HAJI
DISAMPAIKAN OLEH
H MUSTAIN AHMAD, SH MH
KANWIL KEMENAG PROV JATENG
Berlakunya hukum ‘azimah
MENGELOLA dan
BANYAK
rukhshah ORANG
Jika ini tidak dimungkinkan, maka bisa berpegang kepada semua pendapat
yang ada dalam berbagai mazhab fiqh (iltizam bi mazhabin ghairu mu’ayyan)
dengan melakukan pemilihan hukum diantara berbagai pendapat hukum
(taqrir baina al-aqwal)
َفاْس َأُلوا َأْه َل اِّذل ْكِر ْن ُكْنْمُت اَل َتْع َلُم وَن
Artinya: Bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
ِإ
mengetahui”. An-Nahl[16]: 43. Ibn Mas’ud menyampaikan sebuah maqalah :
1. Mabit di Mina dinyatakan sah bila jemaah haji berada di Mina lebih dari separuh malam. Waktu mabit
di Mina adalah sepanjang malam hari, dimulai dari waktu Maghrib (terbenam matahari) sampai dengan
terbit fajar. Akan tetapi, kadar lamanya mabit wajib mendapatkan sebagian besar waktu malam. Ini
adalah pendapat jumhur (mayoritas) yakni mazhab Maliki, Syafi’i dan Hambali.
2. Sebagian ulama’ berpendapat bahwa mabit di Mina sah bila jemaah sempat hadir di Mina sebelum terbit
fajar yang kedua (fajar shadiq). Ini adalah salah satu pendapat mazhab Syafi’i.
3. Kadar waktu mabit tidak diukur dengan lama atau sebentar berada di Mina, sebagaimana dikemukakan
an-Nawawi;
وفى قدر الواجب من هذا المبيت قوالن للشافعي أصحهما الواجب معظم الليل والثاني ساعة
Artinya: “Kadar lamanya (waktu) wajib mabit di Mina ada dua pendapat menurut Imam Syafi’i : pendapat
yang afsah (paling shahih) diantara kedua pendapat adalah wajib mu’dhomullail (di Mina harus lebih dari
separuh malam), dan pendapat yang kedua menyatakan cukup sesaat
TERIMA KASIH