Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN PREOPERATIF

PADA PASIEN HIPERTIROID

dr. Khumaira Al Karimah


dr. Siti Sara
dr. Hardiana Shahara
PENDAHULUAN

 Kelenjar tiroid  hormon tiroid T3 (Triiodotironin) & T4 (Tiroksin)


 Berfungsi : mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jaringan agar
berfungsi normal
 Hipertiroid : sindrom yang disebabkan peningkatan hormon tiroid yang tidak
terikat dalam sirkulasi darah
 Efek fisiologis hipertiroid  peningkatan laju metabolisme & keadaan
hiperdinamik
FUNGSI HORMON TIROID
Sistem Efek
Metabolisme - Meningkatkan metabolisme pada
seluruh jaringan
Kardiovaskuler - Vasodilatasi
- Meningkatkan aliran darah
- meningkatkan Cardiac Output & HR

Respirasi - Meningkatkan kecepatan &


kedalaman pernapasan
Pencernaan - Peningkatan nafsu makan, sekresi
getah pencernaan, motilitas
SSP - Meningkatkan Aktivitas otak 
cenderung cemas
Muskuler - Tremor , otot lemah karena
metabolisme protein meningkat
Lemak, Karbohidrat, Protein - Meningkatkan Metabolimse
HIPERTIROID
• Gangguan hipermetabolisme
• Diagnosis : Tes fungsi tiroid abnormal (peningkatan T4, T3, Free T4)
• Kelenjar dlm keadaan hiperplasia
• Kecepatan sekresi meningkat 5-15 x dari normal
• Penyebab dan Manifestasi klinis :
Penyebab Umum Hipertiroid Manifestasi Klinis Hipertiroid
Hipertrofi jantung
Grave’s Disease (penyebab paling sering)
Kardiomiopati reversibel
Goiter multinoduler
Kelemahan otot
Tiroiditis subakut
Dyspnea
Intake hormon tiroid yang berlebihan
Disritmia (fibrilasi atrium)

Intoleransi terhadap panas

Kehilangan berat badan

Instabilitas Emosi

Kesulitan tidur, Diare


Subyektif Obyektif Ada tidak

WAYNE Dispneu d’effort +1 Tiroid teraba +3 -3

INDEX Palpitasi
Lelah
+2
+2
Bruid tiroid
Eksoftalmus
+2
+2
-2

Penilaian klinis tiroid


Suka panas -5 Lid retraksi +2

Suka dingin +5 Lid lag +2

Keringat banyak +2 Hiperkinesis +4 -2


Nervous +2 Tangan panas +2 -2
Napsu makan meningkat +3 Tangan basah +1 -1
Napsu makan menurun -3 Nadi < 80 x / mnt -3

Berat badan meningkat -3 Nadi 80 -90 x/mnt -

Berat badan menurun +3 Nadi > 90 x / mnt +3

Fibrilasi atrium +4

< 11 : Eutiroid
11 – 18 : Tidak jelas ada hipertiroid
> 19 : Hipertiroid
ANESTESIA PADA HIPERTIROID

PREOPERATIF :
• Seperti keadaan lain : Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Penunjang
• Identifikasi kelainan fungsi tiroid
• Perhatian utama : Fungsi respirasi & jantung
• Pasien dinilai tekanan darah, temperatur, denyut dan ritme jantungnya. Selain itu juga
dinilai gejala-gejala yang berhubungan dengan manifestasi sistem saraf pusat, tanda-tanda
di mata, tanda dehidrasi, maupun adanya kehamilan maupun kehamilan mola
• Pemeriksaan penunjang : EKG, profil darah tes fungsi pembekuan darah,CT scan leher,
foto rontgen dada (terutama pada pasien goiter)
• Penilaian : Elektif atau emergency
• Operasi elektif :
- Prinsip: Pasien dlm kondisi eutiroid
- Kolaborasi dgn Endokrinologist untuk manajemen
- Nadi istirahat yang direkomendasikan adalah 85x/menit
- Benzodiazepin dapat dipertimbangkan sebagai agen sedatif preoperatif Obat antitiroid
dan antagonis β-adrenergik dilanjutkan sampai pagi hari operasi
- Prophylthiouracil & methimazole : (waktu paruh pendek)

• Operasi Emergency :
- Preparasi cepat : kombinasi beta-bloker, kortikosteroid, thionamid, iodium dan asam
iopanoic (mengandung iodium dan penghambat pelepasan hormon tiroid
- sirkulasi yang hiperdinamik dapat dikontrol dengan menggunakan titrasi esmolol
- Β blocker hati-hati penggunaan pada kondisi CHF
Hipertiroidisme merupakan penyakit Graves (umum), gondok
multinodular toksik, adenoma tiroid, tumor TSH secreting (jarang) atau
overdosis hormon tiroid. Gejala umum adalah kelelahan, berkeringat,
intoleransi terhadap panas, nafsu makan tinggi, nadi tinggi, tekanan darah
tinggi, tekanan nadi tinggi, suhu tinggi, berat badan turun atau naik, gondok
tiroid dan exophtalmos. Beberapa pasien yang lebih tua menunjukkan
apathetic tirotoksikosis, yang sering disalahartikan sebagai hipotiroidisme.
CHF dan AF umum terjadi pada pasien ini. Hipotiroidisme mungkin
iatrogenik atau tiroiditis autoimun. Gejala yang umum adalah intoleransi
terhadap dingin, anoreksia, kelelahan, penurunan berat badan, konstipasi,
nadi rendah, tekanan nadi rendah, suhu rendah. Aspek penting dari preop
adalah memastikan bahwa pasien dalam keadaan eutiroid fisiologis (suhu,
nadi, tekanan nadi, refleks). pasien yang datang untuk tiroidektomi biasanya
dibuat eutiroid sebelum operasi dan mungkin menggunakan satu atau lebih
obat berikut: propiltiourasil, methimazol, kalium iodida, glukokortikoid,
atau b-blocker.
I N T R A O P E R AT I F

• Monitor fungsi kardiovaskuler dan temperature


• Proteksi mata karena eksoftalmus beresiko terjadinnya ulserasi dan abrasi
kornea
• Sirkulasi hiperdinamik dapat dikontrol secara intraoperative dengan infus
esmolol
• Elevasi meja operasi 15 – 20 derajat yang dapat membantu aliran vena &
mengurangi perdarahan
• Intubasi
• Hindari : Ketamin, Pancuronium, Agonis adrenergic kerja tidak langsung (efedrin)
dan obat lain yang merangsang system saraf simpatis sabaiknya dihindari
karena kemungkinan peningkatan TD dan HR yg berlebihan.
• Induksi dengan tiopental, dosis tinggi bisa sebagai antitiroid.
• Anestesi dalam selama laringoskopi dan stimulasi bedah untuk menghindari
takikardi, hipertensi aritmia ventrikular.
Teknik anestesi: biasanya general anestesi, jarang dengan
anestesi lokal. jika menggunakan monitoring intraoperative
neurophysiological, masukkan tabung endotrakeal khusus,
sebaiknya dengan bantuan laringoskop video dan pastikan kontak
langsung antara elektroda dengan pita suara di kedua sisinya.
paralitik nondepolarisasi kerja pendek dapat diberikan untuk
memungkinkan relaksasi penuh selama intubasi, namun agen
penghambat neuromuskuler kerja panjang harus dihindari. Untuk
pasien hipertiroid yang tidak diobati secara adekuat, penting untuk
menetapkan kedalaman anestesi yang memadai untuk mencegah
respons simpatik yang berlebihan terhadap stimulasi bedah. Hindari
agen yang merangsang sistem saraf simpatis (misalnya ketamin,
pankuronium, meperidin). Hipotiroidisme dapat dikaitkan dengan
sensitivitas tinggi terhadap agen anestesi dan pelemas otot.
• POST OPERATIF

- Awasi terjadinya badai tiroid (6-24 jam)


BADAI TIROID

 Badai tiroid atau krisis tirotoksik : kegagalan tubuh dalam melakukan kompensasi
hipertiroid yang berat
 Insiden badai tiroid 2-8%, Insidensi kematian 10-50%
 lebih banyak terjadi pada wainta
 Onset 6-24 jam paska pembedahan, dpt juga intraoperatif

Gejala Klinis:
1. Demam
2. Takikardia, SVT atau AF, gagal jantung
3. Perubahan status mental (delirium, agitasi, psikosis, koma)
4. Hipotensi, syok (manifestasi lanjut)
5. Mual, muntah, diare
6. Kehilangan berat badan, kahexia
7. hiperpirexia
• Cairan intravena (hidrasi dan pendinginan)
• Koreksi faktor pemicu (infeksi)
• Natrium iodida (1 g iv tiap 12 jam)
• Propiltiourasil (250-500 mg per oral atau lewat pipa nasogastrik tiap 6 jam)
• Hidrokortison (100-200 mg iv tiap 8 jam)
• Propanolol (10-40 mg oral tiap 4-6 jam) atau esmolol (titrasi) sampai HR < 100
x/menit
• Selimut dingin dan asetaminofen (meperidin, 25-50 mg iv tiap 4-6 jam dapat
digunakan untuk mengobati atau mencegah menggigil)
• PTU lebih sering digunakan karena efeknya pada konversi perifer dan telah
terbukti memiliki efek yang lebih signifikan dalam menurunkan serum T4 dan
T3 dalam waktu 24 jam dibandingkan dengan methimazole.
SUMBER

• Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick DC. 2018. Morgan and Mikhail’s
Clinical anesthesiology Edisi 6. Newyork: McGraw Hill Education
• N. Margarita Rehatta, dkk. 2019. Anestesiologi dan Terapi Intensif buku
TeksKATI-PERDATIN. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
• Journal Clinical review and update on the management of thyroid storm by
reuben de Almeida MD. 2022: Missouri medicine
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai