Anda di halaman 1dari 31

Dokumen Permohonan Sertifikat Halal

Disampaikan pada Program D i p l o m a S a t u


M a t a k u l i a h Praktikum Sistem Jaminan Halal
Program Studi Penjaminan Mutu Industri Pangan (PMIP)
POLITEKNIK AKA BOGOR

Bogor , 30 Maret 2024


Dokumen Permohonan Sertifikat Halal
DOKUMEN PERSYARATAN
SERTIFIKASI HALAL
Surat Permohonan Menggunakan Form pada Memuat daftar dan nama
Daftar Bahan
dan Pendaftaran SIHALAL bahan pada produk

Memuat daftar produk yang


Aspek Legal NIB, NPWP, IUMK/IUI/SIUP Daftar Produk
diajukan

KTP dan Surat Kuasa dari Memuat keterangan alur dan Proses Pengolahan
Identitas Pimpinan Perusahaan proses pengolahan produk Produk
Pendaftar

Memuat dokumen panduan


Identitas KTP, SK dan DRH Panduan Halal
SJPH
Penyelia
Sistem Jaminan Produk Halal

Pengertian
Sistem Jaminan Produk Halal merupakan pendekatan sistematis
terintegrasi yang disusun, diterapkan, dan dipelihara dengan mengidentifikasi
bahan dan kontaminasi terhadap bahan pada proses produksi, produk, sumber
daya, dan prosedur dalam rangka memastikan dan menjaga kesinambungan
proses produk halal sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh BPJPH
SISTEM J AMINAN
HALAL (LPPOM MUI,
2018)

SJH adalah suatu sistem manajemen yang disusun,


diterapkan dan dipelihara oleh perusahaan
pemegang sertifikat halal untuk menjaga
kesinambungan proses produk halal sesuai
dengan ketentuan LPPOM MUI

halal.indonesia bpjphkemenag www.halal.go.id Halal Indonesia-BPJPH


Ke
ATURAN PERALIHAN PP NO 39 TAHUN 2021 PASAL
169 HURUF H

Diundangkan 2 Februari
2021
+ 3 tahun = 2 Februari
2024
Persyaratan pada setiap tahapan proses produk halal
(dari bahan, proses, sampai dengan produk akhir)
termasuk jasa penyembelihan, penyediaan bahan,
pengolahan, penyimpanan, pengemasan,
pendistribusian, penjualan, dan penyajian produk, serta
penanganannya sesuai syariat Islam.

Persyaratan dan prosedur dalam kegiatan proses produk halal meliputi


komitmen dan tanggung jawab, bahan, proses produk halal, produk,
RUANG serta pemantauan dan evaluasi.

LINGKU Berlaku untuk semua kategori produk yang wajib bersertifikat halal meliputi

P
barang dan/atau jasa.

Diterapkan pada semua kategori pelaku usaha yang dikenakan kewajiban


sertifikasi halal sesuai peraturan perundang–undangan baik untuk pelaku
usaha mikro, kecil, menengah, dan besar
Perlindungan Konsumen
(Muslim)
AZAS Kepastian Hukum
SISTEM Akuntabilitas dan transparan
J AMINAN
PRODUK Efektifitas dan efisiensi

HALAL Profesionalitas

Nilai tambah dan daya saing


5 Kriteria SJPH

Komitmen dan Tanggung


01 Jawab

Produk 04
02 Bahan
Pemantauan dan
Evaluasi 05
03 Proses Produk Halal
KO N A A GG
PELAKU U S A H
GJ
A
K o m l t m • n d a n Ta n g g u n g l a w a b Unsur Komltmen d
merupakan pernyataantertulis manajemen puncak a n Ta n g g u n g l a w a
p e r u s a h a a n u n t u k s e l a l u f o k u s m e n g e m b a n g k a n dan

b
menerapkan sistem jaminan produk halal dan bertanggu Kebijakan h a l a l
• tanggung jawab manajeme
n g j a w a b m e m i n i m a l k a n s e r t a m e n g h i l a n g k a n segala s e s
u a t u y a n g t i d a k h a l a l dan m e n y e s u a i k a n d e n g a n p e r k e m b n puncak
angan peratruan perundang-undangan dan/atau fatwa • pembinaan sumber day
MU I . a manusia

Ta n g g u n g j a w a b manajeme Pemblnaan sumber daya man


n puncak usla
• m e n j a m i n t e r s e d ia n ya s u m b e r d a y a y a n g m e m a d a
i u n t u k p e n y u s u n a n . p e n e r a p a n . dan p e r b a i k a n y Perusahaan melakukan
ang berkelanjutan pembinaan melalui pelatih
• m e n e t a p k a n dan m e r e g i s t r a s i p e n y e l i a h a l a l an dan/atau peningkatan
• memastikan semua personel menjaga integrit k o m p e t e n s i b i d a n g halal:
a s h a l a l t e r m a s u k p e m a s o k dan d i s t r i b u t o r
• m e n e t a p k a n t i m m a n a j e m e n halal. t u g a s d a n
t a n g g u n g j a wa b n ya . d e n g a n m e l i b a t k a n s e l u r
uh
pihak terkait yang disertai bukti tertulis:
BAHA
myhalalmywa

#
y alalitubaik

N
h

erap
a

u us

s u i
a masa
kuny

rt ikat

R
KATEGORI Bahan adalah unsur yang digunakan untuk

e
membuat atau menghasilkan Produk.
BA HANUNTUKPPH
Bahan tidak kritis Bahan kritis

• Berasal dari alam berupa tumbuhan dan bahan Bahan yang berpotensi mengandung bahan haram
tambang tanpa melalui proses pengolahan
• Dikategorikan t idak berisiko mengandung Bahan
yang diharamkan
• Tidak tergolong bahan berbahaya serta t idak
bersinggungan dengan bahan haram

Bahan sangat kritis

• Bahan yang berasal dari hewan sembelihan dan turunannya, atau bahan
yang mengandung bahan yang berasal dari hewan sembelihan dan turunannya.
Daftar bahan hewani yang harus dilengkapi dengan sertifikat halal dapat
dilihat pada ketentuan BPJPH
• Bahan yang sulit ditelusuri kehalalannya seperti keju, whey, laktosa dan
kasein
• Bahan yang mengandung bahan kompleks, ditinjau dari sisi kekritisan
Bahan dan kerumitan proses pembuatannya, seperti premiks vitamin ,
susu formula, susu kental ma nis, margarin, shortening , non dairy creamer
tepung bumbu, butter, biscuit dan cokelat olahan
• Flavor dan Fragrance

1.,
e A
Bahan
KMA 1360 Tahun
• Menggunakan seluruh jenis bahan (bahan baku, 2021
bahan tambahan, bahan penolong) yang Halal à
dibuktikan dengan sertifikat halal, kecuali yang
tertera dalam KMA 1360 Tahun 2021.
• Menggunakan bahan yang memenuhi aspek
keamanan dan kesehatan sesuai peraturan
perundang-undangan

10
1
1
Contoh Daftar Bahan BADAN
PENYELENGGARA
JAMINAN
HALAL
PRODUK

KEMENTERIAN
AGAMA RI
Daftar bahan produk
Menyusun Daftar bahan halal yang digunakan setiap produk

12
myhalalmyway

Beberapa contoh bahan nabati yang


mungkin menjadi kritis kehalalannya
• Tepung terigu dapat diperkaya dengan berbagai bahan tambahan pangan dan
atau bahan penolong proses, antara lain vitamin C, L-Sistein atau enzim Amilase
yang bisa diragukan kehalalan
• Vitamin C dapat diisolasi dari berbagai jenis buah-buahan, antara lain dari buah
jeruk. Namun vitamin C ini tidak stabil, produsen vitamin C dalam proses
produksinya sering menambahkan gelatin yang dapat diragukan kehalalannya,
seperti gelatin dari tulang atau kulit hewan haram atau dari hewan halal tetapi
proses penyembelihannya tidak sesuai syariat Islam.
• Lesitin kedelai yang dalam proses isolasinya menggunakan enzim fosfolipase yang
berasal dari hewan haram atau hewan halal yang tidak disembelih sesuai syariat
Islam
• dan sebagainya

halal.indonesia bpjphkemenag www.halal.go.id Halal Indonesia-BPJPH


Contoh jenis Khamr dan/atau turunannya
yang digunakan untuk membuat
makanan
• • Angciu. haungjiu, arak merah, (red wine atau saus
Rhum (rum). Rhum adalah minuman beralkohol yang
merupakan produk mikrobial ataupun sintetik kimia sari tape). Angciu adalah penyedap masakan yang
yang tidak boleh (haram) digunakan untuk pembuatan terbuat dari tape ketan hitam yang difermentasi.
makanan. Contoh makanan yang sering ditambahkan Angciu biasanya ditambahkan pada masakan Cina,
rhum adalah kue sus, black forest cake, dll. Korea, Jepang, nasi atau mie goreng, hidangan
tumisan, cah taoge ikan asin, capjai, gurame asam
• Mirin. mirin adalah minuman beralkohol berwarna
kuning, berasa manis mengandung gula sebanyak 40- manis dan steak
• Brewer yeast. Yeast (ragi) ini merupakan hasil
50% dan alkohol sekitar 14%. Mirin adalah bumbu
dapur untuk masakan Jepang yang diolah dengan cara samping industri bir. Brewer yeast digunakan di
merebus dengan kecap asin dan dashi. Contoh masakan industri pangan, khususnya untuk membuat perisa
Jepang yang menggunakan mirin adalah : sabu-sabu, (flavour) sebagai perisa daging-dagingan dan dapat
sukiyaki, kuah tempura ditambahkan pada pembuatan makanan seperti
sosis, nugget, dan beberapa snack

halal.indonesia bpjphkemenag www.halal.go.id Halal Indonesia-BPJPH


Dokumen
Pendukung Bahan
• Dokumen pendukung untuk
Bahan yang digunakan harus
valid dan/atau masih
berlaku; dan
• Dokumen pendukung yang
berupa Surat pernyataan
fasilitas produksi yang bebas
dari babi (statement of pork
free facility) harus
dikeluarkan oleh produsen,
bukan dari
distributor/supplier.
Proses Produk Halal
Proses Produk Halal (PPH) adalah rangkaian kegiatan untuk menjamin kehalalan Produk
mencakup penyediaan bahan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan , pendistribusian,
penjualan, dan penyajian Produk.

Lokasi, tempat, dan alat PPH:

Wajib dijaga kebersihan dan higienitasnya.


beba s dari najis dan Bahan yang tidak halal

Wajib dipisahkan dengan lokasi, tempat.


dan alat proses Produk tidak halal

0 lokasi yang wajib dipisahkan hanya


lokasi penyembellhan

0 Tempat dan alat yang wajib dipisahkan


meliputi:
penyembellhan
pengolahan
penylmpanan
pengemasan
pendlstrlbuslan
penjualan
penyaj l an.
KETENTUAN PPH
UNTUK PENYEMBELIHAN
HEWAN
A. Pelaku Usaha wajib memisahkan lokasi penyembelihan
hewan halal dengan hewan tidak halal

B. Pelaku Usaha wajib memisahkan lokasi penyembelihan


yang memenuhi persyaratan:
• Terpisah secara fisik antara lokasi Rumah Potong Hewan Halal
dengan lokasi Rumah Potong Hewan tidak halal
• Dibatasi dengan pagar tembok paling rendah 3 {tiga) meter untuk
D Pelaku Usaha wajib menggunakan alat
mencegah lalu lintas orang, alat , dan produk antar Rumah Potong
penyembelihan yang memenuhi persyaratan:
• Tidak berada di daerah rawan banjir, tercemar asap, bau, debu, dan
kontaminan lainnya • Tidak menggunakan alat penyembelihan secara
bergantian dengan yang d igunakan untuk
• memiliki fasilitas penanganan lim bah padat dan cair yang terpisah
penyembelihan hewan tidak halal
dengan Rumah Potong Hewan tida k halal
• Kontruksi dasar seluruh bangunan harus mampu mencegah • menggunakan sarana yang berbeda untuk yang halal
kontaminasi dan tida k halal dalam pembersihan alat
• Memiliki pintu yang terpisah untuk masuknya hewan potong dengan • menggunakan sarana yang berbeda untuk yang
keluarnya karkas dan daging halal dan tidak halal dalam pemeliharaan alat
• memiliki tempat penyimpanan alat sendiri untuk
c
. . - · - - · 1- - I - I -·1- · - &. -·1- I . 1- - I - I

Pelaku Usaha waiib memisahkan temoat penvembelihan


K P
Proses Produk
Halal
memisahkan tempat pengolahan antara yang halal dan tidak Tempat Penylmpanan
halal meliputi:
memisahkan tempat penyimpanan antara
1. Penampungan Bahan.
yang halal dan tidak halal meliputi:
2 Penimbangan Bahan:
3. pencampuran bahan: 1. Penerimaan Bahan;
4. pencetakan produk: 2. Penerimaan Produk setelah proses
5. pemasakan produk: dan pengolahan;
6. proses lainnya yang 3. Sarana yang digunakan untuk
mempengaruhi pengolahan produk penyimpanan bahan dan produk;

Tempat Pendistribusian
memisahkan tempat pendistribusian
antara yang halal dan tidak halal
meliputi:
4. Sarana pengangkutan dari tempat penyimpanan ke alat
distribusi produk;
5. Alat transportasi untuk distribusi produk
Prosedur
Produksi
Pembuatan Rencana Produl<si (work sheet)
harus mengacu pada matriks bahan

Bahan yang dapat digunakan dalam produlksi


najis dan bahan yang haram.
Produk Halal
Bahan dipastikan terbebas dari kontam inasi

produl< halaI hanya yang terdapat dalam daftar


bahan

Apabila lini produksi juga digunakan untulk


Lini produksi dipastilkan hanya digunalkan untuk bahan yang belum disertifikasi halal. maka
bahan yang halal. prosedur pembersihan dipastikan dapat
menghilangl<an/mengh indari produk dari
l<ontaminasi silang.

Bila ada produk yang t idalbdisert ifikasi


mengandung t urunan babi, alat dan lini
produksi dipastilkan benar- benar terpisah .

Harus dipastikan bahwa di area produlki t idak


boleh ada bahan- bahan atau barang- barang
yang tidak digunakan selama produksi.

Catatan produlksi disimpan dan didolkumentasi


dengan baik.
9. Mensosialisasikan prosedur PPH kepada semua pihak terkait dan
nendokumentasikan bukti sosialisasi
10. Melakukan evaluasi efektifitas prosedur PPH secara berkala, serta
menyampaikan hasil evaluasi kepada penanggugjawab PPH dan pihak terkait
11. Memiliki prosedur identifikasi, analisis bahaya ketidakhalalan dalam PPH dan
penetapan titik kritis serta menetapkan tidakan pencegahan dan monitoring
terhadaap titik kritis tersebut
12. Menangani produk yang tidak memenuhi kriteria halal
13. Menetapkan tindakan koreksi dan pencegahan terhadap hasil evaluasi serta
batas waktu penyelesaian
14. Menjamin produk yang tidak memenuhi kriteria halal tidak dijual kepada
konsumen. Jika produk sudah terlanjur dijual maka dilakukan penarikan:
a. Produk tidak memenuhi kriteria halal tidak boleh diproses ulang, down
grade atau diformulasi sebagai produk halal
b. Produk yang tidak memenuhi kriteria halal tidak boleh dikalim sebagai
produk halal
c. Produk harus dimusnahkan
Wajib menjamin prosedur pencucian najis mughallazah
yang masuk ke jalur produksi halal sesuai ketentuan
syariat Islam:
1. Pensucian suatu benda termasuk alat produksi
yang terkena najis mutawassithah (najis sedang)
menggunakan air
2. Caraanya disertu (dicuci dengan air 7 kali yang
salah satunya dengan debu/tanah atau
penggantinya yang menggunakan daya pembersih
sama
3. Alat produksi yang terbuat dari benda keras dan
tidak menyerap najis (tasyarub), misal terbuat dari
besi atai baja, jika terkena najis sedaang dan jika
disucikan dengan air akan menrusak alat maka
dapaaat disucikaan dengan selain air, selama
barang tersebut suci dan bekas najis berupa bau,
rasa dan warnanya telah hilang
4. Suatu peralatan tidak boleh digunakan bergantian
antara produk babi dan non babi meskipun sudah
melalui proses pencucian
1. Pendistribusian, penjualan, dan penyajian produk segar asal hewan
tidak halal dipisahkan dari pendistribusian, penjualan, dan penyajian
produk segar asal hewan halal

Pendistribusian
, penjualan, dan 2. Pendistribusian produk olahan asal hewan tidak halal dan Produk olahan
asal non hewan tidak halal dapat disatukan dengan pendistribusian
penyajian produk produk olahan asal hewan halal dan produk olahan non hewan halal
sepanjang terjamin tidak terjadi kontaminasi silang dan alat distribusi
yang berasal dari yang digunakan bukan untuk mendistribusikan produk segar asal hewan
tidak halal, yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari pihak produsen
hewan halal dan non atau distributor.

hewan halal
3. Penjualan dan penyajian produk segar dan olahan asal hewan dan non
hewan tidak halal dipisahkan dari penjualan dan penyajian produk segar
dan olahan asal hewan dan non hewan halal
PRODU
K
Wajib menghasilkan produk dari bahan halal, diproses dengan
cara sesuai syariat Islam, menggunakan peralatan, fasilitas
produksi, sistem pengemasan, penyimpanan, dan distribusi
yang tidak terkontaminasi dengan bahan tidak halal

Wajib menjamin produk selama persiapan, pemrosesan,


pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutannya dipisahkan
secara fisik dari produk atau materi lain yang tidak halal
sesuai dengan syariat Islam

Wajib menghasilkan produk atau bahan yang aman untuk


dikonsumsi.
• Sertifikasi halal dapat dilakukan
terhadap
tidak produk dengan:
a. Nama produk yang mengandung nama
minuman keras, contoh rootbeer, es krim
rasa rhum raisin, bir 0% alkohol;
b. Nama produk yang mengandung nama
babi dan anjing serta turunannya, seperti
babi panggang, babi goreng, beef bacon,
hotdog;
c. Nama produk yang mengandung nama
setan seperti rawon setan, es pocong, mi
ayam kuntilanak;
d. Nama produk yang mengarah kepada hal-
hal yang menimbulkan kekufuran
kebatilan; dan
dan
e. Nama produk yang mengandung kata-kata
yang berkonotasi erotis, vulgar dan/atau
porno.
Pelaku usaha tidak dapat melakukan sertifikasi
halal produk dengan bentuk produk hewan
babi dan anjing. bentuk produk atau label
kemasan yang sifatnya erotis, vulgar dan/atau
porno

Pelaku usaha tidak dapat melakukan sertifikasi


halal terhadap karakteristik/profil sensori
produk yang memiliki kecenderungan bau atau
rasa yang mengarah kepada produk haram atau
yang telah dinyatakan haram berdasarkan
ketetapan fatwa
• Waji menggunakan bahan • Wajib mengemas produk karkas
pengemas yang tidak terbuat atau
b dengan menggunakan
mengandun bahan yang tidak yang bersih, sehat, tidak berbau,
kemasan
g halal tidak mempengaruhi kualitas dan
• Mengemas produk halal sesuai keamanan daging;
PENGEMASA dengan isinya • Wajib mendesain
tanda, simbol, logo, nama, dan
kemasan,
N DAN • Produk
(repacked)
ulang
yang dikemas
atau diberi label ulang gambar yang tidak menyesatkan
(relabeled) dapat diajukan untuk dan/atau melanggar
PELABELAN sertifikasi dengan syarat produk tsb prinsip syariat Islam
memiliki sertifikat halal BPJPH atau • Label halal dapat dicantumkan
memenuhi syarat: selama proses perpanjangan
1. Produk merupakan bahaan tidak sertifkat
kritis yang masuk daftar positif • BPJPH menetapkan label
(positif list) halal yang berlaku nasional
2. Produk merupakan bahan tidak • Label halal paling
kritis yang masuk daftar positif sedikit memuat:
yang diproses dengan bahan
penolong kritis 1. Logo
berserfitikaat halal 2. Nomor sertifikat atau nomor
3. Gula dan kismis yang dilengkapi registrasi
sertifikat halal BPJPH • Logo berisi gambar, tulisan, atau
sertifikat halal yang diterbitkan
atau kombinasi gambar dan tulisan
oleh lembaga lain yang telah
bekerjasama dengan BPJPH
Identifikasi dan mampu
telusur
Pelaku usaha wajib memberi
identifikasi produk yang disimpan
Pelaku usaha harus mempunyai
seperti diantaranya tanggal masuk,
Pelaku usaha harus menjamin prosedur terdokumentasi untuk
lokasi penyimpanan, kode tempat
ketertelusuran kehalalan produk; menjamin ketertelusuran kehalalan
penyimpanan, bar code, tanggal
produk yang disertifikasi;
produksi, dan lainya sesuai
ketentuan yang ditetapkan;

Pelaku usaha harus menjamin


bahan dengan kode yang sama Pelaku usaha harus menjamin
mempunyai status halal yang sama ketertelusuran informasi asal
bila menerapkan pengkodena bahan di setiap kegiatan; dan
Bahan;
Wajib mencantumkan label halal
Wajib mencantumkan label halal produk yang telah mendapat
sertifikat halal: Wajib mencantumkaan label
sesuai dengan ketentuan BPJPH
pada tempat yang mudah dilihat,
dan memperhatikan perturan • Kemasan produk dibaca, tidak mudah dihapus,
perundangan terkait label sesuai • Bagian tertentu produk dilepas dan dirusak.
komoditasnya • Tempat tertentu pada produk

Pencantuman label dikecualikan


untuk:
• Produk yang kemasan terlalu kecil Pemberlakukan pencantuman
• Produk yang dikemas secara label halal dibuktikan dengan
langsung di hadapan pembeli dalam dokumen sertifikat halal
jumlah kecil.
• Produk yang dijual dalam bentuk
curah
Terima Kasih

Imalia Dwi Putri, M.T.P.

Anda mungkin juga menyukai