Berdasarkan Teori Klasik, anak bermain karena : 1. Bermain sebagai sarana untuk mengeluarkan energi (Teori Energi Surplus) 2. Bermain untuk memulihkan energy setelah kegiatan fisik atau mental (Teori Rekreasi) 3. Menyalurkan naluri secara otomatis, meningkatkan intelegensi (Teori Instink Praktis) 4. Akumulasi masa lalu secara bertahap (Teori Rekapitulasi) 5. Melepaskan emosi terpendam (Teori Katarsis) Saat bermain semua indera anak bekerja aktif. Semua informasi --- yang ditangkap indera anak, disampaikan ke otak sebagai rangsangan -- sel-sel otak aktif berkembang --membentuk perkawatan.
Otak yang rimbun karena banyak perkawatan
memiliki kemampuan yang baik Struktur otak yang rimbun seperti hutan yang sangat padat dengan pepohonan Otak Membentuk Perilaku Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang • Pengalaman awal yang dirasakan indera akan diolah oleh otak dan menghasilkan Persepsi (persepsi negatif atau positif) • Persepsi yang diulang-ulang membentuk kebiasaan • Kebiasaan yang terus dilakukan berkembang menjadi kepribadian • Kepribadian yang sudah terinternalisasi menjadi perilaku • Perilaku individu yang seragam dilakukan oleh banyak orang dalam kelompoknya menjadi budaya Mc. Lean menggambarkan otak mempunyai tiga PERKEMBANGAN bagian yang OTAKatau disebut “triune” ANAK USIA DINI 3 dalam 1 otak • Dikenal sebagai Batang otak (Inti “Berkelahi atau lari” Hitam) • Pusat reaksi = Bertahan • Tiba-tiba beraksi ketika takut, ditakut-takuti, dikritik, atau diancam • Merasa perlu untuk bertahan • Perilaku marah atau berdebat • Tidak dapat belajar pada bagian otak ini MacLean cited in Martel, 2000 • Dikenal sebagai “tempat Limbik rasa sayang” • Pusat emosi (Lapisan Merah) • Semua persepsi masuk = Emosi melalui pusat ini • Pengalaman sayang, kebaikan hati, rasa kasih, penghargaan, dan rasa peduli membuka pintu ke berpikir lebih tinggi • Merasa senang, disetujui dan adanya hubungan • Pembelajaran dioptimalkan melalui bagian otak ini
MacLean cited in Martel, 2000
Korteks • Dikenal sebagai “bagian dari kerja sekolah” atau “topi (Lapisan Biru) berpikir” = Alasan dan • Pusat berpikir Berpikir Logis • Jika sistem limbik menerima perasaan yang baik, maka selaput otak bertanggung jawab atas: • Berpikir nalar dan analisis • Rencana dan mengatur • Berbicara dan bahasa • Penglihatan dan pendengaran • Kreativitas
MacLean cited in Martel, 2000
Alur Berpikir dan Proses Pembelajaran ( Mas’ud, 2001)
Kognitif Pembelajaran Afektif & Psikomotor
Belahan Otak Kiri Belahan otak kanan
Berpikir Positif Berpikir imaginatif
&pragmatis
Tahapan berpikir memori
Perilaku & tingkah laku berpikir
Yang komperhensif &imaginatif Berdasarkan Teori Modern, anak bermain karena : 1. Menganggap bahwa bermain sebagai suatu kegiatan “unreal” yang digunakan anak sebagai alat kontrol di mana dalam kehidupan real anak tidak bisa mengontrol. Dengan demikian dalam bermain anak dapat menyalurkan harapannya (Teori Psikonalisa : Freud) 2. Bermain sebagai alat untuk menjaga tingkat keseimbangan agar berada di tingkat optimal . Jika terlalu banyak hal-hal yang baru (overstimulation), maka anak akan memilih mana yang mampu ia ambil, namun jika terlalu sedikit, maka anak akan menambah input sesuai dengan kapasitasnya. (Teori Modulasi / Arousal : Berlyn & Ellis) 3. Bermain membuat anak berkomunikasi secara aktif dengan sejumlah fungsi-fungsi yang berbeda. Dalam memahami peran komunikasi dan konteks bermain anak akan mengembangkan bingkai anak itu sendiri untuk memahami permainan. Bermain akan meningkatkan perkembangan kognitif, khususnya ketika anak terlibat dalam main sosial dan bergabung dalam permainan pura-pura. Di sini anak perlu menerima atau menolak pandangan dan ide-ide anak lain.
(Teori Metakomunikatif : Bateson)
4. Bermain membuat anak berpikir melalui tahap-tahap sensorimotor, pra-operasional, dan operasional kongrete. Anak bermain secara aktif baik secara fisik dengan tubuhnya, mainan dan perlengkapan, dan dengan anak lain, dan juga secara mental ketika bermain dengan ide-ide dan simbol- simbol. Melalui bermain anak mengkonstruksi pengetahuan melalui dua proses yaitu akomodasi dan asimilasi. Proses –proses ini dilalui anak untuk mencapai keadaan seimbang atau equilibrium, antara apa yang telah diketahui dan apa yang dialami. (Teori Kognitif : Piaget) 5. Bermain mengembangkan kognitif sosial, maksudnya pengetahuan anak dipengaruhi oleh hubungan sosial anak. Dalam bermain anak mengadopsi roles dan rules yang memiliki dasar sosial dan budaya. Peran-peran yang diadopsi dalam bermain berhubungan dengan karakter-karakter dalam kehidupan anak seperti orangtua, guru, tokoh cerita atau televisi. Adanya aturan-aturan (rules) berhubungan dengan setiap karakter dan memandu permainan anak. Kegiatan bermain mengembangkan ZPD (Zon Proximal Deelopment) dan Pijakan (Scaffolding)anak, sehingga anak bisa bermain sesuai dengan jarak antara kemampuannya dengan kemampuan yang diharapkan. (Teori Sosial: Vygotsky)
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita