Anda di halaman 1dari 23

SUMBER AJARAN

ISLAM IJMA’ DAN


QIYASH
OLEH KELOMPOK 8
Faizzah Attamimi Nuha Feby Diah Suci
Falhan Muhamad Fazdin Fenta Loka Tata
Farahiyah Karamina Kartono Fernanda Pangestu
Farras Ajeng Octaviany Fazeny Fidati Hanifa
Fathurrizqi Al-Faiz Santoso Fienda Octavia
Fatima Maulidina Fajrian Flo Haura Husin
Febi Widianingsih Iryanto
SUMBER HUKUM ISLAM
Kata “Sumber Hukum Islam” merupakan
terjemahan dari lafazh Masadir al-Ahkam. Untuk
menjelaskan arti sumber hukum islam

Yang dimaksud masadir al-Ahkam adalah dalil-dalil


hukum syara’ yang diambil (diistimbathkan) dari
padanya untuk menemukan hukum
10 Sumber Hukum Islam
Disepakati (Muttafaq) diperselisihkan (Mukhtalaf)
-istihsan
- Al Qur’an
-maslahah mursalah
- Hadist -istishab
- Ijma’ -uruf
- Qiyas -madzhab as-Shahabi
-syar’u man qablana.
PENGERTIAN
IJMA’
Sebelum masuk ke pengertian Ijma’, kita harus tahu dulu pengertian Ijtihad!
Pengertian Ijtihad secara umum adalah sebuah usaha yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memutuskan suatu
perkara yang tidak dibahas dalam Al-Qur'an dan Hadist dengan
syarat menggunakan akal sehat dan juga pertimbangan matang.

Ijtihad
terminologi adalah
mencurahkan seluruh
etimologi kemampuan dengan
adalah bersungguh- sungguh-sungguh dalam
sungguh dalam menetapkan hukum
mencurahkan syariat dengan cara-cara
pikiran. tertentu.
Ijma' Kesepakatan

Qiyas Menyamakan

Maslahah Menetapkan hukum berdasarkan


Mursalah pertimbangan kegunaan dan manfaatnya

Jenis Ijtihad Sududz Dzariah memutuskan suatu yang mubah makruh


atau haram demi kepentingan umat

tindakan dalam menetapkan suatu ketetapan


Istishab sampai ada alasan yang mengubahnya

menentukan masih bolehkah adat-istiadat dan kebebasan


Urf masyarakat setempat dapat berjalan selama tidak bertentangan
dengan aturan prinsipal Al-Qur'an dan Hadist

meninggalkan satu hukum kepada hukum lainnya


Istihsan disebabkan adanya suatu dalil syara’ yang
Ijma’
(Etimologi)
Etimologi pertama Ijma’ berarti
kesepakatan atau konsensus
(Surat Yusuf ayat 15)

Etimologi kedua dari ijma’


adalah ketetapan hati
untuk melakukan sesuatu
(Surat Yunus ayat 71)
Ijma’
(Terminologi)
Ibrahim Ibnu Siyar Al-Nazzam merumuskan ijma’ ”setiap
pendapat yang didukung oleh hujjah, sekalipun pendapat itu
munculdari seseorang.”

Imam al-ghazali, merumuskan ijma’ dengan


“kesepakatan umat Muhammad secara khusus tentang
suatu masalah agama.”

menurut al-amidi, ijma’ harus dilakukan dan dihasilkan oleh


seluruh umat Islam, karena suatu pendapa tyang dapat terhindar
dari suatu kesalahan hanyalah apabila disepkati oleh seluruh
umat.”

Muhammad Abu Zahrah, dan ‘Abdul Wahhab khallaf, merumuskan ijma’


dengan “kesepakatan para mujtahid dari umat Muhammad SAW.pada
suatu masa, setelah wafatnya rasulullah SAW. Terhadap suatu hukum
syara’ yang bersifat amaliyah.”
DALIL DARI KEHUJJAHAN
IJMA Saw yang berbunyi :
Sabda Rasulullah
‫مارأه المسلمون حسنا فهو عند ال حسن‬
Artinya : “Apa yang dipandang oleh kaum
muslimin baik, maka menurut pandangan Allah
juga baik”. Sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Imam Syafi’i dari
sahabat Umar bin Khatab R.A :
‫ال فمن سره بحجة الجنة فليلزم الجماعة فإن الشيطان مع الفذ وهو من الثنين‬
‫ابعد‬
Artinya : “Ingatlah barang siapa yang ingin menempati surga,
maka bergabunglah (ikutilah) jammah. Karena syaithan bersama
orang-orang yang menyendiri. Ia akan lebih jauh dari 2 orang dari
pada orang yang menyendiri”.
SYARAT-SYARAT/RUKUN IJMA
1. Disaat terjadinya kejadian itu terdapat mujtahid. Karena
kesepakatan tidak mungkin tercapai kecuali dari beberapa pendapat
yang saling memiliki kesesuaian. Bila pada waktu itu tidak ada
beberapa mujtahid atau hanya ada seorang saja, maka ijma’ tersebut
tidak sah. Oleh sebab itu masa Rasulullah tidak ada ijma’ karena
beliau sendiri sebagai mujtahid.

2. Kesepakatan atas hukum syara’ mengenai suatu peristiwa pada saat


terjadi oleh seluruh mujtahid muslim tanpa melihat asal negara,
kebangsaan, atau kelompok. Bila kesepakatannya hanya oleh
mujtahid dari kalangan tertentu saja, maka tidak sah kecuali dengan
kesepakatan umum dari semua (yang memiliki kapasitas sebagai)
mujtahid dunia islam pada masa terjadinya peristiwa itu.
3. Adanya kesepakatan tersebut jelas. Dalam artian tidak
ada pertentangan dari sebagian atau minoritas
mujtahid.

4. Kesepakatan mereka diawali dengan pengungkapan


pendapat masing-masing mujtahid. Pendapat itu
diungkapkan dalam bentuk perkataan seperti fatwa atas
suatu peristiwa/perbuatan seperti bentuk putusan
hukum. Bisa juga diungkapkan secara perorangan
mujtahid, kemudian setelah pendapatnya masing-
masing dikumpulkan ditemukan adanya kesepakatan.
TINGKATAN
IJMA’
• Dimana setiap mujtahid menyatakan bahwa
mereka menerima pendapat yang disepakati
Ijma’ sharih tersebut.

• Dimana suatu pendapat yang dikemukakan oleh seorang mujtahid,


kemudian pendapat itu diketahui oleh mujtahid yang hidup semasa
dengan mujtahid atas, tidak ada seorangpun mengingkarinya dan
mengiyakannya. Dalam hal ini Imam Syafi’i tidak memasukkan Ijma’
Ijma’ Sukuti Sukuti dalam kategori Ijma’ yang dapat dijadikan hujjah.
• Dimana suatu pendapat yang dikemukakan oleh seorang mujtahid,
kemudian pendapat itu diketahui oleh mujtahid yang hidup semasa dengan
mujtahid atas, tidak ada seorangpun mengingkarinya dan mengiyakannya.
Dalam hal ini Imam Syafi’i tidak memasukkan Ijma’ Sukuti dalam
Ijma’ Sukuti kategori Ijma’ yang dapat dijadikan hujjah.

• Ulama-ulama yang berpendapat tentang ijma’ sukuti :


• 1) Tidak memasukkan ijma’ sukuti ini dalam kategori ijma’ (oleh
imam Syafi’i)
• 2) Memasukan ijma’ sukuti dalam kategori ijma’, hanya saja tingkat
kekuatanya di bawah ijma’ sharih. (oleh fuqoha selain Syafi’i dan
Hanafi)
• 3) Ijma’ sukuti dapat dijadikan argumentasi (hujjah) tapi bukan
termasuk kategori ijma’. (Madzhab Hanafi)
FUNGSI IJMA’ (DARI FEBY
DS)
Urgensi Ijma
Ijma memiliki kedudukan penting dalam islam. Ijma’ merupakan
hasil dari diskusi para ulama pada setiap masanya. Pada zaman
sekarang banyak sekali permasalahan permasalah yang muncul di
kehidupan, mulai dari permasalahan kecil setiap individu seperti
merokok, narkoba, sampai permasalahan besar yang menyangkut
kenegaraan.
Ijma’ inilah yang membantu agar tetap berhukum syara’.
Terlihat jelas ijma’ sangatlah berpengaruh dalam menyelasaikan
masalah masa kini yang tidak ada dizaman rasul sehingga tidak
dijelaskan di hadist.
• Penetapan awal

M A Ramadhan dan Syawal

IJ berdasarkan Ru’yatul hilal.

O H
N T
C O • Nenek mendapat harta
1/6 dari cucunya

• Hak waris seorang kakek dalam hal


seseorang meninggal dengan meninggalkan
anak dan ayah yang masih hidup
Dalil Kehujjahan Qiyas
‫ياايها الذين امنوا اطيعوا الله واطيعوا الرسول واول المر منكم فإن تنازعتم فى سيء‬
(59 : ‫فردواه الى الله والرسول ان كنتم تؤمنون بالله واليوم الخر )النساء‬

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman. Taatilah Allah dan Rasul-Nya dan Ulil Amri diantara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah Ia kepada Allah (Al-Qur ‘an) dan rasul (sunnah) jika kamu benar-
bear beriman kepada Allah dan hari kemudian.

(111 : ‫)يوسف‬ ‫لقد كان فى قصصهم عبرة‬

Artinya :Sesungguhnya dalam kisah mereka terdapat pelajaran....


FUNGSI AL QIYAS

Fungsi al-qiyas dalam mengungkapkan


hukum dari al-Qur’an atau as-Sunnah,
dikemukakannya:

“semua peristiwa yang terjadi dalam


kehidupan orang islam, pasti terdapat
ketentuan hukumnya atau indikasi yang
mengacu pada adanya ketentuan hukumnya.
Melihat dari definisi dan
fungsi Qiyas sudah dijelaskan di Ur
slide atas, qiyas juga bias ge
dijadikan rujukan dalam Qi ns
berhukum syara layaknya ya i
permasalahan dengan narkoba. s
Di Al-Qur’an tidak
disebutkan secara jelas
mengenai narkoba itu dilarang.
Disini Qiyas berperan penting.
Qiyaslah yang akan
menjelaskan hokum
sebenarnya narkoba melalui
Hadist Rasullullah
Inilah kepentingan darui
Ijma dan Qiyas. Jelas bahwa
Ijma dan Qiyas tidak
HUBUNGAN ANTARA

Ijma’ Qiyas

Para ulama yang sepakat mengatakan bahwa qiyas bisa dijadikan


sandaran terhadap ijma’

para ulama berargumen bahwa ini sesuai dengan pendapat ulama pada
jumhur, juga karena qiyas merupakan salah satu dalil syara’ maka sah
dijadikan landasan ijma’ sebagai dalil syara’ lainnya.
KESIMPULAN
• Pengertian Ijma’ adalah kesepakatan dari umat islam pada hukum syar’i.
• Adapun syaratnya harus berupa para mujtahid islam. Meskipun negara dan
kebangsaan mereka mereka berbeda, yang ada pada masa terjadinya masalah
fiqihyah dan harus terjadi sesudah Rasulullah SAW wafat.
• Ijma’ terbagi menjadi dua, yaitu Ijma’ Sarih (tegas) dan Ijma’ Sukuti (persetujuan
yang diketahui lewat diamnya sebagian ulama)
• Proses pengqiyaskan dilakukan dengan cara menganalogikan sesuatu yang serupa
karena prinsip persamaan.
• Kalau untuk qiyas, untuk saat sekarang ini masih terjadi dan berlaku sebagai
metode ijtihad ulama dalam pengambilan hukum
PERTANYAAN?
Dilarang menyulut perdebatan, memojokkan,
dan menjatuhkan kelompok kami!
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai