Anda di halaman 1dari 397

-1-

SALINAN
MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 266 TAHUN 2023

TENTANG

PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH


TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR 2 TAHUN 2023 TENTANG
INDIKATOR KINERJA UTAMA
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI TAHUN 2022-2024

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI


REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan perubahan Road Map


Reformasi Birokrasi 2020-2024 sesuai Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 3 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 25 Tahun 2020 tentang Road Map
Reformasi Birokrasi 2020-2024 dan terbitnya Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 9 Tahun 2023 tentang Evaluasi Reformasi
Birokrasi perlu dilakukan penyesuaian terhadap Indikator
Kinerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor
2 Tahun 2023 tentang Indikator Kinerja Utama
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Tahun 2022-2024;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang


Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4614);
2. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80);
-2-

3. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 10);
4. Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 192);
5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum
Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi
Pemerintah;
6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
PER/20/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan
Indikator Kinerja Utama;
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1256)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 5 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 823);
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2020 tentang Rencana
Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2020-2024 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1396);
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2020 tentang Road
Map Reformasi Birokrasi 2020-2024 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 441) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 3 Tahun
2023 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 25 Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi
Birokrasi 2020-2024 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2023 Nomor 233);
10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2022 tentang Proses
Bisnis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 115);
-3-

11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur


Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2022
tentang Sistem Kerja pada Instansi Pemerintah Untuk
Penyederhanaan Organisasi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 184).
12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 9 Tahun 2023 tentang Evaluasi
Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2023 Nomor 601);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMGIRASI TENTANG PERUBAHAN
ATAS KEPUTUSAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMGIRASI NOMOR 2 TAHUN 2023
TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
TAHUN 2022-2024.

KESATU : Mengubah Lampiran Keputusan Menteri Desa, Pembangunan


Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2023
tentang Indikator Kinerja Utama Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun
2022-2024 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri
ini.
KEDUA : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2023 tentang Indikator Kinerja
Utama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Tahun 2022-2024, dinyatakan masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Keputusan
Menteri ini
KETIGA : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 November 2023

MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

ABDUL HALIM ISKANDAR


Salinan sesuai aslinya
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Plt. Kepala Biro Hukum

Rully Rachman
-4-

LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 266 TAHUN 2023
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMGIRASI NOMOR 2
TAHUN 2023 TENTANG INDIKATOR KINERJA
UTAMA KEMENTERIAN DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI TAHUN 2022-2024

DAFTAR LAMPIRAN

I. IKU KEMENTERIAN
II. IKU UNIT ESELON I dan II
1. Sekretariat Jenderal
a. Biro Perencanaan dan Kerja Sama;
b. Biro Keuangan dan Barang Milik Negara;
c. Biro Kepegawaian dan Organisasi;
d. Biro Hubungan Masyarakat;
e. Biro Hukum; dan
f. Biro Umum dan Layanan Pengadaan.
2. Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
a. Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan;
b. Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan;
c. Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan;
d. Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan;
e. Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan; dan
f. Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa.
3. Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
a. Sekretariat Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
b. Direktorat Perencanaan Teknis Pengembangan Ekonomi dan Investasi
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
c. Direktorat Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Investasi Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
d. Direktorat Pelayanan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi;
e. Direktorat Pengembangan Produk Unggulan Desa, Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi; dan
f. Direktorat Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.
-5-

4. Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal


a. Sekretariat Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal;
b. Direktorat Penyerasian Rencana dan Program Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal;
c. Direktorat Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan;
d. Direktorat Penyerasian Pembangunan Sarana dan Prasarana;
e. Direktorat Penyerasian Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan; dan
f. Direktorat Penyerasian Pembangunan Daerah Khusus.
5. Direktorat Jenderal Pembangunan Dan Pengembangan Kawasan
Transmigrasi
a. Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Transmigrasi;
b. Direktorat Perencanaan Perwujudan Kawasan Transmigrasi;
c. Direktorat Pembangunan Kawasan Transmigrasi;
d. Direktorat Fasilitasi Penataan Persebaran Penduduk di Kawasan
Transmigrasi;
e. Direktorat Pengembangan Satuan Permukiman dan Pusat Satuan
Kawasan Pengembangan; dan
f. Direktorat Pengembangan Kawasan Transmigrasi.
6. Inspektorat Jenderal
a. Sekretariat Inspektorat Jenderal;
b. Inspektorat I;
c. Inspektorat II;
d. Inspektorat III;
e. Inspektorat IV; dan
f. Inspektorat V.
7. Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
a. Sekretariat Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
b. Pusat Pengembangan Kebijakan Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi;
c. Pusat Pengembangan Daya Saing Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi;
d. Pusat Penyusunan Keterpaduan Rencana Pembangunan Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi; dan
e. Pusat Data dan Informasi Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.
8. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
a. Sekretariat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
b. Pusat Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
c. Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi;
d. Pusat Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara Kementerian; dan
e. Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional.
-6-

I. IKU KEMENTERIAN
1. Nama Unit Organisasi : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
2. Tugas : Menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pembangunan desa dan perdesaan,
pemberdayaan masyarakat desa,
percepatan pembangunan daerah
tertinggal, dan transmigrasi untuk
membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara.
3. Fungsi : 1) Perumusan, penetapan, dan
pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan desa dan perdesaan,
pengembangan ekonomi dan investasi
desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi, pembangunan dan
pengembangan kawasan transmigrasi,
serta penyerasian percepatan
pembangunan daerah tertinggal;
2) Koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian;
3) Pengelolaan barang milik/kekayaan
negara yang menjadi tanggung
jawabnya;
4) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di
lingkungan Kementerian;
5) Pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian di daerah;
6) Pelaksanaan pengembangan kebijakan
dan daya saing, penyusunan
keterpaduan rencana pembangunan,
dan pengelolaan data dan informasi di
bidang pembangunan desa dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi;
7) Pelaksanaan pengembangan sumber
daya manusia dan pemberdayaan
masyarakat desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi; dan
8) Pelaksanaan dukungan yang bersifat
substantif kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian.
4. Pengertian : 1) Sasaran Strategis adalah hasil yang
diharapkan dari satu tujuan dalam
periode 2022-2024.
2) Definisi Operasional adalah penjelasan
terhadap indikator kinerja utama
berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan/atau
konvensi yang berlaku.
-7-

3) Cara Perhitungan adalah petunjuk cara


menghitung capaian keberhasilan setiap
indikator.
5. Indikator Kinerja Utama :

IKU KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN


TRANSMIGRASI
NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Berkembangnya status 1.1 Persentase desa mandiri
pembangunan desa 1.2 Persentase desa berkembang
1.3 Persentase desa tertinggal
2 Menguatnya 2.1 Nilai rata-rata Capaian SDGs Desa
Pembangunan Desa
Berkelanjutan
3 Menurunnya Angka 3.1 Persentase Kemiskinan di desa
Kemiskinan Di Desa
4 Meningkatnya status 4.1 Nilai rata- rata indeks perkembangan 62
perkembangan Kawasan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
Perdesaan (KPPN)
4.2 Nilai rata-rata indeks perkembangan 30
Kawasan Perdesaan Prioritas
Kementerian
5 Terevitalisasinya Badan 5.1 Jumlah Badan Usaha Milik Desa (Bum
Usaha Milik Desa (BUM Desa) Berkembang
Desa) 5.2 Jumlah Badan Usaha Milik Desa (Bum
Desa) Maju
6 Terevitalisasinya Badan 6.1 Jumlah Badan Usaha Milik Desa
Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) Berkembang
Bersama (Bumdesma) 6.2 Jumlah Badan Usaha Milik Desa
Bersama (Bumdesma) Maju
7 Meningkatnya investasi 7.1 Persentase kenaikan investasi di Desa,
di desa, daerah Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
tertinggal, dan
transmigrasi mendukung
transformasi ekonomi
8 Berkurangnya jumlah 8.1 Jumlah Kabupaten Daerah yang
daerah tertinggal termasuk Tertinggal
9 Menurunnya penduduk 9.1 Persentase Penduduk Miskin di Daerah
miskin di daerah Tertinggal
tertinggal
10 Meningkatnya rata-rata 10.1 Nilai Rata-rata Indeks Pembangunan
Indeks Pembangunan Manusia di Daerah Tertinggal
Manusia (IPM) di daerah
tertinggal
11 Meningkatnya status 11.1 Rata-rata nilai indeks perkembangan 52
perkembangan Kawasan kawasan transmigrasi Prioritas Nasional
Transmigrasi yang yang direvitalisasi
direvitalisasi 11.2 Rata-rata nilai indeks perkembangan
100 Kawasan Transmigrasi Prioritas
kementerian yang direvitalisasi
-8-

NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


12 Meningkatnya kualitas 12.1 Tingkat Kepuasan pengguna atas
implementasi kebijakan layanan data dan informasi
yang berbasis pada ilmu Kementerian Desa, Pembangunan
pengetahuan, inovasi, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
serta data dan informasi yang terintegrasi
dalam keterpaduan 12.2 Persentase dokumen pengembangan
rencana untuk kebijakan desa, daerah tertinggal, dan
meningkatkan daya saing transmigrasi yang diimplementasikan
pembangunan desa, dan atau menjadi rujukan dalam
perdesaan,daerah pelaksanaan kebijakan
tertinggal dan 12.3 Persentase dokumen perencanaan
transmigrasi induk dan roadmap pembangunan desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi yang
diimplementasikan dan atau menjadi
rujukan dalam pelaksanaan kebijakan
12.4 Persentase dokumen pengembangan
kebijakan daya saing desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi yang
diimplementasikan dan atau menjadi
rujukan dalam pelaksanaan kebijakan
13 Meningkatnya kapasitas 13.1 Persentase ASN Kementerian yang
Sumber Daya Manusia memenuhi Standar Kompetensi Jabatan
(SDM) desa dan 13.2 Persentase Kader Pemberdayaan
perdesaan daerah Masyarakat Perdesaan yang mampu
tertinggal dan menumbuhkan dan mengembangkan
transmigrasi serta menggerakan prakarsa, partisipasi
dan swadaya gotong royong
14 Meningkatnya kualitas 14.1 Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian
Reformasi Birokrasi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi
14.2 Indeks Penerapan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE) Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
15 Meningkatnya 15.1 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja
pengawasan, Instansi Pemerintah (SAKIP)
pengendalian dan Kementerian Desa, Pembangunan
akuntabilitas aparatur Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
yang baik, serta aturan 15.2 Opini Badan Pemeriksa Keuangan
yang efektif Republik Indonesia (BPK RI) atas
penyajian Laporan Keuangan
Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
15.3 Tingkat maturitas Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
-9-

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase desa 1. Klasifikasi status Desa dapat dihitung Jumlah Desa Mandiri dibagi Internal (Ditjen
mandiri dengan menggunakan Indeks Desa dengan Jumlah seluruh Pembangunan Desa dan
Membangun. Indeks Desa Membangun desa (jumlah seluruh desa= Perdesaan)
adalah Indeks Komposit yang dibentuk 74.887 desa, sesuai baseline
dari Indeks Ketahanan Sosial, Indeks RPJMN tahun 2020-2024)
Ketahanan Ekonomi dan Indeks dikali 100%.
Ketahanan Ekologi Desa.
2. Desa Mandiri, atau bisa disebut sebagai
Desa Sembada adalah yang memiliki
Indeks Desa Membangun lebih besar (>)
dari 0,8155, dengan ciri-ciri memiliki
kemampuan melaksanakan
pembangunan Desa untuk peningkatan
kualitas hidup dan kehidupan sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa
dengan ketahanan sosial, ketahanan
ekonomi, dan ketahanan ekologi secara
berkelanjutan.
1.2 Persentase desa 1. Klasifikasi status Desa dapat dihitung Jumlah Desa Berkembang Internal (Ditjen
berkembang dengan menggunakan Indeks Desa dibagi dengan Jumlah Pembangunan Desa dan
Membangun. Indeks Desa Membangun seluruh desa (jumlah Perdesaan)
adalah Indeks Komposit yang dibentuk seluruh desa= 74.887 desa,
dari Indeks Ketahanan Sosial, Indeks sesuai baseline RPJMN
Ketahanan Ekonomi dan Indeks tahun 2020-2024) dikali
Ketahanan Ekologi Desa. 100%.
2. Desa Berkembang, atau bisa disebut
sebagai Desa Madya, adalah desa yang
memiliki Indeks Desa Membangun
- 10 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
kurang dan sama dengan (≤) 0,8155 dan
lebih besar (>) dari 0,5989, dengan ciri-
ciri memiliki potensi sumber daya sosial,
ekonomi, dan ekologi tetapi belum
mengelolanya secara optimal untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat
Desa, kualitas hidup manusia dan
menanggulangi kemiskinan.
1.3 Persentase desa 1. Klasifikasi status Desa dapat dihitung Jumlah Desa Tertinggal Internal (Ditjen
tertinggal dengan menggunakan Indeks Desa dibagi dengan Jumlah Pembangunan Desa dan
Membangun. Indeks Desa Membangun seluruh desa (jumlah Perdesaan)
adalah Indeks Komposit yang dibentuk seluruh desa= 74.887 desa,
dari Indeks Ketahanan Sosial, Indeks sesuai baseline RPJMN
Ketahanan Ekonomi dan Indeks tahun 2020-2024) dikali
Ketahanan Ekologi Desa. 100%.
2. Desa Tertinggal, atau bisa disebut
sebagai Desa Pratama/ Pra-Madya
adalah Desa yang memiliki Indeks Desa
Membangun kurang dan sama dengan (≤)
0,5989, dengan ciri-ciri Desa yang
mengalami kerentanan karena masalah
bencana alam, goncangan ekonomi, dan
konflik sosial, atau memiliki potensi
sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi
tetapi belum, atau kurang mengelolanya
dalam upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat Desa, kualitas hidup
manusia serta mengalami kemiskinan
dalam berbagai bentuknya.
- 11 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Nilai rata-rata Desa adalah desa dan desa adat atau yang Nilai rata-rata Capaian Internal (Badan
Capaian SDGs disebut dengan nama lain, selanjutnya SDGs Desa per tahun Pengembangan dan
Desa disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat Informasi Desa, Daerah
hukum yang memiliki batas wilayah yang Tertinggal dan
berwenang untuk mengatur dan mengurus Transmigrasi)
urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

SDGs Desa adalah upaya terpadu


Pembangunan Desa untuk percepatan
pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan.

SDGs Desa bertujuan untuk mewujudkan:


1. Desa tanpa kemiskinan;
2. Desa tanpa kelaparan;
3. Desa sehat dan sejahtera;
4. Pendidikan Desa berkualitas;
5. Keterlibatan perempuan Desa;
6. Desa layak air bersih dan sanitasi;
7. Desa berenergi bersih dan terbarukan;
8. Pertumbuhan ekonomi Desamerata;
9. Infrastruktur dan inovasi Desa sesuai
kebutuhan;
10. Desa tanpa kesenjangan;
- 12 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
11. Kawasan permukiman Desa aman dan
nyaman;
12. Konsumsi dan produksi Desa sadar
lingkungan;
13. Desa tanggap perubahan iklim;
14. Desa peduli lingkungan laut;
15. Desa peduli lingkungan darat;
16. Desa damai berkeadilan;
17. Kemitraan untuk Pembangunan Desa;
dan
18. Kelembagaan Desa dinamis dan
budaya Desa adaptif.
3.1 Persentase Kemiskinan adalah ketidakmampuan dari Persentase angka Internal
kemiskinan desa sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan kemiskinan desa per tahun (Laporan Hasil Evaluasi
dasar makanan dan bukan makanan yang Direktorat Jenderal
diukur dari sisi pengeluaran. Untuk Pembangunan Desa dan
mengukur kemiskinan digunakan konsep Perdesaan)
kemampuan memenuhi kebutuhan dasar dan atau Badan Pusat
(basic needs approach). Jadi Penduduk Statistik (BPS)
Miskin adalah penduduk yang memiliki
rata-rata pengeluaran perkapita perbulan
dibawah garis kemiskinan.

Garis Kemiskinan (GK) merupakan


penjumlahan dari Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non
Makanan (GKNM). (sumber definisi BPS)

Rumus penghitungan adalah


GK = GKM+GKNM
- 13 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
4.1 Nilai rata- rata 1. Kawasan Perdesaan yang menjadi Rata-rata perkembangan Internal
indeks prioritas nasional adalah kawasan Indeks 62 Kawasan (Laporan Hasil
perkembangan 62 perdesaan yang tertuang dalam Rencana Perdesaan prioritas nasional Pengukuran Indeks
Kawasan Pembangunan Jangka Menengah per tahun sesuai dengan Perkembangan Kawasan
Perdesaan Prioritas Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 Indeks Perkembangan Perdesaan Direktorat
Nasional (KPPN) sejumlah 62 Kawasan Perdesaan Prioritas Kawasan Perdesaan dengan Jenderal Pembangunan
Nasional (KPPN). data dasar tahun 2019. Desa dan Perdesaan)
2. Status perkembangan kawasan
perdesaan terdiri dari:
a. Kawasan Perdesaan Inisiasi
b. Kawasan Perdesaan Konsolidasi
c. Kawasan Perdesaan Mandiri
d. Kawasan Perdesaan Berdaya saing
3. Indeks perkembangan Kawasan
Perdesaan adalah indikator untuk
mengukur perkembangan Kawasan
Perdesaan.
IPKP < 25 = Inisiasi
25 ≤ IPKP < 50 = Konsolidasi
(Berkembang)
50 ≤ IPKP < 75 = Mandiri
IPKP ≥ 75 = Berdaya Saing
4. Target pengembangan Kawasan
Perdesaan Prioritas Nasional sampai
akhir tahun 2024:
 10 Kawasan Perdesaan Konsolidasi;
 47 Kawasan Perdesaan Mandiri;
 5 Kawasan Perdesaan berdaya saing.
- 14 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
4.2 Nilai rata-rata 1. Kawasan Perdesaan yang menjadi Rata-rata perkembangan Internal
indeks prioritas nasional adalah kawasan Indeks 30 Kawasan (Laporan hasil pengukuran
perkembangan 30 perdesaan yang tertuang dalam Rencana Perdesaan prioritas indeks Perkembangan 30
Kawasan Pembangunan Jangka Menengah kementerian per tahun Kawasan Perdesaan dari
Perdesaan Prioritas Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 sesuai dengan Indeks Direktorat Jenderal
Kementerian sejumlah 62 Kawasan Perdesaan Prioritas Perkembangan Kawasan Pembangunan Desa dan
Nasional (KPPN). Perdesaan dengan data Perdesaan)
2. Status perkembangan kawasan dasar tahun 2019.
perdesaan terdiri dari:
a. Kawasan Perdesaan Inisiasi
b. Kawasan Perdesaan Konsolidasi
c. Kawasan Perdesaan Mandiri
d. Kawasan Perdesaan Berdaya saing
3. Indeks perkembangan Kawasan
Perdesaan adalah indikator untuk
mengukur perkembangan Kawasan
Perdesaan.
IPKP < 25 = Inisiasi
25 ≤ IPKP < 50 = Konsolidasi
(Berkembang)
50 ≤ IPKP < 75 = Mandiri
IPKP ≥ 75 = Berdaya Saing
4. Target pengembangan Kawasan
Perdesaan Prioritas Nasional sampai
akhir tahun 2024:
 30 Kawasan Perdesaan Berkembang.
5.1 Jumlah Badan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) adalah Jumlah Badan Usaha Milik Internal
Usaha Milik Desa badan usaha yang seluruh atau sebagian Desa (BUM Desa) (Laporan Hasil
(Bum Desa) besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui Berkembang per tahun. Pengukuran Indeks
Berkembang penyertaan secara langsung yang berasal Perkembangan BUM Desa
- 15 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
5.2 Jumlah Badan dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna Jumlah Badan Usaha Milik dan Bumdesma Direktorat
Usaha Milik Desa mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha Desa (BUM Desa) Maju per Jenderal Pengembangan
(Bum Desa) Maju lainnya untuk sebesar-besarnya tahun. Ekonomi dan Investasi
kesejahteraan masyarakat Desa Desa, Daerah Tertinggal,
perkembangan BUM Desa diukukur dan Transmigrasi)
menggunakan indikator perkembangan
BUM Desa.
6.1 Jumlah Badan Badan Usaha Milik Desa Bersama Jumlah Badan Usaha Milik Internal
Usaha Milik Desa (Bumdesma) adalah lembaga ekonomi yang Desa Bersama (Bumdesma) (Laporan Hasil
Bersama memiliki kegiatan untuk Berkembang per tahun. Pengukuran Indeks
(Bumdesma) menumbuhkembangkan perekonomian di Perkembangan BUM Desa
Berkembang kawasan perdesaan perkembangan dan Bumdesma Direktorat
6.2 Jumlah Badan Bumdesma diukur menggunakan indikator Jumlah Badan Usaha Milik Jenderal Pengembangan
Usaha Milik Desa perkembangan Bumdesma. Desa Bersama (Bumdesma) Ekonomi dan Investasi
Bersama Maju per tahun. Desa, Daerah Tertinggal,
(Bumdesma) Maju dan Transmigrasi)
7.1 Persentase  Investasi di Desa, Daerah tertinggal, dan Nilai realiasi investasi Internal
kenaikan investasi transmigrasi adalah kegiatan penanaman swasta di Desa/Perdesaan, (Laporan Hasil Evaluasi
di Desa, Daerah modal untuk peningkatan produksi, nilai tahun berjalan dikurangi Direktorat Jenderal
Tertinggal, dan tambah, serta pemasaran produk dengan Nilai investasi tahun Pengembanan Ekonomi
Transmigrasi unggulan. sebelumnya dibagi dengan dan Investasi Desa,
 Nilai investasi yang dimaksud adalah nilai investasi tahun Daerah Tertinggal, dan
nilai realisasi investasi swasta terdiri dari sebelumnya dikali 100%. Transmigrasi)
penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan Eksternal
dan penanaman modal asing (PMA). (Badan Koordinasi
 Investasi Perdesaan adalah nilai total Penanaman Modal
investasi di seluruh kabupaten di dan/atau Badan Pusat
Indonesia. Statistik)
- 16 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
8.1 Jumlah Kabupaten  Daerah tertinggal adalah daerah Jumlah Kabupaten Daerah Internal
Daerah yang kabupaten yang wilayah serta Tertinggal per tahun (Laporan Hasil Evaluasi
termasuk masyarakatnya kurang berkembang Direktorat Jenderal
Tertinggal dibandingkan dengan daerah lain dalam Percepatan Pembangunan
skala nasional (definisi PP 78 Tahun Daerah Tertinggal)
2014) Penetapan daerah tertinggal yang
terentaskan berdasarkan PP 78
dilaksanakan pada akhir periode,
sedangkan setiap tahunnya dikeluarkan
data proyeksi jumlah kabupaten daerah
tertinggal
 Percepatan pembangunan daerah
tertinggal termasuk percepatan
pembangunan daerah dengan
karakteristik wilayah tertentu
9.1 Persentase Untuk mengukur kemiskinan, Badan Pusat Rata-rata Persentase Internal
Penduduk Miskin Statistik menggunakan konsep kemampuan penduduk miskin didaerah (Laporan Hasil Evaluasi
di Daerah memenuhi kebutuhan dasar (basic needs tertinggal. Direktorat Jenderal
Tertinggal approach). Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal)
Dengan pendekatan ini, kemiskinan dan Eksternal
dipandang sebagai ketidakmampuan dari (Badan Pusat Statistik)
sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan bukan makanan yang
diukur dari sisi pengeluaran. Jadi,
Penduduk Miskin adalah penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran perkapita
perbulan dibawah garis kemiskinan.
- 17 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
10.1 Nilai Rata-rata Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah Rata-rata Indeks Internal
Indeks pengukuran perbandingan dari Umur Pembangunan Manusia di (Laporan Hasil Evaluasi
Pembangunan panjang dan hidup sehat (a long and healthy Daerah Tertinggal per Direktorat Jenderal
Manusia di Daerah life), Pengetahuan (knowledge), dan Standar tahun. Percepatan Pembangunan
Tertinggal hidup layak (decent standard of living). Daerah Tertinggal)
(sumber definisi Badan Pusat Statistik) berbasiskan data dari
Badan Pusat Statistik
11.1 Rata-rata nilai Kawasan Transmigrasi yang menjadi Rata-rata nilai indeks Internal
indeks prioritas nasional adalah Kawasan perkembangan 52 kawasan (Laporan Hasil
perkembangan 52 Transmigrasi yang masuk ke dalam 52 transmigrasi per tahun Pengukuran Indeks
kawasan Kawasan Transmigrasi yang ditetapkan. Perkembangan Kawasan
transmigrasi Transmigrasi cq Direktorat
Prioritas Nasional Indeks perkembangan kawasan transmigrasi Jenderal Pembangunan
yang direvitalisasi adalah indikator untuk mengukur dan Pengembangan
perkembangan kawasan transmigrasi Kawasan Transmigrasi)
dengan rincian:

IPKT < 50 = Berkembang


50 ≤ IPKT < 75 = Mandiri
IPKT ≥ 75 = Berdaya Saing

Dengan target akhir tahun 2024:


•12 Kawasan Transmigrasi Berkembang;
•33 Kawasan Transmigrasi Mandiri;
•7 Kawasan Transmigrasi Berdaya saing.
- 18 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
11.2 Rata-rata nilai Kawasan Transmigrasi yang menjadi Rata-rata nilai indeks Internal
indeks prioritas kementerian adalah Kawasan perkembangan 100 kawasan (laporan hasil evaluasi
perkembangan 100 Transmigrasi yang masuk ke dalam 100 transmigrasi per tahun perkembangan indeks 100
Kawasan Kawasan Transmigrasi yang ditetapkan yang Kawasan Transmigrasi
Transmigrasi masuk dalam Rencana Strategis Prioritas Kementerian cq
Prioritas Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Direktorat Jenderal
kementerian yang Tahun 2020-2024. Pembangunan dan
direvitalisasi Pengembangan Kawasan
Indeks perkembangan kawasan transmigrasi Transmigrasi)
adalah indikator untuk mengukur
perkembangan kawasan transmigrasi
dengan rincian:

IPKT < 50 = Berkembang


50 ≤ IPKT < 75 = Mandiri
IPKT ≥ 75 = Berdaya Saing

Dengan target akhir tahun 2024:


•60 Kawasan Transmigrasi Berkembang;
•40 Kawasan Transmigrasi Mandiri.
12.1 Tingkat Kepuasan Kepuasan atas Layanan data dan sistem Indeks kepuasan pengguna Internal
pengguna atas informasi yang terintegrasi adalah atas layanan data dan BPIDDTT (Pusat Data dan
layanan data dan pengintegrasian data dan informasi seluruh informasi kementerian Informasi Desa, Daerah
informasi desa di Indonesia melalui sistem yang terhadap kualitas layanan Tertinggal dan
Kementerian Desa, mencakup informasi: data dan informasi per Transmigrasi)
Pembangunan tahun
Daerah Tertinggal, 1. Kondisi Desa, yang digambarkan
dan Transmigrasi melalui IDM;
yang terintegrasi 2. Capaian SDGs Desa untuk level Desa,
Kecamatan, Kabupaten, dan Provinsi;
- 19 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3. Data profil pendamping dan kinerja
Tenaga Pendamping Professional / TPP
melalui daily report pendamping;
4. Data BUMDES dan BUMDESMA (Data
profil, perkembangan usaha, status
badan hukum, status pemeringkatan
Bumdes dan Bumdesma);
5. Peraturan perundangan tentang desa,
daerah tertinggal dan transmigrasi;
6. Peta dan lokasi kegiatan dan program
pembangunan desa;
7. Hasil Sapa Desa secara periodik
(Bulanan/Triwulan/Semester/Tahunan;
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes) dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APBDes) Perubahan;
9. Data monitoring dan evaluasi
Penggunaan Dana Desa;
10. Rekomendasi pembangunan Desa
berdasarkan hasil evaluasi
perkembangan SDGs Desa dan IDM.

Kriteria skor penilaian nilai indeks


kepuasan:
- Sangat Baik: 4
- Baik: 3
- Kurang Baik: 2
- Tidak Baik: 1
- 20 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
12.2 Persentase Dokumen perumusan Kebijakan Jumlah perumusan Internal
dokumen Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kebijakan Pembangunan BPIDDTT (Pusat
pengembangan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Desa dan Perdesaan, Pengembangan Kebijakan
kebijakan desa, Transmigrasi yang diimplementasikan. Pembangunan Daerah Desa, Daerah Tertinggal
daerah tertinggal, Tertinggal dan Transmigrasi dan Transmigrasi)
dan transmigrasi yang diimplementasikan
yang dibagi dengan Jumlah
diimplementasikan perumusan Kebijakan yang
dan atau menjadi dihasilkan tahun berjalan
rujukan dalam dan atau satu tahun
pelaksanaan sebelumnya dikali 100%.
kebijakan
12.3 Persentase Dokumen Rencana Pembangunan Desa dan Jumlah produk atau Internal
dokumen Perdesaan, Pembangunan Daerah Tertinggal dokumen perencanaan BPIDDTT (Pusat
perencanaan induk dan Transmigrasi yang disusun dan direviu Induk dan roadmap Penyusunan Keterpaduan
dan roadmap meliputi: Pembangunan desa, Daerah Rencana Pembangunan
pembangunan Tertinggal dan Transmigrasi DDTT)
desa, daerah 1. Peta Jalan (road map) Pembangunan yang diimplementasikan dan
tertinggal, dan Desa (2020 - 2024 dan 2025 - 2029); atau menjadi rujukan dibagi
transmigrasi yang 2. Peta Jalan (road map) Pembangunan dengan jumlah seluruh
diimplementasikan Kawasan Perdesaan (2020 - 2024 dan produk atau dokumen
dan atau menjadi 2025 - 2029); perencanaan Pembangunan
rujukan dalam 3. Peta Jalan (road map) Pembangunan desa, Daerah Tertinggal dan
pelaksanaan Desa dan Perdesaan (2025-2029); Transmigrasi yang disusun
kebijakan 4. Peta Jalan (road map) Pembangunan dikali 100%.
Daerah Tertinggal (STRANAS) (2020 -
2024 dan 2025 - 2029);
5. Peta Jalan (road map) Pembangunan
Transmigrasi (2020 - 2024 dan 2025 -
2029);
- 21 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
6. Peta Jalan (road map) Pengembangan
SDM;
7. Road map BUMDESA DAN BUMDESMA;
8. Dokumen Rencana Induk
Pengembangan Perdesaan
(Pembangunan Desa, Kawasan
Perdesaan, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi) 2020 – 2045;
9. Dokumen Prioritas Lokus dan Fokus;
10. Dokumen Dokumen NSPK Keterpaduan
Rencana Pembangunan DPDTT;

Peta Jalan yang disusun adalah dokumen


pembangunan desa dan perdesaan, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi tahun 2020-
2024 dan tahun 2025-2030.

Percepatan pembangunan daerah tertinggal


termasuk percepatan pembangunan daerah
dengan karakteristik wilayah tertentu.

Implementasi dokumen perencanaan


Pembangunan desa, Perdesaan, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi adalah
kesesuaian dokumen perencanaan teknis
dengan dokumen rencana induk.
- 22 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
12.4 Persentase Dokumen pengembangan kebijakan daya Jumlah perumusan Internal
dokumen saing Desa dan Perdesaan, Pembangunan Kebijakan daya saing Desa BPIDDTT (Pusat
pengembangan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang dan Perdesaan, Pengembangan Daya Saing
kebijakan daya meliputi pengembangan kreativitas dan Pembangunan Daerah DDTT)
saing desa, daerah inovasi, pengembangan teknologi tepat Tertinggal dan Transmigrasi
tertinggal, dan guna, pengembangan teknologi tinggi, yang diimplementasikan
transmigrasi yang pengembangan teknologi digital. dibagi dengan Jumlah
diimplementasikan perumusan Kebijakan daya
dan atau menjadi saing yang dihasilkan tahun
rujukan dalam berjalan dan atau satu
pelaksanaan tahun sebelumnya dikali
kebijakan 100%
13.1 Persentase ASN Standar Kompetensi Jabatan adalah Jumlah ASN yang Internal
Kementerian yang persyaratan kompetensi manajerial/ sosial memenuhi standar Sekretaris Jenderal
memenuhi Standar kultural/ teknikal minimal yang harus kompetensi jabatan tahun BPSDMPMD
Kompetensi dimiliki oleh seorang Aparatur Sipil Negara berjalan dibagi dengan
Jabatan (ASN) setelah mengikuti pelatihan. Jumlah seluruh ASN dikali
100%
Kompetensi adalah karakteristik dan
kemampuan yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap
sesuai dengan hasil pelatihan.

Target ASN yang memenuhi Standar


Kompetensi Jabatan pada tahun 2024
adalah 90%
- 23 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
13.2 Persentase Kader Kader Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan Jumlah Kader Internal
Pemberdayaan yang mampu melakukan pendampingan Pemberdayaan Masyarakat (Badan Pengembangan
Masyarakat masyarakat perdesaan harus lulus dan Perdesaan yang mampu Sumber Daya Manusia
Perdesaan yang bersertifikat sesuai dengan standar melakukan pendampingan (SDM) dan Pemberdayaan
mampu kompetensi. masyarakat perdesaan Masyarakat)
menumbuhkan (lulus dan bersertifikat) per
dan Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan tahun dibagi dengan jumlah
mengembangkan mengacu pada Modul/ Dokumen Rencana seluruh Kader
serta menggerakan Aksi pada bidang: Pemberdayaan Masyarakat
prakarsa, 1. Perdesaan; Perdesaan dikali 100%
partisipasi dan 2. Daerah Tertinggal; dan
swadaya gotong 3. Transmigrasi
royong

Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa


(KPMD) adalah unsur masyarakat desa yang
potensial dan ditetapkan oleh Kepala Desa
sebagai Kader untuk menumbuhkan dan
mengembangkan, serta menggerakan
prakarsa, partisipasi, dan swadaya gotong
royong masyarakat desa, dan/atau
ditugaskan mengikuti pelatihan yang
diselenggarakan oleh UPT Balai Besar/balai
Kementerian Desa, PDTT.

Pendampingan masyarakat desa adalah


kegiatan pemberdayaan masyarakat desa
melalui asistensi, pengorganlsasian.
pengarahan. dan pendamplngan masyarakat
desa.
- 24 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
14.1 Nilai Reformasi Nilai Reformasi Birokrasi adalah Nilai yang Nilai Reformasi Birokrasi Eksternal
Birokrasi diperoleh dari hasil evaluasi oleh (RB) pada tahun (Kementerian
Kementerian Desa, KementerianPendayagunaan Aparatur sebelumnya Pendayagunaan Aparatur
Pembangunan Negara dan Reformasi Birokrasi atas Negara dan Reformasi
Daerah Tertinggal pelaksanaan Reformasi Birokrasi Birokrasi)
dan Transmigrasi berdasarkan peraturan dan ketentuan yang
berlaku

Penilaian Reformasi Birokrasi mencakup


capaian kinerja 8 (delapan) area Perubahan,
yang meliputi kinerja:
1. Manajemen Perubahan;
2. Penataan Peraturan Perundang-
undangan;
3. Penataan dan penguatan Kelembagaan;
4. Penataan Tata Laksana;
5. Penguatan Sistem Manajemen SDM
Aparatur;
6. Penguatan Akuntabilitas;
7. Penguatan Pengawasan; dan
8. Peningkatan kualitas Pelayanan Publik
14.2 Indeks Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Nilai Indeks SPBE dari Internal (Pusat Data dan
Sistem (SPBE) adalah penyelenggaraan Kementerian PAN dan RB Informasi) dan Eksternal
Pemerintahan pemerintahan yang memanfaatkan teknologi (Kementerian PAN dan RB)
Berbasis Elektronik informasi dan komunikasi untuk
(SPBE) memberikan layanan kepada Instansi Pusat,
Kementerian Desa, Pemerintah Daerah, Pegawai Aparatur Sipil
Pembangunan Negara, Perorangan, masyarakat, Pelaku
Daerah Tertinggal, Usaha dan Pihak lain yang memanfaatkan
dan Transmigrasi layanan SPBE Pengguna SPBE.
- 25 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Penilaian SPBE berdasarkan domain dan
aspek penilaian SPBE:
1. Domain Kebijakan SPBE:
a. Aspek Kebijakan Tata Kelola SPBE;
b. Aspek Kebijakan Layanan SPBE;
2. Domain Tata Kelola SPBE:
a. Aspek Kelembagaan;
b. Aspek Strategi dan Perencanaan;
c. Aspek Teknologi, Informasi, dan
Komunikasi
3. Domain Layanan SPBE:
a. Aspek Layanan Administrasi
Pemerintahan Berbasis Elektronik;
b. Aspek Layanan Publik Berbasis
Elektronik.

Penilaian SPBE dilakukan oleh Kementerian


PAN dan RB
15.1 Nilai Sistem Evaluasi atas implementasi Sistem Nilai hasil evaluasi atas Eksternal (KemenPANRB)
Akuntabilitas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah implementasi Sistem
Kinerja Instansi (SAKIP) Kementerian pada tahun Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah (SAKIP) sebelumnya Instansi Pemerintah (SAKIP)
Kementerian Desa, Kementerian pada tahun
Pembangunan sebelumnya
Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
- 26 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
15.2 Opini Badan Opini/ Pendapat yang dikeluarkan oleh Nilai kewajaran atas Eksternal (Badan
Pemeriksa Badan Pemeriksa Keuangan Republik penyajian Laporan Pemeriksa Keuangan
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) mengenai kewajaran atas Keuangan Kementerian Republik Indonesia)
Indonesia (BPK RI) penyajian Laporan Keuangan Kementerian secara profesional yang
atas penyajian secara profesional dikeluarkan oleh Badan
Laporan Keuangan Pemeriksa Keuangan
Kementerian Desa, Republik Indonesia (BPK RI)
Pembangunan per tahun
Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
15.3 Tingkat maturitas Tingkat penerapan pengendalian intern Tingkat penerapan Eksternal (Badan
Sistem adalah: pengendalian intern Pengawasan Keuangan
Pengendalian Level 0 : Belum ada SPIP Kementerian per tahun dan Pembangunan)
Intern Pemerintah Level 1 : Rintisan SPIP
(SPIP) Kementerian Level 2 : Berkembang
Desa, Level 3 : Terdefinisi
Pembangunan Level 4 : Terkelola dan terukur
Daerah Tertinggal, Level 5 : Optimum
dan Transmigrasi
Tingkat penerapan pengendalian intern
dikeluarkan oleh Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
- 27 -

II. IKU UNIT ESELON I dan II


1. Sekretariat Jenderal
1. Nama Unit Organisasi : Sekretariat Jenderal
2. Tugas : Menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan
Kementerian.
3. Fungsi : 1) Koordinasi kegiatan Kementerian;
2) Koordinasi dan penyusunan rencana,
program, dan anggaran Kementerian;
3) Pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, kerja sama,
hubungan masyarakat, arsip, dan
dokumentasi Kementerian;
4) Pembinaan dan penataan organisasi dan
tata laksana;
5) Koordinasi dan penyusunan peraturan
perundang-undangan serta pelaksanaan
advokasi hukum;
6) Penyelenggaraan pengelolaan barang
milik/kekayaan negara dan pengelolaan
pengadaan barang/jasa; dan
7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan
oleh Menteri.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU SEKRETARIAT JENDERAL


NO SASARAN PROGRAM NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya kualitas 1.1 Indeks Penerapan Sistem Merit
Manajemen SDM Aparatur Kementerian Desa, Pembangunan
Kementerian Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2 Menguatnya Kelembagaan 2.1 Indeks kesehatan organisasi
dan Tatalaksana Kementerian Desa, Pembangunan
Kementerian Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2.2 Tingkat penerapan pengendalian intern
Sekretariat Jenderal
3 Terwujudnya perubahan 3.1 Presentase Rata-rata nilai
mindset pegawai ASN Implementasi Rencana Aksi dan
Kementerian mendukung Kegiatan Utama reformasi Birokrasi
percepatan penerapan Kementerian Desa PDTT
Reformasi Birokrasi (RB)
4 Meningkatnya layanan 4.1 Nilai Pengawasan Kearsipan
sarana dan prasarana dan Kementerian Desa, PDT dan
layanan pengadaan Transmigrasi
4.2 Persentase terpenuhinya prasarana dan
sarana kerja di lingkungan
Kementerian berdasarkan Rencana
Kebutuhan Barang Milik Negara (RK
BMN)
- 28 -

NO SASARAN PROGRAM NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


4.3 Persentase penurunan jumlah
komplain Stakeholders terhadap
Layanan Pengadaan Barang/Jasa
5 Meningkatnya Kualitas 5.1 Persentase regulasi yang ditetapkan
Penataan Peraturan sesuai dengan kebutuhan untuk
Perundang-undangan mendukung operasionalisasi kebijakan
Kementerian dan/atau mandat dalam
peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi
5.2 Tingkat Kepuasan atas layanan
dukungan regulasi, pertimbangan
hukum dan advokasi hukum
6 Meningkatnya kinerja 6.1 Opini Badan Pemeriksa Keuangan
penatakelolaan anggaran (BPK) atas Laporan Keuangan dan BMN
dan keuangan dan BMN Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
6.2 Nilai atas Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi
7 Meningkatnya 7.1 Nilai SAKIP Kementerian Desa,
Akuntabilitas Kinerja Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Kementerain Desa, Daerah Transmigrasi
Tertinggal, dan
Transmigrasi
8 Meningkatnya kinerja 8.1 Nilai Kinerja atas Pelaksanaan Rencana
perencanaan dan Kerja dan Anggaran Kementerian Desa,
penganggaran Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi
9 Meningkatnya kepuasan 9.1 Tingkat kepuasan aparatur
atas layanan dukungan Kementerian Desa, Pembangunan
manajemen Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
atas pelayanan dukungan manajemen
10 Meningkatnya layanan 10.1 Nilai Keterbukaan Informasi publik
keterbukaan informasi Kementerian Desa, Pembangunan
publik Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
11 Terselesaikannya tindak 11.1 Persentase rekomendasi hasil
lanjut temuan hasil pemeriksaan eksternal dan APIP
pemeriksaan eksternal dan lingkup Sekretariat Jenderal yang
Aparat Pengawas Internal ditindaklanjuti (Sistem Pengendalian
Pemerintah (APIP) Internal dan Kepatuhan terhadap
Perundang-undangan)
- 29 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU SEKRETARIAT JENDERAL
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Indeks Penerapan Nilai Penerapan Sistem Merit berdasarkan Nilai Hasil Penilaian Indeks Eksternal
Sistem Merit 8 Aspek Penilaian Penerapan Sistem Merit Penerapan Sistem Merit per  Badan Kepegawaian
Kementerian Desa, Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) Tahun, di lingkungan Negara Republik
Pembangunan dengan menggunakan instrumen dari Komisi Kementerian Desa, Indonesia
Daerah Tertinggal, Aparatur Sipil Negara (KASN) (Peraturan Pembangunan Daerah  Kementerian PAN dan
dan Transmigrasi Pemerintah no 11 Tahun 2017 Pasal 134 ayat Tertinggal, dan RB
(2)). Transmigrasi per tahun.  KASN

Kategori I,
Buruk: (100 - 174), Indeks (0.2 -0.4)
Kategori II,
Kurang: (175 - 249), Indeks (0.41 - 0.6)
Kategori III,
Baik: (250 - 324), Indeks (0,61 - 0,8)
Kategori IV,
Sangat Baik: (325 - 400), Indeks (0,81 - 1.0)

Pengertian Sistem Merit adalah kebijakan dan


manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang
diberlakukan secara adil dan wajar dengan
tanpa diskriminasi.

Ruang lingkup Sistem Merit (Permen PAN dan


RB No 40 Tahun 2018) sebagai berikut:
1. Melakukan rekrutmen, seleksi dan
promosi berdasarkan kompetisi yang
terbuka dan adil dengan menyusun
perencanaan sumber daya manusia
- 30 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
aparatur secara berkelanjutan;
2. Memperlakukan Pegawai ASN secara adil
dan setara;
3. Mengelola pegawai ASN secara efektif dan
efisien;
4. Memberikan remunerasi yang setara
untuk pekerjaan-pekerjaan yang setara
dengan memperhatikan hasil kinerja;
5. Memberikan penghargaan atas kinerja
pegawai yang tinggi;
6. Memberikan hukuman atas pelanggaran
disiplin;
7. Menjaga standar yang tinggi untuk
integritas, perilaku, dan kepedulian
untuk kepentingan masyarakat;
8. Menerapkan pengisian jabatan dengan
uji kompetensi sesuai standar
kompetensi jabatan yang dipersyaratkan;
9. Memberikan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi kepada
pegawai ASN;
10. Melaksanakan manajemen kinerja
pegawai untuk mencapai tujuan
organisasi.
11. Melindungi pegawai ASN dari intervensi
politik dan tindakan kesewenang-
wenangan; dan
12. Memberikan perlindungan kepada
pegawai.
- 31 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Indeks kesehatan Kesehatan organisasi adalah efektivitas Nilai Indeks kesehatan Internal (Laporan Hasil
organisasi organisasi untuk mencapai tujuan dalam organisasi Kementerian per Pengukuran Indeks
Kementerian Desa, mewujudkan visi dan misi organisasi sesuai tahun. Kesehatan Organisasi dari
Pembangunan dengan mandat yang diembannya. Efektivitas Biro Kepegawaian dan
Daerah Tertinggal, organisasi dapat diukur sebagai berikut: Organisasi)
dan Transmigrasi 1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai;
2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan;
3. Kejelasan sistem kerja
4. Proses analisis dan perumusan
kebijaksanaan yang mantap;
5. Perencanaan yang matang;
6. Penyusunan program yang tepat;
7. Tersedianya sarana dan prasarana;

Sistem pengawasan dan pengendalian yang


bersifat mendidik.

Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian


Desa, PDT dan Transmigrasi dilakukan
melalui tahapan:
a. Survei Kesehatan Organisasi Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi;
b. Focus Group Discussion (FGD); dan
c. Reviu dokumen, dalam hal diperlukan.
- 32 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.2 Tingkat penerapan Tingkat penerapan pengendalian intern Tingkat penerapan Internal (Laporan
pengendalian adalah: pengendalian intern Pelaksanaan SPIP dari
intern Sekretariat Level 0 : Belum ada SPIP Sekretariat Jenderal per Biro Kepegawaian dan
Jenderal Level 1 : Rintisan SPIP tahun. Organisasi) dan Eksternal
Level 2 : Berkembang (APIP)
Level 3 : Terdefinisi
Level 4 : Terkelola dan terukur
Level 5 : Optimum

Tingkat penerapan pengendalian intern


dikeluarkan oleh BPKP.
3.1 Presentase Rata- Kegiatan utama adalah mandat atau inisiatif Perhitungan nilai Setjen
rata nilai mandiri yang tetapakandalam roadmap RB implemntasi sasaran
Implementasi kementerian Desa PDTT strategs dan Nilai sasaran
Rencana Aksi dan strategi adalah Rata-rata
Kegiatan Utama Rencana aksi adalah kegiatan pendukung tertimbang nilai RA per
reformasi Birokrasi reformasi birokrasi yang telah dirumuskan Unit yang diakumulasikan
Kementerian Desa pada level UKE I dan UKE II oleh Strategic ditambah rata rata
PDTT Transformation Unit (STU) tertimbang nilai KU Hasil
penilaian mandiri yang
Berdasarkan Permenpan RB Bobot Penilaian tersedia dibagi dengan 90%
Rencana Aksi adalah 10% sesuai dengan pembobotan
Kegiatan utama adalah mandat dan insisatif Menpan RB
mandiri yang ditetapkan dalam roadmap
reformasi birokrasi tahun 2023.
Berdasarkan Permenpan RB Bobot Penilaian
kegiatan Utama adalah 90%
- 33 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
4.1 Nilai Pengawasan Pengawasan Kearsipan adalah proses Nilai Pengawasan Kearsipan Internal (Setjen,cq Biro
Kearsipan kegiatan dalam menilai kesesuaian antara per Tahun. Umum dan Layanan
Kementerian Desa, prinsip, kaidah, dan standar kearsipan Pengadaan) dan
PDT dan dengan penyelenggaraan kearsipan. Eksternal (ANRI)
Transmigrasi Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan
dengan arsip

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa


dalam berbagai bentuk dan media sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang dibuat dan diterima
oleh Lembaga Negara, Pemerintahan Daerah,
Lembaga Pendidikan, Perusahaan, Organisasi
Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan
Perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(Peraturan Arsip Nasional RI Nomor 6 Tahun
2019 Tentang Pengawasan Kearsipan)
4.2 Persentase Rencana kebutuhan BMN merupakan salah Persentase terpenuhinya Internal (Biro Umum dan
terpenuhinya satu dasar bagi Kementerian dalam prasarana dan sarana kerja Layanan Pengadaan)
prasarana dan pengusulan penyediaan anggaran untuk di lingkungan Kementerian
sarana kerja di kebutuhan BMN baru serta penyusunan berdasarkan Rencana
lingkungan rencana kerja dan anggaran. Kebutuhan Barang Milik
Kementerian Negara per tahun.
berdasarkan
Rencana
Kebutuhan Barang
Milik Negara (RK
BMN)
- 34 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
4.3 Persentase Keluhan/ komplain Stakeholders atas proses Jumlah keluhan/ komplain Internal (Biro Umum dan
penurunan jumlah layanan pengadaan barang dan jasa melalui dibagi dengan jumlah Layanan Pengadaan)
komplain Sistem Pengadaaan Secara Elektronik (SPSE). pengadaan per tahun dikali
Stakeholders 100% .
terhadap Layanan Stakeholders adalah pihak pengguna dan
Pengadaan penyedia barang dan jasa. (-) : Baik
Barang/Jasa (+) : Buruk
5.1 Persentase regulasi Regulasi bidang Desa, Pembangunan Daerah Jumlah regulasi yang Internal (Biro Hukum)
yang ditetapkan Tertinggal dan Transmigrasi yang ditetapkan ditetapkan dibagi dengan
sesuai dengan adalah Undang-Undang, Peraturan jumlah regulasi sesuai
kebutuhan untuk Pemerintah,Peraturan Presiden, Peraturan mandat dalam peraturan
mendukung Menteri, dan Keputusan menteri sebagai perundang-undangan dikali
operasionalisasi tindak lanjut mandat dan kewenangan dari 100%
kebijakan peraturan perundang-undangan
Kementerian
dan/atau mandat
dalam peraturan
perundang-
undangan yang
lebih tinggi
5.2 Tingkat Kepuasan Persentase skor penilaian kepuasan penguna Nilai hasil survey kepuasan Internal (Biro Hukum)
atas layanan layanan/ pegawai internal kementerian aparatur Kementerian per
dukungan regulasi, terhadap kualitas layanan Biro Hukum pada tahun
pertimbangan tahun yang bersangkutan.
hukum dan
advokasi hukum Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang Baik = 2
Tidak Baik = 1
- 35 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1. Diberi Nilai 1(tidak baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan tidak
sederhana, alur berbelit-belit, Panjang dan
tidak jelas,loket terlalu banyak sehingga
proses tidak efektif.
2. Diberi Nilai 2 (Kurang Baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan masih
belum mudah sehingga prosesnya belum
efektif.
3. Diberi Nilai 3 (Baik) apabila Pelaksanaan
prosedur pelayanan dirasa mudah,
sederhana, tidak berbelit-belit tetapi masih
perlu diefektifkan.
4. Diberi Nilai 4 (Sangat Baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan dirasa
sangat jelas, mudah, angat sederhana
sehingga prosesnya mudah dan efektif.
6.1 Opini Badan Opini/Pendapat yang dikeluarkan oleh BPK Nilai kewajaran atas Eksternal (BPK RI)
Pemeriksa RI mengenai kewajaran atas penyajian penyajian Laporan
Keuangan (BPK) Laporan Keuangan Kementerian secara Keuangan Kementerian
atas Laporan profesional. secara profesional yang
Keuangan dan dikeluarkan oleh BPK RI
BMN Kementerian per tahun.
Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi
- 36 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
6.2 Nilai atas Indikator Indikator Kinerja Pelaksanaan Nilai atas Indikator Kinerja Eksternal (Kementerian
Kinerja Anggaran(IKPA) adalah indikator yang Pelaksanaan Anggaran per Keuangan)
Pelaksanaan ditetapkan oleh Kementerian Keuangan tahun
Anggaran selaku BUN untuk mengukur kualitas kinerja
Kementerian Desa, pelaksanaan anggaran belanja
Pembangunan Kementerian/Lembaga dari sisi kualitas
Daerah Tertinggal implementasi perencanaan anggaran,
dan Transmigrasi kualitas pelaksanaan anggaran dan kualitas
hasil pelaksanaan anggaran

Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran


(IKPA) menjadi ukuran evaluasi kinerja
pelaksanaan anggaran yang memuat 8
(delapan) indikator dan mencerminkan aspek
sisi kualitas implementasi perencanaan
anggaran, kualitas pelaksanaan anggaran
dan kualitas hasil pelaksanaan anggaran

A. Aspek Kualitas Perencanaan Anggaran,


meliputi:
1. Revisi DIPA (bobot nilai 10%)
2. Deviasi Halaman III DIPA (bobot nilai
10%)

B. Aspek Kualitas Pelaksanaan Anggaran,


meliputi:
1. Penyerapan Anggaran (bobot nilai 20%)
2. Belanja Kontraktual (bobot nilai 10%)
3. Penyelesaian Tagihan (bobot nilai 10%)
4. Pengelolaan UP dan TUP (bobot nilai
- 37 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
10%)
5. Dispensasi SPM (bobot nilai 5%)

C. Aspek Hasil Pelaksanaan Anggaran,


meliputi:
1. Capaian Output (bobot nilai 25%)

Pengukuran IKPA berdasarkan Peraturan


Dirjen Perbendaharaan, Kementerian
Keuangan Nomor PER-5/PB/2022 tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian
Negara/Lembaga.
7.1 Nilai SAKIP Evaluasi atas implementasi Sistem Nilai hasil evaluasi atas Eksternal (KemenPANRB)
Kementerian Desa, Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah implementasi Sistem
Pembangunan (SAKIP) Kementerian pada tahun sebelumnya Akuntabilitas Kinerja
Daerah Tertinggal Instansi Pemerintah (SAKIP)
dan Transmigrasi Kementerian pada tahun
sebelumnya
- 38 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
8.1 Nilai Kinerja atas Penilaian Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Nilai hasil evaluasi atas Eksternal (Kemenkeu DJA)
Pelaksanaan Kerja dan Anggaran Kementerian Pelaksanaan Rencana Kerja
Rencana Kerja dan berdasarkan ketentuan peraturan dan Anggaran Kementerian
Anggaran perundang-undangan yang berkenaan per tahun
Kementerian Desa, dengan pengukuran dan evaluasi kinerja atas
Pembangunan pelaksanaan RKA-K/L dari Kementerian
Daerah Tertinggal Keuangan RI
dan Transmigrasi
Penilaian kinerja atas Rencana Kerja dan
Anggaran menggunakan 5 (lima) indikator
sebagai berikut:
1. Penyerapan anggaran;
2. Konsistensi atas rencana penarikan dana
awal;
3. Konsistensi atas penarikan dana revisi;
4. Pencapaian keluaran; dan
5. Efisiensi
9.1 Tingkat kepuasan Persentase skor penilaian kepuasan Nilai hasil survey kepuasan Internal (Laporan Hasil
aparatur pengguna layanan/ pegawai internal aparatur Kementerian per Survey dari Biro
Kementerian Desa, kementerian terhadap kualitas layanan tahun. Perencanaan dan
Pembangunan Sekretariat Jenderal pada tahun yang Kerjasama)
Daerah Tertinggal bersangkutan.
dan Transmigrasi
atas pelayanan Kriteria skor penilaian sesuai dengan
dukungan peraturan perundang- undangan yang
manajemen berlaku, adalah:
Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang Baik = 2
Tidak Baik = 1
- 39 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
10.1 Nilai Keterbukaan Nilai keterbukaan informasi publik dari Nilai keterbukaan informasi Eksternal (Komisi
Informasi publik Komisi Informasi Pusat adalah hasil penilaian publik Informasi Pusat)
Kementerian Desa, terhadap indikator Keterbukaan Informasi
Pembangunan pada Badan Publik lebih ditekankan pada
Daerah Tertinggal Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi
dan Transmigrasi Informasi Publik sebagai jaminan hak
masyarakat atas Informasi Publik.

Penilaian dilakukan berdasarkan :


A. Untuk bobot nilai pada setiap alur
kegiatan, sebagai berikut:
1. Verifikasi SAQ (Self Assessment
Questionaire), berbobot 30%;
2. Verifikasi Lanjutan Acak, berbobot
30%;
3. Visitasi, berbobot 40%.

B. Untuk bobot nilai pada masing- masing


indikator dalam SAQ, sebagai berikut:
1. Mengumumkan Informasi Publik
berbobot 25%;
2. Menyediakan Informasi Publik berbobot
20%;
3. Pelayanan Informasi Publik berbobot
25%; dan
4. Pengelolaan Informasi dan
Dokumentasi Informasi Publik
berbobot 30%.
- 40 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
11.1 Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan adalah Rekomendasi Tindak Lanjut Internal (Laporan Tindak
rekomendasi hasil tindak lanjut yang dilakukan oleh pejabat Hasil Pemeriksaan (TLHP) Lanjut Rekomendasi
pemeriksaan yang berwenang dalam rangka melaksanakan yang ditindaklanjuti dibagi Temuan Hasil
eksternal dan APIP saran/rekomendasi hasil pemeriksaan total rekomendasi Tindak Pemeriksaan Eksternal
lingkup Sekretariat eksternal dan Aparat Pengawasan Intern Lanjut Hasil Pemeriksaan dan APIP (Aparat
Jenderal yang Pemerintah (APIP) baik keuangan maupun (TLHP) dikali 100%. Pengawasan Intern
ditindaklanjuti Sistem Pengendalian Internal. Pemerintah) dari Biro
(Sistem Keuangan dan Barang
Pengendalian Milik Negara)
Internal dan
Kepatuhan
terhadap
Perundang-
undangan)
- 41 -

a. Biro Perencanaan dan Kerja Sama


1. Nama Unit Organisasi : Biro Perencanaan dan Kerja Sama
2. Tugas : Melaksanakan koordinasi, pembinaan, dan
pemberian dukungan dukungan
manajemen kinerja, penyusunan rencana,
program dan anggaran, penyusunan
program kerja sama, serta evaluasi dan
pelaporan Kementerian.
3. Fungsi : 1) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan manajemen kinerja
Kementerian;
2) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan penyusunan program dan
anggaran Kementerian;
3) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan program kerja sama
Kementerian;
4) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan evaluasi dan pelaporan
Kementerian; dan
5) Pelaksanaan urusan tata usaha Biro.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU BIRO PERENCANAAN DAN KERJA SAMA


NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya Efektivitas 1.1 Persentase dokumen perencanaan
Perencanaan dan program dan anggaran yang disusun
Anggaran Kementerian berbasis kinerja
Desa, Pembangunan 1.2 Persentase kerjasama
Daerah Tertinggal, dan program/kegiatan yang teranggarkan
Transmigrasi dalam dokumen perencanaan
2 Meningkatnya 2.1 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Kementerian Desa, Sekretariat Jenderal
Pembangunan Daerah 2.2 Persentase penyampaian laporan
Tertinggal, dan satuan kerja di lingkungan
Transmigrasi Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
yang tepat waktu sesuai dengan
ketentuan
2.3 Nilai rata-rata implementasi
Manajemen Resiko di seluruh Unit
Kerja Eselon I
2.4 Persentase tindak lanjut rekomendasi
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
(APIP) atas hasil evaluasi implementasi
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) Sekretariat
Jenderal
3 Meningkatnya kinerja 3.1 Nilai Kinerja atas Pelaksanaan
perencanaan dan Rencana Kerja dan Anggaran
penganggaran Sekretariat Jenderal
- 42 -

NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


4 Meningkatnya kepuasan 4.1 Tingkat kepuasan aparatur
atas layanan Kementerian atas Layanan
Perencanaan dan Kerja Perencanaan dan Kerja Sama
Sama
5 Tersedianya kebijakan 5.1 Jumlah bahan kebijakan dan regulasi
dan regulasi perencanaan program dan anggran
Perencanaan Program yang ditetapkan pada tahun yang
dan Anggaran bersangkutan
- 43 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU BIRO PERENCANAAN DAN KERJA SAMA
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Dokumen perencanaan dan anggaran terdiri Jumlah dokumen Internal (Biro
dokumen dari: perencanaan, dan anggaran Perencanaan dan Kerja
perencanaan 1. Rencana Strategis (RENSTRA); di lingkungan Kementerian Sama)
program dan 2. Indikator Kinerja Utama (IKU); Desa, Pembangunan
anggaran yang 3. Rencana Kerja (RENJA) / Rencana Kerja Daerah Tertinggal, dan
disusun berbasis Tahunan (RKT); Transmigrasi yang berbais
kinerja 4. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) / kinerja dan disusun tepat
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian waktu sesuai ketentuan
Negara/Lembaga (RKAKL); dibagi dengan jumlah
5. Perjanjian Kinerja (PK). seluruh dokumen
perencanaan, kinerja dan
Penganggaran berbasis kinerja adalah anggaran yang wajib
penyusunan anggaran yang dilakukan dengan disusun dikali 100%
memperhatikan keterkaitan antara pendanaan
dengan keluaran dan hasil yang diharapkan,
termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan
keluaran tersebut. Penyusunan anggaran
tersebut mengacu kepada Indikator Kinerja,
standar biaya dan evaluasi kinerja.

Kinerja adalah prestasi kerja berupa keluaran


dari suatu kegiatan atau hasil dari suatu
program dengan kuantitas dan kualitas
terukur.

Keluaran adalah barang atau jasa yang


dihasilkan oleh suatu kegiatan yang
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian
sasaran dan tujuan program dan kebijakan.
- 44 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Hasil adalah segala sesuatu yang
mencerminkan berfungsinya keluaran dari
kegiatan dalam suatu program
1.2 Persentase kerja Kerja sama program/kegiatan meliputi: Jumlah kerjasama Internal (Biro
sama 1. Penyusunan rencana aksi nasional program/kegiatan yang Perencanaan dan Kerja
program/kegiatan pembangunan antar Kementerian teranggarkan dibagi dengan Sama)
yang teranggarkan /Lembaga/Daerah/Masyarakat; jumlah kerjasama program
dalam dokumen 2. Pinjaman dan Hibah Luar Negeri; dan kegiatan dalam dokumen
perencanaan 3. Kesepakatam kerjasama lainnya Dokumen perencanaan dikali 100%
Perencanaan adalah Rencana Kerja.

(RENJA) dan Rencana Kerja dan Anggaran


Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL)

Dokumen Perencanaan kerjasama disusun


pada satu tahun sebelumnya (T-1)
2.1 Nilai Sistem Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Nilai hasil evaluasi atas Eksternal Aparat
Akuntabilitas Pemerintah (SAKIP) Sekretariat Jenderal implementasi Sistem Pengawasan Intern
Kinerja Instansi adalah hasil Evaluasi Aparat Pengawasan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah)
Pemerintah (SAKIP) Intern Pemerintah (APIP) atas implementasi Instansi Pemerintah (SAKIP)
Sekretariat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Sekretariat Jenderal
Jenderal Pemerintah (SAKIP) Sekretariat Jenderal
- 45 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.2 Persentase Penyampaian Laporan satuan kerja di Jumlah laporan satuan Internal (Biro
penyampaian lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan kerja di lingkungan Perencanaan dan Kerja
laporan satuan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tepat Kementerian Desa, Sama)
kerja di lingkungan waktu sesuai ketentuan. Pembangunan Daerah
Kementerian Desa, Tertinggal, dan
Pembangunan Laporan yang wajib disampaikan tepat waktu Transmigrasi yang
Daerah Tertinggal, dan sesuai ketentuan, terdiri atas: disampaikan tepat waktu
dan Transmigrasi a. Laporan Pengendalian dan Evaluasi atas sesuai ketentuan dibagi
yang tepat waktu pelaksanaan Rencana Kerja Kementerian/ dengan jumlah seluruh
sesuai dengan Lembaga berdasarkan Peraturan laporan satuan kerja yang
ketentuan Pemerintah No. 39 Tahun 2006; wajib disampaikan dikali
b. Laporan Pengukuran dan Evaluasi Kinerja 100%
Atas Pelaksanaan Rencana Kerja Anggaran
Kementerian / Lembaga berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan No. 249
Tahun 2011;
c. Laporan capaian atas sasaran strategis dan
indikator kinerja Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi (Laporan Kinerja) pada tahun
sebelumnya.

Satuan kerja dalam hal ini adalah satuan kerja


yang memperoleh alokasi anggaran dari
Pengguna Anggaran.
- 46 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.3 Nilai rata-rata Manajemen resiko adalah suatu usaha untuk Jumlah nilai implementasi Internal (Biro
implementasi mengetahui, menganalisis serta manajemen resiko seluruh Perencanaan dan Kerja
Manajemen Resiko mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan Unit Kerja Eselon I dibagi Sama)
di seluruh Unit dengan tujuan untuk mencapai sasaran jumlah Unit Kerja Eselon I
Kerja Eselon I organisasi
2.4 Persentase tindak Rekomendasi Aparat Pengawasan Intern Jumlah rekomendasi yang Internal (Biro
lanjut rekomendasi Pemerintah (APIP) atas hasil evaluasi ditindaklanjuti dibagi Perencanaan dan Kerja
Aparat Pengawasan implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja dengan jumlah seluruh Sama)
Intern Pemerintah Instansi Pemerintah (SAKIP) di Sekretariat rekomendasi dikali 100%
(APIP) atas hasil Jenderal adalah rekomendasi yang dihasilkan
evaluasi oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
implementasi (APIP) saat melakukan evaluasi implementasi
Sistem Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Akuntabilitas Pemerintah (SAKIP) di Sekretariat Jenderal,
Kinerja Instansi meliputi rekomendasi pembuatan juknis,
Pemerintah (SAKIP) permen, pedoman serta, Norma, Standar,
Sekretariat Prosedur, dan Kriteria (NSPK), dll
Jenderal
- 47 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.1 Nilai Kinerja atas Penilaian Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Nilai hasil evaluasi atas Eksternal (Kementerian
Pelaksanaan Kerja dan Anggaran Sekretariat Jenderal Pelaksanaan Rencana Kerja Keuangan)
Rencana Kerja dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang- dan Anggaran Sekretariat
Anggaran undangan yang berkenaan dengan Jenderal per tahun
Sekretariat pengukuran dan evaluasi kinerja atas
Jenderal pelaksanaan RKA-K/L dari Kementerian
Keuangan RI.

Penilaian kinerja atas Rencana Kerja dan


Anggaran menggunakan 5 (lima) indikator
sebagai berikut:
1. Penyerapan anggaran;
2. Konsistensi atas rencana penarikan dana
awal;
3. Konsistensi atas penarikan dana revisi;
4. Pencapaian keluaran; dan
5. Efisiensi.
4.1 Tingkat kepuasan Persentase skor penilaian kepuasan penguna Nilai hasil survey kepuasan Internal (Biro
aparatur layanan/ pegawai internal kementerian aparatur Kementerian per Perencanaan dan Kerja
Kementerian atas terhadap kualitas layanan Biro Perencanaan tahun Sama)
Layanan dan Kerja Sama pada tahun yang
Perencanaan dan bersangkutan.
Kerja Sama
Kriteria skor penilaian sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, adalah:

Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang Baik = 2
Tidak Baik = 1
- 48 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
5.1 Jumlah bahan Bahan kebijakan dan regulasi perencanaan Jumlah bahan kebijakan Internal (Biro
kebijakan dan program dan anggaran yang ditetapkan dan regulasi Perencanaan Perencanaan dan Kerja
regulasi mengacu pada Dokumen Rencana Induk Program dan anggaran yang Sama)
perencanaan perencanaan program dan anggaran ditetapkan pada tahun
program dan yang bersangkutan
anggran yang Bahan Kebijakan dan Regulasi tersebut
ditetapkan pada diantaranya:
tahun yang a. Rencana Strategis Sekretariat Jenderal
bersangkutan Tahun 2020-2024;
b. Rencana Strategis Perencanaan Program
dan anggaran Tahun 2020-2024;
c. Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus
Tahun Anggaran 2020-2024.
- 49 -

b. Biro Keuangan Dan Barang Milik Negara


1. Nama Unit Organisasi : Biro Keuangan dan Barang Milik Negara
2. Tugas : Melaksanakan koordinasi, pembinaan, dan
pemberian dukungan penatakelolaan
keuangan, perbendaharaan dan tata usaha
keuangan, serta sistem akuntansi dan
pelaporan keuangan dan barang milik
negara Kementerian.
3. Fungsi : 1) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan penatalaksanaan anggaran
Kementerian;
2) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan perbendaharaan dan tata
usaha keuangan Kementerian;
3) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan penatakelolaan sistem
akuntansi dan pelaporan keuangan
Kementerian; dan
4) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan sistem laporan barang milik
negara Kementerian.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU BIRO KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA


NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya kinerja penata 1.1 Opini atas Pengendalian internal
kelolaan keuangan dan Barang atas laporan keuangan dan BMN
Milik Negara (BMN) Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi berdasarkan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP) dari
hasil evaluasi aparat pengawas
intrn pemerintah(APIP)/Tim Penilai
Pengendalian Intern atas
Pelaporan Keuangan (PIPK) Unit
Kerja Eselon I
1.2 Nilai atas Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran
Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
1.3 Tingkat kepuasan aparatur
Kementerian atas Layanan
Penatausahaan Barang Milik
Negara (BMN)
2 Tersedianya kebijakan dan 2.1 Jumlah bahan kebijakan dan
regulasi Penatakelolaan regulasi Keuangan dan Barang
Keuangan dan Barang Milik Milik Negara yang ditetapkan pada
Negara(BMN) tahun yang bersangkutan
- 50 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU BIRO KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Opini atas Penyajian Laporan Keuangan dan BMN yang Opini atas Penyajian Internal (tim Penilai
Pengendalian sesuai SAP adalah laporan di bidang Laporan Keuangan dan Pengendalian Intern atas
internal atas keuangan yang memuat: Barang Milik Negara (BMN) Pelaporan Keuangan (PIPK)
laporan keuangan 1. Neraca Kementerian Desa, PDT dan Unit Kerja Eselon I) dan
dan BMN 2. Laporan Operasional (LO) Transmigrasi berdasarkan Eksternal (Aparat
Kementerian 3. Laporan perubahan Ekuitas (LPE) Standar Akuntansi Pengawas Intern
Desa, PDT dan 4. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) serta Pemerintah (SAP) dari hasil Pemerintah)
Transmigrasi laporan di bidang BMN yang memuat: evaluasi Aparat Pengawas
berdasarkan a. Neraca Intern Pemerintah
Standar b. Laporan Barang Intrakomtable (APIP)/Tim Penilai Penilai
Akuntansi c. Laporan Barang Ekstrakomtable Pengendalian Intern atas
Pemerintah (SAP) d. Laporan Barang Intrakomtable dan Pelaporan Keuangan (PIPK)
dari hasil evaluasi Ekstrakomtable Unit Kerja Eselon I per
Aparat Pengawas e. Laporan Barang Persediaan tahun
Intern Pemerintah f. Laporan Kondisi Barang
(APIP)/Tim Penilai g. Laporan Penyusutan Barang Milik
Pengendalian Negara (BMN)
Intrn atas h. Pelaksanaan Penatausahaan Barang
Pelaporan Milik Negara (BMN)
Keuangan (PIPK)
Unit Kerja Eselon Penilaian pengendalian internal atas Laporan
I Keuangan dan Barang Milik negara (BMN)
dikeluarkan oleh Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP)/ tim Penilai Pengendalian
Intern atas Pelaporan Keuangan (PIPK) Unit
Kerja Eselon I.
- 51 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Kriteria penilaian:
 Pengendalian Internal Efektif (PIE)
 Pengendalian internal efektif dengan
pengecualian (PIEDP)
 Pengendalian Internal Tidak Efektif (PITE)
1.2 Nilai atas Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran(IKPA) Nilai atas Indikator Kinerja Eksternal (Kementerian
Indikator Kinerja adalah indikator yang ditetapkan oleh Pelaksanaan Anggaran Keuangan)
Pelaksanaan Kementerian Keuangan selaku BUN untuk Kementerian Desa, PDT dan
Anggaran mengukur kualitas kinerja pelaksanaan Transmigrasi per tahun
Kementerian anggaran belanja Kementerian/Lembaga dari
Desa, PDT dan sisi kualitas implementasi perencanaan
Transmigrasi anggaran, kualitas pelaksanaan anggaran dan
kualitas hasil pelaksanaan anggaran

Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran


(IKPA) menjadi ukuran evaluasi kinerja
pelaksanaan anggaran yang memuat 8
(delapan) indikator dan mencerminkan aspek
sisi kualitas implementasi perencanaan
anggaran, kualitas pelaksanaan anggaran dan
kualitas hasil pelaksanaan anggaran

A. Aspek Kualitas Perencanaan Anggaran,


meliputi:
1. Revisi DIPA (bobot nilai 10%)
2. Deviasi Halaman III DIPA (bobot nilai
10%)
- 52 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
B. Aspek Kualitas Pelaksanaan Anggaran,
meliputi:

1. Penyerapan Anggaran (bobot nilai 20%)


2. Belanja Kontraktual (bobot nilai 10%)
3. Penyelesaian Tagihan (bobot nilai 10%)
4. Pengelolaan UP dan TUP (bobot nilai
10%)
5. Dispensasi SPM (bobot nilai 5%)
C. Aspek Hasil Pelaksanaan Anggaran,
meliputi:
1. Capaian Output (bobot nilai 25%)

Pengukuran IKPA berdasarkan Peraturan


Dirjen Perbendaharaan, Kementerian
Keuangan Nomor PER-5/PB/2022 tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian
Negara/Lembaga.
1.3 Tingkat kepuasan Persentase skor penilaian kepuasan penguna Nilai hasil survey kepuasan Eksternal (Biro
aparatur layanan/ pegawai internal kementerian aparatur Kementerian per Perencanaan dan Kerja
Kementerian atas terhadap kualitas layanan Biro Keuangan dan tahun Sama)
Layanan BMN pada tahun yang bersangkutan.Kriteria
Penatausahaan skor penilaian sesuai peraturan perundang-
Barang Milik undangan yang berlaku, adalah:
Negara (BMN)
Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang Baik = 2
Tidak Baik = 1
- 53 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1. Diberi Nilai 1(tidak baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan tidak
sederhana, alur berbelit-belit, Panjang dan
tidak jelas,loket terlalu banyak sehingga
proses tidak efektif.
2. Diberi Nilai 2 (Kurang Baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan masih
belum mudah sehingga prosesnya belum
efektif.
3. Diberi Nilai 3 (Baik) apabila Pelaksanaan
prosedur pelayanan dirasa mudah,
sederhana, tidak berbelit-belit tetapi masih
perlu diefektifkan.
4. Diberi Nilai 4(Sangat Baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan dirasa
sangat jelas, mudah, angat sederhana
sehingga prosesnya mudah dan efektif.
2.1 Jumlah bahan Bahan kebijakan dan regulasi Penatakelolaan Jumlah bahan kebijakan Internal (Biro Keuangan
kebijakan dan Keuangan dan Barang Milik Negara yang dan regulasi Penatakelolaan dan BMN)
regulasi ditetapkan mengacu pada Dokumen Rencana Keuangan dan Barang Milik
Penatakelolaan Induk perencanaan program dan anggaran. Negara yang ditetapkan
Keuangan dan pada tahun yang
Barang Milik Bahan Kebijakan dan Regulasi tersebut bersangkutan.
Negara yang diantaranya:
ditetapkan pada a. Rencana Strategis Biro Keuangan dan
tahun yang Barang Milik NegaraTahun 2020-2024;
bersangkutan b. dll.
- 54 -

c. Biro Kepegawaian dan Organisasi


1. Nama Unit Organisasi : Biro Kepegawaian dan Organisasi
2. Tugas : Melaksanakan koordinasi, pembinaan, dan
pemberian dukungan perencanaan
pegawai, pengembangan pegawai, dan
pengelolaan tata usaha kepegawiaan,
pembinaan organisasi dan tata laksana,
serta fasilitasi reformasi birokrasi
Kementerian.
3. Fungsi : 1) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan perencanaan pegawai
Kementerian;
2) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan pengembangan pegawai
Kementerian;
3) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan pengelolaan tata usaha
kepegawaian Kementerian;
4) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan pembinaan organisasi dan
tata laksana Kementerian;
5) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan fasilitasi pelaksanaan
reformasi birokrasi Kementerian; dan
6) Pelaksanaan urusan tata usaha Biro.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI


NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya layanan 1.1 Persentase Standar Operasional
kepegawaian, organisasi Prosedur (SOP) yang ditetapkan dan
dan tatakasana dalam diimplementasikan
mendukung reformasi 1.2 Persentase pemenuhan kualitas Sumber
birokrasi Daya Manusia (SDM) yang sesuai
dengan kebutuhan (the right man on the
right place in the right time)
1.3 Persentase pemenuhan kuantitas
Sumber Daya Manusia (SDM) yang
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
dokumen Man Power Planning
1.4 Persentase jumlah ASN Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi yang
terpetakan kompetensinya
1.5 Tingkat kepuasan aparatur Kementerian
atas Layanan Kepegawaian
2 Tersedianya kebijakan 2.1 Jumlah bahan kebijakan dan regulasi
dan regulasi Kepegawaian dan Organisasi yang
Kepegawaian dan ditetapkan pada tahun yang
Organisasi bersangkutan
- 55 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Standar Penyusunan Standar Operasional Prosedur Jumlah Standar Internal (Biro Kepegawaian
Operasional (SOP) teknis berdasarkan Bisnis Proses (L0, Operasional Prosedur dan Organisasi)
Prosedur (SOP) L1, dan L2). (SOP) yang
yang ditetapkan diimplementasikan dibagi
dan Jumlah SOP yang
diimplementasikan ditetapkan dikali 100%.
1.2 Persentase Sumber Daya Manusia (SDM) yang menduduki Jumlah Sumber Daya Internal (Biro Kepegawaian
pemenuhan jabatan struktural dan fungsional pada Manusia (SDM) yang dan Organisasi)
kualitas Sumber berbagai jenjang (Pimpinan Tinggi Madya, sesuai dengan kualifikasi
Daya Manusia Pimpinan Tinggi Pratama, Administrator, jabatan dibagi dengan
(SDM) yang sesuai Pengawas, dan Pelaksana) telah memenuhi jumlah Sumber Daya
dengan kebutuhan kualifikasi jabatan berdasarkan kebutuhan Manusia (SDM) pada
(the right man on organisasi. tahun yang bersangkutan
the right place in dikali 100%.
the right time)
1.3 Persentase Pemenuhan kebutuhan jumlah pegawai Jumlah Sumber Daya Internal (Biro Kepegawaian
pemenuhan (Pimpinan Tinggi Madya, Pimpinan Tinggi Manusia (SDM) yang ada dan Organisasi)
kuantitas Sumber Pratama, Administrator, Pengawas, dan dibagi jumlah kebutuhan
Daya Manusia Pelaksana) di setiap unit kerja sesuai dengan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang sesuai dokumen Man Power Planning. (SDM) berdasarkan
dengan kebutuhan dokumen Man Power
berdasarkan Planning dikali 100%.
dokumen Man
Power Planning
- 56 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.4 Persentase jumlah ASN adalah Profesi bagi Pegawai Negeri Sipil Jumlah ASN Kementerian Internal (Biro Kepegawaian
ASN Kementerian dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Desa, PDT dan dan Organisasi)
Desa, PDT, dan Kerja yang bekerja pada Instansi Pemerintah. Transmigrasi yang
Transmigrasi yang dipetakan berdasarkan
terpetakan Standar Kompetensi adalah rumusan kerja standar kompetensinya
kompetensinya yang mencakup aspek pengetahuan, per tahun dibagi jumlah
keterampilan dan/atau keahlian serta sikap ASN Kementerian Desa,
kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas PDT dan Transmigrasi
dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dikali 100%.
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan Nilai minimal standar kompetensi
adalah 76 Penilaian kompetensi Sumber Daya
Manusia (SDM) Aparatur dilakukan melalui
assessment setiap tahun.
1.5 Tingkat kepuasan Persentase skor penilaian kepuasan penguna Nilai hasil survey Eksternal (Biro
aparatur layanan/ pegawai internal kementerian kepuasan aparatur Perencanaan dan Kerja
Kementerian atas terhadap kualitas layanan Biro Kepegawaian Kementerian per tahun Sama)
Layanan dan Organisasi pada tahun yang
Kepegawaian bersangkutan.

Kriteria skor penilaian sesuai peraturan


perundang-undangan yang berlaku, adalah:

Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang Baik = 2
Tidak Baik = 1

1. Diberi Nilai 1(tidak baik) apabila


pelaksanaan prosedur pelayanan tidak
- 57 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
sederhana, alur berbelit-belit, Panjang dan
tidak jelas,loket terlalu banyak sehingga
proses tidak efektif.
2. Diberi Nilai 2 (Kurang Baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan masih
belum mudah sehingga prosesnya belum
efektif.
3. Diberi Nilai 3 (Baik) apabila Pelaksanaan
prosedur pelayanan dirasa mudah,
sederhana, tidak berbelit-belit tetapi masih
perlu diefektifkan.
4. Diberi Nilai 4(Sangat Baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan dirasa
sangat jelas, mudah, angat sederhana
sehingga prosesnya mudah dan efektif.
2.1 Jumlah bahan Bahan kebijakan dan regulasi Kepegawaian Jumlah bahan kebijakan Internal (Biro Kepegawaian
kebijakan dan dan Organisasi yang ditetapkan mengacu pada dan regulasi Kepegawaian dan Organisasi)
regulasi Dokumen Rencana Induk. dan Organisasi yang
Kepegawaian dan ditetapkan pada tahun
Organisasi yang Bahan Kebijakan dan Regulasi tersebut yang bersangkutan
ditetapkan pada diantaranya:
tahun yang a. Rencana Strategis Biro Kepagawaian dan
bersangkutan Organisasi Tahun 2020-2024;
b. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
mengenai struktur organisasi Kementerian;
c. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
mengenai unit pelaksana teknis di
Lingkungan Kementerian; dll.
- 58 -

d. Biro Hubungan Masyarakat


1. Nama Unit Organisasi : Biro Hubungan Masyarakat
2. Tugas : Melaksanakan koordinasi, pembinaan, dan
pemberian dukungan penyelenggaraan
koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan penyelenggaraan hubungan
masyarakat Kementerian.
3. Fungsi : 1) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan penyiapan bahan kehumasan
serta pelaksanaan humas internal
Kementerian;
2) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan penyelenggaraan pemberitaan
dan publikasi kebijakan, program,
kegiatan, serta kinerja Kementerian;
3) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan penyelenggaraan hubungan
kelembagaan;
4) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan penyelenggaraan
dokumentasi dan perpustakaan
Kementerian; dan
5) Pelaksanaan urusan tata usaha Biro.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT


NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya layanan 1.1 Jumlah dokumen blue print
keterbukaan institutional branding Kementerian
informasi publik Desa, Pembangunan Daerah
tertinggal, dan Transmigrasi yang
ditetapkan
1.2 Persentase kegiatan Kementerian
yang terpublikasikan sesuai dengan
dokumen blue print institutional
branding Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah tertinggal,
dan Transmigrasi
1.3 Persentase pengaduan masyarakat
yang ditindaklanjuti
1.4 Jumlah kerjasama yang
ditindaklanjuti menjadi
Memorandum of Understanding
(MoU)
1.5 Tingkat kepuasan aparatur
Kementerian atas pelayanan
kehumasan
1.6 Tingkat kepuasan masyarakat atas
pelayanan publik
2 Tersedianya kebijakan dan 2.1 Jumlah bahan kebijakan dan
regulasi Hubungan regulasi Hubungan Masyarakat
Masyarakat yang ditetapkan pada tahun yang
bersangkutan
- 59 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah dokumen Dokumen blue print yang berisi institutional Jumlah dokumen blue Internal (Biro Humas)
blue print branding Kementerian Desa, Pembangunan print institutional branding
institutional Daerah Tertinggal dan Transmigrasi bukan Kementerian Desa,
branding personal branding sebagai peningkatan citra Pembangunan Daerah
Kementerian positif. Tertinggal, dan
Desa, Transmigrasi yang
Pembangunan Institutional branding Kementerian Desa, ditetapkan.
Daerah tertinggal, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
dan Transmigrasi Transmigrasi adalah aktivitas peningkatan citra
yang ditetapkan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi kepada
masyarakat.
1.2 Persentase Kegiatan Kementerian yang terpublikasikan Jumlah kegiatan Internal (Biro Humas)
kegiatan adalah kegiatan yang tertuang di dalam Kementerian yang
Kementerian yang dokumen blue print institutional branding terpublikasikan sesuai
terpublikasikan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah dengan dokumen blue
sesuai dengan Tertinggal, dan Transmigrasi. print institutional branding
dokumen blue Kementerian Desa,
print institutional Pembangunan Daerah
branding Tertinggal, dan
Kementerian Transmigrasi dibagi
Desa, dengan jumlah seluruh
Pembangunan kegiatan Kementerian
Daerah tertinggal, yang terpublikasikan
dan Transmigrasi dikali 100%.
- 60 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.3 Persentase Penanganan pengaduan masyarakat oleh tim Jumlah pengaduan Internal (Biro Humas)
pengaduan pengaduan dilakukan berdasarkan kewenangan masyarakat yang
masyarakat yang dan kriteria bahwa pengaduan terlebih dahulu ditindaklanjuti dibagi
ditindaklanjuti di tanggapi di humas Sekretariat Jenderal jumlah pengaduan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah masyarakat yang masuk
Tertinggal, dan Transmigrasi, yang selanjutnya pada tahun yang sama
ditangani oleh tim penanganan pengaduan pada dikali 100%.
Unit Kerja Eselon I yang lain berdasarkan
dengan Keputusan Sekretaris Jenderal
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi

Pengaduan yang jelas identitas dan alamatnya


pelapor, segera dijawab secara tertulis dalam
waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak
pengaduan diterima Penanganan pengaduan
masyarakat yang ditindaklanjuti merupakan
pengaduan yang mendapatkan respon meliputi
kegiatan penerimaan, pencatatan, penelaahan,
dan konfirmasi.
1.4 Jumlah Kerjasama yang dimaksud adalah Kerjasama Jumlah kerjasama yang Internal ( Biro Humas)
kerjasama yang Antar Lembaga meliputi koordinasi, sosialisasi, ditindaklanjuti menjadi
ditindaklanjuti joint activity (kegiatan bersama), exposure/ Memorandum of
menjadi partisipasi di kegiatan Understanding (MoU) per
Memorandum of tahun
Understanding
(MoU)
- 61 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.5 Tingkat kepuasan Persentase skor penilaian kepuasan penguna Nilai hasil survey Eksternal (Biro
aparatur layanan/ pegawai internal kementerian kepuasan aparatur Perencanaan dan Kerja
Kementerian atas terhadap kualitas layanan Biro Humas pada Kementerian per tahun Sama)
pelayanan tahun yang bersangkutan
kehumasan
Kriteria skor penilaian sesuai peraturan
perundang- undangan yang berlaku, adalah:

Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang Baik = 2
Tidak Baik = 1
1. Diberi Nilai 1 (tidak baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan tidak
sederhana, alur berbelit-belit, Panjang dan
tidak jelas,loket terlalu banyak sehingga
proses tidak efektif.
2. Diberi Nilai 2 (Kurang Baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan masih
belum mudah sehingga prosesnya belum
efektif.
3. Diberi Nilai 3 (Baik) apabila Pelaksanaan
prosedur pelayanan dirasa mudah,
sederhana, tidak berbelit-belit tetapi masih
perlu diefektifkan.
4. Diberi Nilai 4 (Sangat Baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan dirasa
sangat jelas, mudah, angat sederhana
sehingga prosesnya mudah dan efektif.
- 62 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.6 Tingkat kepuasan Persentase skor penilaian kepuasan masyarakat Nilai hasil survey Internal (Biro Humas)
masyarakat atas terhadap kualitas layanan Biro Humas pada kepuasan masyarakat per
pelayanan publik tahun yang bersangkutan. tahun

Kriteria skor Penilaian adalah:


Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang Baik = 2
Tidak Baik = 1

1. Diberi Nilai 1(tidak baik) apabila pelaksanaan


prosedur pelayanan tidak sederhana, alur
berbelit-belit, Panjang dan tidak jelas,loket
terlalu banyak sehingga proses tidak efektif.
2. Diberi Nilai 2 (Kurang Baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan masih
belum mudah sehingga prosesnya belum
efektif.
3. Diberi Nilai 3 (Baik) apabila Pelaksanaan
prosedur pelayanan dirasa mudah,
sederhana, tidak berbelit-belit tetapi masih
perlu diefektifkan.
4. Diberi Nilai 4(Sangat Baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan dirasa
sangat jelas, mudah, angat sederhana
sehingga prosesnya mudah dan efektif.
- 63 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Jumlah bahan Bahan kebijakan dan regulasiHubungan Jumlah bahan kebijakan Internal (Biro Humas)
kebijakan dan Masyarakat yang ditetapkan mengacu pada dan regulasi Hubungan
regulasi Dokumen Rencana Induk. Masyarakat yang
Hubungan ditetapkan pada tahun
Masyarakat yang Bahan Kebijakan dan Regulasi tersebut yang bersangkutan
ditetapkan pada diantaranya:
tahun yang a. Rencana Strategis Biro Hubungan
bersangkutan Masyarakat Tahun 2020-2024;
b. dll.
- 64 -

e. Biro Hukum
1. Nama Unit Organisasi : Biro Hukum
2. Tugas : Melaksanakan koordinasi, pembinaan, dan
pemberian dukungan penelaahan
kebutuhan dan evaluasi peraturan
perundang-undangan, penyusunan
peraturan perundang-undangan dan
instrumen hukum, pelayanan dan advokasi
hukum, serta penyuluhan dan informasi
hukum Kementerian.
3. Fungsi : 1) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan penelaahan kebutuhan dan
evaluasi peraturan perundang-
undangan;
2) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan penyusunan peraturan
perundang-undangan dan instrumen
hukum;
3) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan pertimbangan hukum dan
advokasi hukum;
4) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan penyuluhan dan informasi
hukum; dan
5) Pelaksanaan urusan tata usaha Biro.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU BIRO HUKUM


NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya layanan 1.1 Persentase tanggapan positif
dukungan regulasi, masyarakat terhadap Jaringan
pertimbangan hukum dan Dokumentasi dan informasi Hukum
advokasi hukum serta peraturan perundang-
undangan melalui daring
1.2 Persentase regulasi yang ditetapkan
sesuai program pembentukan
peraturan perundang-undangan
1.3 Persentase penanganan
permasalahan hukum (litigasi, non-
litigasi, dan pemberian
pertimbangan hukum)
1.4 Persentase rekomendasi hasil
evaluasi produk hukum yang
ditindaklanjuti
1.5 Tingkat kepuasan terhadap
sosialisasi dan informasi produk
hukum
2 Tersedianya kebijakan dan 2.1 Jumlah bahan kebijakan dan
regulasi Hukum regulasi Hukum yang ditetapkan
pada tahun yang bersangkutan
- 65 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU BIRO HUKUM
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Tanggapan positif masyarakat terhadap Jaringan Jumlah tanggapan positif Internal (Biro Hukum)
tanggapan positif Dokumentasi dan informasi Hukum serta masyarakat terhadap
masyarakat peraturan perundang-undangan Kementerian Jaringan Dokumentasi
terhadap Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan dan informasi Hukum
Jaringan Transmigrasi. serta peraturan
Dokumentasi dan perundang- undangan
informasi Hukum Tanggapan dari masyarakat dapat diakses di melalui Dalam Jaringan
serta peraturan dalam Jaringan Dokumentasi dan Informasi (DARING) dibagi jumlah
perundang- Hukum (JDIH) Kementerian Desa, Pembangunan seluruh tanggapan
undangan melalui Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi masyarakat yang masuk
Dalam Jaringan dikali 100%
(DARING)
1.2 Persentase Regulasi bidang Desa, Pembangunan Daerah Jumlah regulasi yang Internal (Biro Hukum)
regulasi yang Tertinggal dan Transmigrasi yang ditetapkan ditetapkan dibagi dengan
ditetapkan sesuai adalah Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, jumlah program
program Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, dan pembentukan peraturan
pembentukan Keputusan menteri berdasarkan program perundang-undangan
peraturan pembentukan peraturan menteri, Program dikali 100%
perundang-
Penyusunan Peraturan Pemerintah dan
undangan
Peraturan Presiden, dan izin prakarsa.
- 66 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.3 Persentase Litigasi adalah proses menyelesaikan perselisihan Jumlah perkara litigasi Internal (Biro Hukum)
penanganan hukum di pengadilan dimana setiap pihak yang yang didampingi sampai
permasalahan bersengketa mendapatkan kesempatan untuk dengan berkekuatan
hukum (litigasi, mengajukan gugatan dan bantahan. hukum tetap di setiap
non-litigasi, dan tingkatan dibagi jumlah
pemberian Non-litigasi adalah proses menyelesaikan perkara litigasi yang
pertimbangan perselisihan hukum diluar pengadilan. terjadi dikali 100%
hukum)
Pemberian pertimbangan hukum yang dimaksud
adalah pemberian pendapat dan pendampingan
hukum.
1.4 Persentase Evaluasi Produk Hukum yang dimaksud adalah Jumlah rekomendasi hasil Internal (Biro Hukum)
rekomendasi hasil evaluasi atas seluruh ketentuan perundang- evaluasi produk hukum
evaluasi produk undangan di lingkup Kementerian Desa, yang ditindaklanjuti dibagi
hukum yang Pembangunan Daerah Tertinggal, dan jumlah seluruh
ditindaklanjuti Transmigrasi. rekomendasi hasil
evaluasi dikali 100%
Rekomendasi hasil evaluasi produk hukum yang
ditindaklanjuti dapat berupa perbaikan kerangka
regulasi atau perbaikan tata cara pelaksanaan.
1.5 Tingkat kepuasan Persentase skor penilaian kepuasan peserta Nilai hasil tingkat Internal (Biro Hukum)
terhadap sosialisasi dan informasi produk hukum terhadap kepuasan peserta
sosialisasi dan kualitas layanan sosialisasi Biro Hukum pada sosialisasi dan informasi
informasi produk tahun yang bersangkutan. produk hukum pada
hukum tahun yang bersangkutan
Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang Baik = 2
Tidak Baik = 1
- 67 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1. Diberi Nilai 1(tidak baik) apabila pelaksanaan
prosedur pelayanan tidak sederhana, alur
berbelit-belit, Panjang dan tidak jelas,loket
terlalu banyak sehingga proses tidak efektif.
2. Diberi Nilai 2 (Kurang Baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan masih belum
mudah sehingga prosesnya belum efektif.

3. Diberi Nilai 3 (Baik) apabila Pelaksanaan


prosedur pelayanan dirasa mudah, sederhana,
tidak berbelit-belit tetapi masih perlu
diefektifkan.
4. Diberi Nilai 4 (Sangat Baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan dirasa
sangat jelas, mudah, angat sederhana
sehingga prosesnya mudah dan efektif.
2.1 Jumlah bahan Bahan kebijakan dan regulasi Hukum yang Jumlah bahan kebijakan Internal (Biro Hukum)
kebijakan dan ditetapkan mengacu pada Dokumen Rencana dan regulasi Hukum yang
regulasi Hukum Induk. ditetapkan pada tahun
yang ditetapkan yang bersangkutan.
pada tahun yang Bahan Kebijakan dan Regulasi tersebut
bersangkutan diantaranya:
a. Rencana Strategis Biro Hukum Tahun 2020-
2024;
b. dll.
- 68 -

f. Biro Umum dan Layanan Pengadaan


1. Nama Unit Organisasi : Biro Umum dan Layanan Pengadaan
2. Tugas : Melaksanakan koordinasi, pembinaan, dan
pemberian dukungan urusan
kerumahtanggaan dan perlengkapan,
urusan tata usaha dan protokol,
pembinaan dan pengelolaan tata
persuratan dan kearsipan, serta layanan
pengadaan barang dan jasa Kementerian.
3. Fungsi : 1) Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan
dan perlengkapan Kementerian;
2) Pelaksanaan urusan tata usaha dan
keprotokolan Kementerian;
3) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan layanan pengadaan
barang/jasa pemerintah; dan
4) Koordinasi, pembinaan, dan pemberian
dukungan pengelolaan tata persuratan
dan kearsipan Kementerian; dan
5) Pelaksanaan urusan pengelolaan sarana
dan prasarana perkantoran
Kementerian.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU BIRO UMUM DAN LAYANAN PENGADAAN


NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya layanan 1.1 Persentase penurunan jumlah
sarana dan prasarana dan komplain stakeholders terhadap
layanan pengadaan Layanan Pengadaan Barang/Jasa
1.2 Tingkat kepuasan aparatur
Kementerian atas layanan umum
dan pengadaan
1.3 Jumlah dokumen Rencana
Kebutuhan Barang Milik Negara (RK
BMN) yang ditetapkan
1.4 Persentase terpenuhinya prasarana
dan sarana kerja di lingkungan
Kementerian berdasarkan Rencana
Kebutuhan Barang Milik Negara (RK
BMN)
1.5 Nilai Pengawasan Kearsipan
Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi
2 Tersedianya kebijakan dan 2.1 Jumlah bahan kebijakan dan
regulasi Umum dan Layanan regulasi Umum dan Layanan
Pengadaan Pengadaan yang ditetapkan pada
tahun yang bersangkutan
- 69 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU BIRO UMUM DAN LAYANAN PENGADAAN
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Keluhan/ komplain Stakeholders atas proses Jumlah keluhan / Internal (Biro Umum dan
penurunan layanan pengadaan barang dan jasa melalui komplain dibagi dengan Layanan Pengadaan)
jumlah komplain Sistem Pengadaaan Secara Elektronik (SPSE). jumlah pengadaan per
Stakeholders tahun dikali 100% .
terhadap Layanan Stakeholders adalah pihak pengguna dan (-) : Baik
Pengadaan penyedia barang dan jasa. (+) : Buruk
Barang/Jasa
1.2 Tingkat kepuasan Persentase skor penilaian kepuasan penguna Nilai hasil survey Eksternal (Biro
aparatur layanan/ pegawai internal kementerian kepuasan layanan umum Perencanaan dan Kerja
Kementerian atas terhadap kualitas layanan Biro Umum dan dan pengadaan aparatur Sama)
layanan umum Layanan Pengadaan pada tahun yang Kementerian per tahun.
dan pengadaan bersangkutan.

Kriteria skor penilaian adalah:

Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang Baik = 2
Tidak Baik = 1

1. Diberi Nilai 1(tidak baik) apabila pelaksanaan


prosedur pelayanan tidak sederhana, alur
berbelit-belit, Panjang dan tidak jelas,loket
terlalu banyak sehingga proses tidak efektif.
2. Diberi Nilai 2 (Kurang Baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan masih
belum mudah sehingga prosesnya belum
efektif.
- 70 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3. Diberi Nilai 3 (Baik) apabila Pelaksanaan
prosedur pelayanan dirasa mudah,
sederhana, tidak berbelit-belit tetapi masih
perlu diefektifkan.
4. Diberi Nilai 4 (Sangat Baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan dirasa
sangat jelas, mudah, sangat sederhana
sehingga prosesnya mudah dan efektif.
1.3 Jumlah dokumen Rencana kebutuhan BMN merupakan salah Jumlah dokumen Internal (Biro Umum dan
Rencana satu dasar bagi Kementerian dalam pengusulan Rencana Kebutuhan Layanan Pengadaan)
Kebutuhan penyediaan anggaran untuk kebutuhan BMN Barang Milik Negara (RK
Barang Milik baru serta penyusunan rencana kerja dan BMN) yang ditetapkan.
Negara (RK BMN) anggaran yang ditetapkan dengan persetujuan
yang ditetapkan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Kementerian Keuangan.

Pada tahun 2021-2024 kegiatan yang dilakukan


adalah reviu Rencana Kebutuhan Barang Milik
Negara (RK BMN).
1.4 Persentase Rencana kebutuhan Barang Milik Negara (BMN) Persentase terpenuhinya Internal (Biro Umum dan
terpenuhinya merupakan salah satu dasar bagi Kementerian prasarana dan sarana Layanan Pengadaan)
prasarana dan dalam pengusulan penyediaan anggaran untuk kerja di lingkungan
sarana kerja di kebutuhan Barang Milik Negara (BMN) baru Kementerian berdasarkan
lingkungan serta penyusunan rencana kerja dan anggaran. Rencana Kebutuhan
Kementerian Barang Milik Negara per
berdasarkan tahun.
Rencana
Kebutuhan
Barang Milik
Negara (RK BMN)
- 71 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.5 Nilai Pengawasan Pengawasan Kearsipan adalah proses kegiatan Nilai Pengawasan Internal (Setjen,cq Biro
Kearsipan dalam menilai kesesuaian antara prinsip, Kearsipan per Tahun. Umum dan Layanan
Kementerian kaidah, dan standar kearsipan dengan Pengadaan) dan atau
Desa, PDT dan penyelenggaraan kearsipan. Eksternal (ANRI)
Transmigrasi
Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan
dengan arsip

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa


dalam berbagai bentuk dan media sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
Lembaga Negara, Pemerintahan Daerah,
Lembaga Pendidikan, Perusahaan, Organisasi
Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan
Perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(Peraturan Arsip Nasional RI Nomor 6 Tahun
2019 Tentang Pengawasan Kearsipan)
2.1 Jumlah bahan Bahan Kebijakan dan Regulasi tersebut Jumlah bahan kebijakan Internal (Biro Umum dan
kebijakan dan diantaranya: dan regulasi Umum dan Layanan Pengadaan)
regulasi Umum a. Rencana Strategis Biro Umum dan Layanan Layanan Pengadaan yang
dan Layanan Pengadaan Tahun 2020-2024; ditetapkan pada tahun
Pengadaan yang b. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan yang bersangkutan
ditetapkan pada Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang
tahun yang Kearsipan (Naskah Dinas, Pola Klasifikasi
bersangkutan Arsip, Jadwal Retensi Arsip, Sistem
Keamanan);
c. Peraturan Menteri tentang Pedoman
Keprotokolan.
- 72 -

2. Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan
2. Tugas : Menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan desa dan perdesaan.
3. Fungsi : 1) Perumusan kebijakan di bidang
perencanaan teknis pembangunan desa
dan perdesaan,
2) pembangunan sarana dan prasarana
desa dan perdesaan, pengembangan
sosial budaya dan lingkungan desa dan
perdesaan, advokasi dan kerja sama
desa dan perdesaan, serta fasilitasi
pemanfaatan dana desa;
3) Pelaksanaan kebijakan di bidang
perencanaan teknis pembangunan desa
dan perdesaan, pembangunan sarana
dan prasarana desa dan perdesaan,
pengembangan sosial budaya dan
lingkungan desa dan perdesaan,
advokasi dan kerja sama desa dan
perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan
dana desa;
4) Penyusunan norma, standar, prosedur,
kriteria di bidang perencanaan teknis
pembangunan desa dan perdesaan,
pembangunan sarana dan prasarana
desa dan perdesaan, pengembangan
sosial budaya dan lingkungan desa dan
perdesaan, advokasi dan kerja sama
desa dan perdesaan, serta fasilitasi
pemanfaatan dana desa;
5) Pemberian bimbingan teknis dan
supervisi di bidang perencanaan teknis
pembangunan desa dan perdesaan,
pembangunan sarana dan prasarana
desa dan perdesaan, pengembangan
sosial budaya dan lingkungan desa dan
perdesaan, advokasi dan kerja sama
desa dan perdesaan, serta fasilitasi
pemanfaatan dana desa;
6) Pelaksanaan evaluasi, dan pelaporan di
bidang perencanaan teknis
pembangunan desa dan perdesaan,
pembangunan sarana dan prasarana
desa dan perdesaan, pengembangan
sosial budaya dan lingkungan desa dan
perdesaan, advokasi dan kerja sama
desa dan perdesaan, serta fasilitasi
pemanfaatan dana desa;
7) Pelaksanaan administrasi Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan; dan
- 73 -

8) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan


oleh Menteri.

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN


NO SASARAN PROGRAM NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya jumlah desa 1.1 Jumlah Desa Mandiri
yang memenuhi indeks 1.2 Jumlah Desa Berkembang
status perkembangan desa 1.3 Jumlah Desa Tertinggal
2 Menurunnya Angka 2.1 Persentase Kemiskinan di desa
Kemiskinan Di Desa
3 Meningkatnya status 3.1 Nilai rata- rata indeks perkembangan
perkembangan Kawasan 62 Kawasan Perdesaan Prioritas
Perdesaan Nasional (KPPN)
3.2 Nilai rata-rata indeks perkembangan
30 Kawasan Perdesaan Prioritas
Kementerian
4 Terbangunnya komitmen 4.1 Persentase program/kegiatan hasil
internal kementerian dan koordinasi internal Kementerian yang
lintas Kementerian/ diimplementasikan sesuai dengan
Lembaga/ dokumen perencanaan teknis
Daerah/Masyarakat dalam pembangunan Desa dan Kawasan
Pembangunan desa dan Perdesaan
Kawasan perdesaan 4.2 Persentase program/kegiatan hasil
koordinasi eksternal Kementerian
(K/L/D/M) yang diimplementasikan
sesuai dengan dokumen perencanaan
teknis pembangunan Desa dan
Kawasan Perdesaan
5 Meningkatnya kualitas 5.1 Presentase realisasi Implementasi
reformasi birokrasi dan Rencana Aksi Reformasi Birokrasi
kapasitas organisasi Ditjen General, Tematik dan Transformasi
Pembangunan Desa dan Digital di Direktorat Jenderal
Perdesaan Pembangunan Desa dan Perdesaan
6 Meningkatnya 6.1 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Pembangunan
Pembangunan Desa dan Desa dan Perdesaan
Perdesaan
7 Meningkatnya Penerapan 7.1 Tingkat penerapan pengendalian
pengendalian intern intern Direktorat Jenderal
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Pembangunan Desa dan
Perdesaan
8 Meningkatnya layanan 8.1 Nilai Pengawasan kearsipan Ditjen
kearsipan Ditjen Pembangunan Desa dan Perdesaan
Pembangunan Desa dan
Perdesaan
- 74 -

NO SASARAN PROGRAM NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


9 Terselesaikannya tindak 9.1 Persentase rekomendasi hasil
lanjut temuan hasil pemeriksaan eksternal dan APIP
pemeriksaan eksternal dan lingkup Ditjen Pembangunan Desa
Aparat Pengawas Internal dan Perdesaan yang ditindaklanjuti
Pemerintah (APIP) (Sistem Pengendalian Internal dan
Kepatuhan terhadap Perundang-
undangan)
- 75 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA
DAN PERDESAAN
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah Desa 1. Klasifikasi status Desa dapat dihitung Jumlah Desa Mandiri Internal (Ditjen
Mandiri dengan menggunakan Indeks Desa pertahun Pembangunan Desa dan
Membangun. Indeks Desa Membangun Perdesaan)
adalah Indeks Komposit yang dibentuk dari
Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan
Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi
Desa.
2. Desa Mandiri, atau bisa disebut sebagai
Desa Sembada adalah yang memiliki Indeks
Desa Membangun lebih besar (>) dari
0,8155, dengan ciri-ciri memiliki
kemampuan melaksanakan pembangunan
Desa untuk peningkatan kualitas hidup dan
kehidupan sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa dengan ketahanan sosial,
ketahanan ekonomi, dan ketahanan ekologi
secara berkelanjutan.
1.2 Jumlah Desa 1. Klasifikasi status Desa dapat dihitung Jumlah Desa Berkembang Internal (Ditjen
Berkembang dengan menggunakan Indeks Desa per tahun Pembangunan Desa dan
Membangun. Indeks Desa Membangun Perdesaan)
adalah Indeks Komposit yang dibentuk dari
Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan
Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi
Desa.
2. Desa Berkembang, atau bisa disebut
sebagai Desa Madya, adalah desa yang
memiliki Indeks Desa Membangun kurang
dan sama dengan (≤) 0,8155 dan lebih besar
- 76 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
(>) dari 0,5989, dengan ciri-ciri memiliki
potensi sumber daya sosial, ekonomi, dan
ekologi tetapi belum mengelolanya secara
optimal untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat Desa, kualitas hidup manusia
dan menanggulangi kemiskinan.
1.3 Jumlah Desa 1. Klasifikasi status Desa dapat dihitung Jumlah Desa Tertinggal Internal (Ditjen
Tertinggal dengan menggunakan Indeks Desa per tahun. Pembangunan Desa dan
Membangun. Indeks Desa Membangun Perdesaan)
adalah Indeks Komposit yang dibentuk dari
Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan
Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi
Desa.
2. Desa Tertinggal, atau bisa disebut sebagai
Desa Pratama/ Pra-Madya adalah Desa
yang memiliki Indeks Desa Membangun
kurang dan sama dengan (≤) 0,5989,
dengan ciri-ciri Desa yang mengalami
kerentanan karena masalah bencana alam,
goncangan ekonomi, dan konflik sosial, atau
memiliki potensi sumber daya sosial,
ekonomi, dan ekologi tetapi belum, atau
kurang mengelolanya dalam upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat
Desa, kualitas hidup manusia serta
mengalami kemiskinan dalam berbagai
bentuknya.
- 77 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Persentase Kemiskinan adalah ketidakmampuan dari sisi Persentase angka Internal
kemiskinan desa ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar kemiskinan desa per (Laporan Hasil Evaluasi
makanan dan bukan makanan yang diukur tahun Direktorat Jenderal
dari sisi pengeluaran. Untuk mengukur Pembangunan Desa dan
kemiskinan digunakan konsep kemampuan Perdesaan)
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs dan atau Badan Pusat
approach). Jadi Penduduk Miskin adalah Statistik (BPS)
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran
perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.

Garis Kemiskinan (GK) merupakan


penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan
(GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan
(GKNM). (sumber definisi BPS)

Rumus penghitungan adalah


GK = GKM+GKNM
3.1 Nilai rata- rata 1. Kawasan Perdesaan yang menjadi prioritas Rata-rata perkembangan Internal
indeks nasional adalah kawasan perdesaan yang Indeks 62 Kawasan (Laporan Hasil Pengukuran
perkembangan 62 tertuang dalam Rencana Pembangunan Perdesaan prioritas Indeks Perkembangan
Kawasan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun nasional per tahun sesuai Kawasan Perdesaan
Perdesaan Prioritas 2020-2024 sejumlah 62 Kawasan Perdesaan dengan Indeks Direktorat Jenderal
Nasional (KPPN) Prioritas Nasional (KPPN). Perkembangan Kawasan Pembangunan Desa dan
2. Status perkembangan kawasan perdesaan Perdesaan dengan data Perdesaan)
terdiri dari: dasar tahun 2019.
a. Kawasan Perdesaan Inisiasi
b. Kawasan Perdesaan Konsolidasi
c. Kawasan Perdesaan Mandiri
d. Kawasan Perdesaan Berdaya saing
- 78 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3. Indeks perkembangan Kawasan Perdesaan
adalah indikator untuk mengukur
perkembangan Kawasan Perdesaan.
IPKP < 25 = Inisiasi
25 ≤ IPKP < 50 = Konsolidasi (Berkembang)
50 ≤ IPKP < 75 = Mandiri
IPKP ≥ 75 = Berdaya Saing
4. Target pengembangan Kawasan Perdesaan
Prioritas Nasional sampai akhir tahun
2024:
 10 Kawasan Perdesaan Konsolidasi;
 47 Kawasan Perdesaan Mandiri;
 5 Kawasan Perdesaan berdaya saing.
3.2 Nilai rata-rata 1. Kawasan Perdesaan yang menjadi prioritas Rata-rata perkembangan Internal
indeks nasional adalah kawasan perdesaan yang Indeks 30 Kawasan (Laporan hasil pengukuran
perkembangan 30 tertuang dalam Rencana Pembangunan Perdesaan prioritas indeks Perkembangan 30
Kawasan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun kementerian per tahun Kawasan Perdesaan dari
Perdesaan Prioritas 2020-2024 sejumlah 62 Kawasan Perdesaan sesuai dengan Indeks Direktorat Jenderal
Kementerian Prioritas Nasional (KPPN). Perkembangan Kawasan Pembangunan Desa dan
2. Status perkembangan kawasan perdesaan Perdesaan dengan data Perdesaan)
terdiri dari: dasar tahun 2019.
a. Kawasan Perdesaan Inisiasi
b. Kawasan Perdesaan Konsolidasi
c. Kawasan Perdesaan Mandiri
d. Kawasan Perdesaan Berdaya saing
3. Indeks perkembangan Kawasan Perdesaan
adalah indikator untuk mengukur
perkembangan Kawasan Perdesaan.
IPKP < 25 = Inisiasi
25 ≤ IPKP < 50 = Konsolidasi (Berkembang)
- 79 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
50 ≤ IPKP < 75 = Mandiri
IPKP ≥ 75 = Berdaya Saing
4. Target pengembangan Kawasan Perdesaan
Prioritas Nasional sampai akhir tahun
2024: 30 Kawasan Perdesaan Berkembang.
4.1 Persentase Program/kegiatan adalah kumpulan kegiatan Realisasi Internal (Laporan Hasil
program/kegiatan yang meliputi : pembangunan sarana dan program/kegiatan Evaluasi Implementasi
hasil koordinasi prasarana desa dan perdesaan, pengembangan internal Kementerian di Dokumen Perencanaan
internal sosial budaya dan lingkungan desa dan desa dan perdesaan Teknis dari Direktorat
Kementerian yang perdesaan, advokasi dan kerja sama desa dan dibandingkan dengan Perencanaan Teknis
diimplementasikan perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana rencana Pembangunan Desa dan
sesuai dengan desa, SDM, ekonomi dan Investasi. program/kegiatan yang Perdesaan)
dokumen tertuang dalam dokumen
perencanaan teknis dokumen rencana teknis
pembangunan pembangunan Desa dan
Desa dan Kawasan Perdesaan ditahun
Perdesaan sebelumnya dikali 100%
4.2 Persentase Program/kegiatan adalah kumpulan kegiatan Realisasi Internal (Laporan Hasil
program/kegiatan yang meliputi : pembangunan sarana dan program/kegiatan Evaluasi Implementasi
hasil koordinasi prasarana desa dan perdesaan, pengembangan eksternal Kementerian Dokumen Perencanaan
eksternal sosial budaya dan lingkungan desa dan (K/L/D/M) di desa dan Teknis dari Direktorat
Kementerian perdesaan, advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan dibandingkan Perencanaan Teknis
(K/L/D/M) yang perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana dengan rencana Pembangunan Desa dan
diimplementasikan desa, SDM, ekonomi dan Investasi. program/kegiatan yang Perdesaan)
sesuai dengan tertuang dalam dokumen
dokumen dokumen rencana teknis
perencanaan teknis pembangunan Desa dan
pembangunan Perdesaan ditahun
Desa dan Kawasan sebelumnya dikali 100%
Perdesaan
- 80 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
5.1 Presentase realisasi Rencana aksi adalah kegiatan utama reformasi Realisasi implementasi UKE I
Implementasi birokrasi yang telah di rumuskan pada level rencana aksi yang telah di
Rencana Aksi UKE I dan UKE II oleh Strategic Transformation validasi oleh Project
Reformasi Birokrasi Unit (STU) Management Office (PMO)
General, Tematik dibagi dengan jumlah
dan Transformasi rencana aksi yang di
Digital di tetapkan pada Unit
Direktorat Jenderal Eselon I dikali 100%
Pembangunan
Desa dan
Perdesaan
6.1 Nilai Sistem Evaluasi atas implementasi Sistem Nilai hasil evaluasi atas Eksternal (Aparat
Akuntabilitas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah implementasi Sistem Pengawas Intern
Kinerja Instansi (SAKIP) Direktorat Jenderal Pembangunan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah)
Pemerintah (SAKIP) Desa dan Perdesaan Instansi Pemerintah
Direktorat Jenderal (SAKIP) Direktorat
Pembangunan Jenderal Pembangunan
Desa dan Desa dan Perdesaan dari
Perdesaan Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP)
7.1 Tingkat penerapan Tingkat penerapan pengendalian intern Tingkat penerapan Eksternal (Aparat
pengendalian adalah: pengendalian intern Pengawas Intern
intern Direktorat Direktorat Jenderal Pemerintah)
Jenderal Level 0 : Belum ada Sistem Pengendalian Pembangunan Desa dan
Pembangunan Intern Pemerintah (SPIP) Perdesaan per tahun
Desa dan Level 1 : Rintisan Sistem Pengendalian Intern
Perdesaan Pemerintah Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP)
Level 2 : Berkembang
Level 3 : Terdefinisi
- 81 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Level 4 : Terkelola dan terukur
Level 5 : Optimum

Tingkat penerapan pengendalian intern


dikeluarkan oleh Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
8.1 Nilai Pengawasan Pengawasan Kearsipan adalah proses kegiatan Nilai Pengawasan Internal (Ditjen PDP,
kearsipan Ditjen dalam menilai kesesuaian antara prinsip, Kearsipan per Tahun. Setjen,cq Biro Umum dan
Pembangunan kaidah, dan standar kearsipan dengan Layanan Pengadaan) dan
Desa dan penyelenggaraan kearsipan. atau
Perdesaan Eksternal (ANRI)
Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan
dengan arsip

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa


dalam berbagai bentuk dan media sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
Lembaga Negara, Pemerintahan Daerah,
Lembaga Pendidikan, Perusahaan, Organisasi
Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan
Perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(Peraturan Arsip Nasional RI Nomor 6 Tahun
2019 Tentang Pengawasan Kearsipan)
- 82 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
9.1 Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan adalah Rekomendasi Tindak Internal (Laporan Tindak
rekomendasi hasil tindak lanjut yang dilakukan oleh pejabat yang Lanjut Hasil Pemeriksaan Lanjut Rekomendasi
pemeriksaan berwenang dalam rangka melaksanakan (TLHP) yang Temuan Hasil Pemeriksaan
eksternal dan APIP saran/rekomendasi hasil pemeriksaan ditindaklanjuti dibagi Eksternal dan Aparat
lingkup Ditjen eksternal dan Aparat Pengawas Internal total rekomendasi TLHP Pengawas Internal
Pembangunan Pemerintah (APIP) baik keuangan maupun dikali 100% Pemerintah (APIP) dari
Desa dan Sistem Pengendalian Internal Sesditjen)
Perdesaan yang
ditindaklanjuti
(Sistem
Pengendalian
Internal dan
Kepatuhan
terhadap
Perundang-
undangan)
- 83 -

a. Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


1. Nama Unit Organisasi : Sekretariat Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan
2. Tugas : Melaksanakan pemberian pelayanan
administratif dan teknis, koordinasi
pelaksanaan tugas unit organisasi, serta
urusan umum dan kerumahtanggaan di
lingkungan Direktorat Jenderal.
3. Fungsi : 1) Koordinasi penyusunan kebijakan,
rencana, program, evaluasi, dan
pelaporan Direktorat Jenderal;
2) Koordinasi dan pembinaan pengelolaan
keuangan dan barang milik negara di
lingkungan Direktorat Jenderal;
3) Pembinaan hukum dan koordinasi
penyusunan peraturan perundang-
undangan dan instrumen hukum di
lingkungan Direktorat Jenderal;
4) Pengelolaan urusan kepegawaian
Direktorat Jenderal;
5) Koordinasi dan fasilitasi pembinaan
organisasi, tata laksana, dan reformasi
birokrasi Direktorat Jenderal; dan
6) Pelaksanaan urusan umum dan
kerumahtanggaan Direktorat Jenderal.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN


PERDESAAN
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya Kompetensi 1.1 Persentase Pejabat Pimpinan Tinggi
Pegawai ASN sesuai dengan dan Pejabat Administrasi di
Jabatan lingkungan Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan
yang mengikuti pengembangan
kompetensi per tahun
1.2 Persentase Pejabat fungsional di
lingkungan Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan
yang mengikuti pengembangan
kompetensi per tahun
2 Terwujudnya Direktorat 2.1 Opini atas Pengendalian internal
Jenderal Pembangunan Desa atas Laporan Keuangan dan BMN
dan Perdesaan yang bersih, Direktorat Jenderal Pembangunan
akuntabel dan berkinerja Desa dan Perdesaan berdasarkan
tinggi Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
dari hasil evaluasi Aparat Pengawas
Intern Pemerintah (APIP)/ Tim
Penilai Pengendalian Intern atas
Pelaporan Keuangan (PIPK) Unit
Kerja Eselon I
- 84 -

NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


2.2 Nilai Kinerja atas Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Anggaran
Direktorat Jenderal Pembangunan
Desa dan Perdesaan
2.3 Nilai atas Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan
3 Terwujudnya pelayanan 3.1 Tingkat kepuasan aparatur lingkup
publik Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Pembangunan
Pembangunan Desa dan Desa dan Perdesaan atas dukungan
Perdesaan yang berkualitas manajemen
4 Meningkatnya layanan 4.1 Nilai Pengawasan kearsipan
kearsipan lingkup Sekretariat Sekretariat Ditjen Pembangunan
Ditjen Pembangunan Desa Desa dan Perdesaan
dan Perdesaan
5 Tersediannya regulasi dan 5.1 Jumlah regulasi dan kebijakan
kebijakan pembangunan pembangunan desa dan perdesaan
Desa dan Perdesaan
- 85 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Pejabat Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pejabat Jumlah Pejabat Pimpinan Internal (Sekretariat
Pimpinan Tinggi dan Administrasi di lingkungan Direktorat Tinggi dan Pejabat Direktorat Jenderal)
Pejabat Administrasi Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Administrasi di Lingkungan
di lingkungan yang mengikuti pengembangan kompetensi Direktorat Jenderal
Direktorat Jenderal selama 20 jam pelajaran per orang per Pembangunan Desa dan
Pembangunan Desa tahun Pengembangan kompetensi dapat Perdesaan yang mengikuti
dan Perdesaan yang dilakukan antara lain melalui pendidikan pengembangan kompetensi
mengikuti dan pelatihan, seminar, kursus, dan pada tahun yang
pengembangan penataran. bersangkutan dibagi
kompetensi pertahun jumlahpejabat pimpinan
tinggi dan pejabat
administrasi pada tahun
yang bersangkutan dikali
100%
1.2 Persentase Pejabat Pejabat fungsional di lingkungan Direktorat Jumlah Pejabat fungsional di Sekretariat Direktorat
fungsional di Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Lingkungan Direktorat Jenderal
lingkungan Direktorat yang mengikuti pengembangan kompetensi Jenderal Pembangunan Desa
Jenderal selama 20 jam pelajaran per orang per dan Perdesaan yang
Pembangunan Desa tahun Pengembangan kompetensi dapat mengikuti pengembangan
dan Perdesaan yang dilakukan antara lain melalui pendidikan kompetensi pada tahun yang
mengikuti dan pelatihan, seminar, kursus, dan bersangkutan dibagi jumlah
pengembangan penataran pejabat fungsional pada
kompetensi per tahun tahun yang bersangkutan
dikali 100%
- 86 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Opini atas Penyajian Laporan Keuangan dan Barang Opini atas Penyajian Internal (Tim Penilai
Pengendalian internal Milik Negara (BMN) yang sesuai SAP Laporan Keuangan dan BMN Pengendalian Intern
atas Laporan (Standar Akuntansi Pemerintah) adalah Direktorat Jenderal atas Pelaporan
Keuangan dan BMN laporan di bidang keuangan yang memuat: Pembangunan Desa dan Keuangan (PIPK) Unit
Direktorat Jenderal 1. Neraca Perdesaan berdasarkan Kerja Eselon I) dan
Pembangunan Desa 2. Laporan Operasional (LO) Standar Akuntansi Eksternal (Aparat
dan Perdesaan 3. Laporan perubahan Ekuitas (LPE) Pemerintah (SAP) dari hasil Pengawas Intern
berdasarkan Standar 4. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) serta evaluasi Aparat Pengawas Pemerintah
Akuntansi laporan di bidang BMN yang memuat: Intern Pemerintah
Pemerintah (SAP) dari a. Neraca (APIP)/Tim Pengendalian
hasil evaluasi Aparat b. Laporan Barang Intrakomtable Intern atas Pelaporan
Pengawas Intern c. Laporan Barang Ekstrakomtable Keuangan (PIPK) Unit Kerja
Pemerintah d. Laporan Barang Intrakomtable dan Eselon I per tahun
(APIP)/Tim Ekstrakomtable
Pengendalian Intern e. Laporan Barang Persediaan
atas Pelaporan f. Laporan Kondisi Barang
Keuangan (PIPK) Unit g. Laporan Penyusutan Barang Milik
Kerja Eselon I Negara (BMN)
h. Pelaksanaan Penatausahaan Barang
Milik Negara (BMN)

Penilaian pengendalian internal atas


Laporan Keuangan dan Barang Milik negara
(BMN) dikeluarkan oleh Aparat Pengawas
Intern Pemerintah (APIP)/ tim Penilai
Pengendalian Intern atas Pelaporan
Keuangan (PIPK) Unit Kerja Eselon I.
- 87 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Kriteria penilaian:
 Pengendalian Internal Efektif (PIE)
 Pengendalian internal efektif dengan
pengecualian (PIEDP)
 Pengendalian Internal Tidak Efektif (PITE)
2.2 Nilai Kinerja atas Penilaian Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Nilai hasil evaluasi atas Eksternal (Kementerian
Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Pelaksanaan Rencana Kerja Keuangan)
Kerja dan Anggaran Pembangunan Desa dan Perdesaan dan Anggaran Direktorat
Direktorat Jenderal berdasarkan ketentuan peraturan Jenderal Pembangunan Desa
Pembangunan Desa perundang- undangan yang berkenaan dan Perdesaan per tahun
dan Perdesaan dengan pengukuran dan evaluasi kinerja
atas pelaksanaan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
(RKA-K/L) dari Kementerian Keuangan RI

Penilaian kinerja atas Rencana Kerja dan


Anggaran menggunakan 5 (lima) indikator
sebagai berikut:
1. Penyerapan anggaran;
2. Konsistensi atas rencana penarikan dana
awal;
3. Konsistensi atas penarikan dana revisi;
4. Pencapaian keluaran; dan
5. Efisiensi
- 88 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.3 Nilai atas Indikator Indikator Kinerja Pelaksanaan Nilai atas Indikator Kinerja Eksternal (Kementerian
Kinerja Pelaksanaan Anggaran(IKPA) adalah indikator yang Pelaksanaan Anggaran Keuangan)
Anggaran Direktorat ditetapkan oleh Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal
Jenderal selaku BUN untuk mengukur kualitas Pembangunan Desa dan
Pembangunan Desa kinerja pelaksanaan anggaran belanja Perdesaan per tahun
dan Perdesaan Kementerian/Lembaga dari sisi kualitas
implementasi perencanaan anggaran,
kualitas pelaksanaan anggaran dan kualitas
hasil pelaksanaan anggaran

Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran


(IKPA) menjadi ukuran evaluasi kinerja
pelaksanaan anggaran yang memuat 8
(delapan) indikator dan mencerminkan
aspek sisi kualitas implementasi
perencanaan anggaran, kualitas
pelaksanaan anggaran dan kualitas hasil
pelaksanaan anggaran

A. Aspek Kualitas Perencanaan Anggaran,


meliputi:
1. Revisi DIPA (bobot nilai 10%)
2. Deviasi Halaman III DIPA (bobot nilai
10%)

B. Aspek Kualitas Pelaksanaan Anggaran,


meliputi:
1. Penyerapan Anggaran (bobot nilai
20%)
- 89 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2. Belanja Kontraktual (bobot nilai
10%)
3. Penyelesaian Tagihan (bobot nilai
10%)
4. Pengelolaan UP dan TUP (bobot nilai
10%)
5. Dispensasi SPM (bobot nilai 5%)
C. Aspek Hasil Pelaksanaan Anggaran,
meliputi:
1. Capaian Output (bobot nilai 25%)

Pengukuran IKPA berdasarkan Peraturan


Dirjen Perbendaharaan, Kementerian
Keuangan Nomor PER-5/PB/2022 tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian
Negara/Lembaga
3.1 Tingkat kepuasan Penilaian kepuasan penguna layanan/ Hasil survey kepuasan Internal (Sekretariat
aparatur lingkup pegawai internal lingkup Ditjen aparatur lingkup Direktorat Direktorat Jenderal)
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan terhadap Jenderal Pembangunan Desa
Pembangunan Desa kualitas layanan Ditjen Pembangunan Desa dan Perdesaan per tahun
dan Perdesaan atas dan Perdesaan pada tahun yang
dukungan bersangkutan.
manajemen
Kriteria skor penilaian adalah:
Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang Baik= 2
Tidak Baik = 1
- 90 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
4.1 Nilai Pengawasan Pengawasan Kearsipan adalah proses Nilai Pengawasan Kearsipan Internal (Ditjen PDP,
kearsipan Sekretariat kegiatan dalam menilai kesesuaian antara per Tahun. Setjen,cq Biro Umum
Ditjen Pembangunan prinsip, kaidah, dan standar kearsipan dan Layanan
Desa dan Perdesaan dengan penyelenggaraan kearsipan. Pengadaan) dan atau
Eksternal (ANRI)
Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan
dengan arsip

Arsip adalah rekaman kegiatan atau


peristiwa dalam berbagai bentuk dan media
sesuai dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang dibuat dan
diterima oleh Lembaga Negara,
Pemerintahan Daerah, Lembaga Pendidikan,
Perusahaan, Organisasi Politik, Organisasi
Kemasyarakatan dan Perseorangan dalam
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
(Peraturan Arsip Nasional RI Nomor 6 Tahun
2019 tentang Pengawasan Kearsipan)
- 91 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
5.1 Jumlah regulasi dan Bahan regulasi dan kebijakan pembangunan Jumlah regulasi dan Internal (Sekretariat
kebijakan desa dan perdesaan yang disusun mengacu kebijakan pembangunan Ditjen Pembangunan
pembangunan desa pada dokumen rencana induk desa dan desa dan perdesaan yang Desa dan Perdesaan)
dan perdesaan perdesaan ditetapkan pada tahun yang
bersangkutan
Bahan regulasi dan kebijakan pembangunan
desa dan perdesaan terdiri dari:
a. Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi mengenai Indikator Desa
Membangun
b. Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi mengenai Indeks
Perkembangan Kawasan Perdesaan
c. Rencana Strategis Ditjen
Pembangunan Desa dan Perdesaan
d. Rencana Strategis Sekretariat Ditjen
Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2020-2024
e. Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi tentang Penggunaan
Prioritas Dana Desa
f. Dll.
- 92 -

b. Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan


1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Perencanaan Teknis
Pembangunan Desa dan Perdesaan
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang
perencanaan teknis pembangunan Desa dan
Perdesaan.
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di
bidang perencanaan teknis pembangunan
sarana dan prasarana, perencanaan
teknis pengembangan sosial budaya dan
lingkungan, perencanaan teknis advokasi
dan kerja sama Desa dan Perdesaan,
serta perencanaan teknis pemanfaatan
dan pengendalian dana desa;
2) Pelaksanan kebijakan di bidang
perencanaan teknis pembangunan sarana
dan prasarana, perencanaan teknis
pengembangan sosial budaya dan
lingkungan, perencanaan teknis advokasi
dan kerja sama Desa dan Perdesaan,
serta perencanaan teknis pemanfaatan
dan pengendalian dana desa;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang perencanaan teknis
pembangunan sarana dan prasarana,
perencanaan teknis pengembangan sosial
budaya dan lingkungan, perencanaan
teknis advokasi dan kerja sama Desa dan
Perdesaan, serta perencanaan teknis
pemanfaatan dan pengendalian dana
desa;
4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi di bidang perencanaan teknis
pembangunan sarana dan prasarana,
perencanaan teknis pengembangan sosial
budaya dan lingkungan, perencanaan
teknis advokasi dan kerja sama Desa dan
Perdesaan, serta perencanaan teknis
pemanfaatan dan pengendalian dana
desa;
5) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang perencanaan teknis pembangunan
sarana dan prasarana, perencanaan
teknis pengembangan sosial budaya dan
lingkungan, perencanaan teknis advokasi
dan kerja sama Desa dan Perdesaan,
serta perencanaan teknis pemanfaatan
dan pengendalian dana desa; dan
6) pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat.
- 93 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN


PERDESAAN
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Tersedianya dokumen rencana 1.1 Jumlah dokumen rencana teknis
teknis pembangunan Desa dan Pembangunan Desa dan
Kawasan Perdesaan Perdesaan yang ditetapkan
1.2 Persentase Rencana
program/kegiatan lingkup
Internal dan Eksternal
Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi sesuai dengan
dokumen perencanaan teknis
pembangunan Desa dan
Kawasan Perdesaan yang
ditetapkan tahun sebelumnya
2 Tersedianya NSPK bidang 2.1 Jumlah NSPK bidang
perencanaan teknis perencanaan teknis
pembangunan Desa dan pembangunan Desa dan
Perdesaan Perdesaan yang ditetapkan
3 Terlaksananya monitoring dan 3.1 Jumlah dokumen hasil
evaluasi dan pelaporan di monitoring dan evaluasi dan
bidang perencanaan teknis pelaporan di bidang perencanaan
pembangunan Desa dan teknis pembangunan Desa dan
Kawasan Perdesaan Kawasan Perdesaan
- 94 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS
PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah dokumen Rencana teknis terdiri dari rencana teknis Jumlah dokumen rencana Internal (Direktorat
rencana teknis pembangunan desa dan Kawasan perdesaan teknis pembangunan Perencanaan Teknis
Pembangunan yang terdiri dari: Desa dan Perdesaan yang Pembangunan Desa dan
Desa dan 1) Perencanaan teknis pembangunan sarana ditetapkan per tahun Perdesaan)
Kawasan dan prasarana,
Perdesaan yang 2) Perencanaan teknis pengembangan sosial
ditetapkan budaya dan lingkungan,
3) Perencanaan teknis advokasi dan kerja sama
Desa dan Perdesaan (termasuk memuat
Pengembangan ekonomi dan investasi serta
SDM), serta
4) Perencanaan teknis pemanfaatan dan
pengendalian dana desa, yang ditetapkan
oleh menteri atau pejabat yang diberikan
kewenangan.
- 95 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.2 Persentase Rencana teknis terdiri dari rencana teknis Realisasi Rencana Internal (Direktorat
Rencana pembangunan desa dan Kawasan perdesaan program/kegiatan lingkup Perencanaan Teknis
program/kegiatan yang terdiri dari: Internal dan Eksternal Pembangunan Desa dan
lingkup Internal 1) Perencanaan teknis pembangunan sarana Kementerian Desa, Perdesaan) dan Eksternal
dan Eksternal dan prasarana, Pembangunan Daerah (K/L/D/M)
Kementerian 2) Perencanaan teknis pengembangan sosial Tertinggal dan
Desa, budaya dan lingkungan, Transmigrasi yang
Pembangunan 3) Perencanaan teknis advokasi dan kerja sama dialokasikan
Daerah Tertinggal Desa dan Perdesaan (termasuk memuat dibandingkan dengan
dan Transmigrasi Pengembangan ekonomi dan investasi serta rencana program /
sesuai dengan SDM), serta kegiatan yang tertuang
dokumen 4) Perencanaan teknis pemanfaatan dan dalam dokumen rencana
perencanaan pengendalian dana desa, yang ditetapkan teknis pembangunan
teknis oleh menteri atau pejabat yang diberikan Desa dan Perdesaan yang
pembangunan kewenangan. ditetapkan tahun
Desa dan sebelumnya dikali 100%
Kawasan
Perdesaan yang
ditetapkan tahun
sebelumnya
- 96 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Jumlah NSPK Norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK): Jumlah dokumen NSPK Internal (Direktorat
bidang adalah berupa peraturan perundang-undangan rencana teknis Perencanaan Teknis
perencanaan yang ditetapkan oleh Menteri sebagai pedoman pembangunan Desa dan Pembangunan Desa dan
teknis dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan Perdesaan yang Perdesaan)
pembangunan konkuren bidang perencanaan teknis ditetapkan per tahun
Desa dan pembangunan Desa dan Perdesaan.
Perdesaan yang
ditetapkan NSPK bidang perencanaan teknis pembangunan
Desa dan Perdesaan meliputi :
1. perencanaan teknis pembangunan sarana
dan prasarana,
2. perencanaan teknis pengembangan sosial
budaya dan lingkungan,
3. perencanaan teknis advokasi dan kerja sama
Desa dan Perdesaan,
4. perencanaan teknis fasilitasi pemanfaatan
dan pengendalian dana desa.
3.1 Jumlah dokumen Dokumen hasil monitoring dan evaluasi dan Realisasi rencana Internal (Direktorat
hasil monitoring pelaporan adalah laporan hasil evaluasi jumlah program/kegiatan yang Perencanaan Teknis
dan evaluasi dan program/kegiatan yang mendukung mendukung Pembangunan Desa dan
pelaporan di pembangunan desa dan perdesaan hasil pembangunan desa dan Perdesaan
bidang koordinasi internal dan eksternal Kementerian Kawasan perdesaan
perencanaan sesuai dokumen rencana teknis pembangunan dibandingkan dengan
teknis Desa dan Kawasan Perdesaan rencana
pembangunan program/kegiatan yang
Desa dan tertuang dalam dokumen
Kawasan dokumen rencana teknis
Perdesaan pembangunan Desa dan
Perdesaan dikali 100%
- 97 -

c. Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan


1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Pembangunan Sarana dan
Prasarana Desa dan Perdesaan
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan sarana dan prasarana Desa
dan Perdesaan.
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di
bidang pembangunan sarana, prasarana,
dan utilitas kawasan permukiman,
pembangunan sarana dan prasarana
konektivitas, pembangunan sarana dan
prasarana ekonomi, dan sosial budaya,
serta pembangunan sarana dan
prasarana komunikasi dan informatika
Desa dan Perdesaan;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan sarana, prasarana, dan
utilitas kawasan permukiman,
pembangunan sarana dan prasarana
konektivitas, pembangunan sarana dan
prasarana ekonomi, dan sosial budaya,
serta pembangunan sarana dan
prasarana komunikasi dan informatika
Desa dan Perdesaan;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang pembangunan
sarana, prasarana, dan utilitas kawasan
permukiman, pembangunan sarana dan
prasarana konektivitas, pembangunan
sarana dan prasarana ekonomi, dan
sosial budaya, serta pembangunan
sarana dan prasarana komunikasi dan
informatika Desa dan Perdesaan;
4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi di bidang pembangunan sarana,
prasarana, dan utilitas kawasan
permukiman, pembangunan sarana dan
prasarana konektivitas, pembangunan
sarana dan prasarana ekonomi, dan
sosial budaya, serta pembangunan
sarana dan prasarana komunikasi dan
informatika Desa dan Perdesaan;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang pembangunan sarana, prasarana,
dan utilitas kawasan permukiman,
pembangunan sarana dan prasarana
konektivitas, pembangunan sarana dan
prasarana ekonomi, dan sosial budaya,
serta pembangunan sarana dan
prasarana komunikasi dan informatika
Desa dan Perdesaan; dan
6) Pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat
- 98 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA DESA DAN


PERDESAAN
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Tersedianya bahan kebijakan 1.1 Jumlah bahan kebijakan dan
dan regulasi pemenuhan NSPK regulasi pemenuhan NSPK Desa
Desa dan Perdesaan dan Perdesaan yang ditetapkan
2 Terpenuhinya prasarana dan 2.1 Persentase kegiatan pembangunan
sarana Desa dan Perdesaan prasarana dan sarana Desa dan
Perdesaan yang sesuai dengan
dokumen Perencanaan Teknis
pembangunan Prasarana dan
Sarana Desa dan Perdesaan dan
fungsional
3 Terlaksananya monitoring dan 3.1 Jumlah dokumen hasil monitoring
evaluasi dan pelaporan di dan evaluasi dan pelaporan di
bidang pembangunan sarana, bidang pembangunan sarana,
prasarana Desa dan Perdesaan prasarana Desa dan Perdesaan
- 99 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT PEMBANGUNAN SARANA DAN
PRASARANA DESA DAN PERDESAAN
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah bahan Bahan kebijakan dan regulasi Pembangunan Jumlah bahan kebijakan Internal (Direktorat
kebijakan dan Prasarana dan Sarana Desa dan Perdesaan yangdan regulasi Pembangunan Sarana dan
regulasi disusun mengacu pada Dokumen Rencana Pembangunan Prasarana Prasarana Desa dan
pemenuhan NSPK Induk desa dan Perdesaan serta dokumen dan Sarana Desa dan Perdesaaan)
Desa dan perencanaan teknis Prasarana dan Sarana DesaKawasan Perdesaan yang
Perdesaan yang dan Perdesaan. ditetapkan pada tahun
ditetapkan yang bersangkutan.
2.1 Persentase Kegiatan prasarana dan sarana Desa dan Jumlah kegiatan Internal (Direktorat
kegiatan Perdesaan meliputi pembangunan sarana, Prasarana dan Sarana Pembangunan Sarana dan
pembangunan prasarana, dan utilitas permukiman desa dan Perdesaan yang sesuai Prasarana Desa dan
prasarana dan perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana dengan dokumen Perdesaaan)) dan
sarana Desa dan konektivitas desa, dan perdesaan, perencanaan teknis Eksternal (K/L/M)
Perdesaan yang pembangunan sarana dan prasarana ekonomi Prasarana dan Sarana
sesuai dengan dan sosial budaya desa dan perdesaan, Desa dan Perdesaan serta
dokumen pembangunan sarana dan prasarana terbangun fungsional
Perencanaan komunikasi dan informatika desa dan dibagi dengan jumlah
Teknis perdesaan seluruh kegiatan dalam
pembangunan dokumen perencanan
Prasarana dan teknis Prasarana dan
Sarana Desa dan Sarana Desa dan
Perdesaan dan Perdesaan dikali 100%.
fungsional
- 100 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.1 Jumlah dokumen Dokumen hasil monitoring dan evaluasi dan Realisasi Internal (Direktorat
hasil monitoring pelaporan adalah laporan hasil evaluasi program/kegiatan bidang Pembangunan Sarana dan
dan evaluasi dan program/kegiatan di bidang pembangunan pembangunan sarana, Prasarana Desa dan
pelaporan di sarana, prasarana yang mendukung prasarana yang Perdesaaan dan ekternal
bidang pembangunan desa dan perdesaan sesuai mendukung (K/L/M)
pembangunan dokumen rencana teknis pembangunan Desa pembangunan desa dan
sarana, dan Kawasan Perdesaan. perdesaan dibandingkan
prasarana Desa dengan rencana program
dan Perdesaan / kegiatan bidang
pembangunan sarana,
prasarana yang tertuang
dalam dokumen dokumen
rencana teknis
pembangunan Desa dan
Perdesaan dikali 100%.
- 101 -

d. Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan


Perdesaan
1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan
Lingkungan Desa dan Perdesaan
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan sosial budaya dan lingkungan
Desa dan Perdesaan.
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
pelayanan kesehatan, peningkatan
kesejahteraan keluarga, dan perlindungan
sosial Desa dan Perdesaan, pelayanan
pendidikan dan pengembangan modal
sosial budaya masyarakat Desa dan
Perdesaan, pengembangan desa inklusif
dan desa adat, pengelolaan sumberdaya
alam, lingkungan, dan kebencanaan Desa
dan Perdesaan, serta pengembangan
ketahanan pangan dan ketahanan sosial
masyarakat Desa dan Perdesaan;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
pelayanan kesehatan, peningkatan
kesejahteraan keluarga, dan perlindungan
sosial Desa dan Perdesaan, pelayanan
pendidikan dan pengembangan modal
sosial budaya masyarakat Desa dan
Perdesaan, pengembangan desa inklusif
dan desa adat, pengelolaan sumberdaya
alam, lingkungan, dan kebencanaan Desa
dan Perdesaan, serta pengembangan
ketahanan pangan dan ketahanan sosial
masyarakat Desa dan Perdesaan;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang pelayanan
kesehatan, peningkatan kesejahteraan
keluarga, dan perlindungan sosial Desa
dan Perdesaan, pelayanan pendidikan dan
pengembangan modal sosial budaya
masyarakat Desa dan Perdesaan,
pengembangan desa inklusif dan desa
adat, pengelolaan sumberdaya alam,
lingkungan, dan kebencanaan Desa dan
Perdesaan, serta pengembangan
ketahanan pangan dan ketahanan sosial
masyarakat Desa dan Perdesaan;
4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi di bidang pelayanan kesehatan,
peningkatan kesejahteraan keluarga, dan
perlindungan sosial Desa dan Perdesaan,
pelayanan pendidikan dan pengembangan
modal sosial budaya masyarakat Desa dan
Perdesaan, pengembangan desa inklusif
dan desa adat, pengelolaan sumberdaya
alam, lingkungan, dan kebencanaan Desa
- 102 -

dan Perdesaan, serta pengembangan


ketahanan pangan dan ketahanan sosial
masyarakat Desa dan Perdesaan;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang pelayanan kesehatan, peningkatan
kesejahteraan keluarga, dan perlindungan
sosial Desa dan Perdesaan, pelayanan
pendidikan dan pengembangan modal
sosial budaya masyarakat Desa dan
Perdesaan, pengembangan desa inklusif
dan desa adat, pengelolaan sumberdaya
alam, lingkungan, dan kebencanaan Desa
dan Perdesaan, serta pengembangan
ketahanan pangan dan ketahanan sosial
masyarakat Desa dan Perdesaan; dan
6) pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat.

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT PENGEMBANGAN SOSIAL BUDAYA DAN LINGKUNGAN


DESA DAN PERDESAAN
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Tersedianya bahan kebijakan 1.1 Jumlah bahan kebijakan dan
dan regulasi Pengembangan regulasi Pengembangan Sosial
Sosial Budaya dan Lingkungan Budaya dan Lingkungan Desa dan
Desa dan Perdesaan Perdesaan yang ditetapkan
2 Terpenuhinya Pengembangan 2.1 Persentase kegiatan Pengembangan
Sosial Budaya dan Lingkungan Sosial Budaya dan Lingkungan
Desa dan Perdesaan Desa dan Perdesaan yang
bermanfaat bagi masyarakat sesuai
dengan dokumen perencanaan
teknis Pengembangan Sosial
Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan
3 Terlaksananya monitoring dan 3.1 Jumlah dokumen hasil monitoring
evaluasi dan pelaporan di dan evaluasi dan pelaporan di
bidang pengembangan Sosial bidang pengembangan Sosial
Budaya dan Lingkungan Desa Budaya dan Lingkungan Desa dan
dan Perdesaan Perdesaan
- 103 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT PENGEMBANGAN SOSIAL BUDAYA
DAN LINGKUNGAN DESA DAN PERDESAAN
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah bahan Bahan kebijakan dan regulasi Pengembangan Jumlah bahan kebijakan dan Internal (Direktorat
kebijakan dan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan regulasi Pengembangan Sosial Pengembangan Sosial
regulasi Perdesaan yang disusun mengacu pada Budaya dan Lingkungan Desa Budaya dan
Pengembangan Dokumen Perencanaan Teknis Pengembangan dan Perdesaan yang Lingkungan Desa dan
Sosial Budaya Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan ditetapkan pada tahun yang Perdesaan)
dan Lingkungan Perdesaan Bahan kebijakan dan regulasi bersangkutan
Desa dan Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan
Perdesaan yang Desa dan Perdesaan terdiri dari:
ditetapkan a. NSPK (Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk
Teknis, SOP, dll);
b. Rencana Strategis Direktorat Pengembangan
Sosial Budaya dan lingkungan Desa dan
Perdesaan tahun 2020-2024;
c. dll.

NSPK bidang Pengembangan Sosial Budaya dan


Lingkungan Desa dan Perdesaan adalah
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan pemerintah pusat sebagai pedoman
dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
konkuren (bersaingan) serta menjadi
kewenangan pemerintah pusat dan untuk
menjadi kewenangan daerah di bidang
Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan
Desa dan Perdesaan.
2.1 Persentase Kegiatan Pengembangan Sosial Budaya dan Jumlah kegiatan Internal (Direktorat
kegiatan Lingkungan Perdesaan meliputi: fasilitasi Pengembangan Sosial Budaya Internal (Direktorat
Pengembangan kesehatan, kesejahteraan keluarga, dan dan Lingkungan Desa dan Pengembangan Sosial
- 104 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Sosial Budaya perlindungan sosial Desa dan Perdesaan, Perdesaan yang bermanfaat Budaya dan
dan Lingkungan fasilitasi Pendidikan dan pengembangan modal bagi masyarakat sesuai Lingkungan Desa dan
Desa dan sosial budaya masyarakat Desa dan Perdesaan, dengan dokumen Perdesaan) dan
Perdesaan yang fasilitasi pengembangan desa inklusif dan desa perencanaan teknis Eksternal (K/L/M)
bermanfaat bagi adat, ketahanan pangan dan sosial masyarakat Pengembangan Sosial Budaya
masyarakat Desa dan Perdesaan, fasilitasi pengelolaan dan Lingkungan Perdesaan
sesuai dengan lingkungan dan penanganan kebencanaan Desa dibagi dengan jumlah seluruh
dokumen dan Perdesaan, serta fasilitasi pendayagunaan kegiatan dalam dokumen
perencanaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna perencanan teknis
teknis Desa dan Perdesaan. Pengembangan Sosial Budaya
Pengembangan dan Lingkungan Desa dan
Sosial Budaya Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Perdesaan dikali 100%.
dan Lingkungan Lingkungan Desa dan Perdesaan juga
Desa dan melakukan bimbingan teknis dan supervisi atas
Perdesaan pelaksanaan kegiatan/bantuan Pengembangan
Sosial Budaya dan Lingkungan , serta evaluasi
dan pelaporan
3.1 Jumlah dokumen Dokumen hasil monitoring dan evaluasi dan Realisasi program/kegiatan Internal (Direktorat
hasil monitoring pelaporan adalah laporan hasil evaluasi bidang Pengembangan Sosial Pengembangan Sosial
dan evaluasi dan program/kegiatan di bidang Pengembangan Budaya dan Lingkungan yang Budaya dan
pelaporan di Sosial Budaya dan Lingkungan yang mendukung pembangunan Lingkungan Desa dan
bidang mendukung pembangunan desa dan perdesaan desa dan perdesaan Perdesaan)
Pengembangan sesuai dokumen rencana teknis pembangunan dibandingkan dengan rencana
Sosial Budaya Desa dan Kawasan Perdesaan program/kegiatan bidang
dan Lingkungan Pengembangan Sosial Budaya
Desa dan dan Lingkungan yang
Perdesaan tertuang dalam dokumen
dokumen rencana teknis
pembangunan Desa dan
Perdesaan dikali 100%
- 105 -

e. Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan


1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan
Perdesaan
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang advokasi
dan kerja sama Desa dan Perdesaan.
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
advokasi dan diseminasi kebijakan
pembangunan Desa dan Perdesaan,
pendampingan pembangunan Desa dan
Perdesaan, kerja sama Desa dan
Perdesaan, serta pembentukan dan
pengembangan kawasan perdesaan;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang advokasi
dan diseminasi kebijakan pembangunan
Desa dan Perdesaan, pendampingan
pembangunan Desa dan Perdesaan, kerja
sama Desa dan Perdesaan, serta
pembentukan dan pengembangan kawasan
perdesaan;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang advokasi dan
diseminasi kebijakan pembangunan Desa
dan Perdesaan, pendampingan
pembangunan Desa dan Perdesaan, kerja
sama Desa dan Perdesaan, serta
pembentukan dan pengembangan kawasan
perdesaan;
4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi di bidang advokasi dan
diseminasi kebijakan pembangunan Desa
dan Perdesaan, pendampingan
pembangunan Desa dan Perdesaan, kerja
sama Desa dan Perdesaan, serta
pembentukan dan pengembangan kawasan
perdesaan;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang advokasi dan diseminasi kebijakan
pembangunan Desa dan Perdesaan,
pendampingan pembangunan Desa dan
Perdesaan, kerja sama Desa dan
Perdesaan, serta pembentukan dan
pengembangan kawasan perdesaan; dan
6) Pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat.

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT ADVOKASI DAN KERJA SAMA DESA DAN PERDESAAN


NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Tersedianya regulasi, kebijakan, 1.1 Jumlah regulasi, kebijakan, dan NSPK
dan NSPK Advokasi dan pengembangan kerjasama Desa dan
pengembangan kerjasama Desa Perdesaan yang ditetapkan
dan Perdesaan
- 106 -

NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


2 Terselenggaranya pelaksanaan 2.1 Persentase kegiatan pelaksanaan
advokasi dan kerjasama desa advokasi dan kerjasama Desa dan
dan perdesaan Perdesaan yang sesuai dengan
dokumen perencanaan teknis
pengembangan kerjasama Desa dan
Perdesaan
3 Meningkatnya Pembangunan 3.1 Persentase Desa dan Perdesaan yang
Desa dan Perdesaan melalui mendapatkan pendampingan
Pendampingan
4 Meningkatnya Kerja Sama Desa 4.1 Persentase Desa dan Perdesaan yang
dan Perdesaan melakukan Kerja Sama sesuai dengan
dokumen perencanaan teknis
pengembangan kerjasama Desa dan
Perdesaan
5 Terlaksananya evaluasi status 5.1 Jumlah laporan evaluasi status
perkembangan Desa perkembangan Desa dan Kawasan
dan Kawasan perdesaan perdesaan
- 107 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT ADVOKASI DAN KERJA SAMA DESA
DAN PERDESAAN
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah regulasi, Bahan kebijakan dan regulasi Pelaksanaan Jumlah regulasi, Internal (Direktorat
kebijakan, NSPK, Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan kebijakan, NSPK, Advokasi dan Kerjasama
advokasi dan yang disusun mengacu pada Dokumen Rencana advokasi dan Desa dan Perdesaan)
pengembangan Induk Desa dan Perdesaan serta dokumen pengembangan kerjasama
kerjasama Desa perencanaan teknis Pelaksanaan Advokasi dan Desa dan Perdesaan pada
dan Perdesaan Kerjasama Desa dan Perdesaan. tahun yang bersangkutan.
yang ditetapkan
Bahan kebijakan dan regulasi Pelaksanaan
Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan
terdiri dari:
a. NSPK;
b. Petunjuk Pelaksanaan;
c. Petunjuk Teknis;
d. Revisi Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa sebagaimana diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2019;
e. Rencana Strategis Direktorat advokasi dan
kerjasama Desa dan Perdesaan Tahun
2020-2024.

NSPK bidang Pelaksanaan Advokasi dan


Kerjasama Desa dan Perdesaan adalah
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan pemerintah pusat sebagai pedoman
dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
- 108 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
konkuren (bersaingan) serta menjadi
kewenangan pemerintah pusat dan untuk
menjadi kewenangan daerah di bidang
Pelaksanaan Advokasi dan Kerjasama Desa dan
Perdesaan.

Kegiatan Pelaksanaan Advokasi dan Kerjasama


Desa dan Perdesaan meliputi advokasi dan
diseminasi kebijakan pembangunan Desa dan
Perdesaan, pendampingan pembangunan Desa
dan Perdesaan, kerja sama Desa dan Perdesaan,
serta pembentukan dan pengembangan
kawasan perdesaan.
2.1 Persentase Bahan regulasi, kebijakan, dan NSPK Jumlah kegiatan Internal (Direktorat
kegiatan pengembangan kerjasama Desa dan Perdesaan pelaksanaan advokasi Advokasi dan Kerjasama
pelaksanaan yang disusun mengacu pada Dokumen dan kerjasama Desa dan Desa dan Perdesaan) dan
advokasi dan Perencanaan Teknis Advokasi dan Kerjasama Perdesaan yang sesuai Eksternal (K/L/M)
kerjasama Desa Desa dan Perdesaan. dengan dokumen
dan Perdesaan perencanaan teknis
yang sesuai Kegiatan Pelaksanaan Advokasi dan Kerjasama Pelaksanaan advokasi
dengan dokumen Desa dan Perdesaan meliputi advokasi dan dan Kerjasama Desa dan
perencanaan diseminasi kebijakan pembangunan Desa dan Perdesaan dibagi dengan
teknis Perdesaan, pendampingan pembangunan Desa jumlah seluruh kegiatan
pengembangan dan Perdesaan, kerja sama Desa dan Perdesaan, dalam Dokumen
kerjasama Desa serta pembentukan dan pengembangan Perencanaan Teknis
dan Perdesaan kawasan perdesaan. Advokasi dan Kerjasama
Desa dan Perdesaan
dikali 100%.
- 109 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.1 Persentase Desa Pendampingan meliputi pendampingan desa Jumlah Desa dan Internal (Direktorat
dan Perdesaan Kawasan perdesaan dan pendampingan Perdesaan yang Advokasi dan Kerjasama
yang masyarakat desa. mendapatkan Desa dan Perdesaan) dan
mendapatkan pendampingan dibagi atau Eksternal
pendampingan Pendampingan Desa adalah upaya jumlah seluruh desa (K/L/M)
meningkatkan kapasitas, efektivitas, dan dikali 100%
akuntabilitas pemerintahan Desa,
pembangunan Desa, pembentukan dan
pengembangan badan usaha milik Desa
dan/atau badan usaha milik Desa bersama,
peningkatan sinergitas program dan kegiatan
Desa, serta kerja sama antar Desa untuk
mendukung pencapaian SDGs Desa.

Pendampingan Masyarakat Desa adalah


kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa
melalui asistensi, pengorganisasian,
pengarahan, dan pendampingan Desa
(berdasarkan Peraturan Menteri Desa PDTT
Nomor 19/2020)
4.1 Persentase Desa Kerja Sama Desa adalah kerjasama antarDesa Jumlah desa dan Internal (Direktorat
dan Perdesaan yaitu kerjasama antara dua Desa atau perdesaan yang Advokasi dan Kerjasama
yang melakukan kerjasama Desa-Desa dengan pihak ketiga melakukan kerja sama Desa dan Perdesaan) dan
Kerja Sama untuk melaksanakan pengembangan usaha sesuai dengan dokumen atau Eksternal
sesuai dengan bersama, kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, perencanaan teknis (K/L/M)
dokumen pembangunan dan pemberdayaan masyarakat pengembangan kerjasama
perencanaan antar Desa serta bidang keamanan dan Desa dan Perdesaan
teknis ketertiban dibagi jumlah desa dan
pengembangan perdesaan yang
kerjasama Desa ditargetkan melakukan
- 110 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
dan Perdesaan Peraturan bersama dan perjanjian bersama kerja sama desa dan
paling sedikit memuat: perdesaan dalam
a. Ruang lingkup kerja sama dokumen perencanaan
b. Bidang kerja sama teknis pengembangan
c. Tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerja kerjasama Desa dan
sama Perdesaan dikali seratus
d. Jangka waktu persen
e. Hak dan kewajiban
f. Pendanaan
g. Tata cara perubahan, penundaan dan
pembatalan
h. Penyelesaian perselisihan
5.1 Jumlah laporan Dokumen hasil evaluasi perkembangan desa Jumlah laporan evaluasi Internal (Ditjen
evaluasi status dan Kawasan perdesaan Kawasan perdesaan dokumen status Pembangunan Desa dan
perkembangan meliputi 62 KPPN dan 30 KPPK perkembangan Desa dan Perdesaan) dan Eksternal
Desa dan Kawasan perdesaan per (K/L/D/M)
Kawasan tahun
perdesaan
- 111 -

f. Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa


1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi
pemanfaatan dana desa.
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
penyusunan rencana prioritas
pemanfaatan dana desa, penyusunan
rencana pemanfaatan dana desa secara
partisipatif, pelaksanaan pemanfaatan
dana desa, pengembangan partisipasi
masyarakat dalam pemanfaatan dana
desa, serta pengelolaan sistem informasi
dana desa;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
penyusunan rencana prioritas
pemanfaatan dana desa, penyusunan
rencana pemanfaatan dana desa secara
partisipatif, pelaksanaan pemanfaatan
dana desa, pengembangan partisipasi
masyarakat dalam pemanfaatan dana
desa, serta pengelolaan sistem informasi
dana desa;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang penyusunan rencana
prioritas pemanfaatan dana desa,
penyusunan rencana pemanfaatan dana
desa secara partisipatif, pelaksanaan
pemanfaatan dana desa, pengembangan
partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan
dana desa, serta pengelolaan sistem
informasi dana desa;
4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi di bidang penyusunan rencana
prioritas pemanfaatan dana desa,
penyusunan rencana pemanfaatan dana
desa secara partisipatif, pelaksanaan
pemanfaatan dana desa, pengembangan
partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan
dana desa, serta pengelolaan sistem
informasi dana desa;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang penyusunan rencana prioritas
pemanfaatan dana desa, penyusunan
rencana pemanfaatan dana desa secara
partisipatif, pelaksanaan pemanfaatan
dana desa, pengembangan partisipasi
masyarakat dalam pemanfaatan dana
desa, serta pengelolaan sistem informasi
dana desa; dan
6) Pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat.
- 112 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT DIREKTORAT FASILITASI PEMANFAATAN DANA DESA


NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Tersedianya bahan kebijakan 1.1 Jumlah bahan kebijakan dan
dan regulasi Desa dan regulasi Fasilitasi Pemanfaatan
Perdesaan Dana Desa yang ditetapkan
2 Meningkatnya penggunaan dana 2.1 Persentase desa yang
desa sesuai dengan prioritas memanfaatkan dana desa sesuai
dengan prioritas
2.2 Persentase desa yang memiliki
forum pengelolaan dan publikasi
Pemanfaatan dana desa yang
dilaksanakan masyarakat
3 Terwujudnya layanan informasi 3.1 Persentase desa yang laporan
publik pemanfaatan Dana Desa pemanfaatan dana desanya
yang baik terpublikasi
- 113 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT DIREKTORAT FASILITASI
PEMANFAATAN DANA DESA
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah bahan Bahan kebijakan regulasi meliputi: Jumlah bahan kebijakan Internal (Direktorat
kebijakan dan 1. Penyusunan rencana prioritas pemanfaatan dan regulasi Fasilitasi Fasilitasi Pemanfaatan
regulasi Fasilitasi dana desa; Pemanfaatan Dana Desa Dana Desa)
Pemanfaatan 2. Penyusunan rencana pemanfaatan dana desa yang ditetapkan pada
Dana Desa yang secara partisipatif; tahun yang bersangkutan
ditetapkan 3. Pelaksanaan pemanfaatan dana desa;
4. Pengembangan partisipasi masyarakat dalam
pemanfaatan dana desa, serta pengelolaan
sistem informasi dana desa.

Kegiatan Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa


meliputi:
1. Penyusunan rencana prioritas pemanfaatan
dana desa,
2. Penyusunan rencana pemanfaatan dana desa
secara partisipatif,
3. Pelaksanaan pemanfaatan dana desa,
4. Pengembangan partisipasi masyarakat dalam
pemanfaatan dana desa, serta
5. Pengelolaan sistem informasi dana desa
2.1 Persentase desa Pemanfaataan dana desa sesuai dengan Jumlah desa yang Internal (Direktorat
yang prioritas adalah yang sesuai rencana prioritas memanfaatkan dana desa Fasilitasi Pemanfaatan
memanfaatkan pemanfaatan dana desa yang disusun secara sesuai dengan prioritas Dana Desa)
dana desa sesuai partisipatif masyarakat. dibagi dengan jumlah
dengan prioritas seluruh desa yang
menerima dana desa
dikali 100%
- 114 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.2 Persentase desa Forum pengelolaan dan publikasi Pemanfaatan Jumlah desa yang Internal (Direktorat
yang memiliki dana desa adalah forum yang diselenggarakan memiliki forum Fasilitasi Pemanfaatan
forum oleh masyarakat desa. pengelolaan dan publikasi Dana Desa)
pengelolaan dan Pengelolaan dan publikasi Pemanfaatan dana pemanfaatan dana desa
publikasi desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, dibagi jumlah seluruh
Pemanfaatan pengawasan dan publikasi pemanfaatan dana desa dikali 100%
dana desa yang desa.
dilaksanakan
masyarakat
3.1 Persentase desa Laporan pemanfaatan dana desa yang Jumlah desa yang laporan Internal (Direktorat
yang laporan terpublikasi melalui baliho, papan pemanfaatan dana desa Fasilitasi Pemanfaatan
pemanfaatan pengumuman, media cetak dan elektronik terpublikasi dibagi Dana Desa)
dana desa dengan dengan jumlah
terpublikasi seluruh desa dikali 100%
- 115 -

3. Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Pengembangan
Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
2. Tugas : Menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan ekonomi dan investasi
desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
3. Fungsi : 1) Perumusan kebijakan di bidang
perencanaan teknis pengembangan
ekonomi dan investasi, pengembangan
kelembagaan ekonomi dan investasi,
pelayanan investasi, pengembangan
produk unggulan, serta promosi dan
pemasaran produk unggulan desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
perencanaan teknis pengembangan
ekonomi dan investasi, pengembangan
kelembagaan ekonomi dan investasi,
pelayanan investasi, pengembangan
produk unggulan, serta promosi dan
pemasaran produk unggulan desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang perencanaan
teknis pengembangan ekonomi dan
investasi, pengembangan kelembagaan
ekonomi dan investasi, pelayanan
investasi, pengembangan produk
unggulan, serta promosi dan pemasaran
produk unggulan desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi;
4) Pemberian bimbingan teknis dan
supervisi di bidang perencanaan teknis
pengembangan ekonomi dan
5) investasi, pengembangan kelembagaan
ekonomi dan investasi, pelayanan
investasi, pengembangan produk
unggulan, serta promosi dan pemasaran
produk unggulan desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi;
6) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang perencanaan teknis
pengembangan ekonomi dan investasi,
pengembangan kelembagaan ekonomi
dan investasi, pelayanan investasi,
pengembangan produk unggulan, serta
promosi dan pemasaran produk
unggulan desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi;
- 116 -

7) Pelaksanaan administrasi Direktorat


Jenderal Pengembangan Ekonomi dan
Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi; dan
8) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan
oleh Menteri.

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN EKONOMI DAN INVESTASI


DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NO SASARAN PROGRAM NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Terevitalisasinya Badan 1.1 Jumlah Badan Usaha Milik Desa (Bum
Usaha Milik Desa (BUM Desa) Berkembang
Desa) 1.2 Jumlah Badan Usaha Milik Desa (Bum
Desa) Maju
2 Terevitalisasinya Badan 2.1 Jumlah Badan Usaha Milik Desa
Usaha Milik Desa Bersama Bersama (Bumdesma) Berkembang
(Bumdesma) 2.2 Jumlah Badan Usaha Milik Desa
Bersama (Bumdesma) Maju
3 Meningkatnya investasi di 3.1 Persentase kenaikan investasi di Desa,
desa, daerah tertinggal, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
dan transmigrasi
mendukung transformasi
ekonomi
4 Meningkatnya kualitas 4.1 Tingkat Kepuasan Pelanggan atas
layanan Investasi Desa, layanan investasi di Desa, Daerah
Daerah Tertinggal, dan Tertinggal, dan Transmigrasi
Transmigrasi
5 Meningkatnya produksi 5.1 Persentase peningkatan jumlah
produk unggulan di Desa, produksi komoditas unggulan di Desa,
Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertinggal, dan TransmiSrasi
Transmigrasi
6 Meningkatnya promosi 6.1 Persentase peningkatan jumlah promosi
dan pemasaran produk dan pemasaran produk unggulan
unggulan Desa, Daerah
Tertnggal, dan
Transmigrasi
7 Meningkatnya kualitas 7.1 Presentase realisasi Implementasi
reformasi birokrasi dan Rencana Aksi Reformasi Birokrasi
kapasitas organisasi Ditjen General, Tematik dan Transformasi
Pengembangan Ekonomi Digital di Direktorat Jenderal
dan Investasi Desa, pengembangan ekonomi dan investasi
Daerah Tertinggal, dan desa, daerah tertinggal, dan
Transmigrasi transmigrasi
8 Meningkatnya 8.1 Nilai SAKIP Direktorat Jenderal
Akuntabilitas Kinerja Pengembangan Ekonomi dan Investasi
Direktorat Jenderal
Pengembangan Ekonomi
dan Investasi
- 117 -

NO SASARAN PROGRAM NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


9 Meningkatnya Penerapan 9.1 Tingkat penerapan pengendalian intern
pengendalian intern Direktorat Jenderal Pengembangan
Direktorat Jenderal Ekonomi dan Investasi
Pengembangan Ekonomi
dan Investasi
10 Meningkatnya layanan 10.1 Nilai Pengawasan kearsipan Ditjen
kearsipan Ditjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi
Pengembangan Ekonomi Desa, Daerah Tertinggal dan
dan Investasi Desa, Transmigrasi
Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
11 Terselesaikannya tindak 11.1 Persentase rekomendasi hasil
lanjut temuan hasil pemeriksaan eksternal dan APIP
pemeriksaan eksternal dan lingkup Ditjen Pengembangan Ekonomi
Aparat Pengawas Internal dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal,
Pemerintah (APIP) dan Transmigrasi yang ditindaklanjuti
(Sistem Pengendalian Internal dan
Kepatuhan terhadap Perundang-
undangan)
- 118 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN
EKONOMI DAN INVESTASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO KINERJA DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
UTAMA
1.1 Jumlah Badan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) adalah Jumlah Badan Usaha Internal
Usaha Milik badan usaha yang seluruh atau sebagian Milik Desa (BUM Desa) (Laporan Hasil
Desa (Bum besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui Berkembang per tahun. Pengukuran Indeks
Desa) penyertaan secara langsung yang berasal dari Perkembangan BUM Desa
Berkembang kekayaan Desa yang dipisahkan guna dan Bumdesma Direktorat
1.2 Jumlah Badan mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha Jumlah Badan Usaha Jenderal Pengembangan
Usaha Milik lainnya untuk sebesar-besarnya Milik Desa (BUM Desa) Ekonomi dan Investasi
Desa (Bum kesejahteraan masyarakat Desa Maju per tahun. Desa, Daerah Tertinggal,
Desa) Maju perkembangan BUM Desa diukukur dan Transmigrasi)
menggunakan indikator perkembangan BUM
Desa.
2.1 Jumlah Badan Badan Usaha Milik Desa Bersama Jumlah Badan Usaha Internal
Usaha Milik (Bumdesma) adalah lembaga ekonomi yang Milik Desa Bersama (Laporan Hasil
Desa Bersama memiliki kegiatan untuk (Bumdesma) Berkembang Pengukuran Indeks
(Bumdesma) menumbuhkembangkan perekonomian di per tahun. Perkembangan BUM Desa
Berkembang kawasan perdesaan perkembangan dan Bumdesma Direktorat
2.2 Jumlah Badan Bumdesma diukur menggunakan indikator Jumlah Badan Usaha Jenderal Pengembangan
Usaha Milik perkembangan Bumdesma. Milik Desa Bersama Ekonomi dan Investasi
Desa Bersama (Bumdesma) Maju per Desa, Daerah Tertinggal,
(Bumdesma) tahun. dan Transmigrasi)
Maju
- 119 -

INDIKATOR
NO KINERJA DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
UTAMA
3.1 Persentase  Investasi di Desa, Daerah tertinggal, dan Nilai realiasi investasi Internal
kenaikan transmigrasi adalah kegiatan penanaman swasta di (Laporan Hasil Evaluasi
investasi di modal untuk peningkatan produksi, nilai Desa/Perdesaan, tahun Direktorat Jenderal
Desa, Daerah tambah, serta pemasaran produk unggulan. berjalan dikurangi dengan Pengembanan Ekonomi
Tertinggal, dan  Nilai investasi yang dimaksud adalah nilai Nilai investasi tahun dan Investasi Desa,
Transmigrasi realisasi investasi swasta terdiri dari sebelumnya dibagi Daerah Tertinggal, dan
penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan dengan nilai investasi Transmigrasi)
penanaman modal asing (PMA). tahun sebelumnya dikali dan Eksternal
Investasi Perdesaan adalah nilai total 100%. (Badan Koordinasi
investasi di seluruh kabupaten di Indonesia. Penanaman Modal
dan/atau Badan Pusat
Statistik)
4.1 Tingkat Kepuasan atas Layanan Investasi adalah Nilai hasil survey Internal Ditjen PEIDDTT
Kepuasan kepuasan pelanggan atas layanan investasi oleh kepuasan pelanggan atas
Pelanggan atas kementerian desa daerah tertinggal dan layanan investasi oleh
layanan transmigrasi kementerian desa daerah
investasi di tertinggal dan
Desa, Daerah Kriteria skor penilaian adalah: transmigrasi per tahun
Tertinggal, dan Sangat Baik = 4
Transmigrasi Baik = 3
Kurang Baik = 2
Tidak Baik = 1

1. Diberi Nilai 1(tidak baik) apabila pelaksanaan


prosedur pelayanan tidak sederhana, alur
berbelit-belit, Panjang dan tidak jelas,loket
terlalu banyak sehingga proses tidak efektif.
- 120 -

INDIKATOR
NO KINERJA DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
UTAMA
2. Diberi Nilai 2 (Kurang Baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan masih
belum mudah sehingga prosesnya belum
efektif.
3. Diberi Nilai 3 (Baik) apabila Pelaksanaan
prosedur pelayanan dirasa mudah,
sederhana, tidak berbelit-belit tetapi masih
perlu diefektifkan.

Diberi Nilai 4 (Sangat Baik) apabila pelaksanaan


prosedur pelayanan dirasa sangat jelas, mudah,
angat sederhana sehingga prosesnya mudah
dan efektif.
5.1 Persentase Jumlah produksi adalah hasil komoditas Jumlah volume yang Internal Ditjen PEIDDTT
peningkatan unggulan Desa, Daerah Tertinggal, dan dihasilkan tahun berjalan
jumlah produksi Transmigrasi. dikurangi jumlah volume
komoditas yang dihasilkan tahun
unggulan di Komoditas unggulan adalah komoditas yang sebelumnya dibagi
Desa, Daerah memiliki nilai ekonomi dan berdaya saing. jumlah volume yang
Tertinggal, dan dihasilkan ditahun
Transmigrasi sebelumnya dikali seratus
persen
6.1 Persentase Promosi dan pemasaran produk unggulan Jumlah peningkatan Internal Ditjen PEID
peningkatan adalah kegiatan atau upaya untuk Promosi dan pemasaran
jumlah promosi memperkenalkan suatu barang atau produk produk unggulan tahun
dan pemasaran unggulan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berjalan dikurangi jumlah
produk merupakan kebutuhan pasar, yang berdaya peningkatan promosi dan
unggulan saing serta memiliki nilai tambah. pemasaran produk
unggulan tahun
- 121 -

INDIKATOR
NO KINERJA DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
UTAMA
Produk unggulan adalah produk yang sebelumnya dibagi jumlah
dihasilkan oleh desa dan perdesaan, daerah peningkatan promosi dan
tertinggal dan kawasan transmigrasi yang pemasaran produk
difasilitasi/dikurasi oleh Ke menterian / unggulan tahun
Lembaga / Pemerintah Daerah/BUM N/ Swasta sebelumnya dikali seratus
atau mitra pembangunan untuk meningkatkan persen
nilai tambah produk Produk unggulan yang di
promosikan merupakan produk dari badan
usaha milik desa atau lembaga ekonomi lainnya
di desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.
7.1 Presentase Rencana aksi adalah kegiatan utama reformasi Realisasi implementasi UKE I
realisasi birokrasi yang telah di rumuskan pada level rencana aksi yang telah di
Implementasi UKE I dan UKE II oleh Strategic Transformation validasi oleh Project
Rencana Aksi Unit (STU) Management Office (PMO)
Reformasi dibagi dengan jumlah
Birokrasi rencana aksi yang di
General, tetapkan pada Unit
Tematik dan Eselon I dikali 100%
Transformasi
Digital di
Direktorat
Jenderal
pengembangan
ekonomi dan
investasi desa,
daerah
tertinggal, dan
transmigrasi
- 122 -

INDIKATOR
NO KINERJA DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
UTAMA
8.1 Nilai SAKIP Evaluasi atas implementasi SAKIP Direktorat Nilai hasil evaluasi atas Eksternal (APIP)
Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi implementasi SAKIP
Jenderal Direktorat Jenderal
Pengembangan Pengembangan Ekonomi
Ekonomi dan dan Investasi dari APIP
Investasi
9.1 Tingkat Tingkat penerapan pengendalian intern adalah: Tingkat penerapan Eksternal (APIP)
penerapan pengendalian intern
pengendalian Level 0: Belum ada SPIP Direktorat Jenderal
intern Direktorat Level 1: Rintisan SPIP Pengembangan Ekonomi
Jenderal Level 2: Berkembang dan Investasi per tahun
Pengembangan Level 3: Terdefinisi
Ekonomi dan Level 4: Terkelola dan terukur
Investasi Level 5: Optimum

Tingkat penerapan pengendalian intern


dikeluarkan oleh BPKP
10.1 Nilai Pengawasan Kearsipan adalah proses kegiatan Nilai Pengawasan Internal (Ditjen PEIDDTT,
Pengawasan dalam menilai kesesuaian antara prinsip, Kearsipan per Tahun. Setjen,cq Biro Umum dan
kearsipan Ditjen kaidah, dan standar kearsipan dengan Layanan Pengadaan) dan
Pengembangan penyelenggaraan kearsipan. atau
Ekonomi dan Eksternal (ANRI)
Investasi DDTT Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan
dengan arsip.
Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa
dalam berbagai bentuk dan media sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
Lembaga Negara, Pemerintahan Daerah,
- 123 -

INDIKATOR
NO KINERJA DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
UTAMA
Lembaga Pendidikan, Perusahaan, Organisasi
Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan
Perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(Peraturan Arsip Nasional RI Nomor 6 Tahun
2019 Tentang Pengawasan Kearsipan)
11.1 Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan adalah tindak Rekomendasi TLHP yang Internal (Laporan Tindak
rekomendasi lanjut yang dilakukan oleh pejabat yang ditindaklanjuti dibagi Lanjut Rekomendasi
hasil berwenang dalam rangka melaksanakan total rekomendasi TLHP Temuan Hasil
pemeriksaan saran/rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal dikali 100% Pemeriksaan Eksternal
eksternal dan dan APIP baik keuangan maupun Sistem dan APIP dari Sesditjen)
APIP lingkup Pengendalian Internal
Ditjen
Pengembangan
Ekonomi dan
Investasi Desa,
Daerah
Tertinggal, dan
Transmigrasi
yang
ditindaklanjuti
(Sistem
Pengendalian
Internal dan
Kepatuhan
terhadap
Perundang-
undangan)
- 124 -

a. Sekretariat Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi


Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Sekretariat Direktorat Jenderal
Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan pemberian pelayanan
administratif dan teknis, koordinasi
pelaksanaan tugas unit organisasi, serta
urusan umum dan kerumahtanggaan di
lingkungan Direktorat Jenderal.
3. Fungsi : 1) Koordinasi penyusunan kebijakan,
rencana, program, evaluasi, dan pelaporan
Direktorat Jenderal;
2) Koordinasi dan pembinaan pengelolaan
keuangan dan barang milik negara di
lingkungan Direktorat Jenderal;
3) Pembinaan hukum dan koordinasi
penyusunan peraturan perundang-
undangan dan instrumen hukum di
lingkungan Direktorat Jenderal;
4) Pengelolaan urusan kepegawaian
Direktorat Jenderal;
5) Koordinasi dan fasilitasi pembinaan
organisasi, tata laksana, dan reformasi
birokrasi Direktorat Jenderal; dan
6) Pelaksanaan urusan umum dan
kerumahtanggaan Direktorat Jenderal.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN EKONOMI


DAN INVESTASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya Kompetensi 1.1 Persentase Pejabat Pimpinan
Pegawai ASN sesuai dengan Tinggi dan Pejabat Administrasi di
jabatan lingkungan Direktorat Jenderal
Pengembangan Ekonomi dan
Investasi yang mengikuti
pengembangan kompetensi per
tahun
1.2 Persentase Pejabat fungsional di
lingkungan Direktorat Jenderal
Pengembangan Ekonomi dan
Investasi yang mengikuti
pengembangan kompetensi per
tahun
2 Terwujudnya Ditjen 2.1 Opini atas Pengendalian internal
Pengembangan Ekonomi dan atas Laporan Keuangan dan BMN
Investasi yang bersih, Direktorat Jenderal
akuntabel dan berkinerja Pengembangan Ekonomi
tinggi berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) dari hasil
evaluasi Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP)/Tim Penilai
PIPK UKE I
- 125 -

NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


2.2 Nilai Kinerja atas Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Anggaran
Direktorat Jenderal
Pengembangan Ekonomi dan
Investasi
2.3 Nilai atas Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran Direktorat
Jenderal Pengembangan Ekonomi
dan Investasi
3 Terwujudnya pelayanan publik 3.1 Tingkat kepuasan aparatur
Direktorat Jenderal lingkup Direktorat Jenderal
Pengembangan Ekonomi dan Pengembangan Ekonomi dan
Investasi yang berkualitas Investasi atas dukungan
manajemen
4 Meningkatnya layanan 4.1 Nilai Pengawasan kearsipan
kearsipan Sekretariat Ditjen Sekretariat Ditjen Pengembangan
Pengembangan Ekonomi dan Ekonomi dan Investasi Desa,
Investasi Desa, Daerah Daerah Tertinggal dan
Tertinggal dan Transmigrasi Transmigrasi
5 Meningkatnya kebijakan dan 5.1 Jumlah kebijakan dan regulasi
regulasi Pengembangan Pengembangan Ekonomi dan
Ekonomi dan Ivestasi Investasi Perdesaan yang
Perdesaan ditetapkan
- 126 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
PENGEMBANGAN EKONOMI DAN INVESTASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pejabat Jumlah Pejabat Pimpinan Internal (Sesditjen
Pejabat Pimpinan Administrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Tinggi dan Pejabat Pengembangan Ekonomi
Tinggi dan Pengembangan Ekonomi dan Investasi yang Administrasi di dan Investasi)
Pejabat mengikuti pengembangan kompetensi selama 20 Lingkungan Direktorat
Administrasi di jam pelajaran per orang per tahun Jenderal Pengembangan
lingkungan Ekonomi dan Investasi
Direktorat Pengembangan kompetensi dapat dilakukan yang mengikuti
Jenderal antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, pengembangan
Pengembangan seminar, kursus, dan penataran kompetensi pada tahun
Ekonomi dan yang bersangkutan dibagi
Investasi yang jumlah pejabat pimpinan
mengikuti tinggi dan pejabat
pengembangan administrasi pada tahun
kompetensi per yang bersangkutan dikali
tahun 100%
1.2 Persentase Pejabat fungsional di lingkungan Direktorat Jumlah Pejabat Internal (Setditjen
Pejabat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi fungsional di Lingkungan Pengembangan Ekonomi
fungsional di yang mengikuti pengembangan kompetensi Direktorat Jenderal dan Investasi)
lingkungan selama 20 jam pelajaran per orang per tahun Pengembangan Ekonomi
Direktorat Pengembangan kompetensi dapat dilakukan dan Investasi yang
Jenderal antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, mengikuti pengembangan
Pengembangan seminar, kursus, dan penataran kompetensi pada tahun
Ekonomi dan yang bersangkutan dibagi
Investasi yang jumlah pejabat fungsional
mengikuti pada tahun yang
pengembangan bersangkutan dikali 100%
kompetensi per
tahun
- 127 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Opini atas Penyajian Laporan Keuangan dan BMN yang Opini atas Penyajian Internal (Tim Penilai PIPK
Pengendalian sesuai SAP adalah laporan di bidang keuangan Laporan Keuangan dan UKE I) dan Eksternal
internal atas yang memuat: BMN Direktorat Jenderal (APIP)
Laporan 1. Neraca Pengembangan Ekonomi
Keuangan dan 2. Laporan Operasional (LO) berdasarkan Standar
BMN Direktorat 3. Laporan perubahan Ekuitas (LPE) Akuntansi Pemerintah
Jenderal 4. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) serta (SAP) dari hasil evaluasi
Pengembangan laporan di bidang BMN yang memuat: Aparat Pengawas Intern
Ekonomi a. Neraca Pemerintah (APIP)/Tim
berdasarkan b. Laporan Barang Intrakomtable Penilai PIPK UKE I per
Standar c. Laporan Barang Ekstrakomtable tahun
Akuntansi d. Laporan Barang Intrakomtable dan
Pemerintah (SAP) Ekstrakomtable
dari hasil evaluasi e. Laporan Barang Persediaan
Aparat Pengawas f. Laporan Kondisi Barang
Intern Pemerintah g. Laporan Penyusutan BMN
(APIP)/Tim Penilai h. Pelaksanaan Penatausahaan BMN
PIPK UKE I Penilaian pengendalian internal atas
Laporan Keuangan dan BMN dikeluarkan
oleh APIP/ tim penilai PIPK UKE I

Kriteria penilaian:
1. Pengendalian Internal Efektif (PIE);
2. Pengendalian internal efektif dengan
pengecualian (PIEDP);
3. Pengendalian Internal Tidak Efektif (PITE)
- 128 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.2 Nilai Kinerja atas Penilaian Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Nilai hasil evaluasi atas Eksternal (Kementerian
Pelaksanaan Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Pelaksanaan Rencana Keuangan)
Rencana Kerja Pengembangan Ekonomi dan Investasi Kerja dan Anggaran
dan Anggaran berdasarkan ketentuan peraturan perundang- Direktorat Jenderal
Direktorat undangan yang berkenaan dengan pengukuran Pengembangan Ekonomi
Jenderal dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L dan Investasi per tahun
Pengembangan dari Kementerian Keuangan RI.
Ekonomi dan
Investasi Penilaian kinerja atas Rencana Kerja dan
Anggaran menggunakan 5 (lima) indikator
sebagai berikut:
1. Penyerapan anggaran;
2. Konsistensi atas rencana penarikan dana
awal;
3. Konsistensi atas penarikan dana revisi;
4. Pencapaian keluaran; dan
5. Efisiensi
2.3 Nilai atas Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran(IKPA) Nilai atas Indikator Eksternal (Kementerian
Indikator Kinerja adalah indikator yang ditetapkan oleh Kinerja Pelaksanaan Keuangan)
Pelaksanaan Kementerian Keuangan selaku BUN untuk Anggaran Direktorat
Anggaran mengukur kualitas kinerja pelaksanaan Jenderal Pengembangan
Direktorat anggaran belanja Kementerian/Lembaga dari Ekonomi dan Investasi
Jenderal sisi kualitas implementasi perencanaan per tahun
Pengembangan anggaran, kualitas pelaksanaan anggaran dan
Ekonomi dan kualitas hasil pelaksanaan anggaran
Investasi
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)
menjadi ukuran evaluasi kinerja pelaksanaan
anggaran yang memuat 8 (delapan) indikator
dan mencerminkan aspek sisi kualitas
- 129 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
implementasi perencanaan anggaran, kualitas
pelaksanaan anggaran dan kualitas hasil
pelaksanaan anggaran
A. Aspek Kualitas Perencanaan Anggaran,
meliputi:
1. Revisi DIPA (bobot nilai 10%)
2. Deviasi Halaman III DIPA (bobot nilai 10%)
B. Aspek Kualitas Pelaksanaan Anggaran,
meliputi:
1. Penyerapan Anggaran (bobot nilai 20%)
2. Belanja Kontraktual (bobot nilai 10%)
3. Penyelesaian Tagihan (bobot nilai 10%)
4. Pengelolaan UP dan TUP (bobot nilai 10%)
5. Dispensasi SPM (bobot nilai 5%)
C. Aspek Hasil Pelaksanaan Anggaran, meliputi:
1. Capaian Output (bobot nilai 25%)

Pengukuran IKPA berdasarkan Peraturan Dirjen


Perbendaharaan, Kementerian Keuangan Nomor
PER-5/PB/2022 tentang Petunjuk Teknis
Penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan
Anggaran Belanja Kementerian Negara/Lembaga
- 130 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.1 Tingkat kepuasan Persentase skor penilaian kepuasan penguna Hasil survey kepuasan Internal (Sesditjen
aparatur lingkup layanan/ pegawai internal lingkup Ditjen aparatur lingkup Pengembangan Ekonomi
Direktorat Pengembangan Ekonomi dan Investasi terhadap Direktorat Jenderal dan Investasi)
Jenderal kualitas layanan Ditjen Pengembangan Ekonomi Pengembangan Ekonomi
Pengembangan dan Investasi pada tahun yang bersangkutan dan Investasi per tahun
Ekonomi dan
Investasi atas Kriteria skor penilaian adalah:
dukungan Sangat Baik = 4
manajemen Baik = 3
Kurang Baik = 2
Tidak Baik = 1
4.1 Nilai Pengawasan Pengawasan Kearsipan adalah proses kegiatan Nilai Pengawasan Internal (Ditjen PEIDDTT,
kearsipan lingkup dalam menilai kesesuaian antara prinsip, Kearsipan per Tahun. Setjen,cq Biro Umum dan
Sekretariat Ditjen kaidah, dan standar kearsipan dengan Layanan Pengadaan) dan
Pengembangan penyelenggaraan kearsipan. atau
Ekonomi dan Eksternal (ANRI)
Investasi Desa, Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan
Daerah Tertinggal dengan arsip
dan Transmigrasi
Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa
dalam berbagai bentuk dan media sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
Lembaga Negara, Pemerintahan Daerah,
Lembaga Pendidikan, Perusahaan, Organisasi
Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan
Perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(Peraturan Arsip Nasional RI Nomor 6 Tahun
2019 Tentang Pengawasan Kearsipan)
- 131 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
5.1 Jumlah kebijakan Bahan kebijakan dan regulasi Pengembangan Jumlah bahan kebijakan Internal (Sesditjen
dan regulasi Ekonomi dan Investasi Perdesaan yang disusun dan regulasi Pengembangan Ekonomi
Pengembangan mengacu pada Dokumen Rencana Induk Pengembangan Ekonomi dan Investasi)
Ekonomi dan Pengembangan Ekonomi dan Investasi dan Investasi Perdesaan
Investasi Perdesaan Jenis kebijakan dan regulasi yang ditetapkan pada
Perdesaan yang Pengembangan Ekonomi dan Investasi tahun yang bersangkutan
ditetapkan Perdesaan terdiri dari:
a. Rencana Strategis Direktorat Jenderal
Pengembangan Ekonomi dan Investasi
Perdesaan tahun 2020-2024.
b. Rencana Strategis Sekretars Direktorat
Jenderal Pengembangan Ekonomi dan
Investasi Perdesaan tahun 2020-2024.
c. dll.
- 132 -

b. Direktorat Perencanaan Teknis Pengembangan Ekonomi dan Investasi


Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Perencanaan Teknis
Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang
perencanaan teknis pengembangan ekonomi
dan investasi desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi.
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
perencanaan teknis pengembangan
kelembagaan ekonomi dan investasi,
perencanaan teknis pelayanan investasi,
perencanaan teknis pengembangan produk
unggulan, perencanaan teknis promosi dan
pemasaran produk unggulan desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
perencanaan teknis pengembangan
kelembagaan ekonomi dan investasi,
perencanaan teknis pelayanan investasi,
perencanaan teknis pengembangan produk
unggulan, perencanaan teknis promosi dan
pemasaran produk unggulan desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang perencanaan teknis
pengembangan kelembagaan ekonomi dan
investasi, perencanaan teknis pelayanan
investasi, perencanaan teknis
pengembangan produk unggulan,
perencanaan teknis promosi dan
pemasaran produk unggulan desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi;
4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi di bidang perencanaan teknis
pengembangan kelembagaan ekonomi dan
investasi, perencanaan teknis pelayanan
investasi, perencanaan teknis
pengembangan produk unggulan,
perencanaan teknis promosi dan
pemasaran produk unggulan desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang perencanaan teknis pengembangan
kelembagaan ekonomi dan investasi,
perencanaan teknis pelayanan investasi,
perencanaan teknis pengembangan produk
unggulan, perencanaan teknis promosi dan
pemasaran produk unggulan desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi; dan
6) Pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat.
- 133 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PENGEMBANGAN EKONOMI


DAN INVESTASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Tersedianya dokumen 1.1 Jumlah dokumen perencanaan
perencanaan teknis teknis pengembangan ekonomi dan
pengembangan ekonomi dan investasi Desa , Daerah Tertinggal,
investasi Desa , dan Transmigrasi yang ditetapkan
Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
2 Terbangunnya komitmen 2.1 Persentase rencana
lintas K/L/D/M dalam program/kegiatan internal
Pengembangan ekonomi dan Kementerian Desa, Pembangunan
investasi Desa, Daerah Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Tertinggal, dan Transmigrasi yang dialokasikan untuk
Pengembangan Ekonomi dan
Investasi Desa, Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi sesuai dengan
Dokumen Perencanaan teknis
2.2 Persentase rencana
program/kegiatan K/L/D/M yang
dialokasikan untuk Pengembangan
Ekonomi dan Investasi Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
sesuai dengan Dokumen
Perencanaan teknis
3 Terukurnya perkembangan 3.1 Jumlah dokumen hasil evaluasi
Ekon omi dan Investasi di perkembangan Ekonomi dan
Desa, Daerah Tertinggal, dan Investasi di Desa, Daerah
Transmigrasi Tertinggal, dan Transmigrasi
- 134 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS
PENGEMBANGAN EKONOMI DAN INVESTASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah dokumen Dokumen perencanaan teknis pengembangan Jumlah dokumen Internal (Direktorat
perencanaan ekonomi dan investasi Desa, Daerah Tertinggal, perencanaan teknis Perencanaan Teknis
teknis dan Transmigrasi meliputi: pengembangan ekonomi Pengembangan Ekonomi
pengembangan a. Perencanaan teknis dan NSPK dan investasi Desa, dan Investasi Desa,
ekonomi dan pengembangan ekonomi dan investasi; Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertinggal, dan
investasi Desa, b. Perencanaan teknis dan NSPK Transmigrasi yang Transmigrasi)
Daerah pengembangan kelembagaan ekonomi dan ditetapkan pada tahun
Tertinggal, dan investasi; bersangkutan
Transmigrasi c. Perencanaan teknis dan NSPK pelayanan
yang ditetapkan investasi;
d. Perencanaan teknis dan NSPK
pengembangan produk unggulan;
e. Perencanaan teknis dan NSPK promosi dan
pemasaran produk unggulan desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi.
f. Rencana Strategis Direktorat perencanaan
Tahun 2020-2024 yang disusun mengacu
pada dokumen perencanaan induk.

Direktorat perencanaan teknis melaksanakan


bimtek dan supervisi atas implementasi
dokumen perencanaan teknis yang disusun;
- 135 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Persentase Afirmasi rencana program/kegiatan Realisasi rencana Internal (Direktorat
rencana Pengembangan Ekonomi dan Investasi Internal program/kegiatan Perencanaan Teknis
program/kegiatan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Internal Kementerian Pengembangan Ekonomi
internal Tertinggal, dan Transmigrasi yang dialokasikan Desa Pembangunan dan Investasi Desa,
Kementerian di Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertinggal, dan
Desa, adalah program/kegiatan yang mendukung Transmigrasi yang Transmigrasi)
Pembangunan pengembangan ekonomi dan investasi yang dialokasikan untuk
Daerah dilaksanakan oleh internal Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi
Tertinggal, dan Pengembangan Ekonomi dan Investasi serta dan Investasi Desa,
Transmigrasi hasil koordinasi dengan unit kerja lain di Daerah Tertinggal, dan
yang dialokasikan lingkungan Kementerian Desa Pembangunan Transmigrasi
untuk Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi sesuai dibandingkan dengan
Pengembangan dokumen Perencanaan Teknis; rencana alokasi yang
Ekonomi dan tertuang dalam Dokumen
Investasi Desa, Perencanaan Teknis dikali
Daerah 100%
Tertinggal, dan
Transmigrasi
sesuai dengan
Dokumen
Perencanaan
Teknis
- 136 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.2 Persentase Afirmasi rencana program/kegiatan Realisasi rencana Internal (Ditjen
rencana Pengembangan Ekonomi dan Investasi program/kegiatan Pengembangan Ekonomi
program/kegiatan K/L/D/M yang dialokasikan di Desa, Daerah K/L/D/M yang dan Investasi Desa,
K/L/D/M yang Tertinggal, dan Transmigrasi adalah jumlah dialokasikan untuk Daerah Tertinggal, dan
dialokasikan rencana program/kegiatan yang mendukung Pengembangan Ekonomi Transmigrasi) dan
untuk kegiatan hasil koordinasi dengan K/L/D/M dan Investasi Desa, Eksternal (K/L/D/M)
Pengembangan untuk percepatan pembangunan Desa, Daerah Daerah Tertinggal, dan
Ekonomi dan Tertinggal, dan Transmigrasi sesuai dokumen Transmigrasi
Investasi Desa, Perencanaan Teknis dibandingkan dengan
Daerah rencana alokasi yang
Tertinggal, dan tertuang dalam Dokumen
Transmigrasi Perencanaan Teknis dikali
sesuai dengan 100%
Dokumen
Perencanaan
Teknis
3.1 Jumlah dokumen Dokumen hasil evaluasi perkembangan Jumlah dokumen hasil Internal (Direktorat
hasil evaluasi Ekonomi dan Investasi di Desa, Daerah evaluasi perkembangan Perencanaan Teknis
program/kegiatan Tertinggal, dan Transmigrasi adalah laporan Ekonomi dan Investasi di Pengembangan Ekonomi
pengembangan hasil identifikasi untuk mengukur/ menilai Desa, Daerah Tertinggal, dan Investasi Desa,
Ekonomi dan capaian kegiatan atau program yang dan Transmigrasi per Daerah Tertinggal, dan
Investasi di Desa, dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tahun Transmigrasi)
Daerah tujuan
Tertinggal, dan
Transmigrasi
- 137 -

c. Direktorat Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Investasi Desa,


Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Pengembangan Kelembagaan
Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan bidang pengembangan
kelembagaan ekonomi dan investasi desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi.
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
pengembangan badan usaha milik desa
dan badan usaha milik desa bersama,
pengembangan badan pengelola kawasan,
pengembangan kelembagaan ekonomi
masyarakat, serta pengembangan
kelembagaan investasi desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan badan usaha milik desa
dan badan usaha milik desa bersama,
pengembangan badan pengelola kawasan,
pengembangan kelembagaan ekonomi
masyarakat, serta pengembangan
kelembagaan investasi desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang pengembangan
badan usaha milik desa dan badan usaha
milik desa bersama, pengembangan badan
pengelola kawasan, pengembangan
kelembagaan ekonomi masyarakat, serta
pengembangan kelembagaan investasi
desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi;
4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi di bidang pengembangan badan
usaha milik desa dan badan usaha milik
desa bersama, pengembangan badan
pengelola kawasan, pengembangan
kelembagaan ekonomi masyarakat, serta
pengembangan kelembagaan investasi
desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang pengembangan badan usaha milik
desa dan badan usaha milik desa bersama,
pengembangan badan pengelola kawasan,
pengembangan kelembagaan ekonomi
masyarakat, serta pengembangan
kelembagaan investasi desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi; dan
6) Pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat.
- 138 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN EKONOMI DAN


INVESTASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Tersedianya NSPK 1.1 Jumlah NSPK Pengembangan
Pengembangan Kelembagaan Kelembagaan Ekonomi Desa
Ekonomi Desa yang ditetapkan
1.2 Persentase NSPK
Pengembangan Kelembagaan
Ekonomi Desa
diimplementasikan
2 Dibentuk dan 2.1 Jumlah Bumdes dan
dikembangkannya kelembagaan Bumdesma yang dibentuk
ekonomi Desa 2.2 Jumlah Bumdes dan
Bumdesma yang
dikembangkan
3 Terlaksananya monitoring dan 3.1 Jumlah dokumen hasil
evaluasi dan pelaporan di monitoring dan evaluasi
bidang Pengembangan perkembangan BUM Desa dan
Kelembagaan Ekonomi Desa BUMDESMA
- 139 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
EKONOMI DAN INVESTASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah NSPK NSPK bidang Pengembangan Kelembagaan Jumlah NSPK Internal (Direktorat
Pengembangan Ekonomi adalah ketentuan peraturan Pengembangan Pengembangan
Kelembagaan perundang-undangan yang ditetapkan Kelembagaan Ekonomi Kelembagaan Ekonomi
Ekonomi Desa pemerintah pusat sebagai pedoman dalam Desa yang ditetapkan per dan Investasi Desa,
yang ditetapkan menyelenggarakan urusan pemerintahan tahun. Daerah Tertinggal, dan
konkuren (bersaingan) serta menjadi Transmigrasi
kewenangan pemerintah pusat dan untuk
menjadi kewenangan daerah di bidang
Pengembangan Kelembagaan Ekonomi.
Kegiatan Pengembangan Kelembagaan
Ekonomi Desa meliputi:

NSPK dan penatakelolaan ekonomi Desa yang


ditetapkan meliputi:
1. Pengembangan Kelembagaan ekonomi
masyarakat
2. Pengembangan Badan Usaha Milik Desa
dan Badan Usaha Milik Desa Bersama
1.2 Persentase NSPK NSPK bidang Pengembangan Kelembagaan Jumlah NSPK Internal (Direktorat
Pengembangan Ekonomi adalah ketentuan peraturan Pengembangan Pengembangan
Kelembagaan perundang-undangan yang ditetapkan Kelembagaan Ekonomi Kelembagaan Ekonomi
Ekonomi Desa pemerintah pusat sebagai pedoman dalam Desa yang dan Investasi Desa,
diimplementasikan menyelenggarakan urusan pemerintahan diimplementasikan dibagi Daerah Tertinggal, dan
konkuren (bersaingan) serta menjadi Jumlah NSPK Transmigrasi
kewenangan pemerintah pusat dan untuk Pengembangan
menjadi kewenangan daerah di bidang Kelembagaan Ekonomi
Pengembangan Kelembagaan Ekonomi. Desa yang ditetapkan
Kegiatan Pengembangan Kelembagaan dikali 100% per tahun
- 140 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Ekonomi Desa meliputi:

NSPK dan penatakelolaan ekonomi Desa yang


ditetapkan meliputi:
1. Pengembangan Kelembagaan ekonomi
masyarakat
2. Pengembangan Badan Usaha Milik Desa
dan Badan Usaha Milik Desa Bersama
2.1 Jumlah Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya Jumlah Internal (Direktorat
BUMDes/BUMDes disebut BUM Desa adalah Badan Hukum yang Bumdes/Bumdesma yang Pengembangan
ma yang dibentuk didirikan oleh desa dan/atau bersama desa- dibentuk pertahun Kelembagaan Ekonomi
desa guna mengelola usaha, memanfaatkan dan Investasi Desa,
aset, mengembangkan investasi dan Daerah Tertinggal, dan
produktivitas menyediakan jasa pelayanan, Transmigrasi
dan/atau menyediakan jenis usaha lainnya
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat desa (Permendesa,PDTT
NO.3/2021)

BUM Desa adalah badan hukum yang


didirikan oleh desa.

BUM Desma adalah badan hukum yang


didirikan bersama desa-desa
- 141 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.2 Jumlah BUM Desa adalah badan hukum yang Jumlah BUM Desa/BUM Internal (Direktorat
BUMDes/BUMDes didirikan oleh desa. Desma yang Pengembangan
ma yang mendapatkan program Kelembagaan Ekonomi
dikembangkan BUM Desma adalah badan hukum yang pengembangan pertahun dan Investasi Desa,
didirikan bersama desa-desa Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
Pengembangan BUM Desa dan BUM Desma
adalah pengembangan sumber daya manusia,
pengembangan usaha, pengembangan jejaring
pemasaran, pengembangan permodalan, dan
peningkatan partisipasi para pemangku
kepentingan BUM Desa/BUM Desa bersama
dengan program atau kegiatan terpadu
3.1 Jumlah dokumen Dokumen hasil monitoring dan evaluasi Jumlah dokumen hasil Internal (Direktorat
hasil monitoring perkembangan BUMDES dan BUMDESMA evaluasi status Pengembanga n
dan evaluasi adalah laporan hasil evaluasi status perkembangan BUMDES Kelembagaan Ekonomi
perkembangan perkembangan BUMDES dan BUMDESMA dan BUMDESMA per dan Investasi Desa,
BUM Desa dan yang disusun pertahun tahun Daerah Tertinggal, dan
BUMDESMA Transmigrasi)
- 142 -

d. Direktorat Pelayanan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan


Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Pelayanan Investasi Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan
investasi desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi.
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
pelayanan informasi potensi investasi,
pelayanan perijinan, fasilitasi akses
permodalan, pengembangan
kewirausahaan desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
pelayanan informasi potensi investasi,
pelayanan perijinan, fasilitasi akses
permodalan, pengembangan
kewirausahaan desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang pelayanan informasi
potensi investasi, pelayanan perijinan,
fasilitasi akses permodalan,
pengembangan kewirausahaan desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi;
4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi di bidang pelayanan informasi
potensi investasi, pelayanan perijinan,
fasilitasi akses permodalan,
pengembangan kewirausahaan desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang pelayanan informasi potensi
investasi, pelayanan perijinan, fasilitasi
akses permodalan, pengembangan
kewirausahaan desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi; dan
6) Pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat.
- 143 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT PELAYANAN INVESTASI DESA, DAERAH TERTINGGAL,


DAN TRANSMIGRASI
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Tersedianya informasi potensi 1.1 Jumlah dokumen informasi potensi
investasi desa, kawasan investasi desa, kawasan perdesaan,
perdesaan, kawasan kawasan transmigrasi, dan daerah
transmigrasi di daerah tertinggal
tertinggal dan transmigrasi
2 Tersedianya layanan 2.1 Tingkat kepuasan pelanggan terhadap
perizinan investasi DEsa, layanan perijinan Investasi Desa,
Daerah Tertinggal dan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Transmigrasi sesuai dengan Standar Pelayanan
Prima
3 Tersedianya Fasilitas akses 3.1 Jumlah pelaku usaha yang
permodalan terfasilitasi akses permodalan
4 Fasilitasi pengembangan 4.1 Jumlah pelaku usaha baru (startup)
Kewirausahaan yang dikembangnkan
4.2 Jumlah wisausaha sosial yang
dikembangkan
5 Terlaksananya monitoring 5.1 Jumlah dokumen hasil monitoring
dan evaluasi dan pelaporan dan evaluasi dan pelaporan pelayanan
di bidang pelayanan investasi investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Transmigrasi
- 144 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT PELAYANAN INVESTASI DESA,
DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah informasi Investasi adalah salah satu cara dalam Jumlah informasi potensi Internal (Direktorat
potensi investasi mengembangkan sumberdaya (uang/harta) investasi desa, kawasan Pelayanan Investasi Desa,
desa, kawasan dalam jangka waktu tertentu untuk memperoleh perdesaan, kawasan Daerah Tertinggal dan
perdesaan, keuntungan di masa depan transmigrasi, dan daerah Transmigrasi)
kawasan tertinggal per tahun
transmigrasi, dan Informasi potensi investasi desa, kawasan
daerah tertinggal perdesaan, kawasan transmigrasi, dan daerah
tertinggal adalah informasi tentang potensi
investasi terkait lokasi/kawasan dan produk
unggulan di desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi
2.1 Tingkat kepuasan Kepuasan atas Layanan informasi potensi Survey tingkat kepuasan Internal (Direktorat
pelanggan Investasi adalah kepuasan pelanggan atas pelanggan terhadap Pelayanan Investasi Desa,
terhadap layanan layanan informasi potensi investasi oleh layanan informasi potensi Daerah Tertinggal dan
perijinan kementerian desa daerah tertinggal dan Investasi Desa, Daerah Transmigrasi)
Investasi Desa, transmigrasi Tertinggal, dan
Daerah Transmigrasi per tahun
Tertinggal, dan Kriteria skor penilaian adalah:
Transmigrasi Sangat Baik = 4
sesuai dengan Baik = 3
Standar Kurang Baik = 2
Pelayanan Prima Tidak Baik = 1

1. Diberi Nilai 1(tidak baik) apabila pelaksanaan


prosedur pelayanan tidak sederhana, alur
berbelit-belit, Panjang dan tidak jelas,loket
terlalu banyak sehingga proses tidak efektif.
- 145 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2. Diberi Nilai 2 (Kurang Baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan masih
belum mudah sehingga prosesnya belum
efektif.
3. Diberi Nilai 3 (Baik) apabila Pelaksanaan
prosedur pelayanan dirasa mudah,
sederhana, tidak berbelit-belit tetapi masih
perlu diefektifkan.
4. Diberi Nilai 4 (Sangat Baik) apabila
pelaksanaan prosedur pelayanan dirasa
3.1 Jumlah pelaku Jumlah pelaku usaha yang terfaslitasi akses Jumlah pelaku usaha Internal (Direktorat
usaha yang permodalan dari Bank dan atau Lembaga yang terfasilitasi akses Pelayanan Investasi Desa,
terfasilitasi akses keuangan bukan bAnk (LKBB) per tahun permodalan dari Bank Daerah Tertinggal dan
permodalan dan atau Lembaga Transmigrasi)
Pelaku usaha meliputi: UMKM, Koperasi, BUM keuangan bukan Bank
Desa dan BUM Desma (LKBB) per tahun
4.1 Jumlah pelaku wirausaha adalah suatu kegiatan yang dapat Jumlah pelaku usaha Internal (Direktorat
usaha baru memberikan nilai tambah terhadap produk atau baru (startup bisnis) yang Pelayanan Investasi Desa,
(startup bisnis) jasa melalui transformasi, kreatifitas, inovasi, dikembangkan dibagi Daerah Tertinggal dan
yang dan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya, total pelaku usaha dikali Transmigrasi)
dikembangkan sehingga produk atau jasa tersebut lebih seratus persen
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
pengguna produk dan jasa
4.2 Jumlah wirausaha adalah suatu kegiatan yang dapat Jumlah wirausaha sosial
wirausaha sosial memberikan nilai tambah terhadap produk atau yang dikembangkan per
yang jasa melalui transformasi, kreatifitas, inovasi, tahun
dikembangkan dan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya,
sehingga produk atau jasa tersebut lebih
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
pengguna produk dan jasa
- 146 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Wirausaha sosial adalah wirausaha dengan misi
sosial, wirausaha sosial adalah individu yang
bervisi, kreatif, berjiwa pengusaha, dan beretika,
yang mampu menciptakan inovasi sosial dan
mampu mengubah sistem yang ada di
masyarakat
5.1 Jumlah dokumen Dokumen hasil monitoring dan evaluasi dan Realisasi Internal (Direktorat
hasil monitoring pelaporan adalah laporan hasil evaluasi program/kegiatan bidang Pelayanan Investasi Desa,
dan evaluasi dan program/kegiatan di bidang pelayanan investasi Pelayanan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
pelaporan Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
pelayanan Transmigrasi mendukung
investasi Desa, Pengembangan Ekonomi
Daerah dan Investasi
Tertinggal, dan dibandingkan dengan
Transmigrasi rencana
program/kegiatan
Pelayanan Investasi Desa,
Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi yang
tertuang dalam dokumen
rencana teknis
pembangunan Eknomi
dan Investasi dikali 100%
- 147 -

e. Direktorat Pengembangan Produk Unggulan Desa, Daerah Tertinggal,


dan Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Pengembangan Produk Unggulan
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan produk unggulan desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi.
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
pengembangan produk unggulan,
pengembangan prasarana dan sarana
produksi, dan pengembangan teknologi
produk unggulan, pengembangan rantai
pasok dan rantai nilai produk unggulan,
serta pengembangan pembiayaan produk
unggulan desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan produk unggulan,
pengembangan prasarana dan sarana
produksi, dan pengembangan teknologi
produk unggulan, pengembangan rantai
pasok dan rantai nilai produk unggulan,
serta pengembangan pembiayaan produk
unggulan desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang pengembangan
produk unggulan, pengembangan
prasarana dan sarana produksi, dan
pengembangan teknologi produk unggulan,
pengembangan rantai pasok dan rantai
nilai produk unggulan, serta
pengembangan pembiayaan produk
unggulan desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi;
4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi di bidang pengembangan produk
unggulan, pengembangan prasarana dan
sarana produksi, dan pengembangan
teknologi produk unggulan, pengembangan
rantai pasok dan rantai nilai produk
unggulan, serta pengembangan
pembiayaan produk unggulan desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang pengembangan produk unggulan,
pengembangan prasarana dan sarana
produksi, dan pengembangan teknologi
produk unggulan, pengembangan rantai
pasok dan rantai nilai produk unggulan,
serta pengembangan pembiayaan produk
unggulan desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi; dan
- 148 -

6) Pelaksanaan urusan ketatausahaan


Direktorat.

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DESA, DAERAH


TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Terwujudnya produk unggulan 1.1 Persentase Desa , Daerah
Desa, Daerah Tertinggal, dan Tertinggal, dan Transmigrasi yang
Transmigrasi yang memiliki sudah mengembangkan produk
keunggulan berdaya saing unggulan
1.2 Persentase Desa , Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi yang
telah meningkatkan nilai tambah
produk unggulan
1.3 Persentase Desa, Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi yang telah
mengembangkan rantai pasok dan
rantai nilai produk unggulan
1.4 Persentase Desa, Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi yang telah
mengembangkan pembiayaan
produk unggulan
2 Tersedianya NSPK 2.1 Jumlah NSPK Pengembangan
Pengembangan Produk Produk Unggulan Desa, Daerah
Unggulan Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang
Tertinggal, dan Transmigrasi ditetapkan
3 Terlaksananya monitoring dan 3.1 Jumlah dokumen hasil monitoring
evaluasi dan pelaporan di dan evaluasi dan pelaporan di
bidang Pengembangan Produk bidang Pengembangan Produk
Unggulan Desa, Daerah Unggulan Desa, Daerah Tertinggal,
Tertinggal, dan Transmigrasi dan Transmigrasi
- 149 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT PENGEMBANGAN PRODUK
UNGGULAN DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Desa, Perdesaan termasuk desa, kawasan perdesaan, Jumlah Desa, Daerah Internal (Direktorat
Daerah kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal. Tertinggal, dan Pengembangan Produk
Tertinggal, dan Transmigrasi yang sudah Unggulan Desa, Daerah
Transmigrasi Produk unggulan adalah produk yang potensial mengembangkan produk Tertinggal dan
yang sudah dikembangkan pada suatu wilayah dengan unggulan dibagi target Transmigrasi)
mengembangkan memanfaatkan SDA dan SDM lokal yang dikali 100%
produk unggulan berorientasi pasar dan ramah lingkungan.
Sehingga memiliki keunggulan kompetitif dan
siap menghadapi persaingan global.

Percepatan pembangunan daerah tertinggal


termasuk percepatan pembangunan daerah
dengan karakteristik wilayah tertentu
1.2 Persentase Desa, Peningkatan Nilai tambah produk unggulan Jumlah Desa, Daerah
Daerah melalui proses Pasca panen-pengolahan- Tertinggal, dan Internal (Direktorat
Tertinggal, dan pembiayaan-pemasaran. Transmigrasi yang telah Pengembangan Produk
Transmigrasi meningkatkan nilai Unggulan Desa, Daerah
yang telah Hilirisasi adalah upaya pengembangan produk tambah produk unggulan Tertinggal dan
meningkatkan uggulan dari bahan baku (industri hulu) dibagi target dikali 100% Transmigrasi)
nilai tambah menjadi industri yang mengolah bahan menjadi
produk unggulan barang jadi (industri hilir)
1.3 Persentase Desa, Produk unggulan adalah suatu barang atau jasa Jumlah Desa, Daerah Internal (Direktorat
Daerah yang mempunyai nilai ekonomis dan daya saing Tertinggal, dan Pengembangan Produk
Tertinggal, dan tinggi serta mampu menyerap tenaga kerja Transmigrasi yang telah Unggulan Desa, Daerah
Transmigrasi dalam jumlah besar, yang diproduksi mengembangkan rantai Tertinggal dan
yang telah berdasarkan pertimbangan kelayakan teknis pasok dan rantai nilai Transmigrasi)
mengembangkan bahan baku dan pasar, talenta masyarakat dan produk unggulan dibagi
rantai pasok dan kelembagaan penguasaan teknologi,
- 150 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
rantai nilai kemampuan sumberdaya manusia, dukungan target dikali 100%
produk unggulan infrastruktur, dan kondisi sosial budaya
setempat yang berkembang di lokasi tertentu.

Rantai Pasok (supply chain) adalah rangkaian


aliran barang/fisik, informasi dan proses yang
digunakan untuk mengirim produk atau jasa
dari lokasi sumber (pemasok) ke lokasi tujuan
(pelanggan atau pembeli).

Rantai nilai (value chain) adalah rangkaian


kegiatan yang dilakukan suatu untuk
menghasilkan produk atau jasa untuk
meningkatkan keuntungan dan mengurangi
biaya produksi serta meningkatkan nilai
ataupun pemanfaatan produk ataupun jasa
yang akan diproduksi.
1.4 Persentase Desa, Produk unggulan adalah suatu barang atau jasa Jumlah Desa, Daerah Internal (Direktorat
Daerah yang mempunyai nilai ekonomis dan daya saing Tertinggal, dan Pengembangan Produk
Tertinggal, dan tinggi serta mampu menyerap tenaga kerja Transmigrasi yang telah Unggulan Desa, Daerah
Transmigrasi dalam jumlah besar, yang diproduksi mengembangkan Tertinggal dan
yang telah berdasarkan pertimbangan kelayakan teknis pembiayaan produk Transmigrasi)
mengembangkan bahan baku dan pasar, talenta masyarakat dan unggulan dibagi target
pembiayaan kelembagaan penguasaan teknologi, dikali 100%
produk unggulan kemampuan sumberdaya manusia, dukungan
infrastruktur, dan kondisi sosial budaya
setempat yang berkembang di lokasi tertentu
- 151 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Jumlah NSPK NSPK bidang Pengembangan Produk Unggulan Jumlah NSPK pelayanan Internal (Direktorat
Pengembangan Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi investasi Desa, Daerah Pengembangan Produk
Produk Unggulan adalah ketentuan peraturan perundang- Tertinggal, dan Unggulan Desa, Daerah
Desa, Daerah undangan yang ditetapkan pemerintah pusat Transmigrasi yang Tertinggal dan
Tertinggal, dan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan ditetapkan per tahun. Transmigrasi)
Transmigrasi urusan pemerintahan konkuren (bersaingan)
yang ditetapkan serta menjadi kewenangan pemerintah pusat
dan untuk menjadi kewenangan daerah di
bidang Pengembangan Produk Unggulan Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Kegiatan Pengembangan Produk Unggulan Desa,


Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi meliputi:
1. Pengembangan Produk Unggulan Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Pengembangan Prasarana dan Sarana
Produksi, dan Pengembangan Teknologi
Produk Unggulan
2. Pengembangan prasarana dan sarana
produksi produk unggulan
3. Pengembangan teknologi produk unggulan
4. Pengembangan Rantai Pasok dan Rantai Nilai
Produk Unggulan
5. Pengembangan Pembiayaan Produk
Unggulan Pengembangan Produk Unggulan
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
juga melakukan bimbingan teknis dan
supervisi atas pelaksanaan kegiatan/
bantuan Pengembangan Produk Unggulan,
serta evaluasi dan pelaporan
- 152 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.1 Jumlah dokumen Dokumen hasil monitoring dan evaluasi dan Realisasi Internal (Direktorat
hasil monitoring pelaporan adalah laporan hasil evaluasi program/kegiatan bidang Pengembangan Produk
dan evaluasi dan program/kegiatan di bidang Pengembangan pengembangan produk Unggulan Desa, Daerah
pelaporan di Produk Unggulan Desa, Daerah Tertinggal, dan unggulan Desa, Daerah Tertinggal dan
bidang Transmigrasi. Tertingga Pelayanan Transmigrasi)
Pengembangan Investasi Desa, Daerah
Produk Unggulan Tertinggal dan
Desa, Daerah Transmigrasi mendukung
Tertinggal, dan Pengembangan Ekonomi
Transmigrasi dan Investasi
dibandingkan dengan
rencana
program/kegiatan
pengembangan produk
unggulan Desa, Daerah
Tertinggal dan
Transmigrasi yang
tertuang dalam dokumen
rencana teknis
pembangunan Eknomi
dan Investasi dikali 100%
per tahun
- 153 -

f. Direktorat Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Desa, Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Promosi dan Pemasaran Produk
Unggulan Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang promosi dan
pemasaran produk unggulan desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi.
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
pengembangan strategi pemasaran.
pengembangan jaringan dan kerja sama
pemasaran, pengembangan promosi
kawasan dan produk unggulan, serta
pengembangan pemasaran produk
unggulan desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan strategi pemasaran.
pengembangan jaringan dan kerja sama
pemasaran, pengembangan promosi
kawasan dan produk unggulan, serta
pengembangan pemasaran produk
unggulan desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang pengembangan
strategi pemasaran. pengembangan
jaringan dan kerja sama pemasaran,
pengembangan promosi kawasan dan
produk unggulan, serta pengembangan
pemasaran produk unggulan desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi;
4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi di bidang pengembangan strategi
pemasaran. pengembangan jaringan dan
kerja sama pemasaran, pengembangan
promosi kawasan dan produk unggulan,
serta pengembangan pemasaran produk
unggulan desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang pengembangan strategi pemasaran.
pengembangan jaringan dan kerja sama
pemasaran, pengembangan promosi
kawasan dan produk unggulan, serta
pengembangan pemasaran produk
unggulan desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi; dan
6) Pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat.
- 154 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT PROMOSI DAN PEMASARAN PRODUK UNGGULAN DESA,


DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya promosi produk 1.1 Jumlah promosi produk
unggulan Desa , Daerah unggulan Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Tertinggal, dan Transmigrasi
(termasuk product and region (termasuk product and region
branding) branding) yang
diimplementasikan sesuai dengan
perencanaan
2 Meningkatnya volume produk 2.1 Persentase Kenaikan Volume
unggulan yang dapat dipasarkan Penjualan Produk Unggulan
baik ditingkat pasar domestik Perdesaan yang dipasarkan
maupun Internasional secara konvensional dan platform
digital
3 Tersedianya NSPK Promosi dan 3.1 Jumlah NSPK Promosi dan
Pemasaran Produk Unggulan Pemasaran Produk Unggulan
Desa, Daerah Tertinggal, dan Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Transmigrasi yang ditetapkan
3.2 Persentase NSPK Promosi dan
Pemasaran Produk Unggulan
Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi yang
diimplementasikan
4 Terlaksananya monitoring dan 4.1 Jumlah dokumen hasil
evaluasi dan pelaporan di bidang monitoring dan evaluasi dan
Promosi dan Pemasaran Produk pelaporan di bidang Promosi dan
Unggulan Desa, Daerah Pemasaran Produk Unggulan
Tertinggal, dan Transmigrasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
- 155 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT PROMOSI DAN PEMASARAN
PRODUK UNGGULAN DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah promosi Promosi Produk Unggulan Desa, Daerah Jumlah promosi produk Internal (Direktorat
produk unggulan Tertinggal, dan Transmigrasi adalah kegiatan unggulan dan kawasan Promosi dan Pemasaran
Desa, Daerah yang meliputi pengembangan promosi (termasuk product and Produk Unggulan Desa,
Tertinggal, dan Kawasan dan produk unggulan. region branding) yang Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi diimplementasikan pada Transmigrasi, Direktorat
(termasuk product Promosi adalah upaya untuk memberitahukan tahun berjalan Jenderal Pengembangan
and region atau menawarkan produk atau jasa baik Ekonomi dan Investasi
branding) yang secara konvensional maupun digital dengan Desa, Daerah Tertinggal
diimplementasikan tujuan menarik calon konsumen untuk dan Transmigrasi: Data
sesuai dengan membeli atau mengkonsumsinya termasuk Produk Unggulan
perencanaan promosi Kawasan Eksternal
a. Direktorat Jenderal
Produk unggulan adalah produk yang Pembangunan dan
dihasilkan oleh desa dan perdesaan, daerah Pengembangan
tertinggal dan kawasan transmigrasi yang Kawasan Transmigrasi:
difasilitasi / dikurasi oleh Kementerian / Data Kawasan
Lembaga / Pemerintah Daerah / BUMN / Transmigrasi
Swasta atau mitra pembangunan untuk b. Direktorat Jenderal
meningkatkan nilai tambah produk. Pembangunan Desa
dan Perdesaan
Produk unggulan yang dipromosikan
merupakan produk unggulan desa, daerah
tertinggal dan transmigrasi.

Kawasan yang dipromosikan merupakan


Kawasan perdesaan dan Kawasan transmigrasi
- 156 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Persentase Pemasaran Produk Unggulan Perdesaan Volume Penjualan Produk Internal (Direktorat
Kenaikan Volume adalah kegiatan yang meliputi: Unggulan Perdesaan yang Promosi dan Pemasaran
Penjualan Produk  Pengembangan strategi pemasaran; dipasarkan secara Produk Unggulan Desa,
Unggulan  Pengembangan jaringan dan kerjasama konvensional dan Daerah Tertinggal, dan
Perdesaan yang pemasaran; Platform digital dikurangi Transmigrasi)
dipasarkan secara  Pengembangan pemasaran digital Volume Penjualan Produk
konvensional dan (infrastruktur e-commerce Platform dan Unggulan Perdesaan yang
Platform digital marketplace) dipasarkan secara
konvensional dan
Pemasaran melalui Platform digital adalah Platform digital dibagi
segala upaya untuk melakukan pemasaran target dikali 100%
suatu produk dan jasa melalui media internet.
Pemasaran dalam internet marketing bukan
hanya untuk meningkatkan penjualan, tapi
juga termasuk promosi produk dan jasa baru,
branding, dan membina hubungan dengan
pelanggan.
3.1 Jumlah NSPK NSPK bidang Promosi dan Pemasaran Produk Jumlah NSPK Promosi Internal (Direktorat
Promosi dan Unggulan Desa, Daerah Tertinggal, dan dan Pemasaran Produk Promosi dan Pemasaran
Pemasaran Produk Transmigrasi adalah ketentuan peraturan Unggulan Desa, Daerah Produk Unggulan Desa,
Unggulan Desa, perundang-undangan yang ditetapkan Tertinggal, dan Daerah Tertinggal, dan
Daerah Tertinggal, pemerintah pusat sebagai pedoman dalam Transmigrasi yang Transmigrasi)
dan Transmigrasi menyelenggarakan urusan pemerintahan ditetapkan per tahun.
yang ditetapkan konkuren (bersaingan) serta menjadi
kewenangan pemerintah pusat dan untuk
menjadi kewenangan daerah di bidang Promosi
dan Pemasaran Produk Unggulan Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
- 157 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Kegiatan Promosi dan Pemasaran Produk
Unggulan Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi meliputi:
1. Pengembangan Strategi Pemasaran
2. Pengembangan Jaringan dan Kerjasama
Pemasaran
3. Pengembangan Promosi Kawasan dan
Produk Unggulan
4. Pengembangan pemasaran produk
unggulan

Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan


Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
juga melakukan bimbingan teknis dan
supervisi atas pelaksanaan kegiatan/bantuan
Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan,
serta evaluasi dan pelaporan
3.2 Persentase NSPK NSPK bidang Promosi dan Pemasaran Produk Jumlah NSPK Promosi Internal (Direktorat
Promosi dan Unggulan Desa, Daerah Tertinggal, dan dan Pemasaran Produk Promosi dan Pemasaran
Pemasaran Produk Transmigrasi adalah ketentuan peraturan Unggulan Desa, Daerah Produk Unggulan Desa,
Unggulan Desa, perundang-undangan yang ditetapkan Tertinggal, dan Daerah Tertinggal, dan
Daerah Tertinggal, pemerintah pusat sebagai pedoman dalam Transmigrasi yang Transmigrasi)
dan Transmigrasi menyelenggarakan urusan pemerintahan diimplementasikan dibagi
yang konkuren (bersaingan) serta menjadi Jumlah NSPK Promosi
diimplementasikan kewenangan pemerintah pusat dan untuk dan Pemasaran Produk
menjadi kewenangan daerah di bidang Promosi Unggulan Desa, Daerah
dan Pemasaran Produk Unggulan Desa, Tertinggal, dan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Transmigrasi yang
ditetapkan dikali 100%
per tahun
- 158 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Kegiatan Promosi dan Pemasaran Produk
Unggulan Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi meliputi:
1. Pengembangan Strategi Pemasaran
2. Pengembangan Jaringan dan Kerjasama
Pemasaran
3. Pengembangan Promosi Kawasan dn
Produk Unggulan
4. Pengembangan pemasaran produk
unggulan

Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan


Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
juga melakukan bimbingan teknis dan
supervisi atas pelaksanaan kegiatan/bantuan
Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan,
serta evaluasi dan pelaporan
- 159 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
4.1 Jumlah dokumen Dokumen hasil monitoring dan evaluasi dan Realisasi Internal (Direktorat
hasil monitoring pelaporan adalah laporan hasil evaluasi program/kegiatan bidang Promosi dan Pemasaran
dan evaluasi dan program/kegiatan di bidang Promosi dan yang mendukung Produk Unggulan Desa,
pelaporan di Pemasaran Produk Unggulan Desa, Daerah pengembanngan Ejkonmi Daerah Tertinggal, dan
bidang Promosi Tertinggal, dan Transmigrasi. dan investasi Transmigrasi)
dan Pemasaran dibandingkan dengan
Produk Unggulan Promosi mencakup Promosi Kawasan/lokasi rencana
Desa, Daerah dan promosi produk unggulan program/kegiatan bidang
Tertinggal, dan Pengembangan Sosial
Transmigrasi Budaya dan Lingkungan
yang tertuang dalam
dokumen dokumen
rencana teknis
pembangunan Desa dan
Perdesaan dikali 100%
- 160 -

4. Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal


1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal
2. Tugas : Menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang
penyerasian percepatan pembangunan
daerah tertinggal.
3. Fungsi : 1) Perumusan kebijakan di bidang
penyerasian rencana dan program
percepatan pembangunan daerah
tertinggal, penyerasian pembangunan
sosial budaya dan kelembagaan daerah
tertinggal, penyerasian pembangunan
prasarana dan sarana daerah tertinggal,
penyerasian pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan daerah tertinggal,
serta penyerasian pembangunan daerah
khusus;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
penyerasian rencana dan program
percepatan pembangunan daerah
tertinggal, penyerasian pembangunan
sosial budaya dan kelembagaan daerah
tertinggal, penyerasian pembangunan
prasarana dan sarana daerah tertinggal,
penyerasian pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan daerah tertinggal,
serta penyerasian pembangunan daerah
khusus;
3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang penyerasian rencana dan
program percepatan pembangunan
daerah tertinggal, penyerasian
pembangunan sosial budaya dan
kelembagaan daerah tertinggal,
penyerasian pembangunan prasarana
dan sarana daerah tertinggal,
penyerasian pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan daerah tertinggal,
serta penyerasian pembangunan daerah
khusus;
4) Pelaksanaan administrasi Direktorat
Jenderal Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal; dan 5)Pelaksanaan
fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
- 161 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH


TERTINGGAL
NO SASARAN PROGRAM NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Berkurangnya jumlah 1.1 Jumlah Kabupaten Daerah yang
daerah tertinggal termasuk Tertinggal
2 Menurunnya penduduk 2.1 Persentase Penduduk Miskin di Daerah
miskin di daerah Tertinggal
tertinggal
3 Meningkatnya rata-rata 3.1 Nilai Rata-rata Indeks Pembangunan
Indeks Pembangunan Manusia di Daerah Tertinggal
Manusia (IPM) di daerah
tertinggal
4 Terbangunnya komitmen 4.1 Persentase afirmasi program/kegiatan
lintas K/L/D/M dalam hasil koordinasi internal dan eksternal
Pembangunan Daerah K/L/D/M dalam dokumen
Tertinggal perencanaan PPDT yang
diimplementasikan
5 Meningkatnya kualitas 5.1 Presentase realisasi Implementasi
Reformasi Birokrasi dan Rencana Aksi Reformasi Birokrasi
kapasitas organisasi General, Tematik dan Transformasi
Direktorat Jenderal Digital di Direktorat Jenderal
Percepatan Pembangunan Percepatan Pembangunan Daerah
Daerah Tertinggal Tertinggal
6 Meningkatnya 6.1 Nilai SAKIP Direktorat Jenderal
Akuntabilitas Kinerja Percepatan Pembangunan Daerah
Direktorat Jenderal Tertinggal
Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal
7 Meningkatnya Penerapan 7.1 Tingkat penerapan pengendalian intern
pengendalian intern Direktorat Jenderal Percepatan
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal
8 Meningkatnya layanan 8.1 Nilai Pengawasan kearsipan Ditjen
kearsipan Ditjen PPDT PPDT
9 Terselesaikannya tindak 9.1 Persentase rekomendasi hasil
lanjut temuan hasil pemeriksaan eksternal dan APIP
pemeriksaan eksternal lingkup Ditjen Percepatan
dan Aparat Pengawas Pembangunan Daerah Tertinggal yang
Internal Pemerintah (APIP) ditindaklanjuti (Sistem Pengendalian
Internal dan Kepatuhan terhadap
Perundang-undangan)
- 162 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah Kabupaten  Daerah tertinggal adalah daerah kabupaten Jumlah Kabupaten Internal
Daerah yang yang wilayah serta masyarakatnya kurang Daerah Tertinggal per (Laporan Hasil Evaluasi
termasuk berkembang dibandingkan dengan daerah tahun Direktorat Jenderal
Tertinggal lain dalam skala nasional (definisi PP 78 Percepatan Pembangunan
Tahun 2014) Penetapan daerah tertinggal Daerah Tertinggal)
yang terentaskan berdasarkan PP 78
dilaksanakan pada akhir periode,
sedangkan setiap tahunnya dikeluarkan
data proyeksi jumlah kabupaten daerah
tertinggal
 Percepatan pembangunan daerah tertinggal
termasuk percepatan pembangunan daerah
dengan karakteristik wilayah tertentu
2.1 Persentase Untuk mengukur kemiskinan, Badan Pusat Rata-rata Persentase Internal
Penduduk Miskin Statistik menggunakan konsep kemampuan penduduk miskin (Laporan Hasil Evaluasi
di Daerah memenuhi kebutuhan dasar (basic needs didaerah tertinggal. Direktorat Jenderal
Tertinggal approach). Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal)
Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang dan Eksternal
sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi (Badan Pusat Statistik)
untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
dan bukan makanan yang diukur dari sisi
pengeluaran. Jadi, Penduduk Miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran
perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.
- 163 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.1 Nilai Rata-rata Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah Rata-rata Indeks Internal
Indeks pengukuran perbandingan dari Umur panjang Pembangunan Manusia di (Laporan Hasil Evaluasi
Pembangunan dan hidup sehat (a long and healthy life), Daerah Tertinggal per Direktorat Jenderal
Manusia di Daerah Pengetahuan (knowledge), dan Standar hidup tahun. Percepatan Pembangunan
Tertinggal layak (decent standard of living). (sumber Daerah Tertinggal)
definisi Badan Pusat Statistik) berbasiskan data dari
Badan Pusat Statistik
4.1 Persentase afirmasi Jumlah program/kegiatan hasil koordinasi Realisasi afirmasi Internal (laporan Hasil
program/kegiatan internal dan eksternal K/L/D/M yang program/kegiatan evaluasi implementasi RAN
hasil koordinasi disepakati dan dialokasikan dalam dokumen internal dan eksternal PPDT dari Direktorat
internal dan perencanaan dan anggaran adalah dokumen KDPDTT (K/L/D/M) di Penyerasian Rencana)
eksternal K/L/D/M perencanaan dan anggaran yang dialokasikan daerah tertinggal
dalam dokumen oleh internal dan eksternal KDPDTT dibandingkan dengan
perencanaan PPDT (K/L/D/M) untuk percepatan pembangunan rencana
yang daerah tertinggal sesuai dokumen program/kegiatan yang
diimplementasikan perencanaan PPDT (RAN dan STRANAS PPDT). tertuang dalam dokumen
perencanaan PPDT dikali
Percepatan pembangunan daerah tertinggal 100%.
termasuk percepatan pembangunan daerah
dengan karakteristik wilayah tertentu.

Dokumen perencanaan PPDT meliputi:


1. Bidang penyerasian rencana dan program
percepatan pembangunan daerah tertinggal,
2. Bidang penyerasian pembangunan sosial
budaya dan kelembagaan daerah tertinggal,
3. Bidang penyerasian pembangunan
prasarana dan sarana daerah tertinggal,
- 164 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
4. Bidang penyerasian pemanfaatan sumber
daya alam dan lingkungan daerah
tertinggal, serta
5. Bidang penyerasian pembangunan daerah
khusus
5.1 Presentase realisasi Rencana aksi adalah kegiatan utama reformasi Realisasi implementasi UKE I
Implementasi birokrasi yang telah di rumuskan pada level rencana aksi yang telah di
Rencana Aksi UKE I dan UKE II oleh Strategic Transformation validasi oleh Project
Reformasi Birokrasi Unit (STU) Management Office (PMO)
General, Tematik dibagi dengan jumlah
dan Transformasi rencana aksi yang di
Digital di tetapkan pada Unit
Direktorat Jenderal Eselon I dikali 100%
Percepatan
Pembangunan
Daerah Tertinggal
6.1 Nilai SAKIP Evaluasi atas implementasi SAKIP Direktorat Nilai hasil evaluasi atas Eksternal (APIP)
Direktorat Jenderal Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah implementasi SAKIP
Percepatan Tertinggal Direktorat Jenderal
Pembangunan Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal Daerah Tertinggal dari
APIP
- 165 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
7.1 Tingkat penerapan Tingkat penerapan pengendalian intern Tingkat penerapan Eksternal (APIP)
pengendalian adalah: pengendalian intern
intern Direktorat Level 0: Belum ada SPIP Direktorat Jenderal
Jenderal Level 1 : Rintisan SPIP Percepatan Pembangunan
Percepatan Level 2: Berkembang Daerah Tertinggal per
Pembangunan Level 3 : Terdefinisi tahun
Daerah Tertinggal Level 4 : Terkelola dan terukur
Level 5 : Optimum

Tingkat penerapan pengendalian intern


dikeluarkan oleh BPKP
8.1 Nilai Pengawasan Pengawasan Kearsipan adalah proses kegiatan Nilai Pengawasan Internal (Ditjen
kearsipan Ditjen dalam menilai kesesuaian antara prinsip, Kearsipan per Tahun. PPDT,Setjen,cq Biro
PPDT kaidah, dan standar kearsipan dengan Umum dan Layanan
penyelenggaraan kearsipan. Pengadaan) dan atau
Eksternal (ANRI)
Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan
dengan arsip

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa


dalam berbagai bentuk dan media sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
Lembaga Negara, Pemerintahan Daerah,
Lembaga Pendidikan, Perusahaan, Organisasi
Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan
Perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(Peraturan Arsip Nasional RI Nomor 6 Tahun
2019 tentang Pengawasan Kearsipan)
- 166 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
9.1 Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan adalah Rekomendasi TLHP yang Internal (Laporan Tindak
rekomendasi hasil tindak lanjut yang dilakukan oleh pejabat ditindaklanjuti dibagi Lanjut Rekomendasi
pemeriksaan yang berwenang dalam rangka melaksanakan total rekomendasi TLHP Temuan Hasil
eksternal dan APIP saran/rekomendasi hasil pemeriksaan dikali 100% Pemeriksaan Eksternal
lingkup Ditjen eksternal dan APIP baik keuangan maupun dan APIP dari Sesditjen)
Percepatan Sistem Pengendalian Internal.
Pembangunan
Daerah Tertinggal
yang
ditindaklanjuti
(Sistem
Pengendalian
Internal dan
Kepatuhan
terhadap
Perundang-
undangan)
- 167 -

a. Sekretariat Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah


Tertinggal
1. Nama Unit Organisasi : Sekretariat Direktorat Jenderal Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal
2. Tugas : Melaksanakan pemberian pelayanan
administratif dan teknis, koordinasi
pelaksanaan tugas unit organisasi, serta
urusan umum dan kerumahtanggaan di
lingkungan Direktorat Jenderal.
3. Fungsi : 1) Koordinasi penyusunan kebijakan,
rencana, program, evaluasi, dan pelaporan
Direktorat Jenderal;
2) Koordinasi dan pembinaan pengelolaan
keuangan dan barang milik negara di
lingkungan Direktorat Jenderal;
3) Pembinaan hukum dan koordinasi
penyusunan peraturan perundang-
undangan dan instrumen hukum di
lingkungan Direktorat Jenderal;
4) Pengelolaan urusan kepegawaian
Direktorat Jenderal;
5) Koordinasi dan fasilitasi pembinaan
organisasi, tata laksana, dan reformasi
birokrasi Direktorat Jenderal; dan
6) Pelaksanaan urusan umum dan
kerumahtanggaan Direktorat Jenderal.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN


PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya Kompetensi 1.1 Persentase Pejabat Pimpinan
Pegawai ASN sesuai dengan Tinggi dan Pejabat Administrasi
jabatan di lingkungan Direktorat Jenderal
Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal yang
mengikuti pengembangan
kompetensi per tahun
1.2 Persentase Pejabat fungsional di
lingkungan Direktorat Jenderal
Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal yang
mengikuti pengembangan
kompetensi per tahun
2 Terwujudnya Direktorat 2.1 Opini atas Pengendalian internal
Jenderal Percepatan atas Laporan Keuangan dan BMN
Pembangunan Daerah Direktorat Jenderal Percepatan
Tertinggal yang bersih, Pembangunan Daerah Tertinggal
akuntabel dan berkinerja berdasarkan Standar Akuntansi
tinggi Pemerintah (SAP) dari hasil
evaluasi Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP)/Tim Penilai
PIPK UKE I
- 168 -

NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


2.2 Nilai Kinerja atas Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Anggaran
Direktorat Jenderal Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal
2.3 Nilai atas Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran Direktorat
Jenderal Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal
3 Terwujudnya pelayanan publik 3.1 Tingkat kepuasan aparatur
Direktorat Jenderal Percepatan lingkup Ditjen Percepatan
Pembangunan Daerah Pembangunan Daerah Tertinggal
Tertinggal yang berkualitas atas dukungan manajemen
4 Meningkatnya layanan 4.1 Nilai Pengawasan kearsipan
kearsipan Sekretariat Ditjen Sekretariat Ditjen Percepatan
Percepatan Pembangunan Pembangunan Daerah Tertinggal
Daerah Tertinggal
5 Tersedianya dokumen 5.1 Jumlah bahan kebijakan dan
kebijakan dan regulasi regulasi Percepatan
Percepatan Pembangunan Pembangunan Daerah Tertinggal
Daerah Tertinggal yang ditetapkan
- 169 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pejabat Jumlah Pejabat Pimpinan Internal (Sesditjen
Pejabat Pimpinan Administrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Tinggi dan Pejabat Pembangunan Daerah
Tinggi dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Administrasi di Tertinggal)
Pejabat yang mengikuti pengembangan kompetensi Lingkungan Direktorat
Administrasi di selama 20 jam pelajaran per orang per tahun. Jenderal Percepatan
lingkungan Pembangunan Daerah
Direktorat Pengembangan kompetensi dapat dilakukan Tertinggal yang mengikuti
Jenderal antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, pengembangan
Percepatan seminar, kursus, dan penataran kompetensi pada tahun
Pembangunan yang bersangkutan dibagi
Daerah Tertinggal jumlah pejabat pimpinan
yang mengikuti tinggi dan pejabat
pengembangan administrasi pada tahun
kompetensi per yang bersangkutan dikali
tahun 100%
1.2 Persentase Pejabat fungsional di lingkungan Direktorat Jumlah Pejabat Internal (Sesditjen
Pejabat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah fungsional di Lingkungan Pembangunan Daerah
fungsional di Tertinggal yang mengikuti pengembangan Direktorat Jenderal Tertinggal)
lingkungan kompetensi selama 20 jam pelajaran per orang Percepatan Pembangunan
Direktorat per tahun. Daerah Tertinggal yang
Jenderal mengikuti pengembangan
Percepatan Pengembangan kompetensi dapat dilakukan kompetensi pada tahun
Pembangunan antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, yang bersangkutan dibagi
Daerah Tertinggal seminar, kursus, dan penataran. jumlah pejabat fungsional
yang mengikuti pada tahun yang
pengembangan bersangkutan dikali 100%
kompetensi per
tahun
- 170 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Opini atas Penyajian Laporan Keuangan dan BMN yang Opini atas Penyajian Internal (Tim Penilai PIPK
Pengendalian sesuai SAP adalah laporan di bidang keuangan Laporan Keuangan dan UKE I) dan Eksternal
internal atas yang memuat: BMN Direktorat Jenderal (APIP)
Laporan 1. Neraca Percepatan Pembangunan
Keuangan dan 2. Laporan Operasional (LO) Daerah Tertinggal
BMN Direktorat 3. Laporan perubahan Ekuitas (LPE) berdasarkan Standar
Jenderal 4. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) serta Akuntansi Pemerintah
Percepatan laporan di bidang BMN yang memuat: (SAP) dari hasil evaluasi
Pembangunan a. Neraca Aparat Pengawas Intern
Daerah Tertinggal b. Laporan Barang Intrakomtable Pemerintah (APIP)/Tim
berdasarkan c. Laporan Barang Ekstrakomtable Penilai PIPK UKE I per
Standar d. Laporan Barang Intrakomtable dan tahun
Akuntansi Ekstrakomtable
Pemerintah (SAP) e. Laporan Barang Persediaan
dari hasil evaluasi f. Laporan Kondisi Barang
Aparat Pengawas g. Laporan Penyusutan BMN
Intern Pemerintah h. Pelaksanaan Penatausahaan BMN
(APIP)/Tim Penilai Penilaian pengendalian internal atas
PIPK UKE I Laporan Keuangan dan BMN dikeluarkan
oleh APIP/ tim penilai PIPK UKE I

Kriteria penilaian:
1. Pengendalian Internal Efektif (PIE);
2. Pengendalian internal efektif dengan
pengecualian (PIEDP);
3. Pengendalian Internal Tidak Efektif (PITE)
- 171 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.2 Nilai Kinerja atas Penilaian Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Nilai hasil evaluasi atas Eksternal (Kementerian
Pelaksanaan Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Pelaksanaan Rencana Keuangan)
Rencana Kerja Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Kerja dan Anggaran
dan Anggaran berdasarkan ketentuan peraturan perundang- Direktorat Jenderal
Direktorat undangan yang berkenaan dengan pengukuran Percepatan Pembangunan
Jenderal dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L Daerah Tertinggal per
Percepatan dari Kementerian Keuangan RI. tahun
Pembangunan
Daerah Tertinggal Penilaian kinerja atas Rencana Kerja dan
Anggaran menggunakan 5 (lima) indikator
sebagai berikut:
1. Penyerapan anggaran;
2. Konsistensi atas rencana penarikan dana
awal;
3. Konsistensi atas penarikan dana revisi;
4. Pencapaian keluaran; dan
5. Efisiensi
2.3 Nilai atas Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran(IKPA) Nilai atas Indikator Eksternal (Kementerian
Indikator Kinerja adalah indikator yang ditetapkan oleh Kinerja Pelaksanaan Keuangan)
Pelaksanaan Kementerian Keuangan selaku BUN untuk Anggaran Direktorat
Anggaran mengukur kualitas kinerja pelaksanaan Jenderal Percepatan
Direktorat anggaran belanja Kementerian/Lembaga dari Pembangunan Daerah
Jenderal sisi kualitas implementasi perencanaan Tertinggal per tahun
Percepatan anggaran, kualitas pelaksanaan anggaran dan
Pembangunan kualitas hasil pelaksanaan anggaran
Daerah Tertinggal
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)
menjadi ukuran evaluasi kinerja pelaksanaan
anggaran yang memuat 8 (delapan) indikator
dan mencerminkan aspek sisi kualitas
- 172 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
implementasi perencanaan anggaran, kualitas
pelaksanaan anggaran dan kualitas hasil
pelaksanaan anggaran
A. Aspek Kualitas Perencanaan Anggaran,
meliputi:
1. Revisi DIPA (bobot nilai 10%)
2. Deviasi Halaman III DIPA (bobot nilai 10%)
B. Aspek Kualitas Pelaksanaan Anggaran,
meliputi:
1. Penyerapan Anggaran (bobot nilai 20%)
2. Belanja Kontraktual (bobot nilai 10%)
3. Penyelesaian Tagihan (bobot nilai 10%)
4. Pengelolaan UP dan TUP (bobot nilai 10%)
5. Dispensasi SPM (bobot nilai 5%)
C. Aspek Hasil Pelaksanaan Anggaran, meliputi:
1. Capaian Output (bobot nilai 25%)

Pengukuran IKPA berdasarkan Peraturan Dirjen


Perbendaharaan, Kementerian Keuangan Nomor
PER-5/PB/2022 tentang Petunjuk Teknis
Penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan
Anggaran Belanja Kementerian Negara/Lembaga
- 173 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.1 Tingkat kepuasan Penilaian kepuasan penguna layanan/ pegawai Hasil survey kepuasan Internal (Sesditjen
aparatur lingkup internal lingkup Ditjen Percepatan aparatur lingkup Pembangunan Daerah
Direktorat Pembangunan Daerah Tertinggal terhadap Direktorat Jenderal Tertinggal)
Jenderal kualitas layanan Ditjen Percepatan Percepatan Pembangunan
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal pada tahun Daerah Tertinggal per
Pembangunan yang bersangkutan. tahun
Daerah Tertinggal
atas pelayanan Kriteria skor penilaian adalah:
teknis dan Sangat Baik = 4
dukungan Baik = 3
manajemen Kurang Baik = 2
Tidak Baik = 1
- 174 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
4.1 Nilai Pengawasan Pengawasan Kearsipan adalah proses kegiatan Nilai Pengawasan Internal (Ditjen PPDT,
kearsipan dalam menilai kesesuaian antara prinsip, Kearsipan per Tahun. Setjen,cq Biro Umum dan
Sekretariat Ditjen kaidah, dan standar kearsipan dengan Layanan Pengadaan) dan
Percepatan penyelenggaraan kearsipan. atau
Pembangunan Eksternal (ANRI)
Daerah Tertinggal Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan
dengan arsip

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa


dalam berbagai bentuk dan media sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
Lembaga Negara, Pemerintahan Daerah,
Lembaga Pendidikan, Perusahaan, Organisasi
Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan
Perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(Peraturan Arsip Nasional RI Nomor 6 Tahun
2019 tentang Pengawasan Kearsipan)
- 175 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
5.1 Jumlah bahan Bahan kebijakan dan regulasi Percepatan Jumlah bahan kebijakan Internal (sesditjen
kebijakan dan Pembangunan Daerah Tertinggal yang disusun dan regulasi Percepatan Percepatan Pembangunan
regulasi mengacu pada STRANAS. Pembangunan Daerah Daerah Tertinggal)
Percepatan Tertinggal yang
Pembangunan Bahan kebijakan dan regulasi Percepatan ditetapkan pada tahun
Daerah Tertinggal Pembangunan Daerah Tertinggal terdiri dari: yang bersangkutan
yang ditetapkan a. Kesepakatan Kerja sama;
b. Rencana Strategis Direktorat Jenderal
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
Tahun 2020-2024
c. Rencana Strategis Sekretaris Direktorat
Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal Tahun 2020-2024;
d. dll
- 176 -

b. Direktorat Penyerasian Rencana dan Program Percepatan Pembangunan


Daerah Tertinggal
1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Penyerasian Rencana dan Program
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang
penyerasian rencana dan program percepatan
pembangunan daerah tertinggal tertinggal.
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
penyerasian rencana dan program
pembangunan sosial budaya dan
kelembagaan, penyerasian rencana dan
program pembangunan sarana dan
prasarana, penyerasian rencana dan
program pemanfaatan sumber daya alam
dan lingkungan, serta penyerasian rencana
dan program pembangunan daerah
khusus;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
penyerasian rencana dan program
pembangunan sosial budaya dan
kelembagaan, penyerasian rencana dan
program pembangunan sarana dan
prasarana, penyerasian rencana dan
program pemanfaatan sumber daya alam
dan lingkungan, serta penyerasian rencana
dan program pembangunan daerah
khusus;
3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang penyerasian rencana dan program
pembangunan social budaya dan
kelembagaan, penyerasian rencana dan
program pembangunan sarana dan
prasarana, penyerasian rencana dan
program pemanfaatan sumber daya alam
dan lingkungan, serta penyerasian rencana
dan program pembangunan daerah
khusus; dan
4) Pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat.
- 177 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT PENYERASIAN RENCANA DAN PROGRAM PERCEPATAN


PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Keserasian rencana dan 1.1 Persentase afirmasi rencana
program percepatan program/kegiatan Unit Kerja
pembangunan daerah tertinggal Internal Kemendesa PDTT yang
dialokasikan di daerah tertinggal
sesuai dengan dokumen
Perencanaan PPDT
1.2 Persentase afirmasi rencana
program/kegiatan K/L/D/M yang
dialokasikan di daerah tertinggal
sesuai dengan dokumen
Perencanaan PPDT
1.3 Jumlah dokumen hasil evaluasi
penyelenggaraan Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal
2 Tersedianya dokumen rencana 2.1 Jumlah bahan kebijakan dan
Percepatan Pembangunan regulasi Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal Daerah Tertinggal yang ditetapkan
- 178 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT PENYERASIAN RENCANA DAN
PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Afirmasi rencana program/kegiatan Unit Kerja Realisasi afirmasi rencana Internal ( Direktorat
afirmasi rencana Internal Kemendesa PDTT yang dialokasikan di program/kegiatan Unit Penyerasian Rencana dan
program/kegiatan daerah tertinggal adalah jumlah rencana Kerja Internal Kemendesa Program Percepatan
Unit Kerja program/kegiatan hasil koordinasi dengan Unit PDTT di daerah tertinggal Pembangunan Daerah
Internal Kerja Internal Kemendesa PDTT dalam rangka dibandingkan dengan Tertinggal)
Kemendesa PDTT percepatan pembangunan daerah tertinggal rencana
yang dialokasikan sesuai dokumen perencanaan PPDT (RAN dan program/kegiatan yang
di daerah STRANAS PPDT) yang meliputi: tertuang dalam dokumen
tertinggal sesuai 1. Pembangunan Sosial Budaya dan Perencanaan PPDT dikali
dengan dokumen Kelembagaan; 100%
Perencanaan 2. Pembangunan Prasarana dan Sarana;
PPDT 3. Pemanfaatan SDA dan Lingkungan; dan
4. Pembangunan Daerah Khusus
1.2 Persentase Afirmasi rencana program/kegiatan K/L/M yang Realisasi afirmasi rencana Internal ( Direktorat
afirmasi rencana dialokasikan di daerah tertinggal adalah jumlah program/kegiatan K/L/M Penyerasian Rencana dan
program/kegiatan rencana program/kegiatan hasil koordinasi di daerah tertinggal yang Program Percepatan
K/L/D/M yang dengan K/L/M dalam rangka mendukung tertuang di dalam Pembangunan Daerah
dialokasikan di percepatan pembangunan daerah tertinggal dokumen Perencanaan Tertinggal) dan eksternal
daerah tertinggal sesuai dengan dokumen perencanaan PPDT PPDT dikali 100% (K/L/D/M terkait)
sesuai dengan (RAN dan STRANAS PPDT), yang meliputi:
dokumen 1. Pembangunan Sosial Budaya dan
Perencanaan Kelembagaan;
PPDT 2. Pembangunan Prasarana dan Sarana;
3. Pemanfaatan SDA dan Lingkungan; dan
4. Pembangunan Daerah Khusus
- 179 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.3 Jumlah dokumen Dokumen hasil evaluasi penyelenggaraan Jumlah dokumen hasil Internal ( Direktorat
hasil evaluasi Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal monitoring dan evaluasi Penyerasian Rencana dan
penyelenggaraan adalah laporan hasil evaluasi setiap tahun atas: afirmasi dan status Program Percepatan
Percepatan 1. Capaian target IPM Daerah Tertinggal, perkembangan daerah Pembangunan Daerah
Pembangunan 2. Capaian target penurunan jumlah penduduk tertinggal per tahun Tertinggal) dan Eksternal (
Daerah Tertinggal miskin di Daerah Tertinggal, Bappenas, Kemenko PMK,
3. Afirmasi Internal Kementerian dengan Kemendagri, BPS, dan
mengacu pada dokumen RAN dan STRANAS K/L/D/M terkait)
PPDT,
4. Afirmasi K/L/D/M di daerah tertinggal,
dengan mengacu pada dokumen RAN dan
STRANAS PPDT,
5. Capaian nilai indeks 62 Daerah Tertinggal,
6. Capaian pembinaan DT Entas.
2.1 Jumlah bahan Bahan kebijakan dan regulasi Percepatan Jumlah bahan kebijakan Internal (Direktorat
kebijakan dan Pembangunan Daerah Tertinggal yang disusun dan regulasi Percepatan Penyerasian Rencana dan
regulasi mengacu pada STRANAS Pembangunan Daerah Program Percepatan
Percepatan Tertinggal yang disahkan Pembangunan Daerah
Pembangunan Bahan kebijakan dan regulasi Percepatan sesuai dengan peraturan Tertinggal)
Daerah Tertinggal Pembangunan Daerah Tertinggal terdiri dari: perundang-undangan
yang ditetapkan a. Rencana Aksi Nasional Percepatan pada tahun yang
Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun bersangkutan
2020, 2021, 2022, 2023 dan 2024 yang
ditetapkan;
b. Kesepakatan Penyerasian Rencana dan
Program PPDT yang disahkan;
c. Reviu PP No. 78 Tahun 2014 tentang
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal;
- 180 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
d. Rancangan Peraturan Presiden mengenai
Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2025-
2029;
e. Reviu dan Revisi Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi mengenai Indikator dan Sub
Indikator Daerah Tertinggal;
f. Peraturan Menteri mengenai tata cara
Pemantauan dan Evaluasi Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal;
g. Pembinaan Daerah Tertinggal yang Sudah
Terentaskan;
h. dll.
- 181 -

c. Direktorat Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan


1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Penyerasian Pembangunan Sosial
Budaya dan Kelembagaan
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang
penyerasian pembangungan sosial budaya
dan kelembagaan daerah tertinggal.
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
penyerasian pembangunan modal sosial
dan kelembagaan, penyerasian
pembangunan pembangunan modal
budaya, penyerasian pembangunan
kesehatan, gizi keluarga dan masyarakat,
penyerasian pembangunan pendidikan
dasar dan menengah di daerah tertinggal;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
penyerasian pembangunan modal sosial
dan kelembagaan, penyerasian
pembangunan pembangunan modal
budaya, penyerasian pembangunan
kesehatan, gizi keluarga dan masyarakat,
penyerasian pembangunan pendidikan
dasar dan menengah di daerah tertinggal;
3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang penyerasian pembangunan modal
sosial dan kelembagaan, penyerasian
pembangunan pembangunan modal
budaya, penyerasian pembangunan
kesehatan, gizi keluarga dan masyarakat,
penyerasian pembangunan pendidikan
dasar dan menengah di daerah tertinggal;
dan
4) Pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat.
- 182 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT PENYERASIAN PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN


KELEMBAGAAN
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Keserasian pelaksanaan 1.1 Persentase afirmasi program/kegiatan
pembangunan sosial yang direalisasikan pada Unit Kerja
budaya dan kelembagaan Internal Kemendesa PDTT bidang Sosial
daerah tertinggal Budaya dan kelembagaan yang
dialokasikan di daerah tertinggal sesuai
dengan dokumen perencanaan PPDT
1.2 Persentase afirmasi program/kegiatan
yang direalisasikan pada K/L/D/M
bidang Sosial Budaya dan kelembagaan
yang dialokasikan di daerah tertinggal
sesuai dengan dokumen Perencanaan
PPDT
2 Terlaksananya monitoring 2.1 Jumlah dokumen hasil monitoring dan
dan evaluasi dan pelaporan evaluasi dan pelaporan di bidang
di bidang Penyerasian Penyerasian Pembangunan Sosial
Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan
Budaya dan Kelembagaan
- 183 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT PENYERASIAN PEMBANGUNAN
SOSIAL BUDAYA DAN KELEMBAGAAN
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Afirmasi program/kegiatan Unit Kerja Internal Realisasi afirmasi Internal (Direktorat
afirmasi Kemendesa PDTT bidang Sosial Budaya dan program/kegiatan Unit Penyerasian Pembanguan
program/kegiatan kelembagaan yang dialokasikan di daerah Kerja Internal Kemendesa Sosial Budaya dan
yang tertinggal, adalah jumlah program/kegiatan PDTT bidang Sosial Budaya Kelembagaan)
direalisasikan hasil koordinasi dengan Unit Kerja Internal dan kelembagaan di daerah
pada Unit Kerja Kemendesa PDTT untuk percepatan tertinggal dibandingkan
Internal pembangunan daerah tertinggal sesuai dengan program/kegiatan
Kemendesa PDTT dokumen perencanaan PPDT (RAN dan bidang Sosial Budaya dan
bidang Sosial STRANAS PPDT) (untuk lokus-lokus yang kelembagaan yang tertuang
Budaya dan beririsan antar wilayah prioritas bidang), dalam dokumen
kelembagaan meliputi penyerasian pembangunan modal perencanaan PPDT dikali
yang dialokasikan sosial dan kelembagaan, penyerasian 100%
di daerah pembangunan modal budaya, penyerasian
tertinggal sesuai pembangunan kesehatan, gizi keluarga dan
dengan dokumen masyarakat serta penyerasian pembangunan
perencanaan pelayanan, pendidikan dasar dan menengah.
PPDT
Percepatan pembangunan daerah tertinggal
termasuk percepatan pembangunan daerah
dengan karakteristik wilayah tertentu.

Daerah khusus adalah kawasan perbatasan


pulau-pulau kecil dan pulau terluar dan
kawasan strategis di daerah tertinggal
- 184 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.2 Persentase Afirmasi program/kegiatan Unit Kerja Realisasi afirmasi Internal (Direktorat
afirmasi Eksternal Kemendesa PDTT bidang Sosial K/L/D/M di daerah Penyerasian Pembanguan
program/kegiatan Budaya dan kelembagaan yang dialokasikan di tertinggal dalam bidang Sosial Budaya dan
yang daerah tertinggal adalah jumlah sosial budaya dan Kelembagaan) dan
direalisasikan program/kegiatan hasil koordinasi dengan Unit kelembagaan sesuai eksternal ( K/L/D/M
pada K/L/D/M Kerja Eksternal Kemendesa PDTT untuk dengan dokumen terkait)
bidang Sosial percepatan pembangunan daerah tertinggal perencanaan PPDT dibagi
Budaya dan sesuai dokumen perencanaan PPDT ( RAN dan dengan jumlah seluruh
kelembagaan STRANAS PPDT) (untuk lokus-lokus yang afirmasi bidang sosial
yang dialokasikan beririsan antar wilayah prioritas bidang), budaya dan kelembagaan
di daerah meliputi penyerasian pembangunan modal dalam dokumen
tertinggal sesuai sosial dan kelembagaan, penyerasian perencanaan PPDT dikali
dengan dokumen pembangunan modal budaya, penyerasian 100%
Perencanaan pembangunan kesehatan, gizi keluarga dan
PPDT masyarakat serta penyerasian pembangunan
pelayanan, pendidikan dasar dan menengah.

Percepatan pembangunan daerah tertinggal


termasuk percepatan pembangunan daerah
dengan karakteristik wilayah tertentu.
- 185 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Jumlah dokumen Dokumen hasil monitoring dan evaluasi dan Realisasi program/kegiatan Internal (Direktorat
hasil monitoring pelaporan adalah laporan hasil evaluasi bidang Penyerasian Penyerasian Pembangunan
dan evaluasi dan program/kegiatan di bidang Penyerasian Pembangunan Sosial Sosial Budaya dan
pelaporan di Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan Budaya dan Kelembagaan Kelembagaan)
bidang yang mendukung percepatan pembangunan yang mendukung PPDT
Penyerasian daerah tertinggal sesuai dokumen perencanaan dibandingkan dengan
Pembangunan percepatan pembangunan daerah tertinggal rencana program/kegiatan
Sosial Budaya bidang Penyerasian
dan Kelembagaan Pembangunan Sosial
Budaya dan Kelembagaan
yang tertuang dalam
dokumen Perencanaan
PPDT dikali 100% per
tahun
- 186 -

d. Direktorat Penyerasian Pembangunan Sarana dan Prasarana


1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Penyerasian Pembangunan Sarana
dan Prasarana
2. Tugas : Melaksanakan perumusan dan koordinasi
pelaksanaan kebijakan di bidang penyerasian
pembangunan sarana dan prasarana daerah
tertinggal tertinggal.
3. Fungsi : 1) Perumusan kebijakan di bidang
penyerasian pembangunan sarana dan
prasarana transportasi, energi dan air,
penyerasian pembangunan sarana dan
prasarana sosial budaya dan kelembagaan,
penyerasian pembangunan sarana dan
prasarana komunikasi dan informatika,
serta penyerasian pembangunan sarana
dan prasarana permukiman, sanitasi, dan
lingkungan daerah tertinggal;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
penyerasian pembangunan sarana dan
prasarana transportasi, energi dan air,
penyerasian pembangunan sarana dan
prasarana sosial budaya dan kelembagaan,
penyerasian pembangunan sarana dan
prasarana komunikasi dan informatika,
serta penyerasian pembangunan sarana
dan prasarana permukiman, sanitasi, dan
lingkungan daerah tertinggal;
3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang penyerasian pembangunan sarana
dan prasarana transportasi, energi dan air,
penyerasian pembangunan sarana dan
prasarana sosial budaya dan kelembagaan,
penyerasian pembangunan sarana dan
prasarana komunikasi dan informatika,
serta penyerasian pembangunan sarana
dan prasarana permukiman, sanitasi, dan
lingkungan daerah tertinggal; dan
4) Pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat.
- 187 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT PENYERASIAN PEMBANGUNAN SARANA DAN


PRASARANA
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Keserasian pelaksanaan 1.1 Persentase afirmasi
pembangunan prasarana program/kegiatan yang
dan sarana daerah tertinggal direalisasikan pada Unit Kerja
Internal Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi bidang prasarana
dan sarana yang dialokasikan di
daerah tertinggal sesuai dengan
dokumen perencanaan PPDT
1.2 Persentase afirmasi
program/kegiatan yang
direalisasikan pada K/L/D/M di
daerah tertinggal dalam bidang
prasarana dan sarana yang
dialokasikan di daerah tertinggal
sesuai dengan dokumen
perencanaan PPDT
2 Terlaksananya monitoring 2.1 Jumlah dokumen hasil monitoring
dan evaluasi dan pelaporan dan evaluasi dan pelaporan di bidang
di bidang Penyerasian Penyerasian Pembangunan Sarana
Pembangunan Sarana dan dan Prasarana
Prasarana
- 188 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT PENYERASIAN PEMBANGUNAN
SARANA DAN PRASARANA
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Percepatan Pembangunan prasarana dan Jumlah realisasi Internal (Direktorat
afirmasi sarana di Daerah Tertinggal yang tertuang afirmasiUnit Kerja Internal Penyerasian Pembangunan
program/kegiatan dalam dokumen perencanaan PPDT meliputi Kementerian Desa, Prasarana dan Sarana)
yang penyerasian pembangunan prasarana dan Pembangunan Daerah
direalisasikan sarana transportasi, energi, dan air, Tertinggal, dan
pada Unit Kerja penyerasian pembangunan prasarana dan Transmigrasi bidang
Internal sarana sosial budaya dan kelembagaan, prasarana dan sarana
Kementerian penyerasian pembangunan prasarana dan sesuai dengan dokumen
Desa, sarana komunikasi dan informatika, perencanaan PPDT dibagi
Pembangunan penyerasian pembangunan prasarana dan dengan jumlah seluruh
Daerah sarana permukiman, sanitasi dan lingkungan. rencana afirmasi bidang
Tertinggal, dan prasarana dan sarana
Transmigrasi Rencana indikatif pembangunan prasarana dalam dokumen
bidang prasarana dan sarana berdasarkan dokumen perencanaan PPDT dikali
dan sarana yang perencanaan yang diimplementasikan per 100%
dialokasikan di tahun.
daerah tertinggal
sesuai dengan Dokumen Perencanaan Pembangunan
dokumen prasarana dan sarana adalah RAN dan
perencanaan STRANAS PPDT.
PPDT
1.2 Persentase Percepatan pembangunan daerah tertinggal Jumlah realisasi afirmasi Internal (Direktorat
afirmasi termasuk percepatan pembangunan daerah K/L di daerah tertinggal Penyerasian Pembangunan
program/kegiatan dengan karakteristik wilayah tertentu. dalam bidang prasarana Prasarana dan Sarana)
yang Rencana indikatif pembangunan prasarana dan sarana sesuai dengan dan Eksternal (K/L/D/M
direalisasikan dan sarana berdasarkan dokumen dokumen perencanaan terkait
pada K/L/D/M di perencanaan yang diimplementasikan per PPDT dibagi dengan jumlah
daerah tertinggal tahun. seluruh rencana afirmasi
- 189 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
dalam bidang Dokumen Perencanaan Pembangunan bidang prasarana dan
prasarana dan prasarana dan sarana adalah RAN dan sarana dalam dokumen
sarana yang STRANAS PPDT. perencanaan PPDT dikali
dialokasikan di 100%
daerah tertinggal
sesuai dengan
dokumen
perencanaan
PPDT
2.1 Jumlah dokumen Dokumen hasil monitoring dan evaluasi dan Realisasi program/kegiatan Internal (Direktorat
hasil monitoring pelaporan adalah laporan hasil evaluasi bidang Penyerasian Penyerasian Pembangunan
dan evaluasi dan program/kegiatan di bidang Penyerasian Pembangunan Sarana dan Prasarana dan Sarana)
pelaporan di Pembangunan Sarana dan Prasarana yang Prasarana yang
bidang mendukung percepatan pembangunan daerah mendukung PPDT
Penyerasian tertinggal sesuai dokumen perencanaan dibandingkan dengan
Pembangunan percepatan pembangunan daerah tertinggal rencana program/kegiatan
Sarana dan bidang Penyerasian
Prasarana Pembangunan Sarana dan
Prasarana yang tertuang
dalam dokumen
Perencanaan PPDT dikali
100% per tahun
- 190 -

e. Direktorat Penyerasian Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan


Lingkungan
1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Penyerasian Pemanfaatan Sumber
Daya Alam dan Lingkungan
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang
penyerasian pemanfaatan sumber daya alam
dan lingkungan daerah tertinggal tertinggal.
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
penyerasian pemanfaatan sumber daya
alam
2) terbarukan, penyerasian pemanfaatan
sumber daya alam non terbarukan,
penyerasian pengelolaan kebencanaan,
penyerasian pengelolaan lingkungan dan
adaptasi iklim dan pengelolaan lingkungan
daerah tertinggal;
3) Pelaksanaan kebijakan di bidang
penyerasian pemanfaatan sumber daya
alam terbarukan, penyerasian
pemanfaatan sumber daya alam non
terbarukan, penyerasian pengelolaan
kebencanaan, penyerasian pengelolaan
lingkungan dan adaptasi iklim dan
pengelolaan lingkungan daerah tertinggal;
4) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang penyerasian pemanfaatan sumber
daya alam terbarukan, penyerasian
pemanfaatan sumber daya alam non
terbarukan, penyerasian pengelolaan
kebencanaan, penyerasian pengelolaan
lingkungan dan adaptasi iklim dan
pengelolaan lingkungan daerah tertinggal;
dan
5) Pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat.
- 191 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT PENYERASIAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM


DAN LINGKUNGAN
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Keserasian pelaksanaan 1.1 Persentase program/kegiatan yang
pemanfaatan SDA dan direalisasikan pada Unit Kerja
pelestarian lingkungan daerah Internal Kementerian Desa,
tertinggal Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi bidang Penyerasian
pemanfaatan SDA dan lingkungan
yang dialokasikan di daerah
tertinggal sesuai dengan dokumen
perencanaan PPDT
1.2 Persentase program/kegiatan yang
direalisasikan pada K/L/D/M di
daerah tertinggal dalam bidang
pemanfaatan SDA dan pelestarian
lingkungan yang dialokasikan di
daerah tertinggal sesuai dengan
dokumen perencanaan PPDT
2 Terlaksananya monitoring dan 2.1 Jumlah dokumen hasil monitoring
evaluasi dan pelaporan di dan evaluasi dan pelaporan di bidang
bidang Penyerasian Penyerasian Pemanfatan Sumber
Pemanfatan Sumber Daya Daya Alam dan Lingkungan
Alam dan Lingkungan
- 192 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT PENYERASIAN PEMANFAATAN
SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Pembangunan pemanfaatan SDA dan Jumlah realisasi Internal (Direktorat
program/kegiatan pelestarian lingkungan daerah tertinggal afirmasiUnit Kerja Internal Penyerasian dan
yang direalisasikan diluar daerah khusus yang tertuang dalam Kementerian Desa, Pemanfaatan SDA dan
pada Unit Kerja dokumen perencanaan PPDT (RAN dan Pembangunan Daerah Lingkungan)
Internal STRANAS PPDT) meliputi penyerasian Tertinggal, dan
Kementerian Desa, pemanfaatan sumber daya alam terbarukan, Transmigrasi bidang
Pembangunan penyerasian pemanfaatan sumber daya alam pemanfaatan SDA dan
Daerah Tertinggal, non-terbarukan, penyerasian pengelolaan pelestarian lingkungan
dan Transmigrasi kebencanaan, penyerasia adaptasi iklim dan sesuai dengan dokumen
bidang Penyerasian pengelolaan lingkungan. perencanaan PPDT dibagi
pemanfaatan SDA dengan jumlah rencana
dan lingkungan Rencana indikatif pembangunan afirmasi bidang
yang dialokasikan pemanfaatan SDA dan pelestarian pemanfaatan SDA dan
di daerah tertinggal lingkungan daerah tertinggal berdasarkan pelestarian lingkungan
sesuai dengan dokumen perencanaan yang dalam dokumen
dokumen diimplementasikan per tahun. perencanaan PPDT dikali
perencanaan PPDT 100%.
- 193 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.2 Persentase Dokumen Perencanaan Pembangunan Jumlah realisasi afirmasi Internal (Direktorat
program/kegiatan pemanfaatan SDA dan pelestarian lingkungan K/L/M di daerah tertinggal Penyerasian dan
yang direalisasikan daerah tertinggal adalah Stranas PPDT, RAN dalam bidang pemanfaatan Pemanfaatan SDA dan
pada K/L/D/M di PPDT. SDA dan pelestarian Lingkungan) eksternal
daerah tertinggal lingkungan sesuai dengan (K/L/D/M terkait)
dalam bidang Percepatan pembangunan daerah tertinggal dokumen perencanaan
pemanfaatan SDA termasuk percepatan pembangunan daerah PPDT dibagi dengan jumlah
dan pelestarian dengan karakteristik wilayah tertentu. rencana afrmasi bidang
lingkungan yang pemanfaatan SDA dan
dialokasikan di pelestarian lingkungan
daerah tertinggal dalam dokumen
sesuai dengan perencanaan PPDT dikali
dokumen 100%.
perencanaan PPDT
2.1 Jumlah dokumen Dokumen hasil monitoring dan evaluasi dan Realisasi program/kegiatan Internal (Direktorat
hasil monitoring pelaporan adalah laporan hasil evaluasi bidang Penyerasian Penyerasian dan
dan evaluasi dan program/kegiatan di bidang Penyerasian Pemanfatan Sumber Daya Pemanfaatan SDA dan
pelaporan di Pemanfatan Sumber Daya Alam dan Alam dan Lingkungan yang Lingkungan)
bidang Penyerasian Lingkungan yang mendukung percepatan mendukung PPDT
Pemanfatan pembangunan daerah tertinggal sesuai dibandingkan dengan
Sumber Daya Alam dokumen perencanaan percepatan rencana program/kegiatan
dan Lingkungan pembangunan daerah tertinggal bidang Penyerasian
Pemanfatan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan yang
tertuang dalam dokumen
Perencanaan PPDT dikali
100% per tahun
- 194 -

f. Direktorat Penyerasian Pembangunan Daerah Khusus


1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Penyerasian Pembangunan Daerah
Khusus
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang
penyerasian pembangunan daerah khusus
khusus.
3. Fungsi : 1) Penyusunan perumusan kebijakan di
bidang penyerasian pembangunan
kawasan perbatasan, penyerasian
pembangunan pulau-pulau kecil dan
pulau terluar, penyerasian
pembangunan kawasan strategis di
daerah tertinggal;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
penyerasian pembangunan kawasan
perbatasan, penyerasian pembangunan
pulau-pulau kecil dan pulau terluar,
penyerasian pembangunan kawasan
strategis di daerah tertinggal;
3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang penyerasian pembangunan
kawasan perbatasan, penyerasian
pembangunan pulau-pulau kecil dan
pulau terluar, penyerasian
pembangunan kawasan strategis di
daerah tertinggal; dan
4) Pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat..
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT PENYERASIAN PEMBANGUNAN DAERAH KHUSUS


NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Terwujudnya Penyerasian 1.1 Persentase afirmasi program/kegiatan
Pembangunan Daerah yang direalisasikan di Unit Kerja
Khusus Internal Kemendesa PDTT yang
dialokasikan di daerah Khusus sesuai
dengan dokumen perencanaan PPDT
1.2 Persentase afirmasi program/kegiatan
yang direalisasikan pada K/L/D/M
yang dialokasikan di daerah Khusus
sesuai dengan dokumen perencanaan
PPDT
2 Terlaksananya monitoring 2.1 Jumlah dokumen hasil monitoring dan
dan evaluasi dan pelaporan evaluasi dan pelaporan di bidang
di bidang Penyerasian Penyerasian Pembangunan Daerah
Pembangunan Daerah Khusus
Khusus
- 195 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT PENYERASIAN PEMANFAATAN
SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase afirmasi Afirmasi program/kegiatan yang Realisasi afirmasi rencana Internal (Direktorat
program/kegiatan direalisasikan di Unit Kerja Internal program/kegiatan Unit Penyerasian Pembangunan
yang direalisasikan Kemendesa PDTT yang dialokasikan di Kerja Internal Kemendesa Daerah Khusus)
di Unit Kerja daerah Khusus sesuai dengan dokumen PDTT yang dialokasikan di
Internal perencanaan PPDT meliputi: Daerah Khusus di daerah
Kemendesa PDTT 1. Bidang Pembangunan Sosial budaya dan tertinggal dibandingkan
yang dialokasikan kelembagaan, dengan rencana
di daerah Khusus 2. Bidang Pembangunan Sarana dan program/kegiatan di
sesuai dengan Prasarana, daerah Khusus yang
dokumen 3. Bidang Pemanfaatan sumber daya alam tertuang dalam dokumen
perencanaan PPDT dan lingkungan perencanaan PPDT dikali
100%
Daerah khusus adalah kawasan perbatasan,
pulau-pulau kecil dan pulau terluar, dan
kawasan strategis di daerah tertinggal.

Daerah Perbatasan adalah daerah yang


berbatasan langsung dengan perbatasan
suatu negara.

Pulau-pulau kecil dan pulau terluar adalau


pulau dengan luas lebih kecil atau sama
dengan 2.000 km2 beserta kesatuan
ekosistemnya dan pulau yang memiliki titik-
titik dasar koordinat geografis yang
menghubungkan garis pangkal laut
kepulauan sesuai dengan hukum
internasional.
- 196 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Kawasan strategis adalah wilayah yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting secara
nasional terhadap kedaulatan negara,
pertahanan dan keamanan negara, ekonomi,
sosial, budaya, dan atau lingkungan

Dokumen Perencanaan Percepatan


Pembangunan Daerah Tertinggal (RAN dan
STRANAS PPDT) adalah dokumen
perencanaan.
1.2 Persentase afirmasi Afirmasi program/kegiatan yang Realisasi afirmasi rencana Internal (Direktorat
program/kegiatan direalisasikan di K/L/D/M yang program/kegiatan Penyerasian Pembangunan
yang direalisasikan dialokasikan di daerah Khusus sesuai dengan K/L/D/M yang Daerah Khusus) dan
pada K/L/D/M dokumen perencanaan PPDT meliputi : dialokasikan di Daerah Eksternal (K/L/D/M)
yang dialokasikan 1. Bidang Pembangunan Sosial budaya dan Khusus di daerah
di daerah Khusus kelembagaan, tertinggal dibandingkan
sesuai dengan 2. Bidang Pembangunan Sarana dan dengan rencana
dokumen Prasarana, program/kegiatan di
perencanaan PPDT 3. Bidang Pemanfaatan sumber daya alam daerah Khusus yang
dan lingkungan tertuang dalam dokumen
perencanaan PPDT dikali
Daerah khusus adalah kawasan perbatasan 100%
pulau-pulau kecil dan pulau terluar dan
kawasan strategis di daerah tertinggal

Percepatan pembangunan daerah tertinggal


termasuk percepatan pembangunan daerah
dengan karakteristik wilayah tertentu.
- 197 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Daerah khusus adalah kawasan perbatasan
pulau-pulau kecil dan pulau terluar dan
kawasan strategis di daerah tertinggal

Daerah Perbatasan adalah daerah yang


berbatasan langsung dengan perbatasan
suatu negara.

Daerah pulau-pulau kecil dan pulau terluar


adalau pulau dengan luas lebih kecil atau
sama dengan 2.000 km2 beserta kesatuan
ekosistemnya dan pulau yang memiliki titik-
titik dasar koordinat geografis yang
menghubungkan garis pangkal laut
kepulauan sesuai dengan hukum
internasional.

Kawasan strategis adalah wilayah yang


penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting secara
nasional terhadap kedaulatan negara,
pertahanan dan keamanan negara, ekonomi,
sosial, budaya, dan atau lingkungan

Dokumen Perencanaan Percepatan


pembangunan Daerah Tertinggal (RAN dan
STRANAS PPDT) adalah dokumen
perencanaan.
- 198 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Jumlah dokumen Dokumen hasil monitoring dan evaluasi dan Dokumen hasil monitoring Internal (Direktorat
hasil monitoring pelaporan adalah laporan hasil evaluasi dan evaluasi dan pelaporan Penyerasian Pembangunan
dan evaluasi dan program/kegiatan di bidang Penyerasian Penyerasian Pembangunan Daerah Khusus)
pelaporan di Pembangunan Daerah Khusus yang Daerah Khusus Di Daerah
bidang Penyerasian mendukung percepatan pembangunan Tertinggal per tahun
Pembangunan daerah tertinggal sesuai dokumen Realisasi program/kegiatan
Daerah Khusus perencanaan percepatan pembangunan bidang Penyerasian
daerah tertinggal Pembangunan Daerah
Khusus yang mendukung
PPDT dibandingkan dengan
rencana program/kegiatan
bidang Penyerasian
Pembangunan Daerah
Khusus yang tertuang
dalam dokumen
Perencanaan PPDT dikali
100% per tahun
- 199 -

5. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan Transmigrasi
2. Tugas : Menyelenggaraan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan dan pengembangan
Kawasan Transmigrasi.
3. Fungsi : 1) Perumusan kebijakan di bidang
perencanaan perwujudan Kawasan
Transmigrasi, pembangunan Kawasan
Transmigrasi, fasilitasi penataan
persebaran penduduk di Kawasan
Transmigrasi, pengembangan satuan
permukiman dan pusat satuan kawasan
pengembangan, serta pengembangan
Kawasan Transmigrasi;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
perencanaan perwujudan Kawasan
Transmigrasi, pembangunan Kawasan
Transmigrasi, fasilitasi penataan
persebaran penduduk di Kawasan
Transmigrasi, pengembangan satuan
permukiman dan pusat satuan kawasan
pengembangan, serta pengembangan
Kawasan Transmigrasi;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang perencanaan
perwujudan Kawasan Transmigrasi,
pembangunan Kawasan Transmigrasi,
fasilitasi penataan persebaran
penduduk di Kawasan Transmigrasi,
pengembangan satuan permukiman dan
pusat satuan kawasan pengembangan,
serta pengembangan Kawasan
Transmigrasi;
4) Pemberian bimbingan teknis dan
supervisi di bidang perencanaan
perwujudan Kawasan Transmigrasi,
pembangunan Kawasan Transmigrasi,
fasilitasi penataan persebaran
penduduk di Kawasan Transmigrasi,
pengembangan satuan permukiman dan
pusat satuan kawasan pengembangan,
serta pengembangan Kawasan
Transmigrasi;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang perencanaan perwujudan
Kawasan Transmigrasi, pembangunan
Kawasan Transmigrasi, fasilitasi
penataan persebaran penduduk di
Kawasan Transmigrasi, pengembangan
satuan permukiman dan pusat satuan
kawasan pengembangan, serta
- 200 -

pengembangan Kawasan Transmigrasi;


6) Pelaksanaan administrasi Direktorat
Jenderal Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan Transmigrasi;
dan
7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan
oleh Menteri

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN


KAWASAN TRANSMIGRASI
NO SASARAN PROGRAM NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya status 1.1 Rata-rata nilai indeks perkembangan 52
perkembangan Kawasan kawasan transmigrasi Prioritas Nasional
Transmigrasi yang yang direvitalisasi
direvitalisasi 1.2 Rata-rata nilai indeks perkembangan
100 Kawasan Transmigrasi Prioritas
kementerian yang direvitalisasi
2 Terbangunnya komitmen 2.1 Persentase Program/kegiatan
internal dan eksternal Pembangunan dan pengembangan
kementerian dalam Kawasan Transmigrasi hasil koordinasi
Pembangunan dan internal Kementerian yang disepakati
pengembangan Kawasan dan dialokasikan dalam dokumen
Transmigrasi anggaran
2.2 Persentase Program/kegiatan
Pembangunan dan pengembangan
Kawasan Transmigrasi hasil koordinasi
eksternal K/L/D/M yang disepakati dan
dialokasikan dalam dokumen anggaran
3 Meningkatnya kualitas 3.1 Presentase realisasi Implementasi
reformasi birokrasi dan Rencana Aksi Reformasi Birokrasi
kapasitas organisasi General, Tematik dan Transformasi
Ditjen Pembangunan dan Digital di Direktorat Jenderal
pengembangan Kawasan Pembangunan dan Pengembangan
Transmigrasi Kawasan Transmigrasi
4 Meningkatnya 4.1 Nilai SAKIP Direktorat Jenderal
Akuntabilitas Kinerja Pembangunan dan Pengembangan
Direktorat Jenderal Kawasan Transmigrasi
Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan
Transmigrasi
5 Meningkatnya penerapan 5.1 Tingkat penerapan pengendalian intern
pengendalian intern Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan
Transmigrasi
6 Meningkatnya layanan 6.1 Nilai Pengawasan kearsipan Ditjen
kearsipan Ditjen PPKTran PPKTrans
- 201 -

NO SASARAN PROGRAM NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


7 Terselesaikannya tindak 7.1 Persentase rekomendasi hasil
lanjut temuan hasil pemeriksaan eksternal dan APIP lingkup
pemeriksaan eksternal Ditjen Pembangunan dan
dan Aparat Pengawas Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Internal Pemerintah (APIP) yang ditindaklanjuti (Sistem
Pengendalian Internal dan Kepatuhan
terhadap Perundang-undangan)
- 202 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Rata-rata nilai Kawasan Transmigrasi yang menjadi prioritas Rata-rata nilai indeks Internal
indeks nasional adalah Kawasan Transmigrasi yang perkembangan 52 kawasan (Laporan Hasil Pengukuran
perkembangan 52 masuk ke dalam 52 Kawasan Transmigrasi transmigrasi per tahun Indeks Perkembangan
kawasan yang ditetapkan. Kawasan Transmigrasi cq
transmigrasi Direktorat Jenderal
Prioritas Nasional Indeks perkembangan kawasan transmigrasi Pembangunan dan
yang direvitalisasi adalah indikator untuk mengukur Pengembangan Kawasan
perkembangan kawasan transmigrasi dengan Transmigrasi)
rincian:

IPKT < 50 = Berkembang


50 ≤ IPKT < 75 = Mandiri
IPKT ≥ 75 = Berdaya Saing

Dengan target akhir tahun 2024:


•12 Kawasan Transmigrasi Berkembang;
•33 Kawasan Transmigrasi Mandiri;
•7 Kawasan Transmigrasi Berdaya saing.
1.2 Rata-rata nilai Kawasan Transmigrasi yang menjadi prioritas Rata-rata nilai indeks Internal
indeks kementerian adalah Kawasan Transmigrasi perkembangan 100 (laporan hasil evaluasi
perkembangan 100 yang masuk ke dalam 100 Kawasan kawasan transmigrasi per perkembangan indeks 100
Kawasan Transmigrasi yang ditetapkan yang masuk tahun Kawasan Transmigrasi
Transmigrasi dalam Rencana Strategis Kementerian Desa, Prioritas Kementerian cq
Prioritas PDT dan Transmigrasi Tahun 2020-2024. Direktorat Jenderal
kementerian yang Pembangunan dan
direvitalisasi Pengembangan Kawasan
Transmigrasi)
- 203 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Indeks perkembangan kawasan transmigrasi
adalah indikator untuk mengukur
perkembangan kawasan transmigrasi dengan
rincian:

IPKT < 50 = Berkembang


50 ≤ IPKT < 75 = Mandiri
IPKT ≥ 75 = Berdaya Saing

Dengan target akhir tahun 2024:


•60 Kawasan Transmigrasi Berkembang;
•40 Kawasan Transmigrasi Mandiri.
2.1 Persentase Jumlah Program/kegiatan hasil koordinasi Realisasi afirmasi kegiatan Internal (Ditjen PPKTrans)
Program/kegiatan Internal KDPDTT yang disepakati dan internal KDPDTT di
Pembangunan dan dialokasikan dalam dokumen anggaran Kawasan Transmigrasi
pengembangan adalah dokumen kegiatan dan anggaran yang dibandingkan dengan
Kawasan dialokasikan oleh internal KDPDTT untuk rencana alokasi yang
Transmigrasi hasil percepatan pembangunan dan tertuang dalam dokumen
koordinasi internal pengembangan Kawasan Transmigrasi yang Rencana Kawasan
Kementerian yang tertuang dalam dokumen Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) dan
disepakati dan Transmigrasi (RKT) dan Dokumen Dokumen Perencanaan
dialokasikan dalam Perencanaan Perwujudan Kawasan Perwujudan Kawasan
dokumen anggaran Transmigrasi. Transmigrasi per tahun
dikali 100%
- 204 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Kawasan Transmigrasi yang menjadi prioritas
nasional adalah Kawasan Transmigrasi yang
masuk dalam 52 Kawasan Transmigrasi yang
ditetapkan dan tercantum dalam RPJMN
2020-2024 serta Rencana Strategis
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Tahun 2020-2024

Kawasan Transmigrasi yang menjadi prioritas


kementerian adalah Kawasan Transmigrasi
yang masuk dalam 100 Kawasan
Transmigrasi yang ditetapkan dan tercantum
dalam Rencana Strategis Kementerian Desa,
PDT dan Transmigrasi Tahun 2020-2024
2.2 Persentase Jumlah Program/ kegiatan hasil koordinasi Realisasi afirmasi kegiatan Internal (Ditjen PPKTrans)
Program/kegiatan eksternal K/L/D/M yang disepakati dan K/L/D/M di Kawasan dan eksternal (K/L/D/M
hasil koordinasi dialokasikan dalam dokumen anggaran Transmigrasi dibandingkan Terkait)
eksternal K/L/D/M adalah dokumen kegiatan dan anggaran yang dengan rencana alokasi
yang disepakati dialokasikan oleh K/L/D/M di luar KDPDTT yang tertuang dalam
dan dialokasikan untuk percepatan pembangunan dan dokumen Rencana
dalam dokumen pengembangan Kawasan Transmigrasi yang Kawasan Transmigrasi
anggaran tertuang dalam dokumen Rencana Kawasan (RKT) dan Dokumen
Transmigrasi (RKT) dan Dokumen Perencanaan Perwujudan
Perencanaan Perwujudan Kawasan Kawasan Transmigrasi
Transmigrasi. dikali 100%
- 205 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.1 Presentase realisasi Rencana aksi adalah kegiatan utama Realisasi implementasi UKE I
Implementasi reformasi birokrasi yang telah di rumuskan rencana aksi yang telah di
Rencana Aksi pada level UKE I dan UKE II oleh Strategic validasi oleh Project
Reformasi Birokrasi Transformation Unit (STU) Management Office (PMO)
General, Tematik dibagi dengan jumlah
dan Transformasi rencana aksi yang di
Digital di tetapkan pada Unit Eselon
Direktorat Jenderal I dikali 100%
Pembangunan dan
Pengembangan
Kawasan
Transmigrasi
4.1 Nilai SAKIP Evaluasi atas implementasi SAKIP Direktorat Nilai hasil evaluasi atas Ekesternal (APIP)
Direktorat Jenderal Jenderal Pembangunan dan Pengembangan implementasi SAKIP
Pembangunan dan Kawasan Transmigrasi Direktorat Jenderal
Pengembangan Pembangunan dan
Kawasan Pengembangan Kawasan
Transmigrasi Transmigrasi dari APIP
5.1 Tingkat penerapan Tingkat penerapan pengendalian intern Tingkat penerapan Ekesternal (APIP)
pengendalian adalah: pengendalian intern
intern Direktorat Level 0 : Belum ada SPIP Direktorat Jenderal
Jenderal Level 1 : Rintisan SPIP Pembangunan dan
Pembangunan dan Level 2 : Berkembang Pengembangan Kawasan
Pengembangan Level 3 : Terdefinisi Transmigrasi per tahun
Kawasan Level 4 : Terkelola dan terukur
Transmigrasi Level 5 : Optimum
Tingkat penerapan pengendalian intern
dikeluarkan oleh BPKP
- 206 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
6.1 Nilai Pengawasan Pengawasan Kearsipan adalah proses Nilai Pengawasan Internal (Ditjen PPKTran,
kearsipan Ditjen kegiatan dalam menilai kesesuaian antara Kearsipan per Tahun. Setjen,cq Biro Umum dan
PPKTran prinsip, kaidah, dan standar kearsipan Layanan Pengadaan) dan
dengan penyelenggaraan kearsipan. atau
Eksternal (ANRI)
Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan
dengan arsip

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa


dalam berbagai bentuk dan media sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang dibuat dan diterima
oleh Lembaga Negara, Pemerintahan Daerah,
Lembaga Pendidikan, Perusahaan, Organisasi
Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan
Perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(Peraturan Arsip Nasional RI Nomor 6 Tahun
2019 tentang Pengawasan Kearsipan)
- 207 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
7.1 Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan adalah Tindak Lanjut Hasil Internal (Laporan Tindak
rekomendasi hasil tindak lanjut yang dilakukan oleh pejabat Pemeriksaan adalah tindak Lanjut Rekomendasi
pemeriksaan yang berwenang dalam rangka melaksanakan lanjut yang dilakukan oleh Temuan Hasil Pemeriksaan
eksternal dan APIP saran/rekomendasi hasil pemeriksaan pejabat yang berwenang Eksternal dan APIP dari
lingkup Ditjen eksternal dan APIP baik keuangan maupun dalam rangka Sesditjen)
Pembangunan dan Sistem Pengendalian Internal melaksanakan
Pengembangan saran/rekomendasi hasil
Kawasan pemeriksaan eksternal dan
Transmigrasi yang APIP baik keuangan
ditindaklanjuti maupun Sistem
(Sistem Pengendalian Internal
Pengendalian
Internal dan
Kepatuhan
terhadap
Perundang-
undangan)
- 208 -

a. Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan


Kawasan Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat
Jenderal Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan pemberian pelayanan
administratif dan teknis, koordinasi
pelaksanaan tugas unit organisasi, serta
urusan umum dan kerumahtanggaan di
lingkungan Direktorat Jenderal.
3. Fungsi : 1) Koordinasi penyusunan kebijakan,
rencana, program, evaluasi, dan pelaporan
Direktorat Jenderal;
2) Koordinasi dan pembinaan pengelolaan
keuangan dan barang milik negara di
lingkungan Direktorat Jenderal;
3) Pembinaan hukum dan koordinasi
penyusunan peraturan perundang-
undangan dan instrumen hukum di
lingkungan Direktorat Jenderal;
4) Pengelolaan urusan kepegawaian
Direktorat Jenderal;
5) Koordinasi dan fasilitasi pembinaan
organisasi, tata laksana, dan reformasi
birokrasi Direktorat Jenderal; dan
6) Pelaksanaan urusan umum dan
kerumahtanggaan Direktorat Jenderal.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN


PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya Kompetensi 1.1 Persentase Pejabat Pimpinan Tinggi
Pegawai ASN sesuai dengan dan Pejabat Administrasi di
jabatan lingkungan Direktorat Jenderal
Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Transmigrasi yang mengikuti
pengembangan kompetensi per tahun
1.2 Persentase Pejabat Fungsional di
lingkungan Direktorat Jenderal
Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Transmigrasi yang mengikuti
pengembangan kompetensi per tahun
2 Terwujudnya Direktorat 2.1 Opini atas Pengendalian Internal atas
Jenderal Pembangunan dan Laporan Keuangan dan BMN
Pengembangan Kawasan Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Transmigrasi yang bersih, Pengembangan Kawasan Transmigrasi
akuntabel dan berkinerja berdasarkan Standar Akuntansi
tinggi Pemerintah (SAP) dari hasil evaluasi
Aparat Pengawas Intern Pemerintah
(APIP)/Tim Penilai PIPK UKE I
- 209 -

NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


2.2 Nilai Kinerja atas Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Anggaran
Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan Transmigrasi
2.3 Nilai atas Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran Direktorat
Jenderal Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan Transmigrasi
3 Terwujudnya pelayanan 3.1 Tingkat kepuasan aparatur lingkup
publik Direktorat Jenderal Ditjen Pembangunan dan
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Pengembangan Kawasan atas dukungan manajemen
Transmigrasi yang
berkualitas
4 Meningkatnya layanan 4.1 Nilai Pengawasan kearsipan
kearsipan Sekretariat Ditjen Sekretariat Ditjen Pembangunan dan
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Pengembangan Kawasan
Transmigrasi
5 Tersedianya kebijakan dan 5.1 Jumlah kebijakan dan regulasi
regulasi Pembangunan dan Pembangunan dan Pengembangan
Pengembangan Kawasan Kawasan Transmigrasi yang
Transmigrasi ditetapkan
- 210 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Pejabat Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pejabat Jumlah Pejabat Pimpinan Internal (Sekretariat
Pimpinan Tinggi Administrasi di lingkungan Direktorat Tinggi dan Pejabat Direktorat Jenderal
dan Pejabat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Administrasi di Lingkungan Pembangunan dan
Administrasi di Kawasan Transmigrasi yang mengikuti Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan
lingkungan pengembangan kompetensi selama 20 jam Pembangunan dan Transmigrasi)
Direktorat Jenderal pelajaran per orang per tahun. Pengembangan Kawasan
Pembangunan dan Transmigrasi yang
Pengembangan Pengembangan kompetensi dapat dilakukan mengikuti pengembangan
Kawasan antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, kompetensi pada tahun
Transmigrasi yang seminar, kursus, dan penataran. yang bersangkutan dibagi
mengikuti jumlah Pejabat Pimpinan
pengembangan Tinggi dan Pejabat
kompetensi per Administrasi pada tahun
tahun yang bersangkutan dikali
100%
- 211 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.2 Persentase Pejabat Pejabat fungsional di lingkungan Direktorat Jumlah Pejabat Fungsional Internal (Sekretariat
Fungsional di Jenderal Pembangunan dan Pengembangan di Lingkungan Direktorat Direktorat Jenderal
lingkungan Kawasan Transmigrasi yang mengikuti Jenderal Pembangunan Pembangunan dan
Direktorat Jenderal pengembangan kompetensi selama 20 jam dan Pengembangan Pengembangan Kawasan
Pembangunan dan pelajaran per orang per tahun. Kawasan Transmigrasi Transmigrasi)
Pengembangan yang mengikuti
Kawasan Pengembangan kompetensi dapat dilakukan pengembangan kompetensi
Transmigrasi yang antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, pada tahun yang
mengikuti seminar, kursus, dan penataran bersangkutan dibagi
pengembangan jumlah Pejabat Fungsional
kompetensi per pada tahun yang
tahun bersangkutan dikali 100%

2.1 Opini atas Penyajian Laporan Keuangan dan BMN yang Opini atas Penyajian Internal (Tim Penilai PIPK
Pengendalian sesuai SAP adalah laporan di bidang Laporan Keuangan dan UKE I) dan Eksternal
Internal atas keuangan yang memuat: BMN Direktorat Jenderal (APIP)
Laporan Keuangan 1. Neraca Pembangunan dan
dan BMN 2. Laporan Operasional (LO) Pengembangan Kawasan
Direktorat Jenderal 3. Laporan perubahan Ekuitas (LPE) Transmigrasi berdasarkan
Pembangunan dan 4. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) serta Standar Akuntansi
Pengembangan laporan di bidang BMN yang memuat: Pemerintah (SAP) dari hasil
Kawasan a. Neraca evaluasi Aparat Pengawas
Transmigrasi b. Laporan Barang Intrakomtable Intern Pemerintah
berdasarkan c. Laporan Barang Ekstrakomtable (APIP)/Tim Penilai PIPK
Standar Akuntansi d. Laporan Barang Intrakomtable dan UKE I per tahun
Pemerintah (SAP) Ekstrakomtable
dari hasil evaluasi e. Laporan Barang Persediaan
Aparat Pengawas f. Laporan Kondisi Barang
Intern Pemerintah g. Laporan Penyusutan BMN
- 212 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
(APIP)/Tim Penilai h. Pelaksanaan Penatausahaan BMN
PIPK UKE I Penilaian pengendalian internal atas
Laporan Keuangan dan BMN
dikeluarkan oleh APIP/ tim penilai PIPK
UKE I

Kriteria penilaian :
1. Pengendalian Internal Efektif (PIE);
2. Pengendalian internal efektif dengan
pengecualian (PIEDP);
3. Pengendalian Internal Tidak Efektif (PITE)
2.2 Nilai Kinerja atas Penilaian Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Nilai hasil evaluasi atas Eksternal (Kementerian
Pelaksanaan Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Pelaksanaan Rencana Keuangan)
Rencana Kerja dan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Kerja dan Anggaran
Anggaran Transmigrasi berdasarkan ketentuan Direktorat Jenderal
Direktorat Jenderal peraturan perundang-undangan yang Pembangunan dan
Pembangunan dan berkenaan dengan pengukuran dan evaluasi Pengembangan Kawasan
Pengembangan kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L dari Transmigrasi per tahun
Kawasan Kementerian Keuangan RI
Transmigrasi Penilaian kinerja atas Rencana Kerja dan
Anggaran menggunakan 5 (lima) indikator
sebagai berikut:
1. Penyerapan anggaran;
2. Konsistensi atas rencana penarikan dana
awal;
3. Konsistensi atas penarikan dana revisi;
4. Pencapaian keluaran; dan
5. Efisiensi
- 213 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.3 Nilai atas Indikator Indikator Kinerja Pelaksanaan Nilai atas Indikator Kinerja Eksternal (Kementerian
Kinerja Anggaran(IKPA) adalah indikator yang Pelaksanaan Anggaran Keuangan)
Pelaksanaan ditetapkan oleh Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal
Anggaran selaku BUN untuk mengukur kualitas kinerja Pembangunan dan
Direktorat Jenderal pelaksanaan anggaran belanja Pengembangan Kawasan
Pembangunan dan Kementerian/Lembaga dari sisi kualitas Transmigrasi per tahun
Pengembangan implementasi perencanaan anggaran,
Kawasan kualitas pelaksanaan anggaran dan kualitas
Transmigrasi hasil pelaksanaan anggaran.

Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran


(IKPA) menjadi ukuran evaluasi kinerja
pelaksanaan anggaran yang memuat 8
(delapan) indikator dan mencerminkan aspek
sisi kualitas implementasi perencanaan
anggaran, kualitas pelaksanaan anggaran
dan kualitas hasil pelaksanaan anggaran
A. Aspek Kualitas Perencanaan Anggaran,
meliputi:
1. Revisi DIPA (bobot nilai 10%)
2. Deviasi Halaman III DIPA (bobot nilai
10%)
B. Aspek Kualitas Pelaksanaan Anggaran,
meliputi:
1. Penyerapan Anggaran (bobot nilai
20%)
2. Belanja Kontraktual (bobot nilai 10%)
3. Penyelesaian Tagihan (bobot nilai
10%)
- 214 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
4. Pengelolaan UP dan TUP (bobot nilai
10%)
5. Dispensasi SPM (bobot nilai 5%)
C. Aspek Hasil Pelaksanaan Anggaran,
meliputi:
1. Capaian Output (bobot nilai 25%)

Pengukuran IKPA berdasarkan Peraturan


Dirjen Perbendaharaan, Kementerian
Keuangan Nomor PER-5/PB/2022 tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian
Negara/Lembaga
3.1 Tingkat kepuasan Persentase skor penilaian kepuasan penguna Hasil survey kepuasan Internal (SesDitjen
aparatur lingkup layanan/ pegawai internal lingkup Ditjen aparatur lingkup Ditjen Pembangunan dan
Ditjen Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Pembangunan dan Transmigrasi terhadap kualitas layanan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Pengembangan Ditjen Pembangunan dan Pengembangan Transmigrasi per tahun
Kawasan Kawasan Transmigrasi pada tahun yang
Transmigrasi atas bersangkutan
dukungan
manajemen Kriteria skor penilaian adalah:
Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang Baik = 2
Tidak Baik = 1
- 215 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
4.1 Nilai Pengawasan Pengawasan Kearsipan adalah proses Nilai Pengawasan Internal (Ditjen PPKTran,
kearsipan kegiatan dalam menilai kesesuaian antara Kearsipan per Tahun. Setjen,cq Biro Umum dan
Sekretariat Ditjen prinsip, kaidah, dan standar kearsipan Layanan Pengadaan) dan
Pembangunan dan dengan penyelenggaraan kearsipan. atau
Pengembangan Eksternal (ANRI)
Kawasan Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan
Transmigrasi dengan arsip

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa


dalam berbagai bentuk dan media sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang dibuat dan diterima
oleh Lembaga Negara, Pemerintahan Daerah,
Lembaga Pendidikan, Perusahaan, Organisasi
Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan
Perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(Peraturan Arsip Nasional RI Nomor 6 Tahun
2019 tentang Pengawasan Kearsipan)
- 216 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
5.1 Jumlah kebijakan Bahan kebijakan dan regulasi Pembangunan Jumlah bahan kebijakan Internal (SetDitjen
dan regulasi dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi dan regulasi Pembangunan Pembangunan dan
Pembangunan dan yang disusun mengacu pada Dokumen dan Pengembangan Pengembangan Kawasan
Pengembangan Rencana Induk Pembanguan dan Kawasan Transmigrasi Transmigrasi
Kawasan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Jenis yang ditetapkan pada
Transmigrasi yang kebijakan dan regulasi Pembangunan dan tahun yang bersangkutan
ditetapkan Pengembangan Kawasan Transmigrasi terdiri
dari:
a. Rencana Strategis Direktorat Jenderal
PPKTrans tahun 2020-2024;
b. Rencana Strategis Sekretaris Direktorat
Jenderal PPKTrans 2020-2024;
c. Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 3
Tahun 2014 tentang tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 15 Tahun 1997
tentang Ketransmigrasian sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 29 Tahun 2009.
d. dll
- 217 -

b. Direktorat Perencanaan Perwujudan Kawasan Transmigrasi


1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Perencanaan Perwujudan Kawasan
Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang
perencanaan perwujudan Kawasan
Transmigrasi.
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
penyusunan rencana rinci satuan kawasan
pengembangan dan rencana detail
kawasan perkotaan baru, fasilitasi
legalisasi tanah, penyusunan rencana
teknis satuan permukiman dan pusat
satuan kawasan pengembangan, serta
perencanaan teknis pengembangan
masyarakat dan Kawasan Transmigrasi;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
penyusunan rencana rinci satuan kawasan
pengembangan dan rencana detail
kawasan perkotaan baru, fasilitasi
legalisasi tanah, penyusunan rencana
teknis satuan permukiman dan pusat
satuan kawasan pengembangan, serta
perencanaan teknis pengembangan
masyarakat dan Kawasan Transmigrasi;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang penyusunan rencana
rinci satuan kawasan pengembangan dan
rencana detail kawasan perkotaan baru,
fasilitasi legalisasi tanah, penyusunan
rencana teknis satuan permukiman dan
pusat satuan kawasan pengembangan,
serta perencanaan teknis pengembangan
masyarakat dan Kawasan Transmigrasi;
4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi di bidang penyusunan rencana
rinci satuan kawasan pengembangan dan
rencana detail kawasan perkotaan baru,
fasilitasi legalisasi tanah, penyusunan
rencana teknis satuan permukiman dan
pusat satuan kawasan pengembangan,
serta perencanaan teknis pengembangan
masyarakat dan Kawasan Transmigrasi;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang penyusunan rencana rinci satuan
kawasan pengembangan dan rencana
detail kawasan perkotaan baru, fasilitasi
legalisasi tanah, penyusunan rencana
teknis satuan permukiman dan pusat
satuan kawasan pengembangan, serta
perencanaan teknis pengembangan
masyarakat dan Kawasan Transmigrasi;
dan
- 218 -

6) Pelaksanaan urusan ketatausahaan


Direktorat.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT PERENCANAAN PERWUJUDAN KAWASAN


TRANSMIGRASI
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Tersedianya dokumen 1.1 Jumlah Dokumen Rencana
rencana teknis perwujudan Pembangunan Kawasan Transmigrasi
Kawasan Transmigrasi yang ditetapkan
1.2 Jumlah Dokumen Rencana
Pengembangan Kawasan Transmigrasi
yang ditetapkan
2 Tersedianya tanah untuk 2.1 Luasan Tanah yang difasilitasi
pembangunan dan pengurusan sampai dengan penerbitan
pengembangan kawasan SK HPL
transmigrasi 2.2 Luasan tanah yang difasilitasi
pengurusan sampai dengan penerbitan
sertipikat HPL
2.3 Luasan Bidang Tanah yang difasilitasi
proses pelaksanaan konsolidasi tanah
transmigrasi
/3 Terbangunnya komitmen 3.1 Persentase rencana program/kegiatan
internal dan eksternal Unit Kerja Internal Kementerian Desa,
Kementerian ( lintas Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
K/L/D/M) dalam Transmigrasi yang dialokasikan di
Pembangunan dan Kawasan Transmigrasi sesuai dengan
Pengembangan Kawasan dokumen Rencana Perwujudan
Transmigrasi Kawasan Transmigrasi dan Dokumen
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT)
3.2 Persentase rencana program/kegiatan
K/L/D/M yang dialokasikan di
Kawasan Transmigrasi sesuai dengan
dokumen Rencana Perwujudan
Kawasan Transmigrasi dan dokumen
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT)
4 Meningkatnya kebijakan dan 4.1 Jumlah kebijakan dan regulasi
regulasi Perencanaan Perencanaan Perwujudan Kawasan
Perwujudan Kawasan Transmigrasi yang ditetapkan
Transmigrasi
- 219 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT PERENCANAAN PERWUJUDAN
KAWASAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah Dokumen Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Jumlah dokumen rencana Internal (Ditjen
Rencana Transmigrasi yang ditetapkan adalah Pembangunan Kawasan Pembangunan dan
Pembangunan dokumen rencana pembangunan dan Transmigrasi yang Pengembangan Kawasan
Kawasan pengembangan 152 kawasan transmigrasi ditetapkan per tahun Transmigrasi cq Direktorat
Transmigrasi yang berupa: Perencanaan Perwujudan
ditetapkan sesuai 1. NSPK Rencana perwujudan kawasan Kawasan Transmigrasi)
dengan ketentuan transmigrasi;
2. Rencana Rinci Satuan Kawasan
Pengembangan (RR-SKP);
3. Rencana Teknis Satuan Permukiman
(RTSP) dan Pusat SKP;
4. Rencana Detail KPB.

Direktorat Perencanaan Perwujudan Kawasan


Transmigrasi melaksanakan bimtek dan
supervisi, pemantauan dan evaluasi atas
implementasi dokumen perencanaan teknis
yang disusun.
1.2 Jumlah Dokumen Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan Jumlah dokumen rencana Internal (Ditjen
Rencana Transmigrasi yang ditetapkan adalah Pengembangan Kawasan Pembangunan dan
Pengembangan dokumen rencana pembangunan dan Transmigrasi yang Pengembangan Kawasan
Kawasan pengembangan 152 kawasan transmigrasi ditetapkan per tahun Transmigrasi cq Direktorat
Transmigrasi yang berupa: Perencanaan Perwujudan
ditetapkan sesuai Kawasan Transmigrasi)
dengan ketentuan 1. Rencana Pengembangan SP
2. Rencana Pengembangan Pusat SKP
3. Rencana Pengembangan SKP
4. Rencana Pengembangan KPB
- 220 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
5. Rencana pengembangan kawasan
transmigrasi

Direktorat Perencanaan Perwujudan Kawasan


Transmigrasi melaksanakan bimtek dan
supervisi, pemantauan dan evaluasi atas
implementasi dokumen perencanaan teknis
yang disusun.
2.1 Luasan Tanah yang Pengurusan Penerbitan SK HPL adalah Proses Jumlah luasan tanah yang  Internal (Direktorat
difasilitasi Pengusulan Penerbitan SK HPL Transmigrasi diterbitkan SK HPL Perencanaan
pengurusan dari Dinas yang membidangi Transmigrasi Transmigrasi oleh Menteri Perwujudan Kawasan
sampai dengan atas nama Menteri Desa, Pembangunan Agraria dan Tata Transmigrasi pada
penerbitan SK HPL Daerah Tertinggal dan Transmigrasi kepada Ruang/Badan Pertanahan Ditjen PPKTrans;
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Nasional RI  Kementerian ATR/BPN
Pertanahan Nasional melalui Kantor Pusat dan Daerah;
Pertanahan Kabupaten  Pemda Provinsi dan
Kab/Kota;
SK Hak Pengelolaan Lahan (HPL dan
Sertipikat HPL diterbitkan atas nama Menteri
Desa PPDT

Prosedur pengurusan legalitas tanah untuk


pembangunan dan Pengembangan Kawasan
transmigrasi dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai Pertanahan.
- 221 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.2 Luasan Tanah yang Pengurusan penerbitan Sertipikat HPL adalah Jumlah luasan tanah yang  Internal (Direktorat
difasilitasi Proses pendaftaran SK HPL oleh Dinas yang diterbitkan Sertipikat HPL Perencanaan
pengurusan membidangi Transmigrasi atas nama Menteri Transmigrasi oleh Kepala Perwujudan Kawasan
sampai dengan Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Kantor Pertanahan Transmigrasi pada
penerbitan Transmigrasi kepada Kepala Kantor Kabupaten Ditjen PPKTrans;
Sertipikat HPL Pertanahan Kabupaten  Kementerian ATR/BPN
Pusat dan Daerah;
SK Hak Pengelolaan Lahan (HPL dan  Pemda Provinsi dan
Sertipikat HPL diterbitkan atas nama Menteri Kab/Kota;
Desa PPDT

Prosedur pengurusan legalitas tanah untuk


pembangunan dan Pengembangan Kawasan
transmigrasi dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai Pertanahan.
2.3 Luasan Bidang Proses Pelaksanaan Konsolidasi Tanah Jumlah Luasan Bidang  Internal (Direktorat
Tanah yang Transmigrasi adalah mekanisme penyediaan Tanah yang difasilitasi Perencanaan
difasilitasi proses tanah transmigrasi yang diperuntukan bagi proses pelaksanaan Perwujudan Kawasan
pelaksanaan pembangunan satuan permukiman konsolidasi tanah Transmigrasi pada
konsolidasi tanah pemugaran (SP-Pugar) transmigrasi Ditjen PPKTrans;
transmigrasi  Kementerian ATR/BPN
Luasan bidang tanah hasil konsolidasi Pusat dan Daerah;
dituangkan dalam Berita Acara Hasil  Kementerian
Konsolidasi Tanah Transmigrasi Lingkungan Hidup dan
Prosedur pengurusan legalitas tanah untuk Kehutanan;
pembangunan dan Pengembangan Kawasan  Pemda Provinsi dan
transmigrasi dilaksanakan sesuai dengan Kab/Kota
ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai Pertanahan.
- 222 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.1 Persentase rencana rencana program/kegiatan Unit Kerja Internal Realisasi rencana  Biro Perencanaan dan
program/kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah program/kegiatan Unit Kerja Sama
Unit Kerja Internal Tertinggal, dan Transmigrasiyang Kerja Internal Kemendesa  Internal ( Ditjen
Kementerian Desa, dialokasikan di Kawasan Transmigrasi adalah PDTT di Kawasan Pembangunan dan
Pembangunan jumlah rencana program/kegiatan dan Transmigrasi dibandingkan Pengembangan
Daerah Tertinggal, anggaran yang mendukung kegiatan hasil dengan rencana Kawasan Transmigrasi
dan koordinasi dengan Unit Kerja Internal program/kegiatan yang cq Direktorat
Transmigrasiyang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah tertuang dalam dokumen Perencanaan
dialokasikan di Tertinggal, dan Transmigrasi untuk perencanaan perwujudan Perwujudan Kawasan
Kawasan percepatan pembangunana Kawasan Kawasan transmigrasi dan Transmigrasi)
Transmigrasi Transmigrasi sesuai dokumen rencana dokumen Rencana
sesuai dengan perwujudan kawasan transmigrasi dan Kawasan Transmigrasi
dokumen rencana dokumen Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) dikali 100%
perwujudan (RKT)
kawasan
transmigrasi dan
dokumen Rencana
Kawasan
Transmigrasi (RKT)
- 223 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.2 Persentase Kegiatan hasil koordinasi eksternal K/L/D/M Realisasi kegiatan  K/L/D/M yang
kegiatan hasil adalah jumlah rencana, program, dan K/L/D/M untuk bersangkutan;
koordinasi anggaran K/L/D/M yang disepakati dan mendukung kegiatan  Biro Perencanaan dan
eksternal K/L/D/M dialokasikan dalam dokumen kegiatan pembangunan dan Kerjasama;
yang disepakati K/L/D/M yang bersangkutan untuk pengembangan Kawasan  Internal (Ditjen
dan dialokasikan mendukung pelaksanaan pembangunan dan transmigrasi dibagi Pembangunan dan
dalam dokumen pengembangan Kawasan transmigrasi sesuai Pengembangan
rencana alokasi yang yang
anggaran sesuai dengan dokumen rencana perwujudan Kawasan Transmigrasi
tertuang dalam dokumen
dengan dokumen Kawasan transmigrasi dan dokumen Rencana cq Direktorat
dengan dokumen Kawasan Transmigrasi. rencana Kawasan
Perencanaan
Rencana transmigrasi dan Dokumen
Perwujudan Kawasan
Perwujudan Perencanaan Perwujudan Transmigrasi)
Kawasan Kawasan Transmigrasi
Transmigrasi dan dikali 100%
Rencana Kawasan
Transmigrasi (RKT)
4.1 Jumlah kebijakan Kebijakan dan regulasi perencanaan Jumlah kebijakan dan Internal (Ditjen
dan regulasi perwujudan Kawasan transmigrasi regulasi Perencanaan Pembangunan dan
Perencanaan merupakan arahan kebijakan Kementerian Perwujudan Kawasan Pengembangan Kawasan
Perwujudan serta pedoman pelaksanaan perencanaan Transmigrasi yang Transmigrasi cq Direktorat
Kawasan perwujudan Kawasan transmigrasi yang ditetapkan per tahun Perencanaan Perwujudan
Transmigrasi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan Kawasan Transmigrasi)
ditetapkan peraturan perundang-undangan.

Kebijakan dan regulasi perencanaan


perwujudan Kawasan transmigrasi disusun
berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan ketransmigrasian yang
antara lain meliputi:
- 224 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997
tentang Ketransmigrasian;
 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009
tentang Perubahan Atas UU Nomor 15
Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian;
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
 PP Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 29
Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997
tentang Ketransmigrasian.

Kebijakan dan regulasi perencanaan


perwujudan Kawasan transmigrasi yang
harus disediakan meliputi:
a. NSPK yang dituangkan kedalam
Peraturan Menteri Desa, PDT, dan
Transmigrasi sebagai pedoman bagi
pemangku kepentingan dalam
melaksanakan penyusunan rencana
perwujudan Kawasan Transmigrasi;
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
merupakan serangkaian instruksi tertulis
yang dibakukan mengenai berbagai
proses penyelenggaraan aktivitas
penyusunan rencana perwujudan
Kawasan transmigrasi.
c. Petunjuk kerja (work instruction) sebagai
panduan (pedoman) yang menjelaskan
- 225 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
mengenai tata cara melaksanakan proses
kegiatan penyusunan rencana
perwujudan Kawasan transmigrasi;

Berdasarkan dokumen kebijakan dan regulasi


perencanaan perwujudan Kawasan
transmigrasi, Direktorat Perencanaan
Perwujudan Kawasan Transmigrasi
melaksanakan:
 Bimbingan Teknis dan Supervisi
pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
dan Pengembangan Kawasan
Transmigrasi
 Pemantauan dan evaluasi atas
pelaksanaan penyusunan rencana
Pengembangan dan pengembangan
Kawasan transmigrasi sesuai dengan
NSPK yang ditetapkan.

Menyediakan data dan informasi serta


melaporkan perkembangan pelaksanaan
penyusunan rencana pembangunan dan
pengembangan Kawasan transmigrasi.
- 226 -

c. Direktorat Pembangunan Kawasan Transmigrasi


1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Pembangunan Kawasan
Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan Kawasan Transmigrasi
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
pembangunan satuan permukiman,
2) pembangunan pusat satuan kawasan
pengembangan, pembangunan kawasan
perkotaan baru, serta evaluasi kelayakan
permukiman dan perwujudan ruang
Kawasan Transmigrasi;
3) Pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan satuan permukiman,
pembangunan pusat satuan kawasan
pengembangan, pembangunan kawasan
perkotaan baru, serta evaluasi kelayakan
permukiman dan perwujudan ruang
Kawasan Transmigrasi;
4) Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang pembangunan
satuan permukiman, pembangunan pusat
satuan kawasan pengembangan,
pembangunan kawasan perkotaan baru,
serta evaluasi kelayakan permukiman dan
perwujudan ruang Kawasan Transmigrasi;
5) Pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi di bidang pembangunan satuan
permukiman, pembangunan pusat satuan
kawasan pengembangan, pembangunan
kawasan perkotaan baru, serta evaluasi
kelayakan permukiman dan perwujudan
ruang Kawasan Transmigrasi;
6) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang pembangunan satuan permukiman,
pembangunan pusat satuan kawasan
pengembangan, pembangunan kawasan
perkotaan baru, serta evaluasi kelayakan
permukiman dan perwujudan ruang
Kawasan Transmigrasi; dan
7) Pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat.
- 227 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASI


NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Terbangunnya Kawasan 1.1 Jumlah Satuan Permukiman (SP) yang
Transmigrasi sesuai struktur dibangun di Kawasan Transmigrasi
minimal dan SPM sesuai struktur minimal dan NSPK
yang ditetapkan
1.2 Jumlah Pusat Satuan Kawasan
Pengembangan (Pusat-SKP) yang
dibangun di Kawasan Transmigrasi
sesuai struktur minimal dan NSPK
yang ditetapkan
1.3 Jumlah Kawasan Perkotaan Baru
(KPB) yang dibangun di Kawasan
Transmigrasi sesuai struktur minimal
dan NSPK yang ditetapkan
1.4 Jumlah SP yang memenuhi standar
kelayakan berdasarkan hasil evaluasi
dan memenuhi syarat untuk
dilaksanakan kegiatan penataan
persebaran penduduk
1.5 Jumlah peta perwujudan ruang SP
yang dijadikan dasar pelaksanaan
penataan persebaran penduduk
2 Tersedianya kebijakan dan 2.1 Jumlah kebijakan dan regulasi
regulasi Pembangunan Pembangunan Kawasan Transmigrasi
Kawasan Transmigrasi yang ditetapkan
- 228 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT PEMBANGUNAN KAWASAN
TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah Satuan Satuan Permukiman yang selanjutnya Jumlah SP yang dibangun  Direktorat
Permukiman (SP) disingkat SP adalah bagian dari SKP berupa adalah 3 sampai dengan 6 Pembangunan Kawasan
yang dibangun di satu kesatuan permukiman atau beberapa SP setiap SKP yang salah Transmigrasi pada
Kawasan permukiman sebagai satu kesatuan dengan satu SP diantaranya Ditjen PPKTrans;
Transmigrasi daya tampung antara 300-500 KK. disiapkan menjadi Pusat  Pemda Provinsi dan
sesuai struktur SKP sesuai dengan RR- Kab/Kota;
minimal dan NSPK Pembangunan SP dilaksanakan berdasarkan SKP.
yang ditetapkan NSPK pembangunan SP yang ditetapkan,
yang diarahkan untuk mewujudkan SP yang Jumlah SP tersebut
layak huni, layak usaha, dan layak dibangun pada: 52
berkembang. kawasan Transmigrasi
Prioritas Nasional (PN) dan
Pembangunan SP dapat berupa: 100 kawasan transmigrasi
 SP-Baru adalah bagian dari SKP berupa Prioritas Kementerian
satu kesatuan permukiman atau
beberapa permukiman sebagai satu
kesatuan dengan daya tampung 300-500
(tiga ratus sampai dengan lima ratus)
keluarga yang merupakan hasil
pembangunan baru;
 SP-Pugar adalah bagian dari SKP berupa
permukiman penduduk setempat yang
dipugar menjadi satu kesatuan dengan
permukiman baru dengan daya tampung
300-500 (tiga ratus sampai dengan lima
ratus) keluarga;
- 229 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
 SP-Tempatan adalah permukiman
penduduk setempat dalam deliniasi
Kawasan Transmigrasi yang diperlakukan
sebagai SP.

Ketentuan tentang daya tampung setiap SP


disesuaikan dengan Ketentuan pasal 1 PP
Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997
tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 29
Tahun 2009 Tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997
Tentang Ketransmigrasian dan Kegiatan
Pembangunan SP sesuai dengan Peraturan
Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor
25 Tahun 2016 Tentang Pembangunan dan
Pengembangan Prasarana, Sarana dan
Utilitas Umum Kawasan Transmigrasi

Kegiatan pembangunan SP meliputi:


 Penyiapan lahan dan pembangunan
prasarana SP;
 Pembangunan permukiman, sarana, dan
utilitas SP;
 Pengukuran lahan dan evaluasi
kelayakan SP sesuai dengan Standar
Kelayakan SP yang ditetapkan;
- 230 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Setiap SP paling sedikit tersedia:
 Prasarana dan utilitas umum;
 Perumahan;
 Sarana pelayanan umum;
 Sarana pelayanan pendidikan dasar
setingkat sekolah dasar;
 Sarana pelayanan kesehatan setingkat
pos kesehatan desa;
 Sarana pasar mingguan; dan
 Sarana pusat percontohan.

Target pembangunan SP sampai dengan


tahun 2024 adalah:
 Pembangunan SP untuk memenuhi
struktur Kawasan pada 52 Kawasan
Transmigrasi Prioritas Nasional; dan
 Pembangunan SP untuk memenuhi
struktur Kawasan pada 30 Kawasan
Transmigrasi Prioritas Bidang dari 100
Kawasan Transmigrasi Prioritas
Kementerian.

Struktur setiap Kawasan Transmigrasi terdiri


atas:
 Beberapa SKP dan 1 KPB sesuai dengan
dokumen RKT;
- 231 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
 Setiap SKP terdiri atas 3 sampai dengan 6
SP setiap SKP yang salah satu SP
diantaranya disiapkan menjadi Pusat SKP
sesuai dengan dokumen RR-SKP dan
RKT.
1.2 Jumlah Pusat Pusat Satuan Kawasan Pengembangan yang Jumlah Pusat SKP yang  Direktorat
Satuan Kawasan selanjutnya disebut Pusat-SKP adalah salah dibangun adalah 1 (satu Pembangunan Kawasan
Pengembangan satu SP pada setiap SKP yang dikembangkan Pusat SKP pada setiap SKP Transmigrasi pada
(Pusat-SKP) yang menjadi Desa Utama yang berfungsi sebagai sesuai dengan RR-SKP. Ditjen PPKTrans;
dibangun di Pusat Pelayanan Lingkungan Transmigrasi Pusat SKP tersebut  Pemda Provinsi dan
Kawasan Skala SKP. dibangun pada: 52 Kab/Kota
Transmigrasi kawasan Transmigrasi
sesuai struktur Pembangunan Pusat SKP merupakan Prioritas Nasional (PN) dan
minimal dan NSPK peningkatan fungsi SP (SP-Baru, SP-Pugar, 30 Kawasan transmigrasi
yang ditetapkan dan/atau SP-Tempatan) menjadi Pusat prioritas bidang (PK) dari
Pelayanan Lingkungan Transmigrasi skala 100 kawasan transmigrasi
SKP dengan melengkapi sarana dan prioritas Kementerian.
prasarana dasar.

Pembangunan Pusat SKP dilaksanakan


berdasarkan NSPK pembangunan Pusat SKP
yang ditetapkan, setelah terdapat paling
sedikit 2 (dua) SP dalam SKP yang
bersangkutan.

Kegiatan pembangunan Pusat SKP meliputi:


 Penyiapan lahan, pembangunan
prasarana pusat SKP, dan prasarana
dasar konektivitas antar satuan
permukiman;
- 232 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
 Pembangunan perumahan, sarana, dan
utilitas pusat SKP;
 Pengukuran lahan dan penilaian
kelayakan pusat SKP.

Setiap Pusat SKP paling sedikit tersedia:


 Sarana pelayanan umum skala SKP;
 Sarana pelayanan pendidikan setingkat
sekolah menengah pertama;
 Sarana pelayanan kesehatan setingkat
pusat kesehatan masyarakat; dan
 Sarana pasar harian

Target pembangunan Pusat SKP sesuai


dengan jumlah SKP yang dibangun pada:
 52 Kawasan Transmigrasi Prioritas
Nasional; dan
 30 Kawasan Transmigrasi Prioritas
Bidang dari 100 Kawasan Transmigrasi
Prioritas Kementerian.
1.3 Jumlah Kawasan Kawasan Perkotaan Baru yang selanjutnya Jumlah KPB yang  Direktorat
Perkotaan Baru disingkat KPB adalah bagian dari Kawasan dibangun adalah 1 (satu) Pembangunan Kawasan
(KPB) yang Transmigrasi yang ditetapkan menjadi pusat KPB pada setiap Kawasan Transmigrasi pada
dibangun di pertumbuhan dan berfungsi sebagai pusat Transmigrasi sesuai Ditjen PPKTrans;
Kawasan pelayanan Kawasan Transmigrasi. dengan RKT.  Pemda Provinsi dan
Transmigrasi Kab/Kota
sesuai struktur Pembangunan KPB dilaksanakan KPB tersebut dibangun
minimal dan NSPK berdasarkan NSPK pembangunan KPB yang pada: 52 kawasan
yang ditetapkan ditetapkan, yang diarahkan untuk Transmigrasi Prioritas
mewujudkan KPB menjadi pusat Nasional (PN) dan 30
- 233 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
pertumbuhan dan berfungsi sebagai Pusat Kawasan transmigrasi
Pelayanan Kawasan Transmigrasi untuk prioritas bidang (PK) dari
melayani kebutuhan social, ekonomi, budaya, 100 kawasan transmigrasi
dan pemerintahan skala Kawasan prioritas Kementerian.
Transmigrasi.
Pembangunan KPB dilaksanakan setelah
paling sedikit terdapat 2 (dua) SKP dalam 1
(satu) Kawasan Transmigrasi.

Pembangunan KPB dilaksanakan pada ruang


dalam Kawasan Transmigrasi yang
ditetapkan menjadi deliniasi KPB dalam RKT.

Kegiatan pembangunan KPB meliputi:


 Penyediaan zona permukiman yang
dilaksanakan dengan menyiapkan
lingkungan siap bangun;
 Penyediaan zona industri dan zona
perdagangan dan jasa yang dilaksanakan
dengan fasilitasi penyediaan ruang untuk
pengembangan industri, perdagangan dan
jasa, serta fasilitas pendukungnya
 Penyediaan zona pelayanan umum yang
dilaksanakan dengan pembangunan
sarana ibadah, sarana pemerintahan,
sarana pendidikan dan sarana kesehatan;
 Penyediaan ruang terbuka hijau yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
- 234 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
 Penyediaan jaringan prasarana antarzona
dalam KPB yang dilaksanakan dengan
pembangunan jaringan prasarana yang
menghubungkan antarzona dalam KPB;

Dalam hal Kawasan Transmigrasi berupa


LPT, pembangunan KPB dilaksanakan pada
pusat pertumbuhan yang sudah ada atau
yang sedang berkembang sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah;

Target pembangunan KPB sampai dengan


tahun 2024 adalah 52 kawasan transmigrasi
Prioritas nasional dan 30 kawasan
transmigrasi Prioritas bidang dari 100
Kawasan Transmigrasi prioritas Kementerian
1.4 Jumlah SP yang Kelayakan SP yang selanjutnya disingkat K- Jumlah SP yang memenuhi  Direktorat
memenuhi standar SP adalah data dan informasi tentang SP Standar Kelayakan Pembangunan Kawasan
kelayakan yang dinyatakan memenuhi Standar dihitung berdasarkan Transmigrasi pada
berdasarkan hasil Kelayakan yang ditetapkan yang mencakup: Standar kelayakan yang Ditjen PPKTrans;
evaluasi dan  Kelayakan SP sebagai ruang permukiman ditetapkan.  Pemda Provinsi dan
memenuhi syarat hunian, disebut Layak Huni; Kab/Kota
untuk  Kelayakan SP yang memenuhi syarat bagi
dilaksanakan penghuninya untuk mengembangkan
kegiatan penataan usaha produktif sesuai dengan potensi
persebaran yang tersedia, disebut Layak Usaha”; dan
penduduk  Kelayakan SP yang memenuhi syarat bagi
penghuninya untuk membangun
kehidupan dan penghidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan
- 235 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
bernegara, disebut “layak Berkembang”

Ketiga Standar Kelayakan SP tersebut


dijadikan dasar untuk menentukan
kelayakan penataan persebaran penduduk
pada tahap berikutnya.

Untuk menentukan K-SP memenuhi Standar


kelayakan dilaksanakan melalui proses
evaluasi paska pembangunan SP berdasarkan
Standar Kelayakan SP yang ditetapkan.
1.5 Jumlah peta Peta perwujudan ruang SP merupakan peta Jumlah Peta Perwujudan  Direktorat
perwujudan ruang yang dibuat paska pembangunan SP yang Ruang SP diukur dari Pembangunan Kawasan
SP yang dijadikan digambarkan dalam peta tematik bersifat jumlah SP yang dibangun Transmigrasi pada
dasar pelaksanaan dasar yang berisi informasi tentang batas yang telah dilakukan Ditjen PPKTrans;
penataan wilayah, batas penyiapan lahan, tempat pemetaan perwujudan  Pemda Provinsi dan
persebaran tinggal/usaha, sarana prasarana, ruang per tahun Kab/Kota
penduduk infrastruktur lainnya serta peta penutupan
lahan dan penggunaan lahan pada satuan
permukiman transmigrasi (sesuai pedoman
penyusunan peta perwujudan ruang).
2.1 Jumlah kebijakan Kebijakan dan regulasi pembangunan Jumlah bahan kebijakan  Direktorat
dan regulasi Kawasan transmigrasi merupakan arahan dan regulasi Pembangunan Pembangunan Kawasan
Pembangunan kebijakan Kementerian serta pedoman Kawasan Transmigrasi Transmigrasi pada
Kawasan pelaksanaan pembangunan Kawasan yang ditetapkan pada Ditjen PPKTrans;
Transmigrasi yang transmigrasi yang ditetapkan sesuai dengan tahun yang bersangkutan
ditetapkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
- 236 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Kebijakan dan regulasi pembangunan
Kawasan transmigrasi disusun berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan
ketransmigrasian yang antara lain meliputi:
 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997
tentang Ketransmigrasian;
 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009
tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian;
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
 PP Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 29
Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997
tentang Ketransmigrasian.

Kebijakan dan regulasi pembangunan


Kawasan transmigrasi yang harus disediakan
meliputi:
a. Ketetapan Menteri Desa, PDT, dan
Transmigrasi tentang Standar Kelayakan
SP;
b. NSPK yang dituangkan kedalam
Peraturan Menteri desa, PDT, dan
Transmigrasi sebagai pedoman bagi
pemangku kepentingan dalam
melaksanakan pembangunan Kawasan
Transmigrasi;
- 237 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
c. Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
merupakan serangkaian instruksi tertulis
yang dibakukan mengenai berbagai
proses penyelenggaraan aktivitas
pembangunan Kawasan transmigrasi.
d. Petunjuk kerja (work instruction) sebagai
panduan (pedoman) yang menjelaskan
mengenai tata cara melaksanakan proses
kegiatan pembangunan Kawasan
transmigrasi;

Direktorat Pembangunan Kawasan


Transmigrasi melaksanakan:
 Bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan pembangunan Kawasan
transmigrasi berdasarkan NSPK yang
ditetapkan;
 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan Kawasan transmigrasi
berdasarkan NSPK yang ditetapkan;
 Menyediakan data dan informasi serta
melaporkan perkembangan pelaksanaan
pembangunan Kawasan transmigrasi.
- 238 -

d. Direktorat Fasilitasi Penataan Persebaran Penduduk di Kawasan


Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Fasilitasi Penataan Persebaran
Penduduk di Kawasan Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi
penataan persebaran penduduk di Kawasan
Transmigrasi
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
penyiapan calon transmigran, mediasi
kerja
2) sama antar-daerah dan persiapan
perpindahan transmigran, pelayanan
perpindahan dan penempatan
transmigran, penataan penduduk
setempat, serta konsolidasi dan adaptasi
lingkungan;
3) Pelaksanaan kebijakan di bidang
penyiapan calon transmigran, mediasi
kerja sama antar- daerah dan persiapan
perpindahan transmigran, pelayanan
perpindahan dan penempatan
transmigran, penataan penduduk
setempat, serta konsolidasi dan adaptasi
lingkungan;
4) Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang penyiapan calon
transmigran, mediasi kerja sama antar-
daerah dan persiapan perpindahan
transmigran, pelayanan perpindahan dan
penempatan transmigran, penataan
penduduk setempat, serta konsolidasi dan
adaptasi lingkungan;
5) Pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi di bidang penyiapan calon
transmigran, mediasi kerja sama antar-
daerah dan persiapan perpindahan
transmigran, pelayanan perpindahan dan
penempatan transmigran, penataan
penduduk setempat, serta konsolidasi dan
adaptasi lingkungan;
6) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang penyiapan calon transmigran,
mediasi kerja sama antar-daerah dan
persiapan perpindahan transmigran,
pelayanan perpindahan dan penempatan
transmigran, penataan penduduk
setempat, serta konsolidasi dan adaptasi
lingkungan; dan
7) Pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat.
- 239 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT FASILITASI PENATAAN PERSEBARAN PENDUDUK DI


KAWASAN TRANSMIGRASI
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Tertatanya Persebaran 1.1 Jumlah penduduk setempat yang
Penduduk di Kawasan difasilitasi penataannya sebagai
Transmigrasi yang serasi dan transmigran di SP dalam Kawasan
seimbang Sesuai dengan Transmigrasi
daya tampung alam dan daya 1.2 Jumlah transmigran yang difasilitasi
dukung lingkungan perpindahan dan penempatannya di
SP dalam Kawasan Transmigrasi
2 Terwujudnya konsolidasi dan 2.1 Jumlah transmigran yang
adaptasi sosial dan mendapatkan layanan bantuan catu
lingkungan masyarakat SP pangan di SP dalam Kawasan
dalam Kawasan Transmigrasi Transmigrasi
2.2 Jumlah transmigran yang diberikan
legalisasi di SP dalam Kawasan
Transmigrasi
2.3 Jumlah SP yang telah disusun profil
kependudukan satuan
permukimannya
3 Tersedianya kebijakan dan 3.1 Jumlah kebijakan dan regulasi
regulasi Penataan Penataan Persebaran Penduduk yang
Persebaran Penduduk di ditetapkan
Kawasan transmigrasi
- 240 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT FASILITASI PENATAAN
PERSEBARAN PENDUDUK DI KAWASAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah penduduk Penduduk setempat yang difasilitasi Jumlah penduduk  Direktorat Fasilitasi
setempat yang penataannya sehingga memperoleh perlakuan setempat di SP-Pugar Penataan Persebaran
difasilitasi sebagai transmigran adalah penduduk yang ditata menjadi satu Penduduk di Kawasan
penataannya setempat di SP-Pugar yang namanya kesatuan penduduk SP- Transmigrasi pada
sebagai tercantum dalam Berita Acara Konsolidasi Pugar. Per tahun Ditjen PPKTrans
transmigran di SP Tanah Transmigrasi.  Pemda Provinsi dan
dalam Kawasan Kabupaten/Kota.
Transmigrasi Penduduk setempat yang dapat memperoleh  Balai Besar atau Balai
perlakuan sebagai transmigran adalah: Pelatihan SDM Desa,
 Penduduk yang memiliki tanah dan DT, dan Transmigrasi.
memiliki rumah;
 Penduduk yang memiliki tanah tetapi tidak
memiliki rumah; dan/atau
 Penduduk yang tidak memiliki rumah dan
tidak memiliki tanah

Penduduk setempat tersebut harus memenuhi


syarat sebagai berikut:
a. Memiliki Kartu Tanda Penduduk di
permukiman yang akan dikembangkan
menjadi SP-Pugar yang bersangkutan;
b. Berkeluarga yang dibuktikan dengan Surat
Nikah atau Surat Keterangan perkawinan
dari Kepala Desa atau pernyataan Tokoh
Adat atau tokoh agama setempat; dan
- 241 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
c. Sudah tinggal menetap dan memanfaatkan
tanah di permukiman yang akan
dikembangkan menjadi SP-Pugar paling
singkat 2 (dua) tahun yang dibuktikan
dengan Surat Keterangan Domisili dari
Kepala Desa atau sebutan lain.

Tahapan pelaksanaan penataan penduduk


setempat sebagai berikut:
 Verifikasi, yaitu kegiatan untuk
mencocokkan antara dokumen hasil
perencanaan dan berita acara konsolidasi
tanah dengan peta perwujudan ruang hasil
pemugaran dan/atau pembangunan
permukiman SP-Pugar. Hasil Verifikasi
adalah adanya kesesuaian antara
dokumen perencanaan, BA hasil
konsolidasi tanah, dan peta perwujudan
ruang hasil pemugaran dan/atau
pembangunan permukiman dengan
kondisi penduduk pada saat verifikasi
dilaksanakan;
 Penegasan hak-hak atas bidang tanah
yang memuat data dan peta subyek-obyek
pertanahan sebagai bahan penunjukan
tempat tingal dan tanah dalam
pelaksanaan penataan penduduk
setempat;
- 242 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
 Penunjukan tempat tinggal dan tanah
dilaksanakan berdasarkan dokumen
rencana penegasan hak-hak atas bidang
tanah yang disyahkan oleh
Bupati/Walikota sebagai bahan legalitas
perlakuan penduduk setempat sebagai
transmigran;
 Pengajuan penduduk setempat yang
memperoleh perlakuan sebagai
transmigran sebagai peserta pelatihan,
dilaksanakan setelah yang bersangkutan
memperoleh legalitas. Pelatihan
dilaksanakan oleh Balai Besar atau Balai
Pelatihan SDM Desa, DT, dan
Transmigrasi.

Target penataan penduduk setempat adalah


penduduk setempat di SP-Pugar pada 52
kawasan transmigrasi Prioritas Nasional dan
30 kawasan transmigrasi Prioritas Bidang dari
100 Kawasan Transmigrasi prioritas
Kementerian
1.2 Jumlah Transmigran adalah warga negara republik Jumlah Transmigran yang  Direktorat Fasilitasi
transmigran yang Indonesia yang berpindah secara sukarela ke difasilitasi perpindahan Penataan Persebaran
difasilitasi Kawasan Transmigrasi (Permendesa Nomor dan penempatannya Penduduk di Kawasan
perpindahan dan 11/2017); setiap tahun. Transmigrasi pada
penempatannya di Ditjen PPKTrans
SP dalam Kawasan  Direktorat
Transmigrasi Pembangunan Kawasan
Transmigrasi
- 243 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Fasilitasi perpindahan transmigran terdiri  Pemda Provinsi dan
atas: Kabupaten/Kota.
 Perpindahan dari Desa atau Kecamatan ke  Balai Besar atau Balai
SP dalam Kawasan Transmigrasi dalam Pelatihan SDM Desa,
Kabupaten yang sama; DT, dan Transmigrasi.
 Perpindahan dari Kabupaten lain ke SP
dalam Kawasan Transmigrasi dalam
Provinsi yang sama (antar Kabupaten);
 Perpindahan antar Provinsi ke SP dalam
Kawasan Transmigrasi (antar Provinsi)

Kegiatan fasilitasi perpindahan transmigran


mencakup:
 Pelayanan informasi perpindahan;
 Mediasi dan fasilitasi kerjasama antar
Pemerintah Daerah dalam hal perpindahan
Transmigran antar Provinsi;
 Pendaftaran dan seleksi calon transmigran;
 Pelatihan calon transmigran;
 Sinkronisasi kesiapan perpindahan dan
penempatan melalui penerbitan Surat Siap
Terima Penempatan (STP) dari Pemda
Kabupaten dan Propinsi Tujuan dan Surat
Perintah Pemberangkatan (SPP) dari Dirjen
PPKTrans;
 Penampungan sebelum keberangkatan;
 Penyediaan perbekalan transmigran;
 Pelayanan angkutan perpindahan
transmigran;
- 244 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
 Pengaturan penempatan transmigran di SP
tujuan.
Target fasilitasi perpindahan transmigran
adalah perpindahan ke SP pada 52 Kawasan
Transmigrasi Prioritas Nasional dan 30
kawasan transmigrasi Prioritas Bidang dari
100 Kawasan Transmigrasi prioritas
Kementerian.
2.1 Jumlah Bantuan catu pangan diberikan kepada Dihitung dari jumlah KK  Direktorat Fasilitasi
transmigran yang transmigran jenis TU dan TSB untuk Transmigran yang Penataan Persebaran
mendapatkan memenuhi kebutuhan catu pangan minimal mendapat bantuan catu Penduduk di Kawasan
layanan bantuan bagi transmigran dan/atau penduduk pangan setiap tahun. Transmigrasi pada
catu pangan di SP setempat yang memperoleh perlakuan sebagai Ditjen PPKTrans
dalam Kawasan transmigran dalam melaksanakan kegiatan  Pemda Provinsi dan
Transmigrasi pengolahan lahan usaha atau pengelolaan Kabupaten/Kota.
sarana usaha di SP-Baru dan/atau SP-Pugar;
Bantuan catu pangan dilaksanakan melalui
pemberian bantuan catu pangan beras dan
non beras yang dibagikan setiap bulan kepada
transmigran dan penduduk setempat yang
memperoleh perlakuan sebagai transmigran
pada masa konsolidasi sampai paling lama 12
bulan untuk lahan kering dan 18 bulan untuk
lahan basah.
Jenis dan jumlah bantuan pangan sesuai
dengan ketentuan Peraturan Menteri Desa,
PDT, dan Transmigrasi Nomor 10 Tahun 2018
tentang Pelaksanaan Pemberian Bantuan
Transmigrasi oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah kepada Transmigran
- 245 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Target pemberian bantuan pangan kepada
transmigran adalah transmigran di SP pada 52
Kawasan Transmigrasi Prioritas Nasional dan
30 kawasan transmigrasi Prioritas Bidang dari
100 Kawasan Transmigrasi Prioritas
Kementerian.
2.2 Jumlah Legalisasi sebagai masyarakat transmigrasi Jumlah penetapan status  Direktorat Fasilitasi
transmigran yang diberikan kepada Transmigransebagai dasar sebagai Transmigran Penataan Persebaran
diberikan legalisasi hukum pemberian hak dan kewajiban sesuai Penduduk di Kawasan
di SP dalam dengan ketentuan peraturan perundang- Transmigrasi pada
Kawasan undangan. Ditjen PPKTrans
Transmigrasi  Pemda Provinsi dan
Legalisasi yang diberikan sebagai berikut: Kabupaten/Kota.
 Penetapan status sebagai Transmigran
oleh Bupati/Walikota Daerah Tujuan
Transmigran baik untuk Transmigran dari
luar Kawasan Transmigrasi maupun
Penduduk Setempat yang memperoleh
perlakuan sebagaiTransmigran setelah
yang bersangkutan selesai ditempatkan di
Satuan Permukiman Transmigrasi
 Penetapan status transmigran dari luar
Kawasan Transmigrasi berdasarkan SK
Bupati/Walikota Asal tentang Penetapan
sebagai Transmigran;
 Penetapan status penduduk setempat yang
memperoleh perlakuan sebagai
transmigran setelah yang bersangkutan
memperoleh penunjukan tempat tinggal
dan tanah sesuai dengan dokumen
- 246 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
rencana penegasan hak-hak atas bidang
tanah

Target pelayanan pemberian legalitas


kependudukan adalah transmigran di SP pada
52 Kawasan Transmigrasi Prioritas Nasional
dan 30 kawasan transmigrasi Prioritas Bidang
dari 100 Kawasan Transmigrasi Prioritas
Kementerian.
2.3 Jumlah SP yang Profil SP memuat data dan informasi tentang Jumlah SP yang telah  Direktorat Fasilitasi
telah disusun profil hasil penataan persebaran penduduk disusun profil ruang Penataan Persebaran
kependudukan (penataan orang) diatas ruang SP sebagai permukiman dan Penduduk di Kawasan
satuan masukan (input) pimbinaan dan persebaran penduduknya. Transmigrasi pada
permukimannya pengembangan SP. Ditjen PPKTrans
 Pemda Provinsi dan
Profil SP tersebut menggambarkan kondisi Kabupaten/Kota.
fisik terakhir SP setelah dilaksanakan
penataan persebaran penduduk yang memuat
perkembangan kependudukan (diatas T+3).
Kegiatan sosial budaya, kegiatan sosial
ekonomi masyarakat Transmigran..

Target penyusunan profil SP adalah SP pada


52 Kawasan Transmigrasi Prioritas Nasional
dan 30 kawasan transmigrasi Prioritas Bidang
dari 100 Kawasan Transmigrasi Prioritas
Kementerian.
- 247 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.1 Jumlah kebijakan Kebijakan dan regulasi penataan persebaran Jumlah kebijakan dan Direktorat Fasilitasi
dan regulasi penduduk di Kawasan Transmigrasi regulasi yang ditetapkan Penataan Persebaran
Penataan merupakan arahan kebijakan Kementerian per tahun Penduduk di Kawasan
Persebaran serta pedoman pelaksanaan penataan Transmigrasi pada Ditjen
Penduduk yang persebaran penduduk di Kawasan PPKTrans
ditetapkan Transmigrasi yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kebijakan dan regulasi enataan persebaran


penduduk di Kawasan Transmigrasi disusun
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan ketransmigrasian yang antara lain
meliputi:
 Undang-undang Nomor 15 Tahun 1997
tentang Ketransmigrasian;
 Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009
tentang Perubahan Atas UU Nomor 15
Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian;
 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
 PP Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 29
Tahun 2009 tentang Perubahan Atas
Undang-undang Nomor 15 Tahun 1997
tentang Ketransmigrasian.

Kebijakan dan regulasi Penataan Persebaran


Penduduk di Kawasan Transmigrasi yang
harus disediakan meliputi:
- 248 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
 Ketetapan Menteri Desa, PDT, dan
Transmigrasi tentang Standar Kompetensi
Transmigran;
 NSPK yang dituangkan kedalam Peraturan
Menteri desa, PDT, dan Transmigrasi
sebagai pedoman bagi pemangku
kepentingan dalam melaksanakan enataan
persebaran penduduk di Kawasan
Transmigrasi;
 Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
merupakan serangkaian instruksi tertulis
yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas enataan
persebaran penduduk di Kawasan
Transmigrasi
 Petunjuk kerja (work instruction) sebagai
panduan (pedoman) yang menjelaskan
mengenai tata cara melaksanakan proses
kegiatan penataan persebaran penduduk
di Kawasan Transmigrasi;

Direktorat Fasilitasi Penataan Persebaran


Penduduk juga melaksanakan:
 Bimbingan teknis dan supervise atas
pelaksanaan enataan persebaran
penduduk di Kawasan Transmigrasi
berdasarkan NSPK yang ditetapkan;
 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
penataan persebaran penduduk di
- 249 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Kawasan Transmigrasiberdasarkan NSPK
yang ditetapkan;
 Menyediakan data dan informasi serta
melaporkan perkembangan pelaksanaan
penataan persebaran penduduk di
Kawasan Transmigrasi.
- 250 -

e. Direktorat Pengembangan Satuan Permukiman, dan Pusat Satuan


Kawasan Pengembangan
1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Pengembangan Satuan
Permukiman, dan Pusat Satuan Kawasan
Pengembangan
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan satuan permukiman dan
pusat satuan kawasan pengembangan
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
pengembangan sosial budaya dan mental
spiritual, pengembangan usaha dan
kelembagaan, pengembangan prasarana
dan sarana dan pengelolaan lingkungan,
pengurusan hak atas tanah, serta advokasi
pertanahan di satuan permukiman dan
pusat satuan kawasan pengembangan;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan sosial budaya dan mental
spiritual, pengembangan usaha dan
kelembagaan, pengembangan prasarana
dan sarana dan pengelolaan lingkungan,
pengurusan hak atas tanah, serta advokasi
pertanahan di satuan permukiman dan
pusat satuan kawasan pengembangan;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang pengembangan
sosial budaya dan mental spiritual,
pengembangan usaha dan kelembagaan,
pengembangan prasarana dan sarana dan
pengelolaan lingkungan, pengurusan hak
atas tanah, serta advokasi pertanahan di
satuan permukiman dan pusat satuan
kawasan pengembangan;
4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi di bidang pengembangan sosial
budaya dan mental spiritual,
pengembangan usaha dan kelembagaan,
pengembangan prasarana dan sarana dan
pengelolaan lingkungan, pengurusan hak
atas tanah, serta advokasi pertanahan di
satuan permukiman dan pusat satuan
kawasan pengembangan;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang pengembangan sosial budaya dan
mental spiritual, pengembangan usaha
dan kelembagaan, pengembangan
prasarana dan sarana dan pengelolaan
lingkungan, pengurusan hak atas tanah,
serta advokasi pertanahan di satuan
permukiman dan pusat satuan kawasan
pengembangan; dan
6) Pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat Direktorat.
- 251 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT PENGEMBANGAN SATUAN PERMUKIMAN, DAN PUSAT


SATUAN KAWASAN PENGEMBANGAN
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Berkembangnya Satuan 1.1 Persentase SP dengan status
Permukiman Transmigrasi penyesuaian
1.2 Persentase SP dengan status
pemantapan
1.3 Persentase SP dengan status
kemandirian
1.4 Jumlah Pusat SKP yang telah
berfungsi sebagai Pusat Pelayanan
Lingkungan Transmigrasi skala SKP
1.5 Persentase jumlah transmigran yang
sudah menerima SHM pada tahun ke-
5
1.6 Persentase Penyelesaian Masalah
Pertanahan Transmigrasi yang
difasilitasi penanganannya
2 Tersedianya kebijakan dan 2.1 Jumlah kebijakan dan regulasi
regulasi Pengembangan Pengembangan Satuan Permukiman
Satuan Permukiman yang ditetapkan
- 252 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT PENGEMBANGAN SATUAN
PERMUKIMAN, DAN PUSAT SATUAN KAWASAN PENGEMBANGAN
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase SP SP dalam Status Penyesuaian adalah SP yang Jumlah SP yang  Direktorat
dengan status diberikan input pengembangan selama 18 bulan masyarakatnya sudah Pengembangan SP dan
penyesuaian sejak penempatan transmigran dan/atau sejak menerima rumah, Pusat SKP pada Ditjen
ditetapkannya penduduk setempat memperoleh lahan/ruang usaha dan PPKTrans
perlakuan sebagai transmigran. bantuan sarana  Pemda Provinsi dan
produksi sesuai Kabupaten/Kota
Sasaran pengembangan SP Tahap Penyesuaian ketentuan peraturan
adalah terwujudnya masyarakat SP yang perundang-undangan
mampu beradaptasi dengan lingkungan fisik dibagi dengan Jumlah
dan lingkungan sosial dengan indicator sebagai rencana SP yang
berikut: masyarakatnya akan
 Masyarakat mampu menyesuaikan dengan menerima rumah,
lingkungan; lahan/ruang usaha dan
 masyarakat mampu memanfaatkan dan bantuan sarana
mengelola aset produksi yang tersedia produksi sesuai
secara produktif. ketentuan peraturan
perundang-undangan
Kegiatan pengembangan SP tahap penyesuaian dikali 100%.
mencakup pengembangan bidang ekonomi,
sosial budaya; lingkungan; prasarana, sarana,
dan utilitas umum; dan kelembagaan.

Target pengembangan SP Tahap Penyesuaian


adalah SP pada 52 Kawasan Transmigrasi
Prioritas Nasional dan 30 kawasan transmigrasi
Prioritas Bidang dari 100 Kawasan Transmigrasi
Prioritas Kementerian.
- 253 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.2 Persentase SP SP dalam Status Pemantapan adalah SP yang Jumlah SP yang  Direktorat
dengan status diberikan input pengembangan selama 18 masyarakatnya sudah Pengembangan SP dan
pemantapan (delapan belas) bulan sejak berakhirnya tahap mengelola aset produksi Pusat SKP pada Ditjen
penyesuaian. (lahan/ ruang usaha) PPKTrans
secara maksimal dibagi  Pemda Provinsi dan
Sasaran pengembangan SP Tahap Pemantapan dengan jumlah rencana Kabupaten/Kota
adalah terwujudnya masyarakat yang mampu SP yang masyarakatnya
memenuhi kebutuhan hidup dari hasil produksi akan mengelola aset
yang dikembangkan sesuai dengan indicator produksi (lahan/ ruang
yang ditetapkan. usaha) secara maksimal
dikali 100%.
Kegiatan pengembangan SP tahap Pemantapan
mencakup pengembangan bidang ekonomi,
sosial budaya; lingkungan; prasarana, sarana,
dan utilitas umum; dan kelembagaan.

Target pengembangan SP Tahap Pemantapan


adalah SP pada 52 Kawasan Transmigrasi
Prioritas Nasional dan 30 kawasan transmigrasi
Prioritas Bidang dari 100 Kawasan Transmigrasi
Prioritas Kementerian.
1.3 Persentase SP SP dalam Status Kemandirian adalah SP yang Jumlah SP dengan  Direktorat
dengan status diberikan input pengembangan selama paling kemampuan rumah Pengembangan SP dan
kemandirian lama 2 (dua) tahun sejak berakhirnya tahap tangga yang Pusat SKP pada Ditjen
pemantapan; mengembangkan PPKTrans
industri pengolahan  Pemda Provinsi dan
Sasaran pengembangan SP Tahap Kemandirian komoditas unggulan Kabupaten/Kota
terwujudnya masyarakat yang sudah terlibat dibagi dengan Jumlah
secara langsung dan tidak langsung dalam seluruh SP dikali 100%
sistem produksi sektor unggulan sesuai dengan
- 254 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
indikator yang ditetapkan.

Sasaran pengembangan SP Tahap Kemandirian


diwujudkan paling lama pada tahun kelima
sejak penempatan transmigran di SP yang
bersangkutan.

Kegiatan pengembangan SP tahap Pemantapan


mencakup pengembangan bidang ekonomi,
sosial budaya; lingkungan; prasarana, sarana,
dan utilitas umum; dan kelembagaan.

Target pengembangan SP Tahap Kemandirian


adalah SP pada 52 Kawasan Transmigrasi
Prioritas Nasional dan 30 kawasan transmigrasi
Prioritas Bidang dari 100 Kawasan Transmigrasi
Prioritas Kementerian.
1.4 Jumlah Pusat SKP Pusat SKP yang berfungsi sebagai Pusat Dihitung dari  Direktorat
yang telah Pelayanan Lingkungan Transmigrasi skala SKP pemenuhan indek Pengembangan SP dan
berfungsi sebagai adalah Pusat SKP yang berfungsi sebagai pusat pengembangan Pusat Pusat SKP pada Ditjen
Pusat Pelayanan kegiatan: SKP yang ditetapkan. PPKTrans
Lingkungan  Pelayanan umum skala SKP;  Pemda Provinsi dan
Transmigrasi skala  Pelayanan pendidikan setingkat sekolah Kabupaten/Kota
SKP menengah pertama;
 Pelayanan kesehatan setingkat pusat
kesehatan masyarakat; dan
 Pengembangan perdagangan dan jasa.

Sasaran pengembangan Pusat SKP diwujudkan


paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak 2
- 255 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
(dua) SP dalam SKP yang bersangkutan selesai
dibangun.

Kegiatan pengembangan Pusat SKP mencakup


kegiatan pengaturan, pembinaan, mediasi,
advokasi, fasilitasi, dan/atau pelayanan yang
akan dilaksanakan untuk mewujudkan PPLT.
Kegiatan pengembangan Pusat SKP mencakup
pengembangan di bidang ekonomi; sosial
budaya; lingkungan; Prasarana, Sarana, dan
Utilitas Umum; dan Kelembagaan

Target pengembangan Pusat SKP adalah Pusat


SKP pada 52 Kawasan Transmigrasi Prioritas
Nasional dan 30 kawasan transmigrasi Prioritas
Bidang dari 100 Kawasan Transmigrasi Prioritas
Kementerian.
1.5 Persentase jumlah Sertipikat Hak Milik (SHM) adalah jenis Jumlah transmigran  Direktorat
transmigran yang sertipikat yang pemiliknya memiliki hak penuh yang sudah menerima Pengembangan SP dan
sudah menerima atas kepemilikan tanah pada kawasan dengan SHM pada tahun ke-5 Pusat SKP pada Ditjen
SHM pada tahun luas tertentu yang telah disebutkan dalam dibagi jumlah seluruh PPKTrans
ke-5 sertifikat tersebut. transmigran tahun ke-5  Pemda Provinsi dan
dikali 100% Kabupaten/Kota
Sertipikat Hak Milik atas tanah merupakan hak  Kementerian ATR/BPN
normative yang wajib dipenuhi oleh Pemerintah,
dan diberikan paling lambat pada tahun ke-5
penempatan transmigran atau sejak penetapan
status penduduk setempat memperoleh
perlakuan sebagai transmigran.
- 256 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Pengurusan sertipikat hak atas tanah bagi
transmigran merupakan kewajiban Pemerintah
(Kemendes, PDT, dan Transmigrasi) yang
diberikan kepada:
 Transmigran, yang berasal dari tanah HPL;
 Penduduk setempat yang mempeorleh
perlakuan sebagai transmigran yang berasal
dari hasil konsolidasi tanah transmigrasi.

Target fasilitasi pengurusan sertipikat hak milik


atas transmigran adalah penduduk setempat
yang memperoleh perlakuan sebagai
transmigran dan transmigran pada SP dan/atau
Pusat SKP pada 52 Kawasan Transmigrasi
Prioritas Nasional dan 30 kawasan transmigrasi
Prioritas Bidang dari 100 Kawasan Transmigrasi
Prioritas Kementerian.
1.6 Persentase Permasalahan pertanahan transmigrasi adalah Jumlah Hasil  Direktorat
Penyelesaian perselisihan antara orang perseorangan, Penyelesaian Pengembangan SP dan
Masalah kelompok, golongan, organisasi, badan hukum permasalahan Pusat SKP pada Ditjen
Pertanahan atau Lembaga yang mempunyai kecenderungan Pertanahan Transmigrasi PPKTrans
Transmigrasi yang atau sudah berdampak luas dilokasi/satuan yang difasilitasi dibagi  Pemda Provinsi dan
difasilitasi permukian (SP) tranmigrasi yang masih dalam seluruh permasalahan Kabupaten/Kota
penanganannya pembinaan Kementerian Desa, PDT dan pertanahan pada tahun  Kementerian ATR/BPN
Transmigrasi atau di eks lokasi/Satuan yang bersangkutan
Permukiman transmigrasi yang telah dikali 100%
diserahkan pembinaannya kepada Pemerintah
Daerah di mana hak normatif transmigran
berupa lahan pekarangan dan lahan usaha
dengan status hak milik belum terpenuhi
- 257 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Jumlah kebijakan Kebijakan dan regulasi pengembangan SP dan Jumlah bahan kebijakan Direktorat Pengembangan
dan regulasi Pusat SKP merupakan arahan kebijakan dan regulasi SP dan Pusat SKP pada
Pengembangan Kementerian serta pedoman pelaksanaan Pengembangan SP dan Ditjen PPKTrans
Satuan pengembangan SP dan Pusat SKP yang Pusat SKP yang
Permukiman yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan ditetapkan pada tahun
ditetapkan perundang-undangan. yang bersangkutan

Kebijakan dan regulasi pengembangan SP dan


Pusat SKP disusun berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan
ketransmigrasian yang antara lain meliputi:
 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997
tentang Ketransmigrasian;
 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009
tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian;
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
 PP Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 29
Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997
tentang Ketransmigrasian.

Kebijakan dan regulasi pengembangan SP dan


Pusat SKP yang harus disediakan meliputi:
 Ketetapan Menteri Desa, PDT, dan
Transmigrasi tentang indikator
pengembangan SP dan Pusat SKP;
- 258 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
 NSPK yang dituangkan kedalam Peraturan
Menteri desa, PDT, dan Transmigrasi
sebagai pedoman bagi pemangku
kepentingan dalam melaksanakan
pengembangan SP dan Pusat SKP;
 Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
merupakan serangkaian instruksi tertulis
yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan pengembangan SP dan
Pusat SKP
 Petunjuk kerja (work instruction) sebagai
panduan (pedoman) yang menjelaskan
mengenai tata cara melaksanakan proses
kegiatan pengembangan SP dan Pusat SKP;

Direktorat Pengembangan SP dan Pusat SKP


juga melaksanakan:
 Bimbingan teknis dan supervise atas
pelaksanaan pengembangan SP dan Pusat
SKP berdasarkan NSPK yang ditetapkan;
 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
Pengembangan SP dan Pusat SKP
berdasarkan NSPK yang ditetapkan;

Menyediakan data dan informasi serta


melaporkan perkembangan pelaksanaan
pengembangan SP dan Pusat SKP.
- 259 -

f. Direktorat Pengembangan Kawasan Transmigrasi


1. Nama Unit Organisasi : Direktorat Pengembangan Kawasan
Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan Kawasan Transmigrasi
3. Fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di
bidang pengembangan masyarakat
Kawasan Transmigrasi, pengembangan
konektivitas intra dan antar-satuan
kawasan pengembangan dan antar-
kawasan, pengendalian pemanfaatan
ruang dan lingkungan Kawasan
Transmigrasi, evaluasi perkembangan
Kawasan Transmigrasi, serta pengelolaan
aset Kawasan Transmigrasi;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan masyarakat Kawasan
Transmigrasi, pengembangan konektivitas
intra dan antar-satuan kawasan
pengembangan dan antar- kawasan,
pengendalian pemanfaatan ruang dan
lingkungan Kawasan Transmigrasi,
evaluasi perkembangan Kawasan
Transmigrasi, serta pengelolaan aset
Kawasan Transmigrasi;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang pengembangan
masyarakat Kawasan Transmigrasi,
pengembangan konektivitas intra dan
antar-satuan kawasan pengembangan dan
antar-kawasan, pengendalian pemanfaatan
ruang dan lingkungan Kawasan
Transmigrasi, evaluasi perkembangan
Kawasan Transmigrasi, serta pengelolaan
aset Kawasan Transmigrasi;
4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi di bidang pengembangan
masyarakat Kawasan Transmigrasi,
pengembangan konektivitas intra dan
antar-satuan kawasan pengembangan dan
antar-kawasan, pengendalian pemanfaatan
ruang dan lingkungan Kawasan
Transmigrasi, evaluasi perkembangan
Kawasan Transmigrasi, serta pengelolaan
aset Kawasan Transmigrasi;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang pengembangan masyarakat
Kawasan Transmigrasi, pengembangan
konektivitas intra dan antar-satuan
kawasan pengembangan dan antar-
kawasan, pengendalian pemanfaatan
ruang dan lingkungan Kawasan
Transmigrasi, evaluasi perkembangan
- 260 -

Kawasan Transmigrasi, serta pengelolaan


aset Kawasan Transmigrasi; dan
6) Pelaksanaan urusan ketatausahaan
Direktorat.

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI


NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Terwujudnya keserasian 1.1 Jumlah Lembaga sosial budaya
sosial budaya Masyarakat masyarakat di Kawasan Transmigrasi
Kawasan Transmigrasi yang memperoleh pelayanan dan
fasilitasi pengembangannya
2 Terwujudnya konektivitas 2.1 Persentase jaringan prasarana
intra dan antar SKP dalam konektivitas intra dan antar SKP
Kawasan Transmigrasi dan dalam Kawasan Transmigrasi dan
konektivitas antara Kawasan antara Kawasan Transmigrasi dengan
Transmigrasi dengan Kawasan sekitar yang difasilitasi
Kawasan sekitarnya pengembangnnya
3 Terkendalinya pemanfaatan 3.1 Jumlah Dokumen hasil pengendalian
ruang dan pengelolaan pemanfaatan ruang dan pengelolaan
lingkungan di Kawasan lingkungan di Kawasan Transmigrasi
Transmigrasi
4 Terwujudnya pengelolaan 4.1 Jumlah Dokumen Pengelolaan Asset
asset Kawasan Transmigrasi Kawasan Transmigrasi yang disajikan
yang tertib dan akuntabel dalam bentuk Data dan Informasi
asset Kawasan Transmigrasi yang
akuntabel
5 Tersedianya Hasil Evaluasi 5.1 Jumlah dokumen hasil evaluasi
Perkembangan Kawasan perkembangan Kawasan Transmigrasi
Transmigrasi Prioritas Nasional yang disajikan
dalam bentuk Data dan Informasi
Tingkat Perkembangan Kawasan
Transmigrasi Prioritas Nasional
5.2 Jumlah dokumen hasil evaluasi
perkembangan Kawasan Transmigrasi
Prioritas Kementerian yang disajikan
dalam bentuk Data dan Informasi
Tingkat Perkembangan Kawasan
Transmigrasi Prioritas Kementerian
5.3 Jumlah Dokumen Hasil Evaluasi
Perkembangan KPB yang disajikan
dalam bentuk Data dan Informasi
Tingkat Perkembangan KPB
5.4 Jumlah Dokumen Hasil Evaluasi
Perkembangan Pusat SKP dan SKP
yang disajikan dalam bentuk Data dan
Informasi Tingkat Perkembangan
Pusat SKP dan SKP
5.5 Jumlah Dokumen Hasil Evaluasi
Perkembangan SP yang disajikan
dalam bentuk Data dan Informasi
Tingkat Perkembangan SP
- 261 -

NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


6 Tersediannya kebijakan dan 6.1 Jumlah kebijakan dan regulasi
regulasi pengembangan pengembangan Kawasan transmigrasi
Kawasan transmigrasi yang yang ditetapkan
ditetapkan
- 262 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN
TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah Lembaga Pengembangan Sosial Budaya Masyarakat di Jumlah Lembaga Sosial Direktorat Pengembangan
sosial budaya Kawasan Transmigrasi diarahkan kepada Budaya Masyarakat di Kawasan transmigrasi
masyarakat di tumbuh dan berkembangnya kelembagaan Kawasan Transmigrasi
Kawasan social dan budaya untuk mendukung yang memperoleh
Transmigrasi yang terwujudnya masyarakat di Kawasan pelayanan dan fasilitasi
memperoleh Transmigrasi menjadi satu kesatuan pengembangnnya per
pelayanan dan masyarakat yang harmonis dan dinamis sebagai tahun
fasilitasi salah satu prasyarat bagi terbentuknya
pengembangannya Kawasan Transmigrasi sebagai satu kesatuan
sistem pengembangan.

Kegiatan pengembangan social dan budaya


masyarakat Kawasan Transmigrasi dapat
dilaksanakan melalui pengaturan, pembinaan,
mediasi, advokasi, fasilitasi, dan/atau
pelayanan untuk mendorong tumbuh dan
berkembangnya kelembagaan sosial dan budaya
sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Proses pengembangan social dan budaya
masyarakat dilaksanakan untuk mendorong:
 Terbentuknya kelembagaan social budaya
masyarakat sebagai media interaksi dan
keserasian social budaya;
 Berkembangnya kelembagaan social budaya
masyarakat; dan/atau
 Menguatnya kelembagaan social budaya
masyarakat.
- 263 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Persentase jaringan Kawasan Transmigrasi dibangun dan Persentase rata-rata  Direktorat
prasarana dikembangkan di Kawasan Perdesaan sebagai jaringan prasarana Pengembangan
konektivitas intra sistem produksi pertanian dan pengelolaan konektivitas pada intra Kawasan Transmigrasi
dan antar SKP sumber daya alam yang memiliki keterkaitan dan antar SKP dan pada Ditjen PPKTrans
dalam Kawasan fungsional dan hierarki keruangan dengan antar-kawasan per jenis  Pemda Propinsi dan
Transmigrasi dan pusat pertumbuhan dalam satu kesatuan kegiatan yang difasilitasi Kab/Kota
antara Kawasan sistem pengembangan. pengembangannya per
Transmigrasi tahun
dengan Kawasan Untuk mewujudkan Kawasan transmigrasi yang
sekitar yang memiliki keterkaitan fungsional dan hierarkhi
difasilitasi keruangan dengan Pusat Pertumbuhan
pengembangnnya diperlukan penyediaan jaringan prasarana
konektivitas intra dan antar SKP dalam
Kawasan Transmigrasi, serta antara Kawasan
Transmigrasi dengan Pusat kegiatan ekonomi
sekitranya.

Kegiatan yang diperlukan untuk mewujudkan


konektivitas tersebut dalah Rehabilitasi,
rekonstruksi, dan/atau pembangunan jaringan
konektivitas:
 Antar SP dalam SKP;
 Antar SKP dengan SKP lain dan dengan
KPB;
 Antara Kawasan Transmigrasi dengan Pusat
kegiatan ekonomi sekitarnya.

Jenis jaringan prasarana konektivitas dapat


berupa:
 jalan kolektor primer/sekunder,
- 264 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
 jalan lokal primer/sekunder,
 jembatan, goronggorong, bangunan
pelengkap lainnya, serta
 prasarana saluran navigasi pada lahan
basah yang menghubungkan intra dan
antar SKP dan antar-kawasan.
3.1 Jumlah Dokumen Pengendalian pemanfaatan ruang dan Jumlah dokumen hasil Direktorat Pengembangan
hasil pengendalian pengelolaan lingkungan Kawasan Transmigrasi pengendalian Kawasan Transmigrasi
pemanfaatan ruang dilaksanakan untuk mempertahankan fungsi pemanfaatan ruang dan pada Ditjen PPKTrans
dan pengelolaan peruntukkan ruang dan kelestarian lingkungan pengelolaan lingkungan
lingkungan di yang ditetapkan dalam RKT. di Kawasan Transmigrasi
Kawasan yang disusun dalam 1
Transmigrasi Pengendalian pemanfaatan ruang dan tahun
pengelolaan lingkungan Kawasan Transmigrasi
dilaksanakan dengan mengembangkan
penatagunaan tanah, penatagunaan air,
penatagunaan udara, dan penatagunaan
sumber daya alam lain.

Pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan


Transmigrasi dilakukan melalui penetapan
peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif
dan disinsentif, serta pengenaan sanksi yang
ditetapkan dalam RKT.

Hasil Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan


Lingkungan Kawasan Transmigrasi
dimaksudkan untuk mewujudkan tertib Tata
Ruang, Pengelolaaan dan Pemantauan
Lingkungan di Kawasan Transmigrasi.
- 265 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
4.1 Jumlah Dokumen Pembangunan dan pengembangan Kawasan Jumlah dokumen  Direktorat
Pengelolaan Asset transmigrasi didukung dengan APBN, ABPD, pengelolaan asset yang Pengembangan
Kawasan Badan Usaha, dan sumberdana lain yang tidak disajikan dalam bentuk Kawasan Transmigrasi
Transmigrasi yang mengikat. Hasil pembangunan dan data dan informasi pada Ditjen PPKTrans
disajikan dalam pengembangan Kawasan Transmigrasi penggunaan,  Pemda Provinsi dan
bentuk Data dan merupakan asset negara yang perlu dikelola pemanfaatan, serta Kab/Kota
Informasi asset dan dikendalikan. pengamanan dan
Kawasan pemeliharaan asset hasil
Transmigrasi yang Salah satu fungsi Direktorat Pengembangan inventarisasi,
akuntabel Kawasan Transmigrasi adalah pengelolaan asset pemantauan, dan
Kawasan transmigrasi yang terdiri atas: evaluasi asset setiap
 Aset yang berada di SP dan SKP; tahun.
 Aset yang berada di KPB;
 Aset lain dalam Kawasan Transmigrasi.

Aset Kawasan Transmigrasi tersebut harus


terinventarisir dan terdata sebagai bahan tidak
lanjut pelimpahan tanggung jawab pengguna
dna pengeloalnya.

Aset Kawasan Transmigrasi dapat berupa:


 Aset tidak bergerak, berupa tanah, jalan,
jembatan dll sejenis;
 Aset tidak bergerak berupa sarana Kawasan
seperti bangunan, perkantoran dll sejenis;
- 266 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Kegiatan pengelolaan asset Kawasan
transmigrasi adalah inventarisasi dan
monitoring:

 Penggunaan asset;
 Pemanfaatan asset;
 Pengamanan dan pemeliharaan asset;

Sasaran pengelolaan asset Kawasan


Transmigrasi adalah tersedianya data dan
informasi penggunaan, pemanfaatan, serta
pengamanan dan pemeliharaan asset.
5.1 Jumlah dokumen Kawasan Transmigrasi yang menjadi prioritas Dihitung berdasarkan Direktorat Pengembangan
hasil evaluasi nasional adalah Kawasan Transmigrasi yang hasil evaluasi Kawasan Transmigrasi
perkembangan masuk ke dalam 52 Kawasan Transmigrasi yang perkembangan Kawasan pada Ditjen PPKTrans yang
Kawasan ditetapkan Pelaksanaan Evaluasi Tingkat Transmigrasi Prioritas bersumber dari:
Transmigrasi Perkembangan Transmigrasi dilakukan secara Nasional per tahun.  Direktorat lain pada
Prioritas Nasional daring dan/atau luring pada dimensi ekonomi, Ditjen PPKTrans
yang disajikan sosial budaya, lingkungan, jejaring sarpras dan  Ditjen PEIDDT dan
dalam bentuk Data kelembagaan. Transmigrasi
dan Informasi  Badan Pengembangan
Tingkat Untuk memperoleh data dan informasi tingkat SDM dan
Perkembangan perkembangan Kawasan Transmigrasi Prioritas Pemberdayaan
Kawasan Nasional, Direktorat Pengembangan Kawasan Masyarakat;
Transmigrasi Transmigrasi menyelenggarakan fungsi evaluasi  Pemda Prov dan
Prioritas Nasional perkembangan berdasarkan indicator yang Kab/Kota
ditetapkan;
- 267 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Indeks perkembangan kawasan transmigrasi
adalah indikator untuk mengukur
perkembangan kawasan transmigrasi sebagai
berikut:
IPKT < 50 = Berkembang
50 ≤ IPKT < 75 = Mandiri
IPKT ≥ 75 = Berdaya Saing
5.2 Jumlah dokumen Kawasan Transmigrasi yang menjadi prioritas Dihitung berdasarkan Direktorat Pengembangan
hasil evaluasi kementerian adalah Kawasan Transmigrasi hasil evaluasi Kawasan Transmigrasi
perkembangan yang masuk ke dalam 100 Kawasan perkembangan Kawasan pada Ditjen PPKTrans yang
Kawasan Transmigrasi yang ditetapkan Pelaksanaan Transmigrasi Prioritas bersumber dari:
Transmigrasi Evaluasi Tingkat Perkembangan Transmigrasi Kementerian per tahun.  Direktorat lain pada
Prioritas dilakukan secara daring dan/atau luring pada Ditjen PPKTrans
Kementerian yang dimensi ekonomi, sosial budaya, lingkungan,  Ditjen PEIDDT dan
disajikan dalam jejaring sarpras dan kelembagaan. Transmigrasi
bentuk Data dan  Badan Pengembangan
Informasi Tingkat Untuk memperoleh data dan informasi tingkat SDM dan
Perkembangan perkembangan Kawasan Transmigrasi Prioritas Pemberdayaan
Kawasan Nasional, Direktorat Pengembangan Kawasan Masyarakat;
Transmigrasi Transmigrasi menyelenggarakan fungsi evaluasi  Pemda Prov dan
Prioritas perkembangan berdasarkan indikator yang Kab/Kota
Kementerian ditetapkan;

Indeks perkembangan kawasan transmigrasi


adalah indikator untuk mengukur
perkembangan kawasan transmigrasi sebagai
berikut:
IPKT < 50 = Berkembang
50 ≤ IPKT < 75 = Mandiri
IPKT ≥ 75 = Berdaya Saing
- 268 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
5.3 Jumlah Dokumen Evaluasi perkembangan KPB dilaksanakan Dihitung berdasarkan Direktorat Pengembangan
Hasil Evaluasi untuk memperoleh data dan informasi tingkat jumlah KPB yang di Kawasan Transmigrasi
Perkembangan KPB perkembangan KPB yang berada dalam evaluasi per Tahun pada Ditjen PPKTrans yang
yang disajikan kawasan transmigrasi yang direvitalisasi dengan bersumber dari:
dalam bentuk Data target mencapai Status Berdaya Saing pada  Direktorat lain pada
dan Informasi tahun 2024. Ditjen PPKTrans
Tingkat  Ditjen PEIDDT dan
Perkembangan KPB Evaluasi perkembangan KPB dilaksanakan Transmigrasi
berdasarkan indikator perkembangan KPB yang  Badan Pengembangan
ditetapkan. SDM dan
Pemberdayaan
Masyarakat;
 Pemda Prov dan
Kab/Kota
5.4 Jumlah Dokumen Evaluasi perkembangan Pusat SKP dan SKP Dihitung berdasarkan Direktorat Pengembangan
Hasil Evaluasi dilaksanakan untuk memperoleh data dan jumlah Pusat SKP dan Kawasan Transmigrasi
Perkembangan informasi tingkat perkembangan Pusat SKP dan SKP yang di evaluasi per pada Ditjen PPKTrans yang
Pusat SKP dan SKP SKP yang berada dalam kawasan transmigrasi Tahun bersumber dari:
yang disajikan target status berdaya saing pada tahun 2024.  Direktorat lain pada
dalam bentuk Data Ditjen PPKTrans
dan Informasi Evaluasi perkembangan Pusat SKP dan SKP  Ditjen PEIDDT dan
Tingkat dilaksanakan berdasarkan indicator Transmigrasi
Perkembangan perkembangan Pusat SKP dan SKP yang  Badan Pengembangan
Pusat SKP dan SKP ditetapkan. SDM dan
Pemberdayaan
Masyarakat;
 Pemda Prov dan
Kab/Kota
- 269 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
5.5 Jumlah Dokumen Evaluasi perkembangan SP dilaksanakan Dihitung berdasarkan Direktorat Pengembangan
Hasil Evaluasi terhadap SP yang pengembangannya telah jumlah SP yang di Kawasan Transmigrasi
Perkembangan SP mencapai paling lama 5 tahun sejak evaluasi per Tahun. pada Ditjen PPKTrans yang
yang disajikan penempatan transmigran atau penetapan bersumber dari:
dalam bentuk Data penduduk setempat memperoleh perlakuan  Direktorat lain pada
dan Informasi sebagai transmigran dilaksanakan untuk Ditjen PPKTrans
Tingkat memperoleh data dan informasi tentang tingkat  Ditjen PEIDDT dan
Perkembangan SP ketercpaian sasaran yang ditetapkan. Transmigrasi
Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar  Badan Pengembangan
penghentian fasilitasi dari Pemerintah terhadap SDM dan
SP yang bersnagkutan, untuk selanjutnya Pemberdayaan
menjadi tanggung jawab sepenuhnya Masyarakat;
pemerintah daerah kabupaten/kota.  Pemda Prov dan
Kab/Kota
Evaluasi perkembangan SP dilaksanakan
berdasarkan indicator perkembangan SP yang
ditetapkan.
6.1 Jumlah kebijakan Kebijakan dan regulasi Pengembangan Kawasan Jumlah bahan kebijakan Direktorat Pengembangan
dan regulasi Transmigrasi merupakan arahan kebijakan dan regulasi Kawasan Transmigrasi
pengembangan Kementerian serta pedoman pelaksanaan Pengembangan Kawasan pada Ditjen PPKTrans yang
Kawasan pengembangan Kawasan Transmigrasi yang Transigrasi yang bersumber dari:
transmigrasi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan ditetapkan pada tahun  Direktorat lain pada
ditetapkan perundang-undangan. yang bersangkutan Ditjen PPKTrans
Kebijakan dan regulasi pengembangan Kawasan  Ditjen PEIDDT dan
Transmigrasi disusun berdasarkan ketentuan Transmigrasi
peraturan perundang-undangan  Badan Pengembangan
ketransmigrasian yang antara lain meliputi: SDM dan
 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 Pemberdayaan
tentang Ketransmigrasian; Masyarakat;
 Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009  Pemda Prov dan
- 270 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
tentang Perubahan atas Undang-Undang Kab/Kota
Nomor 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian;
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
 PP Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 29
Tahun 2009 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997
tentang Ketransmigrasian.
Kebijakan dan regulasi pengembangan Kawasan
Transmigrasi yang disediakan meliputi:
 Ketetapan Menteri Desa, PDT, dan
Transmigrasi tentang indikator
perkembangan Kawasan Transmigrasi;
 NSPK yang dituangkan kedalam Peraturan
Menteri desa, PDT, dan Transmigrasi
sebagai pedoman bagi pemangku
kepentingan dalam melaksanakan
pengembangan Kawasan Transmigrasi;
 Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
merupakan serangkaian instruksi tertulis
yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan pengembangan Kawasan
Transmigrasi
 Petunjuk kerja (work instruction) sebagai
panduan (pedoman) yang menjelaskan
mengenai tata cara melaksanakan proses
kegiatan pengembangan Kawasan
Transmigrasi.
- 271 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Direktorat Pengembangan Kawasan
Transmigrasi juga melaksanakan:
 Bimbingan teknis dan supervise atas
pelaksanaan pengembangan social budaya
masyarakat, pengembangan konektivitas,
pengendalian pemanfaatan ruang dan
pengelolaan lingkungan, evaluasi
perkembangan Kawasan Transmigrasi, dan
pengelolaan asset Kawasan Transmigrasi;
 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pengembangan social budaya masyarakat,
pengembangan konektivitas, pengendalian
pemanfaatan ruang dan pengelolaan
lingkungan, evaluasi perkembangan
Kawasan Transmigrasi, dan pengelolaan
asset Kawasan Transmigrasi;
 Menyediakan data dan informasi serta
melaporkan perkembangan pelaksanaan
pengembangan Kawasan Transmigrasi;

Evaluasi dan pelaporan perkembangan


Kawasan Transmigrasi dilaksanakan
berkolaborasi dengan Ditjen PEIDDT dan
Transmigrasi serta Badan Pengembangan SDM
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, DT, dan
Transmigrasi.
- 272 -

6. Inspektorat Jenderal
1. Nama Unit Organisasi : Inspektorat Jenderal
2. Tugas : Menyelenggarakan pengawasan intern di
Kementerian Desa, Pembangunan Derah
Tertinggal, dan Transmigrasi.
3. Fungsi : 1) Penyusunan kebijakan teknis
pengawasan intern di lingkungan
Kementerian;
2) Pelaksanaan pengawasan intern di
lingkungan Kementerian terhadap
kinerja dan keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi, pemantauan, dan
kegiatan pengawasan lainnya;
3) Pelaksanaan pengawasan untuk
tujuan tertentu atas penugasan
Menteri;
4) Penyusunan laporan hasil
pengawasan di lingkungan
Kementerian;
5) Pelaksanaan administrasi
Inspektorat Jenderal; dan
6) Pelaksanaan fungsi lain yang
diberikan oleh Menteri.

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU INSPEKTORAT JENDERAL


NO SASARAN PROGRAM NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya kualitas 1.1 Persentase materialitas atas koreksi
pengawasan, penguatan hasil reviu Laporan Keuangan
integritas, pengendalian Kementerian yang disusun
intern dan akuntabilitas 1.2 Tingkat materialitas temuan Pengawas
aparatur yang baik Eksternal dari Total Realisasi Anggaran
serta aturan yang efektif Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
1.3 Tingkat materialitas temuan Pengawas
Internal dari Total Realisasi Anggaran
Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
1.4 Unit Kerja yang berpredikat
WBK/WBBM
1.5 Persentase Capaian Strategi
Pelaksanaan Kebijakan Reformasi
Birokrasi Kementerian Desa PDTT
1.6 Persentase rekomendasi hasil
pengawasan internal yang
ditindaklanjuti
1.7 Tingkat kapabilitas APIP
1.8 Nilai Persepsi Integritas Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
1.9 Indeks Kepuasan Pemangku
Kepentingan Inspektorat Jenderal
- 273 -

NO SASARAN PROGRAM NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


1.10 Tingkat maturitas SPIP (Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah)
Terintegrasi
1.11 Persentase Pengaduan yang
ditindaklanjuti
1.12 Persentase Pedoman Pengawasan yang
diimplemetasikan
1.13 Nilai SAKIP Inspektorat Jenderal
1.14 Nilai Pengawasan kearsipan Inspektorat
Jenderal
1.15 Persentase rekomendasi hasil
pemeriksaan eksternal yang
ditindaklanjuti (Sistem Pengendalian
Internal dan Kepatuhan terhadap
Perundang- undangan)
- 274 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU INSPEKTORAT JENDERAL
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Materialitas atas koreksi hasil reviu laporan Jumlah hasil koreksi Internal APIP
materialitas atas keuangan adalah jumlah nominal tercatat pada dalam IHR per akun
koreksi hasil reviu laporan keuangan yang berbeda antara dibagi dengan jumlah
Laporan Keuangan penyusun LK Kementerian dengan hasil reviu tercatat pada setiap
Kementerian yang melalui IHR APIP. komponen LK dikali
disusun 100%
Sesuai dengan prinsip materialitas yang dapat
ditoleransi dalam kesalahan penyajian LK baik
per komponen maupun per akun adalah
maksimal 5% pada semua komponen laporan
keuangan yang disusun

Klasifikasi nilai:
 Deviasi material : kondisi deviasi ≥5%
 Deviasi tidak material : kondisi deviasi<5%
1.2 Tingkat Pengawas eksternal yang dimaksud adalah BPK Jumlah materialitas Eksternal/ BPK
materialitas RI dan BPKP RI temuan Pengawas
temuan Pengawas Pengawasan atas realisasi total Kementerian Eksternal dibagi dengan
Eksternal dari Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Total Realisasi Anggaran
Total Realisasi Transmigrasi Kementerian Desa,
Anggaran Tingkat materialitas merupakan persentase nilai Pembangunan Daerah
Kementerian Desa, Rupiah hasil temuan audit eksternal Tertinggal, dan
Pembangunan Transmigrasi dikali
Daerah Tertinggal, 100%
dan Transmigrasi
- 275 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.3 Tingkat Pengawas Internal yang dimaksud adalah APIP Jumlah materialitas Internal (APIP)
materialitas temuan Pengawas
temuan Pengawas Pengawasan atas realisasi total Kementerian internal dibagi dengan
Internal dari Total Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Total Realisasi Anggaran
Realisasi Anggaran Transmigrasi Kementerian Desa,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Pembangunan Tingkat materialitas merupakan persentase nilai Tertinggal, dan
Daerah Tertinggal, Rupiah hasil temuan audit internal Transmigrasi dikali
dan Transmigrasi 100%
1.4 Unit Kerja yang WBK adalah predikat yang diberikan kepada Jumlah Unit Kerja yang Eksternal/ Kementerian
berpredikat unit kerja yang memenuhi sebagian besar baru mendapat predikat PAN dan RB
WBK/WBBM program Manajemen Perubahan, Penataan Tata WBK/WBBM per tahun
Laksana, Penataan Sistem Manajemen Sumber
Daya Manusia, Penguatan Pengawasan,
Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dan
Penguatan Kualitas Pelayanan Publik

WBBM adalah predikat yang diberikan kepada


Satuan Kerja yang memenuhi sebagian besar
program Manajemen Perubahan, Penataan Tata
Laksana, Penataan Sistem Manajemen Sumber
Daya Manusia, Penguatan Pengawasan,
Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dan
Penguatan Kualitas Pelayanan Publik
- 276 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.5 Persentase Capaian Strategi pelaskanaan kebijakan reformasi Perhitungan nilai Internal (APIP)
Strategi birokrasi adalah rencana aksi yang ditetapkan persentase capaian
Pelaksanaan oleh Strategic Transformation Unit (STU) dan sasaran reformasi
Kebijakan tingkat impelement rencana aksi Reformasi birokrasi adalah rata-
Reformasi Birokrasi Birokrasi General dan Reformasi Birokrasi rata persentase capaian
Kementerian Desa Tematik rencana aksi yang
PDTT terdefenisi melalui
evaluasi tim evaluator
internal.
1.6 Persentase Audit adalah pemeriksaan yang dilaksanakan Jumlah butir Internal (APIP)
rekomendasi hasil oleh auditor. rekomendasi hasil
pengawasan Temuan audit adalah hasil pemeriksaan temuan pemeriksaan
internal yang yang ditindaklanjuti
ditindaklanjuti Audit internal adalah pemeriksaan yang dibagi jumlah seluruh
dilakukan oleh APIP. butir rekomendasi hasil
Rekomendasi hasil temuan internal adalah temuan pemeriksaan
saran dalam bentuk rekomendasi kebijakan dan dikali 100%
non kebijakan, yang meliputi kepatuhan dan
Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang wajib
ditindaklanjuti oleh objek pemeriksaan dalam
rangka perbaikan kinerja.
Tindak lanjut rekomendasi adalah penyelesaian
terhadap rekomendasi hasil audit.
1.7 Tingkat kapabilitas Kapabilitas APIP adalah kemampuan untuk Tingkat kapabilitas APIP Eksternal/ BPKP
APIP melaksanakan tugas – tugas pengawasan yang yang dikeluarkan oleh
terdiri dari tiga unsur yang saling terkait yaitu BPKP
kapasitas, kewenangan, dan kompetensi SDM
APIP yang harus dimiliki APIP agar dapat
mewujudkan peran APIP secara efektif
- 277 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Tingkat Kapabilitas APIP dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:

Kriteria Skor Penilaian Kapabilitas APIP Level 1-


5, yaitu:
Level 1: Initial
Level 2: Infrastructure
Level 3: Integrated
Level 4: Managed
Level 5: Optimizing
1.8 Nilai Persepsi Nilai Persepsi integritas adalah nilai yang Hasil Survei SPI KPK Eksternal (Hasil e-SPI KPK
Integritas merupakan hasil dari penilaian integritas yang Tahun lalu pada Aspek RI)
Kementerian Desa, dikembangkan dari Integrity Assessment KPK Penilaian Internal
Pembangunan dengan menggunakan kombinasi pendekatan
Daerah Tertinggal, persepsi dan pengalaman langsung maupun
dan Transmigrasi tidak langsung responden terhadap suatu
institusi.

Hasil Survei SPI KPK dilakukan pada tiga aspek


penilaian diantaranya:
1. Penilaian Eksper (Ahli)
2. Penilaian Internal
3. Penilaian Eksternal Indeks

Persepsi Integritas merupakan hasil survey SPI


yang dilakukan KPK berfokus pada Aspek
Penilaian Internal dengan Skala 1-100.
Klasifikasi Nilai Risiko Indeks Survei Penilaian
Integritas (SPI):
- 278 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1. Sangat Rentan (0 - 67,9)
2. Rentan (68 - 73,6)
3. Waspada (73,7 - 77,4)
4. Terjaga (77,5 - 100)
1.9 Indeks Kepuasan Indeks kepuasan pemangku kepentingan adalah rata-rata nilai gabungan Internal (APIP)
Pemangku hasil dari survei kepuasan yang dilakukan Itjen survey kepuasan
Kepentingan kepada Pimpinan Unit Eselon (UE) I dan pemangku kepentingan
Inspektorat pegawai Eselon I mitra kerja Itjen Kemendesa
Jenderal PDTT atas kinerja Itjen selama tahun berjalan.
Pengukuran dilakukan atas kinerja Itjen secara
umum yang dirasakan oleh para pemangku
kepentingan, atas kegiatan pengawasan yang
dilakukan Itjen selama tahun berjalan.
Pengukuran survei terhadap pemangku
kepentingan Itjen menggunakan skala 1 s.d. 5
dan hasilnya dihitung sesuai dengan bobot yang
telah ditetapkan.

kriteria penilaian:
1: tidak puas
2: kurang puas
3: Cukup puas
4: puas
5: sangat puas
- 279 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.10 Tingkat maturitas Tingkat maturitas SPIP integrasi adalah tingkat Tingkat penerapan Eksternal (Badan
SPIP (Sistem kematangan SPIP dalam mencapai tujuan pengendalian intern Pengawasan Keuangan dan
Pengendalian pengendalian intern sesuai dengan Peraturan Kementerian per tahun Pembangunan)
Intern Pemerintah) Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Terintegrasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Proses penilaian dilakukan untuk mengukur


tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP yang
berfokus pada 3 (tiga) komponen, yaitu;
kualitas penetapan tujuan, penyelenggaraan
struktur dan proses, serta pencapaian tujuan
yang mencerminkan hasil dari penyelenggaraan
SPIP

Tingkat penerapan pengendalian intern adalah:


Level 0 : Belum ada SPIP
Level 1 : Rintisan SPIP
Level 2 : Berkembang
Level 3 : Terdefinisi
Level 4 : Terkelola dan terukur
Level 5 : Optimum

Tingkat penerapan pengendalian intern


dikeluarkan oleh BPKP
1.11 Persentase Jenis pengaduan yang ditindaklanjuti adalah Jumlah pengaduan yang Internal (APIP)
Pengaduan yang pengaduan yang masuk dari eksternal ditindaklanjuti dibagi
ditindaklanjuti kementerian melalui surat, Aplikasi Sipemandu jumlah seluruh
maupun kanal pengaduan lainnya. pengaduan yang masuk
dikali 100%.
- 280 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.12 Persentase Pedoman pengawasan adalah acuan yang Total Pedoman Internal (APIP)
Pedoman memberikan ukuran mutu minimal dalam pengawasan yang sudah
Pengawasan yang melaksanakan dan meningkatkan berbagai diimplementasikan/dima
diimplemetasikan bentuk layanan Pengawasan Intern yang nfaatkan dibagi dengan
bernilai tambah (menghasilkan rekomendasi- total Pedoman
rekomendasi hasil pengawasan yang Pengawasan yang sudah
di reviu dan
berkualitas).
ditindaklanjuti
perbaikannya dikali
100%
1.13 Nilai SAKIP Nilai SAKIP Inspektorat Jenderal adalah Hasil Nilai hasil evaluasi atas Internal (APIP)
Inspektorat Evaluasi atas implementasi SAKIP Inspektorat implementasi SAKIP
Jenderal Jenderal Inspektorat Jenderal dari
APIP
- 281 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.14 Nilai Pengawasan Pengawasan Kearsipan adalah proses kegiatan Nilai Pengawasan Internal (Itjen, Setjen,cq
kearsipan dalam menilai kesesuaian antara prinsip, Kearsipan per Tahun. Biro Umum dan Layanan
Inspektorat kaidah, dan standar kearsipan dengan Pengadaan) dan atau
Jenderal penyelenggaraan kearsipan. Eksternal (ANRI)
Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan
dengan arsip

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa


dalam berbagai bentuk dan media sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
Lembaga Negara, Pemerintahan Daerah,
Lembaga Pendidikan, Perusahaan, Organisasi
Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan
Perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(Peraturan Arsip Nasional RI Nomor 6 Tahun
2019 tentang Pengawasan Kearsipan)
1.15 Persentase Audit adalah pemeriksaan yang dilaksanakan Jumlah butir Eksternal/ BPK
rekomendasi hasil oleh auditor. rekomendasi hasil
pemeriksaan Temuan audit adalah hasil pemeriksaan temuan pemeriksaan
eksternal yang yang ditindaklanjuti
ditindaklanjuti Audit eksternal adalah pemeriksaan yang dibagi jumlah seluruh
(Sistem dilakukan oleh BPK RI. butir rekomendasi hasil
Pengendalian temuan pemeriksaan
Internal dan Rekomendasi hasil temuan eksternal dan dikali 100%
Kepatuhan internal adalah saran yang meliputi kepatuhan
terhadap dan Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang
Perundang- wajib ditindaklanjuti oleh objek pemeriksaan
undangan) dalam rangka perbaikan kinerja.
- 282 -

a. Sekretariat Inspektorat Jenderal


1. Nama Unit Organisasi : Sekretariat Inspektorat Jenderal
2. Tugas : Melaksanakan pelayanan teknis dan
administratif kepada seluruh unsur di
lingkungan Inspektorat Jenderal
3. Fungsi : 1) Koordinasi penyusunan kebijakan,
rencana, program, evaluasi, dan pelaporan
Inspektorat
2) Jenderal;
3) Koordinasi dan pembinaan pengelolaan
keuangan dan barang milik negara di
lingkungan Inspektorat Jenderal;
4) Pembinaan hukum dan koordinasi
penyusunan peraturan perundang-
undangan di lingkungan Inspektorat
Jenderal;
5) Pengelolaan urusan kepegawaian
Inspektorat Jenderal;
6) Koordinasi dan fasilitasi pembinaan
organisasi, tatalaksana, dan reformasi
birokrasi Inspektorat Jenderal;
7) Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
analisis tindak lanjut hasil pengawasan;
8) Koordinasi pelaksanaan sistem
pengendalian intern pemerintah dan
pengelolaan risiko di lingkungan
Kementerian; dan
9) Pelaksanaan urusan tata usaha dan
rumah tangga.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL


NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Terwujudnya Organisasi dan 1.1 Persentase Nilai Hasil Penilaian
Sumberdaya Manusia (SDM) Mandiri Pelaksanaan Reformasi
yang berkinerja Tinggi Birokrasi (PMPRB) di Inspektorat
Jenderal
1.2 Persentase Pejabat Pimpinan Tinggi
dan Pejabat Administrasi di
lingkungan Inspektorat Jenderal yang
mengikuti pengembangan kompetensi
per tahun
1.3 Persentase Pejabat fungsional di
lingkungan Inspektorat Jenderal yang
mengikuti pengembangan kompetensi
per tahun
1.4 Persentase terpenuhinya jumlah
Auditor sesuai beban kerja
2 Meningkatnya Kualitas 2.1 Indeks Manajemen Risiko Setitjen
Penerapan Manajemen Risiko
3 Meningkatnya Integritas 3.1 Indeks Integritas Setitjen
Inspektorat Jenderal
- 283 -

NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


4 Tersedianya kebijakan dan 4.1 Jumlah bahan kebijakan dan pedoman
regulasi Pengawasan yang Inspektorat Jenderal yang ditetapkan
ditetapkan pada tahun yang bersangkutan
5 Terwujudnya penatakelolaan 5.1 Tingkat penerapan pengendalian
Keuangan, BMN dan Umum intern Inspektorat Jenderal
Inspektorat Jenderal yang 5.2 Opini atas Pengendalian internal atas
efektif, efisien dan akuntabel Laporan Keuangan dan BMN
Inspektorat Jenderal berdasarkan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
dari hasil evaluasi Aparat Pengawas
Intern Pemerintah (APIP)/ Tim Penilai
Pengendalian Intern atas Pelaporan
Keuangan (PIPK) Unit Kerja Eselon I
6 Meningkatnya Kinerja 6.1 Nilai Kinerja atas Pelaksanaan
Perencanaan dan Rencana Kerja dan Anggaran
Penganggaran Inspektorat Jenderal
6.2 Nilai atas Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran Inspektorat
Jenderal
7 Terwujudnya pelayanan 7.1 Indeks kepuasan pemangku
publik Inspektorat Jenderal kepentingan Sekretariat Inspektorat
yang berkualitas Jenderal
8 Meningkatnya layanan 8.1 Nilai Pengawasan kearsipan
kearsipan Sekretariat Sekretariat Inspektorat Jenderal
Inspektorat Jenderal
- 284 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Nilai Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Nilai PMPRB Inspektorat Internal (APIP)
Hasil Penilaian Birokrasi (PMPRB) adalah Nilai indeks yang Jenderal dibagi nilai
Mandiri diperoleh dari hasil evaluasi oleh APIP atas maksimal PMPRB pada
Pelaksanaan pelaksanaan 8 (delapan) area perubahan tahun berjalan dikali
Reformasi Birokrasi Reformasi Birokrasi. 100%
(PMPRB) di
Inspektorat
Jenderal
1.2 Persentase Pejabat Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pejabat Jumlah Pejabat Internal (Setitjen)
Pimpinan Tinggi Administrasi di lingkungan Itjen yang mengikuti Pimpinan Tinggi dan
dan Pejabat pengembangan kompetensi minimal 20 jam Pejabat Administrasi di
Administrasi di pelajaran per orang per tahun dan Lingkungan Itjen yang
lingkungan bersertifikasi. mengikuti
Inspektorat pengembangan
Jenderal yang Pengembangan kompetensi dapat dilakukan kompetensi pada tahun
mengikuti antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, yang bersangkutan
pengembangan seminar, kursus, dan penataran. dibagi jumlah Pejabat
kompetensi per Pimpinan Tinggi dan
tahun Pejabat Administrasi
pada tahun yang
bersangkutan dikali
100%
- 285 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.3 Persentase Pejabat Pejabat fungsional di lingkungan Itjen yang Jumlah Pejabat Internal (Setitjen)
fungsional di mengikuti pengembangan kompetensi minimal fungsional di
lingkungan 20 jam pelajaran per orang per tahun dan Lingkungan Itjen yang
Inspektorat bersertifikasi. mengikuti
Jenderal yang pengembangan
mengikuti Pengembangan kompetensi dapat dilakukan kompetensi pada tahun
pengembangan antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, yang bersangkutan
kompetensi per seminar, kursus, dan penataran. dibagi jumlah Pejabat
tahun fungsional pada tahun
yang bersangkutan
dikali 100%
1.4 Persentase Auditor adalah seseorang Aparatur Sipil Negara Jumlah Auditor pada Internal (Setitjen)
terpenuhinya (ASN) yang memiliki kualifikasi / keahlian tahun bersangkutan
jumlah Auditor tertentu dalam melakukan audit atas laporan dibagi jumlah Auditor
sesuai beban kerja keuangan dan kegiatan Instansi Pemerintah yang dibutuhkan sesuai
beban kerja (Analisa
Beban Kerja) pada tahun
yang bersangkutan
dikali 100%
2.1 Indeks Manajemen Indeks MRI merupakan tingkat maturitas atas Indeks MRI hasil Quality Internal (APIP)
Risiko Setitjen penerapan manajemen risiko pada unit eselon 2 Assurance inspektorat
inspektorat Jenderal. Komponen ini memili 5 Jenderal.
unsur penilaian diantaranya:
1. Kepemimpinan
2. Sumber Daya Manusia
3. Kemitraan
4. Proses Manajemen Risiko
5. Aktivitas Penanganan Risiko
- 286 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Kriteria Penilaian
Level 1: preliminary
Level 2: Defined
Level 3: Integrated
Level 4: Optimized
3.1 Indeks Integritas Indeks penilaian integritas adalah nilai indeks Indeks Integritas Internal (Setitjen)
Setitjen hasil dari penilaian integritas yang diperoleh dari hasil
dikembangkan dari Integrity Assessment ITJEN survey penilaian
dengan menggunakan kombinasi pendekatan integritas
persepsi dan pengalaman langsung maupun
tidak langsung responden terhadap suatu
institusi.

Tim survei untuk penilaian level Unit Eselon II


adalah tim survei Itjen Kementerian Desa PDTT
yang dikoordinasikan oleh masing-masing
Eselon II

Aspek Integritas:
1. Informasi yang memadai
2. budaya organisasi
3. anti korupsi

Kriteria penilaian:
1: sangat rendah
2: cukup rendah
3: rendah
4: sedang
5: tinggi
6.sangat tinggi
- 287 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
4.1 Jumlah bahan Hasil Penjaminan Kualitas atas Komponen Hasil Penilaian Struktur Internal (Inspektorat III)
kebijakan dan Struktur dan Proses Efektivitas dan Efisiensi dan Proses T1 Unit Kerja
pedoman Pencapaian Tujuan Organisasi (T1) dilakukan di Kementerian Desa,
Inspektorat terhadap UKE I Daerah Tertinggal, dan
Jenderal yang Transmigrasi
ditetapkan pada
tahun yang
bersangkutan
5.1 Tingkat penerapan Hasil Penjaminan Kualitas atas Komponen Hasil Penilaian Struktur
pengendalian Struktur dan Proses Efektivitas dan Efisiensi dan Proses T1 Unit Kerja Internal (Inspektorat
intern Inspektorat Pencapaian Tujuan Organisasi (T1) dilakukan di Kementerian Desa, III)
Jenderal terhadap UKE I Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
5.2 Opini atas Penyajian Laporan Keuangan dan BMN yang Opini atas Penyajian Internal (APIP dan Tim
Pengendalian sesuai SAP adalah laporan di bidang keuangan Laporan Keuangan dan Penilai PIPK UKE I)
internal atas yang memuat: BMN Inspektorat
Laporan Keuangan 1. Neraca Jenderal berdasarkan
dan BMN 2. Laporan Operasional (LO) Standar Akuntansi
Inspektorat 3. Laporan perubahan Ekuitas (LPE) Pemerintah (SAP) dari
Jenderal 4. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) serta hasil evaluasi Aparat
berdasarkan laporan di bidang BMN yang memuat: Pengawas Intern
Standar Akuntansi a. Neraca Pemerintah (APIP)/Tim
Pemerintah (SAP) b. Laporan Barang Intrakomtable Penilai PIPK UKE I per
dari hasil evaluasi c. Laporan Barang Ekstrakomtable tahun
Aparat Pengawas d. Laporan Barang Intrakomtable dan
Intern Pemerintah Ekstrakomtable
(APIP)/ Tim Penilai e. Laporan Barang Persediaan
Pengendalian f. Laporan Kondisi Barang
Intern atas g. Laporan Penyusutan BMN
Pelaporan
- 288 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Keuangan (PIPK) h. Pelaksanaan Penatausahaan BMN
Unit Kerja Eselon I berdasarkan hasil evaluasi Aparat
Pengawas Intern Pemerintah (APIP)

Penilaian pengendalian internal atas Laporan


Keuangan dan BMN dikeluarkan oleh APIP/ tim
penilai PIPK UKE I

Kriteria penilaian :
1. Pengendalian Internal Efektif (PIE);
2. Pengendalian internal efektif dengan
pengecualian (PIEDP);
3. Pengendalian Internal Tidak Efektif (PITE)
6.1 Nilai Kinerja atas Penilaian Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Nilai hasil evaluasi atas Eksternal (Kementerian
Pelaksanaan Kerja dan Anggaran Inspektorat Jenderal Pelaksanaan Rencana Keuangan)
Rencana Kerja dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang- Kerja dan Anggaran
Anggaran undangan yang berkenaan dengan pengukuran Inspektorat Jenderal per
Inspektorat dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L tahun
Jenderal dari Kementerian Keuangan RI.

Penilaian kinerja atas Rencana Kerja dan


Anggaran menggunakan 5 (lima) indikator
sebagai berikut:
1. Penyerapan anggaran;
2. Konsistensi atas rencana penarikan dana
awal;
3. Konsistensi atas penarikan dana revisi;
4. Pencapaian keluaran; dan
5. Efisiensi
- 289 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
6.2 Nilai atas Indikator Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran(IKPA) Nilai atas Indikator Eksternal (Kementerian
Kinerja adalah indikator yang ditetapkan oleh Kinerja Pelaksanaan Keuangan)
Pelaksanaan Kementerian Keuangan selaku BUN untuk Anggaran Inspektorat
Anggaran mengukur kualitas kinerja pelaksanaan Jenderal per tahun
Direktorat Jenderal anggaran belanja Kementerian/Lembaga dari
Pembangunan sisi kualitas implementasi perencanaan
Desa dan anggaran, kualitas pelaksanaan anggaran dan
Perdesaan kualitas hasil pelaksanaan anggaran.

Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)


menjadi ukuran evaluasi kinerja pelaksanaan
anggaran yang memuat 8 (delapan) indikator
dan mencerminkan aspek sisi kualitas
implementasi perencanaan anggaran, kualitas
pelaksanaan anggaran dan kualitas hasil
pelaksanaan anggaran
A. Aspek Kualitas Perencanaan Anggaran,
meliputi:
1. Revisi DIPA (bobot nilai 10%)
2. Deviasi Halaman III DIPA (bobot nilai 10%)
B. Aspek Kualitas Pelaksanaan Anggaran,
meliputi:
1. Penyerapan Anggaran (bobot nilai 20%)
2. Belanja Kontraktual (bobot nilai 10%)
3. Penyelesaian Tagihan (bobot nilai 10%)
4. Pengelolaan UP dan TUP (bobot nilai 10%)
5. Dispensasi SPM (bobot nilai 5%)
C. Aspek Hasil Pelaksanaan Anggaran, meliputi:
1. Capaian Output (bobot nilai 25%)
- 290 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Pengukuran IKPA berdasarkan Peraturan Dirjen
Perbendaharaan, Kementerian Keuangan Nomor
PER-5/PB/2022 tentang Petunjuk Teknis
Penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan
Anggaran Belanja Kementerian
Negara/Lembaga
7.1 Indeks kepuasan Indeks kepuasan pemangku kepentingan Hasil survey kepuasan Internal (Setitjen)
pemangku Setitjen adalah hasil dari survei kepuasan yang aparatur lingkup
kepentingan dilakukan Setitjen kepada Pimpinan Unit Inspektorat Jenderal per
Sekretariat Eselon (UE) II dan pegawai Eselon II Itjen atas tahun
Inspektorat kinerja Setitjen selama tahun berjalan.
Jenderal Pengukuran dilakukan atas kinerja Setitjen
secara umum yang dirasakan oleh para
pemangku kepentingan, atas kegiatan
pengawasan yang dilakukan Setitjen selama
tahun berjalan. Pengukuran survei terhadap
pemangku kepentingan Itjen menggunakan
skala 1 s.d. 5 dan hasilnya dihitung sesuai
dengan bobot yang telah ditetapkan.
Kriteria penilaian:
1: tidak puas
2: kurang puas
3: Cukup puas
4: puas
5: sangat puas
- 291 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
8.1 Nilai Pengawasan Pengawasan Kearsipan adalah proses kegiatan Nilai Pengawasan Internal (Itjen, Setjen,cq
kearsipan dalam menilai kesesuaian antara prinsip, Kearsipan per Tahun. Biro Umum dan Layanan
Sekretariat kaidah, dan standar kearsipan dengan Pengadaan) dan atau
Inspektorat penyelenggaraan kearsipan. Eksternal (ANRI)
Jenderal
Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan
dengan arsip

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa


dalam berbagai bentuk dan media sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
Lembaga Negara, Pemerintahan Daerah,
Lembaga Pendidikan, Perusahaan, Organisasi
Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan
Perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(Peraturan Arsip Nasional RI Nomor 6 Tahun
2019 tentang Pengawasan Kearsipan)
- 292 -

b. Inspektorat I
1. Nama Unit Organisasi : Inspektorat I
2. Tugas : Melaksanakan pengawasan intern terhadap
pelaksanaan kinerja dan keuangan
Sekretariat Jenderal dan Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
3. Fungsi : 1) Penyiapan penyusunan kebijakan teknis,
rencana, dan program pengawasan intern;
2) Pelaksanaan pengawasan intern terhadap
pelaksanaan kinerja dan keuangan melalui
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan
kegiatan pengawasan lainnya;
3) Penyusunan laporan hasil pengawasan;
dan
4) Pelaksanaan tata usaha Inspektorat.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU INSPEKTORAT I
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya kualitas 1.1 Persentase rata-rata Materialitas atas
pelaporan keuangan dan Koreksi Hasil Reviu Laporan Keuangan
BMN pada Unit Kerja dan Unit Kerja Eselon I yang disusun
Kementerian 1.2 Rata-rata Nilai Hasil Reviu
Pengendalian Internal atas Pelaporan
Keuangan Unit Kerja Eselon I
1.3 Persentase Rekomendasi Hasil Reviu
Rencana Kebutuhan Barang Milik
Negara (RKBMN) Kementerian yang
Ditindaklanjuti
2 Meningkatnya Kualitas 2.1 Persentase rekomendasi hasil
Pengawasan internal di pengawasan intern yang
Sekretariat Jenderal dan ditindaklanjuti di Sekretariat Jenderal
Badan Pengembangan SDM 2.2 Persentase rekomendasi hasil
dan Pemberdayaan pengawasan intern yang
Masyarakat Desa, Daerah ditindaklanjuti di Badan
Tertinggal, dan Transmigrasi Pengembangan SDM dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2.3 Tingkat materialitas temuan Pengawas
Eksternal dari Total Realisasi
Anggaran Sekretariat Jenderal dan
Badan Pengembangan SDM dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2.4 Tingkat materialitas temuan pengawas
internal dari total realisasi anggaran
Sekretariat Jenderal dan Badan
Pengembangan SDM dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
2.5 Persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi BPK
- 293 -

NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


3 Meningkatnya Integritas 3.1 Nilai Integritas Inspektorat I
Inspektorat Jenderal
4 Terwujudnya pelayanan 4.1 Indeks kepuasan pemangku
publik Inspektorat Jenderal kepentingan Inspektorat I
yang berkualitas
5 Meningkatnya Kualitas 5.1 Indeks Manajemen Risiko Inspektorat I
Penerapan Manajemen Risko
- 294 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU INSPEKTORAT I


INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase rata- Materialitas atas koreksi hasil reviu laporan Rata-rata hasil koreksi Internal (Inspektorat I)
rata Materialitas keuangan adalah jumlah nominal tercatat pada dalam IHR per akun
atas Koreksi Hasil laporan keuangan yang berbeda antara dibagi dengan jumlah
Reviu Laporan penyusun LK Kementerian dengan hasil reviu tercatat pada setiap
Keuangan Unit melalui IHR APIP. komponen LK dikali
Kerja Eselon I yang 100%
disusun Sesuai dengan prinsip materialitas yang dapat
ditoleransi dalam kesalahan penyajian LK baik
per komponen maupun per akun adalah
maksimal 5% pada semua komponen laporan
keuangan yang disusun

Klasifikasi nilai:
 Deviasi material : kondisi deviasi ≥5%
 Deviasi tidak material : kondisi deviasi <5%
1.2 Rata-rata Nilai Penyajian Laporan Keuangan dan BMN yang Rata-rata Penilaian Internal (Inspektorat I)
Hasil Reviu sesuai SAP adalah laporan di bidang keuangan pengendalian internal
Pengendalian yang memuat: atas Laporan Keuangan
Internal atas 1. Neraca dan BMN Kementerian
Pelaporan 2. Laporan Operasional (LO) dan UKE I yang
Keuangan Unit 3. Laporan perubahan Ekuitas (LPE) dikeluarkan oleh APIP/
Kerja Eselon I 4. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) serta tim penilai PIPK UKE I
laporan di bidang BMN yang memuat:
 Neraca
 Laporan Barang Intrakomtable
 Laporan Barang Ekstrakomtable
 Laporan Barang Intrakomtable dan
Ekstrakomtable
- 295 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
 Laporan Barang Persediaan
 Laporan Kondisi Barang
 Laporan Penyusutan BMN
 Pelaksanaan Penatausahaan BMN
berdasarkan hasil evaluasi Aparat
Pengawas Intern Pemerintah (APIP)

Kriteria penilaian :
1. Pengendalian Internal Efektif (PIE);
2. Pengendalian internal efektif dengan
pengecualian (PIEDP);
3. Pengendalian Internal Tidak Efektif (PITE)
1.3 Persentase Rencana Kebutuhan BMN (RKBMN) adalah Jumlah rekomendasi Internal (Inspektorat I)
Rekomendasi Hasil perencanaan kebutuhan BMN yang meliputi hasil reviu RKBMN yang
Reviu Rencana perencanaan pengadaan, pemeliharaan, ditindaklanjuti dibagi
Kebutuhan Barang pemanfaatan, pemindahtanganan, dan seluruh rekomendasi
Milik Negara penghapusan BMN, yang disusun dengan hasil reviu RKBMN dikali
(RKBMN) memperhatikan kebutuhan pelaksanaan tugas 100%
Kementerian yang dan fungsi K/L serta ketersediaan BMN yang
Ditindaklanjuti ada.

Reviu RKBMN dilakukan oleh APIP untuk :


1. memberikan keyakinan terbatas mengenai
kesesuaian RKBMN dari tiap-tiap unit eselon
I dengan ketentuan penyusunan RKBMN
yang berlaku,
2. sebagai bahan pengambilan kebijakan
Menteri dalam rangka pengadaan
barang/jasa yang menjadi aset BMN dengan
keyakinan terbatas atas kesesuaian RKBMN
- 296 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
dengan ketentuan penyusunan RKBMN yang
berlaku,
3. memberikan rekomendasi atas permasalahan
yang ditemukan dalam penyusunan RKBMN.
2.1 Persentase Audit adalah pemeriksaan yang dilaksanakan Jumlah rekomendasi Internal (Inspektorat I)
rekomendasi hasil oleh auditor. hasil temuan audit
pengawasan intern internal yang
yang Temuan audit adalah hasil pemeriksaan ditindaklanjuti di Setjen
ditindaklanjuti di Audit internal adalah pemeriksaan yang dibagi jumlah seluruh
Sekretariat dilakukan oleh APIP. rekomendasi hasil
Jenderal temuan audit internal di
Rekomendasi hasil temuan internal adalah Setjen dikali 100%
saran dalam bentuk rekomendasi kebijakan dan
non kebijakan, yang meliputi kepatuhan dan
Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang wajib
ditindaklanjuti oleh objek pemeriksaan dalam
rangka perbaikan kinerja.

Tindak lanjut rekomendasi adalah penyelesaian


terhadap rekomendasi hasil audit.
2.2 Persentase Audit adalah pemeriksaan yang dilaksanakan Jumlah rekomendasi
rekomendasi hasil oleh auditor. hasil temuan audit Internal (Inspektorat I)
pengawasan intern internal yang
yang Temuan audit adalah hasil pemeriksaan ditindaklanjuti di PSDM
ditindaklanjuti di dibagi jumlah seluruh
Badan Audit internal adalah pemeriksaan yang rekomendasi hasil
Pengembangan dilakukan oleh APIP. temuan audit internal di
SDM dan PSDM dikali 100%
Pemberdayaan
Masyarakat Desa,
- 297 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Daerah Tertinggal, Rekomendasi hasil temuan internal adalah
dan Transmigrasi saran dalam bentuk rekomendasi kebijakan dan
non kebijakan, yang meliputi kepatuhan dan
Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang wajib
ditindaklanjuti oleh objek pemeriksaan dalam
rangka perbaikan kinerja.

Tindak lanjut rekomendasi adalah penyelesaian


terhadap rekomendasi hasil audit.
2.3 Tingkat Pengawas eksternal yang dimaksud adalah BPK Jumlah Temuan Eksternal (BPK)
materialitas RI dan BPKP RI Pengawas Eksternal
temuan Pengawas dibagi dengan Total
Eksternal dari Tingkat materialitas merupakan persentase Realisasi Anggaran
Total Realisasi nilai Rupiah hasil temuan audit eksternal Sekretariat Jenderal dan
Anggaran Badan Pengembangan
Sekretariat SDM dan Pemberdayaan
Jenderal dan Masyarakat Desa,
Badan daerah Tertinggal dan
Pengembangan Transmigrasi dikali
SDM dan 100%
Pemberdayaan
Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
- 298 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.4 Tingkat Pengawas Internal di maksud adalah APIP. Jumlah temuan Internal (Inspektorat I)
materialitas pengawas internal dibagi
temuan pengawas Tingkat materialitas merupakan persentase nilai dengan total realisasi
internal dari total rupiah hasil temuan audit internal. anggaran Sekretariat
realisasi anggaran Jenderal dan Badan
Sekretariat Pengembangan SDM dan
Jenderal dan
Pemberdayaan
Badan
Masyarakat Desa,
Pengembangan
SDM dan Daerah Tertinggal dan
Pemberdayaan Transmigrasi dikali
Masyarakat Desa, 100%
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi
2.5 Persentase Tindak Audit eksternal adalah pemeriksaan yang Jumlah rekomendasi Internal (Inspektorat I)
Lanjut dilakukan oleh BPK RI. hasil temuan audit
Rekomendasi BPK eksternal yang
Tindak lanjut rekomendasi adalah penyelesaian ditindaklanjuti di
terhadap rekomendasi hasil audit. Sekretariat Jenderal dan
BPSDM dibagi jumlah
Rekomendasi hasil temuan eksternal adalah seluruh rekomendasi
saran yang meliputi kepatuhan dan Sistem hasil temuan audit
Pengendalian Internal (SPI) yang wajib Eksternal di Sekretariat
ditindaklanjuti oleh objek pemeriksaan dalam Jenderal dan BPSDM di
rangka perbaikan kinerja. Tindak Lanjut kali 100%
Rekomendasi BPK dilaksanakan pada
Sekretariat Jenderal dan Badan Pengembangan
SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
- 299 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.1 Nilai Integritas Nilai integritas adalah nilai indeks hasil dari Indeks Integritas Internal (Inspektorat I)
Inspektorat I penilaian integritas yang dikembangkan dari diperoleh dari hasil
Integrity Assessment ITJEN dengan survey penilaian
menggunakan kombinasi pendekatan persepsi integritas
dan pengalaman langsung maupun tidak
langsung responden terhadap Itjen.

Tim survei untuk penilaian level Unit Eselon II


adalah tim survei Itjen Kementerian Desa PDTT
yang dikoordinasikan oleh masing-masing
Inspektur.

Aspek Integritas:
1. Informasi yang memadai
2. budaya organisasi
3. anti korupsi
4. Independensi Auditor

Kriteria penilaian:
1: sangat rendah
2: cukup rendah
3: rendah
4: sedang
5: tinggi
6. sangat tinggi
4.1 Indeks kepuasan Indeks kepuasan pemangku kepentingan adalah Indeks kepuasan Internal (Inspektorat I)
pemangku hasil dari survei kepuasan yang dilakukan Itjen pemangku kepentingan
kepentingan kepada Pimpinan Unit Eselon (UE) I dan diperoleh dari hasil
Inspektorat I pegawai Eselon I mitra kerja Itjen Kemendesa survey kepuasan
PDTT atas kinerja Itjen selama tahun berjalan. pemangku kepentingan
- 300 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Pengukuran dilakukan atas kinerja Itjen secara
umum yang dirasakan oleh para pemangku
kepentingan, atas kegiatan pengawasan yang
dilakukan Itjen selama tahun berjalan.
Pengukuran survei terhadap pemangku
kepentingan Itjen menggunakan skala 1 s.d. 5
dan hasilnya dihitung sesuai dengan bobot yang
telah ditetapkan.

Kriteria penilaian:
1: tidak puas
2: kurang puas
3: Cukup puas
4: puas
5: sangat puas
5.1 Indeks Manajemen Indeks MRI merupakan tingkat maturitas atas Indeks MRI hasil Quality Internal (Inspektorat I)
Risiko Inspektorat I penerapan manajemen risiko pada unit eselon 2 Assurance inspektorat
inspektorat Jenderal. Komponen ini memiliki 5 Jenderal
(lima) unsur penilaian diantaranya:
1. Kepemimpinan
2. Sumber Daya Manusia
3. Kemitraan
4. Proses Manajemen Risiko
5. Aktivitas Penanganan Risiko

Kriteria Penilaian
Level 1: preliminary
Level 2: Defined
Level 3: Integrated
Level 4: Optimized
- 301 -

c. Inspektorat II
1. Nama Unit Organisasi : Inspektorat II
2. Tugas : Melaksanakan pengawasan intern terhadap
pelaksanaan kinerja dan keuangan Direktorat
Jenderal Pengembangan Ekonomi dan
Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi serta Direktorat Jenderal
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
3. Fungsi : 1) Penyiapan penyusunan kebijakan teknis,
rencana, dan program pengawasan intern;
2) Pelaksanaan pengawasan intern terhadap
pelaksanaan kinerja dan keuangan melalui
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan
kegiatan pengawasan lainnya;
3) Penyusunan laporan hasil pengawasan;
dan
4) Pelaksanaan tata usaha Inspektorat.

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU INSPEKTORAT II
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Terlaksananya Strategi 1.1 Persentase implementasi hasil
untuk meningkatkan pemantauan dan evaluasi internal atas
kualitas Reformasi kegiatan utama dan Rencana aksi
Birokrasi`yang berkelanjutan reformasi birokrasi (KU-RARB) yang
ditindak lanjuti
1.2 Jumlah Unit yang diusulkan pada TPN
untuk Predikat WBK dan WBBM dan
lolos seleksi administrasi
2 Meningkatnya kualitas 2.1 Persentase rekomendasi hasil
pengawasan internal di pengawasan intern yang
Ditjen Pengembangan ditindaklanjuti di Ditjen
Ekonomi dan Investasi Desa, Pengembangan Ekonomi dan Investasi
Daerah Tertinggal dan Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi dan Ditjen Transmigrasi
Percepatan Pembangunan 2.2 Persentase rekomendasi hasil
Daerah Tertinggal pengawasan intern yang
Ditindaklanjuti di Ditjen Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal
2.3 Tingkat materialitas temuan Pengawas
Eksternal dari Total Realisasi
Anggaran Direktorat Jenderal
Pengembangan Ekonomi dan Investasi
Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi dan Direktorat Jenderal
Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal
2.4 Tingkat materialitas temuan pengawas
internal dari total realisasi anggaran
Ditjen Pengembangan Ekonomi dan
Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi dan Ditjen Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal
- 302 -

NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


2.5 Persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi BPK
3 Meningkatnya Integritas 3.1 Nilai Integritas Inspektorat II
Inspektorat Jenderal
4 Terwujudnya pelayanan 4.1 Indeks kepuasan pemangku
publik Inspektorat Jenderal kepentingan Inspektorat II
yang berkualitas
5 Meningkatnya Kualitas 5.1 Indeks Manajemen Risiko Inspektorat
Penerapan Manajemen Risko II
- 303 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU INSPEKTORAT II


INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Evaluasi internal adalah evaluasi yang Jumlah rekomendasi Internal (Inspektorat II)
implementasi hasil dilakukan oleh Evaluator Internal reformasi yang ditindaklanjuti oleh
pemantauan dan birokrasi Kementerian dalam rangka Strategic Transformation
evaluasi internal memastikan perencanaan dan pelaksanaan Unit (STU) dan Project
atas kegiatan reformasi birokrasi berjalan dengan baik dan Management Office
utama dan mampu menjawab permasalahan terkait tata (PMO) PMO dibagi
Rencana aksi kelola
dengan jumlah
reformasi birokrasi
rekomendasi dalam LHE
(KU-RARB) yang
ditindak lanjuti Internal dikali 100%
1.2 Jumlah Unit yang Predikat yang diberikan kepada K/L dan Pemda Jumlah unit kerja yang Internal (Inspektorat II)
diusulkan pada yang pimpinan dan jajarannya mempunyai niat diusulkan untuk
TPN untuk Predikat (komitmen) untuk mewujudkan WBK dan mendapat predikat
WBK dan WBBM WBBM melalui upaya pencegahan korupsi, WBK/WBBM hasil
dan lolos seleksi reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas penilaian TPI
administrasi pelayanan publik.
- 304 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Persentase Audit adalah pemeriksaan yang dilaksanakan Jumlah rekomendasi Internal (Inspektorat II)
rekomendasi hasil oleh auditor. hasil temuan audit
pengawasan intern Temuan audit adalah hasil pemeriksaan. internal yang
yang ditindaklanjuti di
ditindaklanjuti di Audit internal adalah pemeriksaan yang PEIDDTT dibagi jumlah
Ditjen dilakukan oleh APIP. seluruh rekomendasi
Pengembangan Rekomendasi hasil temuan internal adalah hasil temuan audit
Ekonomi dan saran dalam bentuk rekomendasi kebijakan dan internal di PEIDDTT
Investasi Desa, non kebijakan, yang meliputi kepatuhan dan dikali 100%
Daerah Tertinggal Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang wajib
dan Transmigrasi ditindaklanjuti oleh objek pemeriksaan dalam
rangka perbaikan kinerja.

Tindak lanjut rekomendasi adalah penyelesaian


terhadap rekomendasi hasil audit.
- 305 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.2 Persentase Audit adalah pemeriksaan yang dilaksanakan Jumlah rekomendasi Internal (Inspektorat II)
rekomendasi hasil oleh auditor. hasil temuan audit
pengawasan intern internal yang
yang Temuan audit adalah hasil pemeriksaan ditindaklanjuti di
Ditindaklanjuti di PEIDDTT dibagi jumlah
Ditjen Percepatan Audit internal adalah pemeriksaan yang seluruh rekomendasi
Pembangunan dilakukan oleh APIP.
hasil temuan audit
Daerah Tertinggal
internal di PPDT dikali
Rekomendasi hasil temuan internal adalah
saran dalam bentuk rekomendasi kebijakan dan 100%
non kebijakan, yang meliputi kepatuhan dan
Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang wajib
ditindaklanjuti oleh objek pemeriksaan dalam
rangka perbaikan kinerja.

Tindak lanjut rekomendasi adalah penyelesaian


terhadap rekomendasi hasil audit.
- 306 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.3 Tingkat Pengawas eksternal yang dimaksud adalah BPK Jumlah Temuan dibagi Internal (Inspektorat II)
materialitas RI dan BPKP RI. dengan Total Realisasi dan Eksternal (UKE I
temuan Pengawas Anggaran Direktorat terkait dan BPK))
Eksternal dari Tingkat materialitas merupakan persentase nilai Jenderal Pengembangan
Total Realisasi Rupiah hasil temuan audit eksternal Ekonomi dan Investasi
Anggaran Desa, Daerah Tertinggal,
Direktorat Jenderal dan Transmigrasi dan
Pengembangan Direktorat Jenderal
Ekonomi dan Percepatan
Investasi Desa, Pembangunan Daerah
Daerah Tertinggal, Tertinggal dikali 100%
dan Transmigrasi
dan Direktorat
Jenderal
Percepatan
Pembangunan
Daerah Tertinggal
- 307 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.4 Tingkat Pengawas Internal di maksud adalah APIP. Jumlah temuan Internal (Inspektorat II)
materialitas pengawas internal dibagi
temuan pengawas Tingkat materialitas merupakan persentase nilai dengan total realisasi
internal dari total rupiah hasil temuan audit internal. anggaran Direktorat
realisasi anggaran Jenderal Pengembangan
Ditjen Ekonomi dan Investasi
Pengembangan Desa, Daerah Tertinggal,
Ekonomi dan dan Transmigrasi dan
Investasi Desa, Direktorat Jenderal
Daerah Tertinggal, Percepatan
dan Transmigrasi Pembangunan Daerah
dan Ditjen Tertinggal dikali 100%
Percepatan
Pembangunan
Daerah Tertinggal
2.5 Persentase Tindak Audit eksternal adalah pemeriksaan yang Jumlah rekomendasi Itjen (Tim Penilai Internal)
Lanjut dilakukan oleh BPK RI. hasil temuan audit
Rekomendasi BPK eksternal yang
Tindak lanjut rekomendasi adalah penyelesaian ditindaklanjuti di
terhadap rekomendasi hasil audit. PEIDDTT dan PPDT
dibagi jumlah seluruh
Rekomendasi hasil temuan eksternal adalah
rekomendasi hasil
saran yang meliputi kepatuhan dan Sistem
temuan audit Eksternal
Pengendalian Internal (SPI) yang wajib
ditindaklanjuti oleh objek pemeriksaan dalam di Ditjen PEIDDTT dan
rangka perbaikan kinerja. Tindak Lanjut Ditjen PPDT di kali 100%
Rekomendasi BPK dilaksanakan pada Ditjen
PEIDDTT dan Ditjen PPDT
- 308 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.1 Nilai Integritas Nilai integritas adalah nilai indeks hasil dari Indeks Integritas Internal (Inspektorat II)
Inspektorat II penilaian integritas yang dikembangkan dari diperoleh dari hasil
Integrity Assessment ITJEN dengan survey penilaian
menggunakan kombinasi pendekatan persepsi integritas
dan pengalaman langsung maupun tidak
langsung responden terhadap suatu institusi.

Tim survei untuk penilaian level Unit Eselon II


adalah tim survei Itjen Kementerian Desa PDTT
yang dikoordinasikan oleh masing-masing
Inspektur.
Aspek Integritas:
1. Informasi yang memadai
2. budaya organisasi
3. anti korupsi
4. Independensi Auditor

Kriteria penilaian:
1: sangat rendah
2: cukup rendah
3: rendah
4: sedang
5: tinggi
6. sangat tinggi
4.1 Indeks kepuasan Indeks kepuasan pemangku kepentingan adalah Indeks kepuasan Internal (Inspektorat II)
pemangku hasil dari survei kepuasan yang dilakukan Itjen pemangku kepentingan
kepentingan kepada Pimpinan Unit Eselon (UE) I dan diperoleh dari hasil
Inspektorat II pegawai Eselon I mitra kerja Itjen Kemendesa survey kepuasan
PDTT atas kinerja Itjen selama tahun berjalan. pemangku kepentingan
Pengukuran dilakukan atas kinerja Itjen secara
- 309 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
umum yang dirasakan oleh para pemangku
kepentingan, atas kegiatan pengawasan yang
dilakukan Itjen selama tahun berjalan.
Pengukuran survei terhadap pemangku
kepentingan Itjen menggunakan skala 1 s.d. 5
dan hasilnya dihitung sesuai dengan bobot yang
telah ditetapkan.

Kriteria penilaian:
1: tidak puas
2: kurang puas
3: Cukup puas
4: puas
5: sangat puas
5.1 Indeks Manajemen Indeks MRI merupakan tingkat maturitas atas Indeks MRI hasil Quality Internal (Inspektorat II)
Risiko Inspektorat penerapan manajemen risiko pada unit eselon 2 Assurance inspektorat
II inspektorat Jenderal. Komponen ini memili 5 Jenderal
unsur penilaian diantaranya:
1. Kepemimpinan
2. Sumber Daya Manusia
3. Kemitraan
4. Proses Manajemen Risiko
5. Aktivitas Penanganan Risiko

Kriteria Penilaian
Level 1: preliminary
Level 2: Defined
Level 3: Integrated
Level 4: Optimized
- 310 -

d. Inspektorat III
1. Nama Unit Organisasi : Inspektorat III
2. Tugas : Melaksanakan pengawasan intern terhadap
pelaksanaan kinerja dan keuangan Direktorat
Jenderal Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Transmigrasi serta Badan
Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
3. Fungsi : 1) Penyiapan penyusunan kebijakan teknis,
rencana, dan program pengawasan intern;
2) Pelaksanaan pengawasan intern terhadap
pelaksanaan kinerja dan keuangan melalui
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan
kegiatan pengawasan lainnya;
3) Penyusunan laporan hasil pengawasan;
dan
4) Pelaksanaan tata usaha Inspektorat.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU INSPEKTORAT III


NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya penerapan 1.1 Nilai Maturitas SPIP Terintegrasi
SPIP pada Unit Kerja dan 1.2 Indeks Manajemen Risiko Kementerian
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
2 Meningkatnya kualitas 2.1 Presentase Rekomendasi Hasil Pengawasan
pengawasan internal di intern yang Ditindaklanjuti pada Badan
Badan Pengembangan dan Pengembangan dan Informasi Desa,
Informasi Desa, Daerah Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Tertinggal dan 2.2 Presentase Rekomendasi Hasil Pengawasan
Transmigrasi dan Ditjen intern yang Ditindaklanjuti pada Ditjen
Pembangunan dan Pembangunan dan Pengembangan
Pengembangan Kawasan Kawasan Transmigrasi
Transmigrasi 2.3 Tingkat materialitas temuan Pengawas
Eksternal dari Total Realisasi Anggaran
Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan Transmigrasi
serta Badan Pengembangan dan Informasi
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2.4 Tingkat materialitas temuan pengawas
internal dari total realisasi anggaran Ditjen
Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Transmigrasi serta Badan
Pengembangan dan Informasi Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2.5 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi
BPK
3 Meningkatnya Integritas 3.1 Nilai Integritas Inspektorat III
Inspektorat Jenderal
4 Terwujudnya pelayanan 4.1 Indeks kepuasan pemangku kepentingan
publik Inspektorat Inspektorat III
Jenderal yang berkualitas
- 311 -

NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


5 Meningkatnya Kualitas 5.1 Indeks Manajemen Risiko Inspektorat III
Penerapan Manajemen
Risko
- 312 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU INSPEKTORAT III
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Nilai Maturitas Hasil Penjaminan Kualitas atas Komponen Tingkat Hasil Penilaian Internal (Inspektorat III)
SPIP Terintegrasi Struktur dan Proses: Struktur dan Proses T1
1. Penilaian Struktur dan Proses Efektivitas Unit Kerja di
dan Efisiensi Pencapaian Tujuan Organisasi Kementerian Desa,
(T1) dilakukan terhadap masing-masing Daerah Tertinggal, dan
UKE I; Transmigrasi Komponen
2. Penilaian Struktur dan Proses Keandalan
Struktur dan Proses T2,
Pelaporan Keuangan (T2) dilakukan
T3, dan T4
terhadap Unit Kerja Penanggungjawab
Keuangan Kementerian;
3. Penilaian Struktur dan Proses Pengamanan
Aset Negara/Daerah (T3) dilakukan
terhadap Unit Kerja Penanggungjawab
Pengamanan Aset Kementerian; dan
4. Penilaian Struktur dan Proses Ketaatan
Pada Peraturan Perundang-Undangan (T4)
dilakukan terhadap Unit Kerja
Penanggungjawab Ketaatan pada Perarturan
Perundang-undangan.

Tingkat penerapan pengendalian intern pada


unit organisasi di Kementerian komponen
struktur dan proses adalah:
Level 0: Belum ada SPIP
Level 1: Rintisan SPIP
Level 2: Berkembang
Level 3: Terdefinisi
Level 4: Terkelola dan terukur
Level 5: Optimum
- 313 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.2 Indeks Manajemen Indeks MRI merupakan tingkat maturitas atas Indeks MRI hasil Quality Internal (Inspektorat III)
Risiko Kementerian penerapan manajemen risiko pada Assurance inspektorat
Desa, Kementerian/lembaga Jenderal.
Pembangunan Kriteria Penilaian
Daerah Tertinggal Level 1: Ad Hoc
dan Transmigrasi Level 2: preliminary
Level 3: Defined
Level 4: Integrated
Level 5: Optimized
2.1 Presentase Audit adalah pemeriksaan yang dilaksanakan Jumlah rekomendasi Internal (Inspektorat III)
Rekomendasi Hasil oleh auditor. hasil temuan audit
Pengawasan intern internal yang
yang Temuan audit adalah hasil pemeriksaan ditindaklanjuti di
Ditindaklanjuti BPIDDTT dibagi jumlah
pada Audit internal adalah pemeriksaan yang seluruh rekomendasi
Pengembangan dan dilakukan oleh APIP. hasil temuan audit
Informasi Desa, internal di BPIDDTT
Daerah Tertinggal Rekomendasi hasil temuan internal adalah dikali 100%
dan Transmigrasi saran dalam bentuk rekomendasi kebijakan dan
non kebijakan, yang meliputi kepatuhan dan
Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang wajib
ditindaklanjuti oleh objek pemeriksaan dalam
rangka perbaikan kinerja.

Tindak lanjut rekomendasi adalah penyelesaian


terhadap rekomendasi hasil audit.
- 314 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.2 Presentase Audit adalah pemeriksaan yang dilaksanakan Jumlah rekomendasi Internal (Inspektorat III)
Rekomendasi Hasil oleh auditor. hasil temuan audit
Pengawasan intern Temuan audit adalah hasil pemeriksaan internal yang
yang ditindaklanjuti di Ditjen
Ditindaklanjuti Audit internal adalah pemeriksaan yang PPKT dibagi jumlah
pada Ditjen dilakukan oleh APIP. seluruh rekomendasi
Pembangunan dan Rekomendasi hasil temuan internal adalah
hasil temuan audit
Pengembangan saran dalam bentuk rekomendasi kebijakan dan
internal di Ditjen PPKT
Kawasan non kebijakan, yang meliputi kepatuhan dan
Transmigrasi Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang wajib dikali 100%
ditindaklanjuti oleh objek pemeriksaan dalam
rangka perbaikan kinerja.
Tindak lanjut rekomendasi adalah penyelesaian
terhadap rekomendasi hasil audit.
2.3 Tingkat Pengawas eksternal yang dimaksud adalah BPK Jumlah Temuan Eksternal (BPK)
materialitas RI dan BPKP RI Pengawas Eksternal
temuan Pengawas dibagi dengan Total
Eksternal dari Tingkat materialitas merupakan persentase Realisasi Anggaran
Total Realisasi nilai Rupiah hasil temuan audit eksternal Direktorat Jenderal
Anggaran Pembangunan dan
Direktorat Jenderal
Pengembangan Kawasan
Pembangunan dan
Transmigrasi serta
Pengembangan
Kawasan Badan Pengembangan
Transmigrasi serta dan Informasi Desa,
Badan Daerah Tertinggal, dan
Pengembangan dan Transmigrasi dikali
Informasi Desa, 100%
Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
- 315 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.4 Tingkat Pengawas Internal di maksud adalah APIP. Jumlah temuan Internal (Inspektorat III)
materialitas pengawas internal dibagi
temuan pengawas Tingkat materialitas merupakan persentase nilai dengan total realisasi
internal dari total rupiah hasil temuan audit internal anggaran Direktorat
realisasi anggaran Jenderal Pembangunan
Ditjen dan Pengembangan
Pembangunan dan
Kawasan Transmigrasi
Pengembangan
serta Badan
Kawasan
Transmigrasi serta Pengembangan dan
Badan Informasi Desa, Daerah
Pengembangan dan Tertinggal, dan
Informasi Desa, Transmigrasi dikali
Daerah Tertinggal, 100%
dan Transmigrasi
2.5 Persentase Tindak Audit eksternal adalah pemeriksaan yang Jumlah rekomendasi Internal (Inspektorat III)
Lanjut dilakukan oleh BPK RI. hasil temuan audit
Rekomendasi BPK eksternal yang
Tindak lanjut rekomendasi adalah penyelesaian ditindaklanjuti di
terhadap rekomendasi hasil audit. BPIDDTT dan Ditjen
PPKT dibagi jumlah
Rekomendasi hasil temuan eksternal adalah
seluruh rekomendasi
saran yang meliputi kepatuhan dan Sistem
hasil temuan audit
Pengendalian Internal (SPI) yang wajib
ditindaklanjuti oleh objek pemeriksaan dalam Eksternal di BPIDDTT
rangka perbaikan kinerja. Tindak Lanjut dan Ditjen PPKT di kali
Rekomendasi BPK dilaksanakan pada BPIDDTT 100%
dan Ditjen PPKT
- 316 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.1 Nilai Integritas Nilai integritas adalah nilai indeks hasil dari Indeks Integritas Internal (Inspektorat III)
Inspektorat III penilaian integritas yang dikembangkan dari diperoleh dari hasil
Integrity Assessment ITJEN dengan survey penilaian
menggunakan kombinasi pendekatan persepsi integritas
dan pengalaman langsung maupun tidak
langsung responden terhadap suatu institusi.

Tim survei untuk penilaian level Unit Eselon II


adalah tim survei Itjen Kementerian Desa PDTT
yang dikoordinasikan oleh masing-masing
Inspektur.
Aspek Integritas:
1. Informasi yang memadai
2. budaya organisasi
3. anti korupsi
4. Independensi Auditor

kriteria penilaian:
1: sangat rendah
2: cukup rendah
3: rendah
4: sedang
5: tinggi
6. sangat tinggi
4.1 Indeks kepuasan Indeks kepuasan pemangku kepentingan adalah Indeks kepuasan Internal (Inspektorat III)
pemangku hasil dari survei kepuasan yang dilakukan Itjen pemangku kepentingan
kepentingan kepada Pimpinan Unit Eselon (UE) I dan diperoleh dari hasil
Inspektorat III pegawai Eselon I mitra kerja Itjen Kemendesa survey kepuasan
PDTT atas kinerja Itjen selama tahun berjalan. pemangku kepentingan
- 317 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Pengukuran dilakukan atas kinerja Itjen secara
umum yang dirasakan oleh para pemangku
kepentingan, atas kegiatan pengawasan yang
dilakukan Itjen selama tahun berjalan.
Pengukuran survei terhadap pemangku
kepentingan Itjen menggunakan skala 1 s.d. 5
dan hasilnya dihitung sesuai dengan bobot yang
telah ditetapkan.

Kriteria penilaian:
1: tidak puas
2: kurang puas
3: Cukup puas
4: puas
5: sangat puas
5.1 Indeks Manajemen Indeks MR merupakan tingkat maturitas atas Indeks MR hasil Quality Internal (Inspektorat III)
Risiko Inspektorat penerapan manajemen risiko pada unit eselon 2 Assurance inspektorat
III Inspektorat Jenderal. Komponen ini memiliki 5 Jenderal
unsur penilaian diantaranya:
1. Kepemimpinan
2. Sumber Daya Manusia
3. Kemitraan
4. Proses Manajemen Risiko
5. Aktivitas Penanganan Risiko

Kriteria Penilaian
Level 1: preliminary
Level 2: Defined
Level 3: Integrated
Level 4: Optimized
- 318 -

e. Inspektorat IV
1. Nama Unit Organisasi : Inspektorat IV
2. Tugas : Melaksanakan pengawasan intern terhadap
pelaksanaan kinerja dan keuangan Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
serta Inspektorat Jenderal
3. Fungsi : 1) Penyiapan penyusunan kebijakan teknis,
rencana, dan program pengawasan intern;
2) Pelaksanaan pengawasan intern terhadap
pelaksanaan kinerja dan keuangan melalui
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan
kegiatan pengawasan lainnya;
3) Penyusunan laporan hasil pengawasan;
dan
4) Pelaksanaan tata usaha Inspektorat.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU INSPEKTORAT IV
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya 1.1 Nilai Hasil Evaluasi Implementasi SAKIP
Akuntabilitas Unit Kerja
dan Kementerian
2 Meningkatnya Kapabilitas 2.1 Persentase Rekomendasi Hasil Evaluasi
APIP Kementerian Desa, Kapabilitas APIP yang Ditindaklanjuti
Pembangunan Daerah
Tertinggal dan
Transmigrasi
3 Meningkatnya kualitas 3.1 Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan
pengawasan internal di Intern yang Ditindaklanjuti di Ditjen
Inspektorat Jenderal dan Pembangunan Desa dan Perdesaan
Ditjen Pembangunan Desa 3.2 Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan
dan Perdesaan yang Intern yang Ditindaklanjuti di Inspektorat
berkualitas Jenderal
3.3 Tingkat materialitas temuan Pengawas
Eksternal dari Total Realisasi Anggaran
Inspektorat Jenderal dan Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan
3.4 Tingkat materialitas temuan pengawas
internal dari total realisasi anggaran
Inspektorat Jenderal dan Ditjen
Pembangunan Desa dan Perdesaan
3.5 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi
BPK
4 Meningkatnya Integritas 4.1 Nilai Integritas Inspektorat IV
Inspektorat Jenderal
5 Terwujudnya pelayanan 5.1 Indeks kepuasan pemangku kepentingan
publik Inspektorat Inspektorat IV
Jenderal yang berkualitas
6 Meningkatnya Kualitas 6.1 Indeks Manajemen Risiko Inspektorat IV
Penerapan Manajemen
Risko
- 319 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU INSPEKTORAT IV


INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Nilai Hasil Evaluasi Evaluasi atas implementasi SAKIP adalah Rata-rata nilai hasil Internal (Inspektorat IV)
Implementasi kegiatan evaluasi terhadap perencanaan kinerja evaluasi implementasi
SAKIP dan perjanjian kinerja termasuk penerapan SAKIP UKE I
anggaran berbasis kinerja, pelaksanaan
program dan kegiatan, pengukuran kinerja,
pelaporan kinerja, evaluasi internal serta
pencapaian kinerja.

Penilaian hasil evaluasi implementasi SAKIP


tertuang dalam LHE
2.1 Persentase Kapabilitas APIP adalah Kemampuan untuk Jumlah rekomendasi Internal (Inspektorat IV)
Rekomendasi Hasil melaksanakan tugas-tugas pengawasan yang hasil evaluasi yg ditl
Evaluasi terdiri dari tiga unsur yang saling terkait yaitu dibagi seluruh
Kapabilitas APIP kapasitas, kewenangan, dan kompetensi rekomendasi hasil
yang Sumber Daya Manusia (SDM) APIP yang harus evaluasi kapabilitas apip
Ditindaklanjuti dimiliki APIP agar dapat mewujudkan peran di kali 100℅
APIP secara efektif.

Evaluasi kapabilitas apip dilakukan untuk


mengawal pelaksanaan atas action plan yang
disusun dan dilaksanakan sendiri oleh APIP
dalam rangka menuju ke tingkat kapabilitas ke
level yang lebih tinggi, memperoleh gambaran
mengenai permasalahan dan hambatan APIP
dalam melaksanakan tata kelola yang baik di
lingkungannya, serta solusi dalam
menghilangkan hambatan tersebut.
- 320 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.1 Persentase Audit adalah pemeriksaan yang dilaksanakan Jumlah rekomendasi Internal (Inspektorat IV)
Rekomendasi Hasil oleh auditor. hasil temuan audit
Pengawasan Intern internal yang
yang Temuan audit adalah hasil pemeriksaan. ditindaklanjuti di PDP
Ditindaklanjuti di dibagi jumlah seluruh
Ditjen Audit internal adalah pemeriksaan yang rekomendasi hasil
Pembangunan dilakukan oleh APIP.
temuan audit internal di
Desa dan
PDP dikali 100%
Perdesaan Rekomendasi hasil temuan internal adalah
saran dalam bentuk rekomendasi kebijakan dan
non kebijakan, yang meliputi kepatuhan dan
Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang wajib
ditindaklanjuti oleh objek pemeriksaan dalam
rangka perbaikan kinerja.

Tindak lanjut rekomendasi adalah penyelesaian


terhadap rekomendasi hasil audit.
- 321 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.2 Persentase Audit adalah pemeriksaan yang dilaksanakan Itjen dibagi jumlah Internal (Inspektorat IV)
Rekomendasi Hasil oleh auditor. seluruh rekomendasi
Pengawasan Intern hasil temuan audit
yang Temuan audit adalah hasil pemeriksaan. internal di Itjen dikali
Ditindaklanjuti di 100%
Inspektorat Audit internal adalah pemeriksaan yang
Jenderal dilakukan oleh APIP.

Rekomendasi hasil temuan internal adalah


saran dalam bentuk rekomendasi kebijakan dan
non kebijakan, yang meliputi kepatuhan dan
Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang wajib
ditindaklanjuti oleh objek pemeriksaan dalam
rangka perbaikan kinerja.

Tindak lanjut rekomendasi adalah penyelesaian


terhadap rekomendasi hasil audit.
3.3 Tingkat Pengawas eksternal yang dimaksud adalah BPK Jumlah Temuan dibagi Internal (Inspektorat IV)
materialitas RI dan BPKP RI. dengan Total Realisasi dan Ekternal (UKE I terkait
temuan Pengawas Anggaran Inspektorat dan BPK))
Eksternal dari Tingkat materialitas merupakan persentase nilai Jenderal dan Direktorat
Total Realisasi Rupiah hasil temuan audit eksternal Jenderal Pembangunan
Anggaran Desa dan Perdesaan
Inspektorat
dikali 100%
Jenderal dan
Direktorat Jenderal
Pembangunan
Desa dan
Perdesaan
- 322 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.4 Tingkat Pengawas Internal di maksud adalah APIP. Jumlah temuan Internal (Inspektorat IV)
materialitas pengawas internal dibagi
temuan pengawas Tingkat materialitas merupakan persentase nilai dengan total realisasi
internal dari total rupiah hasil temuan audit internal anggaran Inspektorat
realisasi anggaran Jenderal dan Direktorat
Inspektorat Jenderal Pembangunan
Jenderal dan Ditjen
Desa dan Perdesaan
Pembangunan
dikali 100%
Desa dan
Perdesaan
3.5 Persentase Tindak Audit eksternal adalah pemeriksaan yang Jumlah rekomendasi Itjen (Inspektorat IV)
Lanjut dilakukan oleh BPK RI. hasil temuan audit
Rekomendasi BPK eksternal yang
Tindak lanjut rekomendasi adalah penyelesaian ditindaklanjuti di Itjen
terhadap rekomendasi hasil audit. danDitjen PDP dibagi
jumlah seluruh
Rekomendasi hasil temuan eksternal adalah
rekomendasi hasil
saran yang meliputi kepatuhan dan Sistem
temuan audit Eksternal
Pengendalian Internal (SPI) yang wajib
ditindaklanjuti oleh objek pemeriksaan dalam di Itjen dan Ditjen PDP
rangka perbaikan kinerja. Tindak lanjut di kali 100%
rekomendasi BPK dilaksanakan pada
Inspektorat Jenderal dan Ditjen PDP
4.1 Nilai Integritas Nilai integritas adalah nilai indeks hasil dari Indeks Integritas Internal (Inspektorat IV)
Inspektorat IV penilaian integritas yang dikembangkan dari diperoleh dari hasil
Integrity Assessment ITJEN dengan survey penilaian
menggunakan kombinasi pendekatan persepsi integritas
dan pengalaman langsung maupun tidak
langsung responden terhadap suatu institusi.
Tim survei untuk penilaian level Unit Eselon II
- 323 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
adalah tim survei Itjen Kementerian Desa PDTT
yang dikoordinasikan oleh masing-masing
Inspektur.

Aspek Integritas:
1. Informasi yang memadai
2. budaya organisasi
3. anti korupsi
4. Independensi Auditor

kriteria penilaian:
1: sangat rendah
2: cukup rendah
3: rendah
4: sedang
5: tinggi
6: sangat tinggi
5.1 Indeks kepuasan Indeks kepuasan pemangku kepentingan adalah Indeks kepuasan Internal (Inspektorat IV)
pemangku hasil dari survei kepuasan yang dilakukan Itjen pemangku kepentingan
kepentingan kepada Pimpinan Unit Eselon (UE) I dan diperoleh dari hasil
Inspektorat IV pegawai Eselon I mitra kerja Itjen Kemendesa survey kepuasan
PDTT atas kinerja Itjen selama tahun berjalan. pemangku kepentingan
Pengukuran dilakukan atas kinerja Itjen secara
umum yang dirasakan oleh para pemangku
kepentingan, atas kegiatan pengawasan yang
dilakukan Itjen selama tahun berjalan.
Pengukuran survei terhadap pemangku
kepentingan Itjen menggunakan skala 1 s.d. 5
dan hasilnya dihitung sesuai dengan bobot yang
telah ditetapkan.
- 324 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
kriteria penilaian:
1: tidak puas
2: kurang puas
3: Cukup puas
4: puas
5: sangat puas
6.1 Indeks Manajemen Indeks MRI merupakan tingkat maturitas atas Indeks Manajemen Internal (Inspektorat IV)
Risiko Inspektorat penerapan manajemen risiko pada unit eselon 2 Risiko hasil Quality
IV inspektorat Jenderal. Komponen ini memiliki 5 Assurance inspektorat
unsur penilaian diantaranya: Jenderal
1. Kepemimpinan
2. Sumber Daya Manusia
3. Kemitraan
4. Proses Manajemen Risiko
5. Aktivitas Penanganan Risiko

Kriteria Penilaian
Level 1: Preliminary
Level 2: Defined
Level 3: Integrated
Level 4: Optimized
- 325 -

f. Inspektorat V
1. Nama Unit Organisasi : Inspektorat V
2. Tugas : Melaksanakan pemantauan dan koordinasi
tindak lanjut pengawasan penggunaan Dana
Desa, serta audit investigasi di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
3. Fungsi : 1) Penyiapan penyusunan kebijakan teknis,
rencana, dan program pemantauan dan
koordinasi
2) tindak lanjut hasil pengawasan
pemanfaatan Dana Desa, serta
penyusunan kebijakan teknis, rencana,
dan program kegiatan yang memerlukan
investigasi khusus;
3) Pelaksanaan pemantauan dan koordinasi
tindak lanjut hasil pengawasan Dana
Desa, serta pelaksanaan investigasi
khusus;
4) Penyusunan laporan hasil pemantauan
dan koordinasi tindak lanjut hasil
pengawasan Dana Desa, serta pelaksanaan
investigasi khusus; dan
5) Pelaksanaan tata usaha Inspektorat V.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU INSPEKTORAT V
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya Integritas 1.1 Persentase ASN yang menyampaikan
dan Pencegahan KKN di LHKPN/LHASN
Unit Kerja dan 1.2 Persentase Rekomendasi Hasil Pencegahan
Kementerian KKN yang ditindaklanjuti
2 Terwujudnya pengawasan 2.1 Nilai Integritas Inspektorat V
Prioritas Penggunaan 2.2 Persentase rekomendasi atas hasil
Dana Desa dan Investigasi Investigasi Khusus yang ditindaklanjuti
Khusus 2.3 Persentase rekomendasi Kebijakan (Policy
Recommendation) atas hasil pengawasan
dana desa yang Ditindaklanjuti
2.4 Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti
3 Terwujudnya pelayanan 3.1 Indeks kepuasan pemangku kepentingan
publik Inspektorat Inspektorat V
Jenderal yang berkualitas
4 Meningkatnya Kualitas 4.1 Indeks Manajemen Risiko Inspektorat V
Penerapan Manajemen
Risko
- 326 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU INSPEKTORAT V


INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase ASN Kepatuhan LHKPN/LHKASN merupakan Jumlah pelaporan Internal (Inspektorat V)
yang kepatuhan pengisian dan pelaporan untuk LHKPN/LHKASN dibagi
menyampaikan meningkatkan kesadaran dan integritas ASN jumlah Pejabat Negara
LHKPN/LHASN dalam mengelola harta dan kewajibannya, serta dan ASN dikali 100%
memberikan transparansi atas harta dan
kewajiban yang telah diperoleh Pejabat Negara
dan ASN
1.2 Persentase Pencegahan KKN merupakan upaya yang Jumlah rekomendasi Internal (Inspektorat V)
Rekomendasi Hasil diwujudkan dengan Pengelolaan gratifikasi, hasil pengawasan
Pencegahan KKN WBS, benturan kepentingan, Saber Pungli gratifikasi, wbs, dan
yang benturan kepentingan
ditindaklanjuti yang ditindaklanjuti
dibagi seluruh
rekomendasi dikali 100%
2.1 Nilai Integritas Nilai integritas adalah nilai indeks hasil dari Indeks Integritas Internal (Inspektorat V)
Inspektorat V penilaian integritas yang dikembangkan dari diperoleh dari hasil
Integrity Assessment ITJEN dengan survey penilaian
menggunakan kombinasi pendekatan persepsi integritas
dan pengalaman langsung maupun tidak
langsung responden terhadap suatu institusi.
Tim survei untuk penilaian level Unit Eselon II
adalah tim survei Itjen Kementerian Desa PDTT
yang dikoordinasikan oleh masing-masing
Inspektur.

Aspek Integritas:
1. Informasi yang memadai
2. budaya organisasi
3. anti korupsi
- 327 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
4. Independensi Auditor

kriteria penilaian:
1: sangat rendah
2: cukup rendah
3: rendah
4: sedang
5: tinggi
6. sangat tinggi
2.2 Persentase Rekomendasi adalah saran untuk perbaikan Rekomendasi atas Hasil Internal (APIP)
rekomendasi atas dan pencegahan temuan. Investigasi Khusus yang
hasil Investigasi ditindaklanjuti dibagi
Khusus yang Investigasi Khusus adalah suatu bentuk audit jumlah seluruh
ditindaklanjuti atau pemeriksaan yang bertujuan untuk Rekomendasi atas Hasil
mengidentifikasi dan mengungkap kecurangan Investigasi Khusus dikali
atau kejahatan dengan menggunakan 100%
pendekatan, prosedur, dan teknik-teknik yang
umumnya digunakan dalam suatu penyelidikan
atau penyidikan terhadap suatu kejahatan.
2.3 Persentase Rekomendasi Kebijakan (Policy Rekomendasi Kebijakan Eksternal (BPK/BPKP) dan
rekomendasi Recommendation) adalah rekomendasi untuk atas Hasil Pengawasan Internal (APIP)
Kebijakan (Policy perbaikan tata kelola dan akuntabilitas prioritas prioritas penggunaan.
Recommendation) pengunaan dana desa.
atas hasil Dana Desa yang
pengawasan dana Rekomendasi Kebijakan diantaranya: ditindaklanjuti dibagi
desa yang  Rekomendasi Pembuatan Juknis, jumlah seluruh
Ditindaklanjuti  Rekomendasi Pembuatan Juklak, Rekomendasi Kebijakan
 Rekomendasi Pembuatan Permen atau atas Hasil Pengawasan
Kepmen, prioritas penggunaan
 Rekomendasi Pembuatan Pedoman, Dana Desa dikali 100%.
- 328 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
 Rekomendasi Pembuatan NSPK
Pengawasan prioritas penggunaan dana desa
adalah bentuk audit atau pemeriksaan yang
dilakukan terhadap penggunaan prioritas dana
desa
2.4 Persentase Jenis pengaduan yang ditindaklanjuti adalah Jumlah pengaduan yang Internal (Inspektorat V)
pengaduan yang pengaduan yang masuk dari eksternal maupun ditindaklanjuti dibagi dan Eksternal
ditindaklanjuti internal kementerian melalui surat, jumlah seluruh (Masyarakat)
Whistelblowing System (WBS) Saber Pungli, pengaduan yang masuk
Gratifikasi, aplikasi Sipemandu dikali 100%.
3.1 Indeks kepuasan Indeks kepuasan pemangku kepentingan adalah Indeks kepuasan Internal (Inspektorat V)
pemangku hasil dari survei kepuasan yang dilakukan Itjen pemangku kepentingan
kepentingan kepada Pimpinan Unit Eselon (UE) I dan diperoleh dari hasil
Inspektorat V pegawai Eselon I mitra kerja Itjen Kemendesa survey kepuasan
PDTT atas kinerja Itjen selama tahun berjalan. pemangku kepentingan
Pengukuran dilakukan atas kinerja Itjen secara
umum yang dirasakan oleh para pemangku
kepentingan, atas kegiatan pengawasan yang
dilakukan Itjen selama tahun berjalan.
Pengukuran survei terhadap pemangku
kepentingan Itjen menggunakan skala 1 s.d. 5
dan hasilnya dihitung sesuai dengan bobot yang
telah ditetapkan.
kriteria penilaian:
1: tidak puas
2: kurang puas
3: Cukup puas
4: puas
5: sangat puas
- 329 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
4.1 Indeks Manajemen Indeks MRI merupakan tingkat maturitas atas Indeks Manajemen Internal (Inspektorat V)
Risiko Inspektorat penerapan manajemen risiko pada unit eselon 2 Risiko hasil Quality
V inspektorat Jenderal. Komponen ini memiliki 5 Assurance inspektorat
unsur penilaian diantaranya: Jenderal
1. Kepemimpinan
2. Sumber Daya Manusia
3. Kemitraan
4. Proses Manajemen Risiko
5. Aktivitas Penanganan Risiko

Kriteria Penilaian
Level 1: preliminary
Level 2: Defined
Level 3: Integrated
Level 4: Optimized
- 330 -

7. Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan


Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Badan Pengembangan dan Informasi Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan pengembangan kebijakan
dan daya saing, penyusunan keterpaduan
rencana pembangunan, dan pengelolaan
data dan informasi di bidang pembangunan
Desa dan Perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi.
3. Fungsi : 1) Penyusunan kebijakan teknis, program,
dan anggaran pengembangan kebijakan,
pengembangan daya saing, dan
penyusunan keterpaduan rencana
pembangunan desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi, serta pengelolaan data
dan informasi di bidang pembangunan
Desa dan Perdesaan, daerah tertinggal,
dan transmigrasi;
2) Pelaksanaan pengembangan kebijakan,
pengembangan daya saing, dan
penyusunan keterpaduan rencana
pembangunan desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi, serta pengelolaan data
dan informasi di bidang pembangunan
Desa dan Perdesaan, daerah tertinggal,
dan transmigrasi;
3) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan pengembangan kebijakan,
pengembangan daya saing, dan
penyusunan keterpaduan rencana
pembangunan desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi, serta pengelolaan data
dan informasi di bidang pembangunan
Desa dan Perdesaan, daerah tertinggal,
dan transmigrasi;
4) Pelaksanaan administrasi Badan
Pengembangan dan Informasi Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
dan
5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan
oleh Menteri.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU BADAN PENGEMBANGAN DAN INFORMASI DESA, DAERAH


TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NO SASARAN PROGRAM NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya nilai 1.1 Nilai rata-rata Capaian SDGs Desa
capaian SDGs Desa
- 331 -

NO SASARAN PROGRAM NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


2 Tersedianya dokumen 2.1 Persentase produk atau dokumen
kebijakan dan perencanaan Pembangunan Perdesaan,
perencanaan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
pembangunan desa, yang diimplementasikan dan atau
daerah tertinggal, dan menjadi rujukan dalam pelaksanaan
transmigrasi, inovasi, kebijakan
serta data dan informasi 2.2 Persentase rekomendasi hasil kebijakan
yang diimplementasikan oleh unit kerja
2.3 Indeks Penerapan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE) Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi
2.4 Persentase dokumen kebijakan
Pengembangan Kreativitas dan Inovasi,
Teknologi Tepat Guna, dan Teknologi
Digital yang diimplementasikan
2.5 Persentase Kebutuhan Data dan
Informasi Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi yang
terpenuhi
2.6 Persentase layanan data dan sistem
informasi Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi yang terintegrasi
3 Meningkatnya kualitas 3.1 Presentase realisasi Implementasi
reformasi birokrasi dan Rencana Aksi Reformasi Birokrasi
kapasitas organisasi General, Tematik dan Transformasi
Badan Pengembangan Digital di Badan Pengembangan dan
dan Informasi Desa, Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Transmigrasi
4 Meningkatnya 4.1 Nilai SAKIP Badan Pengembangan dan
Akuntabilitas Kinerja Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Badan Pengembangan Transmigrasi
dan Informasi Desa,
Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
5 Meningkatnya penerapan 5.1 Tingkat penerapan pengendalian intern
pengendalian intern Badan Pengembangan dan Informasi
Badan Pengembangan Desa, Daerah Tertinggal, dan
dan Informasi Desa, Transmigrasi
Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
6 Meningkatnya layanan 6.1 Nilai Pengawasan kearsipan BPIDDTT
kearsipan BPIDDTT
7 Terselesaikannya tindak 7.1 Persentase rekomendasi hasil
lanjut temuan hasil pemeriksaan eksternal dan APIP lingkup
pemeriksaan eksternal Badan Pengembangan dan Informasi
dan Aparat Pengawas Desa, Daerah Tertinggal, dan
Internal Pemerintah (APIP) Transmigrasi yang ditindaklanjuti
(Sistem Pengendalian Internal dan
Kepatuhan terhadap Perundang-
undangan)
- 332 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU BADAN PENGEMBANGAN DAN INFORMASI DESA,
DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Nilai rata-rata Desa adalah desa dan desa adat atau yang Nilai rata-rata Capaian Internal (Badan
Capaian SDGs disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut SDGs Desa per tahun Pengembangan dan
Desa Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang Informasi Desa, Daerah
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk Tertinggal dan
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, Transmigrasi)
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

SDGs Desa adalah upaya terpadu


Pembangunan Desa untuk percepatan
pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan.

SDGs Desa bertujuan untuk mewujudkan:


1. Desa tanpa kemiskinan;
2. Desa tanpa kelaparan;
3. Desa sehat dan sejahtera;
4. Pendidikan Desa berkualitas;
5. Keterlibatan perempuan Desa;
6. Desa layak air bersih dan sanitasi;
7. Desa berenergi bersih dan terbarukan;
8. Pertumbuhan ekonomi Desamerata;
9. Infrastruktur dan inovasi Desa sesuai
kebutuhan;
10. Desa tanpa kesenjangan;
- 333 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
11. Kawasan permukiman Desa aman dan
nyaman;
12. Konsumsi dan produksi Desa sadar
lingkungan;
13. Desa tanggap perubahan iklim;
14. Desa peduli lingkungan laut;
15. Desa peduli lingkungan darat;
16. Desa damai berkeadilan;
17. Kemitraan untuk Pembangunan Desa; dan
18. Kelembagaan Desa dinamis dan budaya
Desa adaptif.
2.1 Persentase produk Dokumen Rencana Pembangunan Perdesaan, Jumlah produk atau Internal (laporan hasil
atau dokumen PDT dan Transmigrasi yang disusun dan direviu dokumen perencanaan evaluasi produk atau
perencanaan meliputi: Pembangunan dokumen perencanaan
Pembangunan 1. Peta Jalan (road map) Pembangunan Desa Perdesaan, Daerah Pembangunan Perdesaan,
Perdesaan, Daerah (2020 - 2024) Tertinggal dan Daerah Tertinggal dan
Tertinggal dan 2. Peta Jalan (road map) Pembangunan Transmigrasi yang Transmigrasi dari Pusat
Transmigrasi yang Kawasan Perdesaan (2020 - 2024, dan 2025 -
diimplementasian dibagi Perencanaan Terpadu)
diimplementasikan 2029)
dengan jumlah seluruh
dan atau menjadi 3. Peta Jalan (road map) Pembangunan Desa
rujukan dalam dan Perdesaan (2025 - 2029) produk atau dokumen
pelaksanaan 4. Peta Jalan (road map) Pembangunan Daerah perencanaan.
kebijakan Tertinggal (STRANAS) (2020 - 2024, dan 2025 Pembangunan
- 2029) Perdesaan Daerah
5. Peta Jalan (road map) Pembangunan
Tertinggal dan
Transmigrasi (2020 - 2024, dan 2025 - 2029)
Transmigrasi yang
6. Peta Jalan (road map) Pengembangan SDM
7. Road map BUMDES dan BUMDESMA disusun dikali 100%
8. Dokumen Rencana Induk Pengembangan
Perdesaan (Pembangunan Desa, Kawasan
- 334 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Perdesaan, DT dan Transmigrasi) 2020 –
2045

Peta Jalan yang disusun adalah dokumen


pembangunan desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi tahun 2020-2024 dan tahun 2025-
2029.

Percepatan pembangunan daerah tertinggal


termasuk percepatan pembangunan daerah
dengan karakteristik wilayah tertentu.

Implementasi dokumen perencanaan induk


adalah kesesuaian dokumen perencanaan
teknis dengan dokumen perencanaan induk
2.2 Persentase Rekomendasi hasil kebijakan yang Jumlah rekomendasi Internal (laporan evaluasi
rekomendasi hasil diimplementasikan dalam penyusunan hasil kebijakan yang atas rekomendasi
kebijakan yang kebijakan adalah hasil kebijakan yang menjadi diimplementasikan oleh kebijakan yang
diimplementasikan masukan secara substantif dalam penyusunan unit kerja dibagi jumlah diimplementasikan dari
oleh unit kerja suatu kebijakan pimpinan Kementerian dan total rekomendasi Pusat Pengembangan
diimplementasikan menjadi suatu kegiatan kebijakan dikali 100% Kebijakan
Kementerian per tahun
- 335 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.3 Indeks Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Nilai Indeks SPBE dari Internal (Pusat Data dan
Sistem (SPBE) adalah penyelenggaraan pemerintahan Kementerian PAN dan Informasi) dan Eksternal
Pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi dan RB (Kementerian PAN dan RB)
Berbasis Elektronik komunikasi untuk memberikan layanan kepada
(SPBE) Instansi Pusat, Pemerintah Daerah, Pegawai
Kementerian Desa, Aparatur Sipil Negara, Perorangan, masyarakat,
Pembangunan Pelaku Usaha dan Pihak lain yang
Daerah Tertinggal memanfaatkan layanan SPBE Pengguna SPBE.
dan Transmigrasi Penilaian SPBE berdasarkan domain dan aspek
penilaian SPBE:
1. Domain Kebijakan SPBE:
a. Aspek Kebijakan Tata Kelola SPBE;
b. Aspek Kebijakan Layanan SPBE;
2. Domain Tata Kelola SPBE:
a. Aspek Kelembagaan;
b. Aspek Strategi dan Perencanaan;
c. Aspek Teknologi, Informasi, dan
Komunikasi
3. Domain Layanan SPBE:
a. Aspek Layanan Administrasi
Pemerintahan Berbasis Elektronik;
b. Aspek Layanan Publik Berbasis
Elektronik.

Penilaian SPBE dilakukan oleh Kementerian


PAN dan RB
- 336 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.4 Persentase Dokumen kebijakan Pengembangan Kreativitas Jumlah dokumen Internal (laporan evaluasi
dokumen kebijakan dan Inovasi, Teknologi Tepat Guna, Teknologi kebijakan atas implementasi
Pengembangan Tinggi, dan Teknologi Digital adalah kebijakan
Pengembangan kebijakan Pengembangan
Kreativitas dan pimpinan Kementerian yang diimplementasikan Kreativitas dan Inovasi, Kreativitas dan Inovasi,
Inovasi, Teknologi menjadi suatu kegiatan Kementerian Teknologi Tepat Guna, Teknologi Tepat Guna,
Tepat Guna, dan Teknologi Tinggi, dan Teknologi Tinggi, dan
Teknologi Digital Kebijakan pengembangan kreativitas dan Teknologi Digital yang Teknologi Digital dari
yang inovasi adalah kebijakan dalam pengembangan: diimplementasikan Pusat Pengembangan daya
diimplementasikan Desa Wisata, BUM Desa/BUMDESMA, dibagi dengan Jumlah saing)
Prukades dll dokumen kebijakan
Pengembangan
Kreativitas dan Inovasi,
Teknologi Tepat Guna,
dan Teknologi Digital
yang disusun per tahun
dikali 100%
2.5 Persentase Data dan Informasi Desa, Pembangunan Daerah Jumlah Kebutuhan Data Internal (laporan evaluasi
Kebutuhan Data Tertinggal dan Transmigrasi merupakan hasil: dan Informasi atas pemenuhan
dan Informasi 1. Analisis Kebutuhan Data dan Informasi Kementerian yang Kebutuhan Data dan
Desa, 2. Pengelolaan Data dan Informasi terpenuhi dibagi jumlah Informasi Desa,
Pembangunan 3. Pengembangan Sistem Informasi dan Sumber Kebutuhan Data dan Pembangunan Daerah
Daerah Tertinggal daya Informatika Informasi Kementerian Tertinggal dan
dan Transmigrasi dikali 100% Transmigrasi dari Pusat
yang terpenuhi Sebagai pemenuhan kebutuhan data dan Data dan Informasi)
informasi Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
- 337 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.6 Persentase layanan Layanan data dan sistem informasi yang Jumlah desa yang Internal (laporan evaluasi
data dan sistem terintegrasi adalah pengntegrasian data dan mendapatkan layanan atas implementasi layanan
informasi informasi seluruh desa di Indonesia melalui data dan sistem data dan sistem informasi
Kementerian Desa, sistem yang mencakup informasi: informasi terintegrasi di yang terintegrasi dari
Pembangunan 1. Kondisi desa, bagi dengan jumlah pusat Perencanan, Inovasi,
Daerah Tertinggal, 2. Capaian Goal SDGs Desa untuk level desa, seluruh desa dikali penelitian dan data serta
dan Transmigrasi Kecamatan Kabupaten dan Provinsi 100% informasi)
yang terintegrasi 3. Data pendamping professional / TPP
melalui daily report pendamping,
4. Data BUMDES dan BUMDESMA,
5. Peraturan perundangan tentang desa,
6. Peta dan lokasi kegiatan dan program
pembangunan desa,
7. Hasil Sapa Desa,
8. Laporan penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) Desa,
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes) dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APBDes) Perubahan,
10. Penggunaan Dana Desa,
11. Rekomendasi SDGs dan IDM.
- 338 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.1 Presentase realisasi Rencana aksi adalah kegiatan utama reformasi Realisasi implementasi UKE I
Implementasi birokrasi yang telah di rumuskan pada level rencana aksi yang telah
Rencana Aksi UKE I dan UKE II oleh Strategic Transformation di validasi oleh Project
Reformasi Birokrasi Unit (STU) Management Office
General, Tematik (PMO) dibagi dengan
dan Transformasi jumlah rencana aksi
Digital di Badan yang di tetapkan pada
Pengembangan dan Unit Eselon I dikali
Informasi Desa, 100%
Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
4.1 Nilai SAKIP Badan Evaluasi atas implementasi SAKIP Badan Nilai hasil evaluasi atas Eksternal (APIP)
Pengembangan dan Pengembangan dan Informasi DDTT implementasi SAKIP
Informasi Desa, Badan Pengembangan
Daerah Tertinggal, dan Informasi dari APIP
dan Transmigrasi
5.1 Tingkat penerapan Tingkat penerapan pengendalian intern adalah: Tingkat penerapan Eksternal (APIP)
pengendalian Level 0: Belum ada SPIP pengendalian intern
intern Badan Level 1 : Rintisan SPIP Badan Pengembangan
Pengembangan dan Level 2: Berkembang dan Informasi per tahun
Informasi Desa, Level 3 : Terdefinisi
Daerah Tertinggal, Level 4 : Terkelola dan terukur
dan Transmigrasi Level 5 : Optimum

Tingkat penerapan pengendalian intern


dikeluarkan oleh BPKP
- 339 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
6.1 Nilai Pengawasan Pengawasan Kearsipan adalah proses kegiatan Nilai Pengawasan Internal
kearsipan BPIDDTT dalam menilai kesesuaian antara prinsip, Kearsipan per Tahun. (BPIDDTT,Setjen,cq Biro
kaidah, dan standar kearsipan dengan Umum dan Layanan
penyelenggaraan kearsipan. Pengadaan) dan atau
Eksternal (ANRI)
Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan
dengan arsip

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa


dalam berbagai bentuk dan media sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
Lembaga Negara, Pemerintahan Daerah,
Lembaga Pendidikan, Perusahaan, Organisasi
Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan
Perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(Peraturan Arsip Nasional RI Nomor 6 Tahun
2019 tentang Pengawasan Kearsipan)
- 340 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
7.1 Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan adalah tindak Rekomendasi TLHP yang Internal (Laporan Tindak
rekomendasi hasil lanjut yang dilakukan oleh pejabat yang ditindaklanjuti dibagi Lanjut Rekomendasi
pemeriksaan berwenang dalam rangka melaksanakan total rekomendasi TLHP Temuan Hasil Pemeriksaan
eksternal dan APIP saran/rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal dikali 100% Eksternal dan APIP dari
lingkup Badan dan APIP baik keuangan maupun Sistem Sesbadan)
Pengembangan dan Pengendalian Internal
Informasi Desa,
Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
yang
ditindaklanjuti
(Sistem
Pengendalian
Internal dan
Kepatuhan
terhadap
Perundang-
undangan)
- 341 -

a. Sekretariat Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Sekretariat Badan Pengembangan dan
Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan pelayanan administratif dan
teknis, koordinasi pelaksanaan tugas unit
organisasi, serta urusan umum dan
kerumahtanggaan di lingkungan Badan
Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
3. Fungsi : 1) Koordinasi penyusunan kebijakan,
rencana, program, evaluasi, dan pelaporan
Badan;
2) Koordinasi dan pembinaan pengelolaan
keuangan dan barang milik negara di
lingkungan Badan;
3) Pembinaan hukum dan koordinasi
penyusunan peraturan perundang-
undangan di lingkungan Badan;
4) Pengelolaan urusan kepegawaian Badan;
5) Koordinasi dan fasilitasi pembinaan
organisasi, tata laksana, dan reformasi
birokrasi Badan; dan
6) Pelaksanaan urusan umum dan
kerumahtanggaan Badan.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU SEKRETARIAT BADAN PENGEMBANGAN DAN INFORMASI DESA,


DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya Kompetensi 1.1 Persentase Pejabat Pimpinan Tinggi dan
Pegawai ASN sesuai Pejabat Administrasi di lingkungan Badan
dengan jabatan Pengembangan dan Informasi yang
mengikuti pengembangan kompetensi per
tahun
1.2 Persentase Pejabat Fungsional di
lingkungan Badan Pengembangan dan
Informasi yang mengikuti pengembangan
kompetensi per tahun
2 Terwujudnya Badan 2.1 Opini atas Pengendalian internal atas
Pengembangan dan Laporan Keuangan dan BMN Badan
Informasi yang bersih, Pengembangan dan Informasi berdasarkan
akuntabel dan berkinerja Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dari
tinggi hasil evaluasi Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP)/Tim Penilai PIPK UKE I
2.2 Nilai Kinerja atas Pelaksanaan Rencana
Kerja dan Anggaran Badan Pengembangan
dan Informasi
2.3 Nilai atas Indikator Kinerja Pelaksanaan
Anggaran Badan Pengembangan dan
Informasi
- 342 -

NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


3 Terwujudnya pelayanan 3.1 Tingkat kepuasan aparatur lingkup Badan
publik Badan Pengembangan dan Informasi atas
Pengembangan dan dukungan manajemen
Informasi yang berkualitas
4 Meningkatnya layanan 4.1 Nilai Pengawasan kearsipan Sekretariat
kearsipan Sekretariat Badan Pengembangan dan Informasi DDTT
Badan Pengembangan dan
Informasi DDTT
5 Jumlah kebijakan dan 5.1 Jumlah bahan kebijakan dan regulasi
regulasi Badan Pengembangan dan Informasi DDTT yang
Pengembangan dan ditetapkan pada tahun yang bersangkutan
Informasi DDTT
- 343 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU SEKRETARIAT BADAN PENGEMBANGAN DAN
INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Pejabat Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pejabat Jumlah Pejabat Internal (Sekretariat Badan
Pimpinan Tinggi Administrasi di lingkungan Badan Pimpinan Tinggi dan Pengembangan dan
dan Pejabat Pengembangan dan Informasi yang mengikuti Pejabat Administrasi di Informasi)
Administrasi di pengembangan kompetensi selama 20 jam Lingkungan Badan
lingkungan Badan pelajaran per orang per tahun. Pengembangan dan
Pengembangan dan Informasi yang
Informasi yang Pengembangan kompetensi dapat dilakukan mengikuti
mengikuti antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, pengembangan
pengembangan seminar, kursus, dan penataran. kompetensi pada tahun
kompetensi per yang bersangkutan
tahun dibagi jumlah pejabat
pimpinan tinggi dan
pejabat administrasi
pada tahun yang
bersangkutan dikali
100%
- 344 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.2 Persentase Pejabat Pejabat Fungsional di lingkungan Badan Jumlah Pejabat Internal (Sekretariat Badan
Fungsional di Pengembangan dan Informasi yang mengikuti Fungsional di Pengembangan dan
lingkungan Badan pengembangan kompetensi selama 20 jam Lingkungan Badan Informasi)
Pengembangan dan pelajaran per orang per tahun. Pengembangan dan
Informasi yang Informasi yang
mengikuti Pengembangan kompetensi dapat dilakukan mengikuti
pengembangan antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, pengembangan
kompetensi per seminar, kursus, dan penataran. kompetensi pada tahun
tahun yang bersangkutan
dibagi jumlah Pejabat
Fungsional pada tahun
yang bersangkutan
dikali 100%.
2.1 Opini atas Penyajian Laporan Keuangan dan Barang Milik Opini atas Penyajian Internal (Tim Penilai PIPK
Pengendalian Negara (BMN) yang sesuai SAP (Standar Laporan Keuangan dan UKE I) dan Eksternal
internal atas Akuntansi Pemerintah) adalah laporan di bidang BMN Badan (APIP)
Laporan Keuangan keuangan yang memuat: Pengembangan dan
dan BMN Badan 1. Neraca Informasi berdasarkan
Pengembangan dan 2. Laporan Operasional (LO) Standar Akuntansi
Informasi 3. Laporan perubahan Ekuitas (LPE) Pemerintah (SAP) dari
berdasarkan 4. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) serta hasil evaluasi Aparat
Standar Akuntansi laporan di bidang BMN yang memuat: Pengawas Intern
Pemerintah (SAP) a. Neraca Pemerintah (APIP)/Tim
dari hasil evaluasi b. Laporan Barang Intrakomtable Penilai PIPK UKE I per
Aparat Pengawas c. Laporan Barang Ekstrakomtable tahun
Intern Pemerintah d. Laporan Barang Intrakomtable dan
(APIP)/Tim Penilai Ekstrakomtable
PIPK UKE I e. Laporan Barang Persediaan
f. Laporan Kondisi Barang
- 345 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
g. Laporan Penyusutan Barang Milik Negara
(BMN)
h. Pelaksanaan Penatausahaan Barang Milik
Negara (BMN)

Penilaian pengendalian internal atas Laporan


Keuangan dan Barang Milik negara (BMN)
dikeluarkan oleh Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP)/ tim Penilai Pengendalian
Intern atas Pelaporan Keuangan (PIPK) Unit
Kerja Eselon I.

Kriteria penilaian:
 Pengendalian Internal Efektif (PIE)
 Pengendalian internal efektif dengan
pengecualian (PIEDP)
 Pengendalian Internal Tidak Efektif (PITE)
- 346 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.2 Nilai Kinerja atas Penilaian Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Nilai hasil evaluasi atas Eksternal (Kementerian
Pelaksanaan Kerja dan Anggaran Badan Pengembangan dan Pelaksanaan Rencana Keuangan)
Rencana Kerja dan Informasi berdasarkan ketentuan peraturan Kerja dan Anggaran
Anggaran Badan perundang-undangan yang berkenaan dengan Badan Pengembangan
Pengembangan dan pengukuran dan evaluasi kinerja atas dan Informasi per tahun
Informasi pelaksanaan RKA-K/L dari Kementerian
Keuangan RI

Penilaian kinerja atas Rencana Kerja dan


Anggaran menggunakan 5 (lima) indikator
sebagai berikut:
1. Penyerapan anggaran;
2. Konsistensi atas rencana penarikan dana
awal;
3. Konsistensi atas penarikan dana revisi;
4. Pencapaian keluaran; dan
5. Efisiensi
2.3 Nilai atas Indikator Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran(IKPA) Nilai atas Indikator Eksternal (Kementerian
Kinerja adalah indikator yang ditetapkan oleh Kinerja Pelaksanaan Keuangan)
Pelaksanaan Kementerian Keuangan selaku BUN untuk Anggaran Badan
Anggaran Badan mengukur kualitas kinerja pelaksanaan Pengembangan dan
Pengembangan dan anggaran belanja Kementerian/Lembaga dari Informasi per tahun
Informasi sisi kualitas implementasi perencanaan
anggaran, kualitas pelaksanaan anggaran dan
kualitas hasil pelaksanaan anggaran
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)
menjadi ukuran evaluasi kinerja pelaksanaan
anggaran yang memuat 8 (delapan) indikator
dan mencerminkan aspek sisi kualitas
implementasi perencanaan anggaran, kualitas
- 347 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
pelaksanaan anggaran dan kualitas hasil
pelaksanaan anggaran
A. Aspek Kualitas Perencanaan Anggaran,
meliputi:
1. Revisi DIPA (bobot nilai 10%)
2. Deviasi Halaman III DIPA (bobot nilai
10%)
B. Aspek Kualitas Pelaksanaan Anggaran,
meliputi:
1. Penyerapan Anggaran (bobot nilai 20%)
2. Belanja Kontraktual (bobot nilai 10%)
3. Penyelesaian Tagihan (bobot nilai 10%)
4. Pengelolaan UP dan TUP (bobot nilai 10%)
5. Dispensasi SPM (bobot nilai 5%)
C. Aspek Hasil Pelaksanaan Anggaran, meliputi:
1. Capaian Output (bobot nilai 25%)

Pengukuran IKPA berdasarkan Peraturan Dirjen


Perbendaharaan, Kementerian Keuangan Nomor
PER-5/PB/2022 tentang Petunjuk Teknis
Penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan
Anggaran Belanja Kementerian
Negara/Lembaga
- 348 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.1 Tingkat kepuasan Persentase skor penilaian kepuasan penguna Hasil survey kepuasan Internal (Sekretariat Badan
aparatur lingkup layanan/ pegawai internal lingkup Ditjen aparatur lingkup Badan Pengembangan dan
Badan Pengembangan Ekonomi dan Investasi terhadap Pengembangan dan Informasi)
Pengembangan dan kualitas layanan Ditjen Pengembangan Ekonomi Informasi per tahun
Informasi atas dan Investasi pada tahun yang bersangkutan
dukungan
manajemen Kriteria skor penilaian adalah:
Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang Baik = 2
Tidak Baik = 1
4.1 Nilai Pengawasan Pengawasan Kearsipan adalah proses kegiatan Nilai Pengawasan Internal (BPIDDTT,
kearsipan dalam menilai kesesuaian antara prinsip, Kearsipan per Tahun. Setjen,cq Biro Umum dan
Sekretariat Badan kaidah, dan standar kearsipan dengan Layanan Pengadaan) dan
Pengembangan dan penyelenggaraan kearsipan. atau
Informasi DDTT Eksternal (ANRI)
Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan
dengan arsip

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa


dalam berbagai bentuk dan media sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
Lembaga Negara, Pemerintahan Daerah,
Lembaga Pendidikan, Perusahaan, Organisasi
Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan
Perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(Peraturan Arsip Nasional RI Nomor 6 Tahun
2019 tentang Pengawasan Kearsipan)
- 349 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
5.1 Jumlah bahan Bahan kebijakan dan regulasi Badan Jumlah bahan kebijakan Internal (Sekretariat Badan
kebijakan dan Pengembangan dan Informasi yang ditetapkan dan regulasi Pengembangan dan
regulasi mengacu pada Dokumen Rencana Induk Pengembangan dan Informasi)
Pengembangan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Informasi yang
Informasi DDTT Bahan Kebijakan dan Regulasi tersebut ditetapkan pada tahun
yang ditetapkan diantaranya: yang bersangkutan
pada tahun yang 1. Rencana Strategis Badan Pengembangan dan
bersangkutan Informasi Tahun 2020-2024;
2. Rencana Strategis Sekretaris Badan
Pengembangan dan Informasi Tahun 2020-
2024.
- 350 -

b. Pusat Pengembangan Kebijakan Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal,


dan Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Pusat Pengembangan Kebijakan
Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan pengembangan kebijakan
pembangunan Desa dan Perdesaan, daerah
tertinggal, dan transmigrasi
3. Fungsi : 1) Penyusunan kebijakan teknis,
rencana, dan program pengembangan
kebijakan pembangunan Desa dan
Perdesaan, kebijakan pengembangan
ekonomi dan investasi Desa dan
Perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi, kebijakan percepatan
pembangunan daerah tertinggal, dan
kebijakan pembangunan transmigrasi;
2) Pelaksanaan pengembangan kebijakan
pembangunan Desa dan Perdesaan,
kebijakan pengembangan ekonomi dan
investasi Desa dan Perdesaan, daerah
tertinggal, dan transmigrasi, kebijakan
percepatan pembangunan daerah
tertinggal, dan kebijakan pembangunan
transmigrasi;
3) Pelaksanaan evaluasi, dan pelaporan
pengembangan kebijakan pembangunan
Desa dan Perdesaan, kebijakan
pengembangan ekonomi dan investasi
Desa dan Perdesaan, daerah tertinggal,
dan transmigrasi, kebijakan percepatan
pembangunan daerah tertinggal, dan
kebijakan pembangunan transmigrasi; dan
4) Pelaksanaan urusan tata usaha dan
rumah tangga Pusat Pengembangan
Kebijakan Pembangunan Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU PUSAT PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA, DAERAH


TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


1 Tersedianya kebijakan 1.1 Persentase rekomendasi hasil
pengembangan pembangunan kebijakan yang disusun
Desa, Daerah Tertinggal, dan 1.2 Persentase rekomendasi hasil
Transmigrasi sebagai dasar kebijakan yang diimplementasikan
pelaksanaan kebijakan
Kementerian
- 351 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU PUSAT PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Dokumen Kebijakan berupa masukan (policy Jumlah Dokumen Internal (Pusat
rekomendasi hasil brief) bagi Menteri dan UKE I secara reguler kebijakan yang disusun Pengembangan Kebijakan
kebijakan yang sekurang- kurangnya sebulan sekali pada dibagi dengan jumlah Desa, Daerah Tertinggal,
disusun bidang: rencana kebijakan dalam dan Transmigrasi)
1. Bidang Dokumen Kebijakan Desa dan dokumen perencanaan
Kawasan Perdesaan; dikali 100%
2. Bidang Kebijakan Pengembangan Ekonomi
dan Investasi;
3. Bidang Kebijakan Transmigrasi;
4. Bidang Kebijakan Pembangunan Daerah
Tertinggal.

Rencana Strategis Pengembangan


Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Tahun 2020-2024.

Dokumen kebijakan dimaksud harus sesuai


dengan isu strategis terkini (hot issues)
perdesaan dan kebutuhan unit kerja teknis di
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
1.2 Persentase Hasil kebijakan yang diimplementasikan dalam Jumlah hasil Dokumen Internal (Pusat
rekomendasi hasil penyusunan kebijakan adalah hasil kebijakan kebijakan yang Pengembangan
kebijakan yang yang menjadi masukan secara substantif dalam Diimplementasikan dibagi
diimplementasikan penyusunan suatu kebijakan pimpinan jumlah seluruh Dokumen
kementerian dan unit teknis lainnya. hasil kebijakan yang
disusun pada periode
sebelumnya dikali 100%
- 352 -

c. Pusat Pengembangan Daya Saing Desa, Daerah Tertinggal, dan


Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Pusat Pengembangan Daya Saing Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan pengembangan daya saing
Desa dan Perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi
3. Fungsi : 1) Penyusunan kebijakan teknis, rencana,
dan program pengembangan kreativitas
dan inovasi,
2) pengembangan teknologi tepat guna,
pengembangan teknologi tinggi,
pengembangan teknologi digital,
pengembangan kebijakan
percepatanpembangunan daerah
tertinggal, dan pengembangan kebijakan
ketransmigrasin dalam rangka
pengembangan daya saing desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi;
3) Pelaksanaan pengembangan kreativitas
dan inovasi, pengembangan teknologi tepat
guna, pengembangan teknologi tinggi,
pengembangan teknologi digital,
pengembangan kebijakan
percepatanpembangunan daerah
tertinggal, dan pengembangan kebijakan
ketransmigrasin dalam rangka
pengembangan daya saing desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi;
4) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
pengembangan kreativitas dan inovasi,
pengembangan teknologi tepat guna,
pengembangan teknologi tinggi,
pengembangan teknologi digital,
pengembangan kebijakan
percepatanpembangunan daerah
tertinggal, dan pengembangan kebijakan
ketransmigrasin dalam rangka
pengembangan daya saing desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi; dan
5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan
rumah tangga pusat pusat pengembangan
daya saing desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi.
- 353 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU PUSAT PENGEMBANGAN DAYA SAING DESA, DAERAH TERTINGGAL,


DAN TRANSMIGRASI

NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


1 Tersediannya Kebijakan 1.1 Jumlah dokumen Kebijakan dan
Pengembangan Kreativitas dan Regulasi Pengembangan Daya Saing
Inovasi, Teknologi Tepat Guna, Desa, Daerah Tertinggal, dan
serta Teknologi Digital Transmigrasi yang ditetapkan pada
tahun yang bersangkutan
1.2 Persentase Kebijakan Pengembangan
kreativitas dan Inovasi, Teknologi
Tepat Guna, Teknologi Tinggi serta
Teknologi Digital yang diimplentasikan
2 Terwujudnya Desa Digital 2.1 Jumlah desa yang mendapatkan
melalui Smart Village Pengembangan Desa Digital melalui
Smart Village
- 354 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU PUSAT PENGEMBANGAN DAYA SAING DESA,
DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah dokumen Dokumen kebijakan dan regulasi Pengembangan Jumlah dokumen Internal (Pusat
Kebijakan dan Daya Saing Desa, Daerah Tertinggal, dan Kebijakan dan Regulasi Pengembangan Daya
Regulasi Transmigrasi adalah kebijakan pimpinan Pengembangan Daya Saing Desa, Daerah
Pengembangan Kementerian yang diimplementasikan menjadi Saing Desa, Daerah Tertinggal, dan
Daya Saing Desa, suatu kegiatan Kementerian. Tertinggal, dan Tertinggal)
Daerah Tertinggal, Transmigrasi yang
dan Transmigrasi Dokumen kebijakan Pengembangan kreativitas ditetapkan pada tahun
yang ditetapkan dan Inovasi, Teknologi Tepat Guna, Teknologi yang bersangkutan
pada tahun yang Tinggi serta Teknologi Digital adalah kebijakan
bersangkutan pimpinan Kementerian yang diimplementasikan
1.2 Persentase menjadi suatu kegiatan Kementerian. Kebijakan Pengembangan Internal (Pusat
Kebijakan kreativitas dan Inovasi, Pengembangan Daya
Pengembangan Teknologi Tepat Guna, Teknologi Tinggi dan Teknologi Tepat Guna, Saing Desa, Daerah
kreativitas dan Teknologi Digital adalah teknologi untuk Teknologi Tinggi serta Tertinggal, dan
Inovasi, Teknologi pengembangan produk unggulan dari mulai Teknologi Digital yang di Tertinggal)
Tepat Guna, produksi, pengolahan, pembiayaan, promosi, susun pada tahun
Teknologi Tinggi dan pemasaran. sebelumnya yang
serta Teknologi diimplentasikan di tahun
Digital yang Kebijakan pengembangan kreativitas dan inovasi berjalan dibagi target
diimplentasikan adalah kebijakan dalam pengembangan produk pertahun dikali 100%
unggulan (Desa, DT, dan Transimgrasi) yang
dapat dijadikan dasar kebijakan /intervensi.
2.1 Jumlah desa yang Desa cerdas adalah desa yang melakukan Jumlah desa yang Internal (Pusat
mendapatkan transformasi pemanfaatan teknologi dalam mendapatkan Pengembangan Daya
Pengembangan pelayanan pemerintahan dan pelayanan publik Pengembangan Desa Saing Desa, Daerah
Desa Digital menuju kemandirian dan kesejahteraann Digital melalui Smart Tertinggal, dan
melalui Smart masyarakat desa serta mendorong tercapainya Village pertahun Tertinggal)
Village tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs.
- 355 -

d. Pusat Penyusunan Keterpaduan Rencana Pembangunan Desa, Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Pusat Penyusunan Keterpaduan Rencana
Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan penyusunan keterpaduan
rencana pembangunan Desa dan Perdesaan,
daerah tertinggal, dan transmigrasi
3. Fungsi : 1) Penyusunan kebijakan teknis, rencana,
dan program keterpaduan rencana
pembangunan Desa
2) dan Perdesaan, keterpaduan rencana
pengembangan ekonomi dan investasi
Desa dan Perdesaan, daerah tertinggal,
dan transmigrasi, keterpaduan rencana
percepatan pembangunan daerah
tertinggal, dan keterpaduan rencana
pembangunan transmigrasi;
3) Pelaksanaan penyusunan keterpaduan
rencana pembangunan Desa dan
Perdesaan, keterpaduan rencana
pengembangan ekonomi dan investasi
Desa dan Perdesaan, daerah tertinggal,
dan transmigrasi, keterpaduan rencana
percepatan pembangunan daerah
tertinggal, dan keterpaduan rencana
pembangunan transmigrasi;
4) Pelaksanaan evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan keterpaduan rencana
pembangunan Desa dan Perdesaan,
keterpaduan rencana pengembangan
ekonomi dan investasi Desa dan
Perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi, keterpaduan rencana
percepatan pembangunan daerah
tertinggal, dan keterpaduan rencana
pembangunan transmigrasi; dan
5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan
rumah tangga pusat penyusunan
keterpaduan rencana pembangunan Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
- 356 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU PUSAT PENYUSUNAN KETERPADUAN RENCANA PEMBANGUNAN


DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Tersedianya dokumen 1.1 Jumlah produk atau dokumen
perencanaan induk, perencanaan induk pembangunan
pembangunan Desa, Daerah Desa, Daerah Tertinggal, dan
Tertinggal, dan Transmigrasi Transmigrasi yang ditetapkan
2 Terimplementasinya dokumen 2.1 Persentase produk atau dokumen
perencanaan induk, perencanaan induk pembangunan
pembangunan desa, daerah Desa, Daerah Tertinggal, dan
tertinggal dan transmigrasi Transmigrasi yang diimplementasikan
3 Tersedianya kebijakan dan 3.1 Jumlah bahan kebijakan dan regulasi
regulasi Perencanaan Terpadu Perencanaan Terpadu yang ditetapkan
pada tahun yang bersangkutan
- 357 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU PUSAT PENYUSUNAN KETERPADUAN RENCANA
PEMBANGUNAN DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah produk Dokumen Rencana Induk Pembangunan Desa, Jumlah produk atau Internal (Pusat
atau dokumen DT dan Transmigrasi yang disusun dan riveiu dokumen perencanaan Penyusunan
perencanaan induk meliputi: induk pembangunan Keterpaduan Rencana
pembangunan 1. Peta Jalan (road map) Pembangunan Desa Desa, Daerah Tertinggal, Pembangunan Desa,
Desa, Daerah (2020 - 2024) dan Transmigrasi yang Daerah Tertinggal dan
Tertinggal, dan 2. Peta Jalan (road map) Pembangunan Kawasan ditetapkan yang Transmigrasi)
Transmigrasi yang Perdesaan (2020 - 2024, dan 2025 - 2029) ditetapkan per tahun
ditetapkan 3. Peta Jalan (road map) Pembangunan Desa dan
2.1 Persentase produk Perdesaan (2025 - 2029) Jumlah produk atau Internal ( Pusat
atau dokumen 4. Peta Jalan (road map) Pembangunan Daerah dokumen perencanaan Penyusunan
perencanaan induk Tertinggal (STRANAS) (2020 - 2024, dan 2025 induk pembangunan Keterpaduan Rencana
pembangunan - 2029) Desa, Daerah Tertinggal, Pembangunan Desa,
Desa, Daerah 5. Peta Jalan (road map) Pembangunan dan Transmigrasi yang Daerah Tertinggal dan
Tertinggal, dan Transmigrasi (2020 - 2024, dan 2025 - 2029) diimplementasian dibagi Transmigrasi)
Transmigrasi yang 6. Peta Jalan (road map) Pengembangan SDM dengan jumlah seluruh
diimplementasikan 7. Road map BUMDES dan BUMDESMA produk atau dokumen
8. Dokumen Rencana Induk Pengembangan perencanaan induk
Perdesaan (Pembangunan Desa, Kawasan pembangunan Desa,
Perdesaan, DT dan Transmigrasi) 2020 – 2045 Daerah Tertinggal, dan
Peta Jalan yang disusun adalah dokumen Transmigrasi yang
pembangunan desa, daerah tertinggal, dan disusun dikali 100%
transmigrasi tahun 2020-2024 dan tahun 2025-
2029
- 358 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Percepatan pembangunan daerah tertinggal
termasuk percepatan pembangunan daerah
dengan karakteristik wilayah tertentu
Implementasi dokumen perencanaan induk
adalah kesesuaian dokumen perencanaan teknis
dengan dokumen perencanaan induk
3.1 Jumlah bahan Bahan kebijakan dan regulasi Badan Pusat Jumlah bahan kebijakan Penyusunan
kebijakan dan Perencanaan Terpadu yang ditetapkan mengacu dan regulasi Keterpaduan Rencana
regulasi pada Dokumen Rencana Induk Pengembangan Keterpaduan Rencana Pembangunan Desa,
Perencanaan Sumber Daya Manusia yang ditetapkan pada Daerah Tertinggal dan
Terpadu yang Bahan Kebijakan dan Regulasi tersebut tahun yang Transmigrasi)
ditetapkan pada diantaranya: bersangkutan
tahun yang a. Peraturan Menteri Desa,Pembangunan
bersangkutan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
mengenai Reviu PERMEN 5 tentang RPKP
b. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang
Roadmap Pengembangan Sumber Daya
Manusia Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
c. Peraturan Presiden mengenai Strategi
Nasional Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal Tahun 2019-2024
d. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
mengenai Pedoman Sinergis Program dan
Kegiatan Internal Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
- 359 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
e. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
mengenai Pedoman Umum Pelaksanaan
Pembangunan Kawasan Perdesaan
f. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
mengenai Pedoman Umum Rencana Kawasan
Transmigrasi (RKT)
g. Dll
- 360 -

e. Pusat Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


1. Nama Unit Organisasi : Pusat Data dan Informasi Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan pengelolaan data dan
informasi di bidang pembangunan Desa dan
Perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi
3. Fungsi : 1) penyusunan kebijakan teknis, rencana,
dan program pengembangan sistem
informasi,
2) pengelolaan teknologi informasi,
pengelolaan data dan informasi, serta
pengembangan kerja sama data dan
informasi pembangunan desa, dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi;
3) pelaksanaan penyusunan pengembangan
sistem informasi, pengelolaan teknologi
informasi, pengelolaan data dan informasi,
serta pengembangan kerja sama data dan
informasi pembangunan desa, dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi;
4) pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan pengembangan
sistem informasi, pengelolaan teknologi
informasi, pengelolaan data dan informasi,
serta pengembangan kerja sama data dan
informasi pembangunan desa, dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi; dan
5) pelaksanaan urusan tata usaha dan
rumah tangga Pusat Data dan Informasi
Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi.
- 361 -

4. Indikator Kinerja Utama :

IKU PUSAT DATA DAN INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN


TRANSMIGRASI
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Tersedianya layanan data dan 1.1 Persentase Kebutuhan Data dan
informasi Pembangunan Desa Informasi Desa, Pembangunan
dan Perdesaan, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Daerah Tertinggal, dan yang terpenuhi
Transmigrasi 1.2 Indeks kepuasan pengguna layanan/
pegawai internal Kementerian
terhadap kualitas layanan data dan
informasi
1.3 Persentase desa yang mendapatkan
layanan data dan sistem informasi
yang terintegrasi
1.4 Persentase Pendataan SDGs Desa
1.5 Persentase Layanan infrastruktur
jaringan dalam mendukung SPBE
2 Tersedianya kebijakan dan 2.1 Jumlah kebijakan dan regulasi pusat
regulasi pusat data dan data dan informasi yang ditetapkan
informasi pada tahun yang bersangkutan
- 362 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU PUSAT DATA DAN INFORMASI DESA, DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Data dan Informasi Desa, Pembangunan Daerah Jumlah Kebutuhan Data Internal (Pusat Data dan
Kebutuhan Data Tertinggal dan Transmigrasi merupakan hasil: dan Informasi Informasi Desa, Daerah
dan Informasi 1. Analisis Kebutuhan Data dan Informasi Kementerian yang Tertinggal, dan
Desa, 2. Pengelolaan Data dan Informasi terpenuhi dibagi jumlah Transmigrasi)
Pembangunan 3. Pengembangan Sistem Informasi dan Sumber Kebutuhan Data dan
Daerah Tertinggal, daya Informatika Informasi Kementerian
dan Transmigrasi dikali 100%
yang terpenuhi Sebagai pemenuhan kebutuhan data dan
informasi Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
1.2 Indeks kepuasan Nilai Indeks Kepuasan Pengguna. Indeks kepuasan Internal (Pusat Data dan
pengguna layanan/ Layanan Data dan Informasi pertahun/pada pengguna layanan/ Informasi Desa, Daerah
pegawai internal tahun sebelumnya. pegawai internal Tertinggal, dan
Kementerian Indeks kepuasan layanan terhadap: kementerian terhadap Transmigrasi)
terhadap kualitas 1. Ketersediaan dan pembaharuan data dan kualitas layanan data
layanan data dan informasi sesuai dengan Peraturan Menteri dan informasi per tahun
informasi Desa, PDTT.
2. Aksesibilitas dan keterbukaan data dan
informasi untuk aparatur dan/ atau
masyarakat.
3. Kualitas jaringan Intranet lingkup
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.

Indeks kepuasan pengguna layanan/ pegawai


internal kementerian terhadap kualitas layanan
data dan informasi.
- 363 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
kriteria skor penilaian nilai indeks kepuasan :
- Sangat Baik: 4
- Baik: 3
- Kurang Baik: 2
- Tidak Baik: 1
1.3 Persentase desa Layanan data dan sistem informasi yang Jumlah desa yang Internal ( laporan
yang mendapatkan terintegrasi adalah pengntegrasian data dan mendapatkan layanan evalausi atas
layanan data dan informasi seluruh desa di Indonesia melalui data dan sistem implementasi layanan
sistem informasi sistem yang mencakup informasi: informasi terintegrasi di data dan sistem
yang terintegrasi 1. Kondisi desa, bagi dengan jumlah informasi yang
2. Capaian Goal SDGs Desa untuk level desa, seluruh desa yang terintegrasi dari pusat
Kecamatan Kabupaten dan Provinsi direncanakan Perencanan, Inovasi,
3. Data pendamping professional / TPP melalui mendapatkan akses penelitian dan data serta
daily report pendamping layanan data dan sistem informasi)
4. Data BUMDES dan BUMDESMA informasi yang
5. Peraturan perundangan tentang desa terintegrasi dikali 100%
6. Peta dan lokasi kegiatan dan dan program
pembangunan desa
7. Hasil Sapa Desa
8. Laporan penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) Desa
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes) dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APBDes) Perubahan
10. Penggunaan Dana Desa
11. Rekomendasi SDGs dan IDM

Penyusunan rekomendasi pada level desa,


kawasan, dan wilayah.
- 364 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Pemberian layanan data dan sistem informasi
yang terintegrasi harus mengacu pada dokumen
perencanaan layanan data dan sistem informasi.
1.4 Persentase Persentase desa yang sudah melakukan Jumlah desa yang Internal (Pusat Data dan
Pendataan SDGs pendataan / pengisian data SDGs Desa: mengisi kuesioner Informasi Desa, Daerah
Desa individu dibagi dengan Tertinggal, dan
SDGs Desa adalah upaya terpadu Pembangunan total desa dikali 100% Transmigrasi)
Desa untuk percepatan pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan.

Pendataan Desa adalah proses penggalian,


pengumpulan, pencatatan, verifikasi dan validasi
data SDGs Desa, yang memuat data objektif
kewilayahan dan kewargaan Desa berupa aset
dan potensi aset Desa yang dapat
didayagunakan untuk pencapaian tujuan
Pembangunan Desa, masalah ekonomi, sosial,
dan budaya yang dapat digunakan sebagai
bahan rekomendasi penyusunan program dan
kegiatan Pembangunan Desa, serta data dan
informasi terkait lainnya yang menggambarkan
kondisi objektif Desa dan masyarakat Desa.
- 365 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.5 Persentase Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik yang Jumlah permintaan Internal (Pusat Data dan
Layanan selanjutnya disingkat SPBE adalah layanan infrastruktur Informasi Desa, Daerah
infrastruktur penyelenggaraan pemerintahan yang yang terpenuhi dibagi Tertinggal, dan
jaringan dalam memanfaatkan teknologi informasi dan jumlah ketersediaan Transmigrasi)
mendukung SPBE komunikasi untuk memberikan layanan kepada layanan dikali 100%
pengguna SPBE.
yang dimaksud layanan infrastruktur jaringan
dalam mendukung SPBE adalah:
1. Layanan hosting aplikasi:
a. penyediaan server untuk hosting aplikasi
b. penyediaan nama domain untuk aplikasi
c. penyediaan jaringan untuk aplikasi
d. penyediaan layanan manajemen resources
2. Layanan pendukung fasilitasi internet:
a. penambahan jaringan LAN
b. penambahan access point
c. layanan perbaikan jaringan internet
3. Layanan pengelolaan jaringan komunikasi
a. layanan penyediaan dan pengelolaan
perangkat call center
b. layanan penyediaan dan pengelolaan
perangkat sapa desa
- 366 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Jumlah kebijakan Bahan kebijakan dan regulasi Pusat Data dan Jumlah bahan kebijakan Internal (Pusat Data dan
dan regulasi pusat Informasi yang ditetapkan mengacu pada dan regulasi Pusat Data Informasi Desa, Daerah
data dan informasi Dokumen Rencana Induk Pengembangan Dan Informasi yang Tertinggal, dan
yang ditetapkan Sumber Daya Manusia. ditetapkan pada tahun Transmigrasi)
pada tahun yang Bahan Kebijakan dan Regulasi tersebut yang bersangkutan
bersangkutan diantaranya:
a. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang
Sistem Data dan Informasi
b. Peraturan Presiden tentang
Pengarusutamaan SDGs dalam
pembangunan Desa dan Perdesaan,
percepatan pembangunan daerah tertinggal,
dan transmigrasi
c. Peraturan Menteri tentang SDGs Desa.
d. Peraturan Menteri tentang Pengelolaan data
dan Informasi Desa, PDTT
e. dll
- 367 -

8. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan


Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan pengembangan sumber daya
manusia dan pemberdayaan masyarakat di
bidang pembangunan Desa dan Perdesaan,
daerah tertinggal, dan transmigrasi.
3. Fungsi : 1) Penyusunan kebijakan teknis, program,
dan anggaran pengembangan sumber
daya manusia dan pemberdayaan
masyarakat di bidang pembangunan
Desa dan Perdesaan, daerah tertinggal,
dan transmigrasi;
2) Pelaksanaan pengembangan sumber
daya manusia dan pemberdayaan
masyarakat di bidang pembangunan
Desa dan Perdesaan, daerah tertinggal,
dan transmigrasi;
3) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan pengembangan sumber
daya manusia dan pemberdayaan
masyarakat di bidang pembangunan
Desa dan Perdesaan, daerah tertinggal,
dan transmigrasi;
4) Pelaksanaan administrasi badan
pengembangan sumber daya manusia
dan pemberdayaan masyarakat desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi; dan
5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan
oleh Menteri.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
NO SASARAN PROGRAM NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya SDM 1.1 Tingkat Kepuasan Stakeholder terhadap
Aparatur dan SDM Desa, layanan peningkatan kapasitas ASN
Daerah Tertinggal, dan 1.2 Tingkat kepuasan Stakeholder terhadap
Transmigrasi yang layanan peningkatan kapasitas SDM
berintegritas dan Desa. Daerah Tertinggal, dan
berkompeten Transmigrasi
1.3 Persentase Tenaga Pendamping
Profesional yang mampu melakukan
pendampingan dan pemberdayaan
masyarakat desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi
1.4 Persentase Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa yang mampu
melakukan pendampingan masyarakat
desa
- 368 -

NO SASARAN PROGRAM NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


2 Meningkatnya SDM 2.1 Persentase pejabat fungsional tertentu
Aparatur Pejabat yang kompeten sesuai dengan kebijakan
Fungsional Tertentu yang dan regulasi yang ditetapkan
kompeten sesuai dengan
kebijakan dan regulasi
yang ditetapkan
3 Meningkatnya kualitas 3.1 Presentase realisasi Implementasi
reformasi birokrasi dan Rencana Aksi Reformasi Birokrasi
kapasitas organisasi General, Tematik dan Transformasi
Badan Pengembangan Digital di Badan Pengembangan SDM
SDM dan Pemberdayaan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Masyarakat Desa, Daerah Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Tertinggal, dan
Transmigrasi
4 Meningkatnya 4.1 Nilai SAKIP Badan Pengembangan SDM
Akuntabilitas Kinerja dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Badan Pengembangan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
SDM dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, dan
Transmigrasi
5 Meningkatnya penerapan 5.1 Tingkat penerapan pengendalian intern
pengendalian intern Badan Pengembangan SDM dan
Badan Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah
SDM dan Pemberdayaan Tertinggal, dan Transmigrasi
Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, dan
Transmigrasi
6 Meningkatnya layanan 6.1 Nilai Pengawasan kearsipan Badan
kearsipan Badan Pengembangan SDM dan PMDDTT
Pengembangan SDM dan
PMDDTT
7 Terselesaikannya tindak 7.1 Persentase rekomendasi hasil
lanjut temuan hasil pemeriksaan eksternal dan APIP lingkup
pemeriksaan eksternal Badan Pengembangan SDM dan
dan Aparat Pengawas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah
Internal Pemerintah (APIP) Tertinggal, dan Transmigrasi yang
ditindaklanjuti (Sistem Pengendalian
Internal dan Kepatuhan terhadap
Perundang-undangan)
- 369 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Tingkat Kepuasan ASN adalah Profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Rata-rata skor penilaian Internal (Laporan Hasil
Stakeholder Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja kepuasan Stakeholder Survey dari PUSLAT
terhadap layanan yang bekerja pada Instansi Pemerintah terhadap layanan Pegawai ASN dan PPJF
peningkatan peningkatan kapasitas
kapasitas ASN Stakeholder yang dimaksud adalah ASN ASN (pelatihan ASN
Kementerian Desa, PDTT yang mengikuti Kemendesa dan
pelatihan kompetensi yang diselenggarakan pembinaan JF PSM) per
Pusat Pelatihan Pegawai ASN, dan JF PSM yang tahun
dibina oleh Pusat Pembinaan labatan Fungsional.

Layanan peningkatan kapasitas ASN adalah


penyelenggaraan pelatihan ASN Kementerian
Desa, PDTT oleh Pusat Pelatihan Pegawai ASN,
dan pembinaan JF PSM oleh Pusat Pembinaan
Jabatan Fungsional berdasarkan
modul/NSPK/kebijakan/regulasi yang disusun.

Unsur Survey Kepuasan berdasarkan permenpan


RB Nomor 14 Tahun 2017 meliputi:
1. Persyaratan
2. Sistem, mekanisme dan prosedur
3. Waktu Penyelesaian
4. Biaya tarif
5. Produk spesifikasi jenis pelayanan
6. Kompetensi pelaksana
7, Perilaku pelaksana
8, Penanganan pengaduan, saran dan masukan
9, Sarana dan prasarana
- 370 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Kriteria skor berdasarkan Permenpan RB Nomor
14 Tahun 2017 adalah:
Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang Baik = 2
Tidak Baik = 1
1.2 Tingkat kepuasan Stakeholder yang dimaksud adalah SDM Desa, Rata-rata skor penilaian Internal (Laporan Hasil
Stakeholder Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang kepuasan Stakeholder Survey dari PPSDM, dan
terhadap layanan mendapatkan peningkatan kapasitas dari Pusat terhadap layanan Pusat PPMD BPSDM)
peningkatan Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Desa, peningkatan kapasitas
kapasitas SDM serta kader pemberdayaan Masyarakat Desa SDM Desa, DTT (TPP dan
Desa. Daerah (KPMD)/Calon KPMD mendapat pelatihan dari KPMD/Calon KPMD) per
Tertinggal, dan UPT Balai tahun
Transmigrasi Layanan peningkatan kapasitas SDM Desa yaitu
penyelenggaraan berdasarkan
modul/NSPK/Kebijakan/regulasi yang disusun
oleh Pusat Pengembangan Pemberdayaan
Masyarakat Desa dan Pusat Pelatihan SDM

Unsur Survey Kepuasan berdasarkan permenpan


RB Nomor 14 Tahun 2017 meliputi
1. Persyaratan
2. Sistem, mekanisme dan prosedur
3. Waktu Penyelesaian
4. Biaya tarif
5. Produk spesifikasi jenis pelayanan
6. Kompetensi pelaksana
7, Perilaku pelaksana
8, Penanganan pengaduan, saran dan masukan
9, Sarana dan prasarana
- 371 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Kriteria skor berdasarkan Permenpan Nomor 14
Tahun 2017 adalah:
Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang Balk = 2,
Tidak Baik = 1
1.3 Persentase Tenaga Tenaga Pendamping Profesional (TPP) adalah Persentase Tenaga Internal (Hasil Evaluasi
Pendamping sumberdaya manusia yang memiliki kualifikasi Pendamping Profesional Kinerja/DRP dari Pusat
Profesional yang dan kompetensi di bidang pendampingan yang mampu melakukan PPMD)
mampu melakukan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat pendampingan dan
pendampingan dan Desa, yang dikontrak dan difasilitasi peningkatan pemberdayaan
pemberdayaan kapasitasnya oleh BPSDM PMDDTT. masyarakat desa, daerah
masyarakat desa, tertinggal dan
daerah tertinggal TPP dengan kinerja baik adalah kinerja TPP yang transmigrasi adalah
dan transmigrasi dikategorikan baik sesuai hasil evaluasi persentase TPP
berdasarkan ketentuan yang berlaku. berkinerja baik
berdasarkan aplikasi
Kriteria skor penilaian berdasarkan SOP Evaluasi evaluasi kinerja
Kinerja TPP :
Sangat Baik = A
Baik = B
Cukup Baik = C
Kurang Baik = D
- 372 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.4 Persentase Kader Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa Persentase KPMD/Calon Internal (Laporan Hasil
Pemberdayaan (KPMD)/Calon Kader Pemberdayaan Masyarakat KPMD yang mampu Survei dari PPSDM)
Masyarakat Desa Desa adalah unsur masyarakat desa yang aktif melakukan
yang mampu dan potensial, serta ditetapkan oleh Kepala Desa pendampingan
melakukan sebagai kader, dan/atau ditugaskan mengikuti masyarakat desa
pendampingan pelatihan yang diselenggarakan oleh UPT Balai berdasarkan hasil survei
masyarakat desa Besar/Balai BPSDM PMDDTT. dengan metode sampling
KPMD/Calon KPMD yang mampu melakukan
pendampingan yaitu kader yang berfungsi
membantu desa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan serta menggerakkan
prakarsa, partisipasi, swadaya dan gotong royong
masyarakat desa.
2.1 Persentase pejabat Pejabat Fungsional Tertentu yang kompeten Jumlah Pejabat Internal (Laporan Hasil
fungsional tertentu adalah pejabat yang mengikuti kegiatan: Fungsional Tertentu yang Evaluasi Pejabat
yang kompeten 1. Peningkatan Kapasitas; kompeten dibagi jumlah Fungsional Tertentu dari
sesuai dengan 2. Pelatihan Berbasis Kompetensi; pejabat fungsional PPJF BPSDM)
kebijakan dan 3. Penilaian Angka Kredit; tertentu dikali 100%
regulasi yang 4. Sertifikasi/Uji Kompetensi melalui LSP
ditetapkan KDPDTT.Berdasarkan kebijakan dan regulasi
yang ditetapkan.
- 373 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
3.1 Presentase realisasi Rencana aksi adalah kegiatan utama reformasi Realisasi implementasi UKE I
Implementasi birokrasi yang telah di rumuskan pada level UKE rencana aksi yang telah
Rencana Aksi I dan UKE II oleh Strategic Transformation Unit di validasi oleh Project
Reformasi Birokrasi (STU) Management Office (PMO)
General, Tematik dibagi dengan jumlah
dan Transformasi rencana aksi yang di
Digital di Badan tetapkan pada Unit
Pengembangan Eselon I dikali 100%
SDM dan
Pemberdayaan
Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
4.1 Nilai SAKIP Badan Evaluasi atas implementasi SAKIP Badan Nilai hasil evaluasi atas Eksternal (APIP)
Pengembangan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan implementasi SAKIP
SDM dan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Badan Pengembangan
Pemberdayaan Transmigrasi SDM dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, Daerah Tertinggal, dan
dan Transmigrasi Transmigrasi dari APIP
5.1 Tingkat penerapan Tingkat penerapan pengendalian intern adalah: Tingkat penerapan Eksternal (APIP)
pengendalian Level 0: Belum ada SPIP pengendalian intern
intern Badan Level 1 : Rintisan SPIP Level 2: Berkembang Badan Pengembangan
Pengembangan Level 3 : Terdefinisi SDM dan Pemberdayaan
SDM dan Level 4 : Terkelola dan terukur Masyarakat Desa,
Pemberdayaan Level 5 : Optimum Daerah Tertinggal, dan
Masyarakat Desa, Transmigrasi per tahun
Daerah Tertinggal, Tingkat penerapan pengendalian intern
dan Transmigrasi dikeluarkan oleh BPKP
- 374 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
6.1 Nilai Pengawasan Pengawasan Kearsipan adalah proses kegiatan Nilai Pengawasan Internal (BPSDMPMDDT,
kearsipan Badan dalam menilai kesesuaian antara prinsip, kaidah, Kearsipan per Tahun. Setjen,cq Biro Umum dan
Pengembangan dan standar kearsipan dengan penyelenggaraan Layanan Pengadaan) dan
SDM dan PMDDTT kearsipan. atau
Eksternal (ANRI)
Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan
arsip

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa


dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
Lembaga Negara, Pemerintahan Daerah,
Lembaga Pendidikan, Perusahaan, Organisasi
Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan
Perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(Peraturan Arsip Nasional RI Nomor 6 Tahun
2019 tentang Pengawasan Kearsipan)
- 375 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
7.1 Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan adalah tindak Rekomendasi TLHP yang Internal (Laporan Tindak
rekomendasi hasil lanjut yang dilakukan oleh pejabat yang ditindaklanjuti dibagi Lanjut Rekomendasi
pemeriksaan berwenang dalam rangka melaksanakan total rekomendasi TLHP Temuan Hasil
eksternal dan APIP saran/rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal dikali 100% Pemeriksaan Eksternal
lingkup Badan dan APIP baik keuangan maupun Sistem dan APIP dari Sesbadan)
Pengembangan Pengendalian Internal
SDM dan
Pemberdayaan
Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
yang
ditindaklanjuti
(Sistem
Pengendalian
Internal dan
Kepatuhan
terhadap
Perundang-
undangan)
- 376 -

a. Sekretariat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan


Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Sekretariat Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan pemberian dukungan
pelayanan teknis dan administratif kepada
seluruh unit kerja di lingkungan Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
3. Fungsi : 1) koordinasi penyusunan kebijakan,
rencana, program, evaluasi, dan pelaporan
Badan;
2) koordinasi dan pembinaan pengelolaan
keuangan dan barang milik negara di
lingkungan Badan;
3) pembinaan hukum dan koordinasi
penyusunan peraturan perundang-
undangan di lingkungan Badan;
4) pengelolaan urusan kepegawaian Badan;
5) koordinasi dan fasilitasi pembinaan
organisasi, tata laksana, dan reformasi
birokrasi Badan; dan
6) pelaksanaan urusan umum dan
kerumahtanggaan Badan.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU SEKRETARIAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya Kompetensi 1.1 Persentase Pejabat Pimpinan Tinggi
Pegawai ASN sesuai dengan dan Pejabat Administrasi di
jabatan lingkungan Badan Pengembangan
SDM dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi yang mengikuti
pengembangan kompetensi per tahun
1.2 Persentase Pejabat fungsional di
lingkungan Badan Pengembangan
SDM dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi yang mengikuti
pengembangan kompetensi per tahun
2 Terwujudnya Badan 2.1 Opini atas Pengendalian internal atas
Pengembangan SDM dan Laporan Keuangan dan BMN Badan
Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan SDM dan
Desa, Daerah Tertinggal, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Transmigrasi yang bersih, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
akuntabel dan berkinerja tinggi berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) dari hasil evaluasi
Aparat Pengawas Intern Pemerintah
(APIP)/Tim Penilai PIPK UKE I
- 377 -

NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA


2.2 Nilai Kinerja atas Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Anggaran Badan
Pengembangan SDM dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2.3 Nilai atas Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran Badan
Pengembangan SDM dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
3 Terwujudnya pelayanan publik 3.1 Tingkat kepuasan aparatur lingkup
Badan Pengembangan SDM dan Badan Pengembangan SDM dan
Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Desa, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Transmigrasi yang berkualitas atas pelayanan teknis dan dukungan
manajemen
4 Meningkatnya layanan 4.1 Nilai Pengawasan kearsipan
kearsipan Sekretariat Badan Sekretariat Badan Pengembangan
Pengembangan Sumber Daya Sumber Daya Manusia dan
Manusia dan Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat DDTT
Masyarakat DDTT
5 Tersedianya kebijakan dan 5.1 Jumlah bahan kebijakan dan regulasi
regulasi Badan Pengembangan Badan Pengembangan Sumber Daya
Sumber Daya Manusia Manusia yang ditetapkan pada tahun
yang bersangkutan
- 378 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU SEKRETARIAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Pejabat Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pejabat Administrasi di Jumlah Pejabat Internal (Sekretariat
Pimpinan Tinggi lingkungan Badan Pengembangan SDM dan Pimpinan Tinggi dan Badan Pengembangan
dan Pejabat Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, Pejabat Administrasi di SDM dan
Administrasi di dan Transmigrasi yang mengikuti pengembangan Lingkungan Badan Pemberdayaan
lingkungan Badan kompetensi selama 20 jam pelajaran per orang per Pengembangan SDM Masyarakat)
Pengembangan tahun. dan Pemberdayaan
SDM dan Masyarakat Desa,
Pemberdayaan Pengembangan kompetensi dapat dilakukan antara Daerah Tertinggal, dan
Masyarakat Desa, lain melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, Transmigrasi yang
Daerah Tertinggal, kursus, dan penataran. mengikuti
dan Transmigrasi pengembangan
yang mengikuti kompetensi pada
pengembangan tahun yang
kompetensi per bersangkutan dibagi
tahun jumlah Pejabat
Pimpinan Tinggi dan
Pejabat Administrasi
pada tahun yang
bersangkutan
dikali 100%.
- 379 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.2 Persentase Pejabat Pejabat Fungsional di lingkungan Badan Jumlah Pejabat Internal (Sekretariat
fungsional di Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Fungsional di Badan Pengembangan
lingkungan Badan yang mengikuti pengembangan kompetensi selama Lingkungan Badan SDM dan
Pengembangan 20 jam pelajaran per orang per tahun. Pengembangan SDM Pemberdayaan
SDM dan dan Pemberdayaan Masyarakat)
Pemberdayaan Pengembangan kompetensi dapat dilakukan antara Masyarakat yang
Masyarakat Desa, lain melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, mengikuti
Daerah Tertinggal, kursus, dan penataran. pengembangan
dan Transmigrasi kompetensi pada
yang mengikuti tahun yang
pengembangan bersangkutan dibagi
kompetensi per jumlah Pejabat
tahun Fungsional pada tahun
yang bersangkutan
dikali 100%.
2.1 Opini atas Penyajian Laporan Keuangan dan Barang Milik Opini atas Penyajian Internal (Tim Penilai
Pengendalian Negara (BMN) yang sesuai SAP (Standar Akuntansi Laporan Keuangan dan PIPK UKE I) dan
internal atas Pemerintah) adalah laporan di bidang keuangan BMN Badan Eksternal (APIP)
Laporan Keuangan yang memuat: Pengembangan SDM
dan BMN Badan 1. Neraca dan Pemberdayaan
Pengembangan 2. Laporan Operasional (LO) Masyarakat Desa,
SDM dan 3. Laporan perubahan Ekuitas (LPE Daerah Tertinggal, dan
Pemberdayaan 4. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) serta laporan Transmigrasi
Masyarakat Desa, di bidang BMN yang memuat: berdasarkan Standar
Daerah Tertinggal, a. Neraca Akuntansi Pemerintah
dan Transmigrasi b. Laporan Barang Intrakomtable (SAP) dari hasil
berdasarkan c. Laporan Barang Ekstrakomtable evaluasi Aparat
Standar Akuntansi d. Laporan Barang Intrakomtable dan Pengawas Intern
Pemerintah (SAP) Ekstrakomtable Pemerintah (APIP)/Tim
dari hasil evaluasi e. Laporan Barang Persediaan Penilai PIPK UKE I per
- 380 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Aparat Pengawas f. Laporan Kondisi Barang tahun
Intern Pemerintah g. Laporan Penyusutan Barang Milik Negara
(APIP)/Tim Penilai (BMN)
PIPK UKE I h. Pelaksanaan Penatausahaan Barang Milik
Negara (BMN)

Penilaian pengendalian internal atas Laporan


Keuangan dan BMN dikeluarkan oleh APIP/ tim
penilai PIPK UKE I.

Kriteria penilaian:
 Pengendalian Internal Efektif (PIE)
 Pengendalian internal efektif dengan
pengecualian (PIEDP)
 Pengendalian Internal Tidak Efektif (PITE)
2.2 Nilai Kinerja atas Penilaian Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja Nilai hasil evaluasi Eksternal (Kementerian
Pelaksanaan dan Anggaran Badan Pengembangan SDM dan atas Pelaksanaan Keuangan)
Rencana Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, Rencana Kerja dan
Anggaran Badan dan Transmigrasi berdasarkan ketentuan peraturan Anggaran Badan
Pengembangan perundang-undangan yang berkenaan dengan Pengembangan SDM
SDM dan pengukuran dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan dan Pemberdayaan
Pemberdayaan RKA-K/L dari Kementerian Keuangan RI Masyarakat Desa,
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Daerah Tertinggal, Penilaian kinerja atas Rencana Kerja dan Anggaran Transmigrasi per
dan Transmigrasi menggunakan 5 (lima) indikator sebagai berikut: tahun
1. Penyerapan anggaran;
2. Konsistensi atas rencana penarikan dana awal;
3. Konsistensi atas penarikan dana revisi;
4. Pencapaian keluaran; dan
5. Efisiensi
- 381 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.3 Nilai atas Indikator Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Nilai atas Indikator Eksternal (Kementerian
Kinerja adalah indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Kinerja Pelaksanaan Keuangan)
Pelaksanaan Keuangan selaku BUN untuk mengukur kualitas Anggaran Badan
Anggaran Badan kinerja pelaksanaan anggaran belanja Pengembangan SDM
Pengembangan Kementerian/Lembaga dari sisi kualitas dan Pemberdayaan
SDM dan implementasi perencanaan anggaran, kualitas Masyarakat per tahun
Pemberdayaan pelaksanaan anggaran dan kualitas hasil
Masyarakat Desa, pelaksanaan anggaran
Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)
menjadi ukuran evaluasi kinerja pelaksanaan
anggaran yang memuat 8 (delapan) indikator dan
mencerminkan aspek sisi kualitas implementasi
perencanaan anggaran, kualitas pelaksanaan
anggaran dan kualitas hasil pelaksanaan anggaran
A. Aspek Kualitas Perencanaan Anggaran, meliputi:
1. Revisi DIPA (bobot nilai 10%)
2. Deviasi Halaman III DIPA (bobot nilai 10%)
B. Aspek Kualitas Pelaksanaan Anggaran, meliputi:
1. Penyerapan Anggaran (bobot nilai 20%)
2. Belanja Kontraktual (bobot nilai 10%)
3. Penyelesaian Tagihan (bobot nilai 10%)
4. Pengelolaan UP dan TUP (bobot nilai 10%)
5. Dispensasi SPM (bobot nilai 5%)
6. Aspek Hasil Pelaksanaan Anggaran, meliputi:
7. Capaian Output (bobot nilai 25%)
- 382 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Pengukuran IKPA berdasarkan Peraturan Dirjen
Perbendaharaan, Kementerian Keuangan Nomor
PER-5/PB/2022 tentang Petunjuk Teknis Penilaian
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran Belanja
Kementerian Negara/Lembaga
3.1 Tingkat kepuasan Persentase skor penilaian kepuasan penguna Hasil survey kepuasan Internal (Sekretariat
aparatur lingkup layanan/ pegawai internal lingkup Badan aparatur lingkup Badan Pengembangan
Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Badan Pengembangan SDM dan
Pengembangan Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi terhadap SDM dan Pemberdayaan
SDM dan kualitas layanan Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat)
Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, Masyarakat Desa,
Masyarakat Desa, dan Transmigrasi pada tahun yang bersangkutan Daerah Tertinggal, dan
Daerah Tertinggal, terhadap kualitas: Transmigrasi per
dan Transmigrasi a. Layanan kepegawaian dan umum tahun
atas pelayanan b. Layanan fasilitasi hukum
teknis dan c. Layanan fasilitasi keuangan
dukungan d. layanan fasilitasi data dan informasi
manajemen e. layanan fasilitasi perencanaan

Kriteria skor penilaian adalah:


Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang Baik = 2
Tidak Baik = 1
4.1 Nilai Pengawasan Pengawasan Kearsipan adalah proses kegiatan Nilai Pengawasan Internal
kearsipan dalam menilai kesesuaian antara prinsip, kaidah, Kearsipan per Tahun. (BPSDMPMDDTT,
Sekretariat Badan dan standar kearsipan dengan penyelenggaraan Setjen,cq Biro Umum
Pengembangan kearsipan. dan Layanan
Sumber Daya Pengadaan) dan atau
Manusia dan Eksternal (ANRI)
- 383 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Pemberdayaan Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan
Masyarakat DDTT arsip

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam


berbagai bentuk dan media sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang dibuat dan diterima oleh Lembaga Negara,
Pemerintahan Daerah, Lembaga Pendidikan,
Perusahaan, Organisasi Politik, Organisasi
Kemasyarakatan dan Perseorangan dalam
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara
(Peraturan Arsip Nasional RI Nomor 6 Tahun 2019
tentang Pengawasan Kearsipan)
5.1 Jumlah bahan Bahan kebijakan dan regulasi Badan Pengembangan Jumlah bahan Internal (Sekretariat
kebijakan dan Sumber Daya Manusia yang ditetapkan mengacu kebijakan dan regulasi Badan Pengembangan
regulasi Badan pada Dokumen Rencana Induk Pengembangan Pengembangan SDM dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia Pemberdayaan
Sumber Daya yang ditetapkan pada Masyarakat)
Manusia yang Bahan Kebijakan dan Regulasi tersebut diantaranya: tahun yang
ditetapkan pada 1. Rencana Strategis Badan Pengembangan Sumber bersangkutan
tahun yang Daya Manusia Tahun 2020-2024
bersangkutan 2. Rencana Strategis Sekretaris Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Tahun
2020-2024
3. Bisnis Proses L1 Juklak POK
- 384 -

b. Pusat Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Pusat Pengembangan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan pengembangan pemberdayaan
masyarakat Desa dan Perdesaan, daerah
tertinggal, dan Kawasan Transmigrasi
3. Fungsi : 1) Penyusunan kebijakan teknis, rencana,
dan program pengembangan
pemberdayaan masyarakat, pengembangan
sistem dan model pemberdayaan
masyarakat, serta pengembangan sistem
pelayanan pendampingan masyarakat
Desa dan Perdesaan, daerah tertinggal,
dan Kawasan Transmigrasi;
2) Pelaksanaan pengembangan
pemberdayaan masyarakat, pengembangan
sistem dan model pemberdayaan
masyarakat, serta pengembangan sistem
pelayanan pendampingan masyarakat
Desa dan Perdesaan, daerah tertinggal,
dan Kawasan Transmigrasi;
3) Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan pengembangan pemberdayaan
masyarakat, pengembangan sistem dan
model pemberdayaan masyarakat, serta
pengembangan sistem pelayanan
pendampingan masyarakat Desa dan
Perdesaan, daerah tertinggal, dan Kawasan
Transmigrasi; dan
4) Pelaksanaan urusan tata usaha dan
rumah tangga Pusat Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU PUSAT PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA,


DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Terlaksananya pemberdayaan 1.1 Persentase Tenaga Pendamping
masyarakat desa, daerah tertinggal, Profesional yang terkontrak untuk
dan transmigrasi melakukan pendampingan
1.2 Persentase pendamping desa yang
bersertifikat mengikuti peningkatan
kapasitas
1.3 Jumlah pendamping desa yang
bersertifikasi
1.4 Persentase pendamping Desa dan
Perdesaan dengan kinerja baik
2 Tersedianya bahan kebijakan dan 2.1 Jumlah bahan kebijakan dan
regulasi Pengembangan regulasi Pengembangan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
- 385 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU PUSAT PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase Tenaga Tenaga Pendamping Profesional adalah sumberdaya Jumlah pendamping Internal (P3MD BPSDM)
Pendamping manusia yang memiliki kualifikasi dan kompetensi di desa yang dikontrak
Profesional yang bidang pendampingan pembangunan dan dibagi jumlah
terkontrak untuk pemberdayaan masyarakat Desa, yang direkrut oleh pendamping menurut
melakukan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Kepmendesa Nomor 29
pendampingan dan Transmigrasi. tahun 2020 dikali
100%.
1.2 Persentase Tugas Pendamping Desa sebagai berikut : Jumlah pendamping Internal (P3MD BPSDM)
pendamping desa 1. Meningkatkan kapasitas, efektifitas dan yang bersertifikat
yang bersertifikat akuntabilitas pemerintah desa dan mengikuti peningkatan
mengikuti pembangunan desa; kapasitas dibagi
peningkatan 2. Meningkatkan prakarsa, kesadaran, dan dengan jumlah PD dan
kapasitas partisipasi masyarakat desa dalam PLD yang dikontrak
pembangunan desa; dikali 100%.
3. Meningkatkan sinergi program pembangunan
desa antar sektor; dan
4. Mengoptimalkan aset lokal desa secara
emansipatoris.

Secara keseluruhan tujuan pendamping desa ialah


upaya memberdayakan masyarakat desa.

Sertifikat peningkatan kapasitas adalah proses


pelatihan yang dilakukan melalui kegiatan pelatihan
peningkatan kapasitas berdasarkan standar modul
yang ada.
- 386 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.3 Jumlah Tugas Pendamping Desa sebagai berikut: Jumlah pendamping Internal (P3MD BPSDM)
pendamping desa 1. Meningkatkan kapasitas,efektifitas dan desa yang mengikuti
yang bersertifikasi akuntabilitas pemerintah desa dan pelatihan berbasis
pembangunan desa; kompetensi dan uji
2. Meningkatkan prakarsa,kesadaran,dan kompetensi.
partisipasi masyarakat desa dalam
pembangunan desa;
3. Meningkatkan sinergi program pembangunan
desa antar sektor; dan
4. Mengoptimalkan aset lokal desa secara
emansipatoris.

Secara keseluruhan tujuan pendamping desa ialah


upaya memberdayakan masyarakat desa Sertifikasi
kompetensi adalah proses pelatihan dan uji
kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan
objektif melalui uji kompetensi. Ini mengacu pada
standar kompetensi kerja baik bersifat nasional
maupun internasional.
1.4 Persentase Pendamping Desa dan Perdesaan dengan kinerja Jumlah TPP dengan Internal (P3MD BPSDM)
pendamping Desa baik adalah kinerja pendamping yang dikatagorikan kinerja baik dibagi
dan Perdesaan baik sesuai hasil evaluasi berdasarkan ketentuan dengan jumlah total
dengan kinerja yang berlaku. TPP yang dikontrak
baik Kriteria skor penilaian adalah: dikali 100%
Sangat Baik = A
Baik = B
Cukup Baik = C
Kurang Baik = D
- 387 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Jumlah bahan Bahan Kebijakan dan Regulasi tersebut diantaranya: Jumlah Bahan Internal (P3MD BPSDM)
kebijakan dan a. Rencana Strategis Pusat Pengembangan kebijakan dan regulasi
regulasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Pengembangan
Pengembangan Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2020- 2024; Pemberdayaan
Pemberdayaan b. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Masyarakat Desa,
Masyarakat Desa, Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Standar Daerah Tertinggal, dan
Daerah Tertinggal, dan Uji Kompetensi SDM Transmigrasi
dan Transmigrasi penggiat/kader/pendamping desa;
c. Petunjuk Teknis Pendampingan Masyarakat
Desa;
d. Panduan Monitoring dan Evaluasi
Pendampingan Masyarakat Desa;
e. Pedoman Operasional Aplikasi Sistem
Pendatang;
f. Manajemen Resiko Masyarakat Desa.

NSPK Pemberdayaan Masyarakat Desa (NSPK


Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat dan
NSPK sistem dan model Pemberdayaan Masyarakat
Desa.
- 388 -

c. Pusat Pelatihan Sumber Daya Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan


Transmigrasi
1. Nama Unit Organisasi : Pusat Pelatihan Sumber Daya Masyarakat
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2. Tugas : Melaksanakan pelatihan sumber daya
manusia Desa dan Perdesaan, daerah
tertinggal, dan transmigrasi
3. Fungsi : 1) Penyusunan kebijakan teknis, rencana,
dan program pelatihan, pengembangan
kelembagaan
2) dan tenaga pelatihan, pengembangan
standarisasi dan sertifikasi profesi, dan
pengembangan kerja sama pelatihan
sumber daya manusia Desa dan
Perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi;
3) Pelaksanaan pelatihan, pengembangan
kelembagaan dan tenaga pelatihan,
pengembangan standarisasi dan sertifikasi
profesi, dan pengembangan kerja sama
pelatihan sumber daya manusia Desa dan
Perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi;
4) Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan pelatihan, pengembangan
kelembagaan dan tenaga pelatihan,
pengembangan standarisasi dan sertifikasi
profesi, dan pengembangan kerja sama
pelatihan sumber daya manusia Desa dan
Perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi; dan
5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan
rumah tangga pusat pelatihan sumber
daya manusia desa, daerah teringgal, dan
transmigrasi.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU PUSAT PELATIHAN SUMBER DAYA MASYARAKAT DESA, DAERAH


TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya kapasitas Sumber 1.1 Persentase KPMD/Calon Kader
Daya Manusia desa, daerah Pemberdayaan Masyarakat Desa
tertinggal dan transmigrasi yang dilatih dan mendapat sertifikat
serta mampu melakukan
pendampingan masyarakat desa
2 Tersedianya bahan kebijakan dan 2.1 Jumlah bahan kebijakan dan
regulasi Pelatihan Sumber Daya regulasi Pelatihan Sumber Daya
Manusia Desa, Daerah Tertinggal, Manusia Desa, Daerah Tertinggal,
Dan Transmigrasi dan Transmigrasi
3 Desa Digital yang dikembangkan 3.1 Jumlah Orang yang mengakses
melalui Akademi Desa 4.0 Platform Akademi Desa 4.0
- 389 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU PUSAT PELATIHAN SUMBER DAYA MASYARAKAT
DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase KPMD/ Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa Jumlah KPMD/Calon Internal (PPSDM)
Calon Kader (KPMD)/Calon Kader Pemberdayaan Masyarakat KPMD yang
Pemberdayaan Desa adalah unsur masyarakat desa yang aktif dan mendapatkan sertifikat
Masyarakat Desa potensial, serta ditetapkan oleh Kepala Desa sebagai pelatihan dibagi
yang dilatih dan kader, dan/atau ditugaskan mengikuti pelatihan jumlah total
mendapat sertifikat yang diselenggarakan oleh UPT Balai Besar/Balai KPMD/Calon KPMD
serta mampu BPSDM PMDDTT. yang dilatih dikali
melakukan 100%
pendampingan KPMD/Calon KPMD yang mampu melakukan
masyarakat desa pendampingan yaitu kader yang berfungsi
membantu desa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan serta menggerakkan
prakarsa, partisipasi, swadaya dan gotong royong
masyarakat desa.

Sertifikat pelatihan adalah Surat keterangan selesai


belajar atau surat tanda tamat belajar yang
diberikan kepada peserta pelatihan setelah
mengikuti proses pelatihan sampai dengan selesai
dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan untuk
memperoleh sertifikat.
2.1 Jumlah bahan Bahan kebijakan dan regulasi Pelatihan Sumber Jumlah bahan Internal (PPSDM
kebijakan dan Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal, Dan kebijakan dan regulasi BPSDM)
regulasi Pelatihan Transmigrasi yang ditetapkan mengacu pada Pelatihan Sumber
Sumber Daya Dokumen Rencana Induk Pengembangan Sumber Daya Manusia Desa,
Manusia Desa, Daya Manusia Daerah Tertinggal, Dan
Daerah Tertinggal, Transmigrasi yang
Dan Transmigrasi ditetapkan pada tahun
- 390 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
Bahan Kebijakan dan Regulasi tersebut diantaranya: yang bersangkutan
a. Rencana Strategis Pusat Pelatihan Sumber Daya
Manusia Desa, Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Tahun 2020-2024;
b. Norma Standar Prosedur dan Kriteria dalam
penyelenggaraan pelatihan Sumber Daya
Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi;
c. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Roadmap
Pelatihan Masyarakat;
d. dll.
3.1 Jumlah Orang Platform Akademi Desa 4.0 mengacu pada Jumlah Orang yang Internal (Laporan
yang mengakses kebutuhan Sumber daya manusia Desa, Daerah mengakses Platform Pengguna Platform
Platform Akademi Tertinggal dan Transmigrasi yang memiliki kapasitas Akademi Desa 4.0 Akademi Desa 4.0 dari
Desa 4.0 kompetensi. dilihat dari record PPSDM BPSDM)
akses Platform
- 391 -

d. Pusat Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara


1. Nama Unit Organisasi : Pusat Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil
Negara
2. Tugas : Menyelenggarakan pelatihan pegawai
Aparatur Sipil Negara Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
3. Fungsi : 1) Penyusunan kebijakan teknis, rencana,
dan program pelatihan, penyelenggaraan
pelatihan, pengembangan kelembagaan
dan tenaga kepelatihan, pengembangan
kerja sama pelatihan pegawai Aparatur
Sipil Negara Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi;
2) Penyelenggaraan pelatihan, pengembangan
kelembagaan dan tenaga kepelatihan,
pengembangan kerja sama pelatihan
pegawai Aparatur Sipil Negara
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
3) Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan penyelenggaraan pelatihan,
pengembangan kelembagaan dan tenaga
kepelatihan, pengembangan kerja sama
pelatihan pegawai Aparatur Sipil Negara
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi; dan
4) Pelaksanaan urusan tata usaha dan
rumah tangga Pusat Pelatihan Pegawai
Aparatur Sipil Negarai.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU PUSAT PELATIHAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA


NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya kompetensi ASN 1.1 Persentase SDM Aparatur yang
Kementerian Desa, Pembangunan mengikuti pelatihan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Struktural/Fungsional yang lulus
dan bersertifikat
1.2 Persentase SDM Aparatur yang
mengikuti Pelatihan Teknis yang
lulus dan bersertifikat
2 Tersedianya bahan kebijakan dan 2.1 Jumlah bahan kebijakan dan
regulasi Pelatihan Pegawai Aparatur regulasi Pelatihan Pegawai Aparatur
Sipil Negara Kementerian Sipil Negara Kementerian yang
disusun
- 392 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU PUSAT PELATIHAN PEGAWAI APARATUR SIPIL
NEGARA
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Persentase SDM Pelatihan Struktural adalah peningkatan kompetensi Jumlah SDM Aparatur Internal (PUSLAT ASN
Aparatur yang bagi PNS yang dilaksanakan untuk mencapai yang mengikuti BPSDM)
mengikuti persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis Pelatihan Struktural
pelatihan dan jenjang jabatan masing-masing. Pelatihan /Fungsional yang lulus
Struktural/Fungsio Fungsional adalah peningkatan kompetensi untuk dan bersertifikat dibagi
nal yang lulus dan masing-masing jabatan fungsional ditetapkan oleh dengan Jumlah SDM
bersertifikat instansi Pembina jabatan Fungsional yang per tahun dikali 100%
bersangkutan.
1.2 Persentase SDM Pelatihan Teknis adalah peningkatan kompetensi Jumlah Aparatur yang Internal (PUSLAT ASN
Aparatur yang yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan mengikuti Pelatihan BPSDM)
mengikuti kompetensi teknis yang diperlukan untuk Teknis yang lulus dan
Pelatihan Teknis pelaksanaan tugas pegawai sehingga mampu bersertifikat per tahun
yang lulus dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara dibagi dengan jumlah
bersertifikat profesional sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan seluruh Aparatur
masing-masing. dikali 100%
2.1 Jumlah bahan Bahan kebijakan dan regulasi Pelatihan Pegawai Jumlah bahan Internal (PUSLAT ASN
kebijakan dan Aparatur Sipil Negara Kementerian yang ditetapkan kebijakan dan regulasi BPSDM)
regulasi Pelatihan mengacu pada Dokumen Rencana Induk Pelatihan Pegawai
Pegawai Aparatur Pengembangan Sumber Daya Manusia Bahan Aparatur Sipil Negara
Sipil Negara Kebijakan dan Regulasi tersebut diantaranya: Kementerian yang
Kementerian yang a. Rencana Strategis Pusat Pelatihan Pegawai ditetapkan pada tahun
disusun Aparatur Sipil Negara Kementerian Tahun 2020- yang bersangkutan.
2024;
b. Kurikulum Pelatihan.
- 393 -

e. Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional


1. Nama Unit Organisasi : Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional
2. Tugas : Melaksanakan pembinaan jabatan fungsional
yang berada dalam pembinaan teknis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
3. Fungsi : 1) Penyusunan kebijakan teknis, rencana,
dan program pengembangan jabatan
fungsional,
2) pengembangan standarisasi kompetensi,
pengembangan profesi dan sertifikasi
kelembagaan dan jabatan fungsional, serta
evaluasi dan penilaian jabatan fungsional;
3) Pelaksanaan pengembangan jabatan
fungsional, pengembangan standarisasi
kompetensi, pengembangan profesi dan
sertifikasi kelembagaan dan jabatan
fungsional, serta evaluasi dan penilaian
jabatan fungsional;
4) Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan pengembangan jabatan
fungsional, pengembangan standarisasi
kompetensi, pengembangan profesi dan
sertifikasi kelembagaan dan jabatan
fungsional, serta evaluasi dan penilaian
jabatan fungsional; dan
5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan
rumah tangga Pusat Pembinaan Jabatan
Fungsional.
4. Indikator Kinerja Utama :

IKU PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL


NO SASARAN KEGIATAN NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 Tersedianya Bahan Kebijakan dan 1.1 Jumlah Bahan Kebijakan dan/atau
Regulasi Pembinaan Jabatan Regulasi Pengembangan Profesi
Fungsional Kementerian Fungsional Tertentu yang Disusun
2 Tersedianya Fungsional Tertentu 2.1 Persentase pejabat fungsional
yang Kompeten tertentu yang memenuhi standar
kompetensinya
2.2 Persentase Pejabat Fungsional
Tertentu dan/atau Stakeholder
lnstansl Pembina dan/atau Instansi
Pengguna JF PSM yang Ditingkatkan
Kapasitasnya
2.3 Persentase Pejabat Fungsional
Tertentu yang Dilaksanakan PAK
(Penetapan Angka Kredit)
- 394 -

DEFINISI OPERASIONAL, CARA PERHITUNGAN, DAN SUMBER DATA IKU PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL
INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
1.1 Jumlah Bahan Bahan Kebijakan dan/atau Regulasi Pembinaan Jumlah NSPK JFT Internal (PPJF BPSDM)
Kebijakan Jabatan Fungsional oleh instansi pembina yang disusun per
dan/atau Regulasi (Kementerian Desa, Pembangunan Daerah tahun
Pengembangan Tertinggal, dan Transmigrasi) mengacu pada
Profesi Fungsional Dokumen Rencana Induk Pengembangan Sumber
Tertentu yang Daya Manusia
Disusun
Bahan Kebijakan dan/atau Regulasi terdiri atas
Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) dan
merupakan:
1. Ukuran atau patokan tentang pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang harus dimiliki
seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan
atau tugas sesuai dengan unjuk kerja yang
dipersyarakatkan
2. Acuan dalam pelaksanaan peningkatan serta
pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan
ketrampilan untuk meningkatkan mutu
fungsional tertentu, baik bagi proses belajar
mengajar dan profesionalisme tenaga fungsional
tertentu.

NSPK pengembangan profesi JFT bertujuan


menciptakan standar pelayanan yang tepat oleh
pejabat fungsional tertentu dalam melakukan
kegiatan pelayanan publik kepada masyarakat
- 395 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.1 Persentase pejabat Berdasarkan Permenpan RB No. 28 Tahun 2018 Jumlah Pejabat Internal (PPJF BPSDM)
fungsional tertentu tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya fungsional PSM yang
yang memenuhi Masyarakat (PSM) bahwa Kementerian Desa, PDTT kompeten dibagi
standar adalah instansi pembina Jabatan Fungsional PSM. dengan Jumlah
kompetensinya pejabat tungsional
Pejabat Fungslonal Tertentu yang memenuhi standar PSM yang mengikuti
kompetensl adalah pejabat Fungsional PSM yang sertifikasi/uji
dinyatakan Kompeten berdasar hasil uji kompetensi kompetensl melalui
yang diselenggarakan oleh LSP-P2 Kementerian LSP-P2 Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Desa, PDT dan
Transmigrasi berdasarkan usulan darl Pusat Transmiqrasi dikali
Pembina labatan Fungsional. 100%
- 396 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.2 Persentase Pejabat Pejabat Fungsional Tertentu yang Dilakukan Jumlah Pejabat Internal (PPJF BPSDM)
Fungsional Pembinaan dalam hal Pengembangan dan/atau Fungsional PSM
Tertentu dan/atau Peningkatan Kapasitas adalah pejabat yang dan/atau Stakeholder
Stakeholder mengikuti kegiatan yang bertujuan untuk Instansi Pembina
lnstansl Pembina meningkatkan kompetensi pejabat fungsional dan/atau Instansi
dan/atau Instansi berdasarkan standar kerja dan/atau petunjuk Pengguna JF PSM
Pengguna JF PSM pelaksanaan jabatan fungsional tertentu. yang mengikuti
yang Ditingkatkan Kegiatan
Kapasitasnya Pejabat fungslonal PSM dan/atau Stakeholder pada Pengembangan
Instansi. dan/atau Peningkatan
Kapasitas dibagi
Pembina dan/atau Instansi Pengguna JF PSM yang jumlah total Pejabat
dilakukan pengembangan dan/atau Peningkatan Fungsional PSM
Kapasitas di bidang pembinaan jabatan fungsional dan/atau Stakeholder
PSM. Instansi Pembina
dan/atau Instansi
Pengguna JF PSM
Kementerian Desa,
PDT dan Transmigrasi
dikali 100%
- 397 -

INDIKATOR
NO DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
KINERJA UTAMA
2.3 Persentase Pejabat Pejabat Fungsional Tertentu yang Dilaksanakan PAK Jumlah Pejabat Internal (Laporan Hasil
Fungsional (Penetapan Angka Kredit) adalah pejabat yang Fungsional Tertentu Pelaksanaan PAK
Tertentu yang mengikuti serangkaian kegiatan penilaian oleh Tim yang difasilitasi Pejabat Fungsional
Dilaksanakan PAK Penilai DUPAK (Daftar Usulan Penetapan Angka Penetapan Angka Tertentu dari PPJF
(Penetapan Angka Kredit) yang dikumpulkan dalam dua periode Kredit (PAK) dibagi BPSDM)
Kredit) penilaian selama satu tahun. DUPAK yang
disampaikan dalam
satu periode penilaian
dikali 100%

MENTERI DESA,
Salinan sesuai aslinya PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi TRANSMIGRASI
Plt. Kepala Biro Hukum
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

Rully Rachman ABDUL HALIM ISKANDAR

Anda mungkin juga menyukai