Anda di halaman 1dari 58

PERIKANAN BUDIDAYA

(AQUACULTURE)
What is Aquaculture ?

Young fish Fish feed pellets Fish harvest

AQUACULTURE
Pengertian dan Ruang Lingkup
• Akuakultur adalah kegiatan untuk
memproduksi biota (organisme ) akuatik
dilingkungan terkontrol dalam rangka
mendapat keuntungan (profit)
Pengertian dan Ruang Lingkup
Akuakultur
Dalam usaha akuakultur mencakup :
a. Pembenihan ikan
– Pemilihan induk
– Pemijahan induk
– Penetasan telur
– Pemeliharaan larva
– Pendederan
b. Pembesaran
– Efesiensi pakan
– Konversi pakan
c. Nutrisi pakan
– Formula pakan
– Nilai gizi
d. Kualitas air
e. Sistem pengadaan sarana dan
prasarana produksi akuakultur
Sistem pengadaan sarana dan prasarana
produksi akuakultur
• Prasarana produksi
· Pemilihan lokasi
· Pengadaan bahan dan
· Pembangunan fasilitas produksi
• Sarana produksi
· Pengadaan induk
· Benih
· Pakan
· Pupuk
· Obat-obatan
· Pestisida
· Peralatan akuakultur dan
· Tenaga kerja
• Subsistem proses produksi
– Persiapan akuakultur
– Penebaran (stocking)
– Pemberian pakan
– Pengelolaan lingkungan
– Kesehatan ikan
– Pemantauan ikan
– Pemanenan
• Subsistem penanganan pasca panen dan
pemasaran
– Meningkatkan mutu produk
– Distribusi produk dan
– Pelayanan (servis) terhadap konsumen
• Subsistem pendukung
– Aspek hukum (UU dan kebijakan )
– Aspek keuangan (pembiayaan/kredit,pembayaran)
– Aspek kelembagaan (organisasi perusahaan, asosiasi, koperasi,
perebankan, lembaga birokrasi, lembaga riset, dan pengembngan
PENGERTIAN BUDIDAYA
Budidaya berasal dari kata budi berarti usaha Daya berarti
kekuatan Budidaya ialah kegiatan usaha produksi suatu
komoditi. Budidaya dibagi tiga :
1. Budidaya ekstensif
2. Budidaya Semi intensif
3. Budidaya intensif
• BUDIDAYA EKSTENSIF ialah Kegiatan budidaya yang
hanya menggantungkan dari pengaruh alam. lahan yang
diolah juga besar 1 - 3 ha.
• BUDIDAYA SEMI INTENSIF ialah Kegiatan budidaya selain
tergantung pada faktor alam juga masih diatur atau masih
membutuhkan campur tangan manusia. Lahan yang diolah
antara 1 - 1,5 ha.
• BUDIDAYA INTENSIF ialah Kegiatan budidaya yang segala
sesuaru diatur secara cermat sehingga menghasilkan hasil
yang optimal (maksimal)
Tujuan Aquaculture
• Tujuan akuacultur
adalah
memproduksi ikan
dan akhirnya
mendapat
keuntungan serta
memenuhi
kebutuhan hidup
manusia dalam hal
pangan dan bukan
pangan ( non <
food uses)
Secara spesifik tujuan akuakultur
untuk :
• Produksi makanan
• Perbaikan stok alam
• Produksi ikan untuk
rekreasi
• Produksi ikan umpan
• Produksi ikan hias
• Daur ulang bahan
organik
• produksi bahan industri
Komoditas
Akuakultur
Komoditas adalah barang Silver carp
atau produk yang bisa
diperdangankan , jadi
komoditas akuakultur Bighead carp
adalah spesies atau Common carp
jenis ikan (dalam arti
luas) yang diproduksi
dalam kegiatan
akuakultur dan menjadi Grass carp
barang /produk yang
bisa diperdagangkan
Brook Trout, Salvelinus fontinalis

Black Tilapia,
Red-ear sunfish, Lepomis macrochirus
Oreochromis mossambica

Rainbow Trout, Salmo gairdneri


(=Oncorhynchus mykiss)

Hybrid Striped

Common carp, Cyprinus carpio


TILAPIA

Largemouth Bass, Micropterus Golden Shiner


salmoides Notemigonus crysoleucas

Nile Tilapia, Oreochromis niloticus


White Sucker
Catostomus commersoni

Bluegill, Lepomis macrochirus

Goldfish Carassius autatus


Blue Tilapia, Oreochromis aurea

Fathead Minnow Pimephales promelas


IKAN
Golongan ikan adalah spesies akuakultur yang
memiliki sirip sebagai organ penggeraknya
Contoh komoditas akuakultur dari golongan ikan adalah :
• Ikan mas ( Cyprinus carpio )
• Ikan nila ( Oreochromis niliticus )
• Ikan lele ( Clarias sp )
• Ikan gurami ( osphronemus gouramy )
• Ikan patin ( Pangosius sp )
• Ikan kerapu macan ( Epinephelus fusguttatus )
• Ikan kerapu bebek ( Cromiletes altivelis )
• Ikan kakap putih ( Lates calcarifer )
• Ikan bandeng ( chanos chanos )
UDANG
Golongan udang adalah spesies akuakultur yang memiliki karapas
yaitu kulit yang mengandung kitin sehingga bisa mengeras

Contoh komoditas akuakultur dari golongan udang adalah :


• Udang windu ( Paneos monodon )
• Udang vanamei ( Litopaneus vannamei)
• Udang bru ( Panaeus stylostris )
• Udang putih ( Panaeus japonicus )
• Udang galah crobrach tawar ( Macrobrachium
rasenbergit )
• Udang cerax ( Cherax sp )
• Udang lobster ( Homarus sp )
• Kepiting bakau ( Scylla serrata )
MOLUSKA
Golongan moluska adalah spesies akuakultur
yang memiliki cangkang yang keras

Contoh komoditas akuakultur dari golongan


moluska adalah :
• Karang mutiara ( Pinctada maxima )
• Abalone ( Heliotis sp.)
• Kerang hijau ( Mytilus sp.)
• Kerang darah ( Anadara sp.)
Komoditas Ikan Budidaya
• Komoditas ikan laut : kerapu macan, kerapu bebek,
napolion, karang mutiara, dan rumput laut.
• Komoditas ikan tawar : ikan mas, lele, gurami, nila,
mujair, dan patin.
• Komoditas air payau : udang windu dan bandeng.
PERTIMBANGAN BIOLOGI
Meliputi reproduksi, fisiologi, tingkah laku, morfologi, ekologi dan distibusi biota yang akan
dikembangkan sebagai komoditas akuakultur. Beberapa pertimbangan biologi tersebut adalah :
a. Kemampuan memijah dalam lingkungan
bubidaya dan memijah secara buatan
b. Ukuran dan umur pertama kali matang gonad
c. Fekunditas
d. Laju pertumbuhan dan produksi
e. Tingkat trofik
f. Toleransi terhadap kualitas air dan daya adaptasi
g. Ketahanan terhadap stres dan penyakit
h. Kemampuan mengonsumsi pakan buatan
i. Konversi pakan
j. Toleransi terhadap penanganan
k. Dampak terhadap liNgkungan
Pertimbangan ekonomi dan pasar
Pertimbangan konomi dan pasar lebih penting daripada pertimbangan biologi dalam
memilih spesies untuk dikulturkan. Pertimbangan ekonomi dan pasar dalam memilih
spesies mencakup beberapa hal, antara lain

a. Permintaan pasar
b. Harga dan keuntungan
c. Sitem pemasaran
(marketing)
d. Ketersediaan sarana
dan prasarana produksi
dan
e. Pendapatan
masyarakat
Sumber Daya Air
Berdasarkan kadar garamnya ( salinitas ), perairan dipermukaan bumi
dibagi menjadi tiga golongan yaitu :

PERAIRAN

TAWAR PAYAU LAUT


1. Perairan air tawar
Perairan air tawar terdapat didaratan mulai dari
pegunungan, perbukitan, hingga daratan rendah dekat
pantai, berupa

• Danau
• Situ
• Waduk
• Sungai
• Saluran irigasi
• Mata air
• Sumur dan
• Air hujan
2. Perairan payau
Perairan payau berlokasi dimuara sungai dan pantai tempat terjadinya
transisi dari kondisi air tawar ke kondisi air asin (laut), antara lain :

• Perairan payau di muara sungai dan pantai


• Perairan payau di rawa
• Perairan payau di paluh
3. Perairan laut
Perairan air laut adalah perairan yang berada dilaut dan memiliki kadar
garam berkisar antara 30-35 ppt. Berupa :

• Teluk→ perairan laut yang menjorok masuk


kedalam daratan
• Selat→ perairan laut diantara dua atau
beberapa pulau
• Perairan laut dangkal→ umumnya berlokasi
didekat pantai
Sistem Teknologi Akuakultur
Tujuan akuakultur adalah memproduksi ikan dan akhirnya mendapatkan keuntungan. Ada 13
sistem akuakultur yang sudah diusahakan untuk memproduksi ikan adalah :

1. Kolam air tenang


2. Kolam air deras
3. Tambak
4. Jaring apung
5. Jaring tancap
6. Keramba
7. Kombongan
8. Penculture
9. Enclusure
10. Long line
11. Rakit
12. Bak-tangki-akuarium dan
13. Ranching (melalui restocking)
Sitem Akuakultur :
Sistem akuakultur berbasiskan daratan ( land- based
aquakultur )
Terdiri dari kolam air tenang, kolam air deras, tambak, bak,
akuarium, dan tangki.

Sistem akuakultur berbasiskan air ( water- based


aquakultur ).
Terdiri dari jaring apung, jaring tancap, keramba,
kombongan, long line, rakit, pen culture, dan enclosure.
Sistem budidaya
Komponen dan lokasi yang sesuai dengan sumberdaya airnya :
Sistem Komponen Sumber Daya Air
Kolam air tenang - Pematang - Sungai
- Dasar kolam - Saluran Irigasi
- Pintu air masuk ( inlet ) - Mata Air
- Pintu air keluar ( outlet) - Hujan
- Saluran pemasukan air - Sumur
- Saluran pembuangan air - Waduk
- Danau
- Situ

Kolam air deras - Dinding/pematang - Sungai daratan tinggi


- Dasar kolam (pgunungan dan
- Pintu air masuk perbukitan)
- Pintu air keluar - Saluran irigasi di dataran
- Saluran pembuangan tinggi
- Saluran pembuangan
Sistem Komponen Sumber Daya Air
Tambak - Pematang - Muara Sungai
- Dasar tambak - Pantai
- Pintu air masuk ( inlet ) - Rawa Payau
- Pintu air keluar ( outlet) - Paluh
- Saluran pemasukan air
- Saluran pembuangan air

Jaring apung - Rangka - Danau


- Jaring - Waduk
- Pelampung - Teluk
- Jangkar + tambang - Selat
- Jalan inspeksi - Laguna
- Rumah jaga

Jaring tancap - Tonggak - Danau


- Jaring - Waduk
- Rumah jaga - Sungai
- Jalan inspeksi - Muara Sungai
- Teluk
- Selat
Sistem Komponen Sumber Daya Air
Keramba - Dinding - Sungai
- Dasar - Danau
- Atap - Waduk
- Pintu - Saluran irigasi
Kombongan - Dinding - Sungai
- Dasar - Saluran irigasi
- Atap
- Pintu
Sawah - Dinding/pematang -
- Dasar sawah
- Pintu air masuk
- Pintu air keluar
- Saluran pembuangan
Kandang (pen culture) - Dinding - Laut Dangkal
Terlindung
- Teluk
- Selat
Sistem Komponen Sumber Daya Air
Sekat (enclosure) - Teluk - Laut Dangkal Telindung
- Sekat (Barrier) - Teluk
- Pintu - Selat
Longline - Tambang - Laut Dangkal Terlindung
- Pelampung - Teluk
- Jangkar/pemberat - Selat
Rakit - Bambu - Laut Dangkal Terlindung
- Pelampung - Teluk
- Jangkar/pemberat - Selat
Bak/akuarium/ - Dinding - Sumur
tangki - Dasar - Mata air
- Atap
- Lubang masuk/keluar
Resirkulasi - Akuarium - Sumur
- Tandon/pengendapan
- Wadah filter
- Pompa
- Saluran/selang air
PENANGANAN HASIL PERIKANAN
PEMANFAATAN IKAN

Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia khususnya
dan masyarakat dunia pada umumnya.

Bahan makanan ini merupakan sumber protein yang relatif murah, tetapi beberapa jenis daripadanya
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi untuk diekspor.

Salah satu kelemahan ikan sebagai bahan makanan adalah sifatnya yang mudah membusuk
(perishable food) setelah ditangkap dan mati.

Oleh karena itu, ikan perlu ditangani dengan baik agar tetap dalam kondisi yang layak dikonsumsi oleh
konsumen.

Ikan yang tidak diawetkan hanya layak untuk dikonsumsi dalam waktu sehari setelah ditangkap,
padahal letak pusat-pusat produksi ikan, sarana
Lanjutan…..

distribusi dan pola penyebaran konsumen, menuntut agar ikan dapat bertahan dari 3 hari hingga
beberapa bulan sebelum sampai ke tangan konsumen.

Berbagai cara pengawetan ikan telah banyak dilakukan, tetapi sebagian diantaranya tidak mampu
mempertahankan sifat-sifat alami ikan. Salah satu cara pengawetan ikan yang tidak mengubah sifat
alami ikan adalah pendinginan dan pembekuan.

Faktor penting lain yang sangat menentukan nilai jual ikan adalah tingkat kesegaran. Kesegaran ikan
tidak dapat ditingkatkan, tetapi hanya dapat dipertahankan

Bagaimana cara mempertahankan kesegaran ikan ???

Penanganan setelah penangkapan atau panen adalah menjadi kunci jawabannya.


PERANAN PENGAWETAN DALAM USAHA PERIKANAN

1. DALAM PRODUKSI PERIKANAN.


a. setiap usaha penangkapan ikan dapat menangkap ikan sebanyak mungkin tanpa perlu
khawatir akan busuk.
b. kapal penangkap ikan dapat beroperasi dengan jarak jauh dan waktu lebih lama.

2. DALAM PRODUKSI DAN PERDAGANGAN.


a. ikan dapat diperdagangkan setelah lewat musim
b. memungkinkan distribusi ikan lebih luas dan lebih jauh sampai kepelosok-pelosok
pedalaman sehingga setiap orang dimanapun dapat menikmati makan ikan.
c. memungkinkan perdagangan ikan secara internasional.
d. memungkinkan stabilitas harga ikan dipasaran.
PEMANFAATAN BERBAGAI BAGIAN IKAN

BAGIAN IKAN UNSUR UTAMA DIBUAT MENJADI PENGGUNAAN

Daging Protein utama, lemak, Bermacam-macam Makanan manusia


bahan ekstrak bahan makanan

Telur (roe, milt) Protein, lemak Bermacam-macam Makanan manusia


bahan makanan

Kepala Protein, lemak, kalsium Tepung ikan, minyak ikan Makanan hewan
fosfat

Tulang, sirip Kalsium fosfat, bahan Tepung ikan Makanan hewan


yang mengandung
nitrogen

Kulit Kolagen Bahan mentah untuk Teknis


perekat dan kulit
Lanjutan…..

Sisik Kolagen, guanin Perekat, pearl Teknis


paste

Gelembung Kolagen Perekat Teknis


renang

Hati Bahan yang Pembuatan Pengobatan,


mengandung vitamin, makanan makanan manusia
Nitrogen, lemak, manusia, dan makanan
vitamin A, D, B makanan hewan hewan.
Alat pencernaan Bahan yang Tepung ikan, Makanan hewan,
mengandung lemak dan enzim bahan-bahan
nitrogen, lemak, teknis
enzim
PEMBUSUKAN IKAN

Kerusakan atau pembusukan ikan dan hasil olahannya dapat digolongkan :

1. Kerusakan biologis yang disebabkan oleh bakteri, jamur, ragi dan serangga
2. Kerusakan enzimatis yang disebabkan oleh enzim
3. Kerusakan fisika yang disebabkan oleh kecerobohan dalam penanganan seperti luka
memar, patah, kering dan lain-lain
4. Kerusakan kimiawi yang disebabkan oleh adanya reaksi reaksi kimia seperti ketengikan
(rancidity) yang diakibatkan oleh oksidasi lemak dan denaturasi (perubahan sifat) protein.

Kerusakan yang paling menonjol adalah kerusakan yang disebabkan oleh enzim dan bakteri, yaitu
kerusakan yang menyebabkan pembusukan
TAHAPAN PEMBUSUKAN IKAN

Secara kronologis, proses pembusukan ikan berjalan melalui 4 tahapan


sebagai berikut : hyperaemia rigor mortis autolysis bacterial decomposition.

a. Hyperaemia ;

Lendir ikan terlepas dari kelenjarnya didalam kulit membentuk lapisan bening yang tebal di sekeliling
tubuh ikan. Pelepasan lendir dari kelenjar lendir ini merupakan reaksi alami ikan yang sedang
sekarat terhadap keadaan yang tidak menyenangkan. Jumlah lendir yang terlepas dan menyelimuti
tubuh ikan sangat banyak hingga mencapai 1 – 1,5 % dari berat tubuh ikan. Lendir ini terdiri atas
glukoprotein mucin yang merupakan substrat yang sangat baik bagi pertumbuhan bakteri.
Lanjutan……
b. Rigor mortis;

Fase ini ditandai dengan kejang (kaku)nya tubuh ikan setelah mati. Pada saat ini ikan
dapat dikatakan dalam kondisi sangat segar. Tahapan ini ditandai dengan tubuh ikan yang mengejang
setelah mati akibat proses bio-kimia yang kompleks dalam jaringan tubuh yang menghasilkan
kontraksi dan ketegangan.

Waktu ikan mati, senyawa organisk di dalam jaringan dipecah oleh enzim yang masih
tetap aktif. Pada awalnya, glikogen terhidrolisa yang menghasilkan akumulasi asam laktat dan
penurunan pH yang merangsang enzim untuk menghidrolisa fosfat organik. Fosfat yang
mula-mula terurai ialah creatine phosphate membentuk creatine dan asam fosfat yang kemudian
diikuti oleh adenosim trifosfat (ATP) menjadi adenosin difosfat (ADP) dan asam fosfat.
Lanjutan……

Kekejangan ini dimulai dari bagian ekor dan secara perlahan-lahan merambat kearah kepala.

Lama dan selang waktu dimulainya rigor mortis dipengaruhi oleh ; jenis ikan, kondisi ikan, tingkat
kelelahan ikan, ukuran ikan, cara penanganan ikan dan temperatur penyimpanan.

c. Autolysis;

adalah proses penguraian protein dan lemak oleh enzim (protease dan lipase) yang terdapat dalam
daging ikan. Karena daging ikan terutama terdiri atas protein, maka proses ini dapat juga disebut sebagai
proteolysis.Autolysis dimulai bersamaan dengan penurunan pH. Autolysis tidak dapat dihentikan walaupun
dalam suhu yang sangat rendah dan proses ini akan selalu diikuti dengan meningkatnya jumlah bakteri.
d. Bacterial decomposition;

Daging ikan yang baru saja mati, dapat dikatakan steril, akan tetapi
sejumlah besar bakteri bersarang di permukaan tubuh, insang,
saluran darah dan saluran pencernaan. Bakteri ini secara bertahap
memasuki daging ikan, sehingga penguraian oleh bakteri mulai
berlangsung intensif setelah proses rigor mortis berlalu yaitu setelah
daging ikan mengendur dan celah serat daging terisi cairan.

Akibat serangan bakteri ini, ikan mengalami berbagai perubahan,


yaitu lendir menjadi lebih pekat, bergetah, amis, mata terbenam dan
pudar sinarnya serta insang berubah warna dengan susunan tidak
teratur dan bau menusuk.

Jumlah bakteri yang terdapat dalam tubuh ikan ada hubungannya


dengan kondisi perairan temapt ikan itu hidup. Bakteri yang
umumnya ditemukan adalah : Pseudomonas, alcaligenes,
micrococcus, sarcina, vibrio, favobacterium, crynebacterium, serrtia dan
bacillus
e. Pengaruh oksidasi;

Proses perubahan pada ikan dapat juga terjadi karena proses


oksidasi lemak sehingga timbul aroma tengik yang tidak diinginkan dan
perubahan rupa serta warna daging ikan kearah coklat kusam.

Bau tengik ini dapat merugikan, baik pada proses pengolahan


maupun dalam pengawetan karena dapat menurunkan mutu dan daya
jualnya.

Proses oksidasi ini dapat dicegah dengan mengusahakan kontak


seminimal mungkin antara ikan dengan udara bebas
disekelilingnya. Caranya dengan menggunakan ruang hampa udara, anti
oksidan atau menghilangkan unsur-unsur penyebab terjadinya proses
oksidasi.
PERBEDAAN IKAN SEGAR DAN IKAN BUSUK

No Bagian Ikan Ciri-ciri Ikan Segar Ciri-ciri Ikan Busuk


.
1. Mata Cerah, bening, cembung Pudar, berkerut, cekung,
menonjol tenggelam

2. Insang Merah, berbau segar, tertutup Coklat/kelabu, , berbau


lendir bening asam, tertutup lendir keruh

3. Warna Terang, lendir bening Pudar, lendir kelabu

4. Bau Segar seperti bau laut Asam dan busuk


Lanjutan….

No Bagian Ikan Ciri-ciri Ikan Segar Ciri-ciri Ikan Busuk

5. Daging Putih, padat/kenyal, bila Kemerahan, terutama di


ditekan bekasnya segera Sekitar tulang punggung,
lenyap bekas tekanan jari tidak
hilang

6. Sisik Menempel kuat pada kulit Mudah lepas

7. Dinding perut Utuh dan elastis Menggelembung, pecah, isi


perut keluar, dan lembek
Untuk mencegah pembusukan, akan sangat efektif apabila penyebab
utama dari pembusukan, yakni enzim dan bakteri dapat disingkirkan dari
ikan, dibunuh dan dicegah kedatangan penyebab lain dari kuar.

Pembusukan itu sendiri tidak dapat dicegah atau dihindari. Hingga saat
ini manusia baru berhasil memperlambat dan menunda proses
pembusukan.

Usaha terbaik untuk mempertahankan mutu ikan adalah :

a. Mengurangi sebanyak mungkin jumlah enzim dan bakteri pada tubuh


ikan.
b. Membunuh atau sekurang-kurangnya menghambat kegiatan sisa-sisa
enzim dan bakteri.
c. Melindungi ikan terhadap kontaminasi bakteri atau penyebab kerusakan
lain yang datang dari luar.
JENIS PENGAWETAN DAN PENGOLAHAN IKAN

Manusia telah membuat berbagai macam variasi dalam mengawetkan dan


mengolah ikan, antara lain :

1. Pendinginan (chilling) dengan es, es kering, air dingin, air laut dingin
atau alat pendingin mekanis
2. Pembekuan (freezing)
3. Pengalengan (canning)
4. Penggaraman (salting)
5. Pengeringan (drying), secara mekanis atau secara alami
6. Pengasaman (pickling atau marinading)
7. Pengasapan (smoking)
8. Pembuatan hasil olahan, seperti bakso, abon ikan, kamaboko, surimi,
sashimi, sushi, dan makanan lain dari ikan
9. Pembuatan hasil sampingan seperti tepung ikan, minyak ikan, kecap ikan,
fish protein concentrate (FPC), terasi, kerupuk, petis dan lain sebagainya.
KONDISI KIMIAWI IKAN BASAH ATAU SEGAR

Agar supaya dapat memperpanjang daya awet ikan dengan cara pendinginan atau
pembekuan, perlu untuk dipahami komponen utama yang membentuk seekor ikan
dan adanya senyawa yang erat hubungannya dengan derajat mutu kesegaran seekor
ikan. Komponen tersebut adalah sebagai berikut :

a. Air.
Air merupakan komponen dasar ikan dengan kadar 70 % - 80 % dari berat
daging ikan yang dapat dimakan. Kadar air ini berbanding terbalik dengan
kadar lemak ikan dimana semakin tinggi kadar air akan semakin rendah
kadar lemak seekor ikan.

b. Protein
Komponen kedua yang penting adalah protein dengan kadar sekitar 18 % -
20 %. Oleh karena aktivitas enzim, reaksi bio kimia dan bakterial, molekul
protein diuraikan menjadi senyawa yang lebih sederhana, yaitu asam amino yang
penting bagi pembangunan tubuh.
Lanjutan….

c. Lemak (lipida)
Minyak tubuh ikan terdiri dari triglycerida yang berbeda daripada
lemak hewan lain. Perbedaannya adalah pertama), lemak ikan,
lebih banyak mengandung rantai asam lemak yang terdiri dari lebih 18
atom karbon dan kedua), asam lemak dari lemak ikan lebih banyak
ikatan rangkap. Lemak merupakan komponen penting yang
mempengaruhi rasa ikan, selain merupakan sumber kalori yang
penting.

d. Ekatraktif Nitrogen (Nitrogenous Extractive)


Air dalam jaringan ikan mengandung senyawa nitrogenous larut,
seperti asam amino bebas, kamosin, anserin, trimethylamin oksida
(TMAO), dan amino lainnya. Senyawa nitrogenous ini adalah faktor
utama yang menyuguhkan bau dan rasa pada ikan. Selain itu,
mempunyai arti yang sangat besar pada kemunduran mutu ikan
berlangsung (bakteriologis dan kimiawi).
Lanjutan…..

e. Vitamin.
Bagian daging ikan yang dapat dimakan, banyak mengandung
vitamin A, vitamin B komplek, vitamin C, D dan E.

f. Glikogen.
Glikogen adalah sejenis karbohidrat majemuk yang terdapat pada
ikan dengan jumlah maksimum hingga 0,6 %. Glikogen ini penting
pada saat ikan ditangkap apalagi kalu ikan itu bergulat
menghadapi kematian sehingga glikogen akan terurai menjadi asam
laktat hingga derajat asam daging ikan meningkat, pH menurun
mencapai tingkat minimum.

g. Urea
Kadarnya sangat tinggi pada elasmobranchia (cucut dan pari)
hingga 2 %dari berat daging ikan. Kadar urea yang tinggi mengakibatkan
produk olahan berbau pesing. Pada teleostei kadar urea hanya
0,05 %
PENANGANAN IKAN SEGAR

Ikan segar atau ikan basah adalah ikan yang belum atau diawet dengan
apapun, kecuali semata-mata didinginkan dengan es. Penanganan ikan
segar dimaksudkan adalah semua pekerjaan yang dilakukan terhadap ikan
segar sejak ditangkap sampai saat diterima oleh konsumen. Pekerjaan ini
dilakukan oleh nelayan, pedagang, pengolah, penyalur, pengecer dan
seterusnya hingga konsumen.

A. PENDINGINAN IKAN.

Dengan mendinginkan ikan sampai suhu sekitar 00 C masa


kesegaran ikan (daya simpan, shelf life) dapat diperpanjang hingga
12 – 18 hari sejak ikan itu ditangkap dan mati, namun
tergantungbkepada jenis ikan, cara penanganan dan keadaan
pendinginannya.
Lanjutan….

Dan hasil penelitian dan kenyataan yang ada, ternyata bahwa pada suhu
yang sama , ikan-ikan yang ditangkap di daerah tropis mempunyai daya
simpan beberapa hari lebih panjang apabila dibandingkan dengan ikan-ikan
yang ditangkapdidaerah dingin. Seperti contoh ; ikan tuna yang ditangani
dan didinginkan dengan baik sejak ditangkap, dapat bertahan sampai 21
hari sebelum dinyatakan tidak layak untuk dimakan oleh manusia.

Perlu diketahui bahwa pendinginan hanya berhasil menghambat kegiatan


bakteri; bakteri itu masih tetap hidup dan melakukan perusakan terhadap
ikan, tetapi lebih lambat. Kegiatan perusakan akan normal apabila suhu
ikan naik kembali. Kegiatan bakteri dapat dihentikan pada suhu -120 C yang
akan dapat dicappai dengan pembekuan.

Pengawetan dengan pendinginan juga akan mengawetkan sifat-sifat asli


ikan (tekstur, rasa, bau dsb). Pendinginan adalah cara yang murah, cepat
dan efektif serta fleksibel untuk digunakan diatas kapal yang berada di
fishing ground.
Lanjutan….
Pendinginan ikan sangat tergantung pada tingkat kesegaran ikan sesaat
sebelum ikan tersebut didinginkan. Pendinginan sebelum masa rigor mortis
berlalu merupakan cara yang paling efektif apabila disertai dengan teknik
pendiginan yang benar

Pendinginan dapat dilakukan dengan salah satu atau kombinasi dari cara-
cara sebagai berikut :

1. Pendinginan dengan es
2. Pendinginan dengan es kering
3. Pendinginan dengan air dingin, berupa ;
a. air tawar bercampur es atau air yang didinginkan
dengan mesin pendingin.
b. air laut dingin bercampur es (chilled sea water, CSW)
c. air laut didinginkan dengan mesin pendingin
(refrigerated sea water, RSW)
d. Pendinginan dengan udara dingin.
Lanjutan….

1. JENIS-JENIS ES

Secara umum cara yang terbaik untuk mendinginkan ikan adalah dengan
menggunakan es, karena dapat mendinginkan dengan cepat tanpa
mempengaruhi keadaan ikan dan biayanya murah. Es umumnya terbuat
dari air tawar. Berdasarkan bentuknya es dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
a. Es balok (block ice), berupa balok berukuran 12 – 60 kg dan sebelum

dipakai terlebih dahulu dipecahkan.


b. Es tabung (tube ice), berupa tabung kecil yang siap untuk dipakai.
c. Es keping tebal (plate ice), berukuran diameter 5 cm agar dapat
dipakai untuk mendinginkan ikan.
d. Es keping tipis (flake ice), berupa lempengan es yhang tipis (tebal 5
mm, diameter 3 cm)
e. Es halus (slush ice), berupa butiran es yang halus diameter 2 mm.
Biasa diapakai di pabrik pengolahan ikan.
Lanjutan….

Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis es yang akan


dipakai untuk pendinginan ikan hasil tangkapan adalah sebagai berikut :

a. jenis, mutu, harga es yang tersedia dipasar.


b. kecukupan jumlah dan kontinuitas penyediaan es
c. sarana pemecah es yang diperlukan
d. sarana pengangkutan dan penyimpanan es yang diperlukan
e. biaya investasi dan operasional mesin es
f. kemudahan pemakaian es.

2. JUMLAH KEBUTUHAN ES

Es mempunyai daya pendinginan yang sangat besar. Tiap 1 kg es yang


meleleh pada 00 C akan menyerap panas sebanyak 80 kilo kalori untuk
meleleh menjadi air 00 C. Titik cair es adalah pada 00 C.
Lanjutan….

Hukum kekekalan energiakan berlaku dalam menghitung


jumlah es yang yang dibutuhkan untuk mendinginkan ikan.
Jumlah panas yang terlibat dalam proses pemanasan atau
pendinginan dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Q = B x PJ x ∆t untuk proses yang melibatkan


perubahan suhu

Q=BxL untuk proses pada suhu tetap


(pelelehan dan pembekuan)
Lanjutan….

Q = Jumlah panas yang ditambahkan atau diambil (kkal)


B = Berat benda yang dipanaskan atau didinginkan (kg)
PJ = Panas Jenis (kkal/0C)
* PJ ikan berkisar antara 0,6 – 0,8 kkal/kg/0C sesuai dengan
kandungan airnya.
* Apabila kandungan air tidak diketahui sebaiknya diambil nilai
tertinggi (0,8)
∆t = Selisih antara suhu awal dan suhu akhir (0C)
L = Panas laten yang diperlukan untuk membekukan/melelehkan
(kkal)
* Panas laten pada pembekuan air atau pelelehan es = 80 kkl/kg
Lanjutan….
CONTOH SOAL

1. Ikan seberat 1 ton pada suhu 220C akan didinginkan menjadi suhu 00C.
Panas Jenis ikan adalah 0,8. Berapa jumlah es yang diperlukan ?

a. Panas yang dikeluarkan untuk mendinginkannya dari 220C menjadi 00C


adalah :
Q = 1000 x 0,8 x (22 – 0)
= 17.600 kkal
b. Berat es yang diperlukan dapat dihitung dengan rumus Q = B x L
Q = B x 80
17.600 = B x 80
B = 17.600 : 80
B = 220 kg
Lanjutan ….

2. Ikan seberat 1 ton pada suhu 220C akan didinginkan menjadi 20C. Panas
jenis ikan adalah 0,8. Berapa jumlah es yang dibutuhkan ?
a. Panas yang dikeluarkan oleh ikan untuk mendinginkannya dari 220C
menjadi 00 C adalah :
Q = 1000 x 0,8 x (22 – 2) = 16.000 kkal
b. Berat es yang diperlukan dihitung dengan penggabungan kedua
rumus diatas :
- Panas untuk melelehkan es 00C menjadi air 00C
Q1 = B x L = 80 B
- Panas untuk menaikkan suhu air 00C menjadi 20C
Q2 = B x J x ∆t = B x 0,8 x (22-2) = 16B
- Jumlah panas yang ditambahkan pada es 00C menjadi air 20C
Q = Q1 + Q2 = 80B + 16B (diketahui Q = 16.000) maka
16.000 = 96 B B = 16.000 : 96 = 167 kg
Lanjutan….

Selain diperlukan untuk mendinginkan ikan, masih dibutuhkan es tambahan


untuk membuang panas lain yang timbul dalam proses pendinginan ikan,
yaitu :

1. Panas dari udara sekeliling yang besarnya bervariasi menurut keadaan


cuaca

2. Panas radiasi langsung dari matahari, sinar lampu dan benda lain.

3. Panas dari wadah yang digunakan.

4. Panas yang timbul akibat tekanan dengan ikan atau benda-benda


diatasnya.

5. Panas yang timbul akibat goncangan kendaraan atau goncangan kapal.


3. CARA PENDINGINAN IKAN DENGAN ES.

Cara pendinginan ikan dengan es sangat beragam, tergantung pada


tempatnya (kapal penangkap, tempat pendaratan ikan, tempat pelelangan,
pasar ikan, pabrik pengolahan ikan, super market dan lain-lain), jenis ikan,
dan tujuan pendinginan.

Harus diketahui bahwa es harus dicampurkan dengan ikan sedemikian rupa


sehingga setiap permukaan ikan bersinggungan dengan es, karena
pendinginan akan berlangsung juika es bersinggungan dengan tubuh ikan.
Semakin banyak permukaan ikan yang bersinggungan dengan es, maka
pendinginan akan berlangsung dengan lebih cepat sehingga pembusukan
dapat dihambat.

Dalam pendinginan ikan, ketentuan umum yang harus diikuti adalah


pembuangan insang dan isi perut terlebih dahulu, kecuali ikan berukuran
kecil yang biasanya didinginkan dalam bentuk utuh. Disarankan ikan-ikan
yang akan didinginkan dicuci dengan air dingin dan bersih.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai