Anda di halaman 1dari 11

ASESMEN & PEMBELAJARAN

RENCANA
MENGAJAR(RPP)

ANALISIS & ASESMEN DAN PROSES BELAJAR


UMPAN BALIK PEMBELAJARAN MENGAJAR

ASESMEN

Asesmen dapat dilakukan untuk mengetahui apa kekurangan pembelajaran tersebut.

Prinsip asesmen

 Valid (sesuai dengan tujuan serta menialai kompetensi yang akan dinilai)
 Reliabel
 Adil
 Fleksibel
 Memberikan umpan balik

Konsep asesmen

 Asesmen terhadap hasil belajar(sumatif)


 Asesmen untuk belajar dan sebagai proses belajar (formatif)

Bentuk Asesmen tingkat kelas

 Bermain peran, wawancara, unjuk kerja, main maping,

Asesmen diagnostik nonkognitif

 Pada awal pembelajaran


 Bisa berupa wawancara, berbincang, menggambar, menulis dll

Asesmen diagnostik kognitif


 Setiap waktu, awal, pertengahan, akhir
 Mendiagnosis keampuan dasar siswa
 Persiapannya : mengumpulkan informasi mengenai tujuan cp, Mengumpulkan infotmasi
tentang kmpetensi, Menenutukan teknik asesmen

Komponen asesmen diagnostik kognitif (2 soal sesuai kelas, 2 soal 2 tingkat kelas dibawah , 6
soal 1 tingkat kelas dibawah.

NUMERASI

Kemampuan untuk berfikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk
mmenyelesaikan masalah sehari hari terkait bilangan.

Level dalam numerasi

 Konsep dasar
 Penerapan
 Penalaran

KONSEP DASAR LITERASI

Praktik literasi?

 Membaca serentak 15 menit sebelum pembelajaran


 Menugaskan siswa membuat sinopsis adalah cara memastikan siswa benar-benar
membaca
1. Belajar membaca bukannlah proses alami, perlunya pendamping/mentor untuk membaca
2. Anak yang bisa membaca dengan lancar juga memahami apa yang dia baca itu tidaklah
benar karena membaca hanya dibunyikan saja namun belum tentu memahaminya.
3. Anak akan belajar membaca pada waktunya, pada saat yang tepat dia akan mengejar
ketertinggalan adalah salah
4. Penentu utama keberhasilan anak dalam membaca adalah lingungan rumah adalah salah
karena lingkungan sekolah juga merupakan pembantu dalam keberhasilan membaca anak
5. Akan ada sebagian anak yang tidak bisa belajar membac, apaun metodenya adalah salah
karen setiap orang memiliki cara tersendiri untuk membaca.
6. Kegagalan belajar membaca terkait dengan kecerdasan yang rendah adalah salah
7. Program membaca bisa menggunakan buku apa saja adalah salah, karena perlu level
buku yang tepat untuk jenjang anak tersebut
8. Membaca buku berjenjang atau buku yang kosakatanya diatur akan membuat anak bosan
adalah salah, karena kita tidak tau bagaimana bervariasinya buku berjenjang.
9. Membacakan buku dirumah untuk anak bisa dihentikan bila anak sudah bisa membaca
adalah salah, karena perlunya naik ke level yang lebih tinggi sejauh kegemaran anak
tersebut dalam membaca
10. Semua guru bisa mengajarkan literasi tidak harus guru bahasa

Apa itu literasi?

Kemampuan untuk menenali, memahami, menafsirkan, mencipta, mengomputasi dan


berkomunikasi menggunakan simbol visual, auditori, dan digital mengenai topik lintas disiplin
dan keilmuan. Kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, mencipta,
mengomputasi,berkomunikasi menggunakan simbol cetak dan tertulis dalam berbagai konteks.

Yang bisa dilakukan:

 Intensive reading (mengembangkan kemampuan membaca) pembelajaran


 Extensive reading (membaca untuk kenikmatan) pembiasaan/pengembangan

Kontinnum pembelajaran literasi

1. Belajar membaca (learning to read)


2. Membaca untuk belajar (reading to learn)

Penguatan literasi

1. Memetakan kemampuan literasi siswa di awal pembelajaran( jika masih rendah maka
perlu lakukan intervensi)
2. Memberikan intervensi sesuai dengan kemampuan siswa dalam kegiatan belajar
terbimbing
3. Memberi materi yang sesuai dengan kemampuan literasi siswa
4. Mengajarkan strategi membaca, memahami, dan mendalami teks di semua mata
pelajaran.

Penumbuhan budaya literasi

1. Lingkungan fisik sekolah


2. Lingkungan sosial-emosional
3. Lingkungan akademik

Tugas kami menjadi mentor literasi

 Tutoring (pendamping literasi)


 Klub membaca dan menulis
 Pengayaan pembelajaran menyenangkan (urutan planet)

Lingkungan kaya literasi

1. Bagaimana buku dikurasi (mempertimbangkan minat dan kemampuan membaca siswa)


2. Bagaimana buku dijenjang (berdasarkan materi teks, dan proporsi gambar)
letsreadasia.org
3. Bagaimana buku harus ditata
4. Bagaimana buku dikelola

KONSEP DASAR NUMERASI

1. Numerasi merupakan kemampuan yang berkaitan dengan bilangan dan operasi hitung
adalah benar tetapi numerasi bukan hanya bilangan dan operasi hitung saja
2. Numerasi hanyalah istilah lain dari matematika adalah salah, numerasi tidaklah sama
persis dengan matematika.
3. Konteks untuk numerasi atau literasi matematika haruslah konteks dunia nyata. Dalam
numerasi memang memerlukan konteks tapi tidak harus konteks dunia nyata karena
matematika sendiri adalah konteks, jadi tidak harus konteks dunia nyata
4. Karena numerasi adalah kemampuan dasar, maka hanya dikembangkan di jenjang
pendidikan dasar adalah salah karena tidak hanya di jenjang pendidikan dasar saja tetapi
di jenjang lebih tnggi numerasi juga masih dapat di kembangan
5. Untuk mengembangkan kemampuan numerasi peserta didik maka dibutuhkan kelas
numerasi adalah salah. Karena numerasi bukanlah pembelajaran yang harus dipelajari
secara terpisah, namun di pelajari di semua pembelajaran.
6. Untuk mengembangkan kemampuan numerasi peserta didik, Guru hanya perlu
memberikan soal-soal cerita kontekstual adalah salah karena soal-soal cerita tidak lah
cukup untuk membantu peserta didik.
7. Kemampuan numerasi peserta didik merupakan tanggung jawab sepenuhnya guru
matematika adalah tidak benar karena bukan hanya tanggung jawab guru mtk saja tetapi
semua guru mata pelajaran
8. Guru mata pelajaran selain matematika juga harus mengajarkan numerasi adalah benar

Apa itu numerasi?

Pengetahuan keterampilan prilaku disposisi siswa yang pelu mengetahui matematika.


Kemampuan kapasitas seseorang untuk berpikir matematis. Numerasi adalah pengetahuan dan
kemampuan yang diperlukan untuk mengakomodasikan tuntutan matematika dari kehidupan
pribadi dan publik dan untuk berpartisipasi dalam masyarakat sebagai warga negara yang
terinformasi. Kemampuan pengaplikasian matematika dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat.

Contoh : iklan lebih dari 80% dokter gigi merekomendasikan. Iklan harga pizza sesuai ukuran.
Saran resep kue.

Matematika dalam sekolah

1. Terstruktur
2. Prosedural
3. Pemecahan masalah
4. Masalah sering tidak relavan dengan kehidupan nyata
5. Semua informasi yang diberikan cukup dan digunakan

Numerasi lintas mapel (kurikulum) :

 Identifikasi tuntutan numerasi spesifik dari mata pelajaran yang diampu


 Rancangan pengalaman (memberikan pengalaman kesempatan belajar yang mendukung
penerapan pengetahuan dan keterampilan matematika umum siswa
 Kesadaran terminologi ( menyadari penggunaan terminologi matematika yang besar di
bidang pelajaran dan menggunakan bahasa ini dalam pengajaran)

Tuntutan atau kesempatan numerasi dalam mapel lain ?

1. Pjok
 Penomoran, pola dan urutan dalam aktivitas fisik
 Hubungan atara waktu, ruang dan jarak untuk menganalisis pencapaian fisik
 Menafsirkan tabel komposisi gizi makanan
 Menghitung nilai gizi makanan dalam ukuran porsi yang berbeda
 Menghitung detak jantung dan pernafasan menggunakan stopwach
 Membuat tabel atau grafik yang membandingkan detak jantung dan pernafasan
dalam berbagai aktivitas yang berbeda
2. Seni
 Desain produk menggunakan pola dan barisan
 Kesempatan pengukuran dan sense bentuk, ukuran, dimensi dan perspektif
 Mengumpulkan, menafsirkan dan menganalisis data yang berhubugan dengan
prilaku pengguna
3. Ipa
 Hipotesis
 Generalisasi
 Grafik dll
4. Ips
 Waktu
 Spasial
 Geografis
 Data
5. Bahasa
 Grafik dan tabel dalam presentasi lisan
 Penataan ruang yang baik

PRAKTIK PEMBELAJARAN LITERASI TERDIFERENSIASI SD INKLUSIF

Sekolah inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang masyarakat anak berkebtuhan kusus
belajar di sekolah-sekolah terdekat, didalam kelas umum bersama teman-teman seusianya.

Step memulai merancang pembelajaran literasi berdiferensiasi di sekolah inklusif:

1. Mengenal anak lebih dalam (asesmen) dengan tujuan


 mengetahui kemampuan dasar,
 mengetahui jenis bacaan yang disukai anak,
 mengetahui level baca anak,
 mengetahui harapan anak dalam kegiatan literasi,
 membuat rencana strategi pengelompokkan atau kelas klasikal saat pembelajaran
literasi di kelas.
2. Menganalisis kurikulum (k13 atau k merdeka)
Tips :
 Bebaskan diri, jangan terbelenggu
 Sesuaikan dengan konteks di kelas anda.
3. Mengembangkan rencana pembelajaran
Diferensiasikan konten ( https://s.id/buku-ceritaanak )
Diferensiasikan produk (tulisan, gambar dll)
4. Mengevaluasi pembelajaran (apa saja yang telah didapat siswa)
5. Baca dan berfikir nyaring (menyampaikana pa yang kita pikirkan tentang suatu hal, agar
anak2 tahu bagaimana cara berfikir kita)
6. Reding workshop?
7. Berbagi cerita (memahami waktak dari tokoh)

PRAKTIK PEMBELAJARAN NUMERASI TERDIFERENSIASI SD INKLUSIF

Observasi, tanya jawab, permainan, tes tertulis, anekdot

Membuat menara stik es

MEMILIH BACAAN UNTUK SD DAN SMP

Perjenjangan buku:

1. Pembaca dini (a)1


Jenjang pembaca dini pembaca yang baru kali pertama mengenal buku dan belum mampu
membacanya.
2. Pembaca awal (b)2
Pembaca yang sudah mampu membaca teks berupa kata/frasa dengan kombinasi bunyi
huruf, klausa kalimat sederhana dan paragraf sederhana.
3. Pembaca semenjana (c)3
Pembaca yang mampu membaca teks secara lancar berbentuk paragraf-paragraf dalam
satu wacana.
4. Pembaca madya (d) 6
Pembaca yang mampu memahami beragam teks dengan tingkat kesulitan menengah.
5. Pembaca mahir (e)
Pembaca yang mampu membaca beragam teks secara analitis dan kritis serta mampu
menyintesis berbagai pemikiran secara lebih baik.

Perjenjangan buku adalah pemaduan antara buku dan pembaca sasaran sesuai dengan tahap
kemampuan membaca

1. BUKU RAMAH CERNA (memiliki rima, dan kalimat sederhana) adalah buku dengan
karakteristik berisi meteri teks/gambar yang mudah dicerna oleh jenjang pembaca dini
dan pembaca awal. (kika dan kura)
2. BUKU BERJENJANG (sesuai dengan kemampuan dan kematangan pembaca) buku yang
berisi materi teks/gambar dengan penggunaan bahasa yang meningkat secara bertahap
dari sederhana hingga lebih rumit sebagai tantangan.
3. BUKU BERBAB (sd tinggi dan smp)(buku dengan fitur bab, dan cerita didominasi teks
yang adang terselipkan gambar. (fiksi dan informasi)
4. NOVEL ANAK volume buku lebih tebal, (hampir) seluruhnya bernarasi teks, sesekali
terselipkan gambar.

Keberagaman tema :

1. Usia 2-4 tahun masa penguasaan bahasa, dan bacaan anak yang tepat adalah yang berplot
sederhana dengan gambar cerita yang jelas dan menarik, serta karakter dan penceritaan
yang akrab.
2. Usia 5-7 tahun kecakapan bahasa lebih kompleks dan simbolik, dan mulai peduli dunia
sekitar. Bacaan yang tepat untuk usia ini adalah buku novel pendek bergenre gantasi,
humor, dan mengeksplor pengalaman baru.
3. Usia 8-11 tahun kemampuan berpikir cenderung lebih fleksibel dan mampu melihat
perspektif beda. Bacaan yang mengeksplorasi identitas, dilema, dan misteri umumnya
digemari mereka.
4. Usia 12 keatas mulai memiliki karakteristik orang dewasa, dalam logika berpikir dan
katertarikan seksual. Masa ini juga ditandai dengan adanya ketegangan antara keinginan
menjadi diri sendiri dengan tekanan sosisal dan rekan sebaya. Bacaan fantasi masa depan,
nilai moral yang ambigu, serta isu sosial dan seksualitas akan membantu anak di pra-
dewasa ini menyalurkan proses imajinasi dan memaknai pengalaman mereka.

Buku sebagai cermin, adalah apa yang kita baca adalah cerminan dari diri kita

Buku sebagai jendela, adalah buku sebagai jendela untuk melihat dunia yang lebih luas

Buku sebagai pintu geser, adalah buku sebagai sarana atau jalan menuju dunia luar yang lebih
luas.

Buku sebagai cermin merupakan analogi pentingnya siswa dengan latar belakang dan tampilan
fisik yang beragam terwakili pengalamannya di dalam buku.

Sementara buku sebagai jendela mengharapkan sebuah buku yang isinya memberikan siswa
kesempatan merasakan dan mempelajari pengalaman orang lain, yang latar belakang dan
tampilan fisiknya berbeda.

Buku sebagai pintu kaca geser merupakan analogi buku yang mengajak pembaca melakukan
sesuatu yang lebih dari sekadar melihat ke dalam cermin atau jendela, tapi juga pembaca ikut
masuk dan terlibat dengan dunia yang berbeda yang dibacanya.

Literacycloud.org

Letsreadasia.org

STRATEGI MEMBACA DI SD DAN SMP

KONSEP MEMBACA DALAM KONTEKS AKM KELAS

Komponen akm literasi:

 Konten (teks fiksi dan teks informasi)


 Level kognitif (menemukan informasi, menafsirkan, mengevaluasi)
 Konteks (personal(berkaitan dengan minat dan ketertarikan individu), sosial
budaya(mencerminkan pandangan masyarakat terkait), saintifik(berhubungan dengan
fenomena dan fakta ilmiah))

Ragam strategi memahami teks di sd-smp:

 Sebelum membaca
 Ketika membaca
 Setelah membaca

4 strategi membaca:

1. Membaca nyaring
5 manfaat:
 Memberikan contoh cara membaca untuk meningkatkan keterampilan membaca
siswa
 Menumbuhkan kecintaan membaca
 Mengembangkan keterampilan berpikir kritis
 Siswa terpapar komponen-komponen yang dibutuhkan untuk membaca
 Membangun landasan literasi dasar, fondasi belajar sepanjang hayat, dengar,
bicara, baca, tulis
2. Melihat, memprediksi, memirsa
Mengamati iklan makanan (teks informasi)
3. Menggunakan pengaturan grafis
4. Skimming & scanning

KONSEP LITERASI DIGITAL UNTUK SMK

6 aspek/topik yang perlu dipahami oleh anak2 dalam memanfaatkan teknologi (digital):

1. Literasi informasi
Taksonomi Bloom:
 Mengetahui
 Menerapkan
 Penalaran
Membedakan fakta dan opini (teori konspirasi dan hoaks)
2. Etika digital
Pada dasarnya, semakin luas akses internet/informasi, resiko plagiasi semakin besar.
Secara sadar perlu memahami literasi atas informasi yang ada di internet sebelum
menggunakannya untuk keperluan tertentu
3. Jejak digital
Apapun yang di unggah selamanya akan ada di sana.
 Tulisan dan cuitan
 Dokumen dan foto
 Like-retweet-love
 Komentar
4. Cara menjaga diri
 Jejak digitalmu bisa dipakai untuk melacak aktivitasmu..
 Berbagi boleh, tapi jangan over-share
 Pastikan informasi rekening dan keuangan mu tersimpan, terjaga, dan terpakai
dengan aman.
 Perbaiki dan kuatkan password-mu! Pakai authenticator jika memungkinkan
 Waspada hacker! Baik system-hacker atau human-hacker
5. Mengelola komunikasi digital
Sesuaikan gaya bahasa, substansi, dan media pengiriman..
 Jawab segera tetapi jangan terburu-buru
 Perhatikan tata bahasa dan tulislah dengan lugas
 Jangan lupa sertakan sisipan/ attachment jika ada
6. Cyberbulling

PERPUSTAKAAN DAN POJOK BACA

1. Pastikan apakah buku layak baca(sesuai jenjang dan menarik tidak, fiksi dan informasi)
2. Jika ditemukan buku yang layak baca,
 Simpan sebagian
 Pajang sebagian
3. Jika tidak terdapat tempat dan buku layak baca
 Jalin kerjasama dengan penyedia buku yang ada di wilayah tersebut
 Dengan TBM atau puskel
 Kerjasama anatar sekolah
 Jika ada internet pastikan dapat menambah jumlah buku dengan aplikasi buku
elektronik yang sesuai dengan kemampuan baca mereka
4. Jika perpustakaan sudah bagus
 Tentukan waktu yang berkala untuk menjadwalkan siswa membaca
 Dampingi siswa saat membaca
 Membaca mandiri
 Pinjamkan buku dengan waktu tertentu

perpustakaan itu terpusat, dikelola oleh tenaga khusus, programnya untuk sekolah. pojok baca itu
terbagi dalam kelas-kelas, dikelola oleh guru kelas, programnya ditujukan untuk siswa kelas
tersebut.

temukan kesenjangannya antara perpustakaan dan pojok baca yang menarik perhatiana dan tidak
atau kurang menarik perhatian. perbaiki (sesuai dengan kondisi sekolah) fisik(menarik secara
visual) layanan (menunjukkan sisi budaya dan kemanusiaan). wujudkan manfaat nyata
pemanfaatan perpustakaan dan pojok baca untuk dukung penguatan literasi.

yang dapat diterapkan saat pembekalan dan penugasan dari materi pembekalan yang
disampaikan adalah bagaimana mengadministrasi perpustakaan dan pojok baca yang baik dan
benar sesuai temuan yang ada di sekolah. tahu bagaimana alur pengelolaan koleksi perpustakaan
sekolah. tahu bagaimana format buku induk. tahu contoh katalog buku.

MATEMATIKA DILUAR RUANGAN

Kegiatan outdoor mathematics merupakan kegiatan yang dapat membantu anak-anak dan guru
untuk mengalami dan menghubungkan matematika dengan dunia di luar ruangan kelas.

Autside activity ≠ outdoor mathematics activity

Tahapan :

1. Topik
 Kemampuan prasyarat
 Tingkat kesulitan
2. Choose activity
 Lokasi
 Alat dan bahan
 Aman
3. Do outdoor math
 Survey lokasi
 Membuat kelompok
 Membuat rencana cadangan
4. Back to class
 Refleksi
 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai