Anda di halaman 1dari 45

BAB 5

INDONESIA MERDEKA

SMA N 3 MEDAN
1. Jepang kalah dengan sekutu
2. Perbedaan pendapat dan pencu
likan
3. Perumusan Teks Proklamasi H
ingga Pagi
4. Pembacaan Proklamasi
1. Pengesahan UUD 1945 dan P 5. Kebahagiaan Rakyat Atas Ke
emilihan Presiden dan Wakil merdekaan
Presiden
2. Pembentukan Departemen da
n Pemerintahan Daerah
3. Pembentukan badan-badan N
egara
1. Ir. Soekarno
4. Pembentukan Kabinet
2. Drs. Moh. Hatta
5. Pembentukan partai politik 3. Ahmad Soebardjo
6. Komite Van Aksi dan lahirnya 4. Sayuti Melik
Badan-badan Perjuangan 5. B. M. Diah
7. Lahirnya Tentara Nasional In 6. Latief Hendraningrat
donesia (TNI) 7. S. Suhud
8. Suwiryo
9. Muwardi
10. Syahruddin
11. Frans Sumarto Mendur
12. Yusuf Ronodipuro
Menganalisis Peistiwa rengasdengklok
sampai pegangsaan timur (proklamasi)

1. Jepang kalah dengan sekutu


2. Perbedaan pendapat dan penculikan
3. Perumusan Teks Proklamasi Hingga Pagi
4. Pembacaan Proklamasi
5. Kebahagiaan Rakyat Atas Kemerdekaan
1. Jepang kalah dengan sekutu

Berawal dari Perang dunia II,keinginan Amerika untuk menghancurkan kekuatan


Jepang.Pada tanggal 6 Agustus dan 9 Agustus 1945 bom aom diledakan di Hiroshima dan
Nagasaki.Akhirnya Jepang memutuskan untuk mengakhiri perang dunia dengan
melakukan penyerahan kepada sekutu tanpa syarat pada tanggal 15 Agustus 1945.
Sejak terjepit dalam kekalahan,Jepang terpaksa memberi janji kemerdekaan
kepada Indonesia.Komando tentara Jepang wilayah selatan,pada bulan juli 1945
menyepakati dan memberikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 7 September 1945.
Pada tanggal 7 Agustus 1945,Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan PPKI
yang tugasnya melanjutkan pekerjaan BPUPKI.Tanggal 9 Agustus 1945 Jenderal Terauchi
memanggil Soekarno,Moh.Hatta san Radjiman wedyodiningrat untuk pergi ke
Dalat,Saigon.
Pda masa ini pun Jepang ketakutan apabila bangsa Indonesia mengetahui
pekembangan perang yang menunjukan Jepang semakin terjepit dan kalah.
2. Perbedaan pendapat dan penculikan

Menjelang tanggal 15 Agustus 1945 merupakan hari yang menegangkan bagi bangsa
Indonesia dan Jepang.Bagi bangsa Indonesia itu menjadi kesempatan baik untuk
mempercepat proklamasi kemerdekaan.Para gol.muda yang mengetahui Jepang
menyerah(Sutan Syahrir) segera mendesak gol.tua untuk memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia,namun Soekarno dan Hatta belum tersedia karena beberapa pertimbangan.
Rabu,15 Agustus 1945 pukul 22.00WIB para pemuda yang dipimpin Wikana,Sukarni
dan Darwis mendesak agar proklamasi diadakan paling lambat 16 Agustus 1945,tetapi
Soekarno belum bersedia dan marah sehingga ketegangan terjadi di rumah Soekarno.Para
pemuda pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 24.00WIB mengadakan pertemuan di Jl.Cikini
71 Jakarta,mereka sepakat membawa Soekarno&Hatta keluar kota(Agar tidak terpengaruh
oleh Jepang dan menyegerakan proklamasi) dengan pemimpinnya Shodanco singgih.
Pada pukul 16 Agustus pikul 04.00WIB Soekarno,Moh.Hatta dan para pemuda
menuju Rengasdengklok.dilain tempat,Jakarta berada dalam ketegangan karena seharusnya
diadakan pertemuan PPKI,tetapi Soekarno dan Hatta tidak ada ditempat.Ahmad subarjo tiba
di Rengasdengklok pukul 17.30WIB untuk menjemput mereka.Merka diizinkan kembali ke
Jakarta karena Ahmad subarjo memberikan jaminan nyawanya.
3. Perumusan Teks Proklamasi Hingga Pagi
 Setelah ditolak di kediaman Nishimura karena beberapa
alasan.Rombongan Soekarno kembali ke rumah Laksamana Maeda
di Jl.Imam bonjol no.1 untuk merumuskan teks proklamasi.Setelah
tidak tercapai kata sepakat oleh pihak jepang mengadakan rapat
dan penyusunan proklamasi,Soekarno&Hatta mengambil
kesimpulan bahwa tidak ada gunanya lagi membicarakan masalah
kemerdekaan dengan pihak jepang.
 Laksamana Maeda minta diri untuk beristirahat dan
mempersilahkan para pemimpin Indonesia berunding sampai puas
di rumahnya.Di ruang makan Maeda,dirumuskanlah teks
proklamasi.Pukul 04.00WIB Soekarno meminta persetujuan dan
ttd kepada semua yang hadir.Sukarni mengusulkan ditanda tangani
Soekarno dan Hatta,dengan atas nama Indonesia.Dengan beberapa
peerubahan yang telah disetujui,maka konsep itu diserahkan
kepada Sayuti melik untuk diketik.
Naskah Proklamasi
4. Pembacaan Proklamasi Pukul 10.00 Pagi
■ Pukul 5 pagi 17 Agustus 1945 para pemimpin dan pemuda kelluar dari
rumah Laksamana Maeda dengan kebanggaan.Mereka sepakat
memproklamasikan kemerdekaan di kediaman Soekarno.Hatta berpesan agar
B.M.Diah memperbanyak teks proklamasi dan menyebarkannnya keseluruh
dunia.Para pemuda melakukan kegiatan2 untuk penyelenggaraan pembacaan
proklamasi.
■ Para pemuda berbondong-bondong menuju ke Lap.Ikada dengan
dihalang-halangi oleh pasukan jepang.Mereka mendengar bahwa proklamasi
akan dibacakan di Lap.Ikada,tetapi tidak.Pembacaan proklamasi dilaksanakan di
Jl.pegangsaan timur no.56.
■ Sejak pagi hari,rumah Soekarno telah dipenuhi orang yang datang.Acara
yang direncanakan:1)Pembacaan proklamasi,2)Pengibaran bendera merah
putih,3)Sambutan Suwiryo dan Dr.Muwardi dari keamanan.Setelah
Penyelenggaraan selesai,Dr.Muwardi menunjuk beberapa barisan pelopor untuk
menjaga keselamatan Soekarno&Hatta.
Pembacaan Proklamasi dan Pengibaran Bendera Merah Putih
5. Kebahagiaan Rakyat Atas Kemerdekaan

– Berita proklamasi kemerdekaan cepat bergema keberbagai


daerah,dan pada tanggal 22 Agustus 1945 Jepang resmi
mengumumkan penyerahannya kepada sekutu.Banyak para
pemuda yang bergabung dengan badan-badan
perjuangan.Proklamasi kemerdekaan akan disebarluaskan melalui
radio,oleh karena Jepang menentang maka tanggal 20 Agustus
1945 pemancar radio disegel dan para pegawai dilarang
masuk.Pemuda membuat pemancar baru di Menteng.Melihat
tekad rakyat yang menggelora dan tidak dapat dihalangi meskipun
oleh tentara Jepang,pemerintah terdorong untuk mengadakan
sidang kabinet.
– Tanggal 19 Agustus 1945 Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri
Pku Alam VIII mengirim kawat ucapan selamat kepada Presiden
Soekarno dan Wapres Hatta atas berdirinya NKRI.Sementara itu di
Surabaya,pada September 1945 terjadi perebutan senjata di
gudang Don Bosco dan markas pertahanan Jepang di Jawa timur
serta pangkalan Alnya.
TERBENTUKNYA NKRI

1. Pengesahan UUD 1945 dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden


2. Pembentukan Departemen dan Pemerintahan Daerah
3. Pembentukan badan-badan Negara
4. Pembentukan Kabinet
5. Pembentukan partai politik
6. Komite Van Aksi dan lahirnya Badan-badan Perjuangan
7. Lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI)
1. Pengesahan UUD 1945 dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Beberapa perubahan hasil sidang PPKI :


PPKI melakukan sidang pertama di 1) Kata Muqaddimah diganti dengan kata Pembukaan
Pejambon (sekarang dikenal sebagai
gedung Pancasila) dengan keputusan 2) Pada pembukaan alinea keempat anak kalimat
pengesahan dan menetapkan UUD 1945 Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam bagi
dan memilih presiden dan wakil presiden. pemeluk-pemeluknya diganti dengan Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Sidang ini adalah lanjutan sidang BPUPKI
pada tanggal 10-16 juli 1945 yang 3) Pada BAB III pasal 6 ayat 1 yang semula berbunyi
membahasa masalah rancangan UUD. Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama
Islam diganti menjadi Presiden ialah orang Indonesia
Asli.
Kemudian dilaksanakan acara pemandangan umum, yang dilanjutkan dengan
pembahasan bab demi bab dan pasal demi pasal.
Dalam sidang ini pula rancangan UUD ditetapkan dan disahkan menjadi UUD
negara yang kemudian dikenal sebagai UUD 1945.
■ Pada saat mengulas bab III rancangan UUD
1945, Otto iskandardinata menganjurkan supaya
sekaligus saja memilih presiden serta wakil
presiden. Ia menganjurkan Soekarno menjadi
presiden, serta Moh Hatta sebagai wakil
presiden.
■ Sebagai dasar hukum pemilihan presiden dan
Otto Iskandar Dinata wakil presiden tersebut, harus disahkan dulu
pasal 3 dari Aturan Peralihan. Ini menandai
untuk pertama kalinya presiden dan wakil
presiden dipilih oleh PPKI.
■ Usul dari Otto Iskandardinata diterima dan
disambut dengan upacara menyanyikan lagu
Indonesia Raya ssebanyak 2 kali.
■ Setelah menjadi presiden, Soekarno kemudian
menunjuk sembilan orang anggota PPKI sebagai
Panitia Kecil yang bertugas merumuskan
Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta pembagian wilayah negara Indonesia
PEMBENTUKAN
DEPARTEMEN
 Sidang PPKI dilanjutkan kembali pada tanggal 19 Agustus 1945 untuk membahas
mengenai pembentukan departemen dan pembentukan pemerintahan daerah yang
baru pasca bangsa Indonesia merdeka.
 Acara yang pertama adalah membahas hasil kerja panitia kecil yang dipimpin oleh
Otto Iskandardinata.
 Sebelum acara dimulai,Presiden RI yang pertama Ir.Soekarno ternyata telah
menunjuk Ahmad Subarjo,Sutarjo Kartohadikusumo dan Kasman Singodimejo
sebagai Pantia Kecil yang ditugasi untuk merumuskan bentuk departemen bagi
pemerintahan RI,tetapi bukan pejabatnya.
Pembagian wilayah Negara Pembentukan Departemen serta Kementrian
Kesatuan Republik Indonesia  Menteri dalam negeri : RRA  Menteri keuangan : AA
Wiranata Kusumah maramis
a. Jawa Barat : Sutardjo Kartohadikusumo
 Menteri luar negeri : Mr.  Menteri Kemakmuran : Ir.
b. Jawa Tengah : R. Panji Soeroso
Achmad Soebardjo Surachman
c. Jawa Timur : R.A Soerjo
 Menteri kehakiman : Prof.  Menteri kesehatan : dr.
d. Kalimantan : Ir. Mohammad Noor Dr. Mr Soepomo Buntaran Martoatmojo
e. Sulawesi : Dr. Sam Ratulangi
 Menteri pengajaran : Ki Hajar  Menteri sosial : Mr. Iwa
f. Maluku : Mr. J. Latuharhary Dewantoro Kusuma Sumantri
g. Sunda Kecil : Mr. I Gusti Ketut Pudja  Menteri pekerjaan umum :  Menteri keamanan rakyat :
h. Sumatera : Mr. Teuku Moh. Hasan
Abukusno Cokrosuyoso Supriyadi

i. Dua daerah istimewa yaitu Yogyakarta  Menteri perhubungan :  Menteri Penerangan : Mr.
serta Surakarta Abikusno Comrisuyoso Amir syamsudin
Disamping itu ada Kementrian Negara
3. Pembentukan Badan-Badan Negara
Pada malam 19 Agustus 1945, di Jln. Gambir Selatan (sekarang Merdeka
Selatan) No. 10, Presiden Sukarno, Wakil Presiden Hatta, Mr. Sartono,
Suwirjo, Otto Iskandardinata, Sukardjo Wirjopranoto, dr. Buntaran, Mr.
A.G. Pringgodigdo, Sutardjo Kartohadikusumo, dan dr. Tajuluddin,
berkumpul untuk membahas siapa saja yang akan diangkat sebagai
anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Selanjutnya disepakati
bahwa rapat KNIP direncanakan tanggal 29 Agustus 1945.
PPKI kembali mengadakan sidang pada tanggal 22 Agustus 1945. Dalam
sidang ini, diputuskan mengenai pembentukan Komite Nasional Seluruh
Indonesia dengan pusatnya di Jakarta. Komite Nasional dibentuk sebagai
penjelmaan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan
kemerdekaan Indonesia yang berdasar kedaulatan rakyat.
 Anggota KNIP secara resmi dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945 di gedung
Kesenian Pasar Baru. Sebagai ketua KNIP Kasman Singodinejo.
 Pada bulan Oktober 1945, kelompok kiri (sosialis) dalam KNIP yang dipimpin
oleh Sutan Syahrir berhasil menyusun kekuatan dan mendorong dibentuknya
Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP). Langkah berikutnya
adalah mendorong terbentuknya kabinet parlementer dengan mengubah fungsi
KNIP dari sekedar hanya badan penasehat menjadi badan legislatif. Dengan alasan
1. Adanya kesan politik bahwa kekuasaan presiden terlalu besar sehingga
dikawatirkan menjadi pemerintahan yang bersifat diktator.
2. Adanya propaganda Belanda melalui NICA yang menyiarkan isu politik
bahwa pemerintah RI adalah pemerintahan yang bersifat fasis, yang menganut
sistem pemerintahan Jepang sebelum perang dunia II. Oleh karena itu,
Belanda menganjurkan kepada dunia internasional agar tidak mengakui
kedaulatan RI.
3. Untuk menunjukan kepada dunia internasional,khususnya pihak sekutu ,
bahwa Indonesia baru merdeka adalah demokratis, bukan negara fasis buatan
Jepang.
Tanggal 16 Oktober 1945, diselenggarakan sidang KNIP di Gedung Balai
Muslimin Indonesia, Jakarta yang dipimpin oleh Kasman Singodimejo.
Berdasarkan usul-usul dalam sidang tersebut, maka Wakil Presiden selaku
wakil pemerintah, mengeluarkan Maklumat Wakil Presiden No. X.

Isi maklumat tersebut terdiri dari dua materi


pokok berikut ini :

1. Sebelum terbentuknya MPR dan DPR,


KNIP diserahi kekuasaan legislatif dan
ikut menetapkan Garis-Garis Besar
Haluan Negara
2. Berhubung gentingnya keadaan,
pekerjaan KNIP sehari-hari dijalankan
oleh suatu Badan Pekerja yang dipilih
diantara mereka dan bertanggung
jawab kepada KNIP.
Pembentukan Kabinet
Presiden kemudian membentuk kabinet dimana para menteri bertanggung jawab kepada Presiden (Kabinet
Presidensiil). Kabinet RI pertama dibentuk tanggal 2 September 1945 terdiri atas para menteri :

a. Menteri Dalam Negeri R.A.A. Wiranata h. Menteri Pengajaran Ki Hajar Dewantara


Kusumah i. Menteri Penerangan Mr. Amir Syarifuddin
b. Menteri Luar Negeri Mr. Ahmad Subarjo j. Menteri Sosial Mr. Iwa Kusumasumantri
c. Menteri Keuangan Mr. A.A. Maramis k. Menteri Pekerjaan Umum Abikusno Cokrosuyoso
d. Menteri Kehakiman Prof. Mr. Supomo l. Menteri Perhubungan Abikusno Cokrosuyoso
e. Menteri Kemakmuran Ir. Surakhmad m. Menteri Negara Wahid Hasyim
Cokroadisuryo n. Menteri Negara Dr. M. Amir
f. Menteri Keamanan Rakyat Supriyadi o. Menteri Negara Mr. R.M. Sartono
g. Menteri Kesehatan Dr. Buntaran Martoatmojo p. Menteri Negara R. Otto Iskandardinata
Pembentukan Berbagai Partai Politik

Sidang PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945 juga memutuskan


adanya pembentukan partai politik nasional yang kemudian terbentuk
PNI (Partai Nasional Indonesia) yang diharapkan sebagai wadah
persatuan pembinaan politik bagi rakyat Indonesia. BPKNIP
mengusulkan perlu dibentuknya partai-partai politik, yang kemudian
ditindaklanjuti oleh Wakil Presiden dengan maklumat pada tanggal 3
Nopember 1945 yang akhirnya berdirilah partai-partai politik di
NKRI.
Beberapa partai politik yang kemudian terbentuk :
Lanjutan,,,
a. Masyumi, berdiri tanggal 7 November 1945, dipimpin oleh dr Sukiman Wiryosanjoyo
b. PKI (Partai Komunis Indonesia) berdiri 7 November 1945 dipimpin oleh Mr. Moh. Yusuf. Oleh
tokoh-tokoh komunis, sebenarnya pada tanggal 2 Oktober 1945 PKI telah didirikan.
c. PBI (Partai Buruh Indonesia), berdiri tanggal 8 November 1945 dipimpin oleh Nyono
d. Partai Rakyat Jelata, berdiri tanggal 8 Nopember 1945 dipimpin oleh Sutan Dewanis
e. Parkindo (Partai Kristen Indonesia), berdiri tanggal 10 November 1945 dipimpin oleh Dr
Prabowinoto
f. PSI (Partai Sosialis Indonesia), berdiri tanggal 10 November 1945 dipimpin Amir Syarifuddin
g. PRS (Partai Rakyat Sosialis), berdiri tanggal 10 November 1945 dipimpin oleh Sutan Syahrir
h. PKRI Partai Katholik Republik Indonesia), berdiri tanggal 8 Desember 1945
i. Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia, berdiri tanggal 17 Desember 1945 dipimpin oleh JB Assa
j. PNI (Partai Nasional Indonesia), berdiri tanggal 29 Januari 1946. PNI merupakan
penggabungan dari Partai Rakyat Indonesia (PRI), Gerakan Republik Indonesia, dan Serikat
Rakyat Indonesia, yang masing-masing sudah berdiri dalam bulan November dan Desember 1945.
Komite van Aksi dan Lahirnya Badan-badan Perjuangan

Sukarni dan Adam Malik membentuk Komite van Aksi yang


dimaksudkan sebagai gerakan yang bertugas dalam pelucutan senjata
terhadap serdadu Jepang dan merebut kantor-kantor yang masih diduduki
Jepang. Munculnya Komite van Aksi kemudian disusul dengan lahirnya
berbagai badan perjuangan lainnya di bawah Komite van Aksi seperti
API (Angkatan Pemuda Indonesia), BARA (Barisan Rakyat Indonesia)
dan BBI (Barisan Buruh Indonesia)
Di berbagai daerah kemudian juga berkembang badan-badan
perjuangan. Di Surabaya muncul BBI tanggal 21 Agustus 1945.
Kemudian pada tanggal 25 Agustus 1945, dibentuk Angkatan Muda oleh
Sumarsono dan Ruslan Wijayasastra. Kedua tokoh ini kemudian
membentuk PRI (Pemuda Republik Indonesia) bersama Bung Tomo pada
tanggal 23 September.
Lanjutan,,,
Demikian halnya terjadi di Yogyakarta, Surakarta, dan Semarang.
Seperti, Angkatan Muda dan Pemuda di Semarang, Angkatan Muda di
Surakarta, Angkatan Muda Pegawai Kesultanan atau dikenal Pekik (Pemuda
Kita Kesultanan) di Yogyakarta. Di Bandung berdiri Persatuan Pemuda
Pelajar Indonesia yang kemudian lebih dikenal dengan PRI (Pemuda
Republik Indonesia).
Selain itu, juga muncul Barisan Banteng, Pesindo (Pemuda Sosialis
Indonesia). BPRI (Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia), dan juga
muncul Hizbullah- Sabilillah. Bahkan orang-orang luar Jawa yang berada di
Jawa membentuk badan perjuangan seperti KRIS (Kebaktian Rakyat
Indonesia Sulawesi) dan PIM (Pemuda Indonesia Maluku). Kemudian,
muncul pula badan-badan perjuangan yang lebih bersifat khusus, misalnya
TP (Tentara Pelajar), TGP (Tentara Genie Pelajar), dan TRIP (Tentara
Badan-badan perjuangan juga berkembang di luar Jawa :
a. Di Aceh terdapat API yang dipimpin oleh Syamaun Gaharu dan BPI kemudian menjadi
PRI yang dipimpin oleh A. Hasyim.
b. Di Sumatra Utara terdapat Pemuda Republik Andalas.
c. Di Sumatra Barat terdapat Pemuda Andalas dan Pemuda Republik Indonesia Andalas
Barat.
d. Di Lampung terdapat API yang dipimpin oleh Pangeran Emir Mohammad Noor.
e. Di Bengkulu terdapat PRI dipimpin oleh Nawawi Manaf.
f. Di Kalimantan Barat terdapat PPRI (Pemuda Penyongsong Republik Indonesia). Tokoh-
tokohnya, antara lain Musani Rani dan Jayadi Saman.
g. Di Kalimantan Selatan terdapat PRI (Persatuan Rakyat Indonesia) yang dipimpin oleh
Rusbandi.
h. Di Bali terdapat AMI (Angkatan Muda Indonesia) dan PRI
i. Di Sulawesi Selatan terdapat PPNI (Pusat Pemuda Nasional Indonesia) yang dipimpin
oleh Manai Sophian, AMRI (Angkatan Muda Republik Indonesia), Pemuda Merah Putih,
dan Penunjang Republik Indonesia.
1. Badan Keamanan Rakyat (BKR)

Lahirnya Tentara Nasional Indonesia


Sejarah Tentara Nasional Indonesia (TNI) dibentuk melalui perjuangan
Indonesia untuk mempertahankan proklamasi kemerdekaan Indonesia dari
ancaman Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia di kekuasaan
melalui kekuatan senjata.

 Pada tanggal 22 Agustus 1945 PPKI dalam sidangnya memutuskan untuk membentuk tiga badan sebagai wadah untuk menyalurkan
potensi perjuangan rakyat yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Badan Keamanan Rakyat
(BKR).
 BKR merupakan bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) yang semula bernama Badan Pembantu Prajurit
kemudian menjadi Badan Pembantu Pembelaan (BPP). BPP sudah ada dalam zaman Jepang dan bertugas memelihara kesejahteraan
anggota-anggota tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan Heiho
 Pada18 Agustus 1945 PETA dan Heiho dibubarkan. Tugas menampung bekas anggota PETA dan Heiho ditangani oleh BPKKP.
Pembentukan BKR merupakan perubahan dari hasil sidang PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 yang telah memutuskan untuk
membentuk Tentara Kebangsaan.

 Pembentukan BKR diumumkan oleh Presiden pada tanggal 23 Agustus 1945. Dalam sambutannya, ia meminta pemuda PETA, Heiho, Kaigun
Heiho, dan pemuda lainnya untuk sementara bekerja dalam bentuk BKR dan bersiap-siap untuk dipanggil ke nasional tentara tentara jika saatnya.
 Karena pada saat itu komunikasi masih sulit, tidak semua daerah di Indonesia mendengar Pidato Presiden Soekarno tersebut. Mayoritas daerah
yang mendengar itu adalah Pulau Jawa. Sementara tidak semua Pulau Sumatera mendengar. Sumatera bagian timur dan Aceh tidak mendengarnya.
 Walaupun tidak mendengar pemuda-pemuda di berbagai daerah Sumatera membentuk organisasi-organisasi yang kelak menjadi inti dari
pembentukan tentara. Pemuda Aceh mendirikan Angkatan Pemuda Indonesia (API), di Palembang terbentuk BKR, tetapi dengan nama yang lain
yaitu Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) atau Badan Penjaga Keamanan Rakyat (BPKR)
TENTARA KEAMANAN RAKYAT (TKR)
• Sampai akhir bulan September 1945, ternyata Indonesia belum memiliki kesatuan dan organisasi
ketentaraan secara resmi dan profesional. BKR hanya diprogram untuk menjaga keselamatan dan
keamanan masyarakat di daerah masing-masing. BKR bukan merupakan kekuatan bersenjata yang bersifat
nasional. Oleh karena itu, badan-badan perjuangan terus mengadakan perlawanan terhadap kekuatan
Jepang.
• Menyerahnya Jepang kepada tentara sekutu menyebabkan kedatangan tentara Inggris ke Indonesia yang
dimanfaatkan oleh tentara Belanda untuk kembali ke Indonesia. Oleh karena itu pada tanggal 5 Oktober
1945, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan maklumat pembentukan tentara kebangsaan yang
diberi nama Tentara Keamanan Rakyat.
Pemerintah memanggil mantan Mayor KNIL Oerip
Soemohardjo ke Jakarta. Wakil Presiden Dr.(H.C.) Drs
Mohammad Hatta mengangkatnya menjadi Kepala Staf Umum
Supriyadi TKR dengan pangkat Letnan Jenderal dan diberi tugas untuk
membentuk tentara Pada waktu itu Markas Tertinggi TKR
berada di Yogyakarta.
Pada 6 Oktober 1945 Presiden mengangkat Suprijadi,
seorang tokoh pemberontakan PETA di Blitar untuk menjadi
Menteri Keamanan Rakyat dan Pemimpin Tertinggi TKR.
Pada 12 November 1945 diadakan Konferensi TKR di
Yogyakarta dipimpin oleh Kepala Staf Umum TKR Letnan
Oerip Jenderal Oerip Sumohardjo. Hasil konferensi itu adalah
Sumohardjo terpilihnya Kolonel Soedirman sebagai Pimpinan Tertinggi
TKR. Pada 18 Desember 1945 Pemerintah Republik Indonesia
mengangkat resmi Kolonel Soedirman menjadi Panglima
TENTARA KESELAMATAN
RAKYAT
Untuk memperluas fungsi ketentaraan dalam mempertahankan kemerdekaan dan
menjaga keamanan rakyat Indonesia. Pada 7 Januari 1946 pemerintah
mengeluarkan Penetapan Pemerintah No.2/SD 1946 yang mengganti nama Tentara
Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Kemudian nama
Kementerian Keamanan Rakyat diubah namanya menjadi Kementerian Pertahanan.

Markas Tertinggi TKR mengeluarkan pengumuman bahwa mulai tanggal 8 Januari


1946, nama Tentara Keamanan Rakyat diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat.
TENTARA REPUBLIK INDONESIA
• Untuk menyempurnakan organisasi tentara menurut standar militer internasional. pada 26 Januari 1946
pemerintah mengeluarkan maklumat tentang penggantian nama Tentara Keselamatan Rakyat menjadi
Tentara Republik Indonesia. Maklumat ini dikeluarkan melalui Penetapan Pemerintah No.4/SD Tahun
1946.
• TRI kemudian disempurnakan dengan dibentuknya TRI Angkatan Laut yang kemudian dikenal dengan
ALRI (Angkalan Laut Republik Indonesia) dan TRI Angkatan Udara yang dikenal dengan AURI
(Angkalan Udara Republik Indonesia).
• Pada 17 Mei 1946 panitia mengumumkan hasil kerjanya, berupa rancangan dan bentuk Kementerian
Pertahanan dan Ketentaraan, kekuatan dan organisasi, peralihan dari TKR ke TRI dan kedudukan
laskar-laskar dan barisan-barisan serta badan perjuangan rakyat.
• pada 25 Mei 1946 Presiden Soekarno akhirnya melantik para pejabat Markas Besar Umum dan
Kementerian Pertahanan. Pada upacara pelantikan tersebut Panglima Besar Jenderal Soedirman
mengucapkan sumpah anggota pimpinan tentara mewakili semua yang dilantik.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
• Aksi-aksi pihak tentara Belanda semakin mengancam kehidupan dan kelangsungan Republik Indonesia.
Untuk menghadapi situasi ini, diperlukan kekuatan tentara yang kompak dan bersatu padu. Sering terjadi
kesalahpahaman antara TRI dengan badan perjuangan rakyat yang lain.
• Pemerintah berusaha untuk menyatukan TRI dengan badan perjuangan yang lain. Pada 15 Mei 1947
Presiden RI mengeluarkan penetapan penyatuan TRI dengan badan dan laskar perjuangan menjadi satu
organisasi tentara.
• Pada 3 Juni 1947 Presiden Soekarno meresmikan penyatuan TRI dengan laskar-laskar perjuangan menjadi
satu wadah tentara nasional dengan nama Tentara Nasional Indonesia. Presiden juga menetapkan susunan
tertinggi TNI. Panglima Besar Angkatan Perang Jenderal Soerdiman diangkat sebagai Kepala Pucuk
Pimpinan TNI dengan anggotanya adalah Letnan Jenderal Oerip Sumohardjo, Laksamana Muda Nazir,
Komodor Suryadarma, Jenderal Mayor Sutomo, Jenderal Mayor Ir. Sakirman, dan Jenderal Mayor
Jokosuyono.
• Dalam organisasi ini telah dimiliki TNI Angkatan Darat (TNI AD), TNI Angkatan Laut (TNI AL), dan TNI
Angkatan Udara (TNI AU). Semua itu terkenal dengan sebutan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia).
MENELADANI TOKOH – TOKOH
PROKLAMASI
1. IR.Soekarno 7. S. Suhud
2. Drs. Moh. Hatta 8. Suwiryo
3. Ahmad Soebardjo 9. Muwardi
4. Sayuti Melik 10. Frans Sumarto Mendur
5. Burhanuddin Mohammad Diah 11. Syahruddin
6. Latif Hendraningrat 12. F. Yusuf Ronodipuro
Dr.Ir. H. Soekarno1 lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 –
meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun adalah Presiden
Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966 dan
Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama Mohammad Hatta). Ia
memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia
dari penjajahan Belanda. Soekarno adalah yang pertama kali Ir. Soekarno
mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia dan ia sendiri yang menamainya. Tanggal 9 Agustus 1945, Ir.
Soekarno bersama Mohammad Hatta dan Rajiman Wedyodiningrat ke
Dalat, Vietnam. Mereka bertemu Jenderal Terrauchi untuk
membicarakan kemerdekaan Indonesia. Soekarno juga merupakan
pemimpin organisasi PUTERA dan Ketua PPKI.
→ PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
KETELADANAN DARI TOKOH IR. SOEKARNO
• Selalu mengutamakan musyawarah untuk mufakat. 1. Menyusun konsep teks proklamasi di rumah
• Meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Hatta
kepentingan pribadi. dan Mr. Achmad Soebardjo.
• Memiliki semangat kekeluargaan dan kebersamaan.
2. Menandatangani teks Proklamasi atas nama bangsa
• Berani dan rela berkorban untuk tanah air, bangsa dan
negara.
Indonesia bersama Bung Hatta.
• Memiliki Rasa tanggung jawab yang tinggi 3. Membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan
• Pantang mundur dan tidak kenal menyerah.Beliau Indonesia di kediamannya di jalan Pegangsaan
berjuang keras tanpa kenal menyerah dengan tulus Timur No. 56, Jakarta.
ikhlas, tanpa pamrih dan penuh semangat.
DRS. MOH. HATTA
Bung hatta merupakan ketua PI 1925-1930. Sebagai ketua PI saat itu, Hatta memimpin delegasi
Kongres Demokrasi Internasional untuk perdamaian di Berville, Perancis, pada 1926. Ia mulai
memperkenalkan nama Indonesia dan sejak saat itu nama Indonesia dikenal di kalangan organisasi-
organisasi internasional.
Pada tahun 1932, Hatta bergabung dengan organisasi Club Pendidikan Nasional Indonesia yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran politik rakyat Indonesia dengan adanya pelatihan-pelatihan.
Setelah kemerdekaan mutlak Republik Indonesia, Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di
berbagai lembaga pendidikan. Dia juga masih aktif menulis berbagai macam karangan dan membimbing
gerakan koperasi sesuai apa yang dicita-citakannya.
Tanggal 12 Juli 1951, Hatta mengucapkan pidato di radio mengenai hari jadi Koperasi dan selang hari
lima hari kemudian dia diangkat menjadi Bapak Koperasi.

Dr. H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902 dan meninggal pada 14 maret 1980.
Tak hanya sebagai pejuang kemerdekaan, Bung Hatta juga dikenal sebagai seorang organisatoris,
aktivis partai politik, negarawan, proklamator, pelopor koperasi, dan seorang wakil presiden pertama
di Indonesia.
Pada tahun 1916 ia terpilih menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond wilayah Padang. Pengetahuan
politiknya berkembang cepat saat Hatta sering menghadiri berbagai ceramah dan pertemuan-
pertemuan politik.
Pada tahun 1921 Hatta menetap di Rotterdam, Belanda dan bergabung dengan sebuah perkumpulan
pelajar tanah air di Belanda, Indische Vereeniging. Mulanya, organisasi tersebut hanyalah merupakan
organisasi perkumpulan bagi pelajar, namun berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
DRS. MOH. HATTA
1. Peran Moh. Hatta
2. Mendirikan perhimpunan Indonesia (IP)
3. Menjadi pemimpin Putera (Pusat Tenaga Rakyat) Keteladanan Sosok
4. Menjadi anggota Panitia Sembilan dalam merumuskan Piagam Moh.Hatta
Jakarta
1. Sederhana dan baik hati
5. Bersama Ir. Soekarno menandatangani naskah Proklamasi
2. Jujur dan Rendah hati
Kemerdekaan Indonesia
3. Mendahulukan
6. Menjadi pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja
Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda tanggal 23 Agustus–2 kepentingan Negara
November 1949
7. Pada tanggal 27 Desember 1945, menandatangani naskah pengakuan
kedaulatan Republik Indonesia
8. Drs. Mohammad Hatta dipercaya mendampingi Ir. Soekarno menjadi
AHMAD SUBARJO
Achmad Soebardjo Djojoadisurjo lahir di Karawang,
Jawa Barat, 23 Maret 1896 dan wafat 15 Desember
1978 pada umur 82 tahun adalah seorang tokoh yang
berhasil meyakinkan Golongan Muda bahwa para
senior atau Golongan Tua akan melaksanakan
proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Keaktifanya dalam organisasi-organisasi seperti PI dan
PNI menjadikanya sebagai tokoh yang sangat pantas Keteladanan Sosok Ahmad Subarjo
diteladani. Ia berperan pula dalam mengakhiri periatiwa 1. Rela berkorban
Rengasdengklok. Sebab dengan jaminan nyawanya,
2. sangat optimis dalam
akhirnya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta juga rombongan
memperjuangkan kemerdekaan RI
diperbolehkan kembali ke Jakarta dan melaksanakan
3. Mendahulukan kepentingan Negara
perumusan teks proklamasi.
SAYUTI MELIK
• Sayuti Melik lahir di Sleman, Yogyakarta, 22
November 1908 dan wafat di Jakarta, 27
Februari 1989 pada umur 80 tahun.
• Sejak muda, Sayuti Melik sudah aktif dalam
gerakan politik dan jurnalistik. Pada tahun
1942 ia menjadi pemimpin redaksi surat kabar
Sinar Baru Semarang.
• Sayuti Melik adalah tokoh pemuda yang juga
sangat berperan dalam Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Ialah yang mengetik
naskah Proklamasi setelah ia sempurnakan
dari tulisan tangan Bung Karno.
• BM. Diah lahir di Kotaraja (Banda Aceh) pada tanggal 7 April 1917. Meninggal di
Jakarta, 10 Juni 1996 pada umur 79 tahun. Beliau adalah seorang tokoh pers,
pejuang kemerdekaan, diplomat dan pengusaha Indonesia. Selain itu beliau juga
bergerak di bidang jurnalistik.
• Pada awal pendudukan Jepang, ia bekerja pada radio militer Hosokyoku. Tahun
1937-1938 menjadi direktur utama Sinar Deli Medan selain anggota redaksi surat
kabar Warta Harian yang terbit di Jakarta 1938-1939. Tahun 1939-1942 menjadi
penerjemah dan Kepala Pers Indonesia di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta.
• Pada tahun 1942-1948 diangkat jadi pemimpin surat kabar Asia Raja di Jakarta.
Pada waktu perumusan teks proklamasi di rumah kediaman Maeda, dihadiri dari
golongan pemuda, diantaranya BM. Diah. Setelah perumusan teks proklamasi
selesai segera diambil dan dicetak oleh BM. Diah untuk disebarkan ke seluruh
Indonesia. Pada tanggal 1 Oktober 1945 ia menerbitkan surat kabar Merdeka. B.M.DIAH
• Setelah Indonesia merdeka BM. Diah juga diangkat menjadi duta besar untuk
Cekosloakia dan Hongaria. Kemudian dipindahkan ke Inggris lalu ke Thailand.
Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat lahir
di Jakarta , 15 Februari 1911 dan meninggal di LATIF HENDRANINGRAT
Jakarta, 14 Maret 1983 pada umur 72 tahun adalah
seorang prajurit PETA berpangkat Sudanco
(komandan Kompi) dan juga pengerek bendera Sang
Saka Merah Putih .
Dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945 ia merupakan salah satu
tokoh yangcukup sibuk. la menjemput beberapa tokoh
penting untuk hadir di Pegangsaan Timur No.56.
Latief Hendraningrat memakai seragam Peta lengkap
Keteladanan Sosok Latief .H
dengan atribut, topi pet dan pedang panjang menerima
bendera merah putih yang dijahit oleh Ibu Fatmawati
1. Dalam kondisi terjajah tetap
bersama dengan S.Suhud untuk dikibarkan. Latief semangat menyelesaikan studinya.
Hendraningrat bersama dengan S.Suhud dan Tri Murti 2. Giat dan tekun dalam menjalani
menjadi pengibar bendera untuk pertama kalinya di
organisasi
Indonesia.
Beliau adalah salah seorang pengibar bendera pusaka saat
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jl. Pegangsaan nomor 56 pada
tanggal 17 Agustus 1945. Untuk pengerekan bendera awalnya diminta
kesediaan Trimurti, tapi dia menolak lalu mengusulkan sebaiknya
dilakukan oleh seorang prajurit. Maka Latif Hendraningrat, yang
masih memakai seragam lengkap PETA, maju kedepan sampai dekat
tiang bendera. Soehoed didampingi S.K Trimurti muncul dari belakang
membawa sebuah baki nampan berisi bendera Merah Putih. Maka
dikereklah bendera tersebut oleh Latif dibantu Soehoed, yang
dikereknya pada tiang bambu.(Latief Hendradiningrat sebagai
pengerek bendera, S Suhud sebagai pembentang bendera, dan S.K
Trimurti sebagai pembawa bendera). SUHUD SASTRO KUSUMO

Beliau sangat taat pada pemimpin. Apa yang telah diamanatkan kepadanya dapat beliau laksanakan
dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab. Selain itu, keberaniannya dalam mengibarkan bendera merah
putih untuk pertama kalinya, beliau mampu menjalankannya dengan benar dan penuh rasa khidmat.
SUWIRYO

• Raden Suwiryo lahir di Wonogiri, Jawa Tengah, 17 Februari 1903 dan meninggal di Jakarta, 27
Agustus 1967 pada umur 64 tahun adalah seorang tokoh pergerakan Indonesia. Ia juga pernah
menjadi Walikota Jakarta dan Ketua Umum PNI. Pada masa mudanya Suwiryo aktif dalam
berbagai organisasi seperti Jong Java, PNI, Partindo,Jawa Hokokai, dan PUTERA.
• Dalam proses menjelang proklamasi kemerdekaan, Suwiryo berperan sebagai ketua penyelenggara
upacara proklamasi kemerdekaan. Beliau terlibat langsung dalam pengambilan keputusan tentang
pelaksanaan upacara yang semula akan di selenggarakan di Lapangan Ikada namun dipindah ke
rumah Bung Karno. Selain itu beliau juga bertugas memberikan kata sambutan saat detik-detik
proklamasi.
MUWARDI
Muwardi dilahirkan di Pati, Jawa Tengah pada 30 Januari
1907. Dalam proses proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia, Muwardi berperan dalam bidang pengamanan
jalannya upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia
menugaskan anggota Barisan Pelopor dan Peta untuk menjaga
keamanan di sekitar kediaman Soekarno. Setelah upacara
Proklamasi, Muwardi membagi tugas kepada para anggota
Barisan Pelopor dan Peta untuk menjaga keamanan Soekarno dan
Moh. Hatta serta berperan dalam membacakan teks pembukaan
UUD 1945 yang telah dirumuskan oleh PPKI.
Beliau memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dalam
menjalankan tugasnya dalam proses proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia.
FRANS SUMARTO MENDUR
• Frans Soemarto Mendur lahir tahun 1913-1971,
adalah Tokoh Pemotret Peristiwa Proklamasi
mendengar kabar dari sumber di harian Asia Raya
bahwa ada peristiwa penting di kediaman
Soekarno bersama Alex Mendur (adik). Ia telah
mengabadikan berbagai peristiwa penting di
sekitar proklamasi.
• Frans Mendur bersama Alex Mendur, Justus
Umbas, Frans “Nyong” Umbas, Alex Mamusung
dan Oscar Ganda, kemudian mendirikan, IPPHOS
( Indonesia Pers Photo Service) pada 2 Oktober
1946
SYAHRUDDIN
Syahruddin adalah seorang telegraphis pada
kantor berita Jepang (DOMEI) yang
mengabarkan berita proklamasi
kemerdekaan Negara Indonesia ke seluruh
dunia secara sembunyi-sembunyi ketika
personil jepang istirahat pada tanggal 17
Syahruddinagustus 1945Hoso
masuk ke kantor jam 4 sore.
Kyoku dengan melompati pagar itu menyerahkan selembar kertas dari Adam Malik yang isinya
“Harap berita terlampir disiarkan”. Berita yang dimaksud adalah Naskah Proklamasi yang telah dibacakan Bung Karno jam 10 pagi. Masalahnya,
semua studio radio Hoso Kyoku sudah di jaga ketat sejak beberapa hari sebelumnya, tepatnya sehari setelah Hiroshima dan Nagasaki di bom oleh
Amerika.
Beruntung, studio siaran luar negeri tidak dijaga. Saat itu juga dengan bantuan Joe, kabel di studio siaran dalam negeri di lepas dan
disambungkan ke studio siaran luar negeri. Tepat pukul 19:00 WIB selama kurang lebh 15 menit Jusuf pun membacakan kabar tentang
proklamasi di udara, sementara di studio siaran dalam negeri tetap berlangsung siaran seperti biasa untuk mengecoh perhatian tentang Jepang.
Belakangan tentara Jepang mengetahui akal bulus Jusuf dan kawan-kawannya. Mereka pun sempat disiksa. Beruntung mereka
selamat. Malam itu pun radio Hoso Kyoku resmi dinyatakan bubar, tetapi dunia saat itu juga sudah mengetahui kabar tentang proklamasi
langsung dari mulut Jusuf Ronodipuro. Sayang rekaman suara ini tidak diketahui lagi keberadaannya, atau jangan-jangan sudah tidak ada
mengingat malam itu juga radio tersebut ditutup oleh Jepang
YUSUF RONODIPURO
Moehammad Joesoef Ronodipoero lahir di Salatiga,
Jawa Tengah, 30 September 1919 dan meninggal di Jakarta
Selatan, 27 Januari 2008 pada umur 88 tahun. Pada awalnya
ia dikenal sebagai penyiar kemerdekaan Republik Indonesia
secara luas. Selain itu ia pernah menjadi Duta Besar luar
biasa Indonesia di Uruguay, Argentina, dan Chili. Yusuf
Ronodipuro dianggap sebagai salah satu tokoh pahlawan
Indonesia karena perannya dalam menyiarkan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia saat dia bekerja di
Radio Hoso Kyoku.
Dia juga adalah salah satu pendiri dari Radio
Republik Indonesia pada tanggal 11 September 1945, yang
berdiri sampai sekarang, dan kemudian hari jadinya
diperingati setiap tanggal 11 September.
"Gantungkan cita-cita mu setinggi langit!
Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh,
engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.“

Ir. Soekarno

Anda mungkin juga menyukai