& Epilepsi
Pembimbing : dr. Steven, M. Si, Med, Sp. S
DEFINISI
Epilepsi adalah suatu penyakit otak yang ditandai dengan kondisi/gejala berikut:
1. Minimal terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi atau 2 bangkitan refleks dengan
jarak waktu antar bangkitan pertama dan kedua lebih dari 24 jam.
2. Satu bangkitan tanpa provokasi dengan gambaran EEG khas atau neuroimaging
yang mendukung
3. Dapat ditemukannya sindrom epilepsi.
Manifestasi Psikis :
Manifestasi Otonom :
● Dyspashic symptom
● Perubahan warna kulit, detak jantung,
tekanan darah, berkeringat, frekuensi ● Dymnestic symptom
nafas, pupil ● Cognitive symptom
● Rasa aneh di dada, perut, kepala ● Affective symptom
DIAGNOSIS
1. Memastikan bahwa episode paroxysmal yang terjadi adalah bangkitan
epileptik
2. Menentukan tipe kejang
3. Menentukan diagnosis, apakah bangkitan simtomatik, sindrom epilepsi, atau
penyakit epilepsi
Diagnosis
Anamnesis:
a. Gejala dan tanda sebelum, selama, dan pasca bangkitan
b. Faktor pencetus: kelelahan, kurang tidur, hormonal, stress psikologis, alkohol.
c. Usia awitan, durasi bangkitan, frekuensi bangkitan, interval terpanjang antara bangkitan,
kesadaran antara bangkitan.
d. Terapi epilepsi sebelumnya dan respon terhadap OAE sebelumnya
e. Penyakit yang diderita sekarang, riwayat penyakit neurologis psikiatrik maupun sistemik yang
mungkin menjadi penyebab maupun komorbiditas.
f. Riwayat epilepsi dan penyakit lain dalam keluarga
g. Riwayat saat berada dalam kandungan, kelahiran, dan tumbuh kembang
h. Riwayat bangkitan neonatal/ kejang demam
i. Riwayat trauma kepala, stroke, infeksi susunan saraf pusat (SSP), dll.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik Umum: Untuk mencari tanda-tanda gangguan yang berkaitan dengan epilepsi,
misalnya:
• Trauma kepala
• Tanda-tanda infeksi
• Kelainan congenital
• Kecanduan alcohol atau napza
• Kelainan pada kulit (neurofakomatosis)
• Tanda-tanda keganasan.
Pemeriksaan Neurologis: untuk mencari defisit neurologis fokal atau difus
Diagnosis
Pemeriksaan Penujang
1. Pemeriksaan pencitraan otak: bila kita mendapatkan epilepsi dugaan karena penyakit sekunder
(simptomatis), pemeriksaan yang pertama kali dilakukan adalah melihat struktur otaknya dengan CT
Scan atau MRI kepala. CT scan kepala lebih ditujukan untuk kasus kegawatdaruratan, karena teknik
pemeriksaannya lebih cepat. Di lain pihak MRI kepala diutamakan untuk kasus elektif.
2. Pemeriksaan EEG
3. Pemeriksaan Lab
Tata Laksana
1. Terapi dimulai dengan monoterapi
2. Pemberian obat dimulai dengan dosis rendah dan dinaikkan sampai dosis efektif
3. Bila pada penggunaan dosis maksimum OAE tidak dapat mengontrol bangkitan, maka
dapat dirujuk kembali untuk mendapatkan penambahan OAE kedua. Bila OAE kedua
telah mencapai kadar terapi, maka OAE pertama diturunkan bertahap (tapering off)
perlahan-lahan.
4. Penambahan OAE ketiga baru dilakukan bila terdapat respons dengan OAE kedua,
tetapi respons tetap suboptimal walaupun pergunaan kedua OAE pertama sudah
maksimal.
Tipe bangkitan Lini pertama Obat yang dihindari
Fokal Karbamazepin, gabapentin,
lamotigrin, levetirasetam,
okskarbazepin, zonisamid
Pemilihan obat anti epilepsi
(OAE) berdasarkan jenis General
Tonik-klonik Lamotigrin, karbamazepin, Jika curiga bangkitan absans,
bangkitan okskarbazepin, asam valproat myoklonik, atau juvenile
myoclonic, maka hindari:
karbamazepin, gabapentin,
fenitoin, pregabalin, tiagabin,
vigabatrin