Anda di halaman 1dari 7

Asas Hukum Kewarisan Islam


DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :
◈ ALIF RAHMAT ZUHDI
◈ ANNISA DEVILA NUGRAHI
◈ ANNISA MARDIYA HAKIM
◈ DERRY ARYA VANDEGA
PENGERTIAN HUKUM KEWARISAN ISLAM

Kewarisan Islam mengatur peralihan harta dari seseorang yang telah


meninggal kepada yang masih hidup. Tentang peralihan harta tersebut
terdapat beberapa nama yang digunakan untuk menyebut perihal
tersebut, dalam literature hukum Islam misalnya, ditemui istilah fara’id,
fiqh al-mawarith, dan hukm al- warith. Sedangkan dalam literatur
hukum di Indonesia, ditemukan beberapa kata yang digunakan untuk
menyebut peralihan harta tersebut dengan nama-nama
yang merupakan serapan dari bahasa Arab, seperti waris, warisan,
pusaka, dan hukum Kewarisan Amir Syarifudin,Hukum Kewarisan
Islam, (Jakarta: Penerbit Kencana, 2004).
Dalam pengertian bahasa, kata ‚waris‛ berasal dari bahasa Arab waritha-yarithu-
warthan atau irthan yang berarti ‚mempusakai‛. Adapun secara terminologi,
4 waris diartikan sebagai ketentuan tentang pembagian harta pusaka, orang yang
berhak menerima waris serta jumlahnya. Istilah warith sama dengan fara’id
yang berarti kadar atau bagian. Dalam istilah hukum yang baku digunakan kata
kewarisan, dengan mengambil kata asal ‚waris‛ dengan ditambahi awalan ‚ke‛
dan akhiran ‚an‛. Penggunaan kata ‚hukum‛ di awal kata tersebut, mengandung
arti. seperangkat aturan yang mengikat, dan penggunaan kata ‚Islam‛ di belakang
mengandung arti dasar yang menjadi rujukan. Dengan demikian, hukum
kewarisan Islam dapat diartikan sebagai seperangkat peraturan tertulis
berdasarkan wahyu Allah dan Sunah tentang hal ihwal peralihan harta atau
berwujud harta dari yang telah mati kepada yang masih hidup, yang diakui dan
diyakini berlaku dan mengikat untuk semua yang beragama Islam
ASAS-ASAS HUKUM KEWARISAN ISLAM
5 ◈ Asas Ijbari
Asas Ijbari ialah pengalihan harta dari seseorang yang meninggal
dunia kepada ahli warisnya berlaku dengan sendirinya menurut ketetapan Allah.

◈ Asas Bilateral
Yang dimaksud dengan asas bilateral dalam hukum kewarisan Islam
adalah seseorang menerima hak kewarisan dari kedua belah pihak kerabat, yaitu
dari garis keturunan perempuan maupun keturunan laki-laki.
◈ Asas Individual
Yang dimaksud asas individual ini adalah, setiap ahli waris (secara
6 individu) berhak atas bagian yang didapatkan tanpa terikat kepada ahli waris
lainya. Dengan demikian bagian yang diperoleh oleh ahli waris secara individu
berhak mendapatkan semua harta yang telah menjadi bagianya.
◈ Asas Keadilan Berimbang
Yang dimaksud asas keadilan berimbang adalah keseimbangan antara
antara hak dengan kewajiban dan keseimbangan antara yang diperoleh dengan
kebutuhan dan kegunaan. Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa
faktor jenis kelamin tidak menentukan dalam hak kewarisan.
◈ Kewarisan Akibat Kematian
Hukum waris Islam memandang bahwa terjadinya peralihan harta hanya semata-
mata karena adanya kematian. Dengan perkataan lain harta seseorang tidak dapat
beralih apabila belum ada kematian. Apabila pewaris masih hidup maka
peralihan harta tidak dapat dilakukan dengan pewarisan

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai