Anemias
1
Anemia
2
Anemia
3
KLASIFIKASI
Anemia dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya yakni :
1. Anemia defisiensi
• Anemia defisiensi zat besi karena pendarahan kronik atau jika
asupan /absorbsi besi tidak adekuat
• Anemia megaloblastik defisiensi vitamin B12 (kobalamin),
asam folat atau keduanya akibat malnutrisi, keganasan,
kemoterapi & malabsorbsi.
• Anemia penyakit kronis pasien ginjal kronis tahap akhir
dengan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) >10 mg/dl, sehingga
terjadi penurunan ketahanan hidup sel darah merah maupun
defisiensi eritropoetin.
2. Anemia hemolitik
• Anemia hemolitik kongenital
• Anemia hemolitik didapat akibat mikroangiopatik, agen infeksi,
penyakit hati, autoimun
• Anemia aplastik gangguan sel-sel induk di sumsum tulang
3. Anemia sel sabit (sickle cell anemia merupakan hemoglobinopati
sekunder karena kelainan stuktur hemoglobin.
ETIOLOGI
• Kekurangan nutrisi (defisiensi asam folat, vitamin B12 dan
zat besi)
• Gangguan sumsum tulang karena tertekan, tumor, reaksi
obat atau rangsangan yang tidak memadai
• Gangguan ginjal kronis yang dapat mengakibatkan
eritropoetin
• Hipersplenisme, sehingga terjadi peningkatan
penghancuran sel darah merah akibat aktivitas retikulo-
endotelian yang berlebihan
• Kelainan sel darah merah yang abnormal
• Kehilangan darah berlebihan
• Keturunan
Tanda gejala
• Gelisah
• Diaforesis (keringat dingin)
• Takikardia
• Sesak nafas
• Kolaps sirkulasi yang progresif cepat atau
syok
• Mudah lelah
• Nampak pucat atau anemis
• Headache, dizziness
• Slowing of thought
Mekanisme Kompensasi tubuh
Pada kadar Hb 9-11 mg/dl, mekanisme kompensasi sbb:
• Peningkatan curah jantung & pernafasan, sehingga menambah
pengiriman oksigen ke jaringan oleh eritrosit
• Meningkatkan pelepasan oksigen ke jaringan
• Meningkatkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela
jaringan
• Redistribusi aliran darah ke organ-organ vital.
Penurunan Hb
Hipoksia
jaringan
Mekanisme kompensasi
tubuh
Paru berusaha meningkatkan suplai Peningkatan frekuensi jantung dalam mengalirkan darah
O2 dalam darah & O2 ke organ vital
1. Laboratorium
• Pemeriksaan darah lengkap kadar Hb, Hematokrit, trombosit,
leukosit, MCV, LED
• Pemeriksaan apusan darah tepi retikulositosis
2. Kepadatan sel-sel sumsum tulang belakang
3. Biopsy kelenjar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi
4. Radiologi: toraks, bone survey, USG, atau limfangiografi.
5. Pemeriksaan faal ginjal, tulang belakang, dan hati
Penatalaksanaan
11
Iron-Deficiency Anemia
Etiology
1. Inadequate dietary intake
• Found in 30% of the
world’s population
2. Malabsorption
• Absorbed in duodenum
• GI surgery
3. Blood loss
• 2 mls blood contain 1mg iron
• GI, GU losses
4. Hemolysis
12
Iron-Deficiency Anemia
• Clinical Manifestations
• Most common: pucat
• Second most common: inflamasi pada lidah (glossistis)
• Cheilitis = inflamasi/ bibir kering pecah pecah
• Sensitif pada dingin
• Kelemahan dan mudah lelah
• Diagnostic Studies
• Complete blood count, pemeriksaan darah lengkap
• Iron studies Diagnostics:
• Iron levels: Total iron-binding capacity (TIBC), Serum Ferritin.
• Endoscopy/Colonscopy
13
Iron-Deficiency Anemia
Nursing Management
15
Aplastic Anemia
• Characterized by Pancytopenia
• ↓ Penurunan seluruh tipe sel darah
• Sel darah merah
• sel darah putih (WBCs)
• trombosit
• Hypocellular bone marrow
• Etiology
• Congenital
• Perubahan kromosom
• Acquired
• Results from exposure to ionizing radiation, chemical agents, viral
and bacterial infections
16
Aplastic Anemia
• Etiology
• Low incidence
• Affecting 4 of every 1 million persons
• Manageable with erythropoietin or blood transfusion
• Can be a critical condition
• Hemorrhage
• Sepsis
17
Aplastic Anemia
• Clinical Manifestations
• Gradual development
• Symptoms caused by suppression of any or all bone marrow
elements
• General manifestations of anemia
• Fatigue
• Dyspnea
• Pale skin
• Frequent or prolonged infections
• Unexplained or easy bruising
• Nosebleed and bleeding gums
• Prolonged bleeding from cuts
• Dizziness
• headache
18
Aplastic Anemia
• Diagnosis
• Blood tests
• CBC
• Bone marrow biopsy
19
Aplastic Anemia
• Treatment
• Identifikasi sebab
• Tranfusi darah
• Antibiotik
• Immunosuppressants (neoral, sandimmune)
• Corticosteroids (Medrol, solu-medrol)
• Bone marrow stimulants
• Filgrastim (Neupogen)
• Epoetin alfa (Epogen, Procrit)
• Transplantasi sumsum tulang
20
Aplastic Anemia
• Nursing Management
• Pencegahan komplikasi infeksi dan perdarahan
• Prognosis dapat buruk jika penanganan tidak baik
• 75% fatal
21
Anemia Caused By Blood Loss
22
Acute Blood Loss
23
Chronic Blood Loss
• Sources/Symptoms
• Mirip dengan anemia defisiensi besi
• GI bleeding, hemorrhoids, menstrual blood loss
• Diagnostic Studies
• Mengidentifikasi sumber
• Menghentikan pendarahan
• Collaborative Care
• Supplemental iron administration
24
Anemia caused by Increased Erythrocyte
Destruction
• Hemolytic Anemia
• Sickle Cell disease (pediatric)
• Acquired Hemolytic Anemia
• Hemochromatosis
• Polycythemia
25
Hemolytic Anemia
• Penghancuran atau hemolisis sel darah merah dengan
kecepatan yang melebihi produksi
• Penyebab utama ketiga anemia
• Intrinsic hemolytic anemia
• Hemoglobin abnormal
• Kekurangan enzim
• Kelainan membran sel darah merah
• Extrinsic hemolytic anemia
• Sel darah merah normal
• Rusak oleh faktor eksternal
• Hati
• Limpa
• Racun
• Cedera mekanis (katup jantung) 26
Sequence of Events in Hemolysis
Fig. 30-1
27
Acquired Hemolytic Anemia
• Causes
• Obat-obatan
• Infeksi
• Manifestations
• (sama dengan tanda dan gejala pada anemia umumnya)
• Complications
• Akumulasi hemoglobin dapat menghalangi tubulus ginjal
menyebabkan Nekrosis tubular
• Treatment
• Menghilangkan agen penyebab
28
Anemia
Nursing Management:
1. Mengatasi penyebab anemia dan mengganti kehilangan
darah sesuai kebutuhan
2. Tingkatkan aktivitas optimal dan lindungi dari cedera.
3. Mengurangi aktivitas dan rangsangan yang menyebabkan
takikardia dan meningkatkan curah jantung.
4. Penuhi kebutuhan nutrisi.
5. Berikan suplemen nutrisi yang diresepkan.
6. Pendidikan pasien dan keluarga
29
Nursing Actions for a Patient who is Anemic
or Suffered Blood Loss
• Berikan oksigen sesuai kebutuhan
• Berikan produk darah
• Berikan eritropoietin
• Biarkan istirahat di antara periode aktivitas
• Angkat kepala pasien di atas bantal selama episode sesak napas
• Sediakan selimut ekstra jika pasien terasa dingin
• Ajarkan kepada pasien / keluarga tentang patofisiologi yang
mendasari dan cara menangani gejala anemia
30
Pengkajian
• Pernapasan
Gejala: riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada
istirahat dan aktivitas.
Tanda: takipnea, ortopnea, dan dispnea.
• Sirkulasi
Gejala: riwayat kehilangan darah kronik, misal perdarahan
GI kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF. Riwayat
endokarditis infektif kronis. Palpitasi
Tanda: hipotensi postural. Disritmia, takikardia. Bunyi
jantung: murmur sistolik (DB). Pucat, Kulit seperti berlilin,
pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera:
biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler
melambat, kuku: mudah patah, berbentuk seperti sendok
(koilonikia) (DB). Rambut: kering, mudah putus, menipis,
tumbuh uban secara premature (AP).
Pengkajian
• Integritas ego
Gejala: keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda: depresi
• Eleminasi
Gejala: riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom
malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar,
melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
Tanda: distensi abdomen.
• Makanan/cairan
Gejala: penurunan masukan diet (DB). nyeri telan (ulkus pada
faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan
berat badan.
Tanda: lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam
folat dan vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat.
Turgor kulit: buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB).
Stomatitis dan glositis, Bibir: selitis, misalnya inflamasi bibir
dengan sudut mulut pecah. (DB).
Pengkajian
• Neurosensori
Gejala: sakit kepala, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, pandangan ganda. Kelemahan,
keseimbangan buruk, kaki goyah; parestesia tangan/kaki (AP);
Sensasi menjadi dingin.
Tanda: peka rangsang, gelisah, cenderung tidur, apatis.
Mental: tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik:
hemoragis retina (AP). Epitaksis (aplastik).
• Aktivitas / istirahat
Gejala: keletihan, kelemahan, malaise umum. Kurang
bersemangat, intoleransi aktifitas. Kebutuhan untuk tidur dan
istirahat lebih banyak.
Tanda: takikardia/ takipnae; dispnea pada waktu bekerja atau
istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik
pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.
Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai,
berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan
keletihan.
Pengkajian
• Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri abdomen, sakit kepala (DB)
• Keamanan
Gejala: riwayat pekerjaan terekspos terhadap bahan kimia,.
Riwayat terekspos pada radiasi; baik terhadap pengobatan
atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran
terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya.
Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering
infeksi.
Tanda: demam rendah, menggigil, berkeringat malam,
limfadenopati umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).
• Seksualitas
Gejala: perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia
atau amenore (DB). Hilang libido (pria dan wanita). Impoten.
Tanda: serviks dan dinding vagina pucat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN