B. Norma
Transmigran wajib memperoleh kepastian
pola usaha yang dikembangkan;
Setiap transmigran memperoleh lahan
pekarangan dan lahan usaha sesuai pola
usaha yang dikembangkan;
NSPK………
C. Standar
Mengacu kepada Kepmen Trans No. KEP.124/MEN/1990
tentang Pola Permukiman dan Pengembangan Usaha
Transmigrasi meliputi :
A. Pola Tanaman Pangan
Pola tanaman pangan ini diarahkan pada daerah
pasang surut (lahan basah) dan lahan kering yang
sudah dibangun sistem tata air dan saluran
irigasinya guna memperluas areal persawahan,
perkebunan, dan pemanfaatan areal tanaman
produktif lainnya.
NSPK………
D. KRITERIA
Kriteria tingkat keberhasilan dalam penyiapan
lahan yang dapat diolah pada berbagai keadaan
vegetasi dan jenis lahan sebagai berikut :
Tabel 1: Prosentase Tingkat Keberhasilan
Penyiapan Lahan Transmigrasi
NSPK………
NO VEGETASI ASAL TINGKAT KETERANGAN
KEBERSIHAN
Lahan Lahan
Kering Basah
4. Alang-alang 90 85
*) Jumlah rumpun alang-alang yang masih hidup tidak lebih dari 10 % dari jumlah batang
TATA CARA
PEMBUKAAN LAHAN
Mengacu pada peta Batas Pembukaan Lahan (BPL) sesuai
dengan RTSP dan spesifikasi Teknis
Menggunakan metode Pembukaan Lahan Tanpa Bakar
sampai dengan kondisi siap olah
Memperhatikan kaidah dan prinsip konservasi tanah, air,
dan lingkungan
PEMBUKAAN LAHAN
HARUS DIHENTIKAN
APABILA:
Tanah berbatu dan berpasir;
Lahan berbukit-bukit (rolling) dengan kemiringan > 15%;
Tanah berawa dan bergambut tebal yang tidak sesuai
dengan peruntukan budidaya tanaman.
TAHAPAN PEMBUKAAN
LAHAN BERDASARKAN
KLASIFIKASI HUTAN
A. HUTAN PRIMER/SEKUNDER/TERSIER
Tebas, Tebang, Potong (TTP)
Pilah, Kumpul, Bersih (PKB)
C. HUTAN ALANG-ALANG
PENYEMPROTAN DGN ZAT KIMIA
PERSYARATAN TEKNIS
Mata air
200 m
TEBAS Penebasan dilakukan pada semua semak belukar dan tegakan pohon / < 30 cm ( kecuali
pohon yang rindang atau yang bermanfaat ) , dan tunggul telah habis ditebas. Pohon yang
ditebas selanjutnya direncek , dipisahkan cabang , ranting dari batang induknya
Penebasan dilakukan Penebasan dilakukan Penebasan dilakukan manual
dengan crawler tractor 140- kombinasi manual dan dgn alat bantu kampak ,
225 HP dilengkapi rake mekanis. parang , linggis , gergaji &
blade. Tegakan ditebas rata dgn tanah chainsaw
Ujung bawah blade +/- 20 sedang yang keras dipotong Tegakan ditebas rata dgn
cm diatas permukaan tanah setinggi pinggang dan tunggul tanah sedang yang keras
dan lintasan penebasan nya dipotong rata tanah dipotong setinggi pinggang
dibuat teratur dengan chainsaw. dan tunggulnya dipotong
rata tanah dgn chainsaw.
TEBANG Penebangan dilakukan terhadap semua tegakan pohon di areal yang dibuka ( kecuali pohon
yang rindang atau yang bermanfaat ) , dan pohon yang telah ditebang selanjutnya direncek ,
dipisahkan cabang , ranting dari batang induknya. Serta sisa tunggul pohon / > 30 cm
setinggi +/- 1 m dengan jumlah maksimal 80 % dari luasan areal yang dikerjakan
POTONG Kayu – kayu yang tidak dapat dimanfaatkan / kayu limbah , dipotong 1 – 2
m ; Kayu kayu komersial atau kayu bahan konstruksi dipotong +/- 4,5 m ; dan
kayu kayu untuk kayu bakar keperluan transmigran +/- 1 – 2 m
Pemotongan dan Pemotongan dan Pemotongan dan
perencekan dilakukan perencekan dilakukan perencekan dilakukan
dengan chainsaw dengan chainsaw atau dengan kapak , golok
golok
PILAH , Pekerjaan PKB adalah pekerjaan memilah dan mengumpulkan seluruh hasil
KUMPUL , pekerjaan pemotongan kedalam berbagai kelompok kayu. Untuk kayu
BERSIH. komersial dikumpulkan kedekat jalan atau sungai yang memungkinkan
pengangkutan kayu keluar lokasi. Sedang kayu lainnya pada jalur jalur
tumpukan kayu dibatas kapling atau memanjang sejajar garis kontour pada
bagian belakang rumah / LP dan atau di LU-I. Jarak antar tumpukan kayu
15 – 50 m dan areal diantara tumpukan harus bebas dari potongan kayu dan
cukup bersih untuk lahan usaha tani.
Menggunakan crawler Menggunakan crawler Menggunakan orang
tractor 140-225 HP tractor 140-225 HP dgn dengan alat bantu
dgn rake blade rake blade dan manual pengungkit kayu dan tali
Sisa kayu hasil tebangan/biomasa/seresah daun dan ranting di tumpuk dan
Pembukaan lahan pada Lahan Pekarangan
Pertapakan Rumah di Lahan Pekarangan
Vegetasi Pohon Spesifik/Langka dipertahankan
Penumpukan kayu pada L U I
Vegetasi pohon spesifik daerah/jenis langka
dipertahankan
Jalan Poros Dengan Mempertahankan Pohon didaerah
Sempadan Sungai
PENETAPAN VEGETASI/KELAS HUTAN
NO KEGIATAN TAHAPAN ALAT
1. Penetapan Penetapan luas areal percontohan Orang ,
kelas hutan Inventaris tegakan dlm petak percontohan dgn meteran , jangka
mengukur diameter tegakan setinggi dada sorong
Mengisi tabel pendataan
Jumlah pohon Kelas Klasifikasi Uraian
ekuivalen per Ha Hutan kelompok hutan
- - Alang – alang Dominasi alang – alang , tegakan pohon sangat jarang
- - Semak belukar Dominasi belukar / perdu dengan diameter < 7 cm.
0 – 300 I Tersier Perhitungan Jumlah pohon ekuivalen per Ha, dilakukan
301 – 1500 II dgn menggunakan persamaaan sebagai berikut :
1501 – 2700 III FC = A + ( B X 28,33 ) + ( C X 68,34 ) + ( D X
2701 – 3900 IV 189,81 )
Sekunder
3901 – 5100 V Dimana, FC = Jumlah pohon ekuivalen per Ha
5101 – 6300 VI A = Jumlah pohon per Ha, diameter 10-< 30
cm
6301 – 7500 VII
B = Jumlah pohon per Ha, diameter 30-< 60
7501 – 8700 VIII cm
Primer
8701 – 9900 IX C = Jumlah pohon per Ha, diameter 60-< 90
cm
2. > 9900 batas X
Pengukuran Pengecekan batas pembukaan Orang
D = Jumlah pohon per Ha , ,diameter
meteran ,>water
90
pembukaan lahan cm BPL - RTUPT
lahan berdasarkan pass & teodoliet 0
Nilai BPL
Pembenahan patok A , B , C, D diperoleh dr jumlah rata = rata
SPESIFIKASI KEGIATAN PENEBANGAN
a.Tebas (T)
Melakukan pembabatan
terhadap semak belukar
dan penebasan pohon kayu
berdiameter ≤ 10 cm
dengan menggunakan
parang atau kapak untuk
membuat rintisan guna
memudahkan pekerjaan
selanjutnya.
a.Tebang (T)
- Pohon yang besar maupun kecil
ditumbangkan dengan buldozer atau
ditebang dengan gergaji rantai (chain
saw). Penebangan dimulai dari pinggir
ke tengah berbentuk spiral. Pohon
ditumbang ke arah luar agar tidak
Arah rebahan pohon
menghalangi jalur buldozer.
- Pohon kayu yang berdiameter > 10 cm
ditebang dengan menggunakan
kampak atau gergaji rantai (chain saw).
- Untuk pohon rindang yang berada di
luar tapak rumah agar tidak ditebang.
– Pohon kayu yang
berdiameter > 10 cm
ditebang dengan
menggunakan
kampak atau gergaji
rantai (chain saw).
– Untuk pohon 1. Arah rebah pohon
2. Pot bawah 1/5
rindang yang berada Diameter
di luar tapak rumah 3. Pot serong 450
4. tidak digergaji
agar tidak ditebang. 5.Pot belakang 3
cm diatas pot
c Potong (P)
- Pemotongan tunggul
bisa dilakukan dengan
chainsaw.
- Cabang dan ranting
pohon dipotong dan
direncek (dicincang)
dengan peralatan
kapak dan parang.
• Pohon yang
tumbang dan
mempunyai nilai
ekonomis (kayu
komersial)
dipotong-potong
sepanjang 4 – 4,5
m dengan
chainsaw.
Penilaian hasil pelakasanaan
kegiatan TTP dinyatakan selesai,
jika :
• Rebahan tebas, tebang pada
arah yg sama.
• Pohon yang ditebas dan
ditebang sudah direncek
cabang dan dahan pohonnya. Kayu utk transmigran
• Batang-batang pohon sudah
terpotong dengan ukuran di
atas.
Kayu utk perdagangan
• Tunggul pohon
berdiameter <30 cm
harus rata dengan
tanah.
• Tunggul pohon
berdiameter > 30 cm
setinggi 60- 100 cm.
2. Pilah, Kumpul, Bersih (PKB)
a. Pilah (P)
• Memilih dan memilah
hasil pemotongan dan
perencekan untuk
memisahkan kayu yang
dimanfaatkan, kayu
komersial, dan kayu
limbah untuk
memudahkan
pengumpulan ke jalur
penumpukan.
b. Kumpul (K)
Pengumpulan hasil tebangan
dilakukan sbb :
• Mengumpulkan dan
menumpuk kayu limbah
secara memanjang dan
sejajar garis kontur di bagian
belakang rumah transmigran.
Kayu limbah dapat segera
diolah menjadi chips kayu
dan persediaan kayu bakar
bagi transmigran.
• Mengumpulkan dan
menumpuk kayu
yang masih dapat
dimanfaatkan
sebagai bahan
bangunan dsb.
Tumpukan kayu
dilakukan
memanjang dan
sejajar garis kontur.
• Semua jenis potongan
batang, cabang,
dahan dan ranting
yang masih berada
diantara jalur
tumpukan kayu harus
dipindahkan dan
ditumpuk tersendiri
sehingga areal antara
jalur tumpukan bersih
dari sisa potongan.
c. Bersih (B)
• Hasil potongan dan
rencekan ditempatkan pada
lahan diantara jalur
tanaman dengan jarak 2
meter dikiri dan kanan
pancang jalur tanam.
• Hasil limbah kayu dan
seresah dibenamkan +/- 0,5
meter agar menjadi lapuk,
sehingga dapat memperkaya
bahan organik di dalam
tanah.
• Alternatif lain, pada
pembersihan seresah/
limbah diproses menjadi
pupuk organik/ kompos
atau briket arang yang
dapat memberikan nilai
tambah bagi transmigran.
• Areal bersih adalah areal
yang siap olah dan bersih
dari sisa tebangan
Pilah kumpul bersih dinyatakan selesai dalam
satuan luas (hektar atau kapling) dengan
ketentuan sebagai berikut :
3 Hutan Tersier 80 %
b). Semak Belukar
Sistem ini dilakukan pada lahan yang memiliki kondisi
topografi datar hingga berombak / bergelobang /
berbukit. Tahapan pekerjaan ( pada prinsipnya sama
dengan pembukaan hutan sekunder / tersier yang telah
dijelaskan diatas ) sebagai berikut :
Tebas (T)
– Semak belukar dan pohon kayu kecil dipotong dan
ditebas dengan kampak atau parang setinggi
maksimum 40 cm.
Tebang (T)
– Semak belukar dan pohon yang agak besar ditebang/
ditumbang dengan dengan kapak / parang / traktor /
buldozer. Arah kerja dimulai dari pinggir ke tengah dan
pohon ditumbang ke arah luar agar tidak menghalangi
jalannya penebangan / traktor.
– Pohon kayu yang agak besar yang terdapat diareal tersebut
juga dapat ditebang dengan menggunakan parang dan
kapak atau gergaji rantai (chain saw).
Potong (P)
• Hasil penebangan dan penebasan pohon semak belukar
berupa cabang dan ranting pohon tersebut dipotong /
direncek dengan menggunakan parang / kapak atau gergaji
rantai (chain saw).
Kumpul (K)
• Pengumpulan hasil rencek tebangan cabang dan ranting
ditumpuk pada jarak tertentu disamping jalur tanam.
Bersih (B)
• Hasil potongan / rencekan ditempatkan pada lahan antara
jalur tanam, dengan jarak 2 m dikiri – kanan pancang jalur
tanam sehingga diperoleh jalur bersih dari hasil potongan/
rencekan.
• Hasil potongan/ rencekan tersebut dibenamkan kedalam
tanah agar terjadi pelapukan/ pembusukan sehingga
memperkaya unsur hara tanah dan mikroba tanah.
• Proses pembusukan hasil tebangan / rencekan dilakukan
secara alamiah
c). Lahan Alang-alang
Dengan melakukan penebasan (manual)
• Pengenceran (lihat
petunjuk) sesuai dosis
PELAKSANAAN PENYEMPROTAN
- Penyemprotan herbisida /
racun alang alang
dimaksudkan untuk
mematikan alang alang secara
tuntas hingga akar akarnya.
Penyemprotan dilakukan
merata pada semua
permukaan daun dan dalam 2
minggu alang alang akan mati.
• Penyemprotan dilakukan
pada waktu musim kering
dalam lintasan yang sesuai
daya jangkau hand sprayer
- Penebasan dan
merencek semak yang
belum dapat dimatikan
dgn herbisida, dengan
menggunakan parang.
Secara garis besar tahapan penyiapan lahan sebagai
berikut :
TAHAPAN PENYIAPAN LAHAN, PADA LAHAN
HUTAN SEMAK BELUKAR ALANG-ALANG
(Tersier, Sekunder)
TUJUAN :
1. Untuk memastikan bahwa lahan pekarangan dalam
keadaan bersih dari sisa-sisa hasil pembukaan lahan;
2. Mempersiapkan lahan agar dapat segera dibajak/dicangkul
sehingga dapat dimanfaatkan untuk usaha tani;
3. Untuk mendorong transmigran membersihkan lahan
pekaranggannya dan sekaligus memperoleh insentif/upah
kerja pada saat awal penempatan
Kebutuhan Tenaga Kerja dan Biaya/0,25 Ha
Areal Eks Padang Ilalang
NO KEGIATAN HARI SATUAN HARGA JUMLAH
KERJA SATUAN
1. Penyemprotan HKOP 1 75.000,- 75.000,-
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Keterangan :
(1) : Nomor pekerjaan
(2) : Uraian pekerjaan
(3) : Bobot rencana pekerjaan
(4) : Volume kemajuan pekerjaan sampai dengan minggu lalu
(5) : (4) (A) x (3) x 100 %
(6) : Volume pekerjaan yang dikerjakan minggu ini
Terima
Kasih