Anda di halaman 1dari 47

CBD

Lentigo Solaris

Pembimbing: Aurellia Deasy R R


dr. Pasid Harlisa SpKK, FINSDV 30101700032
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi

Lentigo (lentigines) adalah suatu makula berwarna coklat sampai coklat gelap atau
hitam, sirkumskripta, dengan diameter kurang dari 0,5 cm sampai dengan beberapa
senti. Lesi ini mempunyai warna yang sama (uniform) ataupun berseling- seling
(variegated), dan bisa didapatkan di mana saja dipermukaan kulit, termasuk telapak
tangan, telapak kaki, dan membran mukosa.

SoepardimanLily.KelainanPigmen.In:Djuanda A, editor. IlmuPenyakitKulitdanKelamin. Jakarta:FakultasKedokteranUniversitasIndonesia;2010.p.289-41


Epidemiologi

Di Amerika, lentigo solaris yang diamati dalam sebanyak 90% dari kulit
putih yang lebih tua dari 60 tahun dan 20% dari kulit putih lebih muda dari
35 tahun. Lentigo solaris umum terjadi pada orang-orang yang mudah
terbakar dan yang tidak pernah berjemur.

Lentigo simplex adalah bentuk paling umum lentigo. Penelitian dari Alper
dan Holmes mengatakan lentigines dari 492 bayi baru lahir yang berkulit
hitam hitam 91 dari mereka (18,5%) didiagnos lentigo simplex dan 1
(0,04%) dari 2.682 bayi baru lahir yang berkulit putih

Lowell AG, Stephen IK, Barbara AG, Amy SP, David JL, Klaus W. Solar Lentigo. In: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine Eight Edition, United
State of America: The Mc Graw-Hill Companies; 2012. p. 1223, 1319-1323, 1406-1407, 1422-1423.
Etiologi Lentigo Simplex
01
paling sering ditemui. sering kali mulai ditemui pada
saat lahir atau masa kanak-kanak, dan dapat hilang
seiring dengan berjalannya waktu.

02 Lentigo Solaris
disebabkan oleh paparan terhadap radiasi ultraviolet dari
sinar matahari. Tipe ini lebih sering ditemui pada orang
Lentigo yang berusia di atas 40 tahun.

PUVA
03 muncul 6 bulan atau lebih setelah dimulainya
terapi PUVA untuk psoriasis

Ink- Spot lentigo


timbul setelah kulit terpapar sinar
04 matahari, terutama pada individu
yang memiliki kulit berpigmen
Schwartz AR, James WD, Lentigo, 2012 muda
Klasifikasi

1 2

Lentigo Generalisata Lentigo Sentrofasial

Lesi umumnya multiple, timbul Diturunkan secara dominan


satu demi satu atau dalam autosomal. Lesi berupa
kelompok kecil sejak masa makula kecil berwarna
anak-anak. Patogenesisnya coklat atau hitam, timbul
tidak diketahui dan tidak pada waktu tahun pertama
dibuktikan adanya faktor kehidupan dan bertambah
genetik. Dibagi menjadi : jumlahnya pada umur 8 –
- Lentiginosis eruptif 10 tahun.
- Sindrom lentiginosis multipel

SoepardimanLily.KelainanPigmen.In:Djuanda A, editor. IlmuPenyakitKulitdanKelamin. Jakarta:FakultasKedokteranUniversitasIndonesia;2010.phal346


Lentiginosis Eruptif
timbul sangat banyak dan dalam waktu singkat. Lesi
01
mula-mula berupa telangiektasis yang dengan cepat
mengalami pigmentasi dan lambat laun berubah jadi
melanostik
seluler.

Lentigo
Generalisata

Sindrom Lentiginosis Multiple


timbul pada waktu lahir dan bertambah sampai
02
pada masa pubertas. Ditemukan pada daerah
leher dan badan bagian atas, tetapi dapat
ditemukan juga diseluruh tubuh.

SoepardimanLily.KelainanPigmen.In:Djuanda A, editor. IlmuPenyakitKulitdanKelamin. Jakarta:FakultasKedokteranUniversitasIndonesia;2010. hal346


SINDROM LEOPARD, yaitu :
● L entigenes
● E CG abnormalities
● O cular hypertelorism
● P ulmonary stenosi
● A bnormality of the genitalia
● R etardation of growth
● D eafness

SoepardimanLily.KelainanPigmen.In:Djuanda A, editor. IlmuPenyakitKulitdanKelamin. Jakarta:FakultasKedokteranUniversitasIndonesia;2010.p. 346


Pendahuluan

Lentigo solaris/senillis, age spot  lesi pigmentasi yang


didapat, disebabkan paparan radiasi sinar ultraviolet (UVR)
yang bersifat kumulatif.

Prevalensi lentigo solaris berhubungan dengan


bertambahnya usia. Lentigo solaris hamper selalu menjadi
permasalahan komestika untuk individu usia lanjut  dapat
mempengaruhi tingkat kepercayaan diri seseorang
Epidemiologi

Berhubungan dengan bertambahnya usia  dijumpai pada individu


berkulit putih usia lebih dari 60 tahun sebesar 90% dan usia lebih
dari 35 tahun sebesar 20%.

Lowell AG, Stephen IK, Barbara AG, Amy SP, David JL, Klaus W. Solar Lentigo. In: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine Eight Edition, United
State of America: The Mc Graw-Hill Companies; 2012. p. 1223, 1319-1323, 1406-1407, 1422-1423.
Etiopatogenesis

Bertambahnya jumlah melanosit pada dermis dan epidermis tanpa


disertai adanya proses proloferasi local.
Respon kulit akibat terpapar radiasi
sinar ultraviolet

kulit terpapar radiasi sinar ultraviolet  respon hiperpigmentasi pada kulit yang disebut tanning
(bertambahnya warna coklat pada kulit). Reaksi tanning dalam hal proses pembentukan melanin yang
baru terdiri dari yaitu:
 reaksi tanning cepat (Immediate Pigment Darkening = IPD)
 reaksi tanning lambat (Delayed Pigment Darkening = DPD)

Respon tanning pada kulit bergantung pada panjang gelombang radiasi sinar ultraviolet yaitu :

HalabanR,HebertDN,FisherDE.BiologyofMelanocyte.In:FreedbergIM,EisenAZ,WolffK,eds.FitzpatrickDermatologyInGeneralMedicine,6 th,Volume1,McGraw-Hil,2003: 127-46.


UVA UVB

Panjang gelombang UVA lebih efektif menimbulkan eritema


efektif menimbulkan dibandingkan tanning. menimbulkan tanning
pigmentasi pada individu yang lambat yang ditandai dengan aktivitas dan
berkulit gelap. Radiasi UVA jumlah dari melanosit. Pada umumnya,
menimbulkan tanning cepat pemaparan tunggal hanya aktifitas melanosit
yang bersifat sementara dan sedangkan pemaparan yang berulang
menghilang dalam waktu 2 menyebabkan jumlah melanosit. Juga
jam setelah terpapar. dijumpai tyrosinase pada melanosit, dendrite
melanosit memanjang dan bercabang, dan
jumlah maupun ukuran melanosom
bertambah

Walker SL, Hawk JL, Young AR. Acute and Chronik Effects of Ultraviolet Radiation on the Skin. In : Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, eds.
Fitzpatrick Dermatology In General Medicine, 6 th, Volume 1, McGraw-Hill, 2003 : 1275-81
Kochevar IE, Taylor CR. Photophysics, Photochemistry and Photobiology. In : Freedberg IM, EisenAZ, Wolff K, eds. Fitzpatrick Dermatology In General Medicine, 6 th, Volume 1,
McGraw-Hil,2003: 1267-74.
UVA (320-400 nm) UVB (290-320 nm) UVC (200-290 nm)

 UVA-1 atau gelombang panjang UVC tidak ditemukan pada permukaan bumi
(340-400 nm).  Radiasi UVB, sebanyak oleh karena diabsorbsi dan disaring oleh
70% akan diabsorbsi oleh lapisan ozon.
 UVA-2 atau gelombang pendek
(320-340 nm).
stratum corneum, 20%
 Sebanyak 95-98% UVA dapat
mencapai permukaan bumi. dapat mencapai epidermis

 Radiasi UVA penetrasinya lebih


dan hanya 10% yang
dalam dimana sebagian akan dapat mencapai bagian
diabsorbsi oleh epidermis dan atas dermis.
sebanyak 20%-30% akan  Sebanyak 2-5% UVB dapat
mencapai bagian bawah dermis. mencapai permukaan bumi.

Walker SL, Hawk JL, Young AR. Acute and Chronik Effects of Ultraviolet Radiation on the Skin. In : Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, eds.
Fitzpatrick Dermatology In General Medicine, 6 th, Volume 1, McGraw-Hill, 2003 : 1275-81
Pigmentasi Kulit
Melanosit berasal dari sel neural crest
yang bermigrasi ke lapisan basal
epidermis

memproduksi
melanosom

ditransfer ke
keratinosit

Tyrosinase : enzim yang mengatur


melanogenesis dimana merubah
. Melanosom : Eumelanin
tyrosine menjadi eu-melanin
(berwarna hitam) atau / dan pheo- merubah tyrosine
melanin (berwarna kekuningan atau menjadi melanin yang
akan mewarnai kulit. Pheomelanin
kemerahan).

FitzpatrickTB,OrtonneJP.NormalSkinColorandGeneralConsiderationofPigmentaryDisorders.In:FreedbergIM,EisenAZ,WolffK,eds.FitzpatrickDermatologyInGeneralMedicine,6 th,Volume1,McGraw-Hil,2003: 819-26.


Mekanisme radiasi UV menimbulkan pigmentasi pada kulit

Sinar UV

merusak gugus
yg merupakan penghambat
sulfhidril di enzim tirosinase
epidermis

enzim
tyrosinase tidak
dihambat lagi

memacu proses
melanogenesis

BukuIlmuPenyakitKulitdanKelamin. Jakarta:FakultasKedokteranUniversitasIndonesia;2016.hal343
Halaban R, Hebert DN, Fisher DE. Biology of Melanocyte. In : Freedberg IM, Eisen
Radiasi sinar ultraviolet AZ, Wolff K, eds. Fitzpatrick Dermatology In General Medicine, 6 th, Volume 1,
McGraw-Hil,2003: 127-46.

penetrasi pada kulit dan


menimbulkan kerusakan
DNA

terbentuk fragmen thymidine


fx: perbaiki kerusakan
dinucleotides (pTpT)

memicu reseptor
melanocortin (MCR) dan
menyebabkan timbulnya
respon berupan tan.

juga memproduksi alpha-MSH (Melanocyte-stimulating hormone), g-MSH,


adrenocorticotrophic hormone (ACTH), β-MSH dan β-endorphin, yang turut
berperan dalam proses molekuler dan selluler melanogenesis.
Manifestasi Klinis

1. Lesi berupa macula hiperpigmentasi, berwarna kuning cokelat, bulat atau oval
2. Terutama terlihat di punggung tangan dan wajah
3. Terjadi pada usia dekade ke 4 atau ke 5
4. Lesi dapat meningkat dalam jumlah dan ukuran secara bertahap dan menyatu membentuk
plak
5. Lesi yang lebih besar berbentuk tidak teratur dan berdiameter dari satu sampai beberapa
sentimeter,
6. Lesi yang lama yang sering berwarna cokelat gelap atau coklat kehitaman
7. umumnya dijumpai pada kulit yang mudah terbakar sinar matahari dan tidak pernah
menjadi cokelat dan jarang dijumpai pada individu yang mempunyai pigmen kulit gelap

SoepardimanLily.KelainanPigmen.In:Djuanda A, editor. IlmuPenyakitKulitdanKelamin. Jakarta:FakultasKedokteranUniversitasIndonesia;2010.p. 346


Diagnosis Banding

• Lentigo Simpleks
• Ephelid
• Keratosis Seboroik
Tatalaksana
umum:
● Dianjurkan sebisa mungkin menghindari pajanan
sinar matahari atau menggunakan
sunblock/sunscreen atau menggunakan alat
pelindung seperti topi dan payung
 Pemberian tabir surya
 Hidrokuinon
 Azelaic Acid
Terapi Topikal
 Kojic Acid
 Tretinoin
 Chemical Peeling

 Laser
Tindakan Bedah  IPL
 electrocauter

RamonaDumasariLubis:PenatalaksanaanSolar Lentigenes,2008FKUSU
Tabir Surya
● Untuk mengurangi rekurensi dan mencegah terbentuk lesi yang baru dianjurkan
pasien solar lentigenes sedapat mungkin menghindari paparan terhadap sinar
matahari dan menggunakan tabir surya. Tabir surya merupakan preparat topikal
yang substansi formulanya mengandung senyawa kimia dengan kemampuan
menyerap, menghamburkan ataupun memantulkan energi sinar matahari yang
mencapai kulit.
Hidrokuinon
● menghambat konversi tyrosinase menjadi melanin,
menghambat pembentukan melanosom dan
meningkatkan degradasi melanosom

Azalaeic Acid
● menghambat sintesis DNA dan enzim mitokondria,
yang selanjutnya menginduksi terjadinya efek
sitotoksik langsung terhadap melanosit.
Kojic Acid
● menginduksi depigmentasi pada kulit melalui
penekanan aktivitas tyrosinase.

Tretinoin
● merubah transfer pigmen dan meningkatkan
turnover epidermis sehingga mempercepat
hilangnya pigmentasi. Efek samping tretinoin
dapat berupa eritema, pengelupasan kulit dan
hiperpigmentasi.
chemical peeling
● mengkontrol destruksi lapisan kulit yaitu lapisan epidermis dan / dermis
sehingga dapat meningkatkan penampilan kulit. Chemical peeling dapat
diklasifikasikan berdasarkan kedalamannya yaitu :

● superficial peels : destruksi terjadi pada epidermis hingga papillary dermis


● medium peels : destruksi terjadi hingga reticular dermis bagian atas
● deep peels : destruksi terjadi hingga reticular dermis bagian tengah
LASER
● Melanosom yang menjadi target, mengabsorbsi sinar
laser sehingga terjadi peningkatan tempratur dan
menginduksi kerusakan melanosom tanpa menimbulkan
kerusakan jaringan disekitarnya.
IPL
● sebuah prosedur untuk meningkatkan tampilan warna dan tekstur
kulit menggunakan gelombang sinar, hampir seperti perawatan
laser. Prosedur ini dapat membantu menghilangkan kerutan,
bintik-bintik, bercak merah, dan rambut yang tidak diinginkan di
area kulit
Electrocauter

● prosedur pembedahan kecil untuk


menghentikan perdarahan dan
mengangkat jaringan yang berbahaya atau
yang tidak diinginkan.
● alat berupa pena dengan ujung tajam yang
disebut probe. bekerja dengan aliran listrik
untuk menghasilkan panas.

● Electrodessication
● Electrocoagulation
● Electrosection
Cryosurgery

● Tempratur pembekuan dari suatu cryogen digunakan secara langsung


pada sel yang menyebabkan terjadinya destruksi lokal. Mekanisme
terjadinya kerusakan sel melalui cara pembentukan es. Pembekuan yang
lambat  membentuk es ektraseluler dan pembekuan yang cepat 
membentuk es intraseluler.
● Es ekstraseluler : merusak membran sel sedangkan
● es intraseluler yang terbentuk selama pembekuan akan merusak
mitokondria dan retikulum endoplasmik yang menyebabkan kematian sel.
Laporan Kasus
01
IDENTITAS
PASIEN
Identitas Pasien

Nama Jenis Kelamin


01 Ny. S 04 Perempuan

Umur Pekerjaan
02 58 tahun
05 Pensiunan

Alamat Nomor RM
03 Sayung,Demak
06 0125xxxxx
Anamnesis
a. KELUHAN UTAMA
- Objektif : Bercak kecoklatan
- Subjektif : Mengganggu penampilan

b. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Lokasi : Pipi kanan dan kiri
Onset : 5 bulan yang lalu
Kualitas : melebar
Kuantitas :
Faktor memperberat : terlalu lama terpapar sinar uv
Faktor memperingan : -
Anamnesis
b. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
- belum pernah menderita keluhan serupa sebelumnya

d. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Tidak ada yang menderita hal serupa

c. RIWAYAT KEBIASAAN
- Sering terpapar sinar matahari

- tidak pernah menggunakan sunblock atau sunscreen

- tidak menggunakan alat pelindung seperti topi dan payung


Anamnesis

e. RIWAYAT ALERGI
- Pasien tidak mempunyai alergi terhadap makanan /obat-obatan.

f. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


- Pasien merupakan pensiunan
STATUS GENERALIS

KEADAAN UMUM : Baik


KESADARAN : Composmentis
TANDA VITAL
- Tek.Darah : 166/94 mmHg
- Nadi : 71 x/menit
- Suhu : 36,1 o C
- RR : 18 x/menit
STATUS GIZI

- BB : 75 kg

- TB : 155 cm

- IMT : 31,25 kg/m² (morbidobese)


STATUS DERMATOLOGIS

 pada pipi kanan tampak macula coklat


berjumlah 2 berbatas tegas, tepi irregular,
diameter <5mm dengan permukaan lesi
datar
 pada pipi kiri tampak makula berwarna
coklat, lesi multiple berkelompok sehingga
bergabung membentuk patch yang lebih
besar, berbatas tegas dan irregular. diameter
kurang lebih 2cm. permukaan lesi datar
USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
❏Pemeriksaan histopatologi

Pada solar lentigines dijumpai adanya


rete ridges epidermis yang memanjang
dengan club shapes atau budlike,
sering bercabang dan disertai rete
ridges yang bergabung, diantara rete
ridges dijumpai epidermis yang
mengalami atropi dan jumlah melanosit
pada epidermis meningkat dan tidak
meyebar. Gambaran mikroskopik,
terlihat proliferasi keratinosit dan
melanosit secara bersamaan.

Tony B, Stephen B, Neil C, Christopher G. Solar Lentigo. In: Rook’s Textbook of Dermatology Eight Edition. United
Kingdom: Wiley Blackwell. 2010. p. 52.30-52.31, 54.1-54.4, -54.15-54.16, 54.40-54.43.
DIAGNOSA
BANDING

Lentigo Simplex Actinic keratoses Ephelid


Sebuah makula coklat, Lesi hiperkeratosis yang Sebuah lesi makula,
yang timbul sebagai terjadi pada kulit orang pucat-coklat, biasanya <
akibat dari peningkatan dewasa yang terpapar 3 mm dengan batas tidak
jumlah melanosit di cahaya kronis, jelas, yang muncul lebih
dermoepidermal junction, Makula atau papula gelap di bagian kulit yang
tanpa proliferasi berwarna kuning atau coklat terpapar cahaya selama
melanosit tersebut ke yang multiple dan periode paparan UV
bawah bersisik karena keratinasi
ke dalam dermis.
Lokasi: tidak ada Lokasi: kulit yang terpapar Lokasi: kulit yang
predileksi. sinar terpapar sinar

Efloresensi: makula Efloresensi: makula, papula Efloresensi: makula


bersisik
DIAGNOSA KERJA

Lentigo Solaris
PENATALAKSANAAN

Tindakan: Electrocauter

R/ Mupirocin 2% cr tube no I
sue
____________________________

R/ ZINC tab No X
S.1.d.d
____________________________
PROGNOSIS

- Quo ad vitam : Ad Bonam


- Quo ad sanationam : Ad Bonam
- Quo ad kosmetikan : Dubia ad Bonam
EDUKASI

- Mengurangi atau menghindari paparan radiasi sinar UV


- Menggunakan pelindung seperti sunscreen atau sunblock dan
menggunakan topi atau payung.
- Minum obat dan oleskan obat secara teratur
TERIMA
KASIH
CREDITS:
This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai