Bab 5 - Indonesia Merdeka Sejarah Indonesia
Bab 5 - Indonesia Merdeka Sejarah Indonesia
INDONESIA MERDEKA
SMA N 3 MEDAN
1. Jepang kalah dengan sekutu
2. Perbedaan pendapat dan pencu
likan
3. Perumusan Teks Proklamasi H
ingga Pagi
4. Pembacaan Proklamasi
1. Pengesahan UUD 1945 dan P 5. Kebahagiaan Rakyat Atas Ke
emilihan Presiden dan Wakil merdekaan
Presiden
2. Pembentukan Departemen da
n Pemerintahan Daerah
3. Pembentukan badan-badan N
egara
1. Ir. Soekarno
4. Pembentukan Kabinet
2. Drs. Moh. Hatta
5. Pembentukan partai politik 3. Ahmad Soebardjo
6. Komite Van Aksi dan lahirnya 4. Sayuti Melik
Badan-badan Perjuangan 5. B. M. Diah
7. Lahirnya Tentara Nasional In 6. Latief Hendraningrat
donesia (TNI) 7. S. Suhud
8. Suwiryo
9. Muwardi
10. Syahruddin
11. Frans Sumarto Mendur
12. Yusuf Ronodipuro
Menganalisis Peistiwa rengasdengklok
sampai pegangsaan timur (proklamasi)
Menjelang tanggal 15 Agustus 1945 merupakan hari yang menegangkan bagi bangsa
Indonesia dan Jepang.Bagi bangsa Indonesia itu menjadi kesempatan baik untuk
mempercepat proklamasi kemerdekaan.Para gol.muda yang mengetahui Jepang
menyerah(Sutan Syahrir) segera mendesak gol.tua untuk memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia,namun Soekarno dan Hatta belum tersedia karena beberapa pertimbangan.
Rabu,15 Agustus 1945 pukul 22.00WIB para pemuda yang dipimpin Wikana,Sukarni
dan Darwis mendesak agar proklamasi diadakan paling lambat 16 Agustus 1945,tetapi
Soekarno belum bersedia dan marah sehingga ketegangan terjadi di rumah Soekarno.Para
pemuda pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 24.00WIB mengadakan pertemuan di Jl.Cikini
71 Jakarta,mereka sepakat membawa Soekarno&Hatta keluar kota(Agar tidak terpengaruh
oleh Jepang dan menyegerakan proklamasi) dengan pemimpinnya Shodanco singgih.
Pada pukul 16 Agustus pikul 04.00WIB Soekarno,Moh.Hatta dan para pemuda
menuju Rengasdengklok.dilain tempat,Jakarta berada dalam ketegangan karena seharusnya
diadakan pertemuan PPKI,tetapi Soekarno dan Hatta tidak ada ditempat.Ahmad subarjo tiba
di Rengasdengklok pukul 17.30WIB untuk menjemput mereka.Merka diizinkan kembali ke
Jakarta karena Ahmad subarjo memberikan jaminan nyawanya.
3. Perumusan Teks Proklamasi Hingga Pagi
Setelah ditolak di kediaman Nishimura karena beberapa
alasan.Rombongan Soekarno kembali ke rumah Laksamana Maeda
di Jl.Imam bonjol no.1 untuk merumuskan teks proklamasi.Setelah
tidak tercapai kata sepakat oleh pihak jepang mengadakan rapat
dan penyusunan proklamasi,Soekarno&Hatta mengambil
kesimpulan bahwa tidak ada gunanya lagi membicarakan masalah
kemerdekaan dengan pihak jepang.
Laksamana Maeda minta diri untuk beristirahat dan
mempersilahkan para pemimpin Indonesia berunding sampai puas
di rumahnya.Di ruang makan Maeda,dirumuskanlah teks
proklamasi.Pukul 04.00WIB Soekarno meminta persetujuan dan
ttd kepada semua yang hadir.Sukarni mengusulkan ditanda tangani
Soekarno dan Hatta,dengan atas nama Indonesia.Dengan beberapa
peerubahan yang telah disetujui,maka konsep itu diserahkan
kepada Sayuti melik untuk diketik.
Naskah Proklamasi
4. Pembacaan Proklamasi Pukul 10.00 Pagi
■ Pukul 5 pagi 17 Agustus 1945 para pemimpin dan pemuda kelluar dari
rumah Laksamana Maeda dengan kebanggaan.Mereka sepakat
memproklamasikan kemerdekaan di kediaman Soekarno.Hatta berpesan agar
B.M.Diah memperbanyak teks proklamasi dan menyebarkannnya keseluruh
dunia.Para pemuda melakukan kegiatan2 untuk penyelenggaraan pembacaan
proklamasi.
■ Para pemuda berbondong-bondong menuju ke Lap.Ikada dengan
dihalang-halangi oleh pasukan jepang.Mereka mendengar bahwa proklamasi
akan dibacakan di Lap.Ikada,tetapi tidak.Pembacaan proklamasi dilaksanakan di
Jl.pegangsaan timur no.56.
■ Sejak pagi hari,rumah Soekarno telah dipenuhi orang yang datang.Acara
yang direncanakan:1)Pembacaan proklamasi,2)Pengibaran bendera merah
putih,3)Sambutan Suwiryo dan Dr.Muwardi dari keamanan.Setelah
Penyelenggaraan selesai,Dr.Muwardi menunjuk beberapa barisan pelopor untuk
menjaga keselamatan Soekarno&Hatta.
Pembacaan Proklamasi dan Pengibaran Bendera Merah Putih
5. Kebahagiaan Rakyat Atas Kemerdekaan
i. Dua daerah istimewa yaitu Yogyakarta Menteri perhubungan : Menteri Penerangan : Mr.
serta Surakarta Abikusno Comrisuyoso Amir syamsudin
Disamping itu ada Kementrian Negara
3. Pembentukan Badan-Badan Negara
Pada malam 19 Agustus 1945, di Jln. Gambir Selatan (sekarang Merdeka
Selatan) No. 10, Presiden Sukarno, Wakil Presiden Hatta, Mr. Sartono,
Suwirjo, Otto Iskandardinata, Sukardjo Wirjopranoto, dr. Buntaran, Mr.
A.G. Pringgodigdo, Sutardjo Kartohadikusumo, dan dr. Tajuluddin,
berkumpul untuk membahas siapa saja yang akan diangkat sebagai
anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Selanjutnya disepakati
bahwa rapat KNIP direncanakan tanggal 29 Agustus 1945.
PPKI kembali mengadakan sidang pada tanggal 22 Agustus 1945. Dalam
sidang ini, diputuskan mengenai pembentukan Komite Nasional Seluruh
Indonesia dengan pusatnya di Jakarta. Komite Nasional dibentuk sebagai
penjelmaan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan
kemerdekaan Indonesia yang berdasar kedaulatan rakyat.
Anggota KNIP secara resmi dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945 di gedung
Kesenian Pasar Baru. Sebagai ketua KNIP Kasman Singodinejo.
Pada bulan Oktober 1945, kelompok kiri (sosialis) dalam KNIP yang dipimpin
oleh Sutan Syahrir berhasil menyusun kekuatan dan mendorong dibentuknya
Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP). Langkah berikutnya
adalah mendorong terbentuknya kabinet parlementer dengan mengubah fungsi
KNIP dari sekedar hanya badan penasehat menjadi badan legislatif. Dengan alasan
1. Adanya kesan politik bahwa kekuasaan presiden terlalu besar sehingga
dikawatirkan menjadi pemerintahan yang bersifat diktator.
2. Adanya propaganda Belanda melalui NICA yang menyiarkan isu politik
bahwa pemerintah RI adalah pemerintahan yang bersifat fasis, yang menganut
sistem pemerintahan Jepang sebelum perang dunia II. Oleh karena itu,
Belanda menganjurkan kepada dunia internasional agar tidak mengakui
kedaulatan RI.
3. Untuk menunjukan kepada dunia internasional,khususnya pihak sekutu ,
bahwa Indonesia baru merdeka adalah demokratis, bukan negara fasis buatan
Jepang.
Tanggal 16 Oktober 1945, diselenggarakan sidang KNIP di Gedung Balai
Muslimin Indonesia, Jakarta yang dipimpin oleh Kasman Singodimejo.
Berdasarkan usul-usul dalam sidang tersebut, maka Wakil Presiden selaku
wakil pemerintah, mengeluarkan Maklumat Wakil Presiden No. X.
Pada tanggal 22 Agustus 1945 PPKI dalam sidangnya memutuskan untuk membentuk tiga badan sebagai wadah untuk menyalurkan
potensi perjuangan rakyat yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Badan Keamanan Rakyat
(BKR).
BKR merupakan bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) yang semula bernama Badan Pembantu Prajurit
kemudian menjadi Badan Pembantu Pembelaan (BPP). BPP sudah ada dalam zaman Jepang dan bertugas memelihara kesejahteraan
anggota-anggota tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan Heiho
Pada18 Agustus 1945 PETA dan Heiho dibubarkan. Tugas menampung bekas anggota PETA dan Heiho ditangani oleh BPKKP.
Pembentukan BKR merupakan perubahan dari hasil sidang PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 yang telah memutuskan untuk
membentuk Tentara Kebangsaan.
Pembentukan BKR diumumkan oleh Presiden pada tanggal 23 Agustus 1945. Dalam sambutannya, ia meminta pemuda PETA, Heiho, Kaigun
Heiho, dan pemuda lainnya untuk sementara bekerja dalam bentuk BKR dan bersiap-siap untuk dipanggil ke nasional tentara tentara jika saatnya.
Karena pada saat itu komunikasi masih sulit, tidak semua daerah di Indonesia mendengar Pidato Presiden Soekarno tersebut. Mayoritas daerah
yang mendengar itu adalah Pulau Jawa. Sementara tidak semua Pulau Sumatera mendengar. Sumatera bagian timur dan Aceh tidak mendengarnya.
Walaupun tidak mendengar pemuda-pemuda di berbagai daerah Sumatera membentuk organisasi-organisasi yang kelak menjadi inti dari
pembentukan tentara. Pemuda Aceh mendirikan Angkatan Pemuda Indonesia (API), di Palembang terbentuk BKR, tetapi dengan nama yang lain
yaitu Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) atau Badan Penjaga Keamanan Rakyat (BPKR)
TENTARA KEAMANAN RAKYAT (TKR)
• Sampai akhir bulan September 1945, ternyata Indonesia belum memiliki kesatuan dan organisasi
ketentaraan secara resmi dan profesional. BKR hanya diprogram untuk menjaga keselamatan dan
keamanan masyarakat di daerah masing-masing. BKR bukan merupakan kekuatan bersenjata yang bersifat
nasional. Oleh karena itu, badan-badan perjuangan terus mengadakan perlawanan terhadap kekuatan
Jepang.
• Menyerahnya Jepang kepada tentara sekutu menyebabkan kedatangan tentara Inggris ke Indonesia yang
dimanfaatkan oleh tentara Belanda untuk kembali ke Indonesia. Oleh karena itu pada tanggal 5 Oktober
1945, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan maklumat pembentukan tentara kebangsaan yang
diberi nama Tentara Keamanan Rakyat.
Pemerintah memanggil mantan Mayor KNIL Oerip
Soemohardjo ke Jakarta. Wakil Presiden Dr.(H.C.) Drs
Mohammad Hatta mengangkatnya menjadi Kepala Staf Umum
Supriyadi TKR dengan pangkat Letnan Jenderal dan diberi tugas untuk
membentuk tentara Pada waktu itu Markas Tertinggi TKR
berada di Yogyakarta.
Pada 6 Oktober 1945 Presiden mengangkat Suprijadi,
seorang tokoh pemberontakan PETA di Blitar untuk menjadi
Menteri Keamanan Rakyat dan Pemimpin Tertinggi TKR.
Pada 12 November 1945 diadakan Konferensi TKR di
Yogyakarta dipimpin oleh Kepala Staf Umum TKR Letnan
Oerip Jenderal Oerip Sumohardjo. Hasil konferensi itu adalah
Sumohardjo terpilihnya Kolonel Soedirman sebagai Pimpinan Tertinggi
TKR. Pada 18 Desember 1945 Pemerintah Republik Indonesia
mengangkat resmi Kolonel Soedirman menjadi Panglima
TENTARA KESELAMATAN
RAKYAT
Untuk memperluas fungsi ketentaraan dalam mempertahankan kemerdekaan dan
menjaga keamanan rakyat Indonesia. Pada 7 Januari 1946 pemerintah
mengeluarkan Penetapan Pemerintah No.2/SD 1946 yang mengganti nama Tentara
Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Kemudian nama
Kementerian Keamanan Rakyat diubah namanya menjadi Kementerian Pertahanan.
Dr. H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902 dan meninggal pada 14 maret 1980.
Tak hanya sebagai pejuang kemerdekaan, Bung Hatta juga dikenal sebagai seorang organisatoris,
aktivis partai politik, negarawan, proklamator, pelopor koperasi, dan seorang wakil presiden pertama
di Indonesia.
Pada tahun 1916 ia terpilih menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond wilayah Padang. Pengetahuan
politiknya berkembang cepat saat Hatta sering menghadiri berbagai ceramah dan pertemuan-
pertemuan politik.
Pada tahun 1921 Hatta menetap di Rotterdam, Belanda dan bergabung dengan sebuah perkumpulan
pelajar tanah air di Belanda, Indische Vereeniging. Mulanya, organisasi tersebut hanyalah merupakan
organisasi perkumpulan bagi pelajar, namun berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
DRS. MOH. HATTA
1. Peran Moh. Hatta
2. Mendirikan perhimpunan Indonesia (IP)
3. Menjadi pemimpin Putera (Pusat Tenaga Rakyat) Keteladanan Sosok
4. Menjadi anggota Panitia Sembilan dalam merumuskan Piagam Moh.Hatta
Jakarta
1. Sederhana dan baik hati
5. Bersama Ir. Soekarno menandatangani naskah Proklamasi
2. Jujur dan Rendah hati
Kemerdekaan Indonesia
3. Mendahulukan
6. Menjadi pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja
Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda tanggal 23 Agustus–2 kepentingan Negara
November 1949
7. Pada tanggal 27 Desember 1945, menandatangani naskah pengakuan
kedaulatan Republik Indonesia
8. Drs. Mohammad Hatta dipercaya mendampingi Ir. Soekarno menjadi
AHMAD SUBARJO
Achmad Soebardjo Djojoadisurjo lahir di Karawang,
Jawa Barat, 23 Maret 1896 dan wafat 15 Desember
1978 pada umur 82 tahun adalah seorang tokoh yang
berhasil meyakinkan Golongan Muda bahwa para
senior atau Golongan Tua akan melaksanakan
proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Keaktifanya dalam organisasi-organisasi seperti PI dan
PNI menjadikanya sebagai tokoh yang sangat pantas Keteladanan Sosok Ahmad Subarjo
diteladani. Ia berperan pula dalam mengakhiri periatiwa 1. Rela berkorban
Rengasdengklok. Sebab dengan jaminan nyawanya,
2. sangat optimis dalam
akhirnya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta juga rombongan
memperjuangkan kemerdekaan RI
diperbolehkan kembali ke Jakarta dan melaksanakan
3. Mendahulukan kepentingan Negara
perumusan teks proklamasi.
SAYUTI MELIK
• Sayuti Melik lahir di Sleman, Yogyakarta, 22
November 1908 dan wafat di Jakarta, 27
Februari 1989 pada umur 80 tahun.
• Sejak muda, Sayuti Melik sudah aktif dalam
gerakan politik dan jurnalistik. Pada tahun
1942 ia menjadi pemimpin redaksi surat kabar
Sinar Baru Semarang.
• Sayuti Melik adalah tokoh pemuda yang juga
sangat berperan dalam Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Ialah yang mengetik
naskah Proklamasi setelah ia sempurnakan
dari tulisan tangan Bung Karno.
• BM. Diah lahir di Kotaraja (Banda Aceh) pada tanggal 7 April 1917. Meninggal di
Jakarta, 10 Juni 1996 pada umur 79 tahun. Beliau adalah seorang tokoh pers,
pejuang kemerdekaan, diplomat dan pengusaha Indonesia. Selain itu beliau juga
bergerak di bidang jurnalistik.
• Pada awal pendudukan Jepang, ia bekerja pada radio militer Hosokyoku. Tahun
1937-1938 menjadi direktur utama Sinar Deli Medan selain anggota redaksi surat
kabar Warta Harian yang terbit di Jakarta 1938-1939. Tahun 1939-1942 menjadi
penerjemah dan Kepala Pers Indonesia di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta.
• Pada tahun 1942-1948 diangkat jadi pemimpin surat kabar Asia Raja di Jakarta.
Pada waktu perumusan teks proklamasi di rumah kediaman Maeda, dihadiri dari
golongan pemuda, diantaranya BM. Diah. Setelah perumusan teks proklamasi
selesai segera diambil dan dicetak oleh BM. Diah untuk disebarkan ke seluruh
Indonesia. Pada tanggal 1 Oktober 1945 ia menerbitkan surat kabar Merdeka. B.M.DIAH
• Setelah Indonesia merdeka BM. Diah juga diangkat menjadi duta besar untuk
Cekosloakia dan Hongaria. Kemudian dipindahkan ke Inggris lalu ke Thailand.
Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat lahir
di Jakarta , 15 Februari 1911 dan meninggal di LATIF HENDRANINGRAT
Jakarta, 14 Maret 1983 pada umur 72 tahun adalah
seorang prajurit PETA berpangkat Sudanco
(komandan Kompi) dan juga pengerek bendera Sang
Saka Merah Putih .
Dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945 ia merupakan salah satu
tokoh yangcukup sibuk. la menjemput beberapa tokoh
penting untuk hadir di Pegangsaan Timur No.56.
Latief Hendraningrat memakai seragam Peta lengkap
Keteladanan Sosok Latief .H
dengan atribut, topi pet dan pedang panjang menerima
bendera merah putih yang dijahit oleh Ibu Fatmawati
1. Dalam kondisi terjajah tetap
bersama dengan S.Suhud untuk dikibarkan. Latief semangat menyelesaikan studinya.
Hendraningrat bersama dengan S.Suhud dan Tri Murti 2. Giat dan tekun dalam menjalani
menjadi pengibar bendera untuk pertama kalinya di
organisasi
Indonesia.
Beliau adalah salah seorang pengibar bendera pusaka saat
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jl. Pegangsaan nomor 56 pada
tanggal 17 Agustus 1945. Untuk pengerekan bendera awalnya diminta
kesediaan Trimurti, tapi dia menolak lalu mengusulkan sebaiknya
dilakukan oleh seorang prajurit. Maka Latif Hendraningrat, yang
masih memakai seragam lengkap PETA, maju kedepan sampai dekat
tiang bendera. Soehoed didampingi S.K Trimurti muncul dari belakang
membawa sebuah baki nampan berisi bendera Merah Putih. Maka
dikereklah bendera tersebut oleh Latif dibantu Soehoed, yang
dikereknya pada tiang bambu.(Latief Hendradiningrat sebagai
pengerek bendera, S Suhud sebagai pembentang bendera, dan S.K
Trimurti sebagai pembawa bendera). SUHUD SASTRO KUSUMO
Beliau sangat taat pada pemimpin. Apa yang telah diamanatkan kepadanya dapat beliau laksanakan
dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab. Selain itu, keberaniannya dalam mengibarkan bendera merah
putih untuk pertama kalinya, beliau mampu menjalankannya dengan benar dan penuh rasa khidmat.
SUWIRYO
• Raden Suwiryo lahir di Wonogiri, Jawa Tengah, 17 Februari 1903 dan meninggal di Jakarta, 27
Agustus 1967 pada umur 64 tahun adalah seorang tokoh pergerakan Indonesia. Ia juga pernah
menjadi Walikota Jakarta dan Ketua Umum PNI. Pada masa mudanya Suwiryo aktif dalam
berbagai organisasi seperti Jong Java, PNI, Partindo,Jawa Hokokai, dan PUTERA.
• Dalam proses menjelang proklamasi kemerdekaan, Suwiryo berperan sebagai ketua penyelenggara
upacara proklamasi kemerdekaan. Beliau terlibat langsung dalam pengambilan keputusan tentang
pelaksanaan upacara yang semula akan di selenggarakan di Lapangan Ikada namun dipindah ke
rumah Bung Karno. Selain itu beliau juga bertugas memberikan kata sambutan saat detik-detik
proklamasi.
MUWARDI
Muwardi dilahirkan di Pati, Jawa Tengah pada 30 Januari
1907. Dalam proses proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia, Muwardi berperan dalam bidang pengamanan
jalannya upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia
menugaskan anggota Barisan Pelopor dan Peta untuk menjaga
keamanan di sekitar kediaman Soekarno. Setelah upacara
Proklamasi, Muwardi membagi tugas kepada para anggota
Barisan Pelopor dan Peta untuk menjaga keamanan Soekarno dan
Moh. Hatta serta berperan dalam membacakan teks pembukaan
UUD 1945 yang telah dirumuskan oleh PPKI.
Beliau memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dalam
menjalankan tugasnya dalam proses proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia.
FRANS SUMARTO MENDUR
• Frans Soemarto Mendur lahir tahun 1913-1971,
adalah Tokoh Pemotret Peristiwa Proklamasi
mendengar kabar dari sumber di harian Asia Raya
bahwa ada peristiwa penting di kediaman
Soekarno bersama Alex Mendur (adik). Ia telah
mengabadikan berbagai peristiwa penting di
sekitar proklamasi.
• Frans Mendur bersama Alex Mendur, Justus
Umbas, Frans “Nyong” Umbas, Alex Mamusung
dan Oscar Ganda, kemudian mendirikan, IPPHOS
( Indonesia Pers Photo Service) pada 2 Oktober
1946
SYAHRUDDIN
Syahruddin adalah seorang telegraphis pada
kantor berita Jepang (DOMEI) yang
mengabarkan berita proklamasi
kemerdekaan Negara Indonesia ke seluruh
dunia secara sembunyi-sembunyi ketika
personil jepang istirahat pada tanggal 17
Syahruddinagustus 1945Hoso
masuk ke kantor jam 4 sore.
Kyoku dengan melompati pagar itu menyerahkan selembar kertas dari Adam Malik yang isinya
“Harap berita terlampir disiarkan”. Berita yang dimaksud adalah Naskah Proklamasi yang telah dibacakan Bung Karno jam 10 pagi. Masalahnya,
semua studio radio Hoso Kyoku sudah di jaga ketat sejak beberapa hari sebelumnya, tepatnya sehari setelah Hiroshima dan Nagasaki di bom oleh
Amerika.
Beruntung, studio siaran luar negeri tidak dijaga. Saat itu juga dengan bantuan Joe, kabel di studio siaran dalam negeri di lepas dan
disambungkan ke studio siaran luar negeri. Tepat pukul 19:00 WIB selama kurang lebh 15 menit Jusuf pun membacakan kabar tentang
proklamasi di udara, sementara di studio siaran dalam negeri tetap berlangsung siaran seperti biasa untuk mengecoh perhatian tentang Jepang.
Belakangan tentara Jepang mengetahui akal bulus Jusuf dan kawan-kawannya. Mereka pun sempat disiksa. Beruntung mereka
selamat. Malam itu pun radio Hoso Kyoku resmi dinyatakan bubar, tetapi dunia saat itu juga sudah mengetahui kabar tentang proklamasi
langsung dari mulut Jusuf Ronodipuro. Sayang rekaman suara ini tidak diketahui lagi keberadaannya, atau jangan-jangan sudah tidak ada
mengingat malam itu juga radio tersebut ditutup oleh Jepang
YUSUF RONODIPURO
Moehammad Joesoef Ronodipoero lahir di Salatiga,
Jawa Tengah, 30 September 1919 dan meninggal di Jakarta
Selatan, 27 Januari 2008 pada umur 88 tahun. Pada awalnya
ia dikenal sebagai penyiar kemerdekaan Republik Indonesia
secara luas. Selain itu ia pernah menjadi Duta Besar luar
biasa Indonesia di Uruguay, Argentina, dan Chili. Yusuf
Ronodipuro dianggap sebagai salah satu tokoh pahlawan
Indonesia karena perannya dalam menyiarkan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia saat dia bekerja di
Radio Hoso Kyoku.
Dia juga adalah salah satu pendiri dari Radio
Republik Indonesia pada tanggal 11 September 1945, yang
berdiri sampai sekarang, dan kemudian hari jadinya
diperingati setiap tanggal 11 September.
"Gantungkan cita-cita mu setinggi langit!
Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh,
engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.“
Ir. Soekarno