Anda di halaman 1dari 12

REPUBLIK INDONESIA

PENDAPATAN DAERAH
Adalah

Semua hak Daerah yang


diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih
dalam periode tahun
anggaran berkenaan.

Pasal 1 angka 7 PP 12/2019 1


REPUBLIK INDONESIA

SUMBER PENDAPATAN DAERAH

Lain-lain
Pendapatan Pendapatan Pendapatan
Asli Daerah
Transfer Daerah
Yang Sah
2
Pasal 30 PP 12/2019 2
Lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah terdiri atas:
Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan asli Daerah meliputi:


a. Hasil penjualan BMD yang tidak dipisahkan;
a. pajak daerah; b. hasil pemanfaatan BMD yang tidak dipisahkan;
b. retribusi daerah; c. hasil kerja sama daerah;
d. jasa giro;
c. hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan; dan e. hasil pengelolaan dana bergulir;

d. lain-lain pendapatan asli daerah f. pendapatan bunga;


yang sah. g. penerimaan atas tuntutan ganti kerugian Keuangan Daerah;
h. penerimaan komisi, potongan, atau bentuk lain sebagai akibat penjualan,
tukar-menukar, hibah, asuransi, dan/atau pengadaan barang dan jasa
termasuk penerimaan atau penerimaan lain sebagai akibat penyimpanan
Pendapatan pajak daerah dan uang pada bank, penerimaan dari hasil pemanfaatan barang daerah atau
retribusi daerah meliputi pendapatan dari kegiatan lainnya merupakan Pendapatan Daerah;
sesuai dengan ketentuan peraturan
i. penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang
perundang-undangan yang asing;
mengatur mengenai pajak daerah j. pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;
dan retribusi daerah.
k. pendapatan denda pajak daerah;
l. pendapatan denda retribusi daerah;
m.pendapatan hasil eksekusi atas jaminan;

Hasil pengelolaan kekayaan daerah n. pendapatan dari pengembalian;


yang dipisahkan merupakan o. pendapatan dari BLUD; dan
Penerimaan Daerah atas hasil p. pendapatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
penyertaan modal daerah. undangan.
Pasal 31 PP 12/2019 3
REPUBLIK INDONESIA

PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH


 Pajak daerah dan retribusi daerah ditetapkan dengan undang-undang yang pelaksanaan di
Daerah diatur lebih lanjut dengan Perda.
 Pemerintah Daerah dilarang melakukan pungutan atau dengan sebutan lain di luar yang
diatur dalam undang-undang.

 Kepala daerah yang melakukan pungutan atau dengan sebutan lain di luar yang diatur
dalam undang-undang dikenai sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak
keuangannya yang diatur dalam ketentuan peraturan per-UU selama 6 bulan.
 Hasil pungutan atau dengan sebutan lain yang dipungut oleh kepala daerah di luar yang
diatur dalam undang-undang wajib disetorkan seluruhnya ke kas negara.

Pasal 286 dan Pasal 287 UU 23/2014 4


REPUBLIK INDONESIA

PAJAK DAERAH

Pajak Provinsi Pajak Kabupaten / Kota


1. Pajak Hotel
1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
4. Pajak Reklame
(BBNKB)
5. Pajak Penerangan Jalan
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan 6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Bermotor (PBBKB)
7. Pajak Parkir
4. Pajak Air Permukaan 8. Pajak Air Tanah
5. Pajak Rokok 9. Pajak Sarang Burung Walet
10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
5
REPUBLIK INDONESIA

RETRIBUSI DAERAH
Pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa/pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemda untuk kepentingan orang pribadi atau badan
Jasa Umum Jasa Usaha Perizinan Tertentu
1. Yan Kesehatan (P/K) 1. Pemakaian Kekayaan Daerah (P/K) 1. Izin Mendirikan Bangunan (K)
2. Yan Persampahan (P/K) 2. Pasar Grosir/Pertokoan (K) 2. Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol (P/K)
3. Ganti Biaya Cetak KTP dan Akta Capil X 3. Tempat Pelelangan (K) 3. Izin Gangguan (K) X
4. Yan Pemakaman (K) 4. Terminal (P/K) 4. Izin Trayek (P/K)
5. Yan Parkir di tepi jalan umum (K) 5. Tempat Khusus Parkir (K) 5. Izin Usaha Perikanan (P/K)
6. Yan Pasar (K) 6. Tempat Penginapan/Villa (P/K) 6. Izin Perpanjangan IMTA (P/K) (Pasal 150 UU
7. Pengujian Kendaraan Bermotor (K) 7. Rumah Potong Hewan (K) 28/2009 & PP 97/2012)
8. Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran (K) 8. Kepelabuhanan (P/K)
9. Ganti Biaya Cetak Peta (P/K) 9. Tempat Rekreasi dan Olahraga (P/K)
10. Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus (K) 10. Penyeberangan di air (P/K)
11. Pengolahan Limbah Cair (K) 11. Penjualan Produksi Usaha Daerah (P/K)
12. Yan Tera/Tera Ulang (K)
13. Yan Pendidikan (P/K)
14. Pengendalian Menara Telekomunikasi (K) (Prov/Kab/Kota) Tarif retribusi daerah ditinjau paling lama
15. Pengend Lalu Lintas (P/K) 3 (tiga) tahun sekali, dengan
mempertimbangkan perkembangan
Indeks harga serta perkembangan
perekonomian. Perubahan tarif retribusi
tsb ditetapkan dengan Peraturan Kepala
Daerah.

Kewenangan telah disesuaikan dengan UU 23/2014


Jenis Retribusi dapat tidak dipungut apabila potensi penerimaannya kecil dan/atau atas kebijakan nasional/daerah untuk memberikan pelayanan
tersebut secara cuma-cuma
(Pasal 110 ayat (2) UU 28/2009)
6
REPUBLIK INDONESIA

PENDAPATAN TRANSFER

Pendapatan transfer meliputi:


a. transfer Pemerintah Pusat; dan
b. transfer antar-daerah.

 Transfer Pemerintah Pusat terdiri atas:


a. dana perimbangan;
b. dana insentif daerah;
c. dana otonomi khusus;
d. dana keistimewaan; dan
e. dana desa.
 Transfer antar-daerah terdiri atas:
a. pendapatan bagi hasil; dan
b. bantuan keuangan.
7
REPUBLIK INDONESIA

LAIN LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH


Meliputi:

a.hibah;

b.dana darurat; dan/atau

c.lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan.

8
PERMASALAHAN & SOLUSI PENGELOLAAN PDRD, ANTARA LAIN:

NO PERMASALAHAN PDRD SOLUSI

1  Kepatuhan Wajib Pajak yang masih  Menggunakan Sistem Teknologi Informasi untuk
rendah mendetect pemenuhan kewajiban pajak daerah
 Penghindaran Pajak  Menegakkan law enforcement (memberikan
sanksi), contoh: penempelan Stiker belum
membayar pajak restoran pada Rumah Makan

2 Lemahnya sistem  Melakukan Reformasi Administrasi Perpajakan


pendataan/pemutakhiran data, Daerah melalui:
penggolongan, penetapan, • Penyusunan Profiling Wajib Pajak Daerah yang
pengolahan basis data, sistem digunakan sebagai penentuan potensi pajak
pembayaran/penagihan, dan daerah
pelayanan lainnya kepada wajib pajak • Menggunakan system/teknologi informasi dalam
dan wajib retribusi (administration pelayanan PDRD.
tax). • Membangun organisasi perpajakan daerah
berdasarkan fungsi seperti fungsi pengelola
data, fungsi pelayanan, fungsi penagihan, fungsi
pemeriksaan, dan fungsi pengawasan.
 Memperbaiki Basis Data Perpajakan, melalui:

9
Lanjutan…
….…
NO PERMASALAHAN PDRD SOLUSI

 Melakukan pendataan ulang wajib pajak dan objek pajak


 Meningkatkan koordinasi internal pemda antara lain
dengan bagian penerbitan izin
 Memanfaatkan data pihak ketiga (BPN utk PBB)
 Meningkatkan kerjasama pertukaran data dengan
penyedia data lainnya misalnya BPS.

3 Persoalan Sumber Daya Manusia:  Pengalokasian SDM yang lebih tepat sesuai dengan
 jumlah pegawai yang belum sesuai potensi dan kompetensi
dengan kebutuhan ideal  Mengirimkan pegawai untuk mengikuti diklat ahli
 sistem manajemen SDM yang belum penilaian, penagihan, dan pemeriksaan.
menjawab kebutuhan organisasi serta  Menambah jumlah diklat internal terkait dengan praktik
 masih terdapat kasus-kasus seperti pemungutan perpajakan yang baik.
kolusi dan pelanggaran disiplin  Kerjasama kemitraan dengan pemda-pemda yang dinilai
sukses dalam pemungutan perpajakan, khususnya
problem solving terkait pemungutan perpajakan daerah.
 Pelaksanaan sistem reward and punishment perlu
ditegakkan secara tegas untuk meningkatkan kinerja
pegawai dan menghindari kebocoran penerimaan

10
Lanjutan……
NO PERMASALAHAN PDRD SOLUSI

4 Belum signifikannya penerimaan pajak Penyesuaian Dasar Pengenaan Pajak, melakukan
daerah penilaian ulang atas dasar pengenaan pajak, yaitu:
 (nilai jual objek pajak untuk PBB-P2, nilai jual
pengambilan mineral bukan logam dan batuan untuk
Pajak MBLB,
 nilai perolehan air tanah untuk Pajak Air Tanah, dan
 nilai perolehan hak atas tanah dan bangunan untuk
BPHTB disesuaikan dengan potensi dan kemampuan
pembayar pajak

5 Masih belum memadainya tenaga  Dibidang penilaian dan penagihan dapat


dalam bidang Penilaian, Penagihan, dikerjasamakan dengan Direktorat Jenderal Pajak
dan Pemeriksaan dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
 Dibidang pemeriksaan dapat berkoordinasi dengan
Polri, Kejaksaan, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, dan Badan Pemeriksa Keuangan.

11
REPUBLIK INDONESIA

LAYANAN PUBLIK TERTENTU

Izin Usaha Perdagangan;


Izin Usaha Hiburan;
Izin Mendirikan Bangunan;
Izin Usaha Restoran;
Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;
Izin Trayek.
Izin Usaha Perikanan; dan/atau
Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing.

12

Anda mungkin juga menyukai