Anda di halaman 1dari 40

Gambaran Waktu Dispensing Obat di Depo Farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan bidang Farmasi

Disusun oleh : Yusuf Satrio Nugroho P2.31.39.0.09.060

Jurusan Farmasi POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 2012

. Pengesahan Karya Tulis Ilmiah


Berjudul Gambaran Waktu Dispensing Obat di Depo Farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012

Oleh : Yusuf Satrio Nugroho P2.31.39.0.09.060

Diujikan di hadapan Panitia Penguji KTI Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Jakarta II Pada tanggal : 14 Juli 2012

Jakarta, 14 Juli 2012 Mengetahui, Pembimbing I Ketua Jurusan Farmasi

Dra. Gloria Murtini, T, MSi, Apt.

Dra. Yusmaniar, M. Biomed., Apt. NIP : 1966.1203.199303.2.002 Pembimbing lapangan

Pembimbing II

Junaedi, SSi, Apt.

Dra. Farida Indyastuti, Apt, S.E, MM

Penguji: Surahman, S. Pd, M. Kes. : .........................................................

Dra. Gloria Murtini, T, MSi, Apt. : .......................................................... Dra. Debby D, M. Epi. : ..........................................................

ii

Kata Pengantar
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang, karena hanya dengan rahmat, ridho dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dengan tepat waktu.

Karya Tulis Ilmiah ini berjudul Gambaran Waktu Dispensing Obat di Depo Farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012. KTI ini disusun bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan bidang Farmasi.

Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Farida Indyastuti, Apt, S.E, MM selaku kepala Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati serta pembimbing lapangan atas yang dengan senang hati meluangkan waktu untuk memberikan saran, bimbingan serta pengarahan kepada penulis. 2. Ibu Dra. Yusmaniar, M.Biomed., selaku Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II. 3. Ibu Dra. Gloria Murtini, T, MSi, Apt., selaku pembimbing I yang dengan senang hati meluangkan waktu bagi penulis untuk berkonsultasi tentang KTI 4. Bapak Junaedi, SSi, Apt selaku pembimbing II karya tulis ilmiah atas kesediaan waktu dan masukan kepada penulis

iii

5. Ibu Lili dan seluruh kariawan depo farmasi IRJ lantai 1 karena telah bersedia untuk memberikan waktu dan tempat kepada penulis dalam mengambil data. 6. Kedua orang tua tercinta, adik dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa, cinta, kasih sayang, didikan, dorongan, kepercayaan dan pengorbanannya selama penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini 7. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II yang telah membantu selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah 8. Sahabat-sahabat terbaik penulis Tira Setiawati dan Hartiandika yang selalu berbagi, doa, saran, dukungan, suka dan duka sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini Semoga segala bantuan, doa, dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan, namun penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri serta bagi pembaca.

Jakarta, Juni 2012

Penulis

iv

Abstrak

Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan Farmasi Karya Tulis Ilmiah 2012

Yusuf Satrio Nugroho (NIM : P2.31.39.0.09.060) Gambaran Waktu Dispensing Obat di Depo Farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012

vii, VI Bab, 30 halaman, 2012, 5 tabel, 22 lampiran.

beberapa hal yang mempengaruhi kepuasan pasien salah satunya yaitu waktu tunggu(periksa kesehatan maupun pengambilan obat). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dari waktu dispensing obat di depo farmasi instalasi rawat jalan RSUP Fatmawati. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan dari tanggal 1 hingga 31 mei 2012 dengan sampel sebanyak 400 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil dari penelitian ini menunjukan waktu rata-rata dispensing obat non racikan sebesar 17.75 menit dan non racikan sebesar 39.19 menit. Rata-rata waktu dispensing obat berdasarkan status pasien HIV memiliki waktu terlama, dan pasien dengan status pegawai memiliki waktu tercepat. Rata-rata waktu dispensing obat berdasarkan hari, hari senin memiliki waktu terlama, dan hari jumat memiliki waktu tercepat. Rata-rata waktu dispensing obat berdasarkan jam kesibukan, jam sibuk memiliki perbedaan waktu dengan jam tidak sibuk sekitar 7 menit untuk resep non racikan dan 4 menit untuk resep racikan. Rata-rata waktu dispensing obat berdasarkan jenis pembelian, pembelian obat memiliki waktu jauh lebih cepat dibanding pembelian obat dengan resep. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pihak Rumah sakit dapat digunakan untuk memberikan kepastian waktu dispensing obat di apotek. Selain itu Rumah Sakit harus memberdayakan sumbar daya manusia yang ada untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.

Kata kunci : Waktu dispensing obat, Farmasi instalasi Daftar acuan : 12 (1996-2011)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ..................................................................................... LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ KATA PENGANTAR ........................................................................................ ABSTRAK .......................................................................................................... DAFTAR ISI ....................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dispensing Obat....................................................................................... 2.2 Resep........................................................................................................ 2.3 Pelayanan Farmasi yang Baik .................................................................. 2.4 Persyaratan Pelayanan Farmasi Yang Baik (PFB) .................................. 2.5 Mutu ........................................................................................................ 2.6 Mutu Pelayanan Kesehatan (Quality Assurance in Health Care) ........... 2.7 Definisi Operasional ................................................................................ BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................... 3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................ 3.4 Teknik Pengambilan Data........................................................................ 3.5 Cara Pengolahan Data.............................................................................. 3.6 Analisis Data ............................................................................................ BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENGAMBILAN DATA 4.1 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati ....................................... 4.2 Visi dan Misi RSUP Fatmawati ............................................................... 4.3 Depo Farmasi Instalasi Rawat Jalan (IRJ) ............................................... 4.4 Depo Farmasi Rawat Jalan Lantai 1 ........................................................

i ii iii v vi vii viii

1 4 4 5

6 7 7 8 9 10 13

15 15 15 16 16 17

18 18 19 19

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil ......................................................................................................... 21 5.6 Pembahasan ............................................................................................. 23 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 27 6.2 Saran ....................................................................................................... 28 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 29

vi

Daftar Tabel Tabel 5.1 Evaluasi Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 ..................................................... 21 Tabel 5.2 Rata rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan status pasien....................... 22 Tabel 5.3 Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jam kesibukan ................... 22 Tabel 5.4 Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan hari .................................... 23 Tabel 5.5 Rata rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jenis pembelian ................. 23

vii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembaran Chek List Monitoring Waktu Dispensing Obat.............. 30 Lampiran 2 Contoh lembar resep di depo farmasi instalasi rawat jalan ............. 31 Lampiran 3 Tabel Jumlah Resep Perhari ............................................................ 32

viii

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat. Meningkatnya taraf hidup masyarakat menjadikan masyarakat semakin mengerti akan kualitas kesehatan. Hal ini menjadikan penyedia jasa pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik, tidak hanya pelayanan yang bersifat penyembuhan penyakit, tetapi juga mencakup pelayanan yang bersifat pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan kepuasan bagi konsumen selaku pengguna jasa kesehatan(1). Rumah Sakit merupakan salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan di Rumah Sakit tidak terlepas dari pelayanan dibagian farmasi yang mengatur semua kebutuhan obat dan alat kesehatan untuk rawat jalan dan rawat inap. Pelayanan dari farmasi juga meliputi sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat(2). Menurut Wijono D (2008) beberapa hal yang mempengaruhi kepuasan pasien yaitu pendekatan dan perilaku petugas terutama pada saat pertama kali kunjungan, mutu informasi yang diberikan, prosedur perjanjian, waktu tunggu (periksa kesehatan maupun pengambilan obat), fasilitas umum di Rumah Sakit, serta hasil dan perawatan terapi yang diterima. Salah satu faktor tersebut adalah waktu

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

tunggu obat (waktu dispensing obat)(2). Di jelaskan dalam Kepmenskes RI No.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal dari farmasi dalam hal waktu tunggu pelayanan untuk jenis resep obat jadi adalah 30 menit dan untuk resep racikan adalah 60 menit(3). Dalam penelitian Wongkar L (2000) menemukan waktu pelayanan resep untuk obat jadi di Apotek Kimia Farma Pontianak sebesar 12,05 menit dan untuk resep racikan sebesar 27,96 menit, serta pelayanan resep rata-rata tanpa membedakan obat paten dan obat racikan adalah sebesar 17,18 menit(4). Dalam penelitian Ritung M (2003) mengatakan waktu pelayanan resep racikan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSIA Hermina Bekasi adalah 24,14 menit
(5)

. Peneliti lain, Yulia Y (1996) mengatakan Instalasi Farmasi RSU PMI

Bogor untuk menyelesaikan satu lembar resep tanpa membedakan obat jadi dan racikan adalah sebesar 42,78 menit (6). Selain itu Widiasari E (2009) mengatakan ratarata pelayanan resep untuk obat jadi di Rumah Sakit Tugu Ibu tahun 2009 adalah 14,04 menit dan ratarata pelayanan resep obat jadi adalah sebesar 27,40 menit (7). Menurut Jeffries S.B dan Greenberg J (1990), seperti yang dikutip oleh Ritung M (2003), masalah waktu penyediaan obat adalah masalah kefarmasian yang telah lama terjadi dan sering dialami. Sehingga dengan perbaikan waktu tunggu yang lebih singkat maka dapat mempengaruhi citra layanan Rumah Sakit secara langsung(5). RSUP Fatmawati merupakan Rumah Sakit tipe A yang melayani dan menampung rujukan dari puskesmas. RSUP Fatmawati merasakan persoalan yang sama dengan Rumah Sakit lain yaitu persaingan ketat. Persaingan yang terjadi tidak hanya dari sisi teknologi pemeriksaan, akan tetapi persaingan yang lebih

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

berat yaitu persaingan dalam pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pihak Rumah Sakit selaku penyedia jasa dituntut memberikan pelayanan yang lebih baik dibanding Rumah Sakit lain untuk mencapai kepuasan pasien di Rumah Sakit. Salah satu aspek yang perlu ditingkatkan adalah aspek pelayanan di bidang farmasi(8). Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan suatu bagian/unit/divisi yang menangani pelayanan farmasi. Instalasi Farmasi Rumah Sakit merupakan salah satu pusat pendapatan dari Rumah Sakit. Besarnya omzet obat dapat

mencapai 50-60% dari anggaran Rumah Sakit(1). Banyaknya permintaan obat oleh pasien rawat jalan dan rawat inap dari poli-poli maupun bagian lain dari Rumah Sakit mengakibatkan peningkatan waktu pelayanan, waktu tunggu pembeli. Dampak dari hal tersebut berupa timbulnya antrian yang panjang sehingga dapat menyebabkan orang enggan menebus obat d i d e p o farmasi Rumah Sakit, padahal depo farmasi Rumah Sakit mempunyai pengaruh dan kontribusi cukup besar terhadap Rumah Sakit. Faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam pelayanan pada pasien meliputi: pelayanan yang cepat dan ramah disertai jaminan tersedianya obat. Mutu pelayanan dianggap baik jika memenuhi kecepatan dan ketepatan pelayanan, yaitu kesesuaian antara resep yang diserahkan dengan sediaan yang diterima pasien atau keluarganya(7). Pengukuran waktu merupakan hal yang harus dilakukan setiap periode karena menyangkut pelayanan prima dan standar pelayanan minimal yang harus terpenuhi(3). Oleh karena hal tersebut, penulis terdorong untuk menganalisis waktu dispensing obat di depo farmasi instalasi rawat jalan lantai 1 RSUP Fatmawati Bu l an M ei 201 2 dari mulai pasien selesai membayar resep obatnya

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

dan atau menerima nomor tunggu resep sampai waktu obat diletakkan di tempat penyerahan. Penulis ingin mengetahui apakah RSUP Fatmawati telah sesuai dengan standar minimal sesuai dengan Kepmenkes no. 129 tahun 2008. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengangkat rumusan masalah Bagaimana gambaran waktu dispensing obat di depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati pada Bulan Mei 2012?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui gambaran waktu dispensing obat di depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati pada Bulan Mei 2012. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 apakah telah memenuhi persyaratan kepmenkes RI no 129 thn 2008. b. Mengetahui rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan status pasien. c. Mengetahui rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jam kesibukan. d. Mengetahui rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan hari. e. Mengetahui rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jenis pembelian.

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Untuk Penulis 1. Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan. 2. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis tentang gambaran kecepatan waktu dispensing obat dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan waktu dispensing obat obat di depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati pada Bulan Mei 2012. 1.4.2 Untuk Akademik 1. Sebagai bahan tambahan kepustakaan, khususnya di bidang profil Rumah Sakit 2. Sebagai referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 1.4.3 Untuk RSUP Fatmawati Sebagai bahan evaluasi rutin untuk menjaga mutu dari pelayanan Rumah Sakit.

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

Bab II Tinjauan Pustaka


2.1 Dispensing Obat Dalam buku Siregar C (2003) mendefinisikan proses dispensing obat adalah proses yang mencakup berbagai kegiatan yang dilakukan oleh seorang Apoteker, mulai dari penerimaan resep/order atau permintaan obat bebas dengan

memastikan penyerahan obat yang tepat pada penderita tersebut serta kemampuannya mengkonsumsi sendiri dengan baik. Dispensing termasuk semua kegiatan yang terjadi antara waktu resep/order diterima dan obat atau suplai lain yang ditulis disampaikan pada penderita(1). Dalam buku yang sama disebutkan proses dispensing yang baik adalah suatu proses praktik yang memastikan bahwa suatu bentuk yang efektif dari obat yang benar, dihantarkan pada penderita yang benar, dalam dosis dan kuantitas tertulis, dengan instruksi yang jelas dan dalam suatu kemasan yang memelihara potensi obat. Berikut ini adalah tahapan kegiatan utama dalam proses dispensing, antara lain : 1. Tahap pertama yaitu menerima dan memvalidasi order/resep 2. Tahapan kedua yaitu mengkaji order/resep untuk kelengkapan 3. Tahapan ketiga yaitu mengerti dan menginterpretasi order/resep 4. Tahapan keempat yaitu menapis profil pengobatan penderita 5. Tahapan kelima yaitu menyiapkan, membuat, atau meracik obat. 6. Tahapan keenam yaitu menyampaikan atau mendistribusikan obat(1). Komponen dispensing untuk pengambilan obat di Apotek akan menentukan waktu pelayanan yang diberikan kepada pasien atau keluarga sebagai berikut :

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

Jumlah resep dan kelengkapan resep Ketersediaan sumber daya manusia yang cukup dan terampil Ketersediaan obat yang dapat melayani resep yang diterima Sarana dan fasilitas yang dapat menunjang seluruh proses resep Partisipasi pasein atau keluarga selama menunggu resep(4).

2.2 Resep Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada Apoteker untuk membuat atau menyerahkan obat kepada pasien. Resep harus ditulis jelas dan lengkap. Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap, Apoteker harus menanyakan kepada dokter penulis resep. Dalam resep harus memuat : 1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan. 2. Tanggal penulisan resep (inscriptio) 3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. Nama setiap obat atau komposisi obat (invocatio) 4. Aturan pemakaian obat tertulis (signature) 5. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, sesuai dengan perundangundangan yang berlaku (subscriptio)(9)

2.3 Pelayanan Farmasi yang Baik Salah satu misi dari praktik farmasi adalah menyediakan obat-obatan, produk perawatan kesehatan lainnya, memberi pelayanan serta membantu penderita dan

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

masyarakat dan mengupayakan penggunaan yang terbaik dari sediaan serta produk tersebut. Pelayanan farmasi yang luas mencakup keterlibatan dalam berbagai kegiatan untuk memastikan kesehatan yang baik dan menghindari kesakitan dalam populasi. Apabila pengobatan kesehatan yang sakit diperlukan mutu dari tiap proses penggunaan obat penderita harus dipastikan untuk mencapai manfaat terapi maksimal dan menghindari efek samping yang tidak menguntungkan. Hal ini mensyaratkan Apoteker menerima tanggung jawab bersama dengan profesional lain dan dengan penderita untuk mencapai hasil terapi. Istilah pharmaceutical care telah ditetapkan sebagai suatu filosofi praktik, dengan penderita dan masyarakat sebagai pewaris utama dari kepedulian Apoteker. Konsep terutama menjadi relevan terhadap kelompok khusus populasi, seperti lanjut usia, ibu dan anak, penderita kesakitan kronik, serta komunitas keseluruhan (misalnya, berkenaan dengan penggunaan biaya). Oleh karena konsep dasar pharmaceutical care dan praktik farmasi yang baik sebagian besar adalah identik, dapat dikatakan bahwa praktik farmasi yang baik adalah cara untuk menerapkan pharmaceutical care(1).

2.4 Persyaratan Pelayanan Farmasi Yang Baik (PFB) Beberapa persyaratan PFB yang dirumuskan oleh WHO sebagai berikut : 1. PFB mensyaratkan bahwa perhatian pertama dari seorang Apoteker haruslah kesejahteraan/keselamatan penderita di Rumah Sakit. 2. PFB mensyaratkan bahwa inti dari kegiatan IFRS adalah penyediaan obatobatan dan produk perawatan kesehatan lainnya dengan mutu terjamin,

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

informasi dan nasehat yang tepat bagi penderita dan pemantauan efek dari penggunaannya. 3. PFB mensyaratkan bahwa suatu bagian terpadu dari kontribusi Apoteker adalah penyempurnaan penulisan order/ resep yang rasional dan ekonomis serta ketepatan penggunaan obat. 4. PFB mensyaratkan bahwa tujuan tiap unsur dari pelayanan farmasi adalah relevan dengan individu, secara jelas ditetapkan dan secara efektif dikomunikasikan kepada semua yang terlibat (1). 2.5 Mutu Menurut Juran J.M 1988 seperti yang di kutip oleh Wijono D (2008) mengemukakan mutu merupakan perwujudan atau gambaran hasil yang mempertemukan kebutuhan dari pelanggan dan oleh karena itu member kepuasan. Selain itu Wijono D (2008) juga mengutip hal yang di kemukakan oleh Feigenbaum tentang mutu yaitu mutu produk atau jasa dapat di definisikan sebagai sifat sifat gabungan secara keseluruhan dari pemasaran, keahlian teknik, hasil pabrik dan pemeliharaan di mana produk dan jasa pelayanan dalam penggunaannya akan bertemu dengan harapan dari pelanggan[7]. 2.5.1 Tujuan penigkatan mutu pelayanan Di dunia bidang jasa pelayanan, mutu merupakan suatu hal yang sangat menentukan keberhasilan pemasaran dan secara komersial karena : a. Persaingan dunia usaha makin ketat dan adanya tekanan yang berat. b. Selera konsumen yang semakin meningkat

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

c. Tiadanya mutu yang baik pada dasarnya merupakan pemborosan yang tersembunyi d. Mutu terjamin kelangsungan hidup industry dan usaha e. Para manajer dan pekerja makin pula menghargai mutu hasil kerjanya karena mereka akan mendapatkan kepuasan kerja[8].

2.6 Mutu Pelayanan Kesehatan (Quality Assurance in Health Care) Menjaga mutu (quality assurance / QA) sering diartikan spula sebagai,

menjamin mutu atau memastikan mutu. Seperti yang disebutkan dalam kata tersebut to assure (= to conviende, to make sure or certain, to ensure, to secure) yang berarti meyakinkan orang, mengusahakan sebaik baiknya, mengamankan atau menjaga. Penerjemahannya sering dirancukan dalam bahasa belanda assuranrie, yang padan inggrisnya adalah Ansurance = menjamin, sedemikian dimaksudkan dalam perusahaan asuransi. Perlu di bedakan arti dua kata tersebut. Beberapa definisi Quality assurance : 1. Dr. Avendis Donabedian, seorang ahli dalam QA pelayanan kesehatan memberikan beberapa definisi tentang QA dari aspek pelayanan kesehatan sebagai berikut : a. Menjaga mutu temasuk kegiatan kegiatan yang secara periodic atau kontinyu menggambarkan keadaan di mana pelayanan disediakan. Pelayanannya sendiri dimonitor dan hasil pelayanannya diikuti (jejaknya). Dengan demikian kekeurangan kekuranagan dapat di catat, sebab sebab dari kekurangan kekurangan itu detemukan, dan dibuatkan koreksi yang

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

10

diperlukan. Menghasilkan perbaikan pelayanan kesehatan. Qa dalam hal ini adaalah proses / siklus. b. QA adalah semua penataan penataan dan kegiatan kegiatan yang dimaksud untuk menjaga keselamatan, memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan. 2. Dr. Heather Palmer (1983) dari universitas Harvard mendefinisikan QA adalah suatu proses pengukuran mutu, menganalisa kekurangan yang ditemuakn dan membuat kegiatan untuk meningkatkan penampilan yang diikuti dengan pengukuran muku kembali untuk menentukan apakah peningkatan telah dicapai. Ia adalah suatu kegiatan yang sistematik, suatu siklus kegiatan yang mempergunakan standart pengukuran. 3. Menurut joint commission on accreditation of hospital (JCAH) badan yang menyelengarakan akreditasi di amerika, QA adalah suatu program berlanjut yang disusun secara objektif dan sistematik, memantau dan menilai mutu dan kewajaran asuhan (perawatan) terhadap pasien, menggunakan kesempatan untuk meningkatkan asuhan pasien dan memecahkan masalah yang terungkap. 4. Definisi QA menurut ISO 8402 adalah semua kegiatan sistematik dan direncanakan yang diperlukan untuk memberikan kepercayaan yang memadai sehingga produk dan pelayanannya memuaskan sesuai dengan syarat syarat kualitas.

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

11

5. ANSI/ASQS (a.3-1978) mendefinisikan : semua kegiatan yang direncanakan yang diperlukan untuk memberikan kepercayaan yang memadai sehingga produk atau pelayanannya memuaskan sesuai dengan kebutuhan. 6. JIZ 8101 mendefinisikan : kegiatan yang direncanakan yang diperluakn untuk memberikan kepercayaan yang memadai sehingga produk atau pelayanannya memuaskan sesuai dengan kebutuhan. 7. Dr. K. Ishikawa mengatakan, QA dimaksudkan untuk menjamin mutu dimana konsumen dapat membeli dan menggunakan dengan kepercayaan dan kepuasan dan masih dapat digunakan untuk jangka panjang. [Siregar ] 8. Drs. Rueles dan Frenk dari mexico memberikan definisi QA adalah suatu proses sistematik untuk menutup gap antara kinera yang ada dan outcome yang diharapkan. 9. Lori Di Prete Brown, mengemukakan bahwa intinya, Quality Assurance adalah suatu susunan kegiatan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyusun standar standar dan untuk memonitor dan menigkatkan kinerja sehingga pelayanan yang diselengarakan sedapat mungkin adalah efektif dan selamat. 10. Dr. Donalt Berwick, ahli CQI dari US, menjelaskan bahwa pendekatan QA adalah suatu pendekatan pengorganisasian secara terintegrasi untuk mempertemukan kebutuhan pasien dan harapan pasien dengan manajemen serta staf pada waktu proses peningkatan dan pelayanan dengan mengunakan teknik kuantitatif dan piranti analitis[9].

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

12

2.6.1 Tujuan QA di Rumah sakit QA di rumah sakit mempunyai tujuan untuk : 1. Menjaga mutu proses pelayanan kesehatan, agar sesuai dengan standar operatif prosedur pelayanan kesehatan, meningkatkan kepatuhan petugas agar dalam melakukan pelayanan senantiasa berpegang pada standar pelayanan yang seharusnya. 2. Menjaga agar pelayanan kesehatan mutunya tetap terjamin sesuai dengan harapan dan memberikan kepuasan kepada pelanggan atau pasien. 3. Melihat kekurangan yang ada dalam proses pelayanan dan berusaha memperbaiki. 4. Meningkatkan mutu struktur, proses dan outcome. 5. The American Hospital Association mengemukakan bahwa tujuan QA adalah upaya untuk identifikasi dan memecahkan masalah dalam pemberian pelayanan kepada pasien dan mencari atau memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan mutu pelayanan secara terpadu[9]

2.7 Definisi Operasional 2.7.1 Variabel dependen Variabel dependen dari penelitian ini adalah waktu dispensing obat yaitu waktu yang diperlukan seorang petugas farmasi untuk menyelesaikan resep mulai dari resep masuk hingga diletakkannya obat di tempat penyerahan obat(10). Cara ukur berupa observasi dengan alat ukur berupa chek list dengan skala ukur nominal.

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

13

2.7.2 Variabel independen 1. Jenis resep adalah resep yang diterima berupa resep racikan, non racikan maupun campuran dari keduanya. Cara ukur berupa observasi dengan alat ukur berupa chek list dengan skala ukur nominal. 2. Hari adalah hari saat resep tersebut dikerjakan mulai dari Senin hingga Jumat. Cara ukur berupa observasi dengan alat ukur berupa chek list dan skala ukur nominal. 3. Status pasien adalah status pendaftaran pasien yang terdiri dari pasien umum, jaminan pegawai dan jaminan HIV. Cara ukur berupa observasi dengan alat ukur berupa chek list dengan skala ukur nominal. 4. Jam keramaian depo adalah jam dimana depo terdiri dari jam ramai (antara jam 10.0013.00) dan jam tidak ramai (jam 08.00-10.00 dan 13.00-14.00). Cara ukur berupa observasi dengan alat ukur berupa chek list dengan skala ukur nominal. 5. Jenis pembelian obat adalah cara pembelian obat yang berupa bebas dan menggunakan resep. Cara ukur berupa observasi dengan alat ukur berupa chek list dengan skala ukur nominal.

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

14

Bab III Metodologi Penelitian


3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, yaitu dari tanggal 1 Mei sampai dengan 31 Mei 2012. Lokasi penelitian bertempat di depo farmasi instalasi rawat jalan lantai 1 RSUP Fatmawati yang beralamat di Jl. RS Fatmawati, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dari penelitian ini adalah semua resep pasien rawat jalan yang dilayani oleh depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati setiap hari Senin sampai dengan Jumat pada Bulan Mei 2012. 3.3.2 Sampel Besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : n = besar sampel = 95% = 1,96 P d = Proporsi 50% = derajat penyimpangan yang

diinginkan 5%(11)

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

15

Berdasarkan perhitungan rumus diatas didapat sampel sebanyak 384 resep dan dibulatkan menjadi 400 resep. Sampel yang diambil adalah resep bernomor kelipatan 5(10).

3.4 Teknik Pengambilan Data Data dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengamatan secara langsung di lokasi penelitian dengan menggunakan data primer dimana penulis mencatat waktu setiap kegiatan mulai pasien selesai membayar resep obatnya dan atau menerima nomor tunggu resep sampai waktu obat diletakkan di tempat penyerahan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah jam digital, alat tulis serta formulir isian untuk menuliskan data yang didapat dalam lembar formulir. Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh penulis.

3.5 Cara Pengolahan Proses pengolahan data dilakukan dengan melakukan berbagai tahapan, yaitu sebagai berikut : 1. Coding yaitu mengelompokan sampel yang diperoleh sesuai dengan devinisi operasional. Sampel diberi kode untuk memudahkan identifikasi dan proses input ke komputer. Penulis melakukan kategorisasi data secara manual berdasarkan kelompoknya yaitu status pasien, jam kesibukan, hari, dan jenis pembelian ke dalam kertas kerja termasuk menyamakan satuan ke dalam satuan menit. 2. Editing yaitu meneliti kembali kelengkapan dan ketepatan kategorisasi data secara manual.

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

16

3. Entry data yaitu memasukan data kedalam computer dengan mengunakan Excel. 4. Cleaning yaitu pengecekan kembali data yang telah dientry untuk memastikan bahwa data tersebut bebas dari kesalahan.

3.6 Analisis Data Analisis data univariat pada penelitian ini dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dan melihat gambaran dari masing-masing variabel independen dan variabel dependen.

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

17

Bab IV Gambaran Umum Tempat Pengambilan Data

4.1 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati terletak di Jalan RS Fatmawati Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan dengan luas bangunan 57.457.500 m2 dan luas tanah 13 hektar. Berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1243/Menkes/SK/VIII/2005, RSUP Fatmawati ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan RI dengan menerapkan pola pengelola keuangan badan layanan umum. Sejak tanggal 15 April 2010 RSUP Fatmawati ditetapkan sebagai Rumah Sakit tipe A yang berfungsi sebagai Rumah Sakit pendidikan.

4.2 Visi dan Misi RSUP Fatmawati 4.2.1 Visi RSUP Fatmawati Visi dari RSUP Fatmawati adalah terdepan, paripurna dan terpercaya di Indonesia. 4.2.2 Misi RSUP Fatmawati 1. Memfasilitasi dan meningkatkan mutu pelayanann kesehatan, pendidikan dan penelitian di seluruh disiplin ilmu dengan unggulan bidang ortopaedi dan rehabilitasi medik, yang memenuhi kaidah menajemen risiko klinis. 2. Mengupayakan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. 3. Mengelola keuangan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel serta berdaya saing tinggi.

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

18

4. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai perkembangan iptek terkini. 5. Meningkatkan kompetensi pemberdayaan dan kesejahteraan sumber daya manusia. 4.3 Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan (IRJ) Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan (IRJ) merupakan bagian dari instalasi farmasi yang bertugas melayani pasien dari poliklinik baik pasien umum, pasien jaminan kantor, pasien asuransi. Depo farmasi rawat jalan terdiri dari depo farmasi rawat jalan lantai 1, 2 dan 3. 4.4 Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 Depo farmasi rawat jalan memiliki 2 orang asisten Apoteker, 3 orang Apoteker dan 2 orang kasir. Depo farmasi rawat jalan melayani pasien dari poli rawat jalan, jaminan pegawai, pasien bebas, pasien IKS (Ikatan Kerjasama Perusahaan) dan pasien HIV. Persyaratan untuk pasien jaminan kantor yaitu harus melampirkan fotokopi kartu berobat perusahaan dan fotokopi resep masingmasing sebayak 2 lembar. Persyaratan untuk pasien jaminan pegawai harus menyertakan cap TAP dari poli pegawai. Jumlah resep yang masuk ke depo farmasi rawat jalan RSUP Fatmawati dalam sehari bias mencapai 100 hingga 200 resep, dimana pada hari Senin jumlah pasiennya lebih banyak dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Alur pelayanan resep pasien di depo farmasi rawat jalan adalah sebagai berikut :

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

19

Pasien dengan resep dokter meletakkan resep di dalam keranjang dengan disertai kartu berobat untuk memastikan kejelasan nama yang ada di resep, sedangkan pasien bebas langsung berbicara kepada pemberi harga.

Resep yang diletakan kemudian dihargai dan dijelaskan bila obat dicopy dibagian penghargaan.

Resep yang telah dihargai diserahkan ke dalam untuk selanjutnya disiapkan ataupun diracik, sedangkan bonnya diserahkan kepada pembuat kwitansi untuk kemudian diberitahukan harga yang harus dibayarkan oleh pasien.

Resep yang telah siap kemudian diserahkan kepada penyerahan kemudian akan diperiksa kembali kemudian diserahakan ke pasien dan diberikan informasi tentang obatnya.

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

20

Bab V Hasil Dan Pembahasan

5.1 Hasil Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis pada Bulan Mei 2012 di depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati diperoleh data sebagai berikut. 5.1.1 Rata-rata waktu dispensing obat di Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 Rata-rata waktu dispensing obat di Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 telah memenuhi standar yang telah ditetapkan pemerintah seperti yang tertera dalam KEPMENKES RI no.

129/MENKES/SK/II/2008. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini : Tabel 5.1 Evaluasi Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012. Rata-rata waktu dispensing obat (menit) Non racikan Racikan Depo farmasi IRJ Fatmawat Bulan Mei 2012 17.75 39.19 Ketetapan Kepmenkes RI no. 129/Menkes/II/2008 30 60

5.1.2 Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berasarkan status pasien Pembagian status pasien dipisahkan atas racikan dan non racikan. Dari tiga macam jenis status pasien, pasien berstatus HIV yang memiliki waktu terlama.

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

21

Dari tiga macam jenis status pasien, pasien berstatus pegawai memiliki waktu tercepat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini : Tabel 5.2 Rata rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan status pasien. Rata-rata waktu dispensing obat (menit) Non racikan Racikan Umum 17.86 40.13 Pegawai 4.00 23.83 HIV 19.29 45.92

5.1.3 Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan status jam kesibukan Pembagian jam kesibukan dipisahkan atas racikan dan non racikan. Rata-rata waktu dispensing pada jam sibuk (10.00-13.00) memiliki waktu lebih lama dibanding dengan jam tidak sibuk (jam selain jam sibuk). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini : Tabel 5.3 Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jam kesibukan Rata-rata waktu dispensing obat (menit) Non racikan Racikan Tidak sibuk (jam 08.00-10.00 dan 13.00-14.00) 13.96 34.98 Sibuk (jam 10.00-13.00) 21.11 41.10

5.1.4 Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan hari Pembagian hari dipisahkan atas racikan dan non racikan. Hari yang memiliki waktu dispensing obat terlama adalah hari Senin. Dan hari tecepat terdapat di hari Jumat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini :

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

22

Tabel 5.4 Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan hari Rata-rata waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat dispensing Obat (menit) Non racikan Racikan 22.31 49.00 17.78 38.15 18.07 35.97 16.25 35.27 12.19 34.88

5.1.4 Rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jenis pembelian Pembagian hari dipisahkan atas racikan dan non racikan. Waktu dispensing obat dari jenis pembelian bebas memiliki waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan jenis pembelian menggunakan resep, hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 5.5 berikut ini : Tabel 5.5 Rata rata waktu dispensing obat di depo farmasi rawat jalan RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jenis pembelian Waktu dispensing obat Obat bebas Obat resep (menit) Non racikan Racikan 4.37 19.38 39.20

5.2 Pembahasan Pada tabel 5.1 terlihat bahwa rata-rata waktu dispensing obat untuk jenis resep non racikan yaitu sekitar 17 menit, untuk resep racikan yaitu sekitar 39 menit dan untuk rata-rata waktu dispensing obat tanpa membedakan jenis resep yaitu sekitar 28 menit. Bila dibandingkan dengan standar waktu pelayanan resep oleh yang telah ditetapkan pemerintah waktu dispensing obat di depo farmasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati telah memenuhi standar. Namun untuk menjaga agar tetap memenuhi criteria dari standar pelayanan prima dan standar pelayanan minimal perlu dilakukan pengukuran waktu tunggu kembali setidaknya selama 3 bulan kedepan. 23

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

Status dari pasien memiliki pengaruh terhadap waktu dispensing obat di depo ini. Pasien dengan status umum memiliki rata-rata waktu dispensing untuk resep non racikan sekitar 18 menit dan racikan sekitar 40 menit. Status HIV memiliki waktu dispensing obat terlama jika dibanding 2 status lain yaitu untuk resep non racikan sekitar 19 menit dan resep racikan sekitar 46 menit. Hal tersebut mungkin dikarenakan pasien dengan status HIV menyerahkan resep tidak sendirian, baik sesama keluarga ataupun teman pada saat konseling di klinik VCT. Hal tersebut menyebabkan petugas melayani resep dan menyerahkan bukan perlembar resep, namun perkelompok dari resep yang diletakan. sehingga menyebabkan penambahan waktu untuk pasien berstatus HIV. Pasien dengan status pegawai memiliki waktu yang jauh lebih singkat dibanding kedua status lain yaitu untuk resep non racikan sekitar 4 menit dan untuk resep racikan 24 menit. Hal tersebut mungkin dikarenakan bila pasien dengan status pegawai dilayani terlebih dahulu oleh petugas dengan menyuruhnya masuk ke dalam depo bagian persiapan obat. Selain itu beberapa pasien dengan status pegawai masuk ke dalam depo kemudian ke bagian penghargaan untuk meminta resepnya dilayani terlebih dahulu kepada bagian penghargaan. Hal tesebut selain mengganggu konsentrasi dari petugas, juga menambah waktu sebelum penghargaan resep lain yang diletakan di box resep. Selain itu pasien jenis pegawai sebelum menebus obat di depo IRJ lantai 1 sebelumnya telah menebus obat di depo askes pegawai, jika ditemukan obat yang tidak di miliki oleh depo askes pegawai pasien tersebut menebus sisanya di depo IRJ sehingga pasien jenis pegawai memiliki jumlah obat lebih sedikit jika dibandingkan dengan 24

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

jenis resep lainnya. hal tersebut menjadikan waktu dispensing obat dari pasien jenis pegawai sedikit. Jam kesibukan dari depo farmasi IRJ RSUP Fatmawati yaitu sekitar jam 10.00 sampai dengan 13.00. Seperti yang terlihat dalam tabel 5.3 perbedaan waktu dispensing obat antara jam sibuk dengan jam tidak sibuk cukup jauh yaitu sekitar 7 menit untuk resep non racikan dan 6 menit untuk resep racikan. Seharusnya tidak ada perbedaan rata-rata disetiap jam. Perbedaan waktu tersebut mungkin disebabkan pada jam tersebut pasien selesai berobat di dokter secara serentak dari berbagai poli. Hal tersebut mengakibatkan penumpukan resep pada box tempat meletakan resep. Hari juga mempengaruhi rata-rata waktu dispensing obat di depo farmasi IRJ RSUP Fatmawti. Hari Senin merupakan hari dimana rata-rata waktu dispensing obat terlama di depo ini yaitu sekitar 23 menit untuk resep non racikan dan 49 menit untuk resep racikan. Berdasarkan pengamatan penulis hari Senin merupakan hari dimana depo melayani resep terbanyak dibandingkan dengan harihari lain. Selain itu hari Senin adalah hari aktif setelah hari libur di akhir pekan. Pasien yang hendak berobat pada hari Sabtu dan Minggu tidak bisa berobat dikarenakan libur, hal tersebut mengakibatkan penumpukan pasien dihari Senin. Depo Farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati melayani 2 jenis pembelian, menggunakan resep dan bebas. Pembeli obat bebas atau tanpa menggunakan resep mencakup obat bebas, vitamin, perlengkapan medis untuk operasi dan obat keras yang penggunaannya rutin, namun jumlah pembelian dibatasi tidak boleh lebih dari satu strip atau blister.

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

25

Jenis pembelian juga mempengaruhi waktu dispensing dari obat. Dijelaskan dalam tabel 5.5 obat jenis pembelian bebas untuk jenis resep non racikan memiliki rata-rata waktu dispensing hanya sekitar 5 menit. Sedangkan jenis pembelian resep untuk jenis resep non racikan mencapai sekitar 19 menit. Hal teresebut mungkin dikarenakan pembelian bebas rata-rata langsung dilayani saat menyerahkan uang. Tidak ada waktu penyiapan obat di ruang penyiapan obat, pemberian etiket serta penjelasan penggunaan menjadikan waktu dari obat bebas jauh lebih cepat dibanding dengan obat resep.

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

26

Bab VI Kesimpulan dan Saran


6.1 Kesimpulan 1. Rata rata waktu dispensing obat di Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 untuk resep non racikan 17.75 menit dan untuk resep racikan 39.19 menit, waktu dispensing obat di Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 telah memenuhi persyaratan dari Kepmenkes RI no. 129 thn 2008. 2. Rata rata waktu dispensing obat di Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan status pasien umum untuk resep non racikan adalah 17.86 menit dan untuk resep racikan adalah 40.13 menit. Pasien dengan status HIV untuk resep non racikan adalah 19.29 menit dan untuk resep racikan adalah 45.92 menit. Pasien dengan status pegawai untuk resep non racikan adalah 4 menit dan untuk resep racikan adalah 23.83 menit. 3. Rata rata waktu dispensing obat di Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jam kesibukan rata-rata waktu dispensing obat jam tidak sibuk (08.00-10.00 dan 13.00-14.00) untuk resep non racikan adalah 13.96 menit, untuk resep non racikan adalah 34.98 menit. Rata rata waktu dispensing obat jam sibuk (10.00-13.00) untuk jenis resp non racikan adalah 21.11 menit dan untuk jenis resep racikan adalah 41.10 menit. 4. Rata rata waktu dispensing obat di Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan hari; hari Senin untuk resep

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

27

non racikan adalah 22.31 menit, untuk jenis resep racikan adalah 49.00 menit; hari hari Selasa untuk jenis resep non racikan adalah 17.78 menit, untuk jenis resep racikan adalah 38.15 menit; hari Rabu untuk jenis non racikan adalah 18.07 menit, untuk jenis resep racikan adalah 35.97 menit; hari Kamis untuk jenis resep non racikan adalah 16.25 menit, untuk jenis resep racikan adalah 35.27 menit; hari Jumat untuk jenis resep non racikan adalah 12.19 menit dan untuk jenis resep racikan adalah 34.88 menit. Hari dimana waktu dispensing terlama adalah hari Senin. 5. Rata rata waktu dispensing obat di Depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati Bulan Mei 2012 berdasarkan jenis pembelian, jenis pembelian bebas untuk resep non racikan adalah 4.37 menit, jenis pembelian resep untuk resep non racikan adalah 19.38 menit dan untuk jenis resep racikan adalah 39.20 menit.

6.2 Saran 1. Diperlukan penelitian berkala setidaknya selama 3 bulan sekali untuk menjaga agar waktu dispensing obat di depo farmasi instalasi rawat jalan lantai 1 tetap memenuhi standar karena menyangkut pelayanan prima dan standar pelayanan minimal yang harus terpenuhi.

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

28

Daftar Pustaka
1. Siregar, C., Amalia, L., 2003, Farmasi Rumah Sakit Teori & Penerapannya, ECG, Jakarta. 2. Wijono, D., 2008, Manajemen Mutu Rumah Sakit dan Kepuasan Pasien Prinsip dan Praktik, CV. Duta Prima Airlangga, Surabaya. 3. Kemenkes RI, 2008, Kepmenkes No. 129/menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal RS, Kemenkes RI, Jakarta. 4. Wongkar, L. 2000, Analisis Waktu Pelayanan Pengambilan Obat di Apotek Kimia Farma Kota Pontianak Tahun 2000, FKM-UI, Depok. 5. Ritung, M., 2003, Lama Waktu Pelayanan Resep Raciikan Khusus Hari Sabtu di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSIA Hermina Bekasi Tahun 2003, FKMUI, Depok. 6. Yulia, Y., 1996, Analisis Alokasi Waktu Kerja Dan Hubungannya Dengan Kualitas Pelayanan Resep di Instalasi Farmasi RSU PMI Bogor, FKM-UI, Depok. 7. Widiasari, E., 2009, Analisis Waktu Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Tugu Ibu Depok Tahun 2009, FKM-UI, Depok. 8. RSUP Fatmawati., 2011, 50 th 15 April 19612011 RSUP Fatmawati Ikut Menyehatkan Bangsa, RSUP Fatmawati, Jakarta. 9. Anief, M., 1997, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 10. RSUP Fatmawati, Prosedur Waktu Tunggu Pasien di RSUP Fatmawati., RSUP Fatmawati, Jakarta. 11. Iqbal, H, 2002, Metodologi Penelitian ilmiah,Ghalia Indonesia, Jakarta. 12. Agustina, A, 2005, Evaluasi Waktu Tunggu obat di Instalasi Rawat Jalan Lantai 1 RSUP Fatmawati periode april 2005, Poltekkes Depkes Jakarta II, Jakarta.

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

29

Lampiran 1 Lembaran Monitoring Waktu Dispensing

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

30

Lampiran 2 Contoh lembar resep di depo farmasi instalasi rawat jalan

Resep HIV

Resep Umum

Resep Pegawai

Obat Bebas

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

31

Lampiran 3 Tabel Jumlah Resep Perhari Hari / tanggal Selasa, 1 Mei 2012 Rabu, 2 Mei 2012 Kamis, 3 Mei 2012 Jumat, 4 Mei 2012 Senin, 7 Mei 2012 Selasa, 8 Mei 2012 Rabu, 9 Mei 2012 Jumlah Resep 121 128 138 98 171 144 129 132 97 155 153 Hari / tanggal Rabu, 16 Mei 2012 Senin, 21 Mei 2012 Selasa, 22 Mei 2012 Rabu, 23 Mei 2012 Kamis, 24 Mei 2012 Jumat, 25 Mei 2012 Senin, 28 Mei 2012 Selasa, 29 Mei 2012 Rabu, 30 Mei 2012 Kamis, 31 Mei 2012 Jumlah Resep 148 183 148 119 118 71 131 127 117 105

Kamis, 10 Mei 2012 Jumat, 11 Mei 2012 Senin, 14 Mei 2012 Selasa, 15 Mei 2012

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

32

Anda mungkin juga menyukai