Nama : Tn. T
Jenis Kelamin :L
Usia : 44 tahun
Pekerjaan : PNS
No.RM : 103XXX
Status : Menikah
Tanggal masuk : 26 April 2022
Keluhan Utama
Benjolan di telapak kaki kiri
Riwayat Kebiasaaan
Olahraga : Pasien jarang berolahraga. 1 minggu hanya 1 kali lari dengan durasi 20 menit
Makan : Pasien makan 2-3x sehari, karbohidrat dengan protein, sayuran, buah-
buahan.
Merokok : disangkal
NAPZA : disangkal
Pemeriksaan fisik 26/04/22
8
THORAKS
Normochest, jejas (-), simetris, retraksi (-)
PARU
Inspeksi : pengembangan dinding dada simetris, retraksi (-/-)
Palpasi : fremitus taktil teraba kanan-kiri sama
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : SDV (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-), wheezing (-/-)
JANTUNG
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, intensitas normal, bising (-)
ABDOMEN
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding thorax, distensi abdomen (-)
Auskultasi : bising usus (+), dalam batas normal
Perkusi : timpani (+) pada seluruh lapang abdomen, ascites (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), tidak teraba massa abnormal pada seluruh regio
abdomen
EKSTREMITAS - -
Oedem
- -
CRT < 2 detik Akral Dingin
Nodul (+) di regio pedis sinistra - - - -
ukuran 3x2x1 cm, warna kulit,
9
mobile, hyperkeratosis, nyeri tekan
(+)
Pemeriksaan Penunjang ( 26 / 4 / 2022)
Gol datah B+
Kimia Klinik
Fungsi Ginjal
Ureum 29 mg/dL 10 - 50
Hemostasis
BT0
11
Diagnosis
16
Soft Tissue Tumor
Tinjauan Pustaka
Pendahuluan
Johnson CN, Ha AS, Chen E, Davidson D. Lipomatous Soft-tissue Tumors. J Am Acad Orthop Surg. 2018 Nov 15;26(22):779-788.
c. Jenis-jenis Lipoma
Angiolipoma : menyebabkan nyeri dan pada umumnya muncul tidak lama
sesudah pubertas
Pleomorphiclipoma : sel raksasa multinucleated adalah admixed dengan
adipocytes. Terjadi sebagian besar pada laki-laki usia 50 – 70 tahun
Adipocytes : Sepertiga varian, sel gelendong lipoma, mempunyai gelendong
langsing sel yang admixed di dalam suatu bagian yang dilokalisir muncul
adipocytes.
Adenolipoma : kelenjar di dalam tumor yang gemuk, jenis ini sering
ditempatkan terletak di atas proximial bagian-bagian dari empedu
Johnson CN, Ha AS, Chen E, Davidson D. Lipomatous Soft-tissue Tumors. J Am Acad Orthop Surg. 2018 Nov 15;26(22):779-788.
d. Diagnosis : untuk menegakkan diagnosis secara pasti dibutuhkan biopsi dan
pemeriksaan histopatologi. CT Scan, MRI juga bisa dilakukan untuk mengetahui
tentang lipoma.
e. Terapi : Teknik non eksisi (injeksi steroid dan liposuction), dan eksisi (Surgical
Removal)
Johnson CN, Ha AS, Chen E, Davidson D. Lipomatous Soft-tissue Tumors. J Am Acad Orthop Surg. 2018 Nov 15;26(22):779-788.
LIPOSARKOMA
Dowli A, Mattar A, Mashimo H, Huang Q, Cohen D, Fisichella PM, Lebenthal A. A pedunculated giant
esophageal liposarcoma: a case report and literature review. J Gastrointest Surg. 2014
Dec;18(12):2208-13. [PubMed]
d. Gejala Klinis
Tumor ganas ini umumnya memberikan gejala dan tanda benjolan tanpa nyeri
atau tanda radang dan biasanya batas yang cukup jelas dengan jaringan
sekitarnya,sehingga kebanyakan tidak dianggap sebagai tumor ganas.
Rasa sakit muncul akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor dan bias juga
karena penekanan pada saraf-saraf tepi.
Dowli A, Mattar A, Mashimo H, Huang Q, Cohen D, Fisichella PM, Lebenthal A. A pedunculated giant
esophageal liposarcoma: a case report and literature review. J Gastrointest Surg. 2014
Dec;18(12):2208-13. [PubMed]
e. Diagnosis
Anamnesis
ada benjolan abnormal yang semakin membesar tanpa radang dan nyeri
penurunan berat badan yang drastis
Pemeriksaan Fisis
dinilai massa tekan, nyeri tekan, konsistensi , permukaan, ukuran, hiperemis , tanda radang
Pemeriksaan Penunjang
CT-scan
MRI
Ultrasonografi
Biopsi
Crago AM, Brennan MF. Principles in Management of Soft Tissue Sarcoma. Adv Surg. 2015;49:107-2
f. Tatalaksana
Eksisi luas pada liposarkoma penatalaksanaan bukan hanya tumornya saja
yang diangkat, namun juga dengan jaringan sekitarnya sampai bebas tumor ,
tergantung dimana letak kanker
Penggunaan radioterapi dan khemoterapi hanyalah sebagai pelengkap. Untuk
Setelah penderita operasi kontrol untuk memonitor ada tidaknya
kekambuhan pada daerah operasi ataupun kekambuhan ditempat jauh hasil
metastase.
Crago AM, Brennan MF. Principles in Management of Soft Tissue Sarcoma. Adv Surg. 2015;49:107-2
Tumor Jaringan Fibrosa
FIBROMA
Definisi
tumor jinak yang berasal dari jaringan mesenkimal
Etiologi
Jaringan ini tumbuh akibat adanya trauma tunggal dan ringan
yang berlangsung terus-menerus sehingga terjadi inflamasi kronis
atau infeksi
Valério RA, de Queiroz AM, Romualdo PC, et al. Mucocele and fibroma: treatment and clinical
features for differential diagnosis. Braz Dent J. 2013;24:537–41.
Gambaran Klinis : Ukuran tidak lebih dari 3 cm yang tidak menimbulkan rasa sakit dan
terlokalisir. Massa berbentuk bulat, bertangkai. Umumntya dengan ukuran 1,5 cm tidak
menimbulkan gejala, padat dan warna seperti jaringan sekitar
Diagnosis : Pada biopsi ditemukan permukaan lesi ditutupi oleh selapis epitel skuamosa
bertingkat dan umumnya terlihat teratur dan menunjukkan pemendekan dan rete pegs yang
rata.
Terapi : Eksisi surgical (ekstirpasi) merupakan terapi pilihan untuk perawatan fibroma tanpa
harus menghilangkan batas mukosa normal sekitarnya
Valério RA, de Queiroz AM, Romualdo PC, et al. Mucocele and fibroma: treatment and clinical features for differential
diagnosis. Braz Dent J. 2013;24:537–41.
FIBROSARKOMA
Definisi : Fibrosarkoma adalah neoplasma ganas yang berasal dari
sel mesenkim, dimana secara histologi sel yang dominan adalah sel
fibroblas.
Etiologi : faktor radiasi yang menyebabkan adanya perubahan
genetic, fraktur tulang, penyakit paget, dan operasi patah tulang
juga dapat menimbulkan fibrosarcoma sekunder
Epidemiologi : paling sering terjadi pada orang dewasa dan jarang
terjadi pada anak-anak, laki-laki lebih dominan pada wanita,
jaringan lunak seperti ekstremitas, thoraks, kepala dan leher
sering terjadi
Jo VY, Fletcher CD. WHO classification of soft tissue tumours: an update based on the 2013 (4th) edition. Pathology. 2014 Feb;46(2):95-104.
Diagnosis
Anamnesis
Pasien biasanya datang dengan keluhan terdapat benjolan. Yang harus digali adalah:
Kapan benjolan tersebut muncul pertama kali ?
Bagaimana pertumbuhan benjolan tersebut, apakah cepat atau lambat?
Apakah ada keluhan penekanan pada jaringan sekitar?
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik ada beberapa hal yang harus dicari adalah
Lokasi tumor
Bagaimana deskripsi dari tumor tersebut
Berbatas tegas atau tidak
Seberapa besar ukurannya
Permukaan tumor tersebut
Bagaimana konsistensinya, apakah padat atau kenyal?
Apakah nyeri tekan atau tidak?
Bahrami A, Folpe AL. Adult-type fibrosarcoma: A reevaluation of 163 putative cases diagnosed at a single institution over a 48-year period. Am
Kelenjar Getah bening regional teraba atau tidak
J Surg Pathol. 2010 Oct;34(10):1504-13.
Pemeriksaan penunjang
a. Pencitraan radiografi
b. MRI dengan kontras
c. CT Scan
d. Core needle biops
e. Biopsi eksisi.
Cozzolino I, Caleo A, Di Crescenzo V, Cinelli M, Carlomagno C, Garzi A, Vitale M. Cytological diagnosis of adult-type fibrosarcoma of the neck in an elderly
patient. Report of one case and review of the literature. BMC Surg. 2013;13 Suppl 2:S42.
Tatalaksana
Cozzolino I, Caleo A, Di Crescenzo V, Cinelli M, Carlomagno C, Garzi A, Vitale M. Cytological diagnosis of adult-type fibrosarcoma of
the neck in an elderly patient. Report of one case and review of the literature. BMC Surg. 2013;13 Suppl 2:S42.
Tumor Jaringan Otot
• Tumor otot polos
• Tumor otot rangka
Tumor otot polos
Leiomioma
Leiomioma/ mioma uteri merupakan tumor jinak yang paling sering
ditemukan (berasal dari miometrium)
Berupa benjolan pada perut bagian bawah, terdapat pada wanita usia 20
– 40 tahun, hanya sedikit pada usia kurang dari 20 tahun.
Menurut lokasi :
1. Mioma pada serviks uteri
2. Mioma pada korpus uteri (subserosa, intramural, submukosa)
1.
Macam mioma :
1. Wandering / migratory mioma
2. Mioma Geburt 2.
4.
3. Parasito leiomioma
4. Mioma intraligamentum
Makroskopis
1. Berupa benjolan , konsistensi kenyal, berbatas tegas dengan jaringan sekitarnya.
2. Pada irisan berwarna putih, tampak gambaran serabut-serabut sel tumor tersusun seperti konde ( whorl-
like appearance) atau seperti pusaran air (watersilk appearance).
3. Diantara sel-sel tumor terdapat massa homogen dan lunak.
Mikroskopis
Leiomiosarkoma
Lebih banyak ditemukan pada wanita dengan usia lanjut.
Gejala klinis yang timbul tidak khas, berupa massa intraabdominal, nyeri
karena tekanan, mual dan muntah.
Berdasarkan lokasi dibedakan :
1. Retroperitoneal dan intraabdominal leiomiosarkoma
2. Kutaneus dan sub-kutaneus leiomioma
3. Vaskular leiomiosarkoma
Makroskopis
Rhabdomioma
Rabdomioma adalah tumor otot lurik.
Terdapat 2 jenis rhabdomioma adalah neoplastik dan hamartoma.
Hamartoma dibagi menjadi rhabdomioma jantung dan mesenchymal
rhabdomiomatous kulit.
Penyebab dari rhabdomioma kemungkinan terbesar merupakan varian
genetik dari perkembangan otot lurik.
Angka kejadian relatif adalah sekitar 5,8% dengan predominasi jenis
kelamin laki-laki.
Pemerksaan fisik pada pasien dewasa dengan rhabdomioma
menunjukkan adanya massa polypoid di wilayah leher, dan bisa
terdapat pada daerah kepala serta leher, sedangkan pasien dengan
rhabdomioma jantung dapat ditemukan adanya murmur jantung.
Diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesa dan gambaran klinis.
Dapat dilakukan pemeriksaan radiografi seperti MRI dan CT scan
jantung. Diagnosis pasti ditentukan dengan biopasi, dimana
ditemukan adanya sel-sel besar yang menyerupai otot lurik, sel-sel ini
sangat eosinofilik poligonal dengan inti di perifer.
Terapi dengan modalitas bedah hanya dilakukan pada 5% kasus,
karena tergolong operasi dengan risiko tinggi dengan angka
keberhasilan yang sangat kecil
Tumor otot rangka
Rhabdomiosarkoma
Rhabdomiosarkoma merupakan suatu tumor ganas yang
aslinya berasal dari jaringan otot, tendon dan connective tissue.
Rhabdomiosarkoma merupakan keganasan yang sering
didapatkan pada anak-anak dengan insidensi terbanyak pada
usia 1-5 tahun dan 15-19 tahun.
Etiologinya tidak diketahui dengan gejala yang bervariasi
tergantung lokasi tumor.
Diagnosis dilakukan berdasarkan anamesis dan gambaran
klinis serta pemeriksaan penumjang (lab, radiologi).
Terapi dilakukan dengan kombinasi operasi, kemoterapi, dan
terapi radiasi.
Respon pengobatan dan prognosis dari penyakit ini sangat
bergantung dari lokasi dan gambaran histologi dari tumor ini
sendiri
Tumor Fibriohistik
1. Histiositoma
2. Dermatofibrosarkoma Protuberans
3. Histiositoma Fibrasa Maligna
Histiositoma
Definisi: Suatu kelompok heterogen sarcoma jaringan lunak yang secara klinis
bersifat agresif. Tumor ini cenderung timbul di jaringan otot dalam di
ekstremitas atau daerah retroperitoneum.
Prevalensi: Sebagian besar terjadi pada orang dewasa berusia 50-70 tahun
dengan etiologic yang belum diketahui.
Pada biopsi ditemukan gambaran sel gelondong atipikal yang tersusun dalam
kumparan, kadang-kadang bercampur dengan sel mirip histiosit.
Terapi: eksisi luas.
Prognosis: kurang baik karena resiko metastasis 30-50%
Renshaw AA. 013 (CD99) in spindle cell tumors: reactivity with hemangiopericytoma, solitary fibrous
tumor, synovial sarcoma, and meningioma but rarely with sarcomatoid mesothelioma. Appl
Immunohistochem.1995:3:250- 256.
Hemangioma
Faktor resiko:
Bayi lahir prematur, terutama dengan berat badan lahir rendah di bawah 1500 gram.
Rasio kejadian wanita dibanding pria 3:1.
Patogenesis:
belum diketahui dengan pasti. Diperkirakan bahwa hemangioma terjadi akibat
gangguan proses angiogenesis dan vaskulogenesis yang menyebabkan terjadinya
proliferasi elemen vaskuler yang tidak terkontrol.
Vaskulogenesis adalah proses terjadinya prekursor sel endotelial menjadi pembuluh
darah, sedangkan angiogenesis adalah perkembangan pembuluh darah baru dari
sistem pembuluh darah yang sudah ada.
Dilaporkan bahwa progenitor sel endotelial mempunyai kontribusi terhadap
terjadinya penyebaran awal hemangioma.
Nafianti, S., 2016. Hemangioma pada Anak. Sari Pediatri, 12(3), p.204.
Hemangioma
Terapi:
Bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan lesi. Beta blocker sistemik dan
topikal, tunggal atau dalam kombinasi dengan steroid atau pembedahan, mungkin
berguna tergantung pada usia, lokasi dan ukuran lesi.
Perawatan laser, embolisasi dan skleroterapi atau kombinasi dari berbagai
modalitas semuanya telah dijelaskan bermanfaat tergantung pada kasus individu.
Komplikasi:
Lebih sering terjadi pada bayi perempuan dibanding laki-laki, dan lebih sering
terjadi pada ras kulit putih.
Sebagaian besar timbul tapa adanya riwayat keluarga (sporadis), namun beberapa
penelitian melaporkan bahwa hemangioma berhubungan dengan gen autosom-
dominan.
Nafianti, S., 2016. Hemangioma pada Anak. Sari Pediatri, 12(3), p.204.
Angiosarkoma
Definisi : periferal nerve sheath tumor yang tumbuh lambat pada bagian distal dari transisi
myelinisasi sel oligodendroglial-schwan
Epidemiologi : Schwannoma dijumpai sekitar 8% dari tumor primer otak, frekuensi pada wanita 2 kali
lebih sering daripada pria dan pada usia pertengahan.
Etiologi : Vestibular Schwannoma yang unilateral dan bilateral dapat terjadi karena kerusakan gen
pada kromosom 22
Gejala klinis : pada daerah paraspinal gejala kombinasi antara mielopatia dan neuropatia perifer.
Sifat pertumbuhan yang lambat dapat mengaburkan gejala defisit neurologi yang berkembang
progresif. Sehingga tidak didapatkan defisit neurologi yang terjadi secara akut.
Pemeriksaan : CT-scan, MRI. Menampilkan hipointens pada T1
dan intensitas meningkat pada T2, memberikan enhancement
pada pemberian zat kontras
Terapi : eksisi, prognosis baik
Tumor Jaringan Penyambung
Sarkoma Sinovial
Salah satu tumor jinak paling umum pada remaja dan pasien muda. Lokasi tumor
dapat terjadi pada 3 daerah :
Truncal (kepala, leher, dada, perut, panggul)
Ekstremitas distal (tangan, kaki, pergelangan kaki)
Ekstremitas proksimal (lengan, paha, kaki)
Sarkoma sel synovial ditandai translokasi t spesifik kromosom (X ; 18) (p11; Q11)
Gejala : pembengkakan atau massa yang mungkin sangat nyeri di daerah dekat
persendian
Pemeriksaan pencitraan radiologi yang ditunjang dengan pemeriksaan patologi
anatomi merupakan pilihan dalam membantu menegakkan diagnosis, penatalaksaan
awal, re-staging serta penatalaksanaan lanjutan
Prognosis pada pasien sarcoma synovial dipengaruhi oleh
kualitas operasi dan karakteristik penyakit (uk. Tumor,
invasive local, subtype histologis, metastasis dan
keterlibatan KGB)
Risiko metastasis jauh lebih tinggi pada pasien dengan
tumor >5 cm