Anda di halaman 1dari 32

KEBIJAKAN PENINGKATAN KOMPETENSI SDM

KESEHATAN

PELATIHAN PENGENDALI PELATIHAN BIDANG


KESEHATAN

DIREKTORAT PENINGKATAN MUTU TERNAGA KESEHATAN


DIREKTUR JENDERAL TENAGA KESEHATAN
1. REGULASI/ DASAR HUKUM
 UU NO. 5 TAHUN 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN)
 PP NO.17 TAHUN 2020 Tentang Perubahan Atas
PP NO. 11 TAHUN 2017 Tentang Manajemen
PNS
 UU NO.36 TAHUN 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan
 PP NO.67 TAHUN 2019 Tentang Pengelolaan
Tenaga Kesehatan
 Permenkes RI no.18 TAHUN 2017 Tentang
Penyelengaraan Uji Kompetensi Jabatan
Fungsional Kesehatan
 Permenpan no. 13 tahun 2019 tentang
Pengusulan, Penetapan, Dan Pembinaan Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil
 SE Ka Badan No.DM.03.01/V/0668/ 2020 tentang
Pemberitahuan Pengaturan Terbaru Dalam
Pengelolaan Jabfungkes.
DASAR HUKUM PENGEMBANGAN KOMPETENSI
PP No. 17 tentang
UNDANG-UNDANG NOMOR Manajemen PNS
5 TAHUN 2014 TENTANG ASN
1. Setiap PNS memiliki hak dan kesempatan yg
 Pasal 70 sama dengan memperhatikan hasil penilaian
kinerja dan penilaian kompetensi PNS yang
(1) Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan
20 bersangkutan
kesempatan untuk mengembangkan 3 2. dilakukan paling sedikit 20 (dua puluh) jam
pelajaran dalam 1 (satu) tahun.
kompetensi. 3. PPK wajib menetapkan kebutuhan dan rencana
(3) Dalam mengembangkan kompetensi pengembangan kompetensi
setiap Instansi Pemerintah wajib
menyusun rencana pengembangan
kompetensi tahunan yang tertuang Rencana pengembangan kompetensi dilakukan untuk
dalam rencana kerja anggaran
20 jangka waktu 1 (satu) tahun yang pembiayaannya
tertuang dalam rencana kerja anggaran tahunan
tahunan instansi masing-masing; 5 Instansi Pemerintah
UU
No.36 th
2014 UU No. 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan

• Pasal 30
 Pengembangan Nakes bertujuan untuk meningkatkan mutu dan
karier Nakes
 Pengembangan Nakes dilakukan melaui Pendidikan dan Pelatihan
serta kesinambungan dlm menjalankan praktik
 Dalam rangka pengembangan Nakes, Kepala Daerah dan Pimpinan
Fasyankes bertanggung jawab atas pemberian kesempatan yang
sama kepada Nakes

Pasal 31
 Pelatihan Nakes dapat diselenggarakan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat
 Pelatihan harus memenuhi program pelatihan dan tenaga
pelatih yang sesuai dengan Standar Profesi dan Standar
Kompetensi serta diselenggarakan oleh Institusi
penyelenggara pelatihan yang terakreditasi
PP
No.67 th
2019 Peraturan Pemerintah No. 67 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Tenaga Kesehatan

Pasal 61
(3) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan proses
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja,
profesionalisme, dan/atau menunjang pengembangan karier Tenaga
Kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Pasal 76
(1) Pelatihan Tenaga Kesehatan dapat dilakukan pada
prapenugasan dan/atau di dalam penugasan.
(2) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat d-
ilakukan secara berjenjang dan berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan.
ARAH PEMBANGUNAN
ASN dan SDM
KESEHATAN
Indonesia masih memiliki masalah kesehatan yang persisten

​Harapan hidup pada


kelahiran (2018),
69 71 75 77 79 80 83
tahun ​Ditambah lagi,

​India ​Indonesia ​Asia Timur ​Turki ​USA ​OECD ​Australia


​dan Pasifik1

Ke 2
1. Termasuk: China, Malaysia, Myanmar, Philippines, Thailand, Vietnam, Papua new Guinea, East Timor, Pacific islands
​Source: World Bank, WHO Global Health Observatory
​Kasus Tuberculosis
tertinggi di dunia
​Angka kematian
maternal2 (2015), per 357 305
100,000 kelahiran 221 180 170
hidup 69 60 25 24 7
i Si
L In Ph M C V B Th a

​73%
M jumlah kematian disebabkan
oleh penyakit tidak menular,
lebih tinggi dari Asia
Tenggara dengan rata-rata 60
​Angka kematian 57 %
bayi (2015)2, per 39
27 23 22
1,000 kelahiran hidup 15 9 6 7 2

2. ASEAN Statistical Report on Millennium Development Goals 2017 Jakarta, ASEAN Secretariat, August 2017
​dari populasi umur 15 tahun

​Prevalensi
33.1 32.4 28.8 27.7 26.7 21.8 19.7 19.6 13.3
39% ke atas merokok– prevalensi
tertinggi di antara negara-
negara ASEAN
stunting, % 4.4

ASEAN Food and Nutrition Report


2021

8
Tiga Tantangan Utama dalam Pengelolaan SDM Kesehatan di Indonesia

Kekurangan jumlah Distribusi SDMK Kurangnya pelatihan


Nakes secara tidak merata berbasis kompetensi
nasional Kurangnya dokter di puskesmas Rendahnya penilaian dan
671 (6,47%) puskesmas Indonesia bagian timur, pelatihan berbasis
tidak ada dokter
sementara di beberapa daerah over kompetensi
supply
5.644 (54,45%) puskesmas Rendahnya retensi nakes di Kurangnya akses terhadap
belum memiliki 9 Jenis Tenaga daerah, insentif ‘kurang menarik’ pelatihan terakreditasi
Kesehatan secara lengkap dan pola karir tidak jelas

155 (24,26%) RSUD kab/kota belum Pemerintah (pusat) memiliki


kewenangan terbatas untuk
terpenuhi dengan 7 dokter spesialis melakukan redistribusi nakes di
Faskes milik Pemerintah Daerah
Ratio dokter 0,67 / 1000 penduduk (UU23/2014)
Dokter spesialis 0,15/1000 penduduk
9
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN

RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV


(2005-2009) (2010-2014 (2015-2019) (2020-2025)

Bangkes Akses Akses Kesmas thdp


diarahkan masyarakat masyarakat yankes yg
untuk thdp yankes thdp yankes berkualitas
meningkat- yg berkualitas yg telah
kan akses telah lebih berkualitas menjangkau &
dan mutu berkembang telah mulai merata di
yankes dan mantap seluruh wilyah
meningkat Indonesia

KURATIF - REHABILITATIF
VISI:
Masyarakat
sehat yang
mandiri dan
UPAYA PROMOTIF - PREVENTIF
berkeadilan

Arah pembangunan upaya kesehatan dan kuratif bergerak kearah


promotif, preventif sesuai kondisi dan kebutuhan
Transformasi Sistem Kesehatan 2021-2024
5 RPJMN dan 6 Pilar Transformasi

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan
Memperkuat sistem
Outcome kesehatan ibu, anak,
Mempercepat Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
keluarga berencana
RPJMN bidang dan kesehatan
perbaikan gizi pengendalian Hidup Sehat pengendalian obat
masyarakat penyakit (GERMAS) dan makanan
kesehatan reproduksi

Transformasi 3 Transformasi sistem ketahanan


1 Transformasi layanan primer layanan rujukan kesehatan

2 a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
6 kategori penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
kapabilitas layanan farmasi & alat tanggap
utama 7 kampanye Penambahan Skrining 14 penyakit
layanan primer sekunder & kesehatan darurat
utama: imunisasi, imunisasi rutin penyebab kematian
gizi seimbang, olah menjadi 14 tertinggi di tiap Pembangunan tersier Produksi dalam Jejaring nasional
raga, anti rokok, antigen dan sasaran usia, skrining Puskesmas di 171 Pembangunan RS di negeri 14 vaksin surveilans berbasis
sanitasi & perluasan stunting, & kec., penyediaan Kawasan Timur, rutin, top 10 obat, lab, tenaga
kebersihan cakupan di peningkatan ANC 40 obat esensial, jejaring top 10 alkes by cadangan
lingkungan, skrining seluruh untuk kesehatan ibu pemenuhan SDM pengampuan 6 volume & by value. tanggap darurat,
penyakit, Indonesia. & bayi. kesehatan primer layanan unggulan, table top exercise
kepatuhan kemitraan dengan kesiapsiagaan krisis.
pengobatan
world’s top
4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM 6 Transformasi teknologi
healthcare centers.
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar negeri,
dan berkelanjutan; alokasi yang kemudahan penyetaraan nakes
adil; dan pemanfaatan yang lulusan luar negeri.
efektif dan efisien.

11
Gap dapat menyebabkan terbatasnya akses masyarakat
terhadap pelayanan Kesehatan yang berkualitas

Kinerja Gap Produktivitas :


Insentif , Sistem jenjang karier, sistem merit
SDMK
PENGELOLAAN
Gap Kompetensi :
SDMK Kompetensi Pengembangan kompetensi, pelatihan,beasiswa,
SDMK PPDS, fellowship

Distribusi SDMK Gap Distribusi SDMK :


Kebijakan Redistribusi, Insentif di DTPK

Ketersediaan SDM Gap Jumlah dan Jenis SDMK : Perencanaan


kebutuhan dan Pemenuhan SDMK

Akses masyarakat terhadap SDM Kesehatan


KOMPETENSI ASN
diterapkan untuk menjadi role model

KOMPETENSI
MANAJERIAL
Diukur dari tingkat
pendidikan, pelatihan
MENGELOLA
PERUBAHAN
structural atau
INTEGRITAS
manajemen, dan
pengalaman
kepemimpinan

PEREKA KOMPETENSIT
EKNIS
T

KOMUNIKASI
BANGSA Diukur dari tingkat
dan spesialisasi
pendidikan, pelatihan
teknis fungsional
KOMPETENSI SOSIAL dan pengalaman
KULTURAL ORIENTASI bekerja secara teknis;
Diukur dari pengalaman PADA HASIL 11
kerja berkaitan dengan
masyarakat majemuk
dalam hal agama, suku,
dan budaya sehingga
memiliki wawasan
kebangsaan.
PENGEMBANGAN MUTU KOMPETENSI
TENAGA KESEHATAN

PP no. 67 Tahun 2019


tentang Pengelolaan Tenaga
 Rancangan
Pelatihan Kesehatan
AKREDITASI  Peserta
PELATIHAN  Pelatih
(5 KOMPONEN)  Penyelenggara Pasal 81
 Tempat Pasal 79
UU No. 36 tahun penyelenggaan (1) Akreditasi institusi penyelenggara
2014 Pasal 31 pelatihan sebagaimana dimaksud
(1) Setiap penyelenggaraan pelatihan dalam Pasal 79 ayat (3) huruf b
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 dilakukan berdasarkan pengajuan
ayat (2) huruf b harus terakreditasi dan
PP No 67 tahun diselenggarakan oleh institusi akreditasi dari institusi
2019 (ps.61-85)  Administrasi dan penyelenggara yang terakreditasi. penyelenggara pelatihan.
AKREDITASI Manajemen
INSTITUSI 
PELATIHAN
Pelayanan Pelatihan
 Pelayanan (2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada (2) Pengajuan akreditasi institusi
(3 KOMPONEN) ayat (1) dilakukan oleh pemerintah pusat.
Penunjang Pelatihan penyelenggara pelatihan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada (1) meliputi komponen administrasi
ayat (2) meliputi: a. akreditasi pelatihan; dan manajemen, komponen
dan b. akreditasi institusi penyelenggara pelayanan pelatihan, dan komponen
pelatihan. pelayanan penunjang pelatihan
15
Optimalisasi Learning management system Pelatihan
yang accessible, terstuktur, dan terukur

Pengembangan tenaga kesehatan


Pilar 5
Peningkatan kompetensi melalui pelatihan Transformasi SDM Kesehatan
Peningkatan dan pengembangan sumber
daya manusia
UU 36/2014 PP 67/2019
Tenaga Kesehatan Pengelolaan Tenaga Kesehatan

(Pasal 30 & 31 terkait (Pasal 61-85 terkait


Pelatihan Tenaga Kesehatan) manajemen pelatihan)
Pilar 6
Transformasi Teknologi kesehatan
“Meningkatkan kinerja, profesionalisme, dan/atau
menunjang pengembangan karier Tenaga Kesehatan Pemanfaatan Teknologi dalam akselerasi
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya” Peningkatan kompetensi dan
profesionalisme tenaga kesehatan

16
• Platform pelatihan digital

Transformasi model pelatihan bidang kesehatan


melalui
Interoperabilitas Sistem Informasi
1. Data institusi Pelatihan
2. Kurikulum/ modul/media pelatihan
KEMKES 3. Data peserta (sebaran: jenis, lokasi,
(SUPER ADMIN) kompetensi/keahlian)
4. Data Pelatih sesuai Keahlian
5. Data Fasyankes Terlatih
6. Evaluasi Pelatihan

Institusi
Pelatihan
(ADMIN)
Peserta / Nakes
(USER)
1. Status akreditasi
2. Status pelatihan
3. Daftar Pelatihan
1. Profil (connected to SI-SDMK)
4. Evaluasi Peserta 2. Data pelatihan
3. E-sertifikat
4. Status Kompetensi
5. Level pelatihan
• Satu platform pelatihan – Single Sign On 6. Evaluasi Individu
(SSO) integrated to SI-SDMK

17
Pelaksanaan Pelatihan
Tahun 2021 s.d Mei 2022 39% Pelatihan
tahun 2021 s.d Mei
2022 telah
Fungsional Spesifik Peningkatan Kinerja dilaksanakan secara
kesehatan keprofesian Organisasi daring
5%
8%
24% Luring
33%
43% Blended
35%
Daring
60%
68% 24%
Platform Pelatihan
Digital yang
Unsur penetapan kriteria metode pembelajaran (luring, blended, daring) berkorelasi terintegrasi
terhadap: dibutuhkan untuk
memudahkan akses
1. Hasil output kompetensi yang akan dicapai pengembangan
2. Penyediaan Media dan alat bantu yang diperlukan dalam pencapaian kompetensi kompetensi Nakes
3. Kebutuhan Fasilitator/Infrastruktur

18
SMART ASN
Memiliki /Kuasai :
 Nasionalisme
 Integritas
 Wawasan Global
 Hospitality
 Networking
 Teknologi Informasi
 Bahasa Asing
 Entrepreneurship

Sumber: LAN RI
PELATIHAN

• Pelatihan merupakan proses


pembelajaran untuk meningkatkan
kompetensi, kinerja,
profesionalisme dan menunjang
pengembangan karir dengan
meminimalisir “gap kompetensi”
SDM dalam melaksanakan tugas &
fungsinya.
DASAR DIREKTORAT PENINGKATAN MUTU NAKES
MELAKUKAN
AKREDITASI INSTITUSI PENYELENGGARA PELATIHAN

Keputusan Kepala LAN


No.314/K.1/PDP.09/2021

sebagai Lembaga Pengakreditasi


Program Terakreditasi

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY


AKREDITASI BBPK & Bapelkes Kemenkes, Bapelkes Nusantara
INSTITUSI
Instalasi/ Unit Diklat RS, Yayasan/ Perseroan
Terbatas (PT)/ Lembaga lain

170 Institusi Penyelenggara Pelatihan

53 Institusi Terakreditasi
tahun 2021 (31%)

23 10 10 7 2 1
Bapelkes RS Vertikal Swasta UPT Pelatihan RSUD Institusi Pelatihan
Daerah Kemenkes Provinsi

37 Institusi yg akan 40 Institusi yg akan 72 Institusi yg akan


diakreditasi tahun 2022 diakreditasi tahun 2023 diakreditasi tahun 2024
(40%) (57%) (100%)
Kurikulum Pelatihan Per Nakes

“Total Kurikulum terdaftar


332 kurikulum”

23
Diklat teknis Profesi - PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

 Pelatihan berbasis kompetensi merupakan suatu pendekatan pelatihan yang lebih


spesifik dan terukur yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja sesuai
kebutuhan industri/pasar kerja.

 Pelatihan diselenggarakan dengan berorientasi pada keluaran (output dan


outcome) yang pelaksanaannya bergantung pada kecepatan dan keaktifan masing
masing peserta pelatihan berbasis kompetensi.

 Dengan pendekatan PBK/CBT ini banyak fungsi pelatihan yang semula sulit
untuk dilaksanakan menjadi lebih mudah dan praktis, karena proses pelatihan
secara terstruktur dan berdasarkan modul dan materi pelatihan yang telah
tersedia, sehingga sangat memungkinkan peserta pelatihan berlatih secara aktif
dan mandiri.

 Keuntungan pelatihan berbasis kompetensi diantaranya adalah pelatihan kerja


dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, praktis, dan ada kepastian
pengakuan bagi peserta pelatihan dari dunia usaha sebagai pengguna jasa.
24
MENGIKUTI PENGEMBANGAN PERUBAHAN PARADIGMA
PEMBELAJARAN
(LAN RI, 2021)
1
Perubahan dari Training and Development ke
Learning and Development
EXPERIENCE
LEARNING
Pergeseran dari Orang yang memberikan pelatihan
2 (instruktur-lead) kepada Peserta Pelatihan dan SOCIAL
Dampak Pembelajaran pada Kinerja Organisasi LEARNIN
G
KLASIKAL

70%
Variasi kegiatan pengembangan kompetensi,

20%
selain instruktur-lead (diklat, workshop dan
3

10%
seminar) ke assignment/workplace/experiential
learning serta juga social learning dalam
bentuk pembimbingan (coaching dan
mentoring)

25
Disarankan full daring

Praktik lapangan dilaksanakan secara praktik mandiri

Apabila dilaksanakan blended,


- ada ijin dari Ketua Satgas setempat / pernyataan
Kepala Institusi untuk menerapkan protokol
kesehatan
- Kapasitas kelas maksimal 50% atau jarak antar
kursi peserta minimal 1 m
- Konsumsi box
- Kapasitas kamar maksimal 50%

Laksanakan sesuai Juklak Pelatihan Masa Pandemi


Jabatan Fungsional
KESEHATAN 30
Jenis

This Photo by Unknown Author is licensed


under CC BY-SA-NC
1 Administrator Kesehatan 2.828 16 Pembimbing Kesehatan Kerja 337
2 Apoteker 5.567 17 Penata Anestesi 194
3 Asisten Apoteker 12.449 18 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 5.692
4 Asisten Penata Anestesi 179 19 Perawat 150.595
5 Bidan 108.185 20 Perawat Gigi/ Terais Gigi dan Mulut 9.888
6 Dokter 29.715 21 Perekam Medis 3.480

7 Dokter Gigi 7.741 22 Pranata Laboratorium Kesehatan 13.389

8 Dokter Pendidik Klinis 1.939 23 Psikolog Klinis 223

9 Entomolog Kesehatan 194 24 Radiografer 3.210


25 Refraksionis Optisien 439
10 Epidemiolog Kesehatan 2.153
26 Sanitarian 10.759
11 Fisikawan Medis 119
27 Teknisi Elektromedis 1.386
12 Fisioterapis 2.601
28 Teknisi Gigi 159
13 Nutrisionis 11.925 29 Teknisi Transfusi Darah 138
14 Okupasi Terapis 179 30 Terapis Wicara 128
15 Ortotis Prostetis 41
TOTAL : 385.784
• PERAN

• Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta berperan sebagai


Pengendali Pelatihan Bidang Kesehatan agar pelatihan
terselenggara sesuai dengan kurikulum.

• FUNGSI

• Dalam melaksanakan perannya, peserta memiliki fungsi:


• Melakukan persiapan pengendalian pelatihan
• Melakukan pelaksanaan pengendalian pelatihan
• Melakukan evaluasi pengendalian pelatihan
• Membuat laporan pengendalian pelatihan
TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu
mengendalikan pelatihan, mulai dari persiapan,
pelaksanaan dan evaluasi pelatihan.

KOMPETENSI
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:
• Menjelaskan rancangan pelatihan
• Melakukan manajemen pelaksanaan pengendalian
pelatihan
• Memberikan motivasi dan pendampingan peserta
• Menerapkan komunikasi efektif
• Melakukan analisis hasil evaluasi pembelajaran
• Membuat laporan pengendalian pelatihan
STRUKTUR PROGRAM
ALOKASI WAKTU (JPL)
NO MATERI PELATIHAN PL/ TOTA
T P
OL L
MATA PELATIHAN DASAR
1. Kebijakan Peningkatan Mutu Tenaga
2 0 0 2
Kesehatan
2. Mutu Pelatihan 2 0 0 2

3. Tugas dan Etika Pengendali Pelatihan 2 0 0 2

4. Learning Management System (LMS) 2 0 2


0
Subtotal 8 0 0 8
MATA PELATIHAN INTI
1. Rancangan pelatihan 2 2 0 4
2. Manajemen pelaksanaan pengendalian
2 6 0 8
pelatihan
3. Komunikasi efektif 1 4 0 5
4. Motivasi dan coaching 1 4 0 5
5. Analisis hasil evaluasi pembelajaran
1 3 0 4
6. Pelaporan pengendalian pelatihan 1 3 0 4
Subtotal 8 22 0 30
I. MATA PELATIHAN PENUNJANG
1. Building Learning Commitment (BLC) 0 3 0 3
2. Anti Korupsi 2 0 0 2
3. Rencana Tindak Lanjut (RTL) 0 2 0 2
Subtotal 2 5 0 7
Total 18 27 0 45

Anda mungkin juga menyukai