Anda di halaman 1dari 8

KONSEVASI SUMBER

DAYA ALAM

NAMA: KEVIN SILALAHI


NPM: 224210259
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah sebagai
tumpuan pembangunan nasional. Sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya, atau yang lebih dikenal dengan
keanekaragaman hayati, merupakan komponen sumber daya
alam yang paling penting, antara lain keanekaragaman jenis
ekosistem, keanekaragaman tumbuhan dan satwa, serta
keanekaragaman sumber daya genetik. Keanekaragaman
hayati sebagai salah satu unsur lingkungan memiliki fungsi
dan manfaat, keberadaannya tidak tergantikan, dan memiliki
kedudukan dan peran penting dalam kehidupan manusia
PENGERTIAN KONSERVASI
Konservasi diartikan sebagai upaya pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana dengan
berpedoman pada asas pelestarian. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati adalah pengelolaan sumber daya alam (hayati) dan
pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaan dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai keragamannya (UIN). Pengertian ini juga
disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya Pasal 1 Nomor 5 Tahun 1990 Secara hukum tujuan
konservasi tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yaitu bertujuan
mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan
ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan mutu kehidupan manusia (UIN)
TUJUAN KONSERVASI (UIN)
1. Preservasi yang berarti proteksi atau perlindungan sumber daya alam terhadap eksploitasi
komersial, untuk memperpanjang pemanfaatannya bagi keperluan studi, rekreasi dan tata guna air.
2. Pemulihan atau restorasi, yaitu koreksi kesalahan-kesalahan masa lalu yang telah membahayakan
produktivitas pengkalan sumber daya alam.
3. Penggunaan yang seefisien mungkin. Misal teknologi makanan harus memanfaatkan sebaik-baiknya
biji rambutan, biji mangga, biji salak dan lain-lainnya yang sebetulnya berisi bahan organik yang
dapat diolah menjadi bahan makanan
4. Penggunaan kembali (recycling) bahan limbah buangan dari pabrik, rumah tangga, instalasi-instalasi
air minum dan lain-lainnya. Penanganan sampah secara modern masih ditunggu-tunggu.
5. Mencarikan pengganti sumber alam yang sepadan bagi sumber yang telah menipis atau habis sama
sekali. Tenaga nuklir menggantikan minyak bumi. Penentuan lokasi yang paling tepat guna.
6. Cara terbaik dalampemilihan sumber daya alam untuk dapat dimanfaatkan secara optimal,
misalnya pembuatan waduk yang serbaguna.
7. Integrasi, yang berarti bahwa dalam pengelolaan sumber daya diperpadukan berbagai kepentingan
sehingga tidak terjadi pemborosan, atau yang satu merugikan yang lain.
STRATEGI KONSERVASI SDA DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Strategi Konservasi Alam Indonesia sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Undang-undang Nomor 4
Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU No. 23 Tahun
1997) yang sekarang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang PPLH. Strategi konservasi
sumber daya alam disusun dengan maksud untuk memberikan pedoman kepada para pengelolaan
sumber daya alam dalam menggunakan sumber daya alam tersebut untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan pembangunan. Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, disebutkan bahwa kewenangan daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang
pemerintahan kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan,
moneter, dan fiskal, agama serta kewenangan lain. Manusia menggunakan sumber daya alam, baik
biotik maupun abiotik, untuk mendukung kelangsungan hidupnya di muka bumi. Dewasa ini,
kebutuhan akan sumber daya alam cenderung meningkat terus karena adanya 2 (dua) faktor utama
yaitu:

1. Pertumbuhan penduduk yang pesat


2. Perkembangan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam.
STRATEGI KONSERVASI PENDIDIKAN DIINDONESIA

1. Model Penyuluhan
Model Penyuluhan Konservasi Penyuluhan merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan masyarakat
agar mereka dapat membuat keputusan yang benar, meningkatkan pengetahuan serta membangkitkan
kesadaran masyarakat. Di Indonesia, penyuluhan merupakan suatu sistem pendidikan non- formal yang
diberikan kepada petani dan nelayan beserta keluarganya agar mereka memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang lebih baik.
2. Pendidikan konservasi bagi orang dewasa
Pada dasarnya masyarakat telah memiliki kemampuan merencanakan, melaksanakan atau mengelola
lingkungan hidup. Pendidikan konservasi bagi orang dewasa (anggota masyarakat) memerlukan media
komunikasi yang memadai. Masyarakat sasaran memiliki kemampuan menafsirkan dan menginterpretasi pesan
yang disampaikan melalui media, baik verbal maupun non-verbal. Komunikasi, akan mendorong orang lain
agar mampu menginterpretasi pendapat seseorang lainnya. Ada empat tujuan komunikasi, yaitu: perubahan
pendapat, perubahan sikap, perubahan perilaku dan perubahan sosial.
3. Pendidikan Konservasi bagi Usia Dini
kemiskinan yang dipandang sangat mendesak, selain pemahaman yang kurang terhadap masalah lingkungan
serta komitmen dari pengambil kebijakan di tingkat pemerintahan daerah. Pemahaman dan perubahan
perilaku masyarakat luas terhadap pelestarian lingkungan hidup berkaitan dengan peran pendidikan lingkungan.
Dengan pendidikan lingkungan hidup dapat ditumbuhkan kesadaran dan perubahan sikap dan kepedulian
terhadap lingkungan hidup.
Arah Kebijakan dan Pengelolaan Konservasi SDA di
Indonesia

Pengelolaan sumber daya alam, termasuk kawasan lindung, cenderung tersentralisasi.


Peran pemerintah daerah dalam pengembangan kawasan lindung terbatas pada kawasan
yang tidak sepenting PP No. Tidak. Resolusi No. 62 tahun 1998 mengatur penyerahan
sebagian urusan pemerintahan departemen kehutanan ke berbagai daerah. Di wilayah ini
kewenangan pemerintah daerah hanya terbatas pada pengelolaan taman hutan yang luas
dan penataan batas hutan. Penanggung jawab kawasan meliputi; penghijauan dan
konservasi tanah dan air, sutera alam, peternakan lebah, pengelolaan hutan
hak/masyarakat, pengelolaan hutan lindung, perluasan kehutanan, pengelolaan hasil hutan
bukan kayu, perburuan tradisional dalam perburuan. Sementara itu di dalam Keppres
Kawasan Lindung peran Pemerintah Daerah hanya diberikan dalam hal untuk pembuatan
peta. Mestinya peran tersebut diberikan sejak dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan termasuk di dalamnya perimbangan keuangan Pusat dan Daerah, disamping
kepada Pemerintah Daerah, dan hal ini yang paling prinsip, diberikannya akses dan dalam
hutan- hutan produksi (Sembiring, 1997).
TERIMAKSIH

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai