Sistem Komunikasi Televisi
Sistem Komunikasi Televisi
OLEH :
1.4 Tujuan
Tujuan dari paper ini adalah untuk mengetahui sejarah, sistem kerja
dan perkembangan dari televisi.
BAB II
ISI
Pada tahun 1978 Tim TKPK dengan SPTN dan SPTD nya serta
Perintis TKPLS ditetapkan oleh Presiden menjadi Pusat Teknologi
Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan di lingkungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan ketetapan tersebut maka pada
bulan Juli 1979 Tim Penyelenggara TKPK dikukuhkan Pusat Teknologi
Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan. SPTN Jakarta dihapuskan, SPTN
Semarang dan Yogyakarta menjadi Balai Produksi Media Radio (BPMR).
SPTN Surabaya menjadi Balai Produksi Media Televisi (BPM-TV).
Bersamaan dengan itu SPTD di 11 propinsi dan perintis TKPLS di 3 propinsi
berubah menjadi Sanggar Teknologi Komunikasi Pendidikan dan
Kebudayaan (Sanggar Tekkom) di 14 propinsi. Keempat belas Sanggar
tersebut berada di Jayapura (Irian Jaya), Ambon (Maluku), Kupang (NTT),
Mataram (NTB), Samarinda (Kaltim), Palangkaraya (Kalteng), Pontianak
(Kalbar), Surabaya (Jatim), Semarang (Jateng), Yogyakarta DIY), Bandung
(Jabar).Ujung Pandang (Sulsel), Palu (Sulawesi Tengah), dan Kendari
(Sulawesi Tenggara)
c
a
T
Gambar 2.2.2 Gelombang gigi gergaji untuk perabaan
Antara a dan b pada gambar diatas diraba dengan kecepatan
tertentu dan antara b dan c perabaan secara cepat bergerak kembali ke
kiri atas dari garis perabaan berikutnya. Periode antara a dan b disebut
periode perabaan sedang, sedangkan periode b dan c disebut periode
menjejak kembali (retrace period).
2.4.4 Penerima
Penerima televisi berwarna menangkap gelombang dengan cara yang
sama seperti pada televisi tidak berwarna. Sinyal yang diterima kemudian
diperkuat dan dipisahkan menjadi sinyal suara dan sinyal video. Sinyal suara
diteruskan ke loudspeaker sedangkan sinyal video berurusan dengan proses
kebalikan dari kamera televisi. Sinyal terang dan sinyal warna diubah ke
warna pokok yang aslinya oleh sirkit matrix dan kemudian diteruskan ke
tabung sinar katode tiga warna. Tabung tiga warna mempunyai tiga senapan
elektronik, yang memancarkan tiga sinar elektronik yang besar. Jika sinyal
merah diterima, maka senjata merah digerakkan. Jika sebaliknya sinyal biru
yang diterima maka senjata biru yang diaktifkan dan memancarkan sinar
elektronik ke layar yang dapat bersinar (fluoroscent).
Di sebelah belakang dari permukaan yang dapat bersinar, didapati
sebuah pelindung yang dibuat dari logam dan berlubang-lubang. Jumlah
lubang ini sebanyak sepertiga dari jumlah bintik-bintik yang dapat bersinar.
Jika sinar elektron yang dihamburkan dari tiga penyembur elektron, melalui
lubang maka bintik yang bersangkutan yang dapat bersinar akan digetarkan.
Arah dari tiga sinar elektron dikuasai oleh kumparan defleksi elektromagnetik
dan sinar elektron merubah sepanjang permukaan dari layar yang dapat
bercahaya dengan segera. Karena intensitas dari sinar elektron dikuasai oleh
intensitas dari sinyal tiga warna, permukaan gambar, yang mempunyai warna
aslinya akan terlihat pada layar.
2.5.2 D.P.
Pengulang gelombang mikro mempunyai sigat untuk mengubah
waktu-lambat (sifat phasa) bagi frekwensi-frekwensi seperti yang terlihat
pada gambar 8.4.1 Jika intensitas dari signal terang berubah dari harga
yang tinggi maka warna dasarnya akan berubah akibat sigat-phasa dari
pengulang seperti terlihat pada gambar. Nilai dari perubahan ini disebut
Difrensial Phasa (D.P.) jika nilai ini kurang dari 5% maka tidak akan tampak
adanya perubahan. Oleh sebab itu sifat phasanya harus cukup baik.
Gambar 8.4.1 Distori signal-signal berwarna DP dan GD
2.5.3 Pre-emphasis
Sebuah alat yang disebut pre-emphasais terdapat pada pesawat T.V
berwarna dengan maksud menghindarkan pengaruh dari cacat-cacat yang
dibangkitkan oleh sifat-sifat D.G dan D.P. Pre-emphasis terlaksana jika
sebuah sukrit ditambahkan,yang akan menekan amplitudo dari frekwensi-
frekwensi yang lebih rendah yang terdapat pada signal F.M. pada bagian
masuk dari sirkit gelombang-mikro seperti diperlihatkan pada gambar
8.4.2(b).
Oleh alat ini akan ditekan amplitido dari frekwensi rendah dari sugnal
terang seperti terlihat pada ambar 8.4.2(c). Daerah overal dynamic akan
menjadi sempit dan sebagai akibatnya ialah cacat yang disebabkan oleh
sifat-sifat D.G dan D.P dalam transmisi akan berkurang. Pada pihak
penerima dari signal F.M didapat pada demodulatornya sebuah sirkit De-
emphasis,yang mempunyai sifat kebalikan dari Pre-emphasis. Setelah
terjadi penyamaan secara menyeluruh tidak hanya signal gambarnya yang
diperbaiki tapi cacat pada signal warna berkurang.. Jadi Pre-emphasis
memiliki pengaruh yang efektif dalam memperbaiki sirkit transmisi.
Pre-emphasis mempunyai pengaruh dalam mengurangi cacat,yang
berlaku juga untuk transmisi telepon-berganda.
M = L+R
S=L–R
Dimana sinyal M adalah jumlah dan sinyal S adalah selisih dari dua
komponen.
Jika subcarrier 38 kHz dimodulasi amplitudonya oleh sinyal S dan di
campur dengan sinyal M,kita dapati signalnya (disebut signal campuran)
mempunyai komponen-komponen frekwensi seperti terlihat pada gambar
8.5.1 signak campur ini dipakai sebagai modulator dari gelombang pembawa
pemancaran melalui udara dapat terjadi.
Modulasi yang dipakai ialah F.M karena kurang peka terhadap ganggguan
dibanding dengan modulasi A.M carrier 38 kHz yang dipakai untuk
membangkitkan sinyal campuran disebut supressed. Karena sub carrier tidak
ada gunanya untuk transmisi selanjutnya setelah terjadi signal campuran
subcarrier itu ditekan . untuk itu dipakai metode “supresessed carrier
amplitudo modulation.” Tetapi subcarrier itu pada pihak penerimaan
diperlukan untuk modulasisignal S.signal pandu (pilot),yang
disinkronnisasikan dengan subcarrier sampai 19kHz,ditambahkan pada
signal campuran.
Pada pihak penerimaan subcarrier untuk demodulasi,yang
berdasarkan signal pandu,dapat diperoleh.metoda demulasi campuran yang
disebut diatas dikenal denggan sebutan suppressed carrier AM-FM (sistem
nada pandu).
Kebaikan dari sistem ini ialah,jika besarbya signal pandu dapat
dipertahankan pada suatu harga yang tepat,pelebaran yang tidak perlu dari
jalur frekwensi dapat di hindarkan. Pelebaran itu biasanya disebabkan oleh
komponen-komponen yang tidak membantu dalam tranmisi dari signal bunyi
dalam signal campuran .gbr 8.5.2. memperlihatkan bagan (bloc diagram)
susunan dari milai signal L dan R masuk sampai gelombang terjadi.
2.6.3 Studio
Tidak ada gunanya untuk mengatakan, bahwa ada berbagai proses yang
dipakai untuk mendapatkan bunyi yang stereo benar pada saat suara itu
diambil di studio sungguhpun demikian adalah sulit untuk menilai hasil-
hasilnya, karena terlalu banyak factor yang harus diperhatikan, yang bertalian
dengan seni. Lapangannya terlalu luas untuk dinilai. Oleh sebab itu kita
batasi di sini pada peninjauan teknis dari masalahnya.
1) Penentuan mikropon
2) Pengeras dan tape-rekorder
3) Merekam dan pengambilan.
Disebabkan oleh perbedaan-perbedaan dalam kontruksi mekanismenya
dari berbagai mikropon, maka tidak dapat dihindarkan, bahwa sifat-sifatnya
yang bertalian dengan pengambilan suara sangat berbeda.
Dapat disarankan untuk memakai sepasang mikropon, yang mempunyai
sifat-sifat yang hampir sama atau suatu pasangan-mikropon (paired
microphones) yang khusus. Perhatikan pada sifat-arah (directivity
characteristics) pada pengambilan suara, sebab jika perbedaan arahnya itu
besar, maka hasil perubahan arahnya akan sangat kurang.
Mengenai penempatannya dapat dikatakan bahwa pada umumnya
responsi arahnya makin berkurang apabila jarak antara mokropon makin
diperbesar. Sebaliknya. Jika jaraknya makin diperkecil pengaruh arah makin
tajam dan pengaruh suara menjadi lebih sempit. Oleh sebab itu jarak anatara
mikropon merupakan faktor yang utama dalam memperoleh bunyi stereo.
Pada umumnya banyak mikropon ditempatkan denan jarak dan posisi
yang tepat, sambil memperhitungkan pengarah timbal-baliknya untuk
mendapatkan kesan-ruang yang sebaik mungkin.
Sehubungan dengan pengeras, dapat dikatakan tidak ada kesulitan
karena mudah mendapatkan dua sirkit yang mempunyai sifat yang sama
tidak hanya sifat-amplitudo dan phasa apa saja, tetapi juga untuk cacat dan
gangguan apa saja. Hal itu dimungkinkan karena teknologi yang tinggi
dibidang sirkit elektronik. Bagi tape-recorder masalahnya untuk memperoleh
perbedaan phasa antara suara kanan dan kiri. Dari pengalaman diketahui,
bahwa jika perbedaan phasa melebihi 60 0, kesan-arah akan sangat
berkurang. Selanjutnya perlu diperhatikan perpanjangan sisi tape yang tidak
sama dan perubahan dari tape di bawah kepala tape (tape-head).
Mengenai record stereo dan pengambilannya, sesungguhnya tidak ada
kesulitan jika dilakukan dengan hati-hati, perhatikan khusus diperlukan pada
sifat bicara-silang (cross-talk) antara signal kanan dan kiri, karena
kebocoran-kebocoran.
2. Peralatan Pemancar
Peralatan pemancar untuk siaran stereo F.M. dapat dibagi dalam dua
bagian : Pemancaran sendiri dan antena serta feeder. Dalam prinsipnya
pemancar terdiri atas sirkit matrix yang membangkitkan signal M dan S
(Gambar 1), sirkit multipleks yang membuat nignal campuran dengan
memodulasikan signal S dan subcarrier, sirkit F.M. modulation dan sirkit
pengeras daya (power amplifier). Sirkit multipleks pada umumnya terdiri atas
modulator cincin (ring modulator) dan sirkit penyampur.
3. Perlengkapan Penerima
Perlengkapan penerima untuk siaran F.M. stereo dapat dibagi dalam
dua bagian seperti pada perlengkapan pemancar : Penerima dan sistem
antena.
Gambar memperlihatkan susunan dasar dari penerima. Mengenai
kekhususan dari konstruksi sirkit, sungguhpun beberapa teknologi elektronik
dipakai, hampir sama dengan penerima F.M. biasa, terkecuali sirkit pemisah
signal.
Gambar 2. Diagram blok dari penerima
Sirkit pemisah signal terdiri atas oscillator dari sirkit subcarrier dan sirkit
demodulasi. Demodulator yang umum dipakai adalah :
1) Metoda pelipatan (multiplying) frekwensi untuk pembangkitan
subcarrier dengan jalan melipat-duakan frekwensi pandu (pilot)
2) Metoda sinkronisasi oscillator
Sungguhpun metoda 2) S/N-nya dari subcarrier tidak bergantung dari
intensitas dari gelombang yang diterima dan masalah mengenai S/N tidak
ada.
Pengendalian phasa dari oscillator yang sinkron berubah mengikuti
intensitas dari gelombang gelombang dan phasa dari signal yang dideteksi
akan terganggu sehingga mengurangi efek/pengaruh ruang dari bunyi.
Dua jenis sirkit demodulasi yang dipakai pada umumnya :
1) Kedua jalur sisi (sideband) dari komponen AM, untuk
mentransmisikan signal S, didemodulasi oleh komponen subcarrier
dan kemudian dikombinasikan dengan signal M, dilakukan sirkit
matrix, dimana signal L dan R dipisahkan.
2) Signal L dan R dipisahkan oleh pemindahan signal campuran
dengan sebuah pulsa, yang mempunyai frekwensi dan phasa yang
sama dengan subcarrier.
Metoda 1) menggunakan sirkit dari Gambar 3. perlu dilengkapi dengan
sirkit penghambat (delay) dan sirkit pengatur amplitudo dengan maksud
untuk menghindarkan perubahan-perubahan dari sifat amplitudo dari detector
A.M.
Perjalanan TV kabel
Sistem kabel terdiri atas dua bagian, yaitu sistem trunk dan sistem
distribusi. Sistem trunk berfungsi untuk mengirim sinyal ke kelompok-
kelompok pelanggan. Perangkat-perangkat dalam sistem trunk adalah kabel
trunk dan trunk amplifier. Trunk amplifier berfungsi untuk menguatkan sinyal
yang melemah akibat panjangnya kabel. Ia dipasang pada tiap jarak tertentu.
Jumlah amplifier yang dipasang pada kabel dibatasi oleh nilai noise dan
distorsi pada amplifier bersangkutan. Kabel yang bermutu baik akan
mengurangi jumlah amplifier untuk panjang kabel yang sama.
Munculnya kabel serat optik, yang dapat dipakai pada sistem trunk
maupun distribusi, menghasilkan sinyal siaran yang lebih baik karena tahan
terhadap gangguan cuaca atau interferensi dari gelombang radio lain.
Penggunaan kabel serat optik juga mengurangi jumlah amplifier yang
digunakan karena kabel serat optik mempunyai nilai rugi kabel yang rendah.
Kesimpulan
1. Terdapat dua metode untuk menyalurkan sinyal-sinyal listrik yang
mengandung gambar yaitu metode paralel dan metode seri.
2. Karena metode sering dilaksanakan dengan mengubah gambar
yang berdimensi dua ke sinyal listrik yang berubah terhadap
waktu, maka proses ini disebut perabaan.
3. Pada sistem NTSC ada sifat-sifat khusus dari sistem ini yaitu:
Sistem broadcast ini harus bisa diterima di televisi tidak
berwarna
Jika sinyal televisi tak berwarna harus dapat diterima oleh
televisi berwarna dan gambar monochrome juga terlihat.
Jalur frekuensi yang dipakai oleh televisi berwarna sama
dengan monochrome yaitu 6 MHz dan jalur tidak
bertambah.
4. Sistem modulasi ganda di pakai untuk siaran stereo, dengan
membawa dua sinyal secara serentak pada satu saluran (chanel).