Anda di halaman 1dari 10

A.

KEPERCAYAAN
MASYARAKAT ARAB
PRA ISLAM
KEPERCAYAAN MASYARAKAT ARAB
PRA ISLAM
• Masyarakat kota Makkah SEBELUM mereka menyembah
berhala dan batu batuan adalah masyarakat penganut AJARAN
TAUHID yang di bawa oleh Nabi Ibrahim as dan dilanjutkan
oleh Nabi Ismail as.
• AJARAN TAUHID Yaitu agama yang mengajarkan percaya
dan menyembah hanya kepada Allah Swt, Tuhan yang Maha
Esa.
• MENYEMBAH BERHALA
• Ber Agama Yahudi, Nasrani, Majusi, dan Saba’i
• Menyembah Malaikat dan Jin
Proses Perpindahan ajaran Tauhid – Menyembah Berhala

• salah satu pembesar suku Khuza’ah bernama Amir bin Lu’ay al-Khuzai pergi ke Syam
(Syiria). Di kota itu dia melihat penduduk kota Syam melakukan Ibadah dengan
menyembah berhala, dan tertarik untuk mempelajari dan mempraktikannya.

• Ia meminta sebuah berhala dari suku Amaliqah sebagai kenang-kenangan dan akan
dijadikan alat-alat perantara dalam peribadatan masyarakat Makkah guna mendekatkan
diri pada Tuhannya. Berhala yang dibawa Amr diberi nama Hubal dan diletakkan di
Ka’bah. Berhala hubal ini menjadi pimpinan berhala lainya seperti Latta, Uzza dan
Manna.

• Mereka juga membuat berhala-berhala lainnya hingga mencapai 360 berhala yang
Tata Cara Peribadatan Kaum Jahiliyyah Dalam
Menyembah Berhala
• Berdiam di sisi berhala, berlindung kepadanya, memuji dan meminta
pertolongan kepadanya. Masyarakat arab Quraisy berkeyakinan bahwa
berhala-berhala tersebut dapat mendekatkan diri mereka dengan Tuhannya

• Ketika berhaji, mereka bertawaf mengelilingi berhala-berhala tersebut dan


bersujud kepadanya.

• Mendekatkan diri kepadanya dengan memberikan berbagai sesembahan.


Ketika menyembelih hewan, mereka menyebut nama-nama berhala itu.
• Masyarakat Makkah atas penyimpangan ajaran-ajaran tauhid
disebutlah itu masa JAHILIYAH. Jahilyah bukan berarti mereka
bodoh dari keilmuannya, namun mereka bodoh dari keimanan Allah
Swt seperti tuntunan yang sudah diajarkan oleh Nabi Ibrahim.
Faktor Penyebab Penyimpangan Tersebut adalah:

• Adanya kebutuhan terhadap Tuhan yang selalu bersama mereka


terutama saat mereka membutuhkan.

• Kecenderungan yang kuat mengagungkan leluhur yang telah berjasa


terutama kepala kabilah nenek moyang mereka.

• Rasa takut yang kuat menghadapi kekuatan alam yang menimbulkan


bencana, mendorong mereka mencari kekuatan lain di luar Tuhan.
Agama Nasrani, Majusi, Shabi’i

• Agama Nasrani Masuk ke Arab sekitar tahun 340 M. Saat invasi bangsa Romawi dan Habasyah
(Ethiopia).
• Agama Majusi, menurut Rizqullah, banyak dianut masyarakat Arab yang tinggal di sekitar Persia,
seperti Irak, Bahrain, Hajar dan beberapa wilayah sekitar pantai teluk Arab. Saat Yaman masuk berada
di bawah kekuasaan Persia, agama Majusi juga pernah dianut oleh masyarakat Yaman dan Arab
selatan.
• Agama Shabi’i, yang pemeluknya menyembah bintang-bintang, planet-planet dan matahari banyak
berkembang dan dianut oleh penduduk Bani Kildan al-Kildaniyyun, yang merupakan bagian dari suku
bangsa Arab yang berdiam di Syam dan Yaman. Tetapi setelah datangnya datangnya Yahudi dan
Nasrani, para penganut agama ini berbaur dengan penduduk bergama yahudi dan Nasrani, menurut
Shafiyyurrahman, mereka tidak kelihatan lagi bahkan mengalami kehancuran.
• Selain itu, masyarakat Arab juga ada yang menyembah malaikat dan menyembah jin. Mereka
menganggap, malaikat adalah anak-anak Tuhan yang berjenis kelamin perempuan.
B. KONDISI SOSIAL
MASYARAKAT PRA
ISLAM
KONDISI SOSIAL MASYARAKAT PRA
ISLAM
• Bangsa Arab dikenal dengan bangsa ahli syair dan pemberani, selain
ahli syair dan pemberani karakter positif arab lainya seperti punya
semangat tinggi dalam mencari nafkah, sabar menghadapi kekerasan
alam, mempunyai ketahan fisik, kekuatan daya ingat, hormat akan
harga diri dan martabat, masyarakat yang cinta kebebasan, loyal
pada pimpinan, pola hidup yang sederhana, ramah, dan sebagainya.
• Tokoh-tokoh ahli syair masa jahiliyah yang sangat terkenal adalah:
Muhalhil bin Rabiah at Taqhliby, Umrul Qais, Zuhair bin Abi
Sulma, Lubaid bin Rabiah, Asya bin Qais dan banyak lainya.
Kebiasaan-Kebiasaan Buruk
• Mereka suka minum minuman khamr (arak) sampai mabuk, berjudi, berzina, merampok
dan sebagainya. Mereka memposisikan perempuan pada posisi terendah. Karena
perempuan dianggap mahluk lemah yang tidak punya kemampuan dan kekuatan untuk
membela diri. Dengan demikian laki-laki bebas menikah dan menceraikan perempuan.

• Mempunyai tradisi mengubur anak perempuan meraka hidup-hidup saat masih balita,
karena meraka merasa malu dan terhina mempunyai anak perempuan. Perempuan
dianggap lemah tidak bisa membanggakan mereka dalam hal bekerja dan membela kaum
mereka saat mereka perang.

• Berlaku tradisi perbudakan. Memperbudak atau menjual belikan budak seperti berdagang
dagangan lainya.

Anda mungkin juga menyukai