Anda di halaman 1dari 14

Semangat

Beribadah dalam Meyakini


Hari Akhir
&
Meyakini Qada & Qadar
Melahirkan Semangat Bekerja
Kelompok 1 – XII IPS 1
Anggota :
Agustina Putri Herdiansyah
Alexa Panatagari Irawan
Ari Firansyah
Aryo Galih
Asep Abdullah Mutaqin
Diva Arini
`01 Semangat
Beribadah dalam
Meyakini Hari
Akhir
a. Memahami makna beriman
kepada
hari akhir
Beriman kepada hari akhir adalah percaya dengan sepenuh hati bahwa suatu
saat alam semesta dan seisinya akan hancur dan berakhir. Kehidupan dunia hanya
sementara, kehidupan selanjutnya dialam akhirat yang kekal dan tiada berakhir.

Dunia hanya tempat menguji manusia apakah manusia mau berbuat baik atau
tidak. Iman kepada hari akhir termasuk dalam rukun iman yang kelima. Seseorang yang
tidak beriman kepada hari akhir, maka tidak akan melakukan amal saleh. Sebab, seseorang
tidak akan melakukan amal saleh, kecuali ia mengharapkan kenikmatan di akhirat kelak.
‫َو َأَّن ٱلَّساَع َة َء اِتَيٌة اَّل َر ْيَب‬
‫ِفيَها َو َأَّن ٱَهَّلل َيْبَع ُث َم ن ِفى‬
‫ٱ ِر‬
‫ُبو‬ ‫ُق‬ ‫ْل‬
"Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada
keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan
semua orang di dalam kubur.”
QS. Al Hajj: 7
b. Periode hari akhir
1. Yaumul Barzakh terjadi di alam kubur, yaitu saat pintu-pintu gerbang menuju akhirat terbuka.Pada
tahap ini, malaikat Munkar Nakir akan menanyakan kepada setiap manusia mengenai seluruh amal
perbuatannya, sebelum mereka dibangkitkan

2. Yaumul Ba'ats adalah hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur dalam proses menuju
kehidupan kekal (daal al-khulud) pada hari kiamat.Fase ini ditandai peniupan sangkakala yang kedua.
Ketika itu, Allah SWT membangkitkan seluruh manusia dari alam kubur dan mereka berbondong-
bondong ke padang mahsyar.

3. Yaumul Mahsyar Padang mahsyar digambarkan seperti lapangan luas tanpa kehidupan. Di tempat
ini semua makhluk berkumpul untuk menunggu hisab.Mulai dari makhluk pertama hingga makhluk
yang terakhir hidup, termasuk manusia, jin, dan lainnya.
4. Yaumul Hisab tiba di yaumul hisab, di sini menjadi tempat dilakukannya perhitungan amal
perbuatan manusia selama hidup di dunia.Sekecil apa pun perbuatan yang pernah dilakukan manusia,
baik itu amal kebaikan atau keburukan, semuanya akan diperhitungkan dengan adil.

5. Yaumul Mizan Setelah dihitung secara adil, amal perbuatan tersebut akan ditimbang. Apakah lebih
berat amal kebaikan atau amal keburukan.

6. Yaumul Shirath adalah titian yang akan dilalui oleh seluruh umat manusia untuk menuju tempat
yang telah ditetapkan Allah SWT. Keadaan orang-orang yang melewati jembatan shirath bermacam-
macam, sesuai dengan keimanan, perbuatan, dan dosa-dosa mereka

7. Yaumul Jaza merupakan yaumul akhir, sebagaimana Allah SWT melakukan pembalasan kepada
makhluknya sesuai amal perbuatan mereka. Apabila umat tersebut berat dengan amal kebaikan maka
surga tempatnya, sedangkan umat yang berat dengan amal keburukan, maka mereka menjadi penghuni
neraka.
c. Hikmah beriman kepada hari
akhir
Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral yang
mengakibatkan murka Allah Swt. di dunia dan di akhirat.

Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala


kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.

Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah Swt. dengan


mengharapkan mau'nah-Nya pada hari itu.

Senantiasa termotivasi untuk beramal baik dengan ikhlas & menghindari niat jahat

Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengkiaskan apa yang ada di dunia ini
dengan apa yang ada di akhirat.
Meyakini qada
dan qadar 02
melahirkan
semagat bekerja
a. Hakikat qada dan qadar
Hakikat Qada dan Qadar, para ulama memiliki perbedaan pendapat. Sebagian ulama
mengartikan sama, dan sebagian ulama yang lain memberikan arti yang berbeda.

Qadar kerap diartikan sebagai “Ilmu Allah Swt. tentang apa yang akan terjadi pada
makhluk di masa mendatang.” Sedangkan Qada adalah “Segala sesuatu yang Allah Swt.
wujudkan (adakan atau berlakukan) sesuai dengan ilmu dan kehendaknya.”

Sebagian ulama yang lain justru menerapkan definisi di atas secara terbalik, yakni
definisi Qada dan Qadar ditukar. Pendapat yang menyamakan Qada dan Qadar
memberikan definisi bahwa aturan baku yang diberlakukan oleh Allah Swt. terhadap
alam adalah undang-undang yang bersifat umum dan merupakan hukum-hukum yang
mengikat sebab dan akibat.
b. Makna beriman
kepada qada dan
Iman kepada qada danqada
qadar merupakan rukun iman
yang keenam. Iman kepada qada dan qadar berarti
percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah
Swt. telah menentukan segala sesuatu yang akan terjadi
untuk makhluknya (qada dan qadar)
c. Hikmah beriman kepada qada &
qadarKeimanan dan Ketakwaan kepada Allah SWT
1. Meningkatkan
Hikmah beriman kepada qada dan qadar yang pertama yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah SWT yang telah menetapkan ukuran serta ketentuan bagi seluruh makhluk-Nya. Selain
itu, Allah juga menunjukkan kebesaran dan kemahakuasaan-Nya, sebab jagat raya yang tercipta
berlaku atas qada dan qadar Allah SWT.

2. Melatih dan Mendidik Diri untuk Bersyukur


Ketika seseorang beriman kepada qada dan qadar Allah, maka ia seperti melatih dan mendidik diri
untuk bersyukur, bersabar, dan bertawakal. Segala sesuatu telah jelas qada dan qadarnya, segala hal
yang diperoleh adalah takdir Allah. Karenanya, kita harus bersyukur apabila diberi kenikmatan oleh
Allah. Namun, jika tertimpa musibah maka harus bersabar dan tawakal karena itu merupakan nikmat
Allah lainnya yang berupa ujian.
3. Menjauhkan Diri dari Sifat Sombong dan Putus Asa
Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa termasuk ke dalam hikmah beriman kepada qada
dan qadar Allah. Apabila kita menjauhi sifat tersebut, maka kita kana memperoleh ketenangan batin.

4. Menumbuhkan Sifat Optimis dan Kerja Keras


Takdir Allah atas manusia berisi takdir kemampuan manusia untuk memilih dari sekian banyak takdir
yang Dia berikan. Oleh karenanya, hal ini dapat menumbuhkan sikap optimis untuk senantiasa
menggapai keberhasilan yang diwujudkan dengan terus bekerja keras.

5. Menenangkan Jiwa
Orang yang beriman kepada qada dan qadar senantiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya,
sebab ia selalu merasa puas dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Apabila beruntung dan
berhasil ia harus bersyukur, jika terkena musibah maka bersabar dan berusaha lebih
SELESAI
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai