𝘽𝘼𝘽 𝐈
𝙋𝙀𝙍𝙅𝙐𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝘿𝘼𝙉 𝙆𝙀𝙎𝘼𝘽𝘼𝙍𝘼𝙉
Subbab ; Usaha dan Kerja Keras
Subbab ; Mencari Fomulir Pendaftaran
Subbab ; Teks Seleksi
Subbab ; Pengumuman Seleksi
𝘽𝘼𝘽 𝐈𝐈
𝙆𝙀𝘽𝙀𝙍𝘼𝙉𝙂𝙆𝘼𝙏𝘼𝙉 𝘿𝘼𝙉 𝙈𝘼𝙎𝘼 𝙈𝙊𝙎
Subbab ; Kejadian Saat Itu
Subbab ; Tiba di Pesantren
𝘽𝘼𝘽 𝐈𝐈𝐈
𝙈𝘼𝙎𝘼-𝙈𝘼𝙎𝘼 𝙎𝘼𝙉𝙏𝙍𝙄 𝘽𝘼𝙍𝙐
Subbab ; Kenangan pertama Di Pesantren
Subbab ; Saat Rasa Sedih Tiba
𝘽𝘼𝘽 𝐈𝐕
𝙆𝙀𝙉𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝘿𝘼𝙉 𝙋𝙀𝙍𝙄𝙎𝙏𝙄𝙒𝘼 𝘿𝙄 𝙆𝙀𝙇𝘼𝙎 𝙎𝘼𝙏𝙐
Subbab ; Kesan Selama Dimasa-masa Ini ( Part Satu Hikmah Hidup di
Pesantren )
𝘽𝘼𝘽 𝐕
𝙆𝙀𝙉𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝘿𝘼𝙉 𝙋𝙀𝙍𝙄𝙎𝙏𝙄𝙒𝘼 𝘿𝙄 𝙆𝙀𝙇𝘼𝙎 𝘿𝙐𝘼
Subbab ; Kesan Selama Dimasa-masa ini ( Part Dua Hikmah Hidup di
Pesantren )
𝘽𝘼𝘽 𝐕𝐈
𝙆𝙀𝙉𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝘿𝘼𝙉 𝙋𝙀𝙍𝙄𝙎𝙏𝙄𝙒𝘼 𝘿𝙄 𝙆𝙀𝙇𝘼𝙎 𝙏𝙄𝙂𝘼
Subbab ; Kesan Selama Di Masa-masa ini ( Part Tiga Hikmah Hidup di
Pesantren )
𝘽𝘼𝘽 𝐕𝐈𝐈
𝙋𝙀𝙎𝘼𝙉 𝘿𝘼𝙉 𝙌𝙐𝙀𝙏𝙊𝙎
Subbab ; Ada Makna Yang Terkandung Dalam Kalimat Ini
Kerja keras dan jerit payah Ku lakukan untuk bisa membaca Al-Quran
dengan lancar dan jelas selama 2 bulan lamanya. Aku melakukannya
selepas shubuh dan magrib. Dengan di bimbing BapakKu sendiri. Kesabaran
haruslah dimiliki setiap Aku membaca Al-Quran. Sudah
berapa kali ayat-ayat yang Aku ulang dan sudah berapa kali kesalahan yang
Aku lakukan demi hal tersebut. Dan pada akhirnya Aku bisa merasakannya.
Memang agak sulit saat awal-awal membaca, apalagi mulut masih terasa
kaku. Namun, Bapakku yang mendorongku agar tetap selalu istiqamah.
Apa yang sudah Aku niatkan harus ku bisa laksanakan. Aku dan Bapakku
mengunjungi Pak Haji untuk bertanya-tanya tentang Ponpes Al-Amanah
tersebut. Lalu kata Pak Haji "Langsung aja daftar dan isi formulirnya,
kebetulan penerimaan santri baru disitu masih terbuka". Lalu Aku dan
Bapakku langsung berkunjung ke Pesantren tersebut. Dan bertemu dengan
Ustadz Irwan Wahyudi, kami mengobrol dan bertanya-tanya sebentar
sambil mengisi formulir pendaftaran itu.
𝐓𝐄𝐊𝐒 𝐒𝐄𝐋𝐄𝐊𝐒𝐈
Didalam hatiku, Aku sudah merasa yakin bahwa Aku akan lulus tes seleksi.
Tetapi Bapakku memaksa ku untuk mencoba mendaftar di Pesantren lain
sebelum ditutup. Karena takutnya Aku tidak di terima di Pesantren tersebut
dan niatku untuk masuk Pesantren tidak terlaksanakan. Tapi apa yang Aku
rasakan pada saat itu, Ku merasa yakin bahwa Aku bakal lulus dan diterima
di Pondok Pesantren Al-Amanah itu. Dan pada akhirnya tibalah
pengumuman itu, kedua orang tua ku kaget saat namaku tertulis di pesan
singkat itu. Lalu akupun berdoa dan bersyukur.
Tepat pada pagi itu jam delapan lebih beberapa menit, dimana Aku
sedang sarapan pagi tiba tiba saja ada panggilan telepon. Aku yang
mendengarnya langsung ku angkat. Tidak disangka Aku di telpon oleh
Ustadz dan memberitahukan bahwa hari itu adalah hari Mos dan hari
pertama masuk santri baru. Sekita Aku kaget, sedangkan
Aku belum juga mempersiapkan barang-barang untuk dibawa ke Pesantren.
Hingga akhirnya Aku dengan terburu-buru mempersiapkan barang yang
diperluakan saja. Dan lalu berangkat dengan diantar Bapakku. Ini salah satu
pengalaman yang mungkin bisa berharga, dan kebetulan juga pada saat itu
Aku dan kedua Orangtuaku tidak mengetahui bahwa keberangkatan santri
baru menuju pesantren adalah tepat hari itu.
𝐓𝐈𝐁𝐀 𝐃𝐈 𝐏𝐄𝐒𝐀𝐍𝐓𝐑𝐄𝐍
Karena Aku tidak mudah bergaul, pada saat itu Aku menjadi seorang
pendiam. Tetapi seiring waktu berjalan Aku mulai belajar beradaptasi.
Kebetulan Santri-santri lama atau Kakak kelasku belum kunjung datang ke
Pesantren dan hanya Santri baru yang datangnya paling awal tetapi juga
ada beberapa Kakak kelas yang ikut menemani ku dan Teman-temanku.
Malam itu adalah malam pertama Aku tidur di Pesantren. Aku dan Teman-
temanku tidur didalam Aula. Jam sembilan lewat tiga puluh
menit, semua Santri baru diharuskan sudah tertidur tetapi kami masih
banyak yang mengobrol dan bercanda pula, saat Ustadz datang kami semua
pura-pura tertidur, lalu kami pun terciduk bohong dan dimarahi oleh
Ustadz. Akhirnya kami pun tidur. Pada saat itu Aku harus menahan
dinginnya AC didalam ruangan Aula tersebut.
Pada saat itu Aku sedang tidur siang dan Aku bermimpi, dan Aku
memimpikan kedua orangtuaku dan juga lingkungan rumah. Seketika
timbulah rasa agak sedih memikirkan hal tersebut. Sudah sebulan dan
Santri santri lama atau Kakak kelasku sudah kunjung datang ke Pesantren.
Tetapi aku belum bisa berbaur dengan mereka. Hal itu yang membuat ku
kepikiran. Tetapi ku paksakan saja untuk betah dalam situasi tersebut.