Anda di halaman 1dari 25

Hukum Islam

Dalam Konteks
Indonesia

M. Khamim, M. Ag.
Dosen MKWK Agama Islam Universitas Brawijaya Malang
Apakah Anda pernah shalat berjamaah tetapi
imam tidak membaca basmalah secara jahr pada
saat membaca Al Fatihah?
Anda termasuk
yang berQunut
shubuh atau bukan?
Anda setuju?
Tarawih 8 Rakaat atau 20
Rakaat, pilih mana?
Akidah
(Keyakinan/Tata
credo)
HUKUM ISLAM
sebagai salah satu unsur penting Islam

Syariah
(hukum/peraturan/ Akhlak (perilaku)
tata ritus)
Ditetapkan langsung oleh
SYARIAT Allah Swt, dalam Al-Qur’an
dan As-Sunnah

HUKUM ISLAM
Hasil pengembangan
syariat (yang masih
FIQIH
samar) oleh para mujtahid
dan fuqaha’
SYARIAT VS FIQIH

NO. SYARIAT FIQIH

Ditetapkan langsung secara tegas oleh Allah Swt. Ditetapkan pokok-pokoknya saja dan perlu
1
dan Rasul Saw. dipertimbangkan dengan ijtihad

2 Terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis Terdapat dalam kitab-kitab Fiqih

3 Sumber: Kalam Allah Swt. dan Rasul Saw. Sumber: pemikiran mujtahid

Fundamental dan luas yang meliputi akidah dan


4 Instrumental, terbatas pada aturan perbuatan manusia
akhlak

5 Konstan dan berlaku sepanjang zaman, abadi Fleksibel, elastis, temporal, dan situasional

6 Hanya terdapat satu syariat Beraneka ragam (madzhab)

7 Sudah tertutup (dengan wafatnya Rasul Saw.) Selalu terbuka

8 Menunjukkan kesatuan dalam Islam Diperdebatkan (ikhtilaf)


CONTOH SYARIAT DAN FIQIH

NO. SYARIAT FIQIH

Perintah Shalat dan zakat

Tata cara pelaksanaan shalat dan zakat yang berbeda


1
antara madzhab satu dengan yang lain
Artinya: "Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat,
dan rukuklah beserta orang yang rukuk." (QS. Al
Baqarah: 43)

Thaharah (Bersuci) (Q.S. al-Ma’idah [5]: 6)

Tata cara pelaksanaan bersuci yang berbeda antara


2
madzhab satu dengan yang lain
SIFAT HUKUM ISLAM

Bidimensional
mengandung dimensi kemanusiaan dan ketuhanan

Adil
Tujuan dan sifat yang melekat padanya

Individualistik dan kemasyarakatan


Memiliki validitas bagi perorangan dan kelompok
masyarakat
Kesepakatan para imam mujtahid tentang hukum Islam . Contoh:
IJMA’ Keharaman menikahi nenekdan cucu perempuan berdasar tafsir
QS. An Nisa: 23.

Menyamakan hukum suatu hal yang tidak ada ketentuannya dalam


AL-QUR’AN QIYAS
Al-Qur’an dan hadis berdasarkan illat. Contoh: Narkoba dan khamr

Segala yang sejalan dengan tujuan syara’ tetapi tidak terdapat


SUMBER HUKUM
HADIS MASHLAHAH ketentuan pasti oleh nash secara rinci. Contoh: Pembukuan Al
ISLAM
Qur’an, pencatatan perkawinan, dll.

Meninggalkan metode qiyas dengan menggunakan metode yang


IJTIHAD ISTIHSAN lebih kuat karena dalil yang menghendakinya serta lebih
maslahah. Contoh: Kebolehan dokter melihat aurat orang lain.

Adat atau kebiasaan mayoritas umat dalam menilai suatu


‘URF perkataan atau perbuatan yang dapat dijadikan salah satu dalil
penetapan hukum. Contoh. Akad transaksi jual beli.

Menutup segala cara (jalan) yang menuju kepada suatu perbuatan


SADD ADZ-DZARI’AH yang dilarang/merusak. Contoh: Larangan menjual senjata pada
daerah konflik, dll

Memberlakukan hukum yang sudah ditetapkan sebagaimana


ISTISHHAB adanya sampai ada dalil yang menunjukkan bahwa hukum itu
diubah. Contoh: Status seorang yang hilang dihukumi hidup
RAGAM MADZHAB FIQIH

Empat madzhab besar Kelahiran


1 Madzhab Hanafi, Madzhab Maliki, 2 Ketika memasuki masa Tabi’ut
Madzhab Syafi’i, dan Madzhab tabi’in
Hanbali

Pertengahan abad kedua Penyebab perbedaan


hijriah metode ijtihad
3 Tabi’in yang memiliki metode 4 Sumber dalil yang dipakai, cara
ijtihad diikuti oleh sejumlah ulama pendang terhadap nash syara’ dan
dan mujtahid yang mengikuti pemaknaan bahasa
mereka
PENYEBAB PERBEDAAN
METODE IJTIHAD

Sumber dalil yang dipakai


cara pandang terhadap pemaknaan
nash syara’ bahasa

Perbedaan metode
menentukan kevalidan As-
Sunnah dan standar
Ahlul hadis
mentarjih As-Sunnah

Penilaian terhadap fatwa Ahlul ro’yi


sahabat

Sikap terhadap qiyas

Sikap terhadap ijma’


MADZHAB EMPAT (1): MADZHAB HANAFI

Didirikan oleh An-Nu’man bin Tsabit bin Zuthi (80-150 H).


Lahir di Kufah, Era Dinasti Umayyah masa Abdul Malik bin Marwan.

● Madzhab Hanafi banyak disebut sebagai ahlul ro’yi


● Hirarki pengambilan hukum:
1. Al Qur’an
2. As-Sunnah
3. Ijtihad
MADZHAB EMPAT (2): MADZHAB MALIKI

Didirikan oleh Malik bin Anas (93-179 H).


Lahir di Madinah

● Madzhab Maliki disebut sebagai ahlul hadis


● Hirarki pengambilan hukum:
1. Al Qur’an
2. As-Sunnah
3. Amal ahlu Madinah
4. Qiyas
5. Al Maslahah Al Mursalah
6. Istihsan
7. Saddudz Dzariah
MADZHAB EMPAT (3): MADZHAB SYAFI’I

Didirikan oleh Muhammad bin Idris Al Abbas As Syafi’i.


Lahir di Palestina.

● Madzhab Syafi’i bercorak ahlu hadis (Qaul qadim) dan ahlu ra’yi (Qaul jadid)
● Hirarki pengambilan hukum:
1. Al Qur’an
2. As-Sunnah
3. Ijma’
4. Qiyas
MADZHAB EMPAT (4): MADZHAB HANBALI

Didirikan oleh Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hambal Asy-Syaibani, beliau
lahir di Baghdad pada tahun 164 H Bulan Rabiul Awwal.
● Madzhab Hanafi banyak berpegang teguh pada As-Sunnah sehingga disebut fiqh as-
Sunnah
● Hirarki pengambilan hukum:
1. Al Qur’an
2. As-Sunnah
3. Fatwa Sahabat
4. Hadis Mursal
5. Hadis Dhaif
6. Qiyas
CONTOH KASUS PERBEDAAN MADZHAB:
BACAAN AL FATIHAH DALAM SHALAT

Mazhab Hanafi Mazhab Syafi'i Mazhab Maliki Mazhab Hanbali


membaca Al- Fatihah bacaan Al-Fatihah setiap Hampir sama dengan wajib membaca surat
dalam shalat Fardhu rakaat baik dalam shalat Syafi’i. basmalah Al-Fatihah namun
tidak diharuskan, dan wajib maupun shalat
tidak termasuk bagian basmalah merupakan
membaca bacaan apa saja sunnah wajib dibaca dan
dari Al-Qur’an itu boleh basmallah merupakan dari surat dan bagian dari surat
bagian dari surat disunnahkan untuk tetapi harus dibaca
ditinggalkan dengan pelan
Kontribusi Islam
Dalam Perundang-Undangan Indonesia
Undang-Undang Kontribusi Keterangan

UUD 1945 Diberlakukannya syariat Islam bagi pemeluknya

PP Nomer 28 Tahun
Perwakafan dan Tanah Milik
1977

UU Nomer 1 Tahun
Perkawinan
1974

Inpres Nomer 1
Kompilasi Hukum Islam (KHI) menjadi hukum positif
Tahun 1991

UU Nomer 17 Tahun
Penyelenggaraan Ibadah Haji
1999
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai