Anda di halaman 1dari 35

Hematologic System:

Anemias

1
Anemia

• Anemia adalah penurunan jumlah eritrosit, jumlah


hemoglobin atau volume dari eritrosit
• Karena fungsi utama dari eritrosit adalah untuk oksigenasi,
anemia menyebabkan berbagai derajat hipoksia.
• Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah,
kuantitas hemoglobin dan volume pada sel darah merah
(hematokrit) per 100 ml darah (Price, 1996).
• Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen
ke jaringan (Smelzer & Bare: 2001)

2
Anemia

• Kondisi yang lazim menyebabkan anemia:


• Blood loss/perdarahan
• Pengurangan produksi eritrosit
• Meningkatkanya penghancuran eritrosit

3
KLASIFIKASI
Anemia dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya yakni :
1. Anemia defisiensi
• Anemia defisiensi zat besi karena pendarahan kronik atau jika
asupan /absorbsi besi tidak adekuat
• Anemia megaloblastik  defisiensi vitamin B12 (kobalamin),
asam folat atau keduanya akibat malnutrisi, keganasan,
kemoterapi & malabsorbsi.
• Anemia penyakit kronis  pasien ginjal kronis tahap akhir
dengan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) >10 mg/dl, sehingga
terjadi penurunan ketahanan hidup sel darah merah maupun
defisiensi eritropoetin.
2. Anemia hemolitik
• Anemia hemolitik kongenital
• Anemia hemolitik didapat akibat mikroangiopatik, agen infeksi,
penyakit hati, autoimun
• Anemia aplastik gangguan sel-sel induk di sumsum tulang
3. Anemia sel sabit (sickle cell anemia merupakan hemoglobinopati
sekunder karena kelainan stuktur hemoglobin.
ETIOLOGI
• Kekurangan nutrisi (defisiensi asam folat, vitamin B12 dan
zat besi)
• Gangguan sumsum tulang karena tertekan, tumor, reaksi
obat atau rangsangan yang tidak memadai
• Gangguan ginjal kronis yang dapat mengakibatkan
eritropoetin
• Hipersplenisme, sehingga terjadi peningkatan
penghancuran sel darah merah akibat aktivitas retikulo-
endotelian yang berlebihan
• Kelainan sel darah merah yang abnormal
• Kehilangan darah berlebihan
• Keturunan
Tanda gejala
• Gelisah
• Diaforesis (keringat dingin)
• Takikardia
• Sesak nafas
• Kolaps sirkulasi yang progresif cepat atau
syok
• Mudah lelah
• Nampak pucat atau anemis
• Headache, dizziness
• Slowing of thought
Mekanisme Kompensasi tubuh
Pada kadar Hb 9-11 mg/dl, mekanisme kompensasi sbb:
• Peningkatan curah jantung & pernafasan, sehingga menambah
pengiriman oksigen ke jaringan oleh eritrosit
• Meningkatkan pelepasan oksigen ke jaringan
• Meningkatkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela
jaringan
• Redistribusi aliran darah ke organ-organ vital.

Pada kadar Hb <7.5 mg/dl dapat terjadi dispnea saat beraktifitas,


kelemahan dapat terjadi jika Hb <6 mg/dl, dispneu istirahat <3mg/dl
dan kemungkinan gagal ginjal, dapat terjadi hanya pada kadar yang
sangat rendah yakni <2 mg/dl.
ANEMIA

Penurunan Hb

Penurunan O2 yang dialirkan


ke jaringan

Hipoksia
jaringan

Mekanisme kompensasi
tubuh

Paru berusaha meningkatkan suplai Peningkatan frekuensi jantung dalam mengalirkan darah
O2 dalam darah & O2 ke organ vital

Reaksi Beban kerja jantung Penurunan


hiperventilasi Aliran darah ke Pengurangan
meningkat sistemik suplai darah pada perfusi ke saluran
inadekuat pembuluh kapiler pencernaan
Ketidakefektifan Hipertrofi
pola nafas ventrikel
O2 yang dibutuhkan Pembuluh darah Anoreksia, nausea,
untuk pembentukan distal konstipasi, diare,
Penurunan curah ATP berkurang vasokontriksi stomatitis, penurunan
jantung berat badan dan nafsu
makan
Intoleransi Gangguan perfusi
Aliran darah ke otak hipotensi jaringan perifer
inadekuat aktivitas Nutrisi kurang
dari
kebutuhan
Nyeri Pusing / sakit
kepala
Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium
• Pemeriksaan darah lengkap  kadar Hb, Hematokrit, trombosit,
leukosit, MCV, LED
• Pemeriksaan apusan darah tepi  retikulositosis
2. Kepadatan sel-sel sumsum tulang belakang
3. Biopsy kelenjar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi
4. Radiologi: toraks, bone survey, USG, atau limfangiografi.
5. Pemeriksaan faal ginjal, tulang belakang, dan hati
Penatalaksanaan

• Tranfusi PRC (Packed Red Cells)


• Konsumsi makanan/suplemen zat besi (Fe), B12, asam folat
• Pengobatan pada penyebab anemia. Ex: transplantasi sumsum tulang
belakang, splenektomi, mengatasi pendarahan.
• Istirahat
• Pemberian O2
Anemia Caused by Decreased Erythrocyte
Production
• Anemia defisiensi besi
• Anemia megaloblastic
• Anemia penyakit kronis

11
Iron-Deficiency Anemia
Etiology
1. Inadequate dietary intake
• Found in 30% of the
world’s population
2. Malabsorption
• Absorbed in duodenum
• GI surgery
3. Blood loss
• 2 mls blood contain 1mg iron
• GI, GU losses
4. Hemolysis

12
Iron-Deficiency Anemia
• Clinical Manifestations
• Most common: pucat
• Second most common: inflamasi pada lidah (glossistis)
• Cheilitis = inflamasi/ bibir kering pecah pecah
• Sensitif pada dingin
• Kelemahan dan mudah lelah
• Diagnostic Studies
• Complete blood count, pemeriksaan darah lengkap
• Iron studies Diagnostics:
• Iron levels: Total iron-binding capacity (TIBC), Serum Ferritin.
• Endoscopy/Colonscopy

13
Iron-Deficiency Anemia
Nursing Management

• Kaji status kardiovaskular & pernapasan


• Pantau tanda-tanda vital
• Kenali Tanda dan Gejala Perdarahan
• Pantau tinja, urin, dan emesis untuk mencari darah samar
• Ajaran diet — makanan kaya zat besi
• Berikan waktu istirahat
• Zat besi tambahan
• Tekankan kepatuhan
• Terapi zat besi selama 2-3 bulan setelah kadar hemoglobin
kembali normal
14
Anemia of Chronic Disease
• Penurunan produksi SDM, menurunnya masa hidup
SDM
• Penyebab kedua anemia paling umum setelah anemia
defisiensi besi
• Biasa terjadi setelah 1-2 bulan setelah penyakitnya
• Causes
• Gangguan fungsi ginjal
• Chronic, inflammatory, infectious or malignant disease
• Chronic liver disease
• Folic acid deficiencies
• Splenomegaly
• Hepatitis

15
Aplastic Anemia

• Characterized by Pancytopenia
• ↓ Penurunan seluruh tipe sel darah
• Sel darah merah
• sel darah putih (WBCs)
• trombosit
• Hypocellular bone marrow
• Etiology
• Congenital
• Perubahan kromosom
• Acquired
• Results from exposure to ionizing radiation, chemical agents, viral
and bacterial infections

16
Aplastic Anemia
• Etiology
• Low incidence
• Affecting 4 of every 1 million persons
• Manageable with erythropoietin or blood transfusion
• Can be a critical condition
• Hemorrhage
• Sepsis

17
Aplastic Anemia
• Clinical Manifestations
• Gradual development
• Symptoms caused by suppression of any or all bone marrow
elements
• General manifestations of anemia
• Fatigue
• Dyspnea
• Pale skin
• Frequent or prolonged infections
• Unexplained or easy bruising
• Nosebleed and bleeding gums
• Prolonged bleeding from cuts
• Dizziness
• headache
18
Aplastic Anemia

• Diagnosis
• Blood tests
• CBC
• Bone marrow biopsy

19
Aplastic Anemia

• Treatment
• Identifikasi sebab
• Tranfusi darah
• Antibiotik
• Immunosuppressants (neoral, sandimmune)
• Corticosteroids (Medrol, solu-medrol)
• Bone marrow stimulants
• Filgrastim (Neupogen)
• Epoetin alfa (Epogen, Procrit)
• Transplantasi sumsum tulang

20
Aplastic Anemia
• Nursing Management
• Pencegahan komplikasi infeksi dan perdarahan
• Prognosis dapat buruk jika penanganan tidak baik
• 75% fatal

21
Anemia Caused By Blood Loss

• Acute Blood Loss


• Chronic Blood Loss

22
Acute Blood Loss

• Result of sudden hemorrhage


• Trauma, pembedahan, gangguan pembuluh darah
• Collaborative Care
1.Mengganti volume darah
2.Mengidentifikasi sumber perdarahan
3.Menghentikan kehilangan darah

23
Chronic Blood Loss

• Sources/Symptoms
• Mirip dengan anemia defisiensi besi
• GI bleeding, hemorrhoids, menstrual blood loss
• Diagnostic Studies
• Mengidentifikasi sumber
• Menghentikan pendarahan
• Collaborative Care
• Supplemental iron administration

24
Anemia caused by Increased Erythrocyte
Destruction
• Hemolytic Anemia
• Sickle Cell disease (pediatric)
• Acquired Hemolytic Anemia
• Hemochromatosis
• Polycythemia

25
Hemolytic Anemia
• Penghancuran atau hemolisis sel darah merah dengan
kecepatan yang melebihi produksi
• Penyebab utama ketiga anemia
• Intrinsic hemolytic anemia
• Hemoglobin abnormal
• Kekurangan enzim
• Kelainan membran sel darah merah
• Extrinsic hemolytic anemia
• Sel darah merah normal
• Rusak oleh faktor eksternal
• Hati
• Limpa
• Racun
• Cedera mekanis (katup jantung) 26
Sequence of Events in Hemolysis

Fig. 30-1
27
Acquired Hemolytic Anemia

• Causes
• Obat-obatan
• Infeksi
• Manifestations
• (sama dengan tanda dan gejala pada anemia umumnya)
• Complications
• Akumulasi hemoglobin dapat menghalangi tubulus ginjal
menyebabkan Nekrosis tubular
• Treatment
• Menghilangkan agen penyebab

28
Anemia
Nursing Management:
1. Mengatasi penyebab anemia dan mengganti kehilangan
darah sesuai kebutuhan
2. Tingkatkan aktivitas optimal dan lindungi dari cedera.
3. Mengurangi aktivitas dan rangsangan yang menyebabkan
takikardia dan meningkatkan curah jantung.
4. Penuhi kebutuhan nutrisi.
5. Berikan suplemen nutrisi yang diresepkan.
6. Pendidikan pasien dan keluarga

29
Nursing Actions for a Patient who is Anemic
or Suffered Blood Loss
• Berikan oksigen sesuai kebutuhan
• Berikan produk darah
• Berikan eritropoietin
• Biarkan istirahat di antara periode aktivitas
• Angkat kepala pasien di atas bantal selama episode sesak napas
• Sediakan selimut ekstra jika pasien terasa dingin
• Ajarkan kepada pasien / keluarga tentang patofisiologi yang
mendasari dan cara menangani gejala anemia

30
Pengkajian
• Pernapasan
Gejala: riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada
istirahat dan aktivitas.
Tanda: takipnea, ortopnea, dan dispnea.
• Sirkulasi
Gejala: riwayat kehilangan darah kronik, misal perdarahan
GI kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF. Riwayat
endokarditis infektif kronis. Palpitasi
Tanda: hipotensi postural. Disritmia, takikardia. Bunyi
jantung: murmur sistolik (DB). Pucat, Kulit seperti berlilin,
pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera:
biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler
melambat, kuku: mudah patah, berbentuk seperti sendok
(koilonikia) (DB). Rambut: kering, mudah putus, menipis,
tumbuh uban secara premature (AP).
Pengkajian
• Integritas ego
Gejala: keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda: depresi
• Eleminasi
Gejala: riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom
malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar,
melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
Tanda: distensi abdomen.
• Makanan/cairan
Gejala: penurunan masukan diet (DB). nyeri telan (ulkus pada
faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan
berat badan.
Tanda: lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam
folat dan vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat.
Turgor kulit: buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB).
Stomatitis dan glositis, Bibir: selitis, misalnya inflamasi bibir
dengan sudut mulut pecah. (DB).
Pengkajian
• Neurosensori
Gejala: sakit kepala, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, pandangan ganda. Kelemahan,
keseimbangan buruk, kaki goyah; parestesia tangan/kaki (AP);
Sensasi menjadi dingin.
Tanda: peka rangsang, gelisah, cenderung tidur, apatis.
Mental: tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik:
hemoragis retina (AP). Epitaksis (aplastik).
• Aktivitas / istirahat
Gejala: keletihan, kelemahan, malaise umum. Kurang
bersemangat, intoleransi aktifitas. Kebutuhan untuk tidur dan
istirahat lebih banyak.
Tanda: takikardia/ takipnae; dispnea pada waktu bekerja atau
istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik
pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.
Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai,
berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan
keletihan.
Pengkajian
• Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri abdomen, sakit kepala (DB)
• Keamanan
Gejala: riwayat pekerjaan terekspos terhadap bahan kimia,.
Riwayat terekspos pada radiasi; baik terhadap pengobatan
atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran
terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya.
Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering
infeksi.
Tanda: demam rendah, menggigil, berkeringat malam,
limfadenopati umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).
• Seksualitas
Gejala: perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia
atau amenore (DB). Hilang libido (pria dan wanita). Impoten.
Tanda: serviks dan dinding vagina pucat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d


kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan
mencerna makanan/absorpsi nutrient yang
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
• Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan
konsentrasi hemoglobin dalam darah.
• Intoleransi aktivitas b.d kelamahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
• Risiko kerusakan integritas kulit b.d perubahan
sirkulasi dan neurologist.
• Kurang pengetahuan b.d kurang mengingat; salah
interpretasi informasi; tidak mengenal sumber
informasi.
• Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi

Anda mungkin juga menyukai