Anda di halaman 1dari 23

Abdul Rahman S.

Pd
Anggota KPU Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM


FAKTA:
Perempuan di dunia
lebih banyak dari laki-laki.

Namun demikian, dalam beberapa studi menunjukkan


bahwa aktivitas politik perempuan masih tergolong
minim, atau bahkan tidak ada sama sekali di banyak
Negara. Bahkan, untuk perwakilan perempuan di lembaga
legislatif di berbagai Negara, jika dirata-ratakan baru
mencapai angka lima belas persen (15%)
Apa makna politik
bagi perempuan?
1. Politik dapat dipahami sebagai proses pengambilan
keputusan yang terjadi di mana saja, kapan saja.
2. Politik berlangsung dalam kehidupan sehari-hari dan juga
berlangsung dalam ruang privat.
3. Bagi perempuan, politik formal dan informal selalu terkait
(misalnya kenaikan harga BBM berpengaruhnya dalam
rumah tangga)
4. Dunia politik sering mengabaikan kebutuhan dan aspirasi
perempuan yang dianggap wilayah privat, bukan formal.
Kepentingan Perempuan
 Dalam sistem politik yang didominasi oleh laki-laki, dan meski
perempuan telah mempunyai hak yang setara untuk memilih dan
dipilih, tidak menjamin kepentingan perempuan diperhatikan dengan
baik. Karena itu, perempuan itu sendiri harus hadir untuk mengawal
kepentingannya.
 Sebuah sistem politik yang baik, perlu menjamin adanya ambang
batas keberadaan/keterwakilan.
 Ambang batas keberadaan /keterwakilan ini merupakan ambang
batas jumlah tertentu untuk memastikan kelompok tersebut dapat
mempengaruhi keputusan sehingga kepentingannya tidak diabaikan
(sumber: Kymlicka, W., 1995. Multicultural Citizenship : A Liberal Theory of Minority Rights)
Kaum perempuan sebenarnya mempunyai peluang dan
kesempatan yang besar untuk berpartisipasi dalam dunia
politik, tidak hanya sebagai pengembira seperti selama ini.

KEBIJAKAN AFFIRMASI

Kebijakan khusus dalam jangka waktu


tertentu yang bertujuan memberi peluang
lebih besar bagi perempuan untuk meraih
jabatan publik dan/atau birokrasi

Alokasi 30% bagi perempuan


untuk menjadi penyelenggara
Pemilu, Anggota Legislatif
Partisipasi Perempuan Penting
Ditinjau dari isu gender dan kebijakan publik, Perempuan melalui keterwakilan di
parlemen dapat memberikan input isu gender dalam agenda kebijakan publik.
Partisipasi tersebut dapat dilakukan melalui:
1.Peningkatkan jumlah perempuan di parlemen melalui affirmative action, partai- partai
politik harus mangadopsi kuota minimum kandidat perempuan dalam pemilu; dan
2.Dalam diskursus GAD, pengikutsertaan perempuan dalam proses pembuatan
kebijakan, sehingga isu-isu tentang gender akan lebih bisa terakomodir dan menjadi
salah satu alternatif kebijakan untuk diadopsi menjadi sebuah keputusan politik,
sehingga diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan pembangunan dan
keberdayaan perempuan.
MENGAPA PEREMPUAN
HARUS BERPARTISIPASI ?

1. Keadilan dan kesetaraan gender


2. Memanfaatkan Potensi Penduduk (Perempuan)
3. Banyak Pengalaman dan kepentingan
perempuan yg sulit diwakilkan kepada laki-laki
4. Mengubah cara pandang masyarakat terhadap
perempuan
Partisipasi dan peran perempuan
dalam politik baru mempunyai arti
JIKA kebijakan yg dirumuskan oleh
negara benar-benar memihak pada
kepentingan perempuan, sehingga
akan menciptakan kesetaraan dan
kehidupan yg egaliter di masyarakat
dalam segala aspeknya.
Keterwakilan Perempuan di Lembaga
Penyelenggara Pemilu
DASAR HUKUM PKPU Nomor 7 Tahun 2018
sebagaimana telah diubah terakhir
menjadi PKPU Nomor 2 Tahun
2019 tentang Seleksi Anggota
UNDANG-UNDANG REPUBLIK Komisi Pemilihan Umum Provinsi
INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 dan Komisi Pemilihan Umum
TENTANG PEMILIHAN UMUM Kabupaten/Kota
Tindakan Afirmatif
Aturan memperlakukan secara lebih
Tindakan afirmatif adalah untuk mendorong perwakilan kelompok
kebijakan yang perempuan berakar pada persamaan
dilembagakan untuk hak yang diatur secara tegas di
mendorong kesempatan dalam Pasal 28H ayat (2) UUD Negara
yang sama dan dapat Republik Indonesia Tahun 1945 yang
diakses secara adil dan berbunyi:
setara bagi mereka yang
secara historis tidak Setiap orang berhak mendapat
memiliki kesamaan kemudahan dan perlakuan khusus
peluang karena faktor- untuk memperoleh kesempatan dan
faktor seperti ras, warna manfaat yang sama guna mencapai
kulit, agama, jenis kelamin, persamaan dan keadilan.
atau asal kebangsaan.
Alternatif Tindakan Afirmatif

Tindakan afirmatif (atau kuota gender) dapat


mengambil berbagai bentuk:
1)kuota kandidat yang diadopsi oleh masing-masing
pihak: misal: ‘sistem zipper’ (1 calon perempuan
dari 3 daftar calon);
2)kuota kandidat berdasarkan undang-undang:
misal: persentase tertentu perempuan di antara
kandidat dalam daftar (minimal 30%);
3)kuotakursi yang dipesan yang diamanatkan oleh
hukum atau konstitusi.
“Anggota KPU Perempuan hadir bukan hanya
untuk memenuhi 30% Keterwakilan
Perempuan, namun untuk memastikan
Penyelenggaraan Pemilu yang Berintegritas,
Mandiri, Profesional Dan Transparan serta
menjamin hak politik perempuan sebagai
pemilih dan peserta pemilu“
TINDAKAN AFIRMASI PADA PERATURAN KPU TENTANG SELEKSI ANGGOTA KPU,
KPU PROVINSI, DAN KPU KABUPATEN/KOTA

TIM UNDANG - UNDANG-UNDANG UNDANG -UNDANG PERATURAN KPU PERATURAN KPU


SELEKSI UNDANG NO. 22 NOMOR 15 TAHUN NOMOR 7 TAHUN NO. 7 TAHUN 2018 NO. 4 TAHUN 2020
TAHUN 2007 2011 2017

KPU RI Presiden Presiden Presiden membentuk -


membentuk Tim membentuk keanggotaan tim
Seleksi calon keanggotaan tim seleksi yang berjumlah
anggota KPU. seleksi yang paling banyak l l
berjumlah paling (sebelas) orang
banyak 11 (sebelas) anggota dengan
orang dengan memperhatikan
memperhatikan keterwakilan
keterwakilan perempuan paling
perempuan sedikit 30% (pasal 22)
Tindakan Afirmasi Perempuan dalam
Keanggotaan KPU, KPU Provinsi dan KPU Kab/Kota
UU No. 22 UU NO. 15 UU NO. 7 PERATURAN KPU PERATURAN KPU
TAHUN 2007 TAHUN 2011 TAHUN 2017 NO. 2 TAHUN 2019 NO. 4 TAHUN 2020

Komposisi Komposisi Komposisi Dalam hal tidak terdapat calon anggota KPU (13) Dalam hal tidak terdapat calon anggota
Keanggotaan Keanggotaan keanggotaan Provinsi perempuan yang memenuhi nilai KPU Provinsi perempuan yang memenuhi
KPU, KPU KPU, KPU KPU, ambang batas untuk memenuhi nilai ambang batas sebagaimana dimaksud
Provinsi dan KPU Provinsi dan KPU keanggotaan KPU keterwakilan perempuan dalam pada ayat (6a), untuk memenuhi ketentuan
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota provinsi, dan keanggotaan KPU Provinsi, calon anggota keterwakilan perempuan dalam
memperhatikan memperhatikan keanggotaan KPU KPU Provinsi perempuan yang tidak keanggotaan KPU Provinsi, calon anggota
keterwakilan keterwakilan Kabupaten/Kota memenuhi ambang batas yang memiliki nilai KPU Provinsi perempuan yang tidak
perempuan perempuan memperhatikan tertinggi dinyatakan lulus tes tertulis. Pasal memenuhi ambang batas yang memiliki nilai
sekurang- sekurang- keterwakilan 21 ayat (13) tertinggi pertama dan kedua dinyatakan
kurangnya 30% kurangnya 30% perempuan lulus tes tertulis.
(tiga puluh (tiga puluh paling sedikit Penetapan oleh Tim Seleksi (calon anggota
perseratus) persen) 30% (tiga puluh yang lulus tes kesehatan dan tes wawancara)
persen) dilakukan dengan mempertimbangkan
paling sedikit 30% (tiga puluh persen)
keterwakilan perempuan. Pasal 25 ayat (6)
(14) Dalam hal tidak terdapat calon anggota
KPU Kabupaten/Kota perempuan yang
memenuhi nilai ambang batas sebagaimana
dimaksud pada ayat (6b), untuk memenuhi
ketentuan keterwakilan perempuan dalam
keanggotaan KPU Kabupaten/Kota, calon
anggota KPU Kabupaten/Kota perempuan
yang tidak memenuhi ambang batas yang
memiliki nilai tertinggi pertama dan kedua
dinyatakan lulus tes tertulis.
TIM UNDANG - UNDANG-UNDANG UNDANG -UNDANG PERATURAN KPU PERATURAN KPU
SELEKSI UNDANG NO. 22 NOMOR 15 TAHUN NOMOR 7 TAHUN NO. 7 TAHUN 2018 NO. 4 TAHUN 2020
TAHUN 2007 2011 2017

KPU Kab. KPU Provinsi KPU Provinsi KPU membentuk tim KPU membentuk (14) Dalam hal tidak
/Kota membentuk Tim membentuk tim seleksi untuk anggota Tim Seleksi terdapat calon anggota
Seleksi calon seleksi untuk menyeleksi calon KPU Kabupaten/Kota KPU Kabupaten/Kota
perempuan yang
anggota KPU menyeleksi calon anggota KPU dengan memenuhi nilai ambang
Kabupaten/Kota anggota KPU Kabupaten/Kota. mempertimbangkan batas sebagaimana
pada setiap Kabupaten/Kota paling sedikit 30% dimaksud pada ayat (6b),
kabupaten/kota. pada setiap keterwakilan untuk memenuhi
kabupaten/kota. perempuan ketentuan keterwakilan
perempuan dalam
keanggotaan KPU
Kabupaten/Kota, calon
anggota KPU
Kabupaten/Kota
perempuan yang tidak
memenuhi ambang batas
yang memiliki nilai
tertinggi pertama dan
kedua dinyatakan lulus
tes tertulis.
Afirmasi perempuan dalam Keputusan KPU No.1176/2019 tentang perubahan atas
Keputusan KPU No. 379/2019 tentang seleksi anggota KPU Provinsi dan KPU Kab/Kota

 Penelitian Administrasi:

Penetapan Hasil Penelitian Administrasi Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota mengutamakan 30%
Keterwakilan Perempuan.
 Tes Tertulis:

Dalam hal tidak terdapat calon Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota yang memenuhi nilai ambang
batas, maka Perempuan yang memiliki nilai tertinggi pertama dan kedua dinyatakan lulus.
 Tes Psikologi:

Tim Seleksi menyampaikan kepada Lembaga Psikologi untuk mengutamakan 30% keterwakilan perempuan
dalam menetapkan hasil kesimpulan tes psikologi.
 Tes Wawancara:

Penetapan Calon Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota oleh Tim Seleksi dilakukan dengan
mengutamakan paling kurang 30% keterwakilan perempuan.
Afirmasi Perempuan Penyelenggara Adhoc
UU No 7 Tahun 2017
Peluang Perempuan
dalam Seleksi anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota

 KPU memastikan keanggotaan Tim Seleksi memenuhi keterwakilan perempuan


 KPU membekali Tim Seleksi dengan materi perspektif gender
 Seleksi dilakukan secara terbuka
 Hasil tes tertulis memperhatikan keterwakilan perempuan
 Tim Seleksi menetapkan calon anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota
sebanyak 2 kali kebutuhan memperhatikan keterwakilan perempuan
Mendorong Representasi dan Suara
Perempuan 
Lewat ‘deliberative design’ untuk melawan ketidaksetaraan dengan menyesuaikan
prosedur institusional dengan situasi di konteks sosial (Karpowitz, Mendelberg, &
Shaker, 2012)
 Membantu memberikan referensi narasumber perempuan dan menjadi perantara
dalam memperkenalkan jaringan narasumber perempuan
 Berkontribusi untuk mendukung database narasumber perempuan yang berkapasitas
dan punya komitmen dan kesadaran gender
 Menghadirkan perspektif gender dan perempuan dalam beragam diskursus dan
konteks
 Mendorong kegiatan yang menghadirkan narasumber dan peserta dengan
mempertimbangkan keberagaman dan keseimbangan gender
 Bersikap kritis dan memberi masukan untuk kegiatan yang tidak menghadirkan
keberagaman gender, seperti manel, all-male panels, dan tidak mendorong
kesadaran dan kepekaan gender
Semakin banyak perempuan yang berpendidikan dan
memiliki kesadaran akan pentingnya keterlibatan
perempuan sebagai penyelenggara negara, maka
semakin membuka peluang Indonesia menjadi negara
yang lebih maju dan sejahtera
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai