Anda di halaman 1dari 15

Budaya

Organisasi
Oleh Kelompok 9
Pengertian
Budaya Organisasi
• merupakan keyakinan dan asumsi dasar tentang seperti apa sebuah
perusahaan, bagaimana selayaknya karyawannya berperilaku, dan
bagaimana merumuskannya terkait dengan lingkungan eksternalnya.
• Suatu organisasi memerlukan satu budaya yang merupakan kumpulan
persepsi secara umum dari seluruh karyawan sebagai anggota organisasi,
yang dijadikan sebagai suatu sistem yang menggabungkan beberapa
pengertian yang secara ekplisit dianggap sebagai definisi budaya
organisasi.
DIMENSI - DIMENSI BUDAYA
ORGANISASI
menurut Robbins (1996) ada tujuh karakteristik primer yang secara
bersama-sama menangkap hakikat budaya organisasi, yaitu:
1. Inovasi dan pengambilan risiko.
2. Perhatian ke hal yang rinci.
3. Orientasi hasil.
4. Orientasi orang.
5. Orentasi Tim.
6. Keagresifan.
7. Kemantapan.
DIMENSI - DIMENSI BUDAYA
ORGANISASI
Luthans (1998) menyebutkan sejumlah karakteristik yang penting dari
budaya organisasi, yang meliputi :
1. Aturan aturan perilaku
2. Norma
3. Nilai-nilai dominan
4. Filosofi
5. Peraturan-peraturan
6. Iklim organisasi
DIMENSI - DIMENSI BUDAYA
ORGANISASI

Hofstede (dalam Gibson, 1996) yang mengemukakan empat dimensi


budaya, yaitu
• penghindaran atas ketidakpastian
• maskulin vs feminim
• individualisme vs kebersamaan
• jarak kekuasaan
Menurut schein, budaya organisasi dapat ditemukan dalam 3
tingkatan (Hatch, 1997), yaitu
• Artefak
• Nilai
• Asumsi dasar
PERANAN BUDAYA
PERUSAHAAN
Dalam pada itu WT Heelen & Hunger (1986) secara spesifik menge mukakan
sejumlah peran penting yang dimainkan oleh budaya perusahaan, yaitu:
1. Membantu menciptakan rasa memiliki jati diri bagi pekerja,
2. Dapat dipakai untuk mengembangkan ikatan pribadi dengan perusahaan,
3. Membantu stabilisasi perusahaan sebagai suatu sistem sosial,
4. Menyajikan pedoman perilaku sebagai hasil dari norma-norma perilaku
yang sudah terbentuk.
INDIKATOR BUDAYA
ORGANISASI
• Inovatif Menghitung Resiko
• Memberi Perhatian Pada Setiap Masalah Secara Detail
• Berorientasi Terhadap Hasil yang Akan Dicapai
• Berorientasi kepada Semua Kepentingan Karyawan
• Agresif Dalam Bekerja
• Mempertahankan dan Menjaga Stabilitas Kerja
PROSES PEMBENTUKAN BUDAYA

1. Identifikasi etika secara menyeluruh


Ada empat alasan kenapa mana- jemen memilih pendekatan yang paling ideal di dalam pembentukan budaya, yaitu
seperti berikut ini.
a. Motivasi secara alamiah, yaitu motivasi kerja yang akan menghasilkan sesuatu yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
b. Sistem membutuhkan aturan main yang membuat manajemen berusaha mendorong orang melakukan sesuatu di
dalam merespons simbol yang ada.
c. Mereka akan melihat simbol yang ditetapkan manajemen, menggunakan bahasa dalam bercerita serta di dalam
melakukan upacara penghormatan (rite) dan kebutuhan di dalam melakukan koordinasi.
d. Top manajemen harus mampu mengelola budaya yang ada (intrinsik) melalui pemilihan misi dari organisasi.
Selanjutnya, memilih misi budaya

2. Pendekatan kognitif dalam membentuk budaya


Berikut beberapa argumen, mengapa budaya organisasi yang kuat bisa memberi
manfaat bagi perusahaan (McShane et al., 2013):
APAKAH
BUDAYA • Sistem kontrol. Budaya organisasi yang kuat dapat menjadi kontrol sosial yang
ORGANISASI memengaruhi keputusan dan perilaku karyawan.
• Ikatan sosial. Budaya juga dapat berperan sebagai perekat sosial, yang mengikat
BENAR-BENAR
orang bersama dan membuat mereka merasa menjadi satu bagian.
PENTING? • Pemberian makna. Budaya dapat membantu orang sebagi dasar dalam memberi
makna atas apa yang sedang terjadi dan memahami apa yang diharapkan dari
mereka.
BUDAYA ORGANISASI YANG ENTREPRENEURIAL

Pada umumnya budaya bisa dilihat dari beberapa dimensi, seperti:


 Nilai-nilai yang dianut; apa-apa yang dianggap bernilai untuk dilaku- kan atau dimiliki,
misalnya kreativitas, integritas, kegigihan, individu- alisme.
 Rules of conduct, norma-norma dan aturan yang diterima di perusa- haan; perilaku yang
me-represent cara-cara yang dapat diterima un- tuk memperoleh hasil; pemahaman
umum tentang mana perilaku yang etis atau mana yang tidak;
 Ritual, berbagai seremoni, acara-acara rutin yang biasanya diadakan.
 Mitos atau cerita yang menjadi legenda di perusahaan tentang heroik- nya perusahaan.
BUDAYA ORGANISASI YANG ENTREPRENEURIAL

budaya yang kondusif untuk entrepreneurship Morris, Kuratko, dan Covin


(2010), mencoba merangkum penelitian tentang budaya entrepreneurial
menjadi elemen berikut:

 Fokus pada pengembangan karyawan dan pemberdayaan.


 Penciptaan nilai melalui inovasi dan perubahan.
 Manajemen dengan bertindak langsung (hands-on).
 Kebebasan untuk tumbuh sekaligus juga gagal.
 Berkomitmen dan bertanggung jawab.
 Penekanan pada masa depan dan sense of urgency.
KESIMPULAN

Budaya organisasi memiliki peran penting dalam kesuksesan organi-


sasi. Terdiri dari values, artefak, cerita budaya organisasi membimbing
karyawan berpikir, bertindak, dan berperilaku. Berbagai cara dan
strategi dijalankan perusahaan demi diimplementasikannya nilai-nilai
dan budaya yang mereka anut. Meskipun budaya organisasi penting,
manajer dan karyawan dianjurkan untuk selalu memastikan kesesuaian
budaya dengan lingkungan.
REFERENSI
1. Perilaku Organisasional, ( Dr.Sopiah, MM, M. Pd )
2. Perilaku Keorganisasian ( Prof. Dr. Manahan P. Tampubolon, M.M )
3. Perilaku Organisasi ( M. Taufiq Amir
THANK
YOU
Any question ?

Anda mungkin juga menyukai