Anda di halaman 1dari 25

SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA

TERPADU YANG TERINTEGRASI PADA


SISTEM PELAYANAN KESEHATAN SECARA
KOMPERHENSIF DAN SISTEMATIK


BAB I
PENDAHULUAN
• LATAR BELAKANG
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda dan dampak psikologis
RUMUSAN MASALAH

• 1. Bagaimana implementasi sistem


penanggulangan bencana terpadu yang
terintegrasi dapat diwujudkan secara
komprehensif dan sistematis dalam konteks
sistem pelayanan kesehatan?
• 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan implementasi sistem
penanggulangan bencana terpadu dalam
sistem pelayanan kesehatan?
TUJUAN PENULISAN
• 1. Menganalisis konsep sistem penanggulangan
bencana terpadu yang terintegrasi dalam sistem
pelayanan kesehatan.
• 2. Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan implementasi sistem penanggulangan
bencana terpadu.
• 3. Menawarkan rekomendasi untuk meningkatkan
efektivitas sistem penanggulangan bencana
terpadu dalam konteks sistem pelayanan
kesehatan
MANFAAT PENELITIAN
• Diharapkan dapat memberikan pemahaman
yang lebih mendalam tentang konsep sistem
penanggulangan bencana terpadu yang
terintegrasi dalam sistem pelayanan
kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
• PENGANTAR KEPERAWATAN BENCANA
A. DEFINISI BENCANA
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, bencana
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis.
Menurut UU No. 24 tahun 2007 bencana dapat digolongkan
menjadi tiga macam, yaitu bencana alam, bencana nonalam dan
bencana sosial.
B. DEFINISI BAHAYA
• Bahaya (Hazard) adalah semua seumber, situasi,
ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan
cidera (kecelakaan kerja) datau penyakit akibat kerja
(PAK)
• Menurut Wijanarko, (2017) terminologi keselamatan
dan kesehatan kerja, bahaya dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu:
1. Bahaya keselamatan kerja (safety hazard)
2. Bahaya kesehatan kerja (health hazard)
C. PERBEDAAN BENCANA DAN BAHAYA
Bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa
yang menyebabkan kerusakan berupa sarana
prasana maupun struktur sosial yang sifatnya
mengganggu kelangsungan hidup masyarakat.
Sedangkan bahaya (Hazard) adalah semua
seumber, situasi, ataupun aktivitas yang
berpotensi menimbulkan cidera (kecelakaan
kerja) datau penyakit akibat kerja (PAK
D. SIKLUS BENCANA, TAHAP PENCEGAHAN,
RESPON BENCANA, DAN REHABILITASI
1) Siklus Bencana
a.Fase pra bencana
b.Fase Bencana
c.Fase Pasca Bencana
2.Tahap Pencegahan
Tahap pencegahan dan mitigasi bencana dilakukan untuk
mengurangi serta menanggulangi resiko bencana
Kegiatan yang secara umum dapat dilakukan pada tahapan ini
adalah:
1) Membuat peta atau denah wilayah yang sangat rawan
terhadap bencana
2) Pembuatan alarm bencana
3) Membuat bangunan tahan terhadap bencana tertentu
4) Memberi penyuluhan serta pendidikan yang mendalam
terhadap masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana.
3.Respon Bencana
Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana
untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan
4) Bantuan Darurat
Ini merupakan upaya untuk memberikan bantuan
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar
berupa sandang, pangan, tempat tinggal sementara,
kesehatan, sanitasi dan juga air bersih.
5. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah Perbaikan dan Pemulihan
semua aspek layanan publik masyarakat sampai
tingkat memadai pada wilayah
pascabencana dengan sasaran utama
Normalisasi/ berjalannya secara wajar berbagai
aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat
seperti pada kondisi sebelum terjadinya bencana.
E. PERMASALAHAN DI BIDANG KESEHATAN AKIBAT
BENCANA
Berdasarkan Efendi dan makhfudli (2009), Berikut ini
merupakan akibat-akibat bencana yang dapat muncul
baik langsung maupun tidak langsung terhadap bidang
kesehatan.
a. Korban jiwa, luka, dan sakit (berkaitan dengan angka
kesakitan dan kematian).
b. Adanya pengungsi yang pada umumnya akan
menjadi rentan dan berisikomengalami kurang gizi,
tertular penyakit, dan menderita stress.
II. DAMPAK BENCANA TERHADAP KESEHATAN
1. Cedera Fisik dan Kematian
2. Penyakit Menular
3. Kerusakan Fasilitas Kesehatan
4. Gangguan Kesehatan Mental
5. Penurunan Akses Terhadap Layanan Kesehatan
6. Krisis Kesehatan Masyarakat
7. Kerusakan Sumber Daya Kesehatan
8. Peningkatan Risiko Kesehatan Jangka Panjang
III. SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA
TERPADU
A. PENGELOLAAN BENCANA PADA SETIAP SIKLUS
BENCANA DAN RAPID HEALTH ASSESMENT (RHA)
1. Pengelolaan Bencana
Pengelolaan Bencana atau manajemen bencana adalah
suatu proses dinamis, berlanjut dan terpadu untuk
meningkatkan kualitas langkahlangkah yang
berhubungan dengan observasi dan analisis bencana
serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan
dini, penanganan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi
bencana. (UU 24/2007).
2. Tahap Pra Bencana (mencangkup Kegiatan
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, dan peringatan
dini)
3. Tahap saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan
tanggap darurat untuk meringankan penderitaan
sementara, seperti kegiatan bantuan darurat dan
pengungsian
4. Tahap pasca bencana yang mencakup kegiatan
pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
5. Rapid Health Assesment (RHA)
IV. SYSTEM PELAYANAN KESEHATAN
A. PERTOLONGAN PERTAMA DAN PENGELOLAAN KEGAWATDARURATAN
BENCANA BANTUAN HIDUP DASAR
Pertolongan pertama adalah perawatan yang di berikan segera pada
orang cedera atau mendadak sakit. Pertolongan pertama tidak
menggantikan perawatan medis yang tepat (thygerson,2009). Kegawatan
adalah dimana suatu kondisi maupun situasi dengan keadaan yang
menjadikan suatu ancaman bahaya dan sudah terjadi dampak buruk dari
bahaya tersebut berakibat kerusakan lebih lanjut (Aryono, 2016). Gawat
darurat adalah Suatu keadaan yang terjadinya mendadak mengakibatkan
seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan / pertolongan
segera dalam arti pertolongan secara cermat, tepat dan cepat. Apabila
tidak mendapatkan pertolongan semacam itu maka korban akan mati atau
cacat / kehilangan anggota tubuhnya seumur Hidup (PPGD,BSMI BLITAR,
2012).
B. PENGANGKATAN DAN PEMINDAHAN KORBAN
BENCANA, FIKSASI DAN IMOBILISASI, KONTROL
PENDARAHAN, PROTEKSI DIRI, TRIAGE
1) Pengangkatan dan Pemindahan Korban Bencana
2) Mekanika Tubuh
3) Memindahkan Pasien pada Kondisi Emergensi
4) Memindahkan Pasien pada Kondisi Darurat Dan Tidak
Darurat
5) Pemindahan Darurat
6) Pemindahan Tidak Darurat
C. PERAWATAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL PA
1) Dampak Bencana pada Aspek Psikososial
2) Acute stress disorder (ASD)
3) Post traumatic stress disorder (PTSD) D.
D.PEMULIHAN KORBAN PASCA BENCANA
Penanganan korban stres akibat bencana memang tidak mudah. Pengalaman
traumatis karena bencana telah menggoncangkan dan melemahkan
pertahanan individu dalam menghadapi tantangan dan kesulitan hidup
sehari-hari. Masyarakat yang menjadi korban dari suatu bencana cenderung
memiliki masalah penyesuaian perilaku dan emosionalDalam hal ini, konsep
coping merupakan hal yang penting untuk dibicarakan. Robert A. Emmons
(2000) mengungkapkan bahwa spiritualitas bermanfaat dalam upaya untuk
memecahkan berbagai permasalahan dalamkehidupan
E. Terapi Psiko-Spiritual
Inayat Khan dalam bukunya Dimensi Spiritual Psikologi menyebutkan bahwa
kekuatan psikis yang dimiliki oleh seseorang dapat dikembangkan melalui olah
spiritual yang dilakukan melalui beberapa tahapan. Antara lain
1. berlatih melakukan konsentrasi
2. berlatih mengungkapkan hasil konsentrasi
3. agar dapat mengekspresikan kekuatan psikis
4. berlatih menjaga kestabilan dan ketenangan dalam berpikir.
5. berlatih mengumpulkan kekuatan psikis yang selanjutnya digunakan untuk
bertindak

Terapi psiko-spiritual ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahapan penyadaran diri
(self awareness), tahapan pengenalan jati diri dan citra diri (selfidentification), dan
tahapan pengembangan diri (self development).
V. ASPEK ETIK DAN LEGAL DALAM
KEPERAWATAN BENCANA
• Menurut Veenema (2012) menyatakan aspek
danisu etik tersebut meliputi:
1. PENCATATAN DAN PELAPORAN PENYAKIT
2. INFORMASI KESEHATAN
3. KARANTINA, ISOLASI, DAN CIVIL
COMMITMENT.
4. VAKSINASI
5. TREATMENT FOR DISEASE (PENGOBATAN
PENYAKIT).
VI. PERENCANAAN PENANGGULANGAN
BENCANA
1. MASALAH PENYEDIAAN AIR, MANAJEMEN
PENYEDIAAN AIR, INFEKSI DAN KONTAMINASI
MELALUI SUMBER AIR
2. INDIKATOR KEAMANAN KUALITAS AIR
BERSIH DAN AIR MINUM, KECUKUPAN
PENDISTRIBUSIAN MAKAN, OBAT-OBAT YANG
BUTUHKAN PADA SAAT BENCANA A
VII. PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN
KEBIJAKAN
• PERSIAPAN MITIGASI BENCANA
1) Pengertian Mitigasi
2) Tujuan Mitigasi
3) Kegiatan Mitigasi Bencana
BAB III
PENUTUP
• KESIMPULAN
Permasalahan di bidang kesehatan akibat bencana yaitu Korban
jiwa, luka, dan sakit (berkaitan dengan angka kesakitan dan
kematian). Adanyapengungsi yang pada umumnya akan
menjadi rentan dan berisikomengalami kurang gizi, tertular
penyakit, dan menderita stress. Kerusakanlingkungan sehingga
kondisi menjadi darurat dan menyebabkanketerbatasan air
dan sanitasi serta menjadi tempat perindukan
vektorpenyakit. Sering kali sistem pelayanan kesehatan terhenti,
selain karena rusak, besar kemungkinan tenaga kesehatan
setempat juga menjadi korbanbencana. Bila tidak diatasi
segera, maka derajat kesehatan semakinmenurun dan
berpotensi menyebabkan terjadinya KLB. 2
• SARAN
Sistem pelayanan kesehatan merupakan
bagian penting dalammeningkatkan derajat
kesehatan. Buruknya pelayanan kesehatan di
indonesiaharus menjadi pelajaran bagi
semua pihak untuk memperbaiki
kondisitersebut. Seperti akses pelayanan yang
perlu di tingkatkan dalam penanganankorban
akibat bencana

Anda mungkin juga menyukai