Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

Preseptor:
Lukmana Lokarjana, dr., Sp.B-KBD., FINACS

1. Disusun oleh:
2. Wida Wijayanti Sujana 4151201005
3. Herty Herlina Ramsy 4151201010
4. Irvan Gusmawan 4151201019
5. Eko Prasetyo 4151201024
6. Adit Fauzan Nugraha 4151201030
7. Kirey Ullimaz Salsabilla 4151201031
8. Alfia Mufliha Galista 4151201033
IDENTITAS

Nama : Tn. H
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Pramuka XIII RT 012/013 Cicadas, Cibeuying kidul, Bandung
Agama : Islam
Pekerjaan : TNI
Suku/Bangsa : Sunda
Tanggal masuk : 07 Maret 2022
Tanggal pemeriksaan : 09 Maret 2022
Anamnesis Analisis
Nyeri pinggang sebelah kanan DD/
C: -
I : - Pyelonefritis dextra
- Abses ginjal dextra
N: Adenokarsinoma renalis dextra
T: Retroperitoneal bleeding
A : - Ureterolithiasis dextra
- Nefrolothiasis dextra
- Myalgia
Keluhan dirasakan -+ 2 bulan yang lalu, hilang timbul dan dirasakan Tanda nyeri yang dirasakan merupakan nyeri kolik (kontraksi berjeda).
semakin memberat sejak 3 hari yang lalu SMRS Nyeri kolik pada pasien kemungkinan disebabkan oleh gerakan
peristaltik ureter yang terobstruksi batu. Terjadi akibat obstruksi baik
parsial ataupun total di slauran kemih (pyelum-uretra) → terdapat
peregangan ureter
Keluhan disertai mual namun tidak sampai muntah Mual merupakan akibat dari hiperperistaltik ureter yang menimbulkan
rangsangan saraf simpatis
Keluhan nyeri pinggang dirasakan menjalar ke lipat paha sebelah kanan Nyeri menjalar ke daerah inguinal dermatome sekitar L 4-S1-2 (referred
pain)
1 bulan yang lalu, pasien mengeluhkan nyeri BAK disertai warna air Batu terbawa aliran urin yang menyebabkan gesekan pada saluran kemih
kencing yang keruh dan tampak butiran butiran pasir halus sehingga terasa nyeri saat BAK, luka ini membuat air kencing juga
berwarna keruh (bercampur dengan eritrosit). Hal ini dibuktikan dengan
ikut keluarnya juga batu tersebut ( butiran pasir halus)
Anamnesis Analisis
Pasien memiliki kebiasaan kurang minum, pasien Faktor risiko
hanya minum 2-3 gelas/hari. Selain itu pasien Ketika terjadi pengeluaran cairan tubuh, zat-zat
memiliki kebiasaan menahan BAK dalam urin mengendap, sehingga zat terlarutnya
lebih banyak dari zat pelarut sehingga bisa
menyebabkan faktor risiko terjadinya
uretherolitiasis
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Fisik Analisis


Kesadaran: compos mentis
Kesan sakit: sakit sedang
Tanda vital:
TD : 130 / 80 mmHg Pre hipertensi
Takikardi
Nadi : 108x /menit
Respirasi : 20x /menit
Suhu : 38,5 C Febris -> terdapat infeksi Demam terjadi
akibat proses inflamasi → pengeluaran
mediator inflamasi prostaglandin

Status Gizi: IMT : 23,4 (normal)


BB : 60 Kg
TB : 160 cm
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Analisis
Status Generalis:
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Dalam Batas Normal
sklera ikterik (-/-)
Leher : KGB tidak teraba
Thorax :
Bentuk datar simetris, Thorax dalam batas normal
Cor: BJ S1 & S2 murni regular, murmur (-)
Pulmo: VBS +/+, wheezing -/-, rhonchi -/-
Abdomen:
Inspeksi :
Auskultasi : BU (+) normal,
Perkusi : Timpani
Palpasi : datar, lembut
Hepar/lien tidak teraba
Status Lokalis
Nyeri ketok CVA +/- Batu dapat berada di ginjal, atau terdapat PNA. Pada urolithiasis
dapat terjadi PNA akibat adanya stasis urin sehingga pertumbuhan
Ballotement -/- bakteri lebih mungkin terjadi
Tidak ada perbesaran ginjal -> obstruksi dapat parsial atau fase awal
obstruksi tota;
Nyeri Simfisis - Tidak ada tanda peradangan pada vesika urinaria
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Fisik Analisis


Ekstremitas:
Akral hangat, crt< 2 detik belum terjadi urosepsis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Ket


Pemeriksaan Hasil Ket
Hemoglobin 13,9 g/dL N
Basofil 0,2 % N
Eritrosit 4,8 x 10^6 N
/uL Eosinofil 0,8 % N
Leukosit 11,35 x ↑ Neutrofil 84,0
10^3/uL ↑
Segmen %
Hematokrit 40,3% N
Limfosit 8,1% menurun
Trombosit 243 x N
10^3/uL monosit 6,9 % N
MCV 83,6 Fl N

MCH 28,8 Pq N

MCHC 34,5 g/dL N

RDW 12,2 % N
Urinalisisa Hasil KETERANGAN
Makroskopis :
urin keruh dapat menunjukan adanya infeksi atau adanya darah pada urin yang
•Warna Kuning keruh disebabka oleh iritasi ureter karena batu pada saat terjadi gerakan peristaltik.

•Berat jenis 1,020 Normal


•pH 6
Normal
Kimiawi :
•Protein 1+ meningkat Adanya keruskan glomerulus
•Glukosa Negatif Normal
•Bilirubin Negatif Normal
•Urobilinogen 0,2 Normal
Hematuria, akibat batu yang mengiritasi lapisan laminapropia ureter sehingga
•Darah samar 3+ meningkat menyebabkan adanya darah pada urin
•Nitrit positif ISK -> f. Risiko lain PNA patogen UTI yang mereduksi nitrat → nitrit
Sedimen Urin:
•Leukosit 8-9/ LPB meningkat Leukosituria atau pyuria
•Eritrosit 11-13 /LPB meningkat Hematuria
Meningkat, iritasi batu pada epitel saluran kemih terlepas dan terbawa bersama
•Epitel 4-5/ LPB meningkat urin,.
•Silinder -
•Kristal + Belum diketahui jenis batunya
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• USG ABDOMEN
• Ginjal dextra: Ukuran dan kontur tidak tampak kelainan, textur parenkim
hipoechoic tidak tampak kelainan, tidak tampak massa, batas cortex dengan
central echocomplex tidak tampak kelainan, system pelvocalyces dan ureter
proximal dextra melebar. Tampak multipel bayangan hiperechoic berukuran
terbesar -/+ 0,73 cm pada ureter dextra. Tidak tampak koleksi cairan
disekitarnya.
• Tidak ada gambaran hidronefrosis -> belum terjadi hidronefrosis
• Terdapat batu di ureter (ureterolithiasis)
LANJUTAN

• Ginjal Sinistra: Ukuran dan kontur tidak tampak kelainan, textur parenkim
hipoechoic tidak tampak kelainan, tidak tampak massa, batas cortex dengan
central echocomplex tidak tampak kelainan, system pelvocalyces tidak melebar.
Tidak tampak bayangan hiperechoic dengan aucustic shadow. Tidak tampak
koleksi cairan disekitarnya. Tampak kristal-kristal kecil di bagian ureter
• Sudah terdapat pembentukan batuan kecil di ureter sebelah kiri, namun karena
ukurannya kecil sehingga belum menyebabkan nyeri kolik
DIAGNOSIS BANDING

1. Kolik ureter e.c ureterolithiasis dextra + pielonefritis dextra


2. Kolik renal e.c nephrolithiasis dextra + pielonefrtitis dextra
DIAGNOSIS KERJA

Kolik ureter e.c ureterolithiasis dextra + pielonefritis dextra


DASAR DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Urin Radiologis

• Nyeri kolik • Hematuria


Simple PowerPoint Simple PowerPoint USG Simple PowerPoint
: Tampak multipel
• Nyeri pinggang
Presentation • Leukosituria
Presentation Presentation
sebelah kanan bayangan hiperechoic
• Kristal berukuran terbesar -/+ 0,73 cm
• Reffered pain
pada ureter dextra.
• Mual
• You
Nyeri hilang
can simply impresstimbul
your audience
and add a unique zing and appeal to
You can simply impress your audience You can simply impress your
audience and add a unique zing and
and add a unique zing and appeal to
• Riw. your Keluar batu dari
Presentations. your Presentations. appeal to your Presentations.

saluran kemih
• Hematuria

Text Here Text Here


Text Here
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.Fungsi Ginjal (Ureum, Kreatinin, creatinine clearance GFR)


2.Foto BNO IVP (Fungsi ginjal masih baik)
TATALAKSANA

• Nonfarmakologi:

1. Minum cukup minimal 2L/hari


2. Hindari mengonsumsi minuman bersoda, diet tinggi purin (kacang-kacangan, jeroan)
3. Jangan terlalu banyak duduk

• Farmakologi:
1. Buscopan 3x10 mg
2. Hidrochlorothiazid 1x12,5 mg (Alasan: batu dapat terdorong)
3. Levofolxacin 1x500mg

Konsultasi dengan dokter spesialis Urologi


PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad bonam

Prognosis : dikarenakan, penyakit ini dapat rekurensi jika pasien tidak menjaga pola hidup dan makananya

Karena di sini sudah ada obstruksi dapat diberikan informed consent kepada pasiennya apabila akan dirujuk ke
spesialis bedah urologi dan pada kasus ini kompetensi kasusnya 3A
ANATOMI URETER

Penghubung ginjal ke vesica urinaria


P: 25-30 cm, diameter: 1-1,5 cm
Terdiri dari pars abdominal, pelvina,
dan vesicalis/intramuralis

Penyempitan ureter :
1. Ureteropelvic junction
2. Persilangan dengan iliaca
communic,
3. Ureterovesical junction
HISTOLOGI URETER
Lapisan dinding ureter :
• Tunica mukosa : tersusun oleh epitel
transisional dan lamina propia berisi
pembuluh darah
• Tunuca muscularis : lapisan otot polos
yang berjalan sirkuler dan longitudinal >
untuk gerakan persitaltik ureter dalam
mendorong urine
• Tunica adventitia
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TERBENTUKNYA BATU

• Faktor intrinsik
• Hereditair (keturunan): penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya
• Umur: penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30 – 50 tahun
• Jenis kelamin: jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan
pasien perempuan.
• Faktor ekstrinsik
• Geografi
• Iklim dan temperatur
• Asupan air
• Diet: diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit
batu saluran kemih.
• Pekerjaan: penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life
TEORI PEMBENTUKAN BATU

• Teori Supersaturasi
Jika kelarutan suatu substansi lebih tinggi jika dibandingkan dengan titik endapannya maka akan terjadi
supersaturasi yang menimbulkan terbentuknya kristal dan pada akhirnya tebentuk batu
• Teori Matriks
Kristal batu oksalat maupun kalsium fosfat akan menempel pada anyaman hasil pemecahan mitokondria dan
berada di sela-sela anyaman sehingga terbentuknya batu.
• Teori Inhibitor Kristalisasi
Jika kadar salah satu atau beberapa zat penghambat pembentukan kristal berkurang, akan memudahkan terbentuknya batu di dalam
saluran kemih Inhibitor organic yaitu sitrat, nefrokalsin, dan tammhorsefall glikoprotein dan anorganik yaitu piroposfat, magnesium,
dan seng
• Teori Epitaksi
Teori ini menjelaskan bahwa kristal dapat menempel pada kristal lain yang berbeda sehingga akan cepat membesar dan menjadi batu
campuran. Keadaan ini dapat disebut dengan nukleasi heterogen dengan kasus yang paling sering adalah kalsium oksalat yang
menempel pada kristal asam urat yang ada
J E N I S B AT U PA D A S A L U R A N K E M I H B E R D A S A R K A N K O M P O S I S I

Batu kalsium oksalat


Batu asam urat
Sering terjadi pada pasien gout, terjadi 5-10% dari seluruh batu
saluran kemih.
Batu kalsium fosfat
hiperkalsemia (>2-2,5 mmol/l), dan pH air kemih >6,8. Penyebab
dari terbentuknya batu kalsium oksalat adalah adanya asidosis
tubular renal dan infeksi saluran kemih
Batu struvit (magnesium-amonium fosfat)
Analisis darah dan air kemih didapatkan pH air kemih >7,
peningkatan kadar amonium dan fosfat air kemih, serta infeksi
pada saluran kemih.
Batu cystine
cystine darah dalam batas normal sedangkan cystine air kemih
≥0,8 mmol/hari. Selain itu kalsium, oksalat, dan asam urat
meningkat
Faktor intrinsik Faktor ekstrinsik

Supersaturasi

Pembentukan kristal (Ca oksalat)

Membentuk inti batu (nukleasi)

Menarik zat/partikel lain

Agregasi

Kristal growth

Tersumbat di ureter

Ureterolithiasis
Ureterolithiasis

Hydroureter dan Obstruksi ureter Iritasi mukosa ureter


hidronefrosis

Peningkatan aktifitas Epitel terlepas Iritasi hingga


peristaltik otot polos ureter lamina propia

Epitel transisional
Tekanan intraluminal meningkat (+) Hematuria
Peregangan terminal saraf

Nyeri kolik Respon inflamasi

Rangsang saraf simpatis Reffered pain L2-4 Leukositosis &


leukosituria
Ileus paralitik
Nyeri menjalar ke lipat
paha
Mual muntah, perut
kembung/distensi
Operatif pilihan pada pasien
ESWL
ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)

• Alat dapat memecah batu ginjal, batu


ureter proksimal, atau batu buli buli
tanpa melakukan tindakan invasive
dan tanpa pembiusan.

• Batu dipecah menjadi fragmen


fragmen kecil sehingga mudah
dikeluarkan melalui saluran kemih

Batu saluran kemih dengan diameter 5-20 mm Fungsi


ginjal masih baik (belum dinilai)
Batu terletak di ginjal dan ureter
Endourologi
Tindakan invasive minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih

Uretero-renoskopi
Memasukkan alat ureteroskopi peruretra untuk melihat keadaan ureter
atau sistem pielo-calyx ginjal

PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)


Mengeluarkan batu dengan memasukkan alat endoskopi ke sistem
calyx melalui insisi kulit, Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah
terlebih dahulu menjadi fragmen fragmen kecil

Ekstraksi Dormia
Mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui alat keranjang
Dormia
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
Teori Infeksi
Batu struvite atau batu infeksi atau tripel fosfat hal ini bisa
terjadi karena terjadi infeksi bakteri pemecah urea akibat reaksi
ini PH urin akan lebih dari 7 dan terjadi reaksi hasil dari reaksi
ini yaitu batu struvite. Bakterinya sebagian besar golongan
gram negative proteus, klabsiela, pseudomonas. Gram positif
stafilokokus mikrokokus dan korine bakterium
Teori Nanobakteria
Bakteri gram negative dengan diameter 50-200 nanometer
yang hidup dalam darah, ginjal dan saluran kemih. Diding luar
sel bakteri ini mengeras membentuk cangkang kalsium
(karbinan apatit) dan membentuk inti batu, kemudian Kristal
kalsium oksalat akan menempel dan betumpuk semakin besar

Anda mungkin juga menyukai