Kebijakan Pelatihan Pengendali Pelatihan
Kebijakan Pelatihan Pengendali Pelatihan
KESEHATAN
• Pasal 30
Pengembangan Nakes bertujuan untuk meningkatkan mutu dan
karier Nakes
Pengembangan Nakes dilakukan melaui Pendidikan dan Pelatihan
serta kesinambungan dlm menjalankan praktik
Dalam rangka pengembangan Nakes, Kepala Daerah dan Pimpinan
Fasyankes bertanggung jawab atas pemberian kesempatan yang
sama kepada Nakes
Pasal 31
Pelatihan Nakes dapat diselenggarakan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat
Pelatihan harus memenuhi program pelatihan dan tenaga
pelatih yang sesuai dengan Standar Profesi dan Standar
Kompetensi serta diselenggarakan oleh Institusi
penyelenggara pelatihan yang terakreditasi
PP
No.67 th
2019 Peraturan Pemerintah No. 67 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Tenaga Kesehatan
Pasal 61
(3) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan proses
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja,
profesionalisme, dan/atau menunjang pengembangan karier Tenaga
Kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Pasal 76
(1) Pelatihan Tenaga Kesehatan dapat dilakukan pada
prapenugasan dan/atau di dalam penugasan.
(2) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat d-
ilakukan secara berjenjang dan berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan.
ARAH PEMBANGUNAN
ASN dan SDM
KESEHATAN
Indonesia masih memiliki masalah kesehatan yang persisten
Ke 2
1. Termasuk: China, Malaysia, Myanmar, Philippines, Thailand, Vietnam, Papua new Guinea, East Timor, Pacific islands
Source: World Bank, WHO Global Health Observatory
Kasus Tuberculosis
tertinggi di dunia
Angka kematian
maternal2 (2015), per 357 305
100,000 kelahiran 221 180 170
hidup 69 60 25 24 7
i Si
L In Ph M C V B Th a
73%
M jumlah kematian disebabkan
oleh penyakit tidak menular,
lebih tinggi dari Asia
Tenggara dengan rata-rata 60
Angka kematian 57 %
bayi (2015)2, per 39
27 23 22
1,000 kelahiran hidup 15 9 6 7 2
2. ASEAN Statistical Report on Millennium Development Goals 2017 Jakarta, ASEAN Secretariat, August 2017
dari populasi umur 15 tahun
Prevalensi
33.1 32.4 28.8 27.7 26.7 21.8 19.7 19.6 13.3
39% ke atas merokok– prevalensi
tertinggi di antara negara-
negara ASEAN
stunting, % 4.4
8
Tiga Tantangan Utama dalam Pengelolaan SDM Kesehatan di Indonesia
KURATIF - REHABILITATIF
VISI:
Masyarakat
sehat yang
mandiri dan
UPAYA PROMOTIF - PREVENTIF
berkeadilan
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
Meningkatkan
Memperkuat sistem
Outcome kesehatan ibu, anak,
Mempercepat Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
keluarga berencana
RPJMN bidang dan kesehatan
perbaikan gizi pengendalian Hidup Sehat pengendalian obat
masyarakat penyakit (GERMAS) dan makanan
kesehatan reproduksi
2 a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
6 kategori penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
kapabilitas layanan farmasi & alat tanggap
utama 7 kampanye Penambahan Skrining 14 penyakit
layanan primer sekunder & kesehatan darurat
utama: imunisasi, imunisasi rutin penyebab kematian
gizi seimbang, olah menjadi 14 tertinggi di tiap Pembangunan tersier Produksi dalam Jejaring nasional
raga, anti rokok, antigen dan sasaran usia, skrining Puskesmas di 171 Pembangunan RS di negeri 14 vaksin surveilans berbasis
sanitasi & perluasan stunting, & kec., penyediaan Kawasan Timur, rutin, top 10 obat, lab, tenaga
kebersihan cakupan di peningkatan ANC 40 obat esensial, jejaring top 10 alkes by cadangan
lingkungan, skrining seluruh untuk kesehatan ibu pemenuhan SDM pengampuan 6 volume & by value. tanggap darurat,
penyakit, Indonesia. & bayi. kesehatan primer layanan unggulan, table top exercise
kepatuhan kemitraan dengan kesiapsiagaan krisis.
pengobatan
world’s top
4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM 6 Transformasi teknologi
healthcare centers.
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar negeri,
dan berkelanjutan; alokasi yang kemudahan penyetaraan nakes
adil; dan pemanfaatan yang lulusan luar negeri.
efektif dan efisien.
11
Gap dapat menyebabkan terbatasnya akses masyarakat
terhadap pelayanan Kesehatan yang berkualitas
KOMPETENSI
MANAJERIAL
Diukur dari tingkat
pendidikan, pelatihan
MENGELOLA
PERUBAHAN
structural atau
INTEGRITAS
manajemen, dan
pengalaman
kepemimpinan
PEREKA KOMPETENSIT
EKNIS
T
KOMUNIKASI
BANGSA Diukur dari tingkat
dan spesialisasi
pendidikan, pelatihan
teknis fungsional
KOMPETENSI SOSIAL dan pengalaman
KULTURAL ORIENTASI bekerja secara teknis;
Diukur dari pengalaman PADA HASIL 11
kerja berkaitan dengan
masyarakat majemuk
dalam hal agama, suku,
dan budaya sehingga
memiliki wawasan
kebangsaan.
PENGEMBANGAN MUTU KOMPETENSI
TENAGA KESEHATAN
16
• Platform pelatihan digital
Institusi
Pelatihan
(ADMIN)
Peserta / Nakes
(USER)
1. Status akreditasi
2. Status pelatihan
3. Daftar Pelatihan
1. Profil (connected to SI-SDMK)
4. Evaluasi Peserta 2. Data pelatihan
3. E-sertifikat
4. Status Kompetensi
5. Level pelatihan
• Satu platform pelatihan – Single Sign On 6. Evaluasi Individu
(SSO) integrated to SI-SDMK
17
Pelaksanaan Pelatihan
Tahun 2021 s.d Mei 2022 39% Pelatihan
tahun 2021 s.d Mei
2022 telah
Fungsional Spesifik Peningkatan Kinerja dilaksanakan secara
kesehatan keprofesian Organisasi daring
5%
8%
24% Luring
33%
43% Blended
35%
Daring
60%
68% 24%
Platform Pelatihan
Digital yang
Unsur penetapan kriteria metode pembelajaran (luring, blended, daring) berkorelasi terintegrasi
terhadap: dibutuhkan untuk
memudahkan akses
1. Hasil output kompetensi yang akan dicapai pengembangan
2. Penyediaan Media dan alat bantu yang diperlukan dalam pencapaian kompetensi kompetensi Nakes
3. Kebutuhan Fasilitator/Infrastruktur
18
SMART ASN
Memiliki /Kuasai :
Nasionalisme
Integritas
Wawasan Global
Hospitality
Networking
Teknologi Informasi
Bahasa Asing
Entrepreneurship
Sumber: LAN RI
PELATIHAN
53 Institusi Terakreditasi
tahun 2021 (31%)
23 10 10 7 2 1
Bapelkes RS Vertikal Swasta UPT Pelatihan RSUD Institusi Pelatihan
Daerah Kemenkes Provinsi
23
Diklat teknis Profesi - PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
Dengan pendekatan PBK/CBT ini banyak fungsi pelatihan yang semula sulit
untuk dilaksanakan menjadi lebih mudah dan praktis, karena proses pelatihan
secara terstruktur dan berdasarkan modul dan materi pelatihan yang telah
tersedia, sehingga sangat memungkinkan peserta pelatihan berlatih secara aktif
dan mandiri.
70%
Variasi kegiatan pengembangan kompetensi,
20%
selain instruktur-lead (diklat, workshop dan
3
10%
seminar) ke assignment/workplace/experiential
learning serta juga social learning dalam
bentuk pembimbingan (coaching dan
mentoring)
25
Disarankan full daring
KOMPETENSI
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:
• Menjelaskan rancangan pelatihan
• Melakukan manajemen pelaksanaan pengendalian
pelatihan
• Memberikan motivasi dan pendampingan peserta
• Menerapkan komunikasi efektif
• Melakukan analisis hasil evaluasi pembelajaran
• Membuat laporan pengendalian pelatihan
STRUKTUR PROGRAM
ALOKASI WAKTU (JPL)
NO MATERI PELATIHAN PL/ TOTA
T P
OL L
MATA PELATIHAN DASAR
1. Kebijakan Peningkatan Mutu Tenaga
2 0 0 2
Kesehatan
2. Mutu Pelatihan 2 0 0 2