Anda di halaman 1dari 78

PAPARAN

KASUBDIT PENYIAPAN & EVALUASI LAHAN PERMUKIMAN


DALAM RANGKA BIMBINGAN TEKNIS PETUGAS
LAPANG BIDANG PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN TRANSMIGRASI TAHUN 2019

DIREKTORAT PEMBANGUNAN PERMUKIMAN


TRANSMIGRASI

DITJEN PENYIAPAN KAWASAN DAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TRANSMIGRASI


KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
TUGAS & FUNGSI
SUBDIREKTORAT PENYIAPAN & EVALUASI
LAHAN PERMUKIMAN

Tugas dan fungsi Subdirektorat Penyiapan dan Evaluasi Lahan Permukiman


menurut Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.

• TUGAS (Pasal 753):


Melaksanakan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
standardisasi. bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring dan
evaluasi di bidang penyiapan dan evaluasi lahan permukiman.

• FUNGSI (Pasal 754):


1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
standardisasi, bimbingan teknis dan supervisi penyiapan lahan
permukiman;
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
TUGAS SEKSI PENYIAPAN LAHAN &
SEKSI EVALUASI PENYIAPAN LAHAN

• SEKSI PENYIAPAN LAHAN ( Pasal 755):


Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
standardisas, bimbingan teknis dan supervisi penyiapan lahan permukiman.

• SEKSI EVALUASI PENYIAPAN LAHAN (Pasal 755):


Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
standardisasi, bimbingan teknis dan supervisi serta monitoring dan evaluasi lahan
permukiman.
DASAR PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN TRANSMIGRASI
• Undang-Undang No 15 Tahun 1997 tentang ketransmigrasian
sebagaimana diubah dengan undang-undang nomor 29
tahun 2009 tentang perubahan atas undang-undang nomor
15 tahun 1997 tentang ketransmigrasian;
• PP No. 3 tahun 2014 tentang pelaksanaan undang-undang
nomor 15 tahun 1997 tentang ketransmigrasian sebagaimana
diubah dengan undang-undang nomor 29 tahun 2009
tentang perubahan atas undang-undang nomor 15 tahun
1997 tentang ketransmigrasian;
• Permendes, PDT dan Transmigrasi No. 25 tahun 2016 tentang
pembangunan dan pengembangan prasarana, sarana dan
utilitas umum kawasan transmigrasi.
PETUNJUK PELAKSANAAN
PENYIAPAN LAHAN UNTUK
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
TRANSMIGRASI DENGAN METODE
TANPA BAKAR
LATAR BELAKANG

1. Undang – Undang RI Nomor 32 Tahun 2009


tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;

2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 2001


tentang upaya pengendalian kerusakan dan
atau pencemaran lingkungan hidup yang
berkaitan dengan kebakaran hutan dan atau
lahan
Lanjutan……………..

3. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan


Transmigrasi Nomor : SE.297
A/MEN/P4T-PP/VII/2006 tentang Pelaksanaan
Penyiapan Lahan Tanpa Bakar dalam
Pembangunan Permukiman Transmigrasi;

4. Permendes, PDT dan Transmigrasi No. 25


tahun 2016 tentang pembangunan dan
pengembangan prasarana, sarana dan utilitas
umum kawasan transmigrasi

5. Norma Standar Prosedur Kriteria (NSPK)


pembukaan lahan tanpa bakar
Lanjutan……………..

Pelaksanan Penyiapan Lahan

Pelaksanaan dilakukan dengan metode pembukaan lahan tanpa


bakar, dengan memperhatikan :
1. Kelestarian sumber daya alam dan lingkungan sesuai
dengan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air serta
lingkungan.
2. Tidak boleh menurunkan tingkat produktivitas tanah baik dari
segi kesuburan tanah, fungsi hidrologis maupun tingkat erosi
3. Terciptanya iklim mikro yang kondusif bagi budidaya tanaman
dan mengantisipasi / mengurangi pemanasan global
4. Menepis isu international bahwa program pembangunan
transmigrasi merusak lingkungan.
TUJUAN PEMBUKAAN
LAHAN

”Terwujudnya hasil penyiapan lahan


permukiman transmigrasi yang ramah
lingkungan’’
KETENTUAN UMUM
A. Pengertian
 Lahan adalah bentang alam yang terdiri dari satu atau
lebih jenis tanah yang mencakup faktor fisik topografi,
vegetasi, iklim atau sumber air;
 Pembukaan lahan adalah kegiatan pembangunan
untuk merubah lahan dari vegetasi tertentu menjadi
lahan yang siap digunakan untuk keperluan
permukiman transmigrasi.
 Permukiman transmigrasi adalah satu kesatuan
permukiman atau bagian dari satuan permukian yang
diperuntukkan bagi tempat tinggal dan tempat usaha
transmigran (UUD No. 15/1997 Bab 1 Pasal 1 dan Pasal
7)
KETENTUAN
UMUM………
 Lahan peletakkan bangunan adalah lahan yang disiapkan sebagai
tempat berdirinya bangunan-bangunan fasilitas umum (kantor unit,
balai desa, rumah ibadah, gudang unit, puskesmas pembantu,
rumah kepala unit, rumah petugas) sampai mencapai 2 meter
keliling batas tapak bagian luar bangunan.
 Lahan pekarangan adalah kavling lahan yang di atasnya dibangun 1
unit rumah transmigran;
 Hutan sekunder adalah kelompok kelas hutan dengan jumlah
tegakan pohon ekuivalen 1501-6300;
 Hutan Tersier adalah kelompok kelas hutan dengan jumlah tegakan
pohon ekuivalen sampai dengan 1500;
 Hutan semak belukar adalah hutan yang di dominasi belukar/perdu
dengan diameter kurang dari 7 cm;
 Hutan alang-alang adalah kelas hutan yang di dominasi alang-alang
NSPK………

B. Norma
 Transmigran wajib memperoleh kepastian
pola usaha yang dikembangkan;
 Setiap transmigran memperoleh lahan
pekarangan dan lahan usaha sesuai pola
usaha yang dikembangkan;
NSPK………
C. Standar
Mengacu kepada Kepmen Trans No. KEP.124/MEN/1990
tentang Pola Permukiman dan Pengembangan Usaha
Transmigrasi meliputi :
A. Pola Tanaman Pangan
Pola tanaman pangan ini diarahkan pada daerah
pasang surut (lahan basah) dan lahan kering yang
sudah dibangun sistem tata air dan saluran
irigasinya guna memperluas areal persawahan,
perkebunan, dan pemanfaatan areal tanaman
produktif lainnya.
NSPK………

Tipe lahan meliputi lahan kering dan lahan basah.

Lahan Kering adalah lahan yang kandungan


kimiawinya relatif bersifat subur namun
dipengaruhi faktor keterbatasan air.

Lahan basah meliputi rawa baik pasang surut


maupun non pasang surut.
NSPK………

Alokasi Pemanfaatan Lahan


a. Lahan kering seluas 2,0 ha yang terdiri dari :
- Lahan pekarangan 0,25 ha – 0.50 ha;
- Lahan Usaha I 0,50 ha - 1 ha;
- Lahan Usaha II 1 ha tidak dibuka.
b. Lahan basah seluas 2,25 ha yang terdiri dari :
- Lahan pekarangan 0,25 ha - 0.50 Ha;
- Lahan Usaha I 1 ha;
- Lahan Usaha II 0,75 -1 ha tidak dibuka.
NSPK………

B. Pola Tanaman Perkebunan


Permukiman Transmigrasi dengan Usaha Pokok Tanaman
Perkebunan adalah permukiman transmigrasi yang sejak awal
dirancang untuk sebagian besar transmigrannya berusaha dan
memperoleh pendapatan dari usaha tanaman perkebunan
secara berkesinambungan.Tipe lahan meliputi lahan kering dan
lahan basah

Alokasi Pemanfaatan Lahan Kering dan Lahan Basah


• Lahan pekarangan dan diversifikasi 0,25 ha - 0.50 ha;
• Lahan Usaha I 1 ha atau lebih sesuai jenis tanaman
perkebunan.
NSPK………

C. Pola Jasa dan Industri


Pola jasa diarahkan pada usaha-usaha mandiri dan jasa tenaga
kerja yang dalam pelaksanaannya dapat dilakukan pada
permukiman baru atau pada permukiman yang telah
berkembang.
Pola industri diarahkan pada usaha yang dalam pelaksanaannya
dilakukan pada kawasan/lingkungan industri untuk menunjang
hasil industri atau yang menunjang bagi industri induk/inti.
Alokasi Pemanfaatan Lahan
Lahan pekarangan dan lahan diversifikasi 0,25 – 0,50 ha.
NSPK………

D. KRITERIA
Kriteria tingkat keberhasilan dalam penyiapan
lahan yang dapat diolah pada berbagai keadaan
vegetasi dan jenis lahan sebagai berikut :
Tabel 1: Prosentase Tingkat Keberhasilan
Penyiapan Lahan Transmigrasi
NSPK………
NO VEGETASI ASAL TINGKAT KETERANGAN
KEBERSIHAN

Lahan Lahan
Kering Basah

1. Hutan Sekunder 70 65 Persentase luas lahan


yang dapat diolah pada
2. Hutan Tersier 80 75 saat penempatan dalam
setiap ha.
3. Semak Belukar 90 85

4. Alang-alang 90 85

*) Jumlah rumpun alang-alang yang masih hidup tidak lebih dari 10 % dari jumlah batang
TATA CARA
PEMBUKAAN LAHAN
 Mengacu pada peta Batas Pembukaan Lahan (BPL) sesuai
dengan RTSP dan spesifikasi Teknis
 Menggunakan metode Pembukaan Lahan Tanpa Bakar
sampai dengan kondisi siap olah
 Memperhatikan kaidah dan prinsip konservasi tanah, air,
dan lingkungan
PEMBUKAAN LAHAN
HARUS DIHENTIKAN
APABILA:
 Tanah berbatu dan berpasir;
 Lahan berbukit-bukit (rolling) dengan kemiringan > 15%;
 Tanah berawa dan bergambut tebal yang tidak sesuai
dengan peruntukan budidaya tanaman.
TAHAPAN PEMBUKAAN
LAHAN BERDASARKAN
KLASIFIKASI HUTAN

A. HUTAN PRIMER/SEKUNDER/TERSIER
Tebas, Tebang, Potong (TTP)
Pilah, Kumpul, Bersih (PKB)

B. HUTAN SEMAK BELUKAR


 Tebas, Kumpul, Bersih (TKB)

C. HUTAN ALANG-ALANG
 PENYEMPROTAN DGN ZAT KIMIA
PERSYARATAN TEKNIS

Penyiapan lahan dilaksanakan dengan :


a. Mengacu pada batas Pembukaan Lahan (BPL)
yang sesuai gambar perencanaan
RTSP/RTUPT, dan spesifikasi teknis;
b. Menggunakan metode pembukaan lahan
tanpa bakar sampai dengan kondisi siap olah;
c. Memperhatikan kaidah dan prinsip
konservasi tanah, air, kesehatan, keamanan
dan kelestarian lingkungan.
Dalam penyiapan lahan untuk menjaga konservasi
tanah, air dan lingkungan perlu mempertahankan
keadaan vegetasi asli dan tidak melaksanakan
penyiapan lahan pada areal :
- 100 m dari kiri – kanan tepi sungai;
- 50 m dari kiri – kanan anak sungai;
- 200 m disekeliling mata air;
- 500 m disepanjang tepi waduk;
- 200 m disepanjang tepi pantai;
- Dua kali dalamnya jurang di tepi jurang;
- Untuk pohon rindang dan langka / spesifik yang
berada di luar tapak rumah agar tidak ditebang
dimasudkan sebagai peneduh;
- Batas luar Dearah Milik Jalan (DMJ)
poros/penghubung tidak boleh dilakukan penebangan
tegakan pohon;
Melakukan konservasi terhadap daerah Sempadan sungai
dan Sumber Mata Air.

Mata air
200 m

100 m 100 m 200 m


Daerah Sempadan Sungai Yang Harus Dipertahankan Vegetasinya
Tidak Melakukan Kegiatan Pembukaan Lahan Didaerah
500 Meter Disepanjang Tepi Waduk
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Biaya penyiapan lahan, dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain :
1. Kondisi vegetasi lahan
2. Ketepatan pemilihan metode pelaksanaan
penyiapan lahan
3. Harga satuan upah, bahan dan peralatan yang
digunakan dalam penyiapan lahan
4. Faktor-faktor lain seperti biaya overhead dan
efisiensi peralatan
PROSEDUR PELAKSANAAN
Secara umum pembangunan fisik permukiman dimulai
dari :

a. Pencermatan gambar tata ruang dan pengecekan


titik awal (BM-O);
b. Pencermatan gambar desain rumah dan jamban
keluarga;
c. Pencermatan spesifikasi teknis;
d. Membuat jadwal kerja;
e. Menyusun strategi penggunaan peralatan, bahan
dan personil,
f. Pemasangan patok.
Dilanjutkan dengan proses pembangunan sesuai
dengan jenis kegiatan yang ada dalam
pembangunan permukiman
Penyiapan lahan meliputi :
 Penyiapan lahan prasarana dan sarana
permukiman termasuk lahan untuk tapak
rumah, dan fasilitas umum;
 Penyiapan lahan pekarangan dan lahan usaha I
Pengawas Teknik (Supervisi)
• Konsultan supervisi harus berbadan hukum yang diberi wewenang oleh
pemberi pekerjaan (Pejabat Pembuat Komitmen/PPK) untuk mengawasi,
mengontrol dan mengatur teknis pelaksanaan pekerjaan agar tercapai hasil
kerja yang sesuai persyaratan yang ditetapkan. Disamping itu, konsultan
supervisi harus melakukan kegiatan
 Menentukan titik awal (BM. O) dan patok-patok Batas Pembukaan Lahan
(BLC) dan staking out alignement jalan;
 Menyusun Jadwal Kerja;
 Menyusun strategi penggunaan peralatan;
 Membuat gambar hasil pelaksanaan (As Built Drawing I & II) pekerjaan
penyiapan permukiman.
 Membuat dan menyampaikan laporan mingguan dan bulanan serta
laporan akhir pelaksanaan pekerjaan.
• Pengadaan konsultan supervisi dilaksanakan berdasarkan kriteria konsultan
yang profesional dengan layanan keahlian yang sesuai untuk keperluan
pembangunan permukiman transmigrasi
METODA PEMBUKAAN LAHAN TANPA BAKAR

TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN METODA


PEKERJAAN
MEKANIS SEMI MEKANIS MANUAL

TEBAS Penebasan dilakukan pada semua semak belukar dan tegakan pohon / < 30 cm ( kecuali
pohon yang rindang atau yang bermanfaat ) , dan tunggul telah habis ditebas. Pohon yang
ditebas selanjutnya direncek , dipisahkan cabang , ranting dari batang induknya
Penebasan dilakukan Penebasan dilakukan Penebasan dilakukan manual
dengan crawler tractor 140- kombinasi manual dan dgn alat bantu kampak ,
225 HP dilengkapi rake mekanis. parang , linggis , gergaji &
blade. Tegakan ditebas rata dgn tanah chainsaw
Ujung bawah blade +/- 20 sedang yang keras dipotong Tegakan ditebas rata dgn
cm diatas permukaan tanah setinggi pinggang dan tunggul tanah sedang yang keras
dan lintasan penebasan nya dipotong rata tanah dipotong setinggi pinggang
dibuat teratur dengan chainsaw. dan tunggulnya dipotong
rata tanah dgn chainsaw.

TEBANG Penebangan dilakukan terhadap semua tegakan pohon di areal yang dibuka ( kecuali pohon
yang rindang atau yang bermanfaat ) , dan pohon yang telah ditebang selanjutnya direncek ,
dipisahkan cabang , ranting dari batang induknya. Serta sisa tunggul pohon / > 30 cm
setinggi +/- 1 m dengan jumlah maksimal 80 % dari luasan areal yang dikerjakan

Penumbangan pohon / 30- Penebangan pohon Penebangan pohon


50 cm menggunakan dilaksanakan dgn kapak atau dilaksanakan dgn kapak atau
crawler tractor 140-225 HP chainsaw pada ketinggian chainsaw 6 – 12 PK , panjang
dgn dozer blade. operasi +/- 1 m, setinggi bar 45 – 85 cm pada
Penebangan pohon / >50cm pinggang operator dan atau ketinggian operasi +/- 1 m.
menggunakan chainsaw , dikombinasikan cara mekanis
panjang bar 45-85 cm. menggunakan crawler tractor
TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN METODA
PEKERJAAN
MEKANIS SEMI MEKANIS MANUAL

POTONG Kayu – kayu yang tidak dapat dimanfaatkan / kayu limbah , dipotong 1 – 2
m ; Kayu kayu komersial atau kayu bahan konstruksi dipotong +/- 4,5 m ; dan
kayu kayu untuk kayu bakar keperluan transmigran +/- 1 – 2 m
Pemotongan dan Pemotongan dan Pemotongan dan
perencekan dilakukan perencekan dilakukan perencekan dilakukan
dengan chainsaw dengan chainsaw atau dengan kapak , golok
golok
PILAH , Pekerjaan PKB adalah pekerjaan memilah dan mengumpulkan seluruh hasil
KUMPUL , pekerjaan pemotongan kedalam berbagai kelompok kayu. Untuk kayu
BERSIH. komersial dikumpulkan kedekat jalan atau sungai yang memungkinkan
pengangkutan kayu keluar lokasi. Sedang kayu lainnya pada jalur jalur
tumpukan kayu dibatas kapling atau memanjang sejajar garis kontour pada
bagian belakang rumah / LP dan atau di LU-I. Jarak antar tumpukan kayu
15 – 50 m dan areal diantara tumpukan harus bebas dari potongan kayu dan
cukup bersih untuk lahan usaha tani.
Menggunakan crawler Menggunakan crawler Menggunakan orang
tractor 140-225 HP tractor 140-225 HP dgn dengan alat bantu
dgn rake blade rake blade dan manual pengungkit kayu dan tali
Sisa kayu hasil tebangan/biomasa/seresah daun dan ranting di tumpuk dan
Pembukaan lahan pada Lahan Pekarangan
Pertapakan Rumah di Lahan Pekarangan
Vegetasi Pohon Spesifik/Langka dipertahankan
Penumpukan kayu pada L U I
Vegetasi pohon spesifik daerah/jenis langka
dipertahankan
Jalan Poros Dengan Mempertahankan Pohon didaerah
Sempadan Sungai
PENETAPAN VEGETASI/KELAS HUTAN
NO KEGIATAN TAHAPAN ALAT
1. Penetapan  Penetapan luas areal percontohan Orang ,
kelas hutan  Inventaris tegakan dlm petak percontohan dgn meteran , jangka
mengukur diameter tegakan setinggi dada sorong
 Mengisi tabel pendataan
Jumlah pohon Kelas Klasifikasi Uraian
ekuivalen per Ha Hutan kelompok hutan
- - Alang – alang Dominasi alang – alang , tegakan pohon sangat jarang
- - Semak belukar Dominasi belukar / perdu dengan diameter < 7 cm.
0 – 300 I Tersier Perhitungan Jumlah pohon ekuivalen per Ha, dilakukan
301 – 1500 II dgn menggunakan persamaaan sebagai berikut :
1501 – 2700 III FC = A + ( B X 28,33 ) + ( C X 68,34 ) + ( D X
2701 – 3900 IV 189,81 )
Sekunder
3901 – 5100 V Dimana, FC = Jumlah pohon ekuivalen per Ha
5101 – 6300 VI A = Jumlah pohon per Ha, diameter 10-< 30
cm
6301 – 7500 VII
B = Jumlah pohon per Ha, diameter 30-< 60
7501 – 8700 VIII cm
Primer
8701 – 9900 IX C = Jumlah pohon per Ha, diameter 60-< 90
cm
2. > 9900 batas X
Pengukuran  Pengecekan batas pembukaan Orang
D = Jumlah pohon per Ha , ,diameter
meteran ,>water
90
pembukaan lahan cm BPL - RTUPT
lahan berdasarkan pass & teodoliet 0
Nilai BPL
 Pembenahan patok A , B , C, D diperoleh dr jumlah rata = rata
SPESIFIKASI KEGIATAN PENEBANGAN

- Diameter 10 – 20 cm : tinggi tebangan 40 cm;


- Diameter 21 – 30 cm : tinggi tebangan 60 cm;
- Diameter 31 – 75 cm : tinggi tebangan 100 cm
PELAKSANAAN PENYIAPAN LAHAN
1. Tebas Tebang Potong (TTP)

a.Tebas (T)
Melakukan pembabatan
terhadap semak belukar
dan penebasan pohon kayu
berdiameter ≤ 10 cm
dengan menggunakan
parang atau kapak untuk
membuat rintisan guna
memudahkan pekerjaan
selanjutnya.
a.Tebang (T)
- Pohon yang besar maupun kecil
ditumbangkan dengan buldozer atau
ditebang dengan gergaji rantai (chain
saw). Penebangan dimulai dari pinggir
ke tengah berbentuk spiral. Pohon
ditumbang ke arah luar agar tidak
Arah rebahan pohon
menghalangi jalur buldozer.
- Pohon kayu yang berdiameter > 10 cm
ditebang dengan menggunakan
kampak atau gergaji rantai (chain saw).
- Untuk pohon rindang yang berada di
luar tapak rumah agar tidak ditebang.
– Pohon kayu yang
berdiameter > 10 cm
ditebang dengan
menggunakan
kampak atau gergaji
rantai (chain saw).
– Untuk pohon 1. Arah rebah pohon
2. Pot bawah 1/5
rindang yang berada Diameter
di luar tapak rumah 3. Pot serong 450
4. tidak digergaji
agar tidak ditebang. 5.Pot belakang 3
cm diatas pot
c Potong (P)
- Pemotongan tunggul
bisa dilakukan dengan
chainsaw.
- Cabang dan ranting
pohon dipotong dan
direncek (dicincang)
dengan peralatan
kapak dan parang.
• Pohon yang
tumbang dan
mempunyai nilai
ekonomis (kayu
komersial)
dipotong-potong
sepanjang 4 – 4,5
m dengan
chainsaw.
Penilaian hasil pelakasanaan
kegiatan TTP dinyatakan selesai,
jika :
• Rebahan tebas, tebang pada
arah yg sama.
• Pohon yang ditebas dan
ditebang sudah direncek
cabang dan dahan pohonnya. Kayu utk transmigran
• Batang-batang pohon sudah
terpotong dengan ukuran di
atas.
Kayu utk perdagangan
• Tunggul pohon
berdiameter <30 cm
harus rata dengan
tanah.

• Tunggul pohon
berdiameter > 30 cm
setinggi 60- 100 cm.
2. Pilah, Kumpul, Bersih (PKB)

a. Pilah (P)
• Memilih dan memilah
hasil pemotongan dan
perencekan untuk
memisahkan kayu yang
dimanfaatkan, kayu
komersial, dan kayu
limbah untuk
memudahkan
pengumpulan ke jalur
penumpukan.
b. Kumpul (K)
Pengumpulan hasil tebangan
dilakukan sbb :
• Mengumpulkan dan
menumpuk kayu limbah
secara memanjang dan
sejajar garis kontur di bagian
belakang rumah transmigran.
Kayu limbah dapat segera
diolah menjadi chips kayu
dan persediaan kayu bakar
bagi transmigran.
• Mengumpulkan dan
menumpuk kayu
yang masih dapat
dimanfaatkan
sebagai bahan
bangunan dsb.
Tumpukan kayu
dilakukan
memanjang dan
sejajar garis kontur.
• Semua jenis potongan
batang, cabang,
dahan dan ranting
yang masih berada
diantara jalur
tumpukan kayu harus
dipindahkan dan
ditumpuk tersendiri
sehingga areal antara
jalur tumpukan bersih
dari sisa potongan.
c. Bersih (B)
• Hasil potongan dan
rencekan ditempatkan pada
lahan diantara jalur
tanaman dengan jarak 2
meter dikiri dan kanan
pancang jalur tanam.
• Hasil limbah kayu dan
seresah dibenamkan +/- 0,5
meter agar menjadi lapuk,
sehingga dapat memperkaya
bahan organik di dalam
tanah.
• Alternatif lain, pada
pembersihan seresah/
limbah diproses menjadi
pupuk organik/ kompos
atau briket arang yang
dapat memberikan nilai
tambah bagi transmigran.
• Areal bersih adalah areal
yang siap olah dan bersih
dari sisa tebangan
Pilah kumpul bersih dinyatakan selesai dalam
satuan luas (hektar atau kapling) dengan
ketentuan sebagai berikut :

• Potongan-potongan kayu sudah tertumpuk pada


jalur-jalur tumpukan
• Jarak antar tumpukan kayu 15 - 30 meter
• Areal antara tumpukan harus bebas darl
potongan-potongan kayu
• Areal antara tumpukan kayu terdapat areal yang
cukup bersih untuk digunakan sebagai lahan usaha tani
dan harus memenuhi persyaratan persentasi luas lahan
yang dapat diolah sebagai berikut :

No Vegetasi Asal Persyaratan Keterangan


Presentase
1 Hutan Primer 60 % Adalah persentase luas lahan yang
dapat diolah (saat penempatan)
dalam setiap 1 Ha.
2 HutanSekunde 70 %
r

3 Hutan Tersier 80 %
b). Semak Belukar
Sistem ini dilakukan pada lahan yang memiliki kondisi
topografi datar hingga berombak / bergelobang /
berbukit. Tahapan pekerjaan ( pada prinsipnya sama
dengan pembukaan hutan sekunder / tersier yang telah
dijelaskan diatas ) sebagai berikut :
 Tebas (T)
– Semak belukar dan pohon kayu kecil dipotong dan
ditebas dengan kampak atau parang setinggi
maksimum 40 cm.
Tebang (T)
– Semak belukar dan pohon yang agak besar ditebang/
ditumbang dengan dengan kapak / parang / traktor /
buldozer. Arah kerja dimulai dari pinggir ke tengah dan
pohon ditumbang ke arah luar agar tidak menghalangi
jalannya penebangan / traktor.
– Pohon kayu yang agak besar yang terdapat diareal tersebut
juga dapat ditebang dengan menggunakan parang dan
kapak atau gergaji rantai (chain saw).
Potong (P)
• Hasil penebangan dan penebasan pohon semak belukar
berupa cabang dan ranting pohon tersebut dipotong /
direncek dengan menggunakan parang / kapak atau gergaji
rantai (chain saw).
 Kumpul (K)
• Pengumpulan hasil rencek tebangan cabang dan ranting
ditumpuk pada jarak tertentu disamping jalur tanam.
 Bersih (B)
• Hasil potongan / rencekan ditempatkan pada lahan antara
jalur tanam, dengan jarak 2 m dikiri – kanan pancang jalur
tanam sehingga diperoleh jalur bersih dari hasil potongan/
rencekan.
• Hasil potongan/ rencekan tersebut dibenamkan kedalam
tanah agar terjadi pelapukan/ pembusukan sehingga
memperkaya unsur hara tanah dan mikroba tanah.
• Proses pembusukan hasil tebangan / rencekan dilakukan
secara alamiah
c). Lahan Alang-alang
Dengan melakukan penebasan (manual)

• melakukan penebasan alang-alang, semak


belukar dan pohon kecil sampai tandas di
permukaan tanah. Alat yang digunakan
parang
• Selanjutnya, hasil tebasan dirancak/
dipotong-potong menjadi ukuran yang
lebih kecil dan dibiarkan untuk waktu
beberapa lama kemudian ditimbun di
suatu tempat agar menjadi humus/
kompos yang menambah bahan organik
tanah / meningkatkan kesuburan tanah.
Secara kimiawi sebagai berikut :

• Penyemprotan Herbisida Peralatan yang diperlukan


• Dilaksanakan secara merata
pada seluruh lahan;
• Penyemprotan sebaiknya
dilakukan pada musim
kemarau, karena efektifitas
berkurang bila 6 jam setelah
penyemprotan turun hujan.
Alang-alang yang Alang-alang di lahan siap olah
disemprot tingginya
kurang dari 50 cm Herbisida
dan belum
berbunga. Apabila
sudah tinggi alang-
alang perlu ditebas
dahulu dengan
parang babat.
• - Dosis bahan kimia Pengenceran (lihat
petunjuk) sesuai dosis
(herbisida) sesuai
aturan pakai yang
diterbitkan oleh merk
bahan kimia.

• Pengenceran (lihat
petunjuk) sesuai dosis
PELAKSANAAN PENYEMPROTAN
- Penyemprotan herbisida /
racun alang alang
dimaksudkan untuk
mematikan alang alang secara
tuntas hingga akar akarnya.
Penyemprotan dilakukan
merata pada semua
permukaan daun dan dalam 2
minggu alang alang akan mati.
• Penyemprotan dilakukan
pada waktu musim kering
dalam lintasan yang sesuai
daya jangkau hand sprayer

• Dilarang membuang bekas


cucian bahan herbisida ke
badan aliran air untuk
menghindari pencemaran
lingkungan.
- Hasil pekerjaan (setelah
2 minggu) 80 % alang-
alang di areal yang
dibuka mati mengering.

- Penebasan dan
merencek semak yang
belum dapat dimatikan
dgn herbisida, dengan
menggunakan parang.
Secara garis besar tahapan penyiapan lahan sebagai
berikut :
TAHAPAN PENYIAPAN LAHAN, PADA LAHAN
HUTAN SEMAK BELUKAR ALANG-ALANG
(Tersier, Sekunder)

A.PENYIAPAN LAHAN A. PENYIAPAN LAHAN A. PENYIAPAN LAHAN


1.Tebas (T) 1.Tebas (T) Penyemprotan
2.Tebang (T) 2.Kumpul (K) herbisida
3.Potong (P) 3.Bersih (B)
4.Pilah (P)
5.Kumpul (K)
6.Bersih (B)

B. PENGOLAHAN B. PENGOLAHAN B. PENGOLAHAN


LAHAN LAHAN LAHAN
- - 1. Pembajakan 1
2. Pembajakan 2
3. Penaburan Pupuk
4. Penanaman Cover
Crop
PEMBERSIHAN AKHIR (Finall Clean Up)
Pekerjaan pembersihan akhir (Final Clean Up) pada lahan
pekarangan dilaksanakan secara swakelola dengan sistem
padat karya menggunakan tenaga transmigran. Teknis
operasional pembersihan akhir ini dilaksanakan pada saat
transmigran sudah menempati rumah.

TUJUAN :
1. Untuk memastikan bahwa lahan pekarangan dalam
keadaan bersih dari sisa-sisa hasil pembukaan lahan;
2. Mempersiapkan lahan agar dapat segera dibajak/dicangkul
sehingga dapat dimanfaatkan untuk usaha tani;
3. Untuk mendorong transmigran membersihkan lahan
pekaranggannya dan sekaligus memperoleh insentif/upah
kerja pada saat awal penempatan
Kebutuhan Tenaga Kerja dan Biaya/0,25 Ha
Areal Eks Padang Ilalang
NO KEGIATAN HARI SATUAN HARGA JUMLAH
KERJA SATUAN
1. Penyemprotan HKOP 1 75.000,- 75.000,-

2. Pencangkulan/ HKOP 4 75.000,- 300.000,-


pengolahan lahan
3 Penggaruan HKOP 4 75.000,- 300.000,-

4 Penumpukan sisa HKOP 1 75.000,- 75.000,-


vegetasi lainnya
Jumlah HKOP 10 75.000,- 750.000,-
Areal Semak Belukar
NO KEGIATAN HARI SATUAN HARGA JUMLAH
KERJA SATUAN
1. Tebas HKOP 2 75.000,- 150.000,-

2. Rencek HKOP 3 75.000,- 225.000,-

3 Kumpul dan HKOP 3 75.000,- 225.000,-


menumpuk sisa kayu

4 Kumpul dan HKOP 2 75.000,- 150.000,-


menumpuk sisa
dahan dan daun
Jumlah HKOP 10 75.000,- 750.000,-
Areal Eks Hutan Tertier

NO KEGIATAN HARI SATUAN HARGA JUMLAH


KERJA SATUAN
1. Potong dan Rencek HKOP 1 75.000,- 75.000,-

2. mengumpul dan HKOP 4 75.000,- 300.000,-


menumpuk sisa kayu
3 mengumpul dan HKOP 3 75.000,- 225.000,-
menumpuk sisa dahan
dan ranting
4 mengumpul dan HKOP 2 75.000,- 150.000,-
menumpuk sisa daun
Jumlah HKOP 10 75.000,- 750.000,-
BIOPORI
Dalam rangka menjamin ketersediaan air
untuk konsumsi, dan kebutuhan vegetasi
serta menghidari banjir diperlukan
pembuatan biopori di lahan pekarangan,
fasilitas umum dan lahan usaha I.
PEMBUATAN BIOPORI
Biopori adalah liang atau terowongan yang berada
didalam tanah. ”Biopori” diciptakan adanya
perkembangan akar tanaman dan binatang-binatang
yang hidup di dalam tanah. Biopori dapat dilaksanakan
dengan membuat sumur resepan atau disebut Lubang
Resapan Biopori (LRB).
Fungsi lubang resapan biopori adalah :
 Memanfaatkan aktifitas cacing tanah dan akar tanah
menyerap air, sehingga dapat merupakan cadangan
air pada musim kemarau;
 Membantu mengurangi dampak pemanasan global;
 Membantu mengurangi dampak bencana sebagai
akibat genangan banjir
Pembuatan biopori dalam permukiman transmigrasi
pada lahan fasilitas umum khususnya pada jalur/aliran
air dibangun sumur resapan dengan kedalaman ± 2 m
dan di lahan pekarangan dengan kedalaman 1 m dan
lebar 20 – 30 cm serta di lahan usaha I dengan
kedalaman 0.50 m sepanjang alur tanam kemudian
sisa-sisa tebangan dibenamkan di lubang biopori di
lokasi fasilitas umum, lahan pekarangan dan lahan
usaha I yang akan menjadi bahan organik dan
meningkatkan akatifitas mikroba tanah, khususnya
cacing tanah yang akan membentuk banyak biopori
yang dapat dimanfaatkan sebagai lubang peresapan air.
PENGENDALIAN
Untuk mewujudkan permukiman transmigrasi yang
dapat memenuhi kriteria layak huni, layak usaha, layak
berkembang dan layak lingkungan pada pelaksanaan
pembangunan prasarana dan sarana dilakukan
pengendalian pada saat pelaksanaan.
Pengendalian pelaksanaan pekerjaan penyiapan lahan
dibuat laporan dengan membuat peta Satuan
Pemukiman (SP) yang dibagi menjadi petak-petak yang
luasnya sama setiap petak yang menggambarkan luas
dan letak satu pemukiman / KK sebagai berikut :
Peta Pengendalian
Notasi yang digunakan untuk menilai pekerjaan
penyiapan lahan dalam peta pengendalian pekerjaan
penyiapan lahan menggunakan lingkaran yang dibagi dua
melintang seperti gambar :

1 Angka-angka diatas menyatakan :


1 : Tebas Tebang Potong (TTP)
2 2 : Pilah Kumpul Bersih (PKB)

Selanjutnya urutan pekerjaan penyiapan lahan yang


telah dilakukan diarsir gelap perpetak sesuai kemajuan
pekerjaan di lapangan
Tahapan dan bobot pekerjaan
No. 1 Tebas Tebang Potong (TTP)
No. 2 Pilah Kumpul Bersih (PKB)

Urutan pekerjaan penyiapan lahan yang telah dilakukan diarsir


gelap perpetak sesuai kemajuan pekerjaan di lapangan kemudian
dijumlahkan menjadi peta mingguan dan komulatif
Form Pengendalian Kemajuan Pelaksanaan

SATU KERJA : ...................................................


LOKASI : ...................................................
SP : ...................................................
RENCANA PELAKSANAAN : Dari (.../..../20....) s.d (..../..../20...

––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––

LAPORAN PENGENDALIAN PERKEMBANGAN PEKERJAAN PENYIAPAN LAHAN


VOLUME : ..........petak/ ........... Ha.......... (A)
PERIODE LAPORAN : .........................s.d......................
MINGGU KE : ...................................................

Kumulatif s.d Kemajuan Kumulatif


Bobot Minggu Lalu Minggu Ini s.d Minggu Ini
No Pekerjaan
(%) (Petak) (% (Peta (%) (Petak (%)
) k )
(1) (20 (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Tebas Tebang Potong 30%
Pilah Kumpul Bersih 70%

Keterangan :
(1) : Nomor pekerjaan
(2) : Uraian pekerjaan
(3) : Bobot rencana pekerjaan
(4) : Volume kemajuan pekerjaan sampai dengan minggu lalu
(5) : (4) (A) x (3) x 100 %
(6) : Volume pekerjaan yang dikerjakan minggu ini
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai