Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

MENINGITIS PADA ANAK


Keperawatan Medical Bedah
Contoh Kasus
An.Z perempuan berusia 7 tahun datang ke RSUP Dr. M Djamil Padang pada tanggal
27 April 2017 pukul 24.56 WIB melalui IGD rujukan dari RSI Yarsi Bukit Tinggi.
Pasien datang dengan keluhan demam selama 2 minggu, kejang seluruh tubuh
sejak 6 jam sebelum masuk, frekuensi 1 kali, lamanya 10 menit dan mengalami
penurunan kesadaran setelah kejang. An.Z di rawat di ruang Akut IRNA, Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan data GCS 9 (E4V2M3), TD 110/70 mmHg (Normal
120/80 mmHg), HR 87 x/i (Normal 60-100x/i), T 37,80 C (Normal 36-37,5oC), RR 30
x/i. Hasil pengukuran BB 14,5 kg dan TB 105 Cm. anak mengalami penurunan
kesadaran, tampak lemah dan nafas sesak, Ayah mengatakan anak demam, batuk
berdahak, refleks batuk lemah, tidak mampu bicara dan hanya mengerang.
 Future
PENGKAJIAN
Work Plan
1. IDENTITAS
• Identitas pasien • Identitas orang tua pasien
Nama : An.Z Nama : Tn. F
Jenis kelamin : perempuan Jenis kelamin : laki laki
Agama : Islam Alamat : kubu tanjung
Tanggal lahir : 4 mei 2010 Pekerjaan : Pegawai swasta
Alamat : kubu tanjung No rm : 098888
Dx medis : Meningitis TB
No rm : 098888

2. RIWAYAT KESEHATAN
• Riwayat kesehatan sekarang
yang di dapatkan saat pengkajian tanggal 24 Mei 2017 pukul 14.30 WIB
dengan hari rawatan ke-28, anak mengalami penurunan kesadaran, tampak lemah
dan nafas sesak, Ayah mengatakan anak demam, batuk berdahak, refleks batuk
lemah, tidak mampu bicara dan hanya mengerang.
 Future
PENGKAJIAN
Work Plan
• Riwayat kesehatan terdahulu
Riwayat kesehatan dahulu yang dimiliki An.Z adalah sering mengeluh sakit
kepala, kemudian di belikan obat di warung namun sakit kepala tidak hilang. pasien
juga mengalami demam selama 2 minggu. Badan sudah tampak kurus 3 bulan
sebelum masuk RS dan tidak ditimbang. Pasien memiliki riwayat kontak dengan
penderita Tb (saudara laki-laki ayah), menderita TB selama 2,5 tahun dan sudah
mendapat obat OAT. An.Z tidak memiliki Riwayat trauma kepala dan riwayat keluar
cairan dari telinga.
• Riwayat prenatal
di dapatkan selama masa kehamilan istrinya tidak pernah menderita
penyakit yang berat. Ny.Y memeriksakan kehamilannya ke bidan dengan teratur,
Persalinan secara spontan dan di bantu oleh Bidan di Klinik dengan usia kehamilan
cukup bulan. Saat lahir bayi langsung menangis berat badan lahirnya 2300 gr dan
panjang lahir 40 cm. An.Z mendapatkan ASI eklusif dan imunisasi yang lengkap.
 Future
PENGKAJIAN
Work Plan

• Pemeriksaan Fisik
3. PENGKAJIAN FISIK
• Pemeriksaan Umum
kepala = bentuk kepala normal,

GCS 9 mata = simetris kiri dan kanan, refleks pupil positif, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis.

 Eye 4 mulut = ditemukan bibir kering dan pecah-pecah, lidah kotor dan rongga mulut kurang bersih

 Verbal 2 Telingga = tidak ada infeksi, dari telinga tidak ada keluar cairan

leher = tidak ditemukannya kaku kuduk.


 Motoir 3 Paru paru = thoraks simetris kiri dan kanan, terdapat tarikan dinding dada, saat di palpasi premitus kiri

HR 87 x/i
dan kanan sama, saat di perkusi terdengar redup dan di auskultasi terdengar bronkial dan
ronkhi.

T 37,80 C jantung = tidak ada masalah, iramanya reguler

RR 30 x/i.
abdomen = di dapatkan tidak ada asites dan bising usus normal.

ekstremitas = Ekstremitas atas kanan terpasang infus,


BB 14,5 kg dan TB 105 Cm. ekstremitas bawah tampak kaku, spastik dan ekstensi abnormal.

kulit = ditemukannya ruam kemerahan di seluruh tubuh, teraba panas, akralnya hangat dan CRT
kembali dalam 3 detik, tanda Kernig sign dan brudzinki tidak ditemukan

genatalia = tidak ada kelainan, bentuk normal dan lengkap.


 Future
PENGKAJIAN
Work Plan
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan lab
Hb, 10,7 gr/dl (Normal 12-16),

leukosit 8.620/mm3 (Normal 6000-18.000),

trombosit 229.000/mm3 (Normal 150.000-400.000)

hematokrit 30 % (Normal 37-43%)

kalsium 8 mg/dl (Normal 8,1-10,4)

natrium 132 mmol/L (Normal 136- 145)

kalium 3,1 mmol/L (Normal 3,5- 5,1)

korida serum 107 mmol/L (Normal 97-111).

Lumbal Pungsi volume ± 2 CC, kekeruhan negatif, warna bening, jumlah sel
8/mm3
glukosa 44 mg/dl.
 Future
PENGKAJIAN
Work Plan
5. TERAPI PENGOBATAN
• INH 1x150 mg,
• luminal 2x30 gr,
• etambutol 1x250 mg,
• diazepam 3x1 mg,
• rifampisin 1x225 mg,
• Prednison 3x10 mg,
• pirazinamid 1x300 mg,
• Asam folat 1x1 mg,
• Ambroxol sirup 3x1/2 sdt,
• Bicnat 3x3/4 tablet,
• Vit B6,
• diamox 3x150 gr,
• paracetamol 4x150 mg,
• IVFD KaEN 1 B 22 tts/i.
 Future
PENGKAJIAN
Work Plan
• Analisa data
Data Etiologi Masalah
Ds (data subjektif)
• ayah mengatakan anak demam, batuk berdahak,
Meningitis Resiko Perfusi Serebaral
refleks batuk lemah, tidak mampu bicara dan
hanya mengerang. Metabolisme bakteri (proses infeksi) Tidak Efektif
Do (Data objektif)
• GCS 9 (E4V2M3), ekstremitas bawah kaku, ransangan
meningeal negatif, badan teraba panas T 37,8oC, TD Peningkatan vaskolitis darah
110/70 mmHg, HR 87x/i, P 30x/i, Hb 10,7 gr/dl, dan hasil
pemeriksaan LP volume ± 2 CC, kekeruhan negatif, warna
bening, jumlah sel 8/mm3 dan glukosa 44 Setelah Penurunan perfusi jaringan serebral
dilakukan pengkajian dari tanggal 25 Mei sampai 29 Mei
2017, maka selanjutnya peneliti melakukan analisa data
dan dapat dirumuskan diagnosa keperawatan sebabagai Resiko Perfusi Serebaral Tidak Efektif
berikut: dengan data subjektif: ibu mengatakan kelopak
mata bayinya tidak simteris, badan panas, bayi hanya
mampu merintih. Data objektif: GCS 10 (E4V2M4),
ekstremitas atas dan bawah kaku, TD 160/120 mmHg,
suhu 38,4 ºC (36,5-37,5 ºC) , nadi 92 x/i (normal 60-100
x/i) RR 28 x/i dan CRT < 3 detik, Hb 10,1 (Normal 14-18)
gr/dl. Pemeriksaan Lumbal Pungsi di dapatkan hasil
volume ± 1 cc, kekeruhan negatif (-), warna bening, 49
Poltekkes Kemenkes Padang mg/dll
 Future
PENGKAJIAN
Work Plan
• Analisa data
Data Etiologi Masalah
data subjektif
ayah mengatakan anak batuk berdahak, refleks batuk
terpapar mikroorganisme pathogen Bersihan Jalan Nafas Tidak
lemah dan tampak sesak.
batuk Efektif
Data objektif: penumpukan sekresi
terdapat tarikan dinding dada, saat auskultasi
terdengar bronkial dan ronkhi, TD 110/70 mmHg, P 30
x/i, T 37,80C, HR 87x/i. sekresi yang bertahan

terdengar ronki

Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif


 Future
PENGKAJIAN
Work Plan
• Analisa data
Data Etiologi Masalah
Data subjektif:
• ayah mengatakan anak demam dan badannya
bakteri/virus Hipertermia
panas.
masuk kedalam tubuh
Data objektif
• kulit pasien teraba panas, TD 110/70 mmHg, P 30 peningkatan suhu tubuh
x/i, T 37,80C, HR 87x/i.

Hipertermia
 Future
DIAGNOSA
Work Plan
KEPERAWATAN
1. Resiko Perfusi Serebaral Tidak Efektif berhubungan dengan infeksi otak (meningitis)
2. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan sekresi yang bertahan
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
 Future
INTERVENSI
Work Plan
no Diagnosa Tujuan dan intervensi
kep kriteria hasil

1 Resiko Setelah dilakukan


asuhan keperawatan
Manajemen peningkatan tekanan intrakranial
Definisi
Perfusi selama 1 x 8 jam
mengidentifikasikan dan mengelola peningkatan tekanan dalam rongga kranial,
tindakan
Serebaral diharapkan perfusi observasi
• identifikasi panyebab peningkatan TIK (mis. lesi, gangguan metabolisme, edema serebral)
Tidak Efektif selebra efektif •

monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis. Ktekanan darah meringkad, tekanan nadi melebar, wedikardia, pola napas Ireguler, kesadaran menurun)
Monior MAP (Mean Arteria! Pressure)
berhubunga dengan kriteria hasil • Monior CVP (Central Venous Pressure), jika perlu
• Tingkat • Monitor PAWP, jika perlu
n dengan kesadaran


Monitor PAP, Jika perlu
Monitor ICP (Intra Cranial Pressure), jika tersedia
infeksi otak meningkat •

Monitor CPP (Cerebral Perfusion Pressure)
Monitor gelombang ICP
(meningitis) • Kognitif • Monitor status pernapasan
Monitor intake dan ouput cairan
membaik •
• Monitor cairan serebro-spinalis (mis. warna, konsistensi)
• Demam
Terapeutik
menurun • Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang
• Berikan posisi semi Fowter "
• Hindari manuver Valsava
• Cegah terjadinya kejang
• Hindari penggunaan PEEP
• Hindari pemberian cairan IV hipotonik
• Atur ventilator agar PaCO2 optimal
• Pertahankan suhu tubuh normal

Kolaborasi .
• Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan, Jika perlu
• Kolaborasi pemberian diuretik osmosis, jika perlu
• Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu (SIKI, 2018)
 Future
INTERVENSI
Work Plan
no Diagnosa kep Tujuan dan kriteria hasil intervensi

2 Bersihan Setelah dilakukan asuhan


keperawatan selama 1 x 8 jam
Manajemen Jalan Nafas
Definisi mengidentifikasi dan mengolah kepatenan jalan nafas
Observasi
Jalan Nafas diharapkan bersihan jalan Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering)
nafas meningkat dengan
Tidak Efektif kriteria hasil Terapeutik
Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)

berhubungan • Batuk efektif meningkat


• Produksi sputum
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma
cervical)
dengan menunrun
Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Berikan minum hangat
• Frekunensi dan pola nafas Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
sekresi yang membaik Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum
bertahan Penghisapan endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsepMcGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi.
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
 Future
INTERVENSI
Work Plan
no Diagnosa kep Tujuan dan kriteria hasil intervensi

3 Hipertermia Setelah dilakukan asuhan


keperawatan selama 1 x 8 jam
MANAJEMEN HIPERTERMIA
Definisi
berhubungan diharapkan termoreregulasi
membaik dengan kriteria hasil
Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan suhu tubuh akibat disfungsi termoregu
Observasi
dengan • Suhu tubuh agar tetap pada
• Identifkasi penyebab hipertermi (mis. dehidrasi terpapar lingkungan panas
penggunaan incubator)
rentan normal
proses infeksi • Monitor suhu tubuh
• Monitor kadar elektrolit
• Monitor haluaran urine
Terapeutik
• Sediakan lingkungan yang dingin
• Longgarkan atau lepaskan pakaian
• Basahi dan kipasi permukaan tubuh
• Berikan cairan oral
• Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat
berlebih)
• Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut hipotermia atau kompres dingin pada
dahi, leher, dada, abdomen,aksila)
• Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
• Batasi oksigen, jika perlu
Edukasi
• Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
• Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu (SIKI, 2018)
 Future
IMPLEMENTASI
Work Plan DAN
noEVALUASI
Tgl/hari Implementasi Evaluasi

1 25 • mengatur posisi kepala 30o arah kebelakang, S: ortu pasien mengatakan An.Z sudah mampu
• memberikan O2 binasal kanul 2 liter/i, menggerakkan ekstremitas nya, melihat ketika
• memonitor alirannya, mengukur dipanggil, anak masih demam.
• memonitor tanda-tanda vital,
• menganjurkan keluarga untuk bicara pada pasien, menghitung dan O: GCS 9(E4V2M3), kulit teraba panas
mencatat jumlah masukan dan pengeluaran (NGT, cairan infus, BAB dan S (37,5)
BAK) N (93)
• memberikan terapi obat diazepam 3x1 mg, Prednison 3x10 mg, luminal RR (30)
2x30gr , terpasang O2 binasal 2 liter/i dan lancar, intake
• diamox 3x150 gr. 1500 cc, output ± 1300 cc, posisi kepala ditinggikan
. 300 .

A: Masalah belum teratasi

P: intervensi masih dilanjutkan.


 Future
IMPLEMENTASI
Work Plan DAN
noEVALUASI
Tgl/hari Implementasi Evaluasi

2 25 • melakukan suction, S: ortu pasien mengatakan An.Z sudah mampu


menggerakkan ekstremitas nya, melihat ketika
• memonitor aliran O2, dipanggil, anak masih demam. anak masih sesak
• mengauskultasi suara nafas dan mencatat adanya suara
tambahan, O: GCS 9(E4V2M3), kulit teraba panas
• memperhatikan gerakan dada saat inspirasi-ekspirasi S (37,8)
N (93)
• memeberikan terapi obat INH 1x150 mg, RR (30)
• rifampisin 1x225 mg, • terpasang O2 binasal 2 liter/i dan lancar, intake
• pirazinamid 1x300 mg, etambutol 1x250 mg 1500 cc, output ± 1300 cc,
• ambroxol sirup 3x1/2 sendok makan. • Setelah dilakukan tindakan di dapatkan hasil
sekret dijalan nafas belum berkurang
• tampak penggunaan otot bantu pernafasan
• tarikan dinding dada masih ada
A: Masalah belum teratasi

P: intervensi masih dilanjutkan.


 Future
IMPLEMENTASI
Work Plan DAN
noEVALUASI
Tgl/hari Implementasi Evaluasi

3 25 • mengukur dan memantau TTV (nadi, suhu dan S: ortu pasien mengatakan An.Z sudah mampu
pernapasan), menggerakkan ekstremitas nya, melihat ketika dipanggil,
anak masih demam. anak masih sesak
• memonitor warna kulit dan suhu,
• memonitor suhu setiap 3 jam, O: GCS 9(E4V2M3), kulit teraba panas
• melakukan pengompresan air hangat di dahi, ketiak S (37,8)
N (93)
dan lipatan paha dan memberikan RR (30)
• terapi obat paracetamol 4x150 mg • terpasang O2 binasal 2 liter/i dan lancar, intake 1500
• terapi cairan infus KaEN 1B 22 tts/i. cc, output ± 1300 cc,
• Setelah dilakukan implementasi di dapatkan hasil • Setelah dilakukan tindakan di dapatkan hasil sekret
dijalan nafas belum berkurang
pasien masih demam, ada penurunan suhu tubuh, • tampak penggunaan otot bantu pernafasan
kulit teraba panas, tampak sesak, T 37,8o C, HR 93 • tarikan dinding dada masih ada
x/i, P 30 x/i.
A: Masalah belum teratasi

P: intervensi masih dilanjutkan.


 Future
IMPLEMENTASI
Work Plan DAN
noEVALUASI
Tgl/hari Implementasi Evaluasi

1 26 • mengatur posisi kepala 30o arah kebelakang, S: ortu pasien mengatakan An.Z sudah mampu
memberikan O2 binasal kanul 2 liter/i, menggerakkan ekstremitas nya, melihat ketika
• dipanggil, anak agak demam.
• memonitor alirannya, mengukur
• memonitor tanda-tanda vital, O: GCS 11(E4V2M5),
• menganjurkan keluarga untuk bicara pada pasien, S (36,5)
N (80)
menghitung dan mencatat jumlah masukan dan RR (30)
pengeluaran (NGT, cairan infus, BAB dan BAK) , terpasang O2 binasal 2 liter/i dan lancar, intake
• memberikan terapi obat diazepam 3x1 mg, Prednison 1500 cc, output ± 1300 cc, posisi kepala ditinggikan
3x10 mg, luminal 2x30gr 300 .
• diamox 3x150 gr. A: Masalah Belum teratasi
.
P: intervensi masih dilanjutkan.
 Future
IMPLEMENTASI
Work Plan DAN
noEVALUASI
Tgl/hari Implementasi Evaluasi

2 26 • melakukan suction, S: ortu pasien mengatakan An.Z sudah mampu


menggerakkan ekstremitas nya, melihat ketika
• memonitor aliran O2, dipanggil, anak agak demam. anak masih sesak
• mengauskultasi suara nafas dan mencatat adanya suara
tambahan, O: GCS 11(E4V2M5),
• memperhatikan gerakan dada saat inspirasi-ekspirasi S (36,5)
N (80)
• memeberikan terapi obat INH 1x150 mg, RR (30)
• rifampisin 1x225 mg, • terpasang O2 binasal 2 liter/i dan lancar, intake
• pirazinamid 1x300 mg, etambutol 1x250 mg 1500 cc, output ± 1300 cc,
• ambroxol sirup 3x1/2 sendok makan. • Setelah dilakukan tindakan di dapatkan hasil
sekret dijalan nafas belum berkurang
• tampak penggunaan otot bantu pernafasan
• tarikan dinding dada masih ada
A: Masalah belum teratasi

P: intervensi masih dilanjutkan.


 Future
IMPLEMENTASI
Work Plan DAN
noEVALUASI
Tgl/hari Implementasi Evaluasi

3 26 • mengukur dan memantau TTV (nadi, suhu dan S: ortu pasien mengatakan An.Z sudah mampu
pernapasan), menggerakkan ekstremitas nya, melihat ketika dipanggil,
anak agak demam. anak masih sesak
• memonitor warna kulit dan suhu,
• memonitor suhu setiap 3 jam, O: GCS 11(E4V2M5),
• melakukan pengompresan air hangat di dahi, ketiak S (36,5)
N (80)
dan lipatan paha dan memberikan RR (30)
• terapi obat paracetamol 4x150 mg • terpasang O2 binasal 2 liter/i dan lancar, intake 1500
• terapi cairan infus KaEN 1B 22 tts/i. cc, output ± 1300 cc,
• Setelah dilakukan implementasi di dapatkan hasil • Setelah dilakukan tindakan di dapatkan hasil sekret
dijalan nafas belum berkurang
pasien masih demam, ada penurunan suhu tubuh, • tampak penggunaan otot bantu pernafasan
kulit teraba panas, tampak sesak, T 37,8o C, HR 93 • tarikan dinding dada masih ada
x/i, P 30 x/i.
A: Masalah teratasi

P: intervensi dihentikan
 Future
IMPLEMENTASI
Work Plan DAN
noEVALUASI
Tgl/hari Implementasi Evaluasi

1 27 • mengatur posisi kepala 30o arah kebelakang, S: ortu pasien mengatakan An.Z sudah mampu
memberikan O2 binasal kanul 2 liter/i, menggerakkan ekstremitas nya, melihat ketika
• dipanggil, anak sudah tidak demam.
• memonitor alirannya, mengukur
• memonitor tanda-tanda vital, O: GCS 12(E4V3M5),
• menganjurkan keluarga untuk bicara pada pasien, S (36,8)
N (80)
menghitung dan mencatat jumlah masukan dan RR (24)
pengeluaran (NGT, cairan infus, BAB dan BAK) posisi kepala ditinggikan 300 .
• memberikan terapi obat diazepam 3x1 mg, Prednison
3x10 mg, luminal 2x30gr A: Masalah teratasi sebagian
• diamox 3x150 gr. P: intervensi masih dilanjutkan.
.
 Future
IMPLEMENTASI
Work Plan DAN
noEVALUASI
Tgl/hari Implementasi Evaluasi

2 27 • melakukan suction, S: ortu pasien mengatakan An.Z sudah mampu


menggerakkan ekstremitas nya, melihat ketika
• memonitor aliran O2, dipanggil, anak tidak demam. anak masih sesak
• mengauskultasi suara nafas dan mencatat adanya suara
tambahan, O: GCS 12(E4V3M5),
• memperhatikan gerakan dada saat inspirasi-ekspirasi S (36,8)
N (80)
• memeberikan terapi obat INH 1x150 mg, RR (24)
• rifampisin 1x225 mg, • Setelah dilakukan tindakan di dapatkan hasil
• pirazinamid 1x300 mg, etambutol 1x250 mg sekret dijalan nafas sudah berkurang
• ambroxol sirup 3x1/2 sendok makan. • tampak penggunaan otot bantu pernafasan
berkurang
• tarikan dinding dada masih tidak ada
A: Masalah teratasi

P: intervensi dihentikan.
E D U C AT I O N A L P R E S E N TAT I O N

THANK YOU
TEAM PERFORMANCE SALES REPORTING DYNAMIC PPT TEMPLATE TEAM PERFORMANCE
SALES

Anda mungkin juga menyukai