Hewan :
Manusia: Seluruh pikiran dipenuhi
Kemampuan dalam oleh kebutuhan yang
mengambil jalan menyebabkan mereka
melingkar dalam secara langsung mencari
mencapai tujuannya objek yang diinginkan atau
membuang benda yang
menghalanginya.
Flow of the socratic dialogue
01 03
Sarana Berpikir Ilmiah Matematika
02 04
Bahasa Statistika
Introduction about Socrates
Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi
diperlukan sarana berpikir. Tersedianya sarana cabang-cabang pengetahuan untuk
tersebut memungkinkan dilakukannya mengembangkan materi pengetahuannya
penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat. berdasarkan metode ilmiah.
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat Penguasaan sarana berpikir ilmiah merupakan
yang membantu kegiatan ilmiah dalam suatu hal yang bersifat imperatif bagi seorang
berbagai langkah yang harus ditempuh. ilmuwan. Tanpa menguasai hal ini, maka
Sarana ilmiah memiliki fungsi-fungsi yang kegiatan ilmiah yang baik tak dapat
khas dalam kaitan kegiatan ilmiah secara dilakukan. Sarana berpikir ilmiah ini, dalam
menyeluruh. proses Pendidikan kita merupakan bidang
studi tersendiri.
Mempelajari Sarana Berpikir
Ilmiah = Mempelajari Berbagai
Cabang Ilmu
Dua hal yg harus diperhatikan :
Pertama, Sarana ilmiah bukan merupakan ilmu dalam pengertian, bahwa
sarana ilmiah itu merupakan Kumpulan pengetahuan yang didapatkan
berdasarkan metode ilmiah.
1. Bahasa
2. Logika
3. Matematika
4. Statistika
01 Bahasa
Merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam
seluruh proses berpikir ilmiah dimana bahasa
merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk
menyampaikan jalan pikiran kepada orang lain.
Manusia dapat berpikir dengan baik karena
mempunyai Bahasa. Bahasa memungkinkan manusia
berpikir secara abstrak dimana objek-objek yang
factual ditransformasikan menjadi symbol-symbol
Bahasa yang bersifat abstrak.
Adanya simbol Bahasa yang bersifat abstrak ini
memungkinkan manusia untuk memikirkan sesuatu
secara berlanjut. Bahasa juga memberikan
kemampuan untuk berpikir secara teratur dan
sistematis.
Bahasa mengkomunikasikan 3 hal, yaitu :
Pada peradaban Yunani yg meletakkan dasar matematika sebagai cara berpikir rasional dengan
2nd menetapkan berbagai Langkah dan definisi tertentu.
Terjadi di Timur sekitar tahun 1000 dimana bangsa Arab, India, Cina mengembangkan ilmu
3rd hitung pada aljabar. Ilmu hitung dan aljabar digunakan dalam transaksi pertukaran antara timur
dan barat.
Penemuan ilmu hitung dan aljabar dikaji Kembali dalam zaman Renaissance yang meletakkan
4th dasar bagi kemajuan matematika modern selanjutnya. Ditemukanlah kalkulus diferensial yg
memungkinkan kemajuan ilmu dengan pesat di abad ke-17 dan 18
Aliran dalam filsafat Matematika
Kaum Logistik, berpendapat bahwa matematika merupakan cara berpikir logis yg salah atau benarnya
dapat ditentukan tanpa mempelajari dunia empiris. Matematika murni merupakan cabang dari logika..
Kaum logistik menggunakan sistem simbol yg dikembangkan oleh kaum formalis dalam kegiatan
analisisnya.
Kaum Intuisionis, Intuisi murni dari berhitung merupakan titik tolak tentang matematika bilangan.
Hakikat sebuah bilangan harus dapat diukut dalam kegiatan intuitif yaitu berhitung (counting) dan
menghitung (calculating). Kaum intusionis memberikan titik tolak dalam mempelajari matematika
dalam perspektif kebudayaan suatu Masyarakat tertentu yg memungkinkan diperkembangkannya
filsafat Pendidikan matematika yg sesuai.
Kaum Formalis, menekankan kepada aspek formal dari Matematika sebagai perlambang dan
mengusahakan konsistensi dalam penggunaan matematika sebagai Bahasa lambing.
Matematika & Peradaban
Matematika dapat dikatakan hamper sama tuanya dengan peradaban itu sendiri. Sekitar 3500 tahun SM,
bangsa mesir kuno telah mempunyai symbol yg melambangkan angka-angka.
Matematika merupakan Bahasa Artifisial yg dikembangkan untuk menjawab kekurangan Bahasa verbal
yg bersifat alamiah. Untuk itu maka diperlukan usaha tertentu untuk menguasai matematika dalam
bentuk kegiatan belajar.
Bagi bidang keilmuan modern, matematika adalah sesuatu yg imperative yaitu sebuah sarana untuk
meningkatkan kemampuan penalaran deduktif.
03 Statistika
Peluang adalah dasar dari teori statistika yg merupakan konsep baru yg tidak dikenal
dalam pemikiran Yunani kuno, Romawi bahkan Eropa.
Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi variable yg ditelaah dalam suatu
populasi tertentu.
Statistika dan cara berpikir induktif
Cara berpikir Induktif
Pengujian Empiris, merupakan salah satu mata rantai Pengujian hipotesis, merupakan penarikan kesimpulan
dalam metode ilmiah yg membedakan ilmu dari yg bersifat khas dari pernyataan yg bersifat umum
pengetahuan-pengetahuan lainnya. dengan mempergunakan deduksi.
Logika deduktif berpaling kepada matematika Logika induktif berpaling kepada statistika.
sebagai sarana penalaran penarikan kesimpulan. Statistika merupakan pengetahuan untuk melakukan
Dalam penalaran deduktif maka kesimpulan yg penarikan kesimpulan induktif secara lebih seksama.
Dalam penalaran induktif meskipun premis-
ditarik adalah benar sekiranya premis-premis yg premisnya adalah benar dan prosedur penarikan
dipergunakannya adalah benar dan prosedur kesimpulannya adalah sah maka kesimpulan
penarikan kesimpulannya adalah sah. tersebut belum tentu benar.
Penarikan kesimpulan secara deduktif merupakan Penarikan kesimpulan secara induktif
suatu hal yg pasti, dimana jika kita mempercayai menghadapkan kita kepada sebuah permasalahan
premis-premis yg dipakai sebagai landasan mengenai banyaknya kasus yg harus kita amati
sampai kepada suatu kesimpulan yg bersifat umum.
penalarannya maka kesimpulan penalaran
tersebut adalah benar.
Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yg bersifat umum dengan cara mengamati
hanya Sebagian dari populasi yg bersangkutan.
Statistika secara kuantitatif didasarkan pada asas yg sangat sederhana Yakini makin besar contoh yg
diambil, maka makin tinggi pula tingkat ketelitian kesimpulan dan begitu pula sebaliknya.
Statistika memberikan kemampuan kepada kita untuk mengetahui apakah hubungan kausalita antara 2
faktor atau lebih bersifat kebetulan atau memang benar-benar terkait dalam suatu hubungan yg bersifat
empiris. Jadi dalam hal ini statistika berfungsi meningkatkan ketelitian pengamatan kita dalam menarik
kesimpulan dengan jalan menghindarkan hubungan semu yg bersifat kebetulan.
Statistika memberikan sifat yg pragmatis kepada penelaahan keilmuan, dimana dalam kesadaran bahwa
suatu kebenaran absolut tidak mungkin dapat dicapai, kita berpendirian bahwa suatu kebenaran yg dapat
dipertanggungjawabkan dapat diperoleh.
Penarikan Statistika
Karakteristis berkedudukan sama
kesimpulan
statistika seringkali dalam penarikan
berdasarkan statistika
kurang dikenali. kesimpulan induktif.
bersifat ekonomis.
Karakteristik Berpikir Induktif
Logika induktif tidak memberikan kepastian namun sekedar tingkat peluang bahwa untuk premis-
premis tertentu dapat ditarik.
Statistika merupakan pengetahuan yg memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan secara induktif
berdasarkan peluang induktif berdasarkan peluang tersebut.
Teori peluang merupakan cabang dari matematika sedangkan statistika sendiri merupakan disiplin
tersendiri.
Statistika menurut bidang penglajiannya