dan
keadaan kulit hidung ( ada
tidaknya pembengkakan)
 Naikkan ujung
hidung dgn
menekan ibu jari
secara ringan, amati
adanya pengeluaran
secret hidung/darah
 Palpasi sinus
maksilaris,frontalis
dan etmoidalis,
perhatikan terhadap
adanya nyeri tekan .
jika
ada,kemungkinan
infeksi.
 PENGKAJIAN PATENSI HIDUNG
:
Pengkajian dilakukan bila dicurigai adanya
sumbatan hidung.
 “ Dengan jari “
 dudukla dihadapan pasien
 gunakan satu tangan untuk menutup satu
lubang hidung pasien
 suruh pasien menghembuskan udara dari
lubang hidung yang tidak ditutup dan rasakan
hembusan tersebut. Normalnya udara dpt
dihembuskan dengan mudah dan dapat
dirasakan dgn jelas
 kaji ulang hidung satunya
Lanjutan…

 “ Dengan cermin “
 letakkan cermin dibawah hidung
 anjurkan pasien menghembuskan udara dgn
mulut tertutupamati kondensasi udara pada
cermin
 normalnya kondensasi lubang hidung kanan
dan kiri seimbang
MULUT dan FARING :
 Langkah kerja : ( inspeksi)
 Atur posisi pasien berhadapan dgn
anda,atur pencahayaan ruangan yang
memadai.
 Amati bibir : warna
(normal/sianosis/pucat),kelainan
congenital (bibir sumbing ),adanya
lesi dan massa.
 Anjurkan pasien membuka mulut, lalu
amati keadaan gigi
(kebersihan/karies/kelengkapan/ompo
ng).Amati gusi apakah ada
peradangan (gingivitis)/perdarahan
 Amati lidah: kesimetrisan (nila tidak simetris
paralysis saraf cranial ke-12),adanya lesi, lidah
kotor/coated akan ditemui pada keadaan hygiene
mulut yang kurang,demam typhoid,tidak suka
makan dan pasien koma. Perhatikan juga tepi
lidah yang hiperemik yang dpt ditemui pada
pasien demam typhoid.
 Sambil mengamati mulut pasien perhatikan juga
bau mulut,adanya sariawan (aphtae) di mukosa
mulut. Tanyakan juga pada pasien apakah ada
keluhan sakit gigi atau gigi yang goyang/nyeri.
 Beri kesempatan pada pasien untuk beristirahat dgn
menutup mulut sejenak bila pasien merasa
lelah,lalu lanjutkan dgn inspeksi faring. Amati
ovula (kesimetrisan/pembengkakan). Amati besar
dan keadaan tonsil, besarnya tonsil dinyatakan
dengan : T0 (bila sudah dioperasi ), T1 (ukuran
normal),T2 (pembesaran tonsil tidak sampai garis
tengah), T3 (pembesaran tonsil mecapai garis
tengah) dan T4 ( pembesaran melewati garis
tengah). Amati apakah tonsil meradang : bila
ditemukan nanah melekat (berarti G.O) atau
ditemukan memran putih melekat pada infeksi
difteria.
LEHER :
 Leher dikaji setelah
pengkajian kepala selesai
 Tujuan pengkajian leher
adalah untuk mengetahui
bentuk leher serta organ-
organ penting yang berkaitan.
 Langkah kerja : ( inspeksi dan
palpasi )
 Pasien diatur dalam posisi duduk
atau berbaring
 Lakukan inspeksi :
 kulit leher
(warna,pembengkakan,jaringan
parut/bekas luka ,massa )
 Adanya pembesaran kelenjar
tiroid
 Adanya bendungan
vena jugularis
 Tekanan vena
jugularis merupakan
gambaran kegagalan
pemompaan
ventrikel yang
menyebabkan
terkumpulnya darah
di vena. Vena
tampak
membendung/menon
jol dan berwarna
kebiruan.
Lakukan palpasi kelenjar tiroid
 Posisi pemeriksa disamping pasien :
 letakkan tangan kanan pada leher pasien
(pasien bisa dlm posisi duduk atau
berbaring )
 palpasi pada fossa suprasternal dengan jari
telunjuk dan jari tengah
 suruh pasien menelan atau minum untuk
memudahkan palpasi
 dalam keadaan normal, saat menelan
kel.tiroid akan dirasakan ikut naik turun (ini
memastikan perabaan ditempat yg benar)
dan tidak terasa perbedaannya dengan
jaringan sekitar, namun dalam keadaan
hipertiroid/stroma/gondok, kelenjar akan
teraba membesar (berbenjol),keras atau
kistik
Posisi pemeriksa dibelakang pasien :
 letakkan tangan
mengelilingi leher,
jari-jari meraba
permukaan kelenjar
tiroid
 suruh pasien
menelan atau minum
 jari yang merasakan
adalah jari telunjuk
dan jari tengah
Lakukan palapasi kelenjar limfe /
kelenjar getah bening

 Normalnya kel. limfe


tidak teraba,bila teraba
ada pembesaran
kel.limfe di leher
berarti menandakan
adanya infeksi pada
faring,tonsil,mulut,gig
i atau telinga. Infeksi
toxoflasmosis juga
memberi gejala
pembesaran kel.tiroid
di leher.

Anda mungkin juga menyukai