Anda di halaman 1dari 100

BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
2022

Modul 3
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga
SD?

Materi 1.
Guru menyadari miskonsepsi yang umum terjadi
terkait konsep dan penerapan literasi dan numerasi pada
PAUD-SD
LEMBAR
Permainan “Mana yang Miskonsepsi”? KERJA

Apa itu miskonsepsi? Miskonsepsi adalah suatu pemahaman yang salah


atau tidak sesuai dengan suatu konsep.

Berikan tanda ceklis (v) di kolom ‘asumsi sebelum membaca modul’


pada pernyataan yang termasuk konsep literasi-numerasi dan tanda silang
(x) pada pernyataan yang termasuk miskonsepsi literasi-numerasi.

Untuk menggunakan Lembar Kerja, klik LINK INI dan tekan tombol
Gunakan Template / Use Template di kanan atas layar Anda. Lembar ini
dapat digunakan dalam bentuk digital atau cetak.

Anda juga dapat menampilkannya dalam format lain.

Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar 1


LEMBAR
Permainan “Mana yang Miskonsepsi”? KERJA
Apa itu miskonsepsi? Miskonsepsi adalah suatu pemahaman yang salah atau
tidak sesuai dengan suatu konsep
Berikan tanda ceklist (v) di kolom ‘asumsi sebelum membaca modul’
pada pernyataan yang termasuk konsep literasi-numerasi dan tanda silang
(x) pada pernyataan yang termasuk miskonsepsi literasi-numerasi.

No. Pernyataan Literasi


asumsi refleksi
sebelum setelah
membaca membaca
modul modul

1 Mengajar membaca dimulai dari menghafal huruf A-Z

2 Kegiatan menceritakan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya


merupakan salah kegiatan pembelajaran yang sebaiknya
dilakukan saat persiapan membaca’

3 Anak yang lancar baca tidak selalu memahami isi bacaan’


merupakan pernyataan yang tepat

4 Literasi dimulai dengan pengenalan huruf, kemampuan mengeja


suku kata, kefasihan melafalkan bacaan, dan keterampilan
menulis secara drilling

Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar 1


LEMBAR
Permainan “Mana yang Miskonsepsi”? KERJA
Apa itu miskonsepsi? Miskonsepsi adalah suatu pemahaman yang salah atau
tidak sesuai dengan suatu konsep
Berikan tanda ceklist (v) di kolom ‘asumsi sebelum membaca modul’
pada pernyataan yang termasuk konsep literasi-numerasi dan tanda silang
(x) pada pernyataan yang termasuk miskonsepsi literasi-numerasi.

No Pernyataan Numerasi
asumsi refleksi
sebelum setelah
membaca membaca
modul modul

1 Anak usia dini belum siap untuk belajar matematika

2 Numerasi atau matematika hanya dapat dikuasai oleh anak cerdas dengan gen
matematika (turun-temurun)

3 Mengajarkan bilangan yang sederhana dan bentuk sudah cukup bagi anak usia dini.

4 Literasi lebih penting daripada numerasi untuk anak usia dini.

5 Guru dapat menyediakan sarana yg lengkap seperti alat belajar untuk anak belajar
numerasi, kemudian membiarkan anak membangun pemahamannya sendiri
dengan alat belajar tersebut.

Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar 2


LEMBAR
Permainan “Mana yang Miskonsepsi”? KERJA
Apa itu miskonsepsi? Miskonsepsi adalah suatu pemahaman yang salah atau
tidak sesuai dengan suatu konsep
Berikan tanda ceklist (v) di kolom ‘asumsi sebelum membaca modul’
pada pernyataan yang termasuk konsep literasi-numerasi dan tanda silang
(x) pada pernyataan yang termasuk miskonsepsi literasi-numerasi.

No. Pernyataan Numerasi


asumsi refleksi
sebelum setelah
membaca membaca
modul modul

6 Matematika hendaknya tidak diajarkan sebagai mata


pelajaran yang berdiri sendiri

7 Asesmen dalam matematika tidak relevan untuk anak usia


dini.

8 Anak belajar matematika hanya melalui interaksi dengan


benda-benda konkret.

9 Pemahaman konsep bilangan diukur dari kemampuan


menghitung cepat.

Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar 3


Begitu banyak miskonsepsi literasi dan
numerasi yang kerap dilakukan. Guna
menguatkan pemahaman Anda
mengenai miskonsepsi literasi dan
numerasi, silahkan cermati paparan
pada materi berikutnya.

Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar 4


BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
2022

Modul 3
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga
SD?

Materi 1.
Guru menyadari miskonsepsi yang umum terjadi
terkait konsep dan penerapan literasi dan numerasi pada
PAUD-SD
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai
berikut:
Materi 1 : Miskonsepsi Materi 1 : Materi 1 : Miskonsepsi
yang umum terjadi literasi dan numerasi pada
mengenai ‘makna kesiapan
Identifikasi praktik
PAUD-SD
bersekolah’ dan ‘proses pembelajaran yang
Materi 2 :
MODUL transisi PAUD- SD’
MODUL sesuai untuk anak
usia dini MODUL 3 Memahami lingkup
Materi 2 : Memahami literasi pada PAUD-
1 hubungan antara 2 Materi 2.1 : Masa Bagaimana SD
penguatan transisi PAUD dua minggu awal di Materi 3 : Bagaimana
SD serta kaitannya dengan membangun
Bagaimana tahun ajaran : Anak
Mengapa pemenuhan hak anak serta kemampuan
membangun kemampuan
membangun mengenal sekolah literasi secara bertahap
penguatan kesiapan bersekolah;
lingkungan
literasi numerasi
Materi 4 : Memahami
Materi 2.2 : Masa
transisi Materi 3 : memahami secara bertahap konsep dasar lingkup
landasan prinsipil serta belajar yang dua minggu awal di
PAUD-SD sejak PAUD numerasi pada PAUD-SD
kebijakan yang mendasari mendukung tahun ajaran :
sekolah mengenal hingga SD? Materi 5 : Bagaimana
penting? gerakan penguatan transisi
PAUD-SD
transisi
membangun kemampuan
PAUD-SD? anak dengan
numerasi secara bertahap
asesmen awal

Materi 1 : Materi 1 : Memahami


Asesmen untuk Materi 1 : pentingnya membangun
anak usia dini Memiliki kemampuan fondasi pada
PAUD hingga SD kelas
Materi 2 : Fungsi, MODUL kemampuan MODUL 5 awal. MODUL 4
teknik dan instrumen meramu tujuan
asesmen 6 pembelajaran Bagaimana
Materi 2 :Memahami
Bagaimana
kemampuan fondasi yang
Materi 3 : merencanakan perlu dibangun pada membangun
Bagaimana anak usia dini bersifat
menyusun laporan Materi pembelajaran kemampuan
melaporkan holistik.
hasil belajar yang 2 :Kegiatan yang fondasi secara
pembelajaran
spesifik dan mudah pembelajaran menguatkan Materi 3 : Memahami holistik dan
yang bagaimana kemampuan
dipahami. transisi bertahap sejak
menguatkan yang mendukung fondasi dapat dibangun
Materi 4 : PAUD-SD? PAUD hingga
transisi tujuan secara bertahap dan
menginformasikan berkesinambungan di SD?
PAUD-SD? pembelajaran PAUD dan SD.
hasil belajar
secara dialogis.
Miskonsepsi Literasi Anak Usia Dini

Pada Pernyataan 1, ‘mengajar membaca dimulai dari menghafal huruf A-Z’ merupakan
pernyataan tidak tepat. Membaca adalah proses yang bertahap mulai dari
kemampuan membedakan bunyi, membunyikan lambang yang berupa gambar dan
aksara. Oleh karena itu pengucapan yang tepat akan membantu anak
melafalkan lambang (gambar/huruf) yang ditemuinya sehingga dapat dikatakan
bahwa proses anak belajar membaca dimulai sebelum anak mengenal huruf A-Z.

Pada pernyataan 2, ‘Kegiatan menceritakan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya


merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang sebaiknya dilakukan saat persiapan
membaca’ merupakan pernyataan yang tepat. Bercerita dengan benda-benda yang
ada di sekitar anak (mainan, alat-alat makan, alat-alat tulis, makanan kesukaan)
merupakan salah satu cara untuk melatih kemampuan awal membaca termasuk
pemahaman makna kata.

Pada pernyataan 3, ‘Anak yang lancar baca tidak selalu memahami isi bacaan’
merupakan pernyataan yang tepat. Pemahaman isi bacaan terkait dengan makna kata,
dan maksud ujaran (kalimat). Pemahaman isi bacaan terkait dengan makna kata, dan
maksud ujaran (kalimat) sedangkan kelancaran membaca berkaitan dengan
pemahaman akan bentuk, arah dan bunyi huruf. Oleh sebab itu, peserta didik perlu
membangun pemahamannya akan makna kata dan ujaran seiring terus melatih
kelancarannya dalam membaca.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
1
Miskonsepsi Literasi Anak Usia Dini

Literasi pada Anak Usia Dini dan SD


Awal

Masyarakat awam menganggap bahwa 1. Sejatinya, kecakapan


literasi dimulai dengan pengenalan huruf, literasi dimulai dari kemampuan
kemampuan mengeja suku kata, kefasihan anak
berkomunikasi, untuk
artinya dapat
bertukar informasi
melafalkan bacaan, dan keterampilan melalui interaksi dengan lingkungan
menulis secara drilling (mengandalkan sekitarnya.
latihan terus menerus) dan mengabaikan 2. Kemampuan ini dapat ditumbuhkan
konteks. melalui kegiatan bercakap-cakap,
menyimak lagu dan cerita, bermain dan
3. bersosialisasi.
Kegiatan pembelajaran tersebut pun dapat
dilakukan seiring dengan dilakukannya
pengenalan aksara, kata, menulis dan
membaca.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
1
Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini

Penjelasan :
● Anak usia dini dapat secara aktif membangun
pemahamannya dari pengalaman sehari-hari mereka
terkait berbagai konsep dan strategi matematika, misalnya
Pernyataan 1: Anak usia dini belum
ketika ia memiliki dua cokelat dan memberikannya satu
siap untuk belajar matematika.
untuk adik dapat membuatnya memahami konsep
pengurangan.

● Mereka siap dan bersemangat untuk belajar numerasi


yang merangsang dan menantang.

Penjelasan :
● Minat dan pengetahuan matematika yang dibawa
anak-anak ke sekolah berbeda karena pengalaman
mereka yang berbeda-beda, bukan karena faktor biologis Pernyataan 2:
mereka. Numerasi atau matematika
hanya dapat dikuasai oleh anak
● Kita tidak boleh melupakan fakta bahwa semua anak,
cerdas dengan gen matematika
terlepas dari latar belakang dan pengalaman sebelumnya,
(turun-temurun).
memiliki potensi untuk belajar matematika.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 5
1
Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini

Penjelasan :
● Pembelajaran matematika anak usia dini
bersifat
mendalam dan luas, yang mencakup ide-ide besar
Pernyataan 3:
Mengajarkan bilangan yang sederhana matematika di banyak bidang — termasuk bilangan dan
operasi, geometri (bentuk dan ruang), pengukuran,
dan bentuk sudah cukup bagi anak usia
aljabar (terutama pola), dan analisis data — dalam
dini.
konteks pembelajaran yang menekankan pemecahan
masalah, analisis dan komunikasi.

Penjelasan :
● Numerasi sama pentingnya dengan literasi. Anak-anak
belajar berbicara, membaca dan menulis bahasa
matematika untuk mengkomunikasikan ide-ide
matematika.
Pernyataan 4:
Literasi lebih penting
● Jenis bahasa terpenting yang dapat dipelajari anak-anak daripada numerasi untuk
dalam matematika adalah bahasa pemikiran, anak usia dini.
pembenaran, dan pembuktian. Bahasa dan
literasi jelas sangat tertanam dalam pembelajaran
dan pengajaran matematika.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 6
1
Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini

Pernyataan 5:
Guru dapat menyediakan sarana yg lengkap seperti alat belajar untuk anak belajar numerasi,
kemudian membiarkan anak membangun pemahamannya sendiri dengan alat belajar tersebut.

MITOS

Penjelasan :
● Lingkungan fisik yang kaya, meskipun merupakan indikator kualitas
yang penting, tidaklah cukup dengan sendirinya. Faktor yang
penting bukanlah apa yang dimungkinkan oleh lingkungan, tetapi
apa yang sebenarnya dilakukan anak-anak di dalamnya.
FAKTA

● Lingkungan mungkin menyediakan 'makanan untuk berpikir


matematis', tetapi keberadaan makanan untuk berpikir
matematis di kelas tidak menjamin bahwa anak-anak akan
mencernanya.

● Guru perlu membantu anak untuk mengolahnya. Salah satu caranya


dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
pemicu ketika anak bermain dengan alat belajarnya tersebut. Hal ini
diharapkan dapat mengembangkan kemampuan matematis anak
menjadi lebih kuat lagi

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 7
1
Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini
Penjelasan :
● Matematika dapat menjadi subjek studi yang menarik dan
mengasyikkan dengan sendirinya. Anak-anak terpesona dengan bilangan
dan bentuk.

Pernyataan 6: ● Matematika tidak selalu perlu diintegrasikan dengan kegiatan lain


Matematika hendaknya tidak diajarkan untuk menarik anak-anak.
sebagai mata pelajaran yang berdiri
sendiri ● Walau demikian, apabila memungkinkan dan memang berkaitan,
matematika/numerasi dapat diintegrasikan dalam kegiatan
pembelajaran yang juga dirancang untuk mencapai ketercapaian
pembelajaran yang lain, misalnya fisik-motorik.
Penjelasan :
● Asesmen terutama yang bersifat autentik, relevan untuk anak
usia dini. Asesmen yang dipahami dengan baik, diterapkan dengan
baik, dan berkelanjutan adalah alat yang sangat
diperlukan dalam memfasilitasi keterlibatan dan
keberhasilan semua anak dalam matematika.

● Di ruang kelas anak usia dini, observasi merupakan teknik Pernyataan 7:


asesmen yang sering digunakan untuk memahami anak-anak, Asesmen dalam
karena tidak menimbulkan tekanan pada anak dan matematika tidak relevan
berfokus pada perilaku yang teramati yang mengindikasikan untuk anak usia dini.
ketercapaian tujuan pembelajaran.

● Dalam kasus matematika, guru sering menggunakan ceklis


untuk mencatat pengamatan mereka tentang apakah
seorang anak telah menunjukkan pengetahuan matematika
tertentu.
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 8
1
Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini

Penjelasan :
● Penggunaan bahan konkret memang efektif untuk mendorong anak
berpikir dan membuat hubungan antara objek dan
membangun ide matematika yang bersifat abstrak. Walau
demikian, yang paling utama adalah bagaimana membangun ide
Pernyataan 8: tersebut menggunakan pertanyaan pemantik yang
Anak belajar matematika membantu anak menemukan pemahamannya sendiri. Misalnya
hanya melalui interaksi dengan "menurut kamu, mana yang lebih banyak? kira-kira apa yang
benda-benda konkret. terjadi apabila kita menumpahkan isi air di ember ini ke dalam gelas?
cukup tidak ya?", dst.

Oleh sebab itu, guru dan juga orang tua di rumah, perlu lebih sering

memberikan pertanyaan-pertanyaan tersebut sehingga aktivitas
belajar anak tidak hanya bersifat hands-on (anak melakukan
kegiatan), tetapi yang utama, minds-on (anak terus diajak
untuk mengolah informasi dengan panduan pertanyaan
Penjelasan : pemantik dari guru).
● Kemampuan menghitung cepat saja belum menjamin seorang
anak memiliki pemahaman yang utuh mengenai
bilangan, termasuk di dalamnya kesadaran atau intuisi Pernyataan 9:
bilangan. Pemahaman konsep
● Meskipun menghitung mungkin tampak sebagai proses yang bilangan diukur dari
sederhana, untuk dapat berhasil menghitung kemampuan menghitung
dengan
pemahaman, melibatkan proses yang tidak sederhana cepat.
(berlapis-lapis) sehingga pembelajaran pun perlu dibangun secara
bertahap.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 9
1
Miskonsepsi Numerasi Anak Usia Dini

Numerasi Anak Usia Dini

Numerasi pada anak usia dini dipandang sebagai


kemampuan pemecahan masalah dasar
penerapan matematika dalam dan
sehari-hari, kehidupan
dan bukan sekedar keterampilan
berhitung bilangan, melainkan juga mencakup
pemahaman akan pola (aljabar), geometri (bentuk,
lokasi dan posisi), pengukuran, serta analisa data.
Numerasi terdiri dari pengetahuan, keterampilan,
perilaku, dan kecenderungan (disposisi) yang
dibutuhkan seseorang untuk dapat menggunakan
matematika untuk memecahkan masalah dalam
berbagai situasi.

Sumber: Pengembangan Numerasi untuk Anak Usia 5-6 Tahun,


Unicef, 2021

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 10
1
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
2022

Modul 3
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga
SD?

Materi 1.
Guru menyadari miskonsepsi yang umum terjadi
terkait konsep dan penerapan literasi dan numerasi pada
PAUD-SD
LEMBAR
Permainan “Mana yang Miskonsepsi”? KERJA
Sekarang Anda sudah membaca materi terkait miskonsepsi literasi dan
numerasi. Apakah setelah membaca materi tersebut terdapat
perubahan pada pemahaman Anda terkait literasi dan numerasi?

Anda dapat mengambil kembali lembar / salindia yang sudah Anda isi di
awal dan sekarang Anda dapat mengisi kolom ‘refleksi setelah
membaca modul’. Apakah terdapat perbedaan?

No. Pernyataan Miskonsepsi Literasi


asumsi refleksi
sebelum setelah
membaca membaca
modul modul

1 Mengajar membaca dimulai dari menghafal huruf A-Z

2 Kegiatan menceritakan apa yang terjadi di lingkungan


sekitarnya merupakan salah kegiatan pembelajaran yang
sebaiknya dilakukan saat persiapan membaca’

3 Anak yang lancar baca tidak selalu memahami isi


bacaan’ merupakan pernyataan yang tepat

4 Literasi dimulai dengan pengenalan huruf, kemampuan


mengeja suku kata, kefasihan melafalkan bacaan, dan
keterampilan menulis secara drilling

Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar 1


LEMBAR
Permainan “Mana yang Miskonsepsi”? KERJA
Sekarang Anda sudah membaca materi terkait miskonsepsi literasi dan
numerasi. Apakah setelah membaca materi tersebut terdapat perubahan
pada pemahaman Anda terkait literasi dan numerasi?

Anda dapat mengambil kembali lembar / salindia yang sudah Anda isi di
awal dan sekarang Anda dapat mengisi kolom ‘refleksi setelah membaca
modul’. Apakah terdapat perbedaan?

No Pernyataan Miskonsepsi Numerasi


asumsi refleksi
sebelum setelah
membaca membaca
modul modul

1 Anak usia dini belum siap untuk belajar matematika

2 Numerasi atau matematika hanya dapat dikuasai oleh anak cerdas dengan
gen matematika (turun-temurun)

3 Mengajarkan bilangan yang sederhana dan bentuk sudah cukup bagi anak usia dini.

4 Literasi lebih penting daripada numerasi untuk anak usia dini.

5 Guru dapat menyediakan sarana yg lengkap seperti alat belajar untuk anak
belajar numerasi, kemudian membiarkan anak membangun pemahamannya
sendiri dengan alat belajar tersebut.

Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar 2


LEMBAR
Permainan “Mana yang Miskonsepsi”? KERJA
Sekarang Anda sudah membaca materi terkait miskonsepsi literasi dan
numerasi. Apakah setelah membaca materi tersebut terdapat
perubahan pada pemahaman Anda terkait literasi dan numerasi?

Anda dapat mengambil kembali lembar / salindia yang sudah Anda isi di
awal dan sekarang Anda dapat mengisi kolom ‘refleksi setelah
membaca modul’. Apakah terdapat perbedaan?

No. Pernyataan Miskonsepsi Numerasi


asumsi refleksi
sebelum setelah
membaca membaca
modul modul

6 Matematika hendaknya tidak diajarkan sebagai


mata pelajaran yang berdiri sendiri

7 Asesmen dalam matematika tidak relevan untuk anak


usia dini.

8 Anak belajar matematika hanya melalui interaksi


dengan benda-benda konkret.

9 Pemahaman konsep bilangan diukur dari


kemampuan menghitung cepat.

Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar 3


Bagaimana hasil refleksi Anda?
Apakah ada perbedaan antara
asumsi
dengan hasil refleksi Anda
membaca materi setelah di
sebelumnya? aktivitas

Modul 1. Mengapa penguatan transisi PAUD-SD penting? | Materi 1 - Lembar 4


Latihan Pemahaman 3.1

Cek pemahaman Anda dengan


mengerjakan latihan berikut:

https://forms.gle/L5UKF5xWDF94yz2U9

Lanjutkan perjalanan belajar


Anda setelah menyelesaikannya!

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi
1
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
2022

Modul 3
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga
SD?
Materi 2.1
Guru memahami lingkup literasi pada PAUD-SD
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai
berikut:
Materi 1 : Miskonsepsi Materi 1 : Materi 1 : Miskonsepsi
yang umum terjadi literasi dan numerasi pada
mengenai ‘makna kesiapan
Identifikasi praktik
PAUD-SD
bersekolah’ dan ‘proses pembelajaran yang
Materi 2 :
MODUL transisi PAUD- SD’
MODUL sesuai untuk anak
usia dini MODUL 3 Memahami lingkup
Materi 2 : Memahami literasi pada PAUD-
1 hubungan antara 2 Materi 2.1 : Masa Bagaimana SD
penguatan transisi PAUD dua minggu awal di Materi 3 : Bagaimana
SD serta kaitannya dengan membangun
Bagaimana tahun ajaran : Anak
Mengapa pemenuhan hak anak serta kemampuan
membangun kemampuan
membangun mengenal sekolah literasi secara bertahap
penguatan kesiapan bersekolah;
lingkungan
literasi numerasi
Materi 4 : Memahami
Materi 2.2 : Masa
transisi Materi 3 : memahami secara bertahap konsep dasar lingkup
landasan prinsipil serta belajar yang dua minggu awal di
PAUD-SD sejak PAUD numerasi pada PAUD-SD
kebijakan yang mendasari mendukung tahun ajaran :
sekolah mengenal hingga SD? Materi 5 : Bagaimana
penting? gerakan penguatan transisi
PAUD-SD
transisi
membangun kemampuan
PAUD-SD? anak dengan
numerasi secara bertahap
asesmen awal

Materi 1 : Materi 1 : Memahami


Asesmen untuk Materi 1 : pentingnya membangun
anak usia dini Memiliki kemampuan fondasi pada
PAUD hingga SD kelas
Materi 2 : Fungsi, MODUL kemampuan MODUL 5 awal. MODUL 4
teknik dan instrumen meramu tujuan
asesmen 6 pembelajaran Bagaimana
Materi 2 :Memahami
Bagaimana
kemampuan fondasi yang
Materi 3 : merencanakan perlu dibangun pada membangun
Bagaimana anak usia dini bersifat
menyusun laporan Materi pembelajaran kemampuan
melaporkan holistik.
hasil belajar yang 2 :Kegiatan yang fondasi secara
pembelajaran
spesifik dan mudah pembelajaran menguatkan Materi 3 : Memahami holistik dan
yang bagaimana kemampuan
dipahami. transisi bertahap sejak
menguatkan yang mendukung fondasi dapat dibangun
Materi 4 : PAUD-SD? PAUD hingga
transisi tujuan secara bertahap dan
menginformasikan berkesinambungan di SD?
PAUD-SD? pembelajaran PAUD dan SD.
hasil belajar
secara dialogis.
Materi 3.2. Konsep Literasi Dasar PAUD-SD

Apa itu kemampuan Literasi?

KEMAMPUAN LITERASI
Kemampuan peserta didik dalam memahami, menggunakan,
mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk
menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas
individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat
berkontribusi secara produktif di masyarakat.

Sumber : Asesmen Nasional

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2 1
bagian 1
Materi 3.2. Konsep Literasi Dasar PAUD-SD

Bapak/ Ibu guru, kita sudah tahu bahwa kemampuan literasi pada anak usia dini
memiliki peran penting untuk proses belajar sepanjang hayat. Kemampuan literasi
dimulai dari keterampilan menyimak, berbicara, menulis dan membaca.

“Dalam berbicara seseorang harus tetap berpikiran jernih, hingga dapat


mencetuskan ide-ide unggul dan berakhir dengan kemenangan.”

Ki Hajar Dewantara

Kita sepakat buku adalah sumber ilmu pengetahuan yang tidak terbatas ruang dan
waktu. Kecintaan terhadap buku perlu dibangun sedini mungkin.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2
2.1
Konsepsi Literasi Anak Usia Dini

Mengapa literasi di PAUD-SD Awal perlu konsep yang


benar?

11. Membantu anak memahami pembicaraan lisan


(menyimak) .

22. Meningkatkan kemampuan anak mengungkapkan


ide, pendapat dan perasaannya.

33. Melatih anak membaca secara bertahap (gambar,


tanda, aksara)

44. Membantu memahami pesan


55. Membantu meningkatkan kemampuan
teks informatif, naratif, deskriptif
berkomunikasi lisan dan teks reseptif (menyimak,
dan prosedural.
memirsa) dan produktif (bicara, visualisasi)

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
2.1
Materi 3.2.1 Cakupan Literasi Anak Usia Dini

Bapak-Ibu guru, kegiatan literasi anak usia dini harus diintegrasikan antara
pengetahuan bahasa (struktur bahasa; bunyi/huruf, kata, kalimat) dan keterampilan
berbahasa (menyimak, berbicara, menulis dan membaca) yang mencakup:

● Kemampuan Bertutur
● Pengetahuan Latar
● Kosakata
● Kesadaran Fonemik
● Kesadaran Cetak
● Keaksaraan

Sumber: Stewart (2014)

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
2.1
Materi 3.2.1 Cakupan Literasi Anak Usia Dini Perjenjangan berdasarkan
Ka BSKAP nomor
030/P/2022

Agar Anda dapat memahami komponen mana yang perlu menjadi fokus untuk diajarkan kepada anak terlebih dahulu, mari mengenal
penjenjangan membaca yang sudah ditetapkan kementerian yaitu jenjang pembaca dini (A) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih
dominan dibangun terlebih dahulu adalah kemampuan bertutur, kosa kata dan pengetahuan latar. Jenjang berikutnya ialah jenjan pembaca
awal (jenjang B1) serta jenjang pembaca awal (B1) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih dominan dibangun adalah kemampuan
fonemik, cetak dan keaksaraan. Walaupun dibagi ke dalam penjenjangan, enam kemampuan ini dapat dibangun secara bersamaan.

Perkembangan Literasi dari Level Membaca

Komponen Literasi
Level Deskripsi
yang Tercakup

Jenjang 1. Anak dapat menyimak dan mengolah informasi ● Bertutur


Pembaca Dini 2. Anak dapat merespon pembicaraan sehari-hari, dapat menjelaskan ● Pengetahuan Latar
peristiwa sehari-hari, mengungkapkan ide dan gagasan. ● Kosa kata
(A)

Jenjang 1. Anak mulai tumbuh kecintaan terhadap buku misalnya dengan ● Kesadaran Cetak
Pembaca Awal menanyakan kata-kata yang baru dikenal. ● Keaksaraan
2. Anak cenderung mengulang-ulang kata yang baru didengar ● Kesadaran Fonemik
(B1)
3. Anak memahami hubungan kata dengan makna sesuai dengan teks dan
konteks
4. Anak dapat menangkap isi cerita, informasi dari hasil proses menyimak.

Catatan: Kemampuan literasi berdasarkan capaian bukan pada usia/kelas. Anak yang tidak mengalami proses pembelajaran
di PAUD memulai dari jenjang Pembaca Dini (Emergent literacy)

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 5
2.1
Materi 3.2 Cakupan Literasi Anak Usia
Dini
● Membangun kemampuan bertutur dimulai dari
Kemampuan penginderaan, artinya memberikan nama pada apa yang dilihat,
diraba, dan dirasa. Misalnya ketika anak melihat buah apel, hal yang
Bertutur pertama dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya adalah menamai
obyek: oh, ada buah, apa ya namanya? ketika anak belum bisa
Pengindraan menjawab orang dewasa bisa membantu dengan menamai. ini namanya
apel. Saat anak mendengar kata apel dan cerita orang dewasa di
nama, aktivitas sekitarnya saat itulah peserta didik sedang belajar bahasa
perasaan reseptif.
● Dalam membangun kemampuan bahasa reseptif, peserta didik
tidak hanya memahami pesan dalam bentuk kata-kata, tetapi
juga memahami nada, tempo dan kefasihan serta ekspresi wajah dari
lawan bicara.

● Setelah anak memahami makna dari kata-kata atau tuturan


Ekspresif Reseptif
serta simbol visual seperti gambar / tulisan, mereka pun mengolahnya
agar dapat mereka gunakan untuk menyampaikan apa yang
Tuturan makna , kosa kata, mereka rasakan atau pikirkan. Agar mereka terpicu untuk
Simbol Visual kalimat dapat
menyampaikan ide, Anda dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan
pemicu atau kalimat interaktif. Dengan demikian, peserta didik dapat
belajar bahasa ekspresif/produktif.

● Kesimpulannya, pada saat peserta didik mendengarkan lawan


bicara, peserta didik membangun keterampilan bahasa reseptif,
selanjutnya pada saat mereka menyampaikan ide dan atau
perasaannya dengan tuturan dalam bentuk kata-kata, anak pun
membangun kemampuan bahasa ekspresif..

Modul 3. Guru menyadari miskonsepsi yang umum konsep dan penerapan literasi dan numerasi pada PAUD-SD | Materi 5
1
Materi 3.2.1 Cakupan Literasi AUD

Pengetahuan Latar

Pengetahuan latar adalah pemahaman anak tentang dunia di sekitarnya.


Anak yang sering diajak berkomunikasi akan mengembangkan kemampuan
untuk menyampaikan pemahamannya melalui percakapan dan interaksi
dengan orang-orang di sekitarnya.

Pengetahuan latar berupa latar fisik, budaya dan sosial. Latar fisik
adalah yang terdiri dari semua benda yang dapat diindera anak. Latar fisik
dapat berupa tumbuhan, hewan, bangunan, bentang alam yang dapat
memperkaya kosa kata anak.

Pada saat bercakap-cakap anak akan menyampaikan apa yang pernah


diindra atau dengan kata lain apa yang pernah mereka lihat, raba, hirup,
dengar dan rasakan. Saat membicarakan laut, bagi anak yang pernah ke laut
dia akan mengingat suara ombak, butiran pasir, kerang, hutan bakau, pohon
kelapa, inilah latar sosial.

Latar budaya bisa berupa kebiasaan, perayaan dan hal-hal yang dibiasakan
pada keluarga dan masyarakat. Pengetahuan Latar diperlukan bagi anak
untuk memahami teks dan konteks.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
2.2
Materi 3.2.1 Cakupan Literasi Anak Usia Dini

Kosakata

Kosakata adalah perbendaharaan kata atau


‘tabungan kata’ yang ditunjukkan dengan
pengetahuan terhadap nama-nama benda,
perbuatan, emosi, dan konsep sederhana di
sekitar anak (misalnya panjang/pendek). Dalam
menambah Kosakata pada peserta didik bisa
dilatih dengan memperkenalkan anak pada
kosakata baru dari benda-benda atau sesuatu
yang dekat dan familiar dengan peserta didik.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 8
2.1
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Republik Indonesia
2022

Modul 3
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga
SD?
Materi 2.2
Guru memahami lingkup literasi pada PAUD-SD
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai
berikut:
Materi 1 : Miskonsepsi Materi 1 : Identifikasi Materi 1 : Miskonsepsi
yang umum terjadi literasi dan numerasi pada
mengenai ‘makna kesiapan
praktik pembelajaran
PAUD-SD
bersekolah’ dan ‘proses yang sesuai untuk
Materi 2 : Memahami
MODUL transisi PAUD- SD’
MODUL anak usia dini
MODUL 3 lingkup literasi pada
Materi 2 : Memahami Materi 2.1 : Masa PAUD-SD
1 hubungan antara 2 dua minggu awal di Bagaimana Materi 3 : Bagaimana
penguatan transisi PAUD tahun ajaran : Anak membangun kemampuan
SD serta kaitannya dengan membangun
Bagaimana mengenal sekolah
Mengapa pemenuhan hak anak serta kemampuan
literasi secara bertahap
membangun Materi 2.2 : Masa Materi 4 : Memahami
penguatan kesiapan bersekolah;
lingkungan
literasi numerasi
konsep dasar lingkup
dua minggu awal di
transisi Materi 3 : memahami secara bertahap numerasi pada PAUD-SD
landasan prinsipil serta belajar yang tahun ajaran : sekolah
PAUD-SD sejak PAUD
kebijakan yang mendasari mendukung mengenal anak Materi 5 : Bagaimana
dengan asesmen hingga SD? membangun kemampuan
penting? gerakan penguatan transisi
PAUD-SD
transisi
numerasi secara bertahap
PAUD-SD? awal

Materi 1 : Asesmen Materi 1 : Memahami


untuk anak usia dini Materi 1 : pentingnya membangun
Memiliki kemampuan fondasi pada
Materi 2 : Fungsi, PAUD hingga SD kelas
teknik dan instrumen MODUL kemampuan MODUL 5 awal. MODUL 4
asesmen meramu tujuan
6 pembelajaran Bagaimana
Materi 2 :Memahami
Bagaimana
Materi 3 : kemampuan fondasi yang
menyusun laporan merencanakan perlu dibangun pada anak membangun
Bagaimana usia dini bersifat holistik.
hasil belajar yang Materi 2 :Kegiatan pembelajaran kemampuan
melaporkan
spesifik dan mudah pembelajaran yang Materi 3 : Memahami fondasi secara
pembelajaran
dipahami. yang mendukung menguatkan bagaimana kemampuan holistik dan
yang fondasi dapat dibangun
Materi 4 :
transisi bertahap sejak
menguatkan tujuan secara bertahap dan
menginformasikan PAUD-SD? PAUD hingga SD?
transisi pembelajaran berkesinambungan di
hasil belajar secara PAUD dan SD.
PAUD-SD?
dialogis.
Materi 3 Cakupan Literasi Anak Usia Dini

Bapak-Ibu, pada aktifitas sebelumnya sudah kita bahas tiga cakupan literasi yaitu
Kemampuan bertutur, kesadaran fonemik dan kosakata. Mari kita lanjutkan
pembahasan 3 cakupan lainnya.

● Kemampuan Bertutur
● Pengetahuan Latar
● Kosakata
● Kesadaran Fonemik
● Kesadaran Cetak
● Keaksaraan

Sumber: Stewart (2014)

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2
2.2
Perjenjangan berdasarkan
Materi 3.2.2 Cakupan Literasi Anak Usia Dini Ka BSKAP nomor
030/P/2022

Agar Anda dapat memahami komponen mana yang perlu menjadi fokus untuk diajarkan kepada anak terlebih dahulu, mari mengenal
penjenjangan membaca yang sudah ditetapkan kementerian yaitu jenjang pembaca dini (A) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih
dominan dibangun terlebih dahulu adalah kemampuan bertutur, kosa kata dan pengetahuan latar. Jenjang berikutnya ialah jenjan pembaca
awal (jenjang B1) serta jenjang pembaca awal (B1) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih dominan dibangun adalah kemampuan
fonemik, cetak dan keaksaraan. Walaupun dibagi ke dalam penjenjangan, enam kemampuan ini dapat dibangun secara bersamaan.

Perkembangan Literasi dari Level Membaca

Level Deskripsi Komponen Literasi,

Jenjang Pembaca 1. Anak dapat menyimak dan mengolah informasi ● Bertutur


Dini (A) 2. Anak dapat merespon pembicaraan sehari-hari, dapat menjelaskan peristiwa ● Pengetahuan Latar
sehari-hari, mengungkapkan ide dan gagasan. ● Kosa kata

Jenjang Pembaca 1. Anak mulai tumbuh kecintaan terhadap buku misalnya dengan menanyakan ● Kesadaran Cetak
Awal (B1) kata-kata yang baru dikenal. ● Keaksaraan
2. Anak cenderung mengulang-ulang kata yang baru didengar ● Fonemik
3. Anak memahami hubungan kata dengan makna sesuai dengan teks dan
konteks
4. Anak dapat menangkap isi cerita, informasi dari hasil proses menyimak.

Catatan: Kemampuan literasi berdasarkan capaian bukan pada usia/kelas. Anak yang tidak mengalami proses pembelajaran
di PAUD memulai dari jenjang Pembaca Dini (Emergent literacy)

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 5
2.1
Materi 3.2.1 Cakupan Literasi Anak Usia Dini

Kesadaran Cetak

Kesadaran cetak adalah ketertarikan anak kepada benda-benda cetak, gambar, logo, merk. Kemampuan ini
dapat diajarkan misalnya dengan memperkenalkan mereka dengan simbol-simbol di sekitar. Tanda-tanda di
tempat umum, seperti simbol toilet lelaki dan perempuan, tanda dilarang membuang sampah, dilarang
berhenti, tanda-tanda lalu lintas, adalah kesadaran cetak yang bisa dilatihkan. Pada intinya, anak dapat
menyadari terdapat makna dibalik simbol atau tulisan cetak yang ia lihat. Selain itu kesadaran cetak bisa
berupa hasil karya anak. inilah pentingnya papan karya anak yang mudah dijangkau anak.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
2.2
Topik 2.1. f. Cakupan Literasi AUD

Keaksaraan

Kemampuan anak menghubungkan huruf dengan bunyi,


intonasi dengan tanda baca adalah unsur dari keaksaraan.
Huruf, angka, tanda baca adalah bagian dari aksara.

Pada peserta didik perlu dikenalkan konsep aksara sesuai


dengan bahasa yang digunakan. Secara umum, setiap
bahasa memiliki dua unsur aksara yaitu vokal dan
konsonan.

Pada umumnya guru mengajarkan semua huruf dari a ke z,


dimulai dari huruf-huruf yang familiar oleh anak. Kemudian,
guru memperkenalkan suku kata dengan menghubungkan
konsonan dan vokal yang familiar misalnya huruf b dan a
menjadi ba.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 5
2.2
Topik 2.1. f. Cakupan Literasi AUD

Aksara Bahasa Indonesia

Huruf Vokal:
Guru perlu mengetahui bunyi vokal bahasa
Indonesia sedangkan kegiatan
pembelajarannya dapat disesuaikan dengan
prinsip pembelajaran yang menyenangkan
dan relevan untuk anak. Berikut terdapat
contoh bagaiamana cara melafalkan huruf
vokal seperti ‘OI’ yang tecakup pada
kata-kata, misalnya ‘kobOI’

Contoh Bunyi:
https://bit.ly/Audio-Vokal
Sumber https://bit.ly/KartuFonem

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 6
2.2
Topik 2.1. f. Cakupan Literasi AUD

Aksara Bahasa Indonesia

Huruf Konsonan:
Guru perlu mengetahui bunyi vokal
bahasa Indonesia sedangkan
kegiatan pembelajarannya
disesuaikan dapatdengan prinsip
pembelajaran yang menyenangkan
dan relevan untuk anak. Berikut
terdapat contoh bagaiamana cara
melafalkan huruf konsonan seperti
‘KH’ yang tecakup pada kata-kata,
misalnya ‘KHotib’

Contoh Bunyi:
https://bit.ly/AudioKonsonan
Sumber: https://bit.ly/KartuFonem

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 7
2.2
Materi 3.2.2 Cakupan Literasi Anak Usia Dini

Kesadaran Fonemik

● Kesadaran fonemik adalah pengetahuan bahwa kata, kalimat terdiri atas


satuan bunyi terkecil berwujud bunyi huruf dan tanda baca.

● Kesadaran fonemik diperlukan untuk membekali anak memahami dari


bahasa lisan ke bahasa teks. Apa yang didengar akan membantu
anak saat membaca teks. Dengan kesadaran fonemik yang kuat, peserta
didik mampu mengaitkan antara bunyi kata atau kalimat yang ia
dengar dengan bentuk huruf tertentu sehingga membuatnya dapat
mengenali kata atau kalimat pada bacaan.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 8
2.1
Latihan Pemahaman 3.2

Cek pemahaman Anda dengan


mengerjakan latihan berikut:

https://forms.gle/kQm1jsyxH85tUoYp6

Lanjutkan perjalanan belajar


Anda setelah menyelesaikannya!

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi
2
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
2022

Modul 3
Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi
Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga
SD?

Materi 3.

Guru Memahami Penerapan


Pembelajaran Literasi pada PAUD-SD
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai
berikut:
Materi 1 : Miskonsepsi Materi 1 : Materi 1 : Miskonsepsi
yang umum terjadi literasi dan numerasi pada
mengenai ‘makna kesiapan
Identifikasi praktik
PAUD-SD
bersekolah’ dan ‘proses pembelajaran yang
sesuai untuk anak Materi 2 : Memahami
MODUL transisi PAUD- SD’
MODUL usia dini MODUL 3 lingkup literasi pada
Materi 2 : Memahami PAUD-SD
1 hubungan antara 2 Materi 2.1 : Masa Bagaimana Materi 3 : Bagaimana
penguatan transisi PAUD dua minggu awal di membangun kemampuan
membangun
SD serta kaitannya dengan Bagaimana tahun ajaran : Anak
Mengapa pemenuhan hak anak serta kemampuan
literasi secara bertahap
membangun mengenal sekolah
penguatan kesiapan bersekolah;
lingkungan
literasi numerasi Materi 4 : Memahami
konsep dasar lingkup
Materi 2.2 : Masa
transisi Materi 3 : memahami secara bertahap numerasi pada PAUD-SD
landasan prinsipil serta belajar yang dua minggu awal di
PAUD-SD sejak PAUD
kebijakan yang mendasari mendukung tahun ajaran : Materi 5 : Bagaimana
hingga SD? membangun kemampuan
penting? gerakan penguatan transisi
PAUD-SD
transisi sekolah mengenal
numerasi secara bertahap
PAUD-SD? anak dengan asesmen
awal

Materi 1 : Asesmen Materi 1 : Memahami


untuk anak usia Materi 1 : pentingnya membangun
dini Memiliki kemampuan fondasi pada
PAUD hingga SD kelas
Materi 2 : Fungsi, MODUL kemampuan MODUL 5 awal. MODUL 4
teknik dan meramu tujuan
instrumen asesmen 6 pembelajaran Bagaimana
Materi 2 :Memahami
Bagaimana
kemampuan fondasi yang
Materi 3 : merencanakan perlu dibangun pada anak membangun
Bagaimana usia dini bersifat holistik.
menyusun laporan Materi pembelajaran kemampuan
melaporkan
hasil belajar yang 2 :Kegiatan yang fondasi secara
pembelajaran Materi 3 : Memahami
spesifik dan mudah pembelajaran menguatkan bagaimana kemampuan holistik dan
yang
dipahami. transisi fondasi dapat dibangun bertahap sejak
menguatkan yang mendukung secara bertahap dan
Materi 4 : PAUD-SD? PAUD hingga SD?
transisi tujuan berkesinambungan di
menginformasikan PAUD dan SD.
PAUD-SD? pembelajaran
hasil belajar secara
dialogis.
Bagaimana Membangun
Kemampuan Literasi Secara
Bertahap?
Salah satu tahapan awal untuk menumbuhkan kemampuan literasi anak adalah dengan
menyimak bacaan yang dibacakan nyaring oleh guru.

Dengan menyimak bacaan, anak dapat


menumbuhkan minat kepada aksara dan
kegiatan membaca, kesadaran terhadap teks, ● Kemampuan Bertutur
meningkatkan kosakata bahasa tulis,
● Pengetahuan Latar
meningkatkan nalar verbal melalui diskusi isi
buku, serta meningkatkan pengetahuan kata. ● Kosakata
Semua manfaat ini menjadi fondasi
● Kesadaran Fonemik
tumbuhnya kemerdekaan berpikir menuju
merdeka belajar. ● Kesadaran Cetak

Sebelumnya, kita sudah mengetahui enam ● Keaksaraan


cakupan literasi yang perlu dibangun pada anak
usia PAUD-SD Awal dalam rangka membangun
keterampilan seperti menyimak, berbicara,
menulis dan membaca.

Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi
3 3
Langkah 1 : Lakukan Asesmen Awal
Pembelajaran

Ibu Mia adalah guru SD kelas


1. Sebelum memulai pembelajaran,
Ibu Mia melakukan asesmen
awal
pembelajaran untuk
kebutuhan peserta mengetahui
didik untuk
melakukan kegiatan belajar
dasar-dasar literasi / bahasa
Indonesia.
Berikut ini adalah contoh Lembar
Observasi Kemampuan Literas
dalam Asesmen Awal yang iIbu Mia
gunakan pada Mata pelajaran
Bahasa Indonesia yang ia lakukan
dalam 2 pekan.

Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi
3 4
Langkah 1 : Lakukan Asesmen Awal
Pembelajaran
Aspek Rancangan Kegiatan
Contoh perilaku
kemampuan fase Catatan/Hasil dari Pembelajaran ke depan
kemampuan fase fondasi Rancangan kegiatan
fondasi yang akan Asesmen Awal perlu mempertimbangkan
yang perlu diamati
diamati …

Kematangan Anak berbicara lancar, fasih, Contoh kegiatan (Pertanyaan pemandu: Bagaimana
kognitif yang dan runtut (tidak Tujuannya: Mengembangkan kondisi capaian peserta didik secara
cukup untuk berulang-ulang) kosakata, kemampuan bercerita umum? Apakah ada peserta didik
melakukan yang perlu perhatian khusus?)
dan kesadaran fonemik (nada,
kegiatan belajar, jeda, tempo)
yaitu Mengulang kata yang kurang
kepemilikan dipahami oleh khalayak.
Kegiatan 1. Membaca
dasar literasi
Lantang Guru melakukan
Cara memegang alat tulis
kegiatan sebelum mengajar
bertumpu pada jari jempol,
minimal satu hari sebelumnya.
telunjuk dan tengah.
Pada saat berkegiatan guru perlu
melihat respon anak. Ketika kelas
Dapat menceritakan salah satu tidak kondusif, segera akhiri dan
kegiatan rutin yang dilakukan alihkan dengan kegiatan
anak. pendukung; menyanyi, bergerak,
kuiz, Isi asesmen setelah selesai
kegiatan.
Dapat menceritakan gambar
pada sampul buku.
Kegiatan 2. Unjuk Cerita
Guru memberikan kesempatan
Anak mengucapkan/ anak untuk memilih mainan, alat
mengulang-ulang/ menanyakan dan bahan (misalnya alat makan,
kata hasil proses menyimaknya. alat mandi, mainan, atau alat
bahan lain yang ada di sekitar
anak.
Anak bertanya cara penulisan
kata dari hasil proses
menyimak

Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi
3 5
Langkah 2 : Identifikasi Perkembangan Literasi dari Level
Membaca
Hasil asesmen awal yang dilakukannya membantu Ibu Mia mengenali level membaca peserta
didik. Pada masa transisi PAUD SD pada umumnya peserta didik sudah berada pada jenjang berikut:

Perkembangan Literasi dari Level Membaca

Level Deskripsi Komponen

Jenjang 1. Anak dapat menyimak dan mengolah informasi ● Bertutur


Pembaca 2. Anak dapat merespon pembicaraan sehari-hari, dapat menjelaskan ● Pemahaman latar
peristiwa sehari-hari, mengungkapkan ide dan gagasan. ● Kosa kata
Dini (A)

1. Anak mulai tumbuh kecintaan terhadap buku misalnya dengan ● Kesadaran cetak
menanyakan kata-kata yang baru dikenal. ● Keaksaraan
Jenjang 2. Anak cenderung mengulang-ulang kata yang baru didengar ● Kesadaran
Pembaca 3. Anak memahami hubungan kata dengan makna sesuai fonemik
dengan teks dan konteks
Awal
4. Anak dapat menangkap isi cerita, informasi dari hasil proses
(B1)
menyimak.

Berdasarkan pengetahuan umum mengenai penjenjangan ini, Ibu Mia kemudian


dapat merancang kegiatan penguatan literasi secara bertahap sesuai dengan
perkembangan literasi peserta didiknya (baik pada PAUD maupun SD Awal)

Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi
3 6
Langkah 3 : Buat Rencana Tindak Lanjut dalam Rencana
Pembelajaran

Ibu Mia kemudian membuat rencana tindak lanjut dalam


rencana pembelajaran. Ibu Mia memastikan 6 cakupan
literasi dan 4 keterampilan berbahasa terfasilitasi dan
terintegrasi dalam pembelajarannya. Berikut ini adalah
rencana pembelajaran yang dibuat Ibu Mia.

Keterampilan
Level Nama Kegiatan Cakupan Literasi
Berbahasa

● Membaca Lantang Kemampuan bertutur, kosa kata, Menyimak, berbicara,


● Unjuk Cerita kesadaran fonemik. memirsa (menyaksikan)
Jenjang
Membaca Kemampuan bertutur, kosa kata,
● Poster Cerita Menyimak, berbicara,
Dini (A) kesadaran fonemik, kesadaran
● Aku bisa menulis menulis, memirsa
cetak, keaksaraan

Kemampuan bertutur, kosa kata, Menyimak, berbicara,


Jenjang ● Sebut Eja Tulis
kesadaran fonemik, kesadaran menulis, memirsa
Membaca ● Susun Kata
cetak, keaksaraan dan (menyaksikan)
Awal (B1)
pemahaman latar. /membaca

Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi
3 7
Ide Kegiatan Membaca
Dini
Kegiatan membaca dan diskusi dalam rangka penguatan kemampuan literasi Pembaca Dini yang
dikembangkan dan dipraktikan oleh Ibu Mia berikut ini dapat menjadi pemantik ide dan inspirasi bagi
Bapak/Ibu Guru

Nama Kegiatan Tujuan Deskripsi Alat dan bahan

● Guru melakukan kegiatan sebelum mengajar


Mengembangkan
minimal satu hari sebelumnya.
kosakata,
● Pada saat berkegiatan guru perlu melihat respon Buku cerita cetak
kemampuan
Membaca Lantang anak. dan buku
bercerita dan
● Ketika kelas tidak kondusif, segera akhiri dan elektronik
kesadaran fonemik
alihkan dengan kegiatan pendukung; menyanyi,
(nada, jeda, tempo)
bergerak, kuiz
● Isi asesmen setelah selesai kegiatan. Mintalah
anak menggambar atau menulis hal yang paling
menarik.
Mengembangkan
kosakata, Mainan, alat
Guru memberikan kesempatan anak untuk memilih
kemampuan makan, makanan,
Unjuk Cerita mainan, alat dan bahan (misalnya alat makan, alat mandi,
bercerita dan benda-benda di
mainan, atau alat bahan lain yang ada di sekitar anak.
kesadaran fonemik sekitar anak
(nada, jeda, tempo)

Catatan: Kegiatan bisa digabungkan selama suasana kelas masih mendukung. Setelah selesai membaca lantang, guru
menyebutkan nama-nama benda yang ada pada bacaan. Pastikan benda tersebut ada di sekitar anak. Mintalah anak untuk
unjuk cerita. Berikan waktu secara bertahap mulai dari 30 detik, 60 detik, sampai 180 detik.
Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi
3 8
Ide Kegiatan Membaca
Dini
Nama Kegiatan Tujuan Deskripsi Alat dan bahan

● Guru melakukan kegiatan sebelum


Mengembangkan mengajar dengan memilih foto
kosakata, yang dikenal anak.
kemampuan Poster Cerita,
Poster Cerita ● Pada saat berkegiatan guru perlu melihat
bercerita dan Buku
respon anak.
kesadaran ● Ketika kelas tidak kondusif, segera akhiri
fonemik (nada, dan alihkan dengan kegiatan
jeda, tempo) pendukung; menyanyi, bergerak, kuiz, Isi
asesmen setelah selesai kegiatan.

Guru memberikan kesempatan anak untuk


Mengembangkan
menyebutkan satu huruf. Guru menanyakan Huruf raba,
Aku Bisa kosakata, melatih
apakah ia ingin tahu tulisannya? Jika iya, kapur
Menulis cara menulis
ambil huruf raba dan ajak anak untuk tulis/krayon,
yang tepat.
meraba huruf. https:// papan/kertas
www.youtube.com/watch?v=6os2Jp_Dn
JM&t=26s

Catatan: Kegiatan bisa digabungkan selama suasana kelas masih mendukung. Setelah selesai membaca
poscer,
Modul Lanjutkan
3. Bagaimana dengan
Membangun kegiatan
Kemampuan aku
Literasi menulis.
Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi
3 9
Ide Kegiatan Membaca
Awal
Sementara itu, kegiatan pembelajaran dalam rangka penguatan kemampuan literasi Pembaca Awal
yang dikembangkan dan dipraktikan oleh Ibu Mia berikut ini dapat pula diadopsi atau diadaptasi di
kelas Bapak/Ibu Guru.

Nama Kegiatan Tujuan Deskripsi Alat dan bahan

Sediakan benda yang dikenal anak


Mengembangkan (makanan, mainan, benda-benda sekitar anak)
kosakata, Mintalah anak untuk menyebutkan namanya, ajak
Sebut Eja Tulis Krayon, huruf raba,
kesadaran anak mengeja lalu bimbing untuk menulis
SET kertas hvs
fonemik, pada kertas yang sudah disediakan. Satu kertas
keaksaraan untuk satu kata. https://
www.youtube.com/watch?v=CtnFrMikUy0& t=55s

● Kumpulkan kartu kata sesuai dengan


Mengembangkan kelompok kata (kata benda, kerja, sifat)
makna kosa kata, ● Berikan kesempatan anak untuk memilih satu kata. Kertas hvs, krayon
Susun Kata kalimat lisan, ● Berikan kesempatan anak untuk membaca (hasil kartu kata
bercerita. kartu kata. dan SET
● Berikan pertanyaan apa yang diingat dari kata
yang dipilih tersebut.

Catatan: Kegiatan bisa digabungkan selama suasana kelas masih mendukung. Setelah selesai membaca poster,
Lanjutkan dengan kegiatan aku menulis.

Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi
3 10
Sebaga pemantik inspirasi
i untuk memperkaya praktik
pembelajaran
untuk Anak literasi
Usia Dini, Anda dapat
membaca dan mempelajari beberapa
modul ajar yang terdapat pada perangkat
Ajar di aktivitas selanjutnya.

Selamat Bereksplorasi
dan Bersenang-senang
dengan Literasi PAUD dan
SD Awal

Modul 3. Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi Numerasi secara Bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi
3 11
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
2022

Modul 3
Modul Ajar Literasi Transisi PAUD-
SD
Materi 3.2.1 Cakupan Literasi Anak Usia Dini Perjenjangan berdasarkan
Ka BSKAP nomor
030/P/2022

Agar Anda dapat memahami komponen mana yang perlu menjadi fokus untuk diajarkan kepada anak terlebih dahulu, mari mengenal
penjenjangan membaca yang sudah ditetapkan kementerian yaitu jenjang pembaca dini (A) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih
dominan dibangun terlebih dahulu adalah kemampuan bertutur, kosa kata dan pengetahuan latar. Jenjang berikutnya ialah jenjan pembaca
awal (jenjang B1) serta jenjang pembaca awal (B1) dimana kemampuan literasi yang perlu lebih dominan dibangun adalah kemampuan
fonemik, cetak dan keaksaraan. Walaupun dibagi ke dalam penjenjangan, enam kemampuan ini dapat dibangun secara bersamaan.

Perkembangan Literasi dari Level Membaca

Komponen Literasi
Level Deskripsi
yang Tercakup

Jenjang 1. Anak dapat menyimak dan mengolah informasi ● Bertutur


Pembaca Dini 2. Anak dapat merespon pembicaraan sehari-hari, dapat menjelaskan ● Pengetahuan Latar
peristiwa sehari-hari, mengungkapkan ide dan gagasan. ● Kosa kata
(A)

Jenjang 1. Anak mulai tumbuh kecintaan terhadap buku misalnya dengan ● Kesadaran Cetak
Pembaca Awal menanyakan kata-kata yang baru dikenal. ● Keaksaraan
2. Anak cenderung mengulang-ulang kata yang baru didengar ● Kesadaran Fonemik
(B1)
3. Anak memahami hubungan kata dengan makna sesuai dengan teks dan
konteks
4. Anak dapat menangkap isi cerita, informasi dari hasil proses menyimak.

Catatan: Kemampuan literasi berdasarkan capaian bukan pada usia/kelas. Anak yang tidak mengalami proses pembelajaran
di PAUD memulai dari jenjang Pembaca Dini (Emergent literacy)

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga 1
SD?
● Perangkat Ajar untuk membangun kemampuan bertutur, kosakata, pengetahuan
latar.

Perangkat ajar ini dapat digunakan oleh guru untuk membangun kemampuan bertutur, kosakata, dan
pengetahuan latar. Inspirasi kegiatan dalam perangkat ajar ini dapat digunakan bagi anak yang masih perlu
pendampingan untuk dapat menyimak dan mengolah informasi; serta mampu merespon pembicaraan
sehari-hari; dapat menjelaskan peristiwa sehari-hari; dan mengungkapkan ide (jenjang pembaca dini).

Level Pembaca Contoh Perangkat Ajar Komponen Literasi yang Tercakup Link Contoh
Perangkat
Ajar
https://guru.kemdikbud.go.i
d/perangkat-ajar/toolkits/q
Modul Ajar Berbasis Buku
bJAGeRZlY (Modul Ajar
Cerita Anak: Tugas Penting
Berbasis Buku Cerita Anak:
Kartika
Jenjang Pembaca Tugas Penting Kartika)
Dominan kemampuan bertutur dan dan
Dini (Jenjang A)
Modul Ajar Jalan-Jalan kosakata, terdapat pula pengetahuan latar
https://guru.kemdikbud.go.i
Keliling Indonesia: Pasar
d/perangkat-ajar/toolkits/G
Terapung
XZ2RbyZ1p (Modul Ajar
Sumber : Sekolah
Jalan-Jalan Keliling
Kembang
Indonesia: Pasar Terapung)

Modul Ajar Keunikanku https://drive.google.com/fil


Jenjang Pembaca
membuat aku istimewa e/d/1Rj07fnnvAKPqgtzdAfN
Dini (Jenjang A) Kemampuan bertutur
Sumber : Sekolah Gagas xlck2FHIabmyC/view?usp=s
Ceria hare_link

Selain perangkat ajar di atas, Anda dapat menemukan perangkat ajar lainnya pada LINK
berikut.
Modul 3. 4.
Modul Bagaimana membangun
Bagaimana kemampuan
Membangun literasi
Kemampuan numerasi
Fondasi secara secara
Holistikbertahap sejak Sejak
dan Bertahap PAUD PAUD
hingga
hingga SD? | Materi
SD?
2 3
● Perangkat Ajar untuk membangun kemampuan kesadaran cetak, keaksaraan
dan kemampuan fonemik

Perangkat ajar ini dapat digunakan oleh guru untuk membangun kemampuan fonetik, kesadaran cetak dan
keaksaraan. Inspirasi kegiatan dalam perangkat ini dapat digunakan bagi anak yang sudah memiliki
kegemaran terhadap buku, cenderung mengulang kata yang baru didengar, memahami hubungan kata
dengan makna sesuai dengan teks dan konteks, dan dapat menangkap isi cerita, informasi dan hasil proses
menyimak (pembaca level B1 ke atas)

Level Pembaca Contoh Perangkat Ajar Komponen Literasi yang Tercakup Link Contoh
Perangkat
Ajar

Modul Ajar Jalan-Jalan https://guru.kemdikbud.go.i


Jenjang Pembaca Keliling Indonesia: Pasar d/perangkat-ajar/toolkits/G
Keaksaraan, kesadaran cetak
Awal (Jenjang B1) Terapung XZ2RbyZ1p
Sumber : Sekolah
Kembang

Modul Ajar Pembelajaran


Literasi Dasar Fase A - Kelas https://guru.kemdikbud.go.i
Jenjang Pembaca
1 d/perangkat-ajar/toolkits/M
Awal (Jenjang B1) Keaksaraan, fonemik, dan kesadaran cetak
Membaca Terbimbing - 9Z7n2Rmlp
Jenjang B1
Sumber : INOVASI

Selain perangkat ajar di atas, Anda dapat menemukan perangkat ajar lainnya pada LINK
berikut.

Modul 3. 4.
Modul Bagaimana membangun
Bagaimana kemampuan
Membangun literasi
Kemampuan numerasi
Fondasi secara secara
Holistikbertahap sejak Sejak
dan Bertahap PAUD PAUD
hingga
hingga SD? | Materi
SD?
2 4
Latihan Pemahaman 3.3

Cek pemahaman Anda dengan


mengerjakan latihan berikut:

https://forms.gle/1iZLWG1FErPrx4u29

Lanjutkan perjalanan belajar Anda


setelah menyelesaikannya!

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi
3
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
2022

Modul 3
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga
SD?

Materi 4.
Guru memahami lingkup
numerasi untuk menguatkan
transisi PAUD-SD
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai
berikut:
Materi 1 : Miskonsepsi Materi 1 : Materi 1 : Miskonsepsi
yang umum terjadi literasi dan numerasi pada
mengenai ‘makna kesiapan
Identifikasi praktik
PAUD-SD
bersekolah’ dan ‘proses pembelajaran yang
sesuai untuk anak Materi 2 : Memahami
MODUL transisi PAUD- SD’
MODUL usia dini MODUL 3 lingkup literasi pada
Materi 2 : Memahami PAUD-SD
1 hubungan antara 2 Materi 2.1 : Masa Bagaimana Materi 3 : Bagaimana
penguatan transisi PAUD dua minggu awal di membangun kemampuan
membangun
SD serta kaitannya dengan Bagaimana tahun ajaran : Anak
Mengapa pemenuhan hak anak serta kemampuan
literasi secara bertahap
membangun mengenal sekolah
penguatan kesiapan bersekolah;
lingkungan
literasi numerasi Materi 4 : Memahami
konsep dasar lingkup
Materi 2.2 : Masa
transisi Materi 3 : memahami secara bertahap numerasi pada PAUD-SD
landasan prinsipil serta belajar yang dua minggu awal di
PAUD-SD sejak PAUD
kebijakan yang mendasari mendukung tahun ajaran : Materi 5 : Bagaimana
hingga SD? membangun kemampuan
penting? gerakan penguatan transisi
PAUD-SD
transisi sekolah mengenal
numerasi secara bertahap
PAUD-SD? anak dengan asesmen
awal

Materi 1 : Asesmen Materi 1 : Memahami


untuk anak usia Materi 1 : pentingnya membangun
dini Memiliki kemampuan fondasi pada
PAUD hingga SD kelas
Materi 2 : Fungsi, MODUL kemampuan MODUL 5 awal. MODUL 4
teknik dan meramu tujuan
instrumen asesmen 6 pembelajaran Bagaimana
Materi 2 :Memahami
Bagaimana
kemampuan fondasi yang
Materi 3 : merencanakan perlu dibangun pada anak membangun
Bagaimana usia dini bersifat holistik.
menyusun laporan Materi pembelajaran kemampuan
melaporkan
hasil belajar yang 2 :Kegiatan yang fondasi secara
pembelajaran Materi 3 : Memahami
spesifik dan mudah pembelajaran menguatkan bagaimana kemampuan holistik dan
yang
dipahami. transisi fondasi dapat dibangun bertahap sejak
menguatkan yang mendukung secara bertahap dan
Materi 4 : PAUD-SD? PAUD hingga SD?
transisi tujuan berkesinambungan di
menginformasikan PAUD dan SD.
PAUD-SD? pembelajaran
hasil belajar secara
dialogis.
Materi 3.4. Konsep Numerasi Dasar PAUD-SD

Apa itu kemampuan Numerasi?

KEMAMPUAN NUMERASI
Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan
konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis
konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara
Indonesia dan dunia.

Berdasarkan Asesmen Nasional

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2 2
bagian 1
Apakah kemampuan numerasi hanya sebatas
tentang bilangan dan hitung-hitungan saja?

Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika
untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu
sebagai warga negara Indonesia dan dunia.

“Matematika secara singkat dimengerti sebagai ilmu tentang pola (the science of patterns) yang
termasuk didalamnya mengenai keteraturan, struktur, dan hubungan yang logis.”
(Devlin, 2000)

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
4
1 Mengajarkan logika dan berpikir
kritis
Kemampuan berlogika dan berpikir kritis diperlukan untuk menjelaskan ide
di balik sebuah sistem/prosedur dan mengaitkannya dengan kebutuhan
yang harus dipenuhi.

Untuk meningkatkan
2 keterampilan memecahkan
masalah

Matematika mengorganisir informasi yang kita ketahui, menyusunnya


secara sistematis dan menguji hipotesa. Keterampilan tersebut diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari.
Mengajarkan keterampilan
3 membuat perencanaan dan
estimasi

Setiap hari kita perlu membuat perencanaan: waktu tempuh sebuah


perjalanan, mengatur keuangan, menghitung komposisi dalam masakan,
dll. Semua hal ini membutuhkan keterampilan matematika.
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
4
Materi 3.4 Cakupan Numerasi Anak Usia Dini

Bapak-Ibu guru, ruang lingkup numerasi dapat dibagi menjadi 5 strands / 5 pilar
dimana kelima komponen tersebut perlu dibangun mulai dari usia dini. Berikut
kelima komponen numerasi tersebut :

● Bilangan
● Pola
● Pengukuran
● Geometri
● Analisis Data

Kelima komponen atau ruang lingkup numerasi tersebut bersifat setara walau memang pada usia dini, atau usia
PAUD-SD Awal, guru perlu menguatkan kesadaran bilangan (komponen bilangan) terlebih dahulu sebab sama seperti
kesadaran fonemik/bunyi (phonemic awareness) yang merupakan prasyarat untuk belajar menjadi pembaca yang
sukses, mengembangkan kesadaran bilangan (number sense) merupakan prasyarat untuk berhasil dalam matematika
.Dengan kata lain, kesadaran bilangan adalah fondasi dasar untuk bangunan domain matematika lainnya

Sumber: NCTM (2000); Gersten dan Chard (1999)

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
2.1
Komponen 1 : Bilangan

Mengapa pemahaman akan bilangan penting untuk membangun kemampuan numerasi anak?

● Pemahaman akan bilangan merupakan kemampuan yang esensial yang menjadi


prasyarat untuk kemampuan-kemampuan numerasi lainnya.
● Dengan pemahaman bilangan yang kuat, peserta didik dapat membangun strategi yang
efisien dan akurat bagaimanapun bentuk masalah numerasi yang dihadapi.

Pemahaman mengenai bilangan yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal
11. Memiliki kesadaran bilangan, mengetahui cara menampilkan bilangan (dengan benda
konkret, tulisan atau simbol), serta hubungan antar bilangan dan sistem bilangan.
Contohnya ialah pemahaman bahwa angka 1 mewakili satu buku, atau tulisan ‘dua’ mewakili dua kursi,
selain itu bahwa dengan menghitung maju (1;2;3..), maka benda yang mewakili jumlah bilangan
tersebut pun akan bertambah (1 bola; 2 bola; 3 bola..), serta pemahaman terkait nilai tempat
misalnya bahwa angka 1 pada bilangan 12 memiliki nilai berbeda dengan angka 2,

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 6
4
Komponen 1 : Bilangan

22. Memahami makna dari operasi bilangan dan bagaimana suatu proses operasi bilangan saling terkait satu sama
lain. Ketika peserta didik sudah memahami bahwa menghitung maju maka benda yang mewakili bilangan akan bertambah
dan sebaliknya untuk menghitung mundur, peserta didik pun dapat secara lancar memahami operasi bilangan
penjumlahan dimana misalnya bilangan 3 jika ditambah 2 (artinya terdapat dua kali langkah hitung maju) maka bilangan
tersebut akan sampai di bilangan 5 atau artinya terdapat tambahan 2 benda ke dalam sekelompok benda, sebaliknya pula
untuk operasi bilangan pengurangan yang berkaitan dengan hitung mundur dan mengambil sejumlah benda dari sekelompok
benda. Selain itu, keterkaitan antar operasi bilangan yang dimaksud artinya peserta didik memahami bahwa 3 + _ = 5 sama
hal-nya dengan 3 + 2 = .

? 5
5

3 2 3 ?

33. Melakukan operasi hitung dengan efisien dan akurat. Peserta didik memahami bahwa terdapat beragam strategi dalam
melakukan operasi hitungan (misalnya dengan korespondensi satu-satu, dengan jari-jemari, dengan hitung maju-mundur,
dengan operasi hitung secara mental dan nalar, dan lainnya), serta dapat memprosesnya secara efisien. Contohnya ialah
ketika melakukan operasi hitung 5-2= , peserta didik memahami bahwa ia perlu menghitung mundur bilangan, atau
menurunkan jarinya untuk pengurangan ketimbang menghitung maju atau mengangkat jarinya.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 7
4
Komponen 2 :
Pola
Mengapa penting untuk mengenali pola berulang dan membuat pola?
● Pengenalan, pembandingan, dan analisa pola adalah komponen yang penting dalam perkembangan intelektual peserta didik.
● Ketika peserta didik menyadari bahwa suatu operasi memiliki pola tertentu, mereka akan mampu menemukan cara menyelesaikan
suatu masalah.

Pemahaman mengenai Pola yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:
11. Pemahaman pola, relasi dan fungsi artinya membangun kemampuan peserta didik untuk dapat mengenali pola sebagai sesuatu
yang berulang dan memahami bahwa terdapat relasi antar konsep pola yang satu dengan yang lainnya (misalnya terdapat pola yang
sama antara pola warna dengan pola gerak, yaitu pola AAB-AAB). Pemahaman ini pun dapat dibangun dengan turut
menampilkan pertanyaan pemicu seperti : "“Bagaimana kamu menggambarkan pola ini?”; “Bagaimana kita mengulang atau
melanjutkan pola ini?”; “Apa yang sama dari kedua pola ini?”

A A B - A A B
22. Merepresentasikan dan menganalisa situasi dan struktur matematis menggunakan simbol. Peserta didik mampu
menjelaskan pola dalam berbagai cara, misalnya, menggunakan kata-kata, gambar, simbol, benda, tindakan, angka.
Contoh: Guru memberikan 4 bungkus biskuit yang di setiap bungkus terdapat 2 buah biskuit lalu mengajak anak menunjukkan jumlah
semua biskuit yang ada. Anak menggambarkan 4 kotak merepresentasikan bungkus, lalu menggambar dua garis di setiap kotak
merepresentasikan 2 biskuit di setiap bungkus.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 8
4
Komponen 2 :
Pola
Pemahaman mengenai Pola yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:

3 Menggunakan model matematis untuk merepresentasikan dan memahami hubungan


kuantitatif. Peserta didik mampu mengaitkan pola dengan bilangan bulat.
Contoh: Guru memberikan 4 bungkus biskuit yang setiap bungkus terdapat 2 buah biskuit lalu
menanyakan jumlah semua biskuit. Untuk merepresentasikan jumlah semua biskuit, anak
menggambar:

2 4 6 8

14. Menganalisa perubahan di berbagai konteks:


Memahami bahwa beberapa perubahan dapat
dijelaskan secara matematis dan dapat diprediksi
akan membantu kita memahami bagaimana dunia
bekerja.
Contoh: dari kegiatan mengukur pertumbuhan kecambah
dari hari ke hari anak memahami bagaimana
pertumbuhan bekerja (Jika diberikan makanan dan cahaya
tumbuhan akan bertumbuh)
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 9
4
Komponen 3 :
Geometri
Cakupan: a. bentuk, b. posisi, c. transformasi (ketepatan dalam menempatkan suatu objek ke dalam suatu ruang), d. visualisasi spasial
(kesadaran ruang).

Mengapa Geometri penting untuk kemampuan numerasi anak?


Dengan mengeksplorasi bentuk, struktur, posisi, dan transformasi, peserta didik akan mengembangkan kesadaran ruang yang akan
menjadi dasar pemahaman di bidang matematika, seni, pengetahuan alam, dan juga sosial; serta bagian dari STPPA (permendikbudristek
nomor 5, tahun 2022).

1 Pemahaman mengenai Geometri yang perlu dibagun peserta didik PAUD - SD awal:
Mengeksplorasi, menginvestigasi dan mendiskusikan bentuk dari suatu bangun datar dan atau bangun ruang dalam
keseharian di kelas. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan menjelaskan dan mengenali bentuk geometri (nama bangun datar /
bangun ruang) dari suatu benda, serta menyampaikan persamaan dan perbedaan satu benda dengan benda lainnya berdasarkan
ciri-ciri bentuknya (misalnya peserta didik mengetahui bahwa lembaran roti memiliki bentuk yang sama dengan buku cerita, yaitu
sama-sama berbentuk persegi).

21. Menunjukkan pemahaman yang berkaitan dengan direksi, jarak, dan


posisi relatif dalam ruang dengan cara mendemonstrasikan, membuat
model, dan menggambarkan posisi lewat percakapan, demonstrasi, atau cerita.
Contoh: Setelah guru membacakan cerita, anak dapat mendemonstrasikan posisi di atas
- di bawah, jauh - dekat, dan di antara dengan cara bermain peran; Anak dapat
membuat model kelasnya menggunakan balok mainan, atau menggambarkan peta Peta sekolah hasil
sekolah.
observasi

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 10
4
Komponen 3 :
Geometri
Pemahaman mengenai Geometri yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:

31. Mengenali dan mampu membalik, menggeser, dan memutar suatu bentuk. Mengenal dan membuat bentuk
yang memiliki simetri. Salah satunya lewat kegiatan melipat (origami/ kain) atau kegiatan tangram (menyusun
bentuk) anak mengenali bentuk dalam berbagai formasi.

Contoh Origami Tangram

42. Mampu membentuk gambaran mental dari bentuk geometris menggunakan ingatan dan visualisasi

spasial. Contoh: Anak menjelaskan bagaimana alur menuju perpustakaan dari kelasnya dengan menggambarkan
rute dan ruangan-ruangan yang dilalui. Anak memprediksi bentuk apa yang akan muncul ketika suatu kertas
yang dilipat secara simetris dipotong di satu sudutnya.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 11
4
Komponen 4 : Pengukuran

Cakupan: pengukuran baku dan tidak baku; membangun kesadaran waktu


Mengapa Pengukuran penting untuk kemampuan numerasi anak?
● Pengukuran sebagai jembatan untuk menghubungkan pemahaman bilangan dengan geometri.
● Pengukuran merupakan keterampilan yang akan sering digunakan dalam keseharian serta
menguatkan pengetahuan lainnya dalam numerasi.

Pemahaman mengenai Pengukuran yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:

11. Memahami atribut dari benda yang dapat terukur, memahami unit, sistem, dan proses pengukuran.
Guru dapat membangun pemahaman akan pengukuran dengan mengeksplorasi objek di sekitarnya secara
langsung dengan cara melihat, menyentuh dan membandingkan objek dengan objek lainnya.
Contoh: membandingkan panjang, berat, luas dari satu benda dengan benda lainnya dengan melakukan
observasi; mendiskusikan bagian apa yang perlu diperhatikan dari suatu objek untuk membandingkan panjang/
berat/ luas.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 12
4
Komponen 4 : Pengukuran

Pemahaman mengenai Pengukuran yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:

21. Menggunakan teknik, alat, dan cara yang sesuai untuk


melakukan pengukuran. Guru dapat
memulai dengan memperkenalkan pengukuran
tidak baku, yaitu pengukuran tidak dengan standar
tertentu.
Contoh: dengan membandingkan panjang pensil A dan B
dengan cara menaruhnya pada permukaan yang sama dan
melihat mana yang lebih panjang, atau dengan menjadikan
pensil sebagai unit pengukuran tidak baku dimana
misalnya panjang meja sama dengan lima kali
panjang pensil. Selanjutnya, guru pun dapat
memperkenalkan pengukuran baku seperti sentimeter
untuk unit panjang, kilogram untuk unit berat dan
pengukuran baku lainnya menggunakan alat dengan
pengukuran yang telah terstandardisasi.

Membangun pemahaman akan Pengukuran pun tidak terbatas pada membangun


pemahaman pengukuran pada benda, tetapi membangun pemahaman akan
konsep waktu. Pemahaman akan waktu seperti bagaimana suatu kejadian
mengawali kejadian yang lain secara berurutan dan bagaimana kalender dapat
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 13
4 memberikan informasi akan waktu.
Komponen 5 : Analisis Data

Cakupan: mengenali atribut sebagai dasar persamaan dan perbedaan karakteristik antar objek dan mengklasifikasi

Mengapa Analisa Data penting untuk kemampuan numerasi anak?


● peserta didik dapat mengkritisi pengetahuan baru dengan cara membandingkan pengetahuan baru dengan
apa yang telah ia ketahui sebelumnya. Hal ini dapat membangun kemampuannya dalam menentukan suatu
hal berdasarkan data atau dengan kata lain, hasil dari investigasinya.

Pemahaman mengenai Analisis Data yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:

11. Menyusun pertanyaan kunci guna mendapatkan jawaban yang relevan dengan apa yang dicari.
Contoh: Diskusikan menu untuk acara makan bersama di sekolah, “Apa yang perlu kita tanyakan ke teman-teman
supaya kita semua suka menu di acara nanti?” Anak dapat memberikan pertanyaan “Apa makanan favoritmu?”
atau “ Apa buah favoritmu?”

22. Memilih dan menggunakan cara yang tepat untuk menganalisa data.
Contoh: Anak menggunakan gambar untuk mendata makanan favorit teman-teman.
Setiap anak menempelkan stiker di kolom makanan kesukaannya

33. Membangun dan mengevaluasi kesimpulan dan membuat prediksi berdasarkan data.
Contoh: Dari piktograf, anak menentukan menu berdasarkan dua pilihan terbanyak

44. Memahami dan mengaplikasikan konsep dasar dari kemungkinan (probabilitas). Contoh:
Dengan mengobservasi awan, anak diajak memperkirakan apakah hari ini akan
cerah, berawan, atau hujan.

Dengan analisis data, guru diharapkan dapat menguatkan kemampuan berpikir logis para peserta didik. Hal ini dapat
didorong dengan membantu peserta didik untuk meramu pertanyaan pada masalah tertentu, mengorganisasikan
respon dari pertanyaan tersebut dan menampilkannya dalam bentuk data. Dengan kemampuan tersebut,
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 14
4
Latihan Pemahaman 3.4

Cek pemahaman Anda dengan


mengerjakan latihan berikut:

https://forms.gle/ZcMEZLC5oKf13TAc6

Lanjutkan perjalanan belajar


Anda setelah menyelesaikannya!

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi
4
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
2022

Modul 3
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga
SD?

Materi 3.5
Guru memahami bagaimana
membangun kemampuan
numerasi secara bertahap
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai
berikut:
Materi 1 : Miskonsepsi Materi 1 : Identifikasi Materi 1 : Miskonsepsi
yang umum terjadi literasi dan numerasi pada
mengenai ‘makna kesiapan
praktik pembelajaran
PAUD-SD
bersekolah’ dan ‘proses yang sesuai untuk
Materi 2 : Memahami
MODUL transisi PAUD- SD’
MODUL anak usia dini
MODUL 3 lingkup literasi pada
Materi 2 : Memahami Materi 2.1 : Masa PAUD-SD
1 hubungan antara 2 dua minggu awal di Bagaimana Materi 3 : Bagaimana
penguatan transisi PAUD tahun ajaran : Anak membangun kemampuan
SD serta kaitannya dengan membangun
Bagaimana mengenal sekolah
Mengapa pemenuhan hak anak serta kemampuan
literasi secara bertahap
membangun Materi 2.2 : Masa Materi 4 : Memahami
penguatan kesiapan bersekolah;
lingkungan
literasi numerasi
konsep dasar lingkup
dua minggu awal di
transisi Materi 3 : memahami secara bertahap numerasi pada PAUD-SD
landasan prinsipil serta belajar yang tahun ajaran : sekolah
PAUD-SD sejak PAUD
kebijakan yang mendasari mendukung mengenal anak Materi 5 : Bagaimana
dengan asesmen hingga SD? membangun kemampuan
penting? gerakan penguatan transisi
PAUD-SD
transisi
numerasi secara bertahap
PAUD-SD? awal

Materi 1 : Asesmen Materi 1 : Memahami


untuk anak usia dini Materi 1 : pentingnya membangun
Memiliki kemampuan fondasi pada
Materi 2 : Fungsi, PAUD hingga SD kelas
teknik dan instrumen MODUL kemampuan MODUL 5 awal. MODUL 4
asesmen meramu tujuan
6 pembelajaran Bagaimana
Materi 2 :Memahami
Bagaimana
Materi 3 : kemampuan fondasi yang
menyusun laporan merencanakan perlu dibangun pada anak membangun
Bagaimana usia dini bersifat holistik.
hasil belajar yang Materi 2 :Kegiatan pembelajaran kemampuan
melaporkan
spesifik dan mudah pembelajaran yang Materi 3 : Memahami fondasi secara
pembelajaran
dipahami. yang mendukung menguatkan bagaimana kemampuan holistik dan
yang fondasi dapat dibangun
Materi 4 :
transisi bertahap sejak
menguatkan tujuan secara bertahap dan
menginformasikan PAUD-SD? PAUD hingga SD?
transisi pembelajaran berkesinambungan di
hasil belajar secara PAUD dan SD.
PAUD-SD?
dialogis.
1. Bilangan

Pada konteks Transisi PAUD-SD, kemampuan memahami Sama seperti kesadaran fonemik/bunyi huruf (phonemic
bilangan dan koneksinya pada komponen Bilangan diawali awareness) yang merupakan prasyarat untuk belajar
dengan membangun kemampuan menghitung dengan menjadi pembaca yang sukses, mengembangkan
pemahaman dan mengenali bilangan dari kumpulan kesadaran bilangan (number sense) merupakan prasyarat
benda, yang termasuk di dalamnya adalah kemampuan untuk berhasil dalam matematika (Gersten dan Chard
mengenali sekumpulan kecil benda tanpa menghitung 1999).
(subitasi), menggunakan korespondensi satu-satu untuk Membangun kemampuan kesadaran bilangan pada
membandingkan banyaknya benda dan menghitung peserta didik berkaitan juga dengan kemampuan
benda sampai 10 dan seterusnya, dan memahami numerasi lainnya.
kardinalitas (nama bilangan yang disebut terakhir Contoh: Kemampuan peserta didik melihat pola akan
menunjukkan banyaknya benda) dan membandingkan membantu mereka dalam melakukan operasi bilangan;
serta mengurutkan banyaknya benda. Pengamatan yang terasah terhadap bangun ruang dan
bilangan akan membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan estimasi kuantitas dan ukuran.

Lintasan Pembelajaran Kesadaran Bilangan


Awal
Korespondensi

Hubungan

Kompensas
Membilan

Satu-Satu

Kardinalita

Inklusi
Subitas

Hierarki

Unitizin
Besara

Bagian-
Utuh
n

g
i

s
g

i
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2
3.5
1. Bilangan
Beberapa ciri seseorang yang memiliki kesadaran Selanjutnya kemampuan memahami operasi
bilangan: ialah misalnya dapat mengaitkan bilangan dibangun dari pemahaman akan inklusi
bilangan dengan sejumlah benda (bilangan 3 hirarki (bahwa semua bilangan mencakup bilangan
dikaitkan dengan 3 bola), menggunakan strategi sebelumnya, misalnya dalam tujuh terdapat enam),
penalaran seperti misalnya menyadari jika dilanjutkan dengan bagian-keseluruhan (misalnya,
mainannya diambil akan berkurang, melakukan tujuh terdiri dari dua dan lima). Kemudian,
penaksiran yang masuk akal (wajar) seperti memahami bahwa penjumlahan merupakan tindakan
mampu membandingkan yang lebih banyak-lebih menggabungkan dan pengurangan merupakan
sedikit, memahami cara merepresentasikan tindakan memisahkan, dan dilanjutkan dengan
bilangan, misalnya mulai melakukan memperkenalkan simbol operasi bilangan.
korespondensi satu-satu, mempresentasikan Kemampuan anak dalam melakukan operasi bilangan
bilangan menggunakan model visual, misalnya ini tidak terlepas dari kesadaran bilangan yang ia
menggunakan benda konkret atau gambar untuk miliki.
menunjukkan bilangan, memahami hubungan
antara bilangan, dan sistem bilangan, seperti
mulai memahami bahwa urutan angka saat
melakukan penjumlahan tidak akan
mempengaruhi hasil, tetapi akan berbeda untuk
pengurangan, mengetahui bahwa 5+4 =
4+5,
mengetahui bahwa 5-4 tidak sama dengan 4-5,
serta ampu berhitung komputasi) tanpa
bantu. alat

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
3.5
Contoh P r a k t i k Belajar Bilangan

Contoh Kegiatan : Contoh Kegiatan :


Ayo Lihat dengan Cepat (Belajar Subitasi) Kumpulan Benda di Sekitar
Alat dan Bahan : Alat dan Bahan :
Kartu lima kerangka dan sepuluh benda-benda di sekitar.
kerangka.
Langkah Kegiatan :
Langkah Kegiatan : ● Guru memberikan instruksi agar anak dapat
● Guru dapat menampilkan kartu-kartu lima kerangka menyimak apa yng disampaikan dengan seksama.
(five-frames) atau sepuluh kerangka (ten-frames) yang ● Guru pun memastikan agar benda-benda yang
berisikan noktah (dot) yang ditampilkan dengan isian dan perlu diambil berjumlah cukup.
susunan berbeda-beda. ● Guru mengawali dengan memberikan instruksi
● Tampilkan gambar dengan cepat sekitar 3-5 detik. dengan unit yang spesifik misalnya : “Berikan aku 2
Kemudian, tanyakan kepada peserta didik apa yang pensil”
mereka lihat. ● Jika peserta didik di kelas dapat mengikuti dengan
● Saat kegiatan berlangsung, Anda dapat menanyakan baik, guru pun memberikan instruksi lanjutan
kepada peserta didik pertanyaan-pertanyaan berikut ini “Sekarang Bapak/Ibu guru akan tampilkan simbol
Berapa yang kamu lihat? angka, kalian cari barang favorit kalian sejumlah
Bagaimana kamu tahu demikian cepat? bilangan ini ya!.
Berapa kotak yang kosong? ● Kemudiann guru pun dapat menampilkan angka
Berapa noktah lagi yang diperlukan ‘3’, ‘5’ sambil memberikan pertanyaan pemicu :
agar semua kotak terisi? “Apa yang membuatmu mengatakan bahwa
● Siswa sebaiknya memulai dengan five-frames (kerangka
kumpulan benda ini sejumlah tiga balok?”, jika anak
lima noktah) sebelum beralih ke ten-frames (kerangka masih bingung, ajak mereka untuk menghitung
sepuluh noktah) dan dapat mengeksplorasi dua buah benda tersebut satu per satu.
ten-frames nantinya untuk mengembangkan pemahaman
yang lebih baik tentang nilai tempat.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
3.5
2. Pola (Aljabar)
Cara membangunnya secara bertahap :

Pada konteks Transisi PAUD-SD, tahapan


membangun pemahaman akan pola dimulai
dengan membangun kemampuan dalam
mengenali dan mencontoh pola berulang
sederhana (misalnya pola warna selang-seling,
seperti merah, putih, merah, putih),
dilanjutkan dengan mengidentifikasi,
melengkapi, mencontoh, dan melanjutkan pola
berulang sederhana.

Selanjutnya, anak pun diperkenalkan tentang


cara mengenali satuan terkecil pembentuk
pola, dan kemudian melanjutkan pola secara
mandiri. A B A B

Kemudian, memahami pola bilangan termasuk


pula memahami pola bilangan ganjil dan
genap.Setelah itu, pola bertumbuh (baik 1 3 5 7
gambar maupun bilangan), termasuk pola 2 4 6 8
bilangan dengan menghitung lompat (skip
counting).

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 5
3.5
Contoh Kegiatan Mengenalkan
Pola
Contoh Kegiatan : Menyusun Pola
Buah Alat dan Bahan :
- piring
-2 jenis buah, kesukaan anak, masing-masih sebanyak
enam buah/ enam potongan buah.

/
Langkah Kegiatan :
-Berikan contoh kepada anak seperti apa pola selang-seling
(pola ABAB) menggunakan buah.
-Guru dapat menyampaikan "Lihat di sini Ibu memiliki
kereta buah, ternyata buahnya tidak hanya stroberi, tetapi
ada pula anggur"
-Guru dapat menyampaikan kembali "Apakah kalian dapat
mengikuti Ibu untuk melihat buah apa saja yang berbaris
dari sebelah KIRI?"
-Guru melanjutkan "Ada stroberi, anggur, stroberi, anggur,
stroberi, anggur, ...eits ada buah lagi yang akan masuk
barisan, kira-kira buah apa ya?"
-Jika anak masih ragu menjawab, Guru dapat
memberikan pilihan "stroberi atau anggur yaah?"
-Kemudian jika anak sudah dapat menjawab, guru dapat
memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat
pola dengan potongan buahnya masing-masing.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 6
3.5
Contoh Kegiatan Mengenalkan
Pola
Contoh Kegiatan : Kemana Kelinci Melompat
Alat dan Bahan :
- tabel angka yang berisi angka 1-100
- miniatur kelinci

Langkah Kegiatan :
● Tampilkan tabel angka, kemudian Guru dapat mengajak peserta didik
untuk sebutkan angka 1- 100 sambil menunjuk angkat tersebut secara
bersama-sama di kelas, dari kiri ke kanan, atas ke bawah.
● Kemudian perkenalkan si Kelinci kepada anak dan hobinya untuk
melompat namun dengan menggunakan pola (yaitu sesuatu yang
berulang).
● Pertama Guru dapat membuat si Kelinci melompat satu-satu dari angka
satu, sehingga angka selanjutnya ialah dua, tiga dan seterusnya.
● Kemudian guru mengatakan bahwa kelinci akan memulai lompatan dari
angka satu, namun ia perlu melompat dua angka, dan guru pun
mendemonstrasikan kelinci yang melompat dari angka satu, melompat
ke arah angka tiga pada tabel angka, dan angka lima.
● Guru pun bertanya kepada peserta didik "Setelah angka lima, si kelinci
akan melompat ke mana yaa?"
● Jika peserta didik masih merasa bingung, guru dapat berikan pilihan
"angka 6 atau 7?" atau mengajak mereka kembali untuk melihat
lompatan kelinci dari angka 1, 3, 5...

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 7
3.5
3.
Geometri
Pada konteks Transisi PAUD-SD, kemampuan geometri
mulai dibangun dengan cara: Untuk kemampuan spasial, dimulai dari
- Mengenalkan anak pada bentuk dua dan tiga dimensi kemampuan menentukan jalur yang perlu dilalui
sederhana. untuk mencapai sebuah benda pada gambar,
dilanjutkan dengan menyebutkan posisi dari
benda yang dilihat terhadap benda lain (atas,
bawah, belakang, samping, depan),
- Dilanjutkan dengan mengelompokkan dan kemudian membedakan kiri dan kanan,
memiliki kesamaan, bentuk yang serta dapat menentukan arah dan
membandingkan
perbedaan, serta membandingkan bentuk duakesamaan
dan tiga langkah yang dibutuhkan dari
dimensi. dan satu lokasi ke lokasi lainnya pada petak.

- Kemudian, dilanjutkan dengan membangun kemampuan


KIRI KANAN
untuk menggabungkan (komposisi) bangun dua dimensi
dan tiga dimensi menjadi bentuk baru, dan kemampuan
untuk mengurai (dekomposisi) bangun dua dimensi dan
tiga dimensi menjadi dua atau lebih bentuk yang lebih
kecil.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 8
3.5
Contoh Praktik Belajar
Geometri
Contoh Kegiatan : Mencari Harta Karun Geometri Contoh Kegiatan : Di mana posisiku?
Alat dan Bahan : Alat dan Bahan :
- Bentuk cetak segitiga, persegi dan lingkaran. Gelas dan Meja (dapat diganti dengan
- Benda-benda di sekitar benda lain)

Langkah Kegiatan : Langkah Kegiatan :


-Guru dapat memperkenalkan bentuk-bentuk dua -Guru dapat memperkenalkan konsep atas, bawah, kanan
dimensi atau bangun datar terlebih dahulu kepada para dan kiri terlebih dahulu kepada peserta didik dengan
peserta didik. mengambil contoh nyata di kelas, misalnya guru
-Guru dapat memberikan pertanyaan pemantik “Apa yang memberikan pertanyaan pemicu “Siapa yang berada di
membedakan lingkaran berbeda dengan persegi?’ atau depan bapak/ibu guru?” atau “Siapa yang berada di
“Apa yang membuat persegi berbeda dengan segitiga?” sebelah kiri A?”
-Selanjutnya, guru pun kembali menampilkan salah satu -Selanjutnya guru dapat memberikan instruksi kepada
bentuk dua dimensi kemudian menginstruksikan anak satu anak untuk dapat menaruh gelas di posisi tertentu
untuk mengambil satu hingga dua barang-barang di pada meja, misalnya “taruh gelas di bawah meja” atau
sekitar yang menyerupai bentuk tersebut, dan “taruh gelas di sebelah kiri meja.
menjelaskannya di kelas.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 9
3.5
4.
Pengukuran
Pada konteks Transisi PAUD-SD, tahapan belajar aspek
pengukuran dimulai dengan:

- Mengenal atribut dari benda yang hendak diukur (seperti panjang,


tinggi, berat) dan membandingkan persamaan maupun perbedaan
antara satu benda dengan benda lainnya. Selain perbedaan atribut,
anak pun membandingkan mana benda yang lebih atau kurang dari
yang lain.

- Kemudian dilanjutkan dengan merunutkan benda berdasarkan


atribut (misalnya urutan benda dari yang paling pendek hingga yang
paling panjang). Cara dalam membandingkan benda pun dapat
dilakukan dengan dengan membandingkan secara langsung, artinya
mendekatkan satu benda dengan benda lainnya kemudian diamati
mana yang lebih pendek dan mana yang lebih panjang, atau dapat
secara tidak langsung artinya menggunakan benda lain, misalnya
dalam membandingkan satu meja dengan meja lainnya, anak
menggunakan panjang pensil sebagai pembanding. Dengan
menggunakan benda sebagai pembanding artinya anak pun
melakukan pengukuran tidak baku.

- Setelah anak dapat ajeg menggunakan cara tidak baku dalam


mengukur, anak pun dapat beralih mengenal pengukuran dengan
satuan baku.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 10
3.5
Contoh Praktik Belajar
Pengukuran
Contoh Kegiatan : Membandingkan Benda di Sekitar
Alat dan Bahan :
- Buku berukuran kecil
- Buku berukuran lebih besar
- pensil.

Langkah Kegiatan :
-Guru dapat memperkenalkan cara membandingkan secara langsung
terlebih dahulu, misalnya dengan membandingkan buku tulis dengan
buku gambar dengan cara meletakkan bersebelahan dan memberikan
pertanyaan seperti “Mana yang lebih besar ya?” atau “Buku mana yang
lebih kecil?”

-Selanjutnya, guru pun memberikan ide permasalahan kepada peserta


didik tentang cara untuk mengukur dua meja yang berjauhan.

-Guru dapat memberikan pertanyaan pemicu seperti “wah


jika meja-nya terlalu jauh, bagaimana cara kita membandingkannya ya?”

-Anak kemudian dapat diperkenalkan benda-benda sekitar yang dapat


berfungsi sebagai pembanding, misalnya pensil.

-Peserta didik pun mencobakan untuk pengukuran dua meja dengan


panjang sisi berbeda tersebut dengan pensil (misalnya panjang Meja A
ialah 5 pensil dan panjgan Meja B ialah 7 pensil.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 11
3.5
5. Analisis Data

Pada konteks Transisi PAUD-SD,


pengenalan kemampuan analisa data
dimulai dengan:

- Menyortir dan menggolongkan


benda berdasarkan satu atau lebih
atribut / ciri tertentu, dan menghitung
ada berapa benda sesuai dengan
masing-masing kategori.

- Dilanjutkan dengan mengumpulkan


dan mengelompokkan data untuk
menjawab pertanyaan (contoh
pertanyaan misalnya, apa cemilan
favoritmu?")

- Menginterpretasi hasilnya (misalnya,


jenis cemilan mana yang perlu disiapkan
untuk kelas) berdasarkan tampilan
data (misalnya, piktograf dan diagram
batang) untuk menjawab pertanyaan,
sebagai contoh "mana yang paling
banyak? mana yang paling sedikit?"

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 12
3.5
Contoh Praktik Belajar Analisa
Data
Contoh kegiatan : Jumlah Binatang Peliharaan
Alat dan Bahan : nota tempel, alat tulis.

Langkah Kegiatan :
- Mulai dengan pertanyaan, "Berapa banyak binatang peliharaan siswa kelas
ini?" dan meminta anak memprediksi (1, 2, 3, atau lainnya).

- Kemudian anak diajak mengumpulkan data dengan masing-masing


menuliskan di selembar nota tempel (sticky notes) nama dan
jumlah binatang peliharaan yang dimilikinya (tulis nol jika tidak ada).

- Nota tempel yang dikumpulkan kemudian ditampilkan dengan menuliskan


di papan garis horisontal dan label "Jumlah Binatang Peliharaan"
dan bilangan nol, satu, dua, dan seterusnya. Tempelkan nota
tempel sesuai dengan angkanya sehingga terlihat berapa tinggi
untuk masing-masing.

- Guru kemudian dapat mengajukan pertanyaan, misalnya:


- "Berapa banyak siswa yang memiliki satu binatang peliharaan?"
- "Berapa binatang peliharaan yang terbanyak yang dimiliki seorang
siswa?"
- "Ada tidak siswa yang memiliki binatang peliharaan lebih dari 2?"

- Guru juga mengajak siswa memikirkan jawaban terhadap pertanyaan awal


untuk jumlah binatang peliharaan yang mewakili kelas (misalnya yang
paling banyak siswanya, atau "satu sampai tiga", dll.)
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 13
3.5
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
2022

Modul 3
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga
SD?
Materi 3.5
Guru memahami lingkup literasi pada Guru memahami bagaimana
membangun kemampuan numerasi secara bertahap
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai
berikut:
Materi 1 : Miskonsepsi Materi 1 : Identifikasi Materi 1 : Miskonsepsi
yang umum terjadi literasi dan numerasi pada
mengenai ‘makna kesiapan
praktik pembelajaran
PAUD-SD
bersekolah’ dan ‘proses yang sesuai untuk
Materi 2 : Memahami
MODUL transisi PAUD- SD’
MODUL anak usia dini
MODUL 3 lingkup literasi pada
Materi 2 : Memahami Materi 2.1 : Masa PAUD-SD
1 hubungan antara 2 dua minggu awal di Bagaimana Materi 3 : Bagaimana
penguatan transisi PAUD tahun ajaran : Anak membangun kemampuan
SD serta kaitannya dengan membangun
Bagaimana mengenal sekolah
Mengapa pemenuhan hak anak serta kemampuan
literasi secara bertahap
membangun Materi 2.2 : Masa Materi 4 : Memahami
penguatan kesiapan bersekolah;
lingkungan
literasi numerasi
konsep dasar lingkup
dua minggu awal di
transisi Materi 3 : memahami secara bertahap numerasi pada PAUD-SD
landasan prinsipil serta belajar yang tahun ajaran : sekolah
PAUD-SD sejak PAUD
kebijakan yang mendasari mendukung mengenal anak Materi 5 : Bagaimana
dengan asesmen hingga SD? membangun kemampuan
penting? gerakan penguatan transisi
PAUD-SD
transisi
numerasi secara bertahap
PAUD-SD? awal

Materi 1 : Asesmen Materi 1 : Memahami


untuk anak usia dini Materi 1 : pentingnya membangun
Memiliki kemampuan fondasi pada
Materi 2 : Fungsi, PAUD hingga SD kelas
teknik dan instrumen MODUL kemampuan MODUL 5 awal. MODUL 4
asesmen meramu tujuan
6 pembelajaran Bagaimana
Materi 2 :Memahami
Bagaimana
Materi 3 : kemampuan fondasi yang
menyusun laporan merencanakan perlu dibangun pada anak membangun
Bagaimana usia dini bersifat holistik.
hasil belajar yang Materi 2 :Kegiatan pembelajaran kemampuan
melaporkan
spesifik dan mudah pembelajaran yang Materi 3 : Memahami fondasi secara
pembelajaran
dipahami. yang mendukung menguatkan bagaimana kemampuan holistik dan
yang fondasi dapat dibangun
Materi 4 :
transisi bertahap sejak
menguatkan tujuan secara bertahap dan
menginformasikan PAUD-SD? PAUD hingga SD?
transisi pembelajaran berkesinambungan di
hasil belajar secara PAUD dan SD.
PAUD-SD?
dialogis.
Untuk membangun kemampuan numerasi peserta didik dengan dasar yang kuat,
kita perlu membangun lingkungan belajar yang dapat mendukungnya
terbangunnya pertukaran ide numerasi yang kuat pula.

Membicarakan ide-ide
Membagikan pemikiran yang belum
MATH TALK
sepenuhnya terbentuk
(pembicaraan
numerasi)
Menyelesaikan
kesalahan pemahaman Memiliki waktu untuk
di hadapan teman berpikir mandiri
sebaya
Kesalahan
Mendapat dukungan = REFLEKS
Merenungkan
dalam jalur dan Peluang I
keberhasilan dan
kecepatan belajar Belajar
tantangan
masing-masing

Sangatlah penting dalam pembelajaran numerasi untuk membangun lingkungan belajar yang kuat dan suportif yang
mana siswa dapat membagikan pemikiran mereka, membicarakan ide-ide yang belum sepenuhnya terbentuk,
menyelesaikannya kesalahpahaman mereka di depan teman sebaya, memiliki waktu untuk berpikir mandiri,
merenungkan keberhasilan dan tantangan mereka, dan didukung dalam jalur atau kecepatan belajar
masing-masing. Untuk membangun lingkungan pembelajar numerasi yang kuat, ada setidaknya tiga komponen
penting: pembicaraan matematika, menggunakan kesalahan sebagai kesempatan belajar, dan refleksi.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 2
3.5
Diskusi
Numerasi
Ini terjadi melalui dua jalur. Satu jalur Diskusi numerasi yang kaya dan terstruktur menghasilkan
adalah melalui pembicaraan antar pemahaman yang lebih dalam dan memfasilitasi kemampuan
peserta didik itu sendiri, misalnya ketika numerasinya. Untuk mengembangkan lingkungan belajar dimana
bermain yang melibatkan kemampuan pembicaraan matematika adalah pusat, fokuskan pada
numerasi. Ketika seorang pengembangan ketiga keterampilan berikut :
berpartisipasi dalam anak diskusi
permainan numerasi, dia memiliki
kesempatan untuk "bertutur", di
atau
menyuarakan pemikirannya.
Keterampilan
verbalisasi Prosespikirannya membawa
Diskusi Numerasi
kejelasan lebih lanjut untuk ide-idenya.
Pertukaran ide yang terjadi di dalam
proses selanjutnya membangun
gambaran, menciptakan ide-ide
Jalur lain untuk menggunakan baru. dan
menciptakan pengetahuan adalah
dengan mendengarkan ide ide orang lain. Menjelaskan
Mendengarkan Menghubungkan
Ketika seorang peserta didik terlibat Pemikiran
Aktif ide
dengan ide-ide anak lain, dia belajar cara Matematika
berpikir baru, membangun makna, dan
memperkaya pemahamannya sendiri.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3
3.5
Diskusi Numerasi :
Bagaimana Menjelaskan Pemikiran
Numerasi
Bagaimana kamu
Dari mana kamu
mendapatkan
tahu?
jawaban itu?

Pertanyaan pemicu sebagari bantuan /


scaffolding untuk membantu siswa
menjelaskan pemikiran mereka:
● Ketika kegiatan pembelajaran berlangsung,
● Apa yang kamu lihat pertama
Anda dapat meminta peserta didik menjelaskan
proses berpikir mereka. kali? atau Bagian mana dari
masalah yang kamu pikirkan
● Peserta didik mungkin tidak terbiasa menjelaskan pertama kali?
pemikiran mereka, sehingga mereka tidak tahu
● Bilangan apa yang kamu pikirkan
bagaimana menyampaikan ide, pemahaman, dan
strategi dalam kata-kata. selanjutnya?

● ● Bagaimana kamu mengetahui apa


Ajaklah peserta didik untuk berdiskusi dengan
memberikan pertanyaan pemicu yang dapat yang harus dilakukan setelah itu?
membantu mereka menjelaskan apa yang mereka
pikirkan.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
3.5
Diskusi Numerasi :
Bagaimana Menjadi Pendengar yang
Aktif
● Peserta didik juga belajar ketika saling
mendengarkan teman sebaya dengan penuh Mengajari peserta didik
perhatian. menjadi pendengar
bagaimana
berguna bagi sepanjang yang
hayat dan akan
● Mendengarkan secara aktif berarti memperkuat pemahaman aktif
numerasi
mendengarkan untuk memahami dan berusaha mereka. akan
untuk mengerti pesan pembicara.

● Dalam proses belajar, kita mendengarkan


dengan tujuan memahami dan/atau Contoh kalimat dan pertanyaan untuk
memperluas ide atau strategi matematika. mengklarifikasi:

● Beberapa cara menjadi pendengar yang aktif: ● Bapak/Ibu guru mengerti , tapi
Bapak/Ibu guru tidak mengerti
○ Mengajukan pertanyaan klarifikasi kepada . Bolehkah <Nama Anak>
anak. mengulangi apa yang tadi
○ kamu katakan?
Memparafrasakan atau menyatakan
kembali informasi yang disampaikan oleh ● Dari mana kamu dapat/lihat ?
anak.
● Apakah maksud kamu ?

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 5
3.5
Diskusi Numerasi :
Bagaimana Menghubungkan
Ide
● Anda dapat mengajar peserta didik untuk
menggunakan bahasa yang membantu
Contoh kalimat untuk menghubungkan
mereka menghubungkan ide-ide mereka
informasi:
membantu siswa tetap fokus pada topik,
serta mendorong diskusi yang lebih ● “Wah pembelajaran hitung longkap (skip
terstruktur dan terfokus. counting) kita hari ini seperti
saat
membantu Ibu-mu membungkus keripik
● Alih-alih peserta didik hanya melemparkan
seperti yang sudah kamu ceritakan yaa,
idenya, Anda dapat mengajarkan mereka
lima keripik tiap bungkusan.”
untuk menghubungkan ide-ide dan
menggabungkannya menggunakan bahasa ● “Iyaya, kalau kita sudah mengetahui seperti
penghubung. apa itu bilangan 3, jadi jika nanti
Bapak/Ibu guru minta agar dapat
membawa tiga buku cerita ke sekolah esok
hari, kamu sudah dapat menyiapkannya
sendiri yaa?”

● “Jadi kamu meras kalau belajar bilangan


hari ini mirip dengan kejadian ini
karena?”

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 6
3.5
Kesalahan adalah Peluang untuk
Belajar

Ungkapan dan pertanyaan untuk menciptakan


lingkungan yang aman untuk membuat
kesalahan

● Bapak/Ibu guru senang kalian sudah berani


mencoba, misalnya pun salah artinya kalian
sedang belajar!
● Ketakutan untuk melakukan kesalahan
menjadikan peserta didik enggan untuk ● Bagian ini cukup sulit ya. Yang mana yang
berpartisipasi, dan ini menghalangi siswa membingungkan? Apa yang dapat
membereskan kesalahpahaman mereka. membantu kamu mendapatkan jawaban?
Kesediaan untuk berpartisipasi ini adalah
kunci pertumbuhan siswa. ● Coba periksa kembali, menurutmu apakah
ada yang perlu diperbaiki atau semua sudah
● Peserta didik yang tidak takut melakukan baik? Bagian mana yang perlu diperbaiki?
kesalahan lebih cenderung untuk
mencoba ide-ide baru, bahkan jika ● Wah tadi kamu kesulitan di bagian ini,
mereka belum yakin bagaimana ide-ide namun kemudian kamu dapat mencoba
itu bekerja, dan lebih berani mengambil menjawabnya. Apa yang sih yang sudah
risiko dalam pembelajaran mereka. kamu lakukan untuk dapat menjawabnya?

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 7
3.5
Refleksi
Praktik

Refleksi,
11. Apakah Bapak/Ibu sudah menciptakan yuk!
lingkungan belajar yang membangun
pembelajar numerasi? Seperti apa
usaha Bapak/Ibu dalam
menciptakannya?

22. Apa yang Bapak/Ibu lakukan ketika terdapat


peserta didik yang melakukan kesalahan ketika
belajar numerasi?

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 8
3.5
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
2022

Modul 3
M o d u l Ajar N u m e ra s i Transisi PAUD-SD
● Perangkat Ajar untuk membangun kemampuan bertutur, kosakata, pengetahuan latar.

Perangkat ajar ini dapat digunakan oleh guru untuk membangun kemampuan numerasi, dimana lingkup
kemampuan numerasi terdiri atas lima komponen numerasi yaitu bilangan (tercakup kesadaran bilangan dan
operasi bilangan), pola (pola simbol dan pola bilangan); geometri (bentuk 2 dan 3 dimensi serta kesadaran ruang);
pengukuran (pengukuran tidak baku dan pengukuran baku, serta pemahaman akan waktu); analisis data

Contoh Perangkat Ajar Komponen Link Contoh Modul Ajar


Numerasi yang
Tercakup

Modul Ajar Membandingkan Bilangan https://guru.kemdikbud.go.id/perangkat-ajar/toolkits/bkmYdaqJnG


Sumber : INOVASI (Membandingkan Bilangan)
Bilangan
Mengenal Bilangan 1-10 https://drive.google.com/file/d/1y1JzClyzqNMsv2p3rt2u_POmuCqyAk_K/vi
Sumber : DIrektorat SD ew?usp=share_link (Mengenal Bilangan 1 - 10)

Modul Ajar STEAM: Kancil Pandai Berhitung Pola


https://guru.kemdikbud.go.id/perangkat-ajar/toolkits/rAm6BPMmMy
Sumber : Sekolah Kembang

https://guru.kemdikbud.go.id/perangkat-ajar/toolkits/dzmxxRpmbn
Modul Ajar STEAM: Dunia Tanpa Roda
(Modul Ajar STEAM: Dunia Tanpa Roda)
Sumber : Sekolah Kembang
Geometri
https://drive.google.com/file/d/1z04D_JPZZKlGbtV8ygCdYp5zQ5UrO9Hh/vi
Modul Ajar Bentuk dan Ruang
ew?usp=share_link (Modul Ajar Bentuk dan Ruang)
Sumber : SPK PSSI

Modul Ajar Berbasis Buku Cerita Anak: Si


https://guru.kemdikbud.go.id/perangkat-ajar/toolkits/vzZyP74mpd
Pejuang Air Pengukuran
Sumber : Sekolah Kembang

Selain perangkat ajar di atas, Anda dapat menemukan perangkat ajar lainnya pada LINK
berikut.
Modul 3. Bagaimana
Modul membangun
4. Bagaimana kemampuan
Membangun literasi
Kemampuan numerasi
Fondasi secara
secara bertahap
Holistik sejak PAUD
dan Bertahap hingga
Sejak PAUD hingga SD? | Materi 1
SD? 2
L a tiha n Pe m a h a m a n 3.5

Cek pemahaman Anda dengan


mengerjakan latihan berikut:

https://forms.gle/FWqXEn7G4kHLu4HB8

Lanjutkan perjalanan belajar Anda


setelah menyelesaikannya!

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi
5

Anda mungkin juga menyukai