Anda di halaman 1dari 42

Komunikasi antar

PPJA dan Staf Klinis


dalam Asuhan
Keperawatan
Ns. Dilla Fitri Ayu Lestari, M.Kep
Latar Be-
lakang
• Kegagalan komunikasi menyebabkan kesala-
han dalam pelayanan kepada pasien
• Kegagalan komunikasi telah ditemukan men-
jadi akar penyebab hampir 70% dari kesala-
han medis
• Oleh karena itu perlu peningkatan efektifitas
komunikasi antar pemberi pelayanan kese-
hatan
• Pelayanan rumah sakit
melibatkan banyak
orang/profesi
• Dapat terjadi
kegagalan komunikasi
jika tidak memiliki
dasar komunikasi
efektif dalam pelayanan
Komunikasi dalam Keperawatan

01
Pengertian Komunikasi

02
Tujuan Komunikasi

03
Elemen dan Jenis Komunikasi

04
Teknik Komunikasi
Apa itu KOMUNIKASI ?
Pengertian Komunikasi

“ Komunikasi adalah tukar-menukar pikiran ide atau


informasi dan perasaan dalam setiap

interaksi.
Tujuan Komunikasi

01 02 03 04 05

lain

lain
Mempengaruhi orang lain

Mengubah perilaku orang

Memberikan pendidikan

Memahami (ide) orang


Menyampaikan ide/ in-
formasi berita

Komunikasi dalam Keperawatan


• Handover
• Komunikasi via Telepon den-
gan PPJA lain
• Komunikasi via pesan
singkatb dengan PPJA lain
• Komunikasi dengan pasien
dan keluarga
ELEMEN KOMUNIKASI
PESAN

KOMUNIKATOR KOMUNIKAN
INTERAKSI
(SENDER) (RECEIVER)

UMPAN BALIK
ATMOSFER
JENIS KOMUNIKASI
Komunikasi yang dilakukan secara
lisan.

VERBAL

NON VERBAL
Komunikasi yang dilakukan dengan
tulisan. Bisa dalam bentuk dokumen
atau pesan singkat.
Macam-Macam Teknik Komunikasi antar
PPJA

01 ISBAR 04 DATAS

02 SBAR 05 I-PASS

03 TBK 06 SBAR-DR
TBK atau TBaK
T Ba K TBK biasa digu-
nakan hanya untuk
konfirmasi ulang
TULIS BACA KONFIRMASI apakah pesan yang
diterima sudah be-
nar. Semua metode
komunikasi yang di-
lakukan secara
lisan harus meng-
Tulis semua in- Konfirmasi
Baca ulang in- gunakan TBK untuk
struksi atau pe- apakah instruksi
struksi atau pe- konfirmasi guna
san yang atau pesan
san yang telah menghindari ke-
diberikan. yang diterima
ditulis. salahan dalam ko-
sudah benar.
munikasi.
DATAS
D
Demografi, meliputi diagnosis atau data umum lain
A
Asesment, meliputi pengkajian yang dilakukan
T
Test, meliputi hasil pemeriksaan penunjang
A
Alerts, meliputi hal-hal yang harus diperhatikan
S
Status, meliputi terapi yang telah diberikan dan ren-
cana perawatan
Teknik Komunikasi

I-PASS
ISBAR dan SBAR
• SBAR adalah alat komu-
nikasi yang menyediakan
metode yang dapat dengan
jelas mengkomunikasikan
informasi terkait dengan
temuan klinis
• Melibatkan seluruh anggota
tim kesehatan untuk mem-
berikan masukan kedalam
situasi pasien, termasuk
memberikan rekomendasi
• SBAR memberikan kesem-
patan untuk diskusi antara
anggota ti kesehatan atau
tim kesehatan lainnya
MODIFIKASI TEKNIK
TEKNIK
KOMUNIKASI SBAR
WHY DO WE NEED SBAR?

Apa Kata Evidence?


Penelitian yang sudah dilakukan terkait
teknik komunikasi SBAR
Jenis Komunikasi SBAR

KLINIS NON KLINIS


KEUNTUNGAN SBAR
1. Kekuatan peraat berkomunikasi secara efektif
2. Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukan bahwa perawat paham
akan kondisi pasien
3. Memperbaiki kominikasi = memperbaiki keamanan pasien
BAGAIMANA SBAR AKAN
MEMBANTU KITA?
1. Sama dengan model SOAP
2. Terjadi efisiensi transfer infor-
masi/kunci informasi penting
yang disampaikan melalui
SBAR
3. Membantu menciptakan
lingkungan yang memu-
ngkinkan staff klinis mengek-
spresikan keprihatinan mereka
kepada kondisi pasien
PELAKSANAAN
SBAR
• Sebagai alat komunikasi in-
formasi melaporkan kondisi
pasien secara lisan (baik
langsung/ tidak langsung atau
melalui telepon)
• Sebagai alat komunikasi serah
terima pasien dari satu unit ke
unit lain, antar shift, ataupun
sementara waktu saat harus
pergi pertemuan atau kegiatan
yang lain
SITUATION
• Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien
• Apa yang terjadi pada pasien saat ini/ kondisi yang memprihatinkan
BACKGROUND
• Diagnosa (medis/keperawatan)
• Obat obatan saat ini dan alergi, jika ada
SBAR
• Tanda-tanda vital terbaru
• Hasil laboratorium (terbaru dan sebelumnya jika diperlukan untuk per-
bandingan)
• Riwayat medis
• Temuan klinis terbaru
ASSESSMENTS
• Diagnosa (yang muncul saat ini)
• Apa analisis dan pertimbangan anda?
• Apa masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
RECOMMENDATION
• Apa saran/ rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki masalah?
• Apa solusi yang bisa anda tawarkan?
• Apa yang anda butuhkan untuk memperbaiki kondisi pasien?
• Kapan waktu yang anda harapkan tindakan ini terjadi?
Studi Kasus
Ny. K (64th). BB 50kg. Ruang rawat Catteleya 10. GCS
E4M6V5. Akral hangat, pulsasi nadi teraba cukup. Na-
pas spontan adekuat dengan O2 nasal kanul 3 liter/
menit. Infus perifer lancar, tak phlebitis. Hemodinamik
belum stabil. TD 110/68 mmHg, HR 118 x/mnt. RR 20
x/mnt. Temp 38,8 C. Intervensi yang sudah dilakukan
kompres hangat. Terapi yang sudah diberikan pembe-
rian antipiretik Paracetamol inf 500mg. Pasien belum
diperiksa laboratorium. Hasil Ro Thorax: Infiltrat pada
paru kanan-kiri minimal, tak tampak kardiomegali.

Diagnosa Medis : Febris, susp


DHF.
Diagnosa Keperawatan :
Hipertermia, Intoleransi Aktivitas
CPPT
P E N D O K U M E N TA S I A C ATATA N P E R K E M B A N G A N PA S I E N T E R I N T E G R A S I D I R U M A H S A K I T

N s . D i l l a F i t r i Ay u L , M . K e p
PCC
Patient Centered Care
Dokumentasi

Catatan pasien merupakan suatu dokumen yang legal dalam bentuk tulisan yang
menggambarkan proses asuhan yang diberikan. Keberadaan dokumen tasi baik
berbentuk catatan atau pelaporan, akan sangat membantu PPJA (Petugas
Penanggung Jawab Asuhan) dalam rencana perawatan dan pengobatan.
CPPT
CPPT merupakan catatan
perubahan subjektif dan
objektif serta mengkajian
selanjutnya yang berdasarkan
prinsip cost effectiveness.
CPPT juga merupakan hasil
asuhan pelayanan medik
pasien atau kesimpulan rapat
dari tim asuhan atau diskusi
lain tentang kolaborasi
terhadap pelayanan pasien.
Penulisan dalam CPPT
menggunakan sistematika
model SOAP.
VA L I D A S I

B u k t i Ve r i f i k a s i
dan
Review DPJP
Thank You
Tn. M (74th). BB 70kg. Ruang rawat Bougenville 3. GCS E3M4Vafa-
sia. Akral hangat, pulsasi nadi teraba cukup. Edema anasarka. Na-
pas spontan adekuat dengan O2 MNR 10 liter/menit. Terpasang NGT,
DC, Infus perifer lancar, tak phlebitis. Hemodinamik belum stabil. TD
Kasus I
164/98 mmHg, HR 72 x/mnt. RR 18 x/mnt. Temp 36.8 C. Balance
cairan/24 jam: (+) 1050 ml. Urine/24 jam 500 ml. Hemiparese sinistra.
(Kelas A)
Intervensi yang sudah dilakukan pemantauan hemodinamik dan alih
baring. Terapi yang sudah diberikan pemberian vitamin N5000/24
jam. Hasil laboratorium Hb 10,1, ur 121, creat 5,26. Hasil Ro Thorax:
Infiltrat pada paru kanan-kiri minimal, kardiomegali.

Diagnosa medis : SNH, susp CKD


Diagnosa keperawatan : Gangguan perfusi jaringan sere-
bral, Kelebihan volume cairan, Gangguan mobilitas fisik

Kelompok 1 : Pelaporan kondisi pasien via telepon


Kelompok 2 : Pelaporan kondisi pasien via pesan singkat
Kelompok 3 : Handover
Ny. L (58th). BB 60kg. Ruang rawat Bougenville Mezzaninne. GCS
E4M6V5. Akral hangat, pulsasi nadi teraba cukup. Napas spontan in-
adekuat dengan O2 MNR 15 liter/menit. Napas cuping hidung. Re-
traksi dada (+). Terpasang DC, Infus perifer lancar, tak phlebitis. Kasus II
Hemodinamik belum stabil. TD 166/88 mmHg, HR 112 x/mnt. RR 32
x/mnt. Temp 39.8 C. GDS 110 mg/dl. Paien mempunyai riwayat DM.
Intervensi yang sudah dilakukan pemantauan hemodinamik dan
(Kelas B)
edukasi napas dalam. Terapi yang sudah diberikan pemberian parac-
etamol tab 500 mg, candesartan 8 mg/24 jam, metformin 500 mg/8
jam. Hasil laboratorium rapid test COVID-19 IgG positif, IgM positif.
Sudah dilakukan Swab test PCR, hasil (-). Hasil Ro Thorax: Infiltrat
pada paru kanan-kiri, gambaran bronkopneumonia.

Diagnosa medis : Probable COVID-19, Hipertensi,


Riwayat DM
Diagnosa keperawatan : Pola napas tidak efektif, Hipert-
ermia, Intoleransi aktivitas

Kelompok 1 : Pelaporan kondisi pasien via telepon


Kelompok 2 : Pelaporan kondisi pasien via pesan singkat
Kelompok 3 : Handover
Kasus 1 (Kelas C Kelompok 1)
Tanggal Jam Kondisi Pasien Kegiatan
1-1-2023 08.00 Pasien baru dari UGD.Keluhan nyeri dada hilang timbul. Lapor DPJP (dr.A) via WA
Nyeri dirasakan saat melakukan aktivitas ringan. Instruksi j 10.00:
Gambaran ECG: ST Depresi pada lead II, III, aVf. Pasien - Periksa ECG ulang
mempunyai riwayat penyakit jantung dan pernah di- - Rencana Echo
lakukan PCI 2 stent pada tahun 2015. Obat obatan rutin - Loading Clopidogrel 75 mg 4
yang diminum dirumah: tab dan Aspilet 4 tab
Clopidogrel 75mg/24j, Aspilet 1 tab/24 jam. Atorvastatin - Laxadin syr 3x1 cth
8 mg/24 jam. - Batasi Aktivitas
Diagnosa sementara di UGD: chestpain d/d NSTemi

14.00 Pasien mengeluh sesekali masih nyeri dada. Terpasang Handover


O2 nasal kanul 3 liter/mnt. TD 138/74, HR 66, RR 18,
SaO2 100%. T 36,7 C, skala nyeri 3 hilang timbul.
Diagnosa keperawatan nyeri akut, intoleransi aktivitas
15.00 Pasien mengeluh sesekali masih nyeri dada. Terpasang DPJP Visite,
O2 nasal kanul 3 liter/mnt. TD 128/72, HR 64, RR 18, Instruksi
SaO2 100%. T 36,7 C, skala nyeri 3 hilang timbul. - Echo
- Besok program PAC stby PCI
- Puasa j 04.00
18.00 Pasien masih mengeluh sesak hilang timbul. Lapor DPJP via Phone
Hasil Echo: Instruksi:
LVEF 56%, MR (-), MS (-) -Arixtra 2,5/24 jam SC
Kasus 2 (Kelas C Kelompok 2)
Tanggal Jam Kondisi Pasien Kegiatan
2-1-2023 22.00 Pasien baru dari UGD.Keluhan demam sudah 3 hari naik Lapor DPJP (dr.B) via Phone
turun. Sebelumnya sudah periksa di klinik umum dan Instruksi:
mendapat terapi paracetamol tab 500mg/8 jam, amoxillin - Cek lab FBC, SGOT,SGPT,
1 tab/8 jam. IgG+IgM Dengue
TD 110/60 HR 89 RR 20 T 39,0 - Awasi tanda tanda perdarahan
Belum ada pemeriksaan laboratorium. Muncul ptekie - Paracetamol infus k/p t>37,5
pada tangan dan kaki. Pasien mengeluh mual. 1gr/8 jam
Diagnosa sementara di UGD: Febris H3, susp DHF - Cefoperasone sulbactam 1gr/
12 jam
- Ondancentron 1vial/12 jam

3-1-2023 01.00 Pasien epitaksis. Mengeluh pusing. Lapor DPJP via WA


Hasil lab: Hb 10,1, IgG IgM Dengue positif Instruksi jam 02.30:
Transfusi 1 fls PRC. Premid dipen-
hidramine 1 amp
07.00 Pasien mengeluh sesekali masih pusing.Terpasang O2 Handover
nasal kanul 3 liter/mnt. TD 128/62, HR 74, RR 18, SaO2
100%. T 37,0 C, skala nyeri 3 hilang timbul. Epitaksis (-)
Diagnosa keperawatan: Hipertermia, resiko perdarahan
08.00 Pasien masih mengeluh pusing hilang timbul. Ptekie (+). DPJP Visite
Tidak ada tanda-tanda perdarahan lain. Pasien dalam Instruksi:
proses transfusi PRC. TD 118/62, HR 64, RR 18, SaO2 - Cek lab Ca Na K Mg
100%. T 37,0 C - Cek lab Hb 4 jam post transfusi
- Ro Thorax
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai