Anda di halaman 1dari 15

Manajemen Nyeri pada

Pasien Psikiatri
NAMA ANDA
NAMA PEMBIMBING
2
Depresi

• Gangguan mood dengan ciri kesedihan dan


TERAPI
pesimistik dengan penyebab multifaktor
• Tatalaksana farmakologis  didasarkan atas Tricyclic antidepressants
manifestasi akibat defisiensi dopamin, Selective serotonin
norepinephrine, serotonin maupun reseptornya reuptake inhibitors (SSRIs)
• Interaksi anestesi  ketidakseimbangan MAO inhibitors
glutamatergic dan aktivitas GABAergic di otak -
Antidepresan atipikal
perubahan struktural berkontribusi pada kondisi
depresi
Morgan & MIkhail's: Clinical Anesthesiology. 7ed. Ch.28 | Karrouri et al. 2021. Major depressive disorder: Validated treatments and future challenges. World J Clin Cases. 6; 9(31): 9350–9367
3
Selective Serotonin Reuptake Inhibitors

Fluoxetine
• Lini pertama terapi depresi Paroxetine
• Memiliki efek minimal (hingga tidak berefek) terhadap Sertraline
aktivitas antikolinergik Norepinephrine–dopamine
• Tidak mempengaruhi konduksi kardiak secara umum reuptake inhibitors
• Efek samping  nyeri kepala, agitasi dan insomnia Serotonin–norepinephrine
reuptake inhibitors

Morgan & MIkhail's: Clinical Anesthesiology. 7ed. Ch.28 | Edinoff et al. 2021. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors and Adverse Effects: A Narrative Review. Neurol. Int. 13(3): 387-401
4
Tricyclic Antidepressants

• Digunakan sebagai terapi depresi dan sindrom nyeri


Amitriptyline
kronik
Amoxapine
• Bekerja pada sinaps saraf  memblok reuptake Clomipramine
katekolamin dan atau serotonin neuronal Desipramine
• Desipramine dan nortriptyline  efek sedasi dan efek Doxepin
samping yang minimal Imipramine
• Amitriptyline, imipramine, protriptyline, amoxapine, Nortriptyline
doxepin, dan trimipramine  efek sedasi lebih kuat Protriptyline
Trimipramine
• Clomipramine  biasanya digunakan untuk terapi
obsessive–compulsive disorders
Morgan & MIkhail's: Clinical Anesthesiology. 7ed. Ch.28 | Vos et al. 2021. Tricyclic antidepressants for major depressive disorder: a comprehensive evaluation of current practice
in the Netherlands. BMC Psychiatry. 21: 481
5
Tricyclic Antidepressants

• Kebanyakan tricyclic antidepressants memiliki aksi antikolinergik


(antimuskarinik)  mulut kering, penglihatan kabur, pengosongan
lambung memanjang, retensi urin
• Quinidine  takikardi, T wave flattening/inversion, dan prolong PR,
QRS, dan QT intervals
• Amitriptyline memiliki efek antikolinergik
• Doxepin memiliki efek kardiak minimal

Morgan & MIkhail's: Clinical Anesthesiology. 7ed. Ch.28 |


6
Perioperative Management

• Obat antidepresan umumnya dilanjutkan perioperatif  antidepressants,


mood stabilizers, anxiolytics dan antipsychotics
• Antidepresan - peningkatan kebutuhan anestesi diduga akibat peningkatan
aktivitas katekolamin otak
• Potensi agen antikolinergik yang bekerja secara sentral (atropin dan
skopolamin)  meningkatkan kemungkinan sedasi pasca operasi,
kebingungan, delirium, penglihatan kabur, dan retensi urin
• Interaksi agen anestesi dan antidepresan trisiklik  respon berlebihan
terhadap vasopresor (tidak langsung) dan stimulasi simpatis
Morgan & MIkhail's: Clinical Anesthesiology. 7ed. Ch.28 | Oprea et al. 2022. Preoperative Management of Medications for Psychiatric Diseases:
Society for Perioperative Assessment and Quality Improvement Consensus Statement. Elsevier. Volume 97, Issue 2: Pages 397-416
7
Perioperative Management

• Terapi antidepresan trisiklik jangka panjang  deplesi katekolamin jantung


 meningkatkan efek depresan jantung
• Jika terjadi hipotensi, vasopresor (kerja langsung) dosis kecil harus
digunakan
• Aktivitas antikolinergik dari amitriptyline kadang-kadang dapat
menyebabkan delirium pasca operasi

Morgan & MIkhail's: Clinical Anesthesiology. 7ed. Ch.28 |


8
Monoamine Oxidase Inhibitors

• Inhibitor MAO  efektif untuk depresi tapi efek samping berat


 bekerja dengan memblok deaminasi oksidatif amina alami
Inhibitor MAO
• MAO-A selektif terhadap serotonin, dopamine & norepinefrin nonselektif
• MAO-B selektif terhadap dopamin dan feniletilamina  Fenelzin
inhibitornya berguna dalam pengobatan gangguan psikiatri Isocarboxazid
Tranylcypromine
• Efek samping inhibitor MAO-A reversibel  hipotensi
ortostatik, agitasi, tremor, kejang, kejang otot, retensi urin,
paresthesia, dan penyakit kuning

Morgan & MIkhail's: Clinical Anesthesiology. 7ed. Ch.28 | Finberg and Rabey. 2016. Inhibitors of MAO-A and MAO-B in Psychiatry and Neurology. Front. Pharmacol.7:340
9
Monoamine Oxidase Inhibitors

• Phenelzine  menurunkan aktivitas kolinesterase plasma &


memperpanjang durasi suksinilkolin
• Opioid  digunakan hati-hati dengan penggunaan inhibitor
MAO  reaksi serius (meperidine)  hipertermia, kejang,
dan koma
• Meperidine tidak boleh diberikan kepada pasien yang
menerima inhibitor MAO

Morgan & MIkhail's: Clinical Anesthesiology. 7ed. Ch.28 |


10
Gangguan Bipolar

• Mania adalah gangguan mood dengan ciri kegembiraan,


hiperaktif, dan pelarian ide Litium
• Episode manik dapat bergantian dengan depresi pada Valproat
pasien dengan gangguan bipolar (sebelumnya manik- Quetiapine
depresif) Lamotrigin
• Mania diduga terkait dengan aktivitas norepinefrin yang Aripiprazole
berlebihan di otak Olanzapine
• Litium  efek toxic berupa kebingungan, sedasi, Risperidone
kelemahan otot, tremor, dan bicara cadel
Morgan & MIkhail's: Clinical Anesthesiology. 7ed. Ch.28 | Fernando S Goes. 2023. Diagnosis and management of bipolar disorders. BMJ. 381:e073591
11
Schizophrenia

• Gejala delusi, halusinasi, perilaku/ bicara tidak teratur, Antipsikotik


menarik diri, penarikan emosi yang parah  kelebihan
aktivitas dopaminergik di otak Fenotiazin
Tioksanten
• Antipsikotik generasi pertama  efek antagonis
Fenilbutilpiperidin
dopamin kuat  efek ekstrapiramidal
Dihidroindolon
• Antipsikotik generasi kedua  efek antipsikotik oleh Dibenzapin
aktivitas antagonis dopamine  efek sedasi, ansiolitik Benzisoksazol
ringan, blokade α-adrenergik ringan & aktivitas Butirofenon
antikolinergik
Morgan & MIkhail's: Clinical Anesthesiology. 7ed. Ch.28 |
12
Schizophrenia

• Risperidone & clozapine  aktivitas ekstrapiramidal minimal namun dapat


dijumpai gelombang T yang mendatar, depresi segmen ST, pemanjangan
interval PR dan QT dapat terlihat  meningkatkan risiko torsades des
pointes
• Melanjutkan pengobatan antipsikotik selama perioperatif sangat
diharapkan
• Penurunan kebutuhan anestesi dapat diamati pada beberapa pasien, dan
beberapa pasien mungkin mengalami hipotensi perioperatif

Morgan & MIkhail's: Clinical Anesthesiology. 7ed. Ch.28 |


13
Neuroleptic Malignant Syndrome

• Sindrom neuroleptik ganas  komplikasi terapi antipsikotik yang jarang &


mengancam jiwa yang mungkin terjadi beberapa jam atau minggu setelah
pemberian obat  Meperidine & metoclopramide dapat memicu gangguan ini
• Mekanisme  berhubungan dengan blokade dopamin di ganglia basalis dan
hipotalamus serta gangguan termoregulasi  gambarannya mirip dengan
hipertermia maligna
• Gejala  kekakuan otot, hipertermia, rhabdomyolysis, ketidakstabilan
otonom, dan perubahan kesadaran terlihat
• Angka kematian mendekati 20% hingga 30%, dengan kematian terutama
disebabkan oleh gagal ginjal atau aritmia
Morgan & MIkhail's: Clinical Anesthesiology. 7ed. Ch.28 |
14
Substance Abuse

• Kebutuhan anestesi bagi penyalahguna zat berbeda- Zat Akut Kronik


Opioid ↓ ↑
beda  bergantung pada jenis obatnya & paparannya
(akut atau kronis) Barbiturat ↓ ↑
Alkohol ↓ ↑
• Prosedur elektif harus ditunda untuk pasien mabuk
Mariyuana ↓ 0
akut dan mereka yang memiliki tanda-tanda
withdrawal Benzodiazepine ↓ ↑
Amphetamine ↑ ↓
• Dosis perioperatif zat yang disalahgunakan harus
Kokain ↑ 0
disediakan (saat operasi) atau agen khusus harus
Phencyclidine ↓ ?
diberikan untuk mencegah withdrawal

Morgan & MIkhail's: Clinical Anesthesiology. 7ed. Ch.28 |


15
Substance Abuse
• Ketergantungan opioid  opioid apa pun dapat • Keracunan kokain akut  hipertensi sekunder
digunakan akibat peningkatan sentral neurotransmitter
(hipertensi dan aritmia dapat terjadi secara
• Ketergantungan alkohol  suplementasi
perioperatif)
vitamin B/folat untuk mencegah sindrom
Korsakoff • Anestesi umum  agen inhalasi yang mudah
menguap lebih disukai sehingga kedalaman
• Penggunaan opioid+agonis campuran–aktivitas
anestesi dapat disesuaikan dengan kebutuhan
antagonis  memicu withdrawal akut
individu
• Buprenorfin  dapat mengelola gangguan
ketergantungan zat
• Clonidine  bahan pembantu berguna dalam
pengobatan sindrom withdrawal pasca operasi

Morgan & MIkhail's: Clinical Anesthesiology. 7ed. Ch.28 |

Anda mungkin juga menyukai