Designing Productive and Satisfying Work
Designing Productive and Satisfying Work
Yang
Produktif dan Memuaskan
(Designing Productive and Satisfying Work)
Sasaran-sasaran Pembelajaran
(Learning Objectives)
Kita pada umumnya tidak akan mengharapkan semua karyawan pada suatu
organisasi melakukan pekerjaan-perkejaan yang sama.
Para karyawan mengkhususkan diri pada tugas-tugas tertentu dan orang
menjalankan peran-peran tertentu.
Tugas-tugas dan peran-peran tersebut disebut sebagai pekerjaan-pekerjaan
(jobs).
Suatu pekerjaan/jabatan (a job) adalah sekumpulan tugas-tugas yang
dilaksanakan oleh seseorang di tempat kerja.
Tetapi bagaimana pekerjaan-pekerjaan ditentukan?
Mengapa beberapa tugas dikelompokkan kedalam sebuah pekerjaan
tertentu (a certain job) sementara tugas-tugas lain dikelompokkan kedalam
satu pekerjaan lain (a different job)?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut menunjukkan pentingnya pemahaman
yang tepat tentang bagaimana pekerjaan dirancang (how work is designed).
Proses Analisis Pekerjaan
(The Job Analysis Process)
Job analysis adalah proses mengumpulkan secara sistematik informasi tentang tugas-tugas
pekerjaan (work tasks).
Job analysis tersebut meliputi mendapatkan informasi dari para ahli untuk menentukan tugas-
tugas yang harus dilaksanakan oleh para karyawan, alat-alat dan peralatan yang dibutuhkan
oleh para karyawan untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dan kondisi-kondisi tempat
mereka bekerja.
Job analysis adalah penting karena membantu memperjelas apa yang diharapkan dari para
karyawan.
Purolator, dipaparkan dalam “Building Strength Through HR” memberikan suatu contoh
tentang manfaat-manfaat job analysis yang baik.
Dalam konteks manajemen SDM, mengetahui apa yang perlu diselesaikan :
1. Membantu para manajer menyeleksi orang-oran dengan pengetahuan dan ketrampilan-
ketrampilan yang tepat.
2. Menyediakan informasi penting untuk perencanaan program-program pelatihan.
3. Membantu memandu pengambilan keputusan tentang balas jasa (pay).
4. Membantu memastikan bahwa praktik-praktik SDM mengikuti ketentuan-ketentuan legal
(legal guidelines).
Job analysis yang baik dipandang sebagai langkah pertama untuk menarik, memperkerjakan,
melatih dan memberikan balas jasa kepada para karyawan dengan tepat.
Figure 4.2 Phases of Job Analysis.
Source: Information from Robert D. Gatewood and Hubert S. Field, Human Resource Selection, 5th
ed. (Cincinnati, OH: South-Western, 2001).
Metode-metode Pengumpulan Informasi Job Analysis
(Specific Methods of Collecting Job Analysis Information)
Flextime
Flextime : suatu kebijakan penjadwalan yang membolehkan karyawan
menentukan jam-jam tertentu (exact hours) mereka akan bekerja dalam
satu jumlah waktu kerja tertentu (around a specific band of time).
Compressed Workweek
Compressed workweek : bekerja lebih dari delapan jam dalam satu shift
supaya 40 jam kerja dapat diselesaikan dalam kurang dari lima hari.
Tempat-tempat Kerja Alternatif
(Alternative Work Locations)