Sekolah Pascasarjana
Magister Pengembangan Sumber Daya Manusia
Job analysis menjadi bagian terpenting dalam fungsi HR, agar terciptanya keefektifan
dalam perencanaan sdm, perekrutan dan semua seleksi harus didasarkan pada persyaratan
kerja dan kemampuan individu yang di analisis melalui job analyisis. Job analysis berguna
untuk mengidentifikasi faktor dan tugas pekerjaan yang dapat berkontribusi pada masalah
kesehatan dan keselamatan kerja, dan hubungan karyawan. Informasi-informasi yang berasal
dari job analysis dapat membantu membedakan pekerjaan yang mencakup hal-hal berikut :
Job analysis membutuhkan tingkat koordinasi dan kerjasama yang tinggi antara
unit dan manajer operasi. Penugasan tanggung jawab untuk analisis pekerjaan pada siapa
yang dapat melakukan berbagai bagian proses dengan baik. Di perusahaan besar unit
SDM mengawasi proses untuk menjaga integritasnya dan menulis dekripsi pekerjaan dan
spesifikasi keberagaman. Manajer dapat meninjau upaya unit SDM untuk memastikan
akurasi dan kelengkapan. Mereka juga dapat meminta job analysis terbaru ketika
pekerjaan berubah secara signifikan. Pada organisasi kecil, dapat melakukan semua
tanggung jawab job analysis. Berbagai jenis job analysis digunakan sebagai bagian dari
upaya SDM. Tetapi beberapa telah menekankan perlunya job analysis berbasis
kompetensi.
Job analysis berbasis tugas adalah bentuk yang paling umum dan berfokus pada
tugas dan tanggung jawab yang dilakukan dalam suatu pekerjaan. Tugas adalah aktivitas
kerja yang berbeda dan dapat diidentifikasi yang terdiri dari gerakan, sedangkan tugas
adalah segmen kerja yang lebih besar yang terdiri dari beberapa tugas yang dilakukan
oleh seorang individu. Karena tugas dan kewajiban menggambarkan aktivitas kerja.
Tanggung jawab adalah kewajiban untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Job Analysis
berbasis tugas untuk mengidentifikasi semua tugas dan tanggung jawab yang merupakan
bagian dari pekerjaan.
Proses job analysis harus dilakukan secara logis, mengikuti manajemen yang
tepat, dan praktik psikometri professional. Analisis biasanya mengikuti proses
multitahap, terlepas dari metode job analysis yang digunakan.
Pada tahap keempat ini, dalam proses job analyisi adalah menyusun deskripsi
pekerjaan dan spesifikasi kerja. Umumnya di organisasi meminta kepada manajer atau
karyawan untuk tidak menulis deskripsi pekerjaannya sendiri. Pertama takut
mengurangi dalam format dan detail, yang kedua adalah harus melihat aspek hukum
dalam menyusun deskripsi kerja. Setiap kali draf deskripsi kerja yang sudah ditulis
harus ditinjau oleh manajer, lalu di komunikasikan ke karyawan sebelum difinalisasi.
2. Wawancara
Metode wawancara juga dapat dilakukan oleh manajer atau spesialis SDM
untuk berkomunikasi dengan karyawan yang mereka kerjakan. Dalam proses
wawancara dapat dilakukan perekaman wawancara untuk merekam informasi yang
didapat dari karyawan. Baik karyawan maupun supervisor harus diwawancarai untuk
mengetahui detail pekerjaan tersebut. Terkadang melakukan wawancara secara
berkelompok agar lebih efektif dalam pengambilan data.
3. Kuesioner
Perluasan teknologi informasi dan sumber daya berbasis website, fitur job
analysis dapat dikembangkan dengan teknologi. Fitur terpenting didalamnya adalah
pengumpulan data dan kompilasi data kedalam job analysis. Sistem ini dapat
menyimpan berbagai informasi pekerjaan yang berada diperusahaan.
5. Combination methods
Ada berbagai cara berbeda untuk menganalisis suatu pekerjaan. Setiap metode
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, biasanya untuk melakukan
analisis kerja dapat dilakukan kombinasi metode. Terlepas dari metode yang
digunakan, job analysis memberikan informasi yang diperlukan untuk
mengembangkan deskripsi dan spesifikasi pekerjaan.
Job analysis, job description dan job specifiaction yang dihasilkan tidak
boleh hanya menggambarkan apa yang dilakukan oleh orang saat ini dalam
pekerjaan dan kualifikasi orang tersebut. Pemegang jabatan bisa jadi memiliki
kemampuan untuk memperluas cakupan pekerjaan untuk memikul banyak
tanggung jawab, dan pemberi kerja mungkin sulit untuk menemukan individu
yang persis, jika individu tersebut tidak bertahan lagi dalam perusahaan tersebut.
Salah satu yang menjadi perhatian para manajer adalah bahwa dengan
adanya job analysis dan deskripsi kerja dapat membatasi fleksibilitas kerja
manajerial. Karena beban kerja berubah dengan cepat manajer dan supervisor
ingin dapat segera memindahkan tugas kepada yang lain. Dibeberapa organisasi
yang yang pekerja berserikat banyak pekerjaan yang akhirnya membatasi
karyawannya untuk membuat sebuah keputusan kerja.
Pemberi kerja harus membuat job analysis dan deskripsi pekerjaan serta
spesifikasi kerja yang akurat dan lengkap kepada karyawannya. ADA
mengharuskan perusahaan mengidentifikasi pekerjaan yang penting atau
pekerjaan yang dasar dalam suatu pekerjaan. Dalam job analysis, staff SDM,
manajer harus mengevaluasi dan membuat ketika terdapat informasi tentang
pekerjaan yang kurang jelas.
Terdapat 3 hal yang harus dperhatikan untuk menetukan fungsi pekerjaan :
Hal yang harus diperhatikan juga adalah terkait kesehatan dan keselamatan
kerja karyawan. Karena terkait kenyamanan kerja para karyawan agar para karyawan
tetap produktif untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya.
Analisa Kasus
David Cain sebagai Direktur Eksekutif dari Global Engineering di Pfizer pada
kasus maka kita dapat mengasumsikan bahwa ia menyukai pekerjaannya serta puas
akan hasil pekerjaannya selama ini di perusahaan. Namun ada beberapa jenis tugas
pekerjaan yang tidak menyenangkan baginya yaitu membuat power point dan riffling
with spreadsheet. Hal ini tidak berarti bahwa ia tidak memiliki kemampuan untuk
mengerjakan tugas tersebut namun ia merasa sebaiknya lebih fokus kepada tugasnya
yanglebih besar. Oleh karena itu ia membutuhkan beberapa tugas tersebut untuk
dikerjakan oleh orang lain.
Apabila David Cain terlalu banyak mengerjakan tugas yang sebenarnya masih
bisadikerjakan orang lain, ditakutkan performa kerja David di Pfizer nantinya
semakin lamasemakin menurun. Pfizer menyadari hal ini. Pfizer melakukan Job
Analysis guna mencapai kualitas kinerja yang tinggi. Oleh karena itu Pfizer perlu
mengelompokkan pekerjaan sesuaidengan jenis tugasnya masing-masing, agar
nantinya para karyawan dapat bekerja secara fokus sehingga akan meningkatkan
performa pekerjaan juga dengan melakukan outsourcing dengan India.
Namun Pfizer mengalami kendala dalam proses pelaksanaan outsourcing ini
yaitua danya perbedaan timezone dengan Pfizer yang berada di India. Sehingga
dibuatlah outsourcing dengan yang berada di Ohio. Lalu Pfizer juga menemui kendala
bahwa instruksi pekerjaan tidak cukup jika hanya melalui online, sehingga Pfizer
tetap membutuhkan asisten yang secara langsung dapat bekerja di tempat mengalami
kendala dalam proses pelaksanaan outsourcing ini yaitu adanya perbedaan timezone
dengan Pfizer yang berada di India. Sehingga dibuatlah outsourcing dengan yang
berada di Ohio. Lalu Pfizer juga menemui kendala bahwa instruksi pekerjaan tidak
cukup jika hanya melalui online, sehingga Pfizer tetap membutuhkan asistenyang
secara langsung dapat bekerja di tempat.
Referensi:
Mathis L, Robert and John H, Jackson. 2008. Human Resource Management Twelfth Edition.
Thomson South Western..
Noe, R.A., Hollenbeck, J.H., Gerhart,B., dan Wright, P,M., 2011, Fundamental of Human
Resource Management, 4th edition, McGraw-Hill, New York