Anda di halaman 1dari 20

AKHLAQ

AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN

KELOMPOK 3

1. Baiq Erma Sariyati


2. I Dewa Made Juniartha
3. Ningrum Ayu Kertani
4. Nurul Raihan Fauziah
5. Sri Rohyana
6. Wahyu Lailatul Hikmah
01
Definisi Akhlak Menurut Para Ahli
02
Persamaan dan Perbedaan Akhlak,
Moral, dan Etika.
Perbedaan Antara Akhlak, Moral, dan Etika.

Etika bertolak ukur pada akal


01 pikiran atau rasio.
06 Moral tolak ukurnya adalah norma-norma yang
berlaku pada masyarakat.
Etika bersifat pemikiran filosofis yang Pada aras aplikatif, etika bersifat lokalitas dan temporer
02 berada pada tataran konsep atau teoritis.
07 sesuai consensus, dengan demikian dia disebut etiket
(etiqqueta), etika praksis, atau dikenal juga dengan
adab/tatakrama/tatasusila.
03 Moral berada pada dataran realitas praktis dan
Akhlaq berada pada tataran aplikatif dari suatu tindakan
muncul dalam tingkah laku yang berkembang 08 manusia dan bersifat umum, namun lebih mengacu pada
dalam masyarakat.
barometer ajaran agama. Jadi, etika islam (termasuk salah satu
Etika di pakai untuk pengkajian system nilai
04 yang ada.
dari berbagai etika relegius yang ada) itu tidak lain adalah
akhlaq itu sendiri.

05 Moral yang di ungkapkan dengan istilah 09 Akhlaq juga berada pada level spontanitas-spesifik,
moralitas di pakai untuk menilai suatu karena kebiasaan individual/ komunitas yang dapat
perbuatan. disebut dengan “adab” , seperti adab encari ilmu, adab
pergaulan keluarga dan lain-lain.
Persamaan Antara Akhlak, Moral, dan Etika.

Akhlak, etika, dan moral membahas


01 tentang ide/ tujuan/ alasan/ hujjah/ motif
03 Dilihat dari fungsi dan peranannya, dapat dikatakan bahwa
akhlak, etika, dan moral sama,yaitu menentukan hukum atau
perilaku nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia
untukditentukan baik buruknya.

02 Akhlak, etika, dan moral merupakan ilmu yang


04 Objek dari akhlak, etika, dan moral yaitu perbuatan
normatif, artinya berpegang teguh padanorma atau manusia, ukurannya yaitu baik dan buruk
kaidah yang berlaku.
03
Hubungan Beberapa Ruang Lingkup
Pembagian Akhlak Islami
Akhlak Terhadap Allah SWT

1) Akhlak terhadap Allah SWT adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan
keimanan, ketaatan, dan ketundukan kepada Allah SWT, yang meliputi
mentauhidkan-Nya, beribadah kepada-Nya, bersyukur kepada-Nya, dan
bertawakal kepada-Nya.
Akhlak Terhadap Rasulullah SAW

Akhlak terhadap Rasulullah adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan


kecintaan, penghormatan, dan pengikutan kepada Rasulullah SAW, yang
meliputi mengimani risalahnya, meneladani sunnahnya, membela
kehormatannya, dan menyebarkan ajarannya.
Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan
kesadaran, tanggung jawab, dan keseimbangan dalam menjaga hak-hak diri
sendiri, yang meliputi menjaga kesehatan jasmani dan rohani, mengembangkan
potensi diri, menghindari hal-hal yang merusak diri, dan berusaha menjadi insan
kamil.
Akhlak Kepada Masyarakat

Akhlak kepada masyarakat adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan


kepedulian, kerjasama, dan toleransi dalam menjalin hubungan sosial dengan
sesama manusia, yang meliputi menghormati hak-hak orang lain, membantu
orang yang membutuhkan, menjaga persatuan dan kesatuan, dan menegakkan
keadilan.
Akhlak Kepada Keluarga

Akhlak kepada keluarga adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan kasih
sayang, keharmonisan, dan kewajiban dalam menjaga hubungan keluarga
dengan anggota keluarga sendiri maupun dengan kerabat dekat atau jauh, yang
meliputi menghormati orang tua dan orang yang lebih tua, menyayangi anak-
anak dan orang yang lebih muda, memenuhi nafkah lahir batin bagi istri atau
suami, dan menjaga silaturahmi.
Akhlak Kepada Negara

Akhlak kepada Negara adalah akhlak yang menggambarkan sikap seseorang


terhadap bangsa dan negaranya. Akhlak bernegara meliputi musyawarah,
menegakan keadilan, amar ma’ruf nahi munkar, dan hubungan pemimpin dan
dipimpin.
Hubungan dari beberapa ruang lingkup pembagian akhlak islami ini
dapat dilihat dari dua aspek:

Aspek Vertikal Aspek Horizontal

Aspek vertikal: yaitu hubungan antara manusia Aspek horizontal: yaitu hubungan antara manusia
dengan Allah SWT sebagai pencipta dan pemberi dengan makhluk lainnya sebagai ciptaan Allah SWT.
hidup. Hubungan ini merupakan dasar dari semua Hubungan ini merupakan cabang dari hubungan vertikal.
hubungan lainnya. Dengan memiliki akhlak Dengan memiliki akhlak terhadap makhluk lainnya yang
terhadap Allah SWT yang baik, maka manusia baik, maka manusia akan mendapatkan keridhaan Allah
akan mendapatkan ridha-Nya dan menjadi hamba- SWT dan menjadi hamba-Nya yang sholeh.
Nya yang taqwa.
Dengan demikian, hubungan dari beberapa ruang lingkup pembagian akhlak islami ini menunjukkan bahwa
akhlak merupakan manifestasi dari iman dan islam. Akhlak juga merupakan ukuran dari kualitas kehidupan
manusia di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, kita harus senantiasa berusaha untuk meningkatkan
akhlak kita sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW.
1. Rabbaniyah atau dinisbatkan kepada Rabb (Tuhan)

Rabbbaniyah dari sisi tujuan Rabbbaniyah al-ghoyah maknanya adalah Islam menjadikan tujuan akhir dan sasaran
akhirnya (Rabbbaniyah al- terjauh yang hendak dijangkau oleh manusia adalah menjaga hubungan yang baik dengan
ghoyah) Allah dan berhasil meraih ridha-Nya.

Adapun Rabbbaniyah mashdar (rabbaniyah sumber) maknanya adalah


Rabbaniyah dari sisi bahwa manhaj (konsep/sistem) yang telah ditetapkan oleh Islam guna
sumbernya (Rabbbaniyah al- mencapai tujuan akhir tersebut adalah manhaj yang Rabbani karena
mashdar) sumbernya adalah wahyu Allah kepada penutup para rasul-nya,
Muhammad shallallahu „alaihi wasallam.
2. Insaniyah (manusiawi)

Sesungguhnya akhlak Islam memiliki sebuah risalah atau misi yang


sangat penting yaitu memerdekakan manusia, membahagiakan,
menghormati dan memuliakan manusia. Dari tinjauan ini maka risalah
Islam adalah risalah yang insaniyah (manusiawi), karena ia diturunkan
untuk manusia, sebagai pedoman hidup manusia, untuk mewujudkan
kemaslahatan manusia dan selaras dengan fitrah manusia.
3. Syumuliyah (Universal dan mencakup semua sisi kehidupan)

Universalitas Islam meliputi semua zaman, kehidupan dan eksistensi


manusia. Islam adalah risalah yang panjang terbentang sehingga
meliputi semua abad sepanjang zaman, terhampar luas sehingga
meliputi semua cakrawala umat, dan begitu mendalam sehingga
menyentuh urusan-urusan dunia dan akhirat. Demikian pula akhlak
Islam, ia berlaku secara universal, untuk segenap manusia, pada
setiap zaman. Islam bukan risalah bagi bangsa tertentu yang
mengklaim bahwa mereka sajalah yang merupakan bangsa yang
dipilih Allah, dan bahwa semua bangsa yang lain harus tunduk
kepadanya. Islam bukan risalah untuk wilayah (daerah) terentu, yang
semua daerah di muka bumi harus tunduk mengikutinya dan menjadi
sekutunya.
4. Wasathiyah (Bersikap Pertengahan)

Karakteristik lain dalam Islam yang cukup menonjol adalah wasathiyah


(sikap pertengahan). Atau dengan ungkapan lain tawazun
(berkeseimbangan). Yang dimaksud dengan sikap pertengahan di sini
adalah keseimbangan di antara dua hal yang saling bertolak belakang
(berlawanan). Seimbang dalam arti tidak lebih berat ke satu sisi dan
mengabaikan sisi yang lainnya. Contoh dari dua hal yang saling
bertolak belakang tersebut ialah sisi spiritual (rohani) dan material
(fisik), individual dan sosial/komunal, sisi duniawi dan ukhrawi, sikap
idealisme dan realisme, dan seterusnya.
5. Akhlak Waqi’iyah

Akhlak waqi’iyah mengandung pengertian bahwasanya ajaran akhlak


memperhatikan kenyataan ( realitas ) hidup manusia didasari oleh suat
kenyataan, bahwasanya manusia itu disamping memiliki kualitas-
kualitas unggul, juga memiliki sejumlah kelemahan. Firman Allah
berikut memperjelas kondisi objektif manusia paling mendasar : “ Dan
jiwa serta penyempurnaanya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan.
05
Penilaian Terhadap Sumber Akhlak
Islami Terutama Sumber Intuisi

Anda mungkin juga menyukai