Zainal Fikri
Pengantar
Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang sulit diketahui
dengan pasti, terutama kejadian yang akan datang.
Meskipun kejadian-kejadian tersebut tidak pasti, tetapi kita bisa
melihat fakta-fakta yang ada untuk menuju derajat kepastian atau
derajat keyakinan bahwa sesuatu akan terjadi.
Derajat / tingkat kepastian atau keyakinan dari munculnya hasil
percobaan statistik disebut Probabilitas (Peluang), yang
dinyatakan dengan P.
Konsep dan Definisi Dasar
Eksperimen/percobaan probabilitas adalah segala kegiatan
dimana suatu hasil (outcome) diperoleh.
Ruang sampel adalah himpunan seluruh kemungkinan outcome
dari suatu eksperimen/percobaan. Biasanya dinyatakan dengan S.
Banyaknya outcome dinyatakan dengan n(S).
Peristiwa/kejadian adalah himpunan bagian dari outcome dalam
suatu ruang sampel.
Konsep dan Definisi Dasar
Contoh :
Dilakukan eksperimen, yaitu diperiksa 3 buah sikring pada
spektrofotometer satu persatu secara berurutan dan mencatat kondisi
sikring tersebut dengan memberi notasi B untuk sikring yang baik dan R
untuk sikring yang rusak.
Maka ruang sampel pada eksperimen probabilitas pemeriksaan tersebut
adalah S = {BBB, BBR, BRB, RBB, BRR, RBR, RRB, RRR}. Jumlah
outcome dalam ruang sampel S adalah n(S) = 23 = 8.
Jika A menyatakan peristiwa diperoleh satu sikring yang rusak, maka A =
{BBR, BRB, RBB}. Jumlah outcome dalam ruang peristiwa adalah n(A) =
3.
Pendekatan Klasik
• Disebut juga pendekatan apriori atau probabilitas teoritis karena
besarnya peluang suatu kejadian dapat ditentukan berdasarkan
logika atau teori sebelum peristiwanya terjadi.
• Misalnya : jenis kelamin suatu kelahiran dan pelemparan mata
uang.
• Pendekatan klasik tidak dapat diperlakukan pada semua peristiwa,
misal :
Pendekatan Klasik
1. Keadaan yg tidak dapat ditentukan peluang sebelum
peristiwanya terjadi. Misalnya, besarnya peluang untuk dapat
hidup s.d 85 th.
2. Hal-hal yg terjadi diluar dugaan, seperti posisi koin miring saat
pelemparan koin
Contoh
Kelahiran bayi laki-laki mempunyai peluang yang sama dengan
kelahiran bayi perempuan
P(laki-laki) = 1/(1+1) = 0,5
Pendekatan Klasik
• Bila kejadian A terjadi dalam m cara dari seluruh n cara yang
mungkin terjadi dan masing-masing n cara itu mempunyai
kesempatan yang sama untuk muncul, maka probabilitas kejadian
A, ditulis P(A), dapat dituliskan :
atau
n(A) m
P(A)
n(S) n
Kejadian (A)
P(A)
Total Jumlah A dapat terjadi (S)
Sifat-sifat probabilitas kejadian A :
• 0 P(A) 1 , artinya nilai probabilitas kejadian A selalu terletak
antara 0 dan 1
• P(A) = 0, artinya dalam hal kejadian A tidak terjadi (himpunan
kosong), maka probabilitas kejadian A adalah 0. Dapat dikatakan
bahwa kejadian A mustahil untuk terjadi.
• P(A) = 1, artinya dalam hal kejadian A, maka probabilitas
kejadian A adalah 1. Dapat dikatakan bahwa kejadian A pasti
terjadi.
Contoh : [1]
Sebuah koin dilemparkan dua kali. Berapakah probabilitas bahwa paling sedikit muncul
satu Muka?
Jawab :
Misal M = Muka , B = Belakang
Ruang sampel untuk percobaan ini adalah S = {MM, MB, BM, BB}
Kejadian A = muncul paling sedikit satu Muka adalah A = {MM, MB, BM}
Jadi,
Probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Muka adalah
n(A) 3
P(A)
n(S) 4
Contoh : [2]
• Suatu campuran kembang gula berisi 6 mint, 4 coffee, dan 3 coklat. Bila seseorang
membuat suatu pemilihan acak dari salah satu kembang gula ini, carilah probabilitas
untuk mendapatkan : (a) mint, dan (b) coffee atau coklat.
Jawab :
• Misal, M = mint , C = coffee , T = coklat
(a). Probabilitas mendapatkan mint =
n(A) 6
P(A)
n(S) 13
(b). Probabilitas mendapatkan coffee atau coklat =
P(A B)
P(B A)
P(A)
Probabilitas bersyarat (Contoh 1)
• Survey dilakukan terhadap 20 orang, untuk mengetahui hubungan
merokok dan potensi menderita penyakit paru-paru. Hasilnya
sebagai berikut :
Merokok
Paru-paru
Ya Tidak
Ya 6 2
Tidak 5 7
Probabilitas bersyarat (Contoh 1)
• P(A) = 0,55
Merokok
Paru- • P(‘A)
Ya Tidak = 0,45
paru
• P(+|A) = 0,3/0,55
Ya 6 2
• P(-|A) = 0,25/0,55
Tidak 5 7
• P(+|’A)= 0,1/0,45
• P(-|’A) = 0,35/0,45
Merokok P(B)
Paru-
paru Ya Tidak
• P(+|A)P(A) = (0,3/0,55)*(0,55) = 0,3
Ya 0,3 0,1 0,4 • P(+|’A)P(‘A) = (0,1/0,45)*(0,45) = 0,1
Tidak 0,25 0,35 0,6
P(A) 0,55 0,45 1
• P(A|+) = 0,3/(0,3+0,1)= 0,75
Probabilitas bersyarat (Contoh 1)
• P(A) = Probabilitas seseorang penderita penyakit paru-paru
Merokok
Paru-
Ya Tidak = {0,4 0,6}
paru
• P(B) = Probabilitas seseorang merokok
Ya 6 2
= {0,55 0,45}
Tidak 5 7
S
P(B A i ) P(B A i ).P(A i )
B P(A i B) n
P(B)
P(B A i ).P(Ai )
A1 A2 A3 i 1
Aturan Bayes (Contoh)
• Seorang dokter mengetahui bahwa penyakit maningitis menyebabkan“stiff neck”
adalah50%. Probabilitas pasien menderita maningitis adalah 1/50000 dan probabilitas
pasien menderita stiff neck adalah1/20 dari nilai-nilai tersebut.
• Didapatkan:
• P(stiff neck | maningitis) = 50% = 0.5
• P(maningitis) = 1/50000
• P(stiff neck) = 1/20
• Maka:
P(Stiff neck | Maningitis )xP(Maningitis)
P( Maningitis | Stiffneck)
P(Stiff neck)
Aturan Bayes (Contoh)
• Maka: P(Stiff neck | Maningitis )xP(Maningitis)
P( Maningitis | Stiffneck)
P(Stiff neck)
5 1
x
P( Maningitis | Stiffneck) 10 50000 0,0002
1
20
1
P( Maningitis | Stiffneck)
5000
3! 3. 2. 1
P2 6
• Jika dibuktikan, susunan (3
3 hurufnya
2)! (xy,yx,xz,zx,yz,zy)
1
Permutasi
• Dalam suatu pengobatan Ca ada 3 cara: bedah(B), kemoterapi (K)
dan radiasi(R). Ada berapa cara jika seorang penderita Ca akan di
obati HANYA dg 2 macam terapi dan tuliskan jenisnya!
3! 3. 2. 1
3 P2 6
(3 2)! 1
• Jenisnya adalah : BR, BK, RB, RK, KB, KR
Kombinasi
• Serupa dengan Permutasi, bedanya dengan kombinasi adalah untuk
kombinasi tata urutan nya tidak penting.
n!
n C r C(n, r)
r!.(n r)!
3! 3 .2 . 1
3 C2 3
2!. (3 2)! 2.1
• Jika dibuktikan, susunan hurufnya (xy,yx,xz)
Kombinasi
• Dlm suatu pengobatan pemberian inhalasi, seorang pasien akan
mdptkan obat campuran ventolin(V) dan bisolvon(B). Di poli tdpt
3 pasien(D, E, F). Tuliskan kemungkinan pasangan pasien yg di
inhalasi!
3! 3 .2 . 1
3 C2 3
2!. (3 2)! 2.1