OLEH
KELOMPOK 1
DEVI PUTRIANATA
IKFI HAYATI
UPBJJ PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Hudojo (1990:13) teori merupakan prinsip umum yang didukung oleh
data dengan maksud untuk menjelaskan suatu fenomena. Sedangkan belajar merupakan
suatu usaha yang berupa kegiatan hingga terjadi perubahan tingkah laku yang relatif/ tetap.
Dari pengertian teori dan belajar tersebut, secara ringkas dapat dikatakan, teori belajar
menyatakan hukum-hukum/ prinsip-prinsip umum yang melukiskan kondisi terjadinya
belajar.
Robert M. Gagne adalah seorang ahli psikologi yang banyak melakukan penelitian
mengenai fase-fase belajar, tipe-tipe kegiatan belajar, dan hirarki belajar. Dalam
penelitiannya ia banyak menggunakan materi matematika sebagai medium untuk
menguji penerapan teorinya (Depdiknas, 2005:13). Menurut Gagne, belajar adalah suatu
proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan
perubahan tersebut bersifat relatif tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu
terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi yang baru. Sedangkan mengajar adalah
membimbing siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan sehingga didapati proses belajar
yang menghasilkan perubahan tingkah laku.
Dalam pembelajaran ada banyak terdapat strategi, teknik, serta teori yang
mempengaruhi cara belaja para peserta didik. Arti dari belajar itu sendiri adalah
suatu perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil
dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi
antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya. Banyak teori yang mengungkapkan cara belajar
peserta didik dalam memahami suatu pelajaran yang di dapatnya di sekolah maupun di
rumah. Salah satu dari teori tersebut adalah teori Ausubel.
Menurut Ausubel belajar adalah suatu proses yang dikaitkan dengan informasi baru
pada konsep-konsep relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang. Dari
pengertian tersebut, penulis ingin lebih memahami tentang teori belajar menurut Ausubel.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai penerapan dari
teori belajar Ausubel dalam pembelajaran IPA di SD.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana level belajar menurut Robert M. Gagne?
2. Apa saja lima jenis belajar menurut gagne?
3. Bagaimana penerapan teori gagne dalam mengajarkan ipa di sd?
4. Apa pengertian teori belajar menurut ausubel?
5. Bagaimana penerapan teori ausubel dalam pengajaran ipa?
6. Apa saja tipe belajar menurut ausubel?
7. Apa saja prinsip yang perlu diperhatikan untuk menerapkan teori ausubel?
8. Apa saja ciri-ciri peta konsep ausubel?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui level belajar menurut Robert M. Gagne
2. Untuk mengetahui lima jenis belajar menurut gagne
3. Untuk mengetahui teori gagne dalam mengajarkan ipa di sd
4. Untuk mengetahui teori belajar menurut ausubel
5. Untuk mengetahui penerapan teori ausubel dalam pengajaran ipa
6. Untuk mengetahui tipe belajar menurut ausubel
7. Untuk mengetahui prinsip yang perlu diperhatikan untuk menerapkan teori ausubel
8. Untuk mengetahui ciri-ciri peta konsep ausubel
BAB II
PEMBAHASAN
4. Sikap-sikap (Attitudes)
Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi
tingkah laku kita terhadap benda-benda, kejadian-kejadian atau makhluk hidup.
Sekolompok sikap yang penting ialah sikap-sikap kita terhadap orang lain atau sikap
sosial. Dengan demikian maka akan tertanam sikap sosial pada para siswa.
Orang yang bersikap tertentu, cenderung menerima atau menolak suatu obyek
berdasarkan penilaian terhadap obyek itu, berguna/berharga baginya atau tidak. Bila
obyek dinilai “baik untuk saya”, dia mempunyai sikap positif; bila obyek dinilai
“jelek untuk saya”, dia mempunyai sikap negatif. Misalnya, siswa yang memandang
belajar di sekolah sebagai sesuatu yang sangat bermanfaat baginya, memiliki sikap
yang positif terhadap belajar di sekolah; dan sebaliknya kalau ada siswa memandang
belajar di sekolah sebagai sesuatu yang tidak berguna. ”sikap” dan
”niai” (Value) kerap disamakan meskipun ada ahli psikologi yang memandang nilai
sebagai ”sikap sosial”, yaitu masyarakat luas terhadap sesuatu, seperti sikap hormat
terhadap bendera nasional dan sikap menolak tindakan korupsi. Orang-perorangan
dapat mengambil sikap sosial itu dan menjadikannya sikap pribadi, atau menolaknya
dan menentukan sikap sendiri.
Sikap merupakan kemampuan internal yang berperanan sekali dalam mengambil
tidakan, lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak. Orang yang
memiliki sikap jelas, mampu untuk memilih secara tegas di antara beberapa
kemungkinan.
5. Keterampilan motorik (Motor skills)
Keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan-kegiatan fisik, tetapi juga
kegiatan-kegiatan fakta, tetapi juga kegiatan-kegiatan motorik yang digabungkan
dengan keterampilan intelektual, misalnya : bila berbicara, menulis, atau dalam
menggunakan berbagai alat IPA seperti menggunakan pipa kapiler, termometer dan
sebagainya.
Orang yang memiliki suatu keterampilan motorik, mampu melakukan
suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadaka
koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu. Keterampila
semacam ini disebut ”motorik”, karena otot, urat dan persendian, terlibat
secara langsung, sehingga keterampilan sungguh-sungguh berakar dalam
kejasmanian. Ciri khas dari keterampilan motorik ialah otomatisme, yaitu rangkaian
gerak-gerik berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar, tanpa dibutuhkan
banyak refleksi tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa diikuti urutan gerak-
gerik tertentu.
Dalam kehidupan manusia, berketerampilan motorik memegang peranan
yang sangat pokok. Seorang anak kecil harus sudah menguasai berbagai
keterampilan motorik, seperti mengenakan pakaiannya sendiri, mempergunakan alat-
alat makan, mengucapkan bunyi-bunyi yang berarti, sehingga bisa berkomunikasi
dengan saudara-saudara dan lain sebagainya. Pada waktu masuk Sekolah Dasar, anak
memperoleh keterampialn-keterampilan baru, seperti menulis dan memegang alat
tulis dan membuat gambar-gambar keterampilan-keterampilan ini menjadi bekal
dalam perkembangan kognitifnya.
C. Penerapan teori Gagne dalam mengajarkan IPA di SD
Model mengajar menurut Gagne disebut kejadian-kejadian instruksional yang
ditujukan pada guru dalam menyajikan suatu pelajaran pada sekelompok siswa.
1. Mengaktifkan Motivasi
Langkah pertama dalam pembelajaran adalah memotivasi para siswa untuk
belajar. Kerap kali ini dilakukan dengan membangkitkan perhatian mereka dalam
isi pelajaran, dan mengemukakan kegunaannya.
Expectancy dapat pula dianggap sebagai motivasi khusus dari pelajar untuk
mencapai tujuan belajar. Expectancy dapat dipengaruhi sehingga dapat
mengaktifkan motif-motif belajar siswa, misalnya motif untuk ingin tahu
(curiosity) atau motif untuk menyelidiki,dan motif untuk ingin mencapainya.
2. Memberitahu Pelajar Tentang Tujuan-Tujuan Belajar
Kejadian instruksi kedua ini sangat erat kaitannya dengan kejadian instruksi
pertama. Sebagian dari mengaktifkan motivasi para siswa ialah dengan
memberitahu mereka tentang mengapa mereka belajar, apa yang mereka pelajari,
dan apa yang akan mereka pelajari. Memberi tahu tujuan belajar juga menolong
memusatkan perhatian para siswa terhadap aspek-aspek yang relevan tentang
pelajaran.
Agar seorang siswa secara komprehensif tahu tentang tujuan instruksional
khusus yang akan dicapainya setelah suatu pelajaran selesai diajarkan/dipelajari
atau dalam buku pelajaran sebaginya dicantumkan tujuan-tujuan khusus yang akan
dicapai oleh siswa setelah mempelajari buku tersebut.
3. Mengarahkan Perhatian
Gagne mengemukakan dua bentuk perhatian, diantaranya:
1) Perhatikan yang pertama berfungsi untuk membuat siswa atau pelajar siap
menerima stimulus atau rangsangan belajar.
2) Bentuk kedua dari perhatian disebut persepsi selektif.
Dengan cara ini siswa memilih informasi yang akan diteruskan ke memori
jangka pendek, cara ini dapat ditolong dengan cara mengeraskan suara pada suatu
kata atau menggaris bawah suatu kata atau beberapa kata dalam satu kalimat.
4. Merangsang Ingatan
Menurut Gagne bagian yang paling kritis dalam proses belajar adalah pemberian
kode pada informasi yang berasal dari memori jangka pendek yang disimpan dalam
memori jangka panjang. Guru dapat berusaha untuk menolong siswa-siswa dalam
mengingat atau mengeluarkan pengetahuan yang disimpan dalam memori jangka
panjang itu. Cara menolong ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan pada siswa, yang merupakan suatu cara pengulangan. Adapun cara yang
dilakukan guru untuk merangsang ingatan siswa, yaitu:
a. Guru dapat berusaha menolong siswa dalam mengingat atau memanggil
kembali pengetahuan yang disimpan dalam memori jangka panjang. Cara ini
dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada siswa.
b. Bila ternyata siswa tidak dapat juga ingat akan pengetahuan yang diinginkan
guru, karena sudah lama dipelajarannya, maka sebaiknya guru dapat
menggunakan teknik bertanya dengan jalan membimbing.
5. Menyediakan Bimbingan Belajar
Untuk memperlancar masuknya infomasi ke memori jangka panjang, diperlukan
bimbingan langsung dalam pemberian kode pada informasi. Untuk mempelajari
informasi verbal, bimbingan itu dapat diberikan dengan cara mengkaitkan
informasi baru itu dengan pengalaman siswa. Untuk mempelajari informasi verbal,
bimbingan itu dapat diberikan dengn cara mengaitkan informasi baru itu dengan
pengalaman siswa. Bimbingan yang diberikan guru dapat berupa pertanyaan,juga
dapat berupa gambar-gambar atau ilustrasi.
6. Meningkatkan Retensi
Retensi atau bertahannya materi yang dipelajari dapat diusahakan baik oleh guru
atau pun oleh siswa. Usaha yang dapat diusahakan agar materi yang diajarkan
dapat bertahan lama adalah dengan cara:
a. Mengulang pelajaran yang sama berulang kali.
b. Dengan memberi berbagai contoh atau ilustrasi yang sederhana dan dapat
dicerna oleh siswa, seperti menggunakan tabel-tabel grafik, dan gambar .
7. Membantu Transfer Belajar
Tujuan transfer belajar ialah menerapkan apa yang telah dipelajari pada situasi
yang baru. Untuk dapat melaksanakan ini para siswa tentu diharapkan telah
menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan yang
dibutuhkan. Melalui tugas pemecahan masalah dan diskusi kelompok guru dapat
membantu transfer balajar kepada para siswa.
8. Memperlihatkan / Perbuatan dan Memberikan Umpan Balik
Hasil belajar perlu diperlihatkan melalui suatu cara, agar guru dan siswa itu sendiri
mengetahui apakah tujuan belajar telah tercapai. Untuk itu sebaiknya guru tidak
menunggu hingga seluruh pelajaran selesai. Sebaiknya guru memberikan
kesempatan sedini mungkin pada siswa untuk memperlihatkan hasil belajar
mereka, agar dapat diberi umpan balik, sehingga pelajaran selanjutnya berjalan
dengan lancar. Cara-cara yang dilakukan adalah pemberian tes atau mengamati
prilaku siswa umpan balik bila bersifa positif menjadi pertanda bagi siswa bahwa ia
telah mencapai tujuan belajar.
A. KESIMPULAN
Menurut Gagne, belajar adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk
mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relatif tetap,
sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi
situasi yang baru. Sedangkan mengajar adalah membimbing siswa untuk berinteraksi
dengan lingkungan sehingga didapati proses belajar yang menghasilkan perubahan
tingkah laku.
Dalam pembelajaran ada banyak terdapat strategi, teknik, serta teori yang
mempengaruhi cara belaja para peserta didik. Arti dari belajar itu sendiri adalah
suatu perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai
hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Inti dari teori belajar Menurut Ausubel adalah belajar bermakna. Belajar
bermakna adalah suatu proses yang dikaitkan dengan informasi baru pada konsep-
konsep relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang.
Dalam penerapan di IPA SD, Ausubel membuat peta hirarki konsep-konsep atau
tahapan-tahapan dimana konsep-konsep yang bersifat umum berada di puncak hirarki
dan semakin ke bawah konsep-konsep atau tahapan-tahapan diurutkan lebih khusus.
Hal tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip atau tahap-tahap yang dikemukakan oleh
Ausubel yaitu : Pengaturan Awal (advance organizer), Diferensiasi
Progresif, Consolidasi (belajar subordinatif), Rekonsiliasi Integratif. Salah satu ciri
peta konsep Ausubel adalah Dari setiap konsep, konsep yang paling umum (inklusif)
terdapat pada puncak konsep, makin kebawah konsep-konsep menjadi lebih khusus
sampai pada pemberian contoh-contoh.
B. SARAN
Saran dari penulis yaitu guru diharapkan dapat menerapkan teori belajar menurut
Ausubel dengan baik kepada peserta didik. Dan diharapkan agar peserta didik juga lebih
cepat faham jika menggunakan teori tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sapriati Amalia, dkk. 2020. Pembelajaran IPA di SD. Universitas Terbuka. Tanggerang
Selatan.