Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

Desentralisasi Perspektif
Pelayanan Publik
Kelompok 2
Dede Agung
Asim Supriadi
Annisa Rahmawati
Nuryani Apriyanti
Indah Yayang
Memahami
Desentralisasi dalam
Konteks Pelayanan
Publik
Desentralisasi dalam pelayanan publik mengacu pada proses pembagian
kekuasaan dan tanggung jawab antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, responsivitas, dan akuntabilitas
dalam menyediakan layanan bagi masyarakat.

d
Permasalahan Desentralisasi di Indonesia
Implementasi desentralisasi di Indonesia menghadapi beberapa tantangan, seperti ketimpangan sumber daya antar
daerah, kapasitas pemerintah daerah yang beragam, serta koordinasi yang lemah antara pemerintah pusat dan
daerah.

Disparitas keuangan dan jumlah pegawai antara pemerintah pusat dan daerah menjadi penghambat utama dalam
pelayanan publik yang efektif. Akuntabilitas dan transparansi di level daerah juga masih lemah, sehingga
menimbulkan potensi korupsi.
Tantangan dan Hambatan dalam Implementasi
Desentralisasi
1. Ketidaksiapan sumber daya manusia di pemerintah daerah untuk menjalankan fungsi-fungsi desentralisasi
2. Keterbatasan anggaran dan infrastruktur di daerah yang menghambat penyediaan layanan publik yang
efektif

3. Resistensi dari birokrasi pusat yang enggan melepaskan kekuasaan dan kewenangan

4. Disparitas kapasitas dan kemampuan antardaerah dalam mengelola pelayanan publik


5. Kurangnya koordinasi dan sinkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah
Peran Pemerintah Daerah dalam
Desentralisasi Pelayanan Publik

Pemerintah daerah memiliki peran kunci dalam mengimplementasikan


desentralisasi pelayanan publik. Mereka bertanggung jawab untuk
mengembangkan regulasi dan kebijakan yang mendukung, serta mengalokasikan
sumber daya yang diperlukan.

Selain itu, pemerintah daerah juga harus membangun kapasitas kelembagaan dan
sumber daya manusia untuk mengelola pelayanan publik secara efektif. Mereka
juga harus meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses
penyampaian layanan.
Asas-asas Pelayanan Publik

Menurut Ibrahim (2008: 19) menyatakan bahwa pada dasarnya pelayanan publik dilaksanakan dalam suatu rangkaian kegiatan terpadu
yang bersifat sederhana, terbuka, lancar, tepat lengkap, wajar dan terjangkau. Oleh karena itu pelayanan publik mengandung unsur-unsur
dasar asas-asas antara lain sabagai berikut :
1. Hak dan kewajiban, baik bagi pemberi dan penerima pelayanan publik tersebut harus jelas dan diketahui dengan baik oleh masing-
masing pihak, sehingga tidak ada keragu-raguan dalam pelaksanaannya.
2. Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan kondisi kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar,
berdasarkan ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap berpegang pada efisiensi dan efektivitasnya.
3. Mutu proses keluaran dan hasil pelayanan publik tersebut harus diupayakan agar dapat memberikan keamanan, kenyamanan,
kelancaran, dan kepastian hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Apabila pelayanan publik yang di selenggarakan oleh instansi atau lembaga pemerintah atau pemerintahan “terpaksa harus mahal”,
maka berkewajiban “memberi peluang” kepada masyarakat untuk ikut menyelenggarakannya.
Jenis Pelayanan Publik

Pengelompokan jenis pelayanan publik berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan dalam proses pelayanan serta produk pelayanan yang dihasilkan, dapat
dibedakan menjadi:

1. Pelayanan Administratif
Yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan pencatatan, pengambilan keputusan, dokumentasi dan kegiatan tata usaha
lainnya secara keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa dokumen.
Misalnya, sertifikat, ijin-ijin, rekomendasi, keterangan tertulis dan lain-lainnya. Contoh jenis pelayanan ini adalah: pelayanan sertifikat tanah,
pelayanan IMB, pelayanan administrasi kependudukan (KTP, NTCR, akta kelahiran/kematian).

2. Pelayanan Barang
Yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk
distribusi dan penyimpanannya kepada konsumen langsung (sebagai unit atau individu)dalam satu sistem. Secara keseluruhan kegiatan tersebut
menghasilkan produk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi
penerimannya. Contoh jenis pelayanan ini adalah: pelayanan listrik, pelayanan air, pelayanan telpon.

3. Pelayanan Jasa
Yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa penyediaan sarana dan prasarana serta penunjangnya. Pengoprasiannya
berdasarkan suatu sistem pengoperasian tertentu dan pasti, produk akhirnya berupa jasa yang mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara
langsung dan habis terpakai dalam jangka waktu tertentu.

4. Pelayanan Regulatif
Yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan
masyarakat.
Desentralisasi dalam Pelayanan Publik

1 Peningkatan Responsivitas Layanan 2 Efisiensi Alokasi Sumber Daya


Desentralisasi memungkinkan pemerintah Dengan desentralisasi, alokasi sumber daya
daerah untuk lebih responsif terhadap seperti anggaran, tenaga, dan fasilitas dapat
kebutuhan dan preferensi masyarakat setempat. ditentukan sesuai dengan kebutuhan spesifik
Layanan publik dapat disesuaikan dengan daerah, meningkatkan efisiensi
karakteristik dan prioritas masing-masing penggunaannya.
daerah.

3 Inovasi dan Kreativitas 4 Partisipasi Masyarakat


Desentralisasi mendorong pemerintah daerah Desentralisasi membuka peluang bagi
untuk berinovasi dan berkreativitas dalam keterlibatan masyarakat setempat dalam
mengembangkan layanan publik yang sesuai perencanaan, implementasi, dan pengawasan
dengan konteks lokal, sehingga dapat layanan publik, meningkatkan rasa
meningkatkan kualitas dan kepuasan kepemilikan dan akuntabilitas.
masyarakat.
Partisipasi Masyarakat dalam Desentralisasi
Pelayanan Publik
Kesadaran Kolaborasi Pemberdayaan Budaya Kritis
Masyarakat Pemerintah- Komunitas
Masyarakat Masyarakat harus
Masyarakat harus Masyarakat perlu memiliki budaya kritis
memahami peran dan Pemerintah daerah diberdayakan agar dalam menilai kinerja
hak mereka dalam harus mendorong mampu pemerintah daerah.
desentralisasi. partisipasi masyarakat mengidentifikasi Kritik dan masukan
Keterlibatan aktif melalui konsultasi kebutuhan dan konstruktif akan
warga kunci untuk publik, mekanisme mengawasi mendorong perbaikan
mengawasi dan pengaduan, dan ruang pelaksanaan layanan publik secara
memberikan umpan dialog. Kemitraan desentralisasi. berkelanjutan.
balik terhadap kualitas yang erat akan Pelatihan,
layanan publik di meningkatkan pendampingan, dan
daerah. akuntabilitas dan pemberian ruang bagi
responsivitas inisiatif warga sangat
pemerintah lokal. penting.
Konsep Dasar dan Tujuan serta Manfaat Desentralisasi
Pelayanan Publik
Konsep Desentralisasi Tujuan Desentralisasi
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang dari
Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi,
pemerintah pusat ke pemerintah daerah,
efektivitas dan kualitas pelayanan publik dengan
memungkinkan pengambilan keputusan yang
memberdayakan pemerintah daerah agar lebih
lebih dekat dengan masyarakat dan memberikan
responsif terhadap kebutuhan masyarakat
fleksibilitas dalam mengelola pelayanan publik.
setempat.

Manfaat Desentralisasi
Manfaatnya antara lain meningkatkan partisipasi masyarakat, mempercepat pembangunan daerah, dan
mendorong inovasi layanan publik yang sesuai dengan konteks lokal.
Desentralisasi Sekolah
1 Otonomi Sekolah
Desentralisasi memberikan sekolah otonomi yang lebih besar dalam pengambilan
keputusan, alokasi sumber daya, dan pengembangan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan lokal.

2 Partisipasi Masyarakat
Orang tua dan masyarakat sekitar sekolah dilibatkan dalam proses pengambilan
keputusan, pengawasan, dan evaluasi sekolah untuk meningkatkan akuntabilitas.

3 Peningkatan Kualitas
Dengan wewenang yang lebih besar, sekolah dapat berinovasi dan beradaptasi
dengan kebutuhan peserta didik, sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran.
DESENTRALISASI PENDIDIKAN
Desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu lembaga yang lebih rendah kedudukannya
menerima pelimpahan kewenangan untuk melaksanakan segala tugas pelaksana pendidikan,

Termasuk pemanfaatan segala fasilitas yang ada serta penyusunan kebijakan dan pembiayaan .

Menurut Hanson dalam hadiyanto.2004,hlm 27 yaitu :


1.Mempercepat pertumbuhan ekonomi (accelerated economic development),
2.Meningkatkan efisiensi manajemen (increased management efficiency),Distribusi tanggung jawab dalam bidang keuangan
(redistribution of financial responsibility).
3.Meningkatkan demokratisasi melalui distribusi kekuasaan (increased democratization trough the distribution power).
Control local menjadi lebih besar melalui deregulasi (greater local control trough deregulation)
4.Pendidikan berbasis kebutuhan pasar (market-based-education)
5.Menetralisasi pusat-pusat kekuasaan (neutralizing competing centers of power).
6.Meningkatkan kualitas pendidikan (improving the quality of education).
Model Hubungan Bidang Pendidikan dan Layanan Publik

PILIHAN
PARADIGMA PRIMA
PENDIDIKAN

Layanan Publik
i t as
o n s iv s a l a h
es p P- Ma
R GA
KONDISI
FENOMENOLOG
MODEL IS

ORGANISA
KEMITRAAN OTORITAS
SI

HUBUNGAN STRUKTUR
LOKALITAS
Kesimpulan dan Rekomendasi ke Depan

Akuntabilitas
1 Tingkatkan transparansi dan kemudahan akses bagi masyarakat

Sinergitas
2
Perkuat koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah

Kapasitas
3 Tingkatkan kemampuan SDM daerah dalam
mengelola pelayanan

Dalam rangka mewujudkan desentralisasi pelayanan publik yang efektif, diperlukan beberapa langkah strategis.
Pertama, memastikan akuntabilitas melalui peningkatan transparansi dan kemudahan akses bagi masyarakat.
Kedua, memperkuat sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah. Ketiga, meningkatkan kapasitas SDM daerah
agar mampu mengelola pelayanan secara profesional. Dengan upaya-upaya tersebut, desentralisasi diharapkan
dapat berjalan optimal dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai