Penalaran Moral
Penalaran Moral
Halaman 1 dari 2
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi A Kelas 22 (Bapak Ganang Donic Kartika)
Namun, sebaiknya kita juga mengetahui definisi Penalaran Moral berdasarkan beberapa ahli, diantaranya adalah Kohlberg (dalam Glover, 1997), mendefinisikan penalaran moral sebagai penilaian nilai, penilaian sosial, dan juga penilaian terhadap kewajiban yang mengikat individu dalam melakukan suatu tindakan. Penalaran moral dapat dijadikan prediktor terhadap dilakukannya tindakan tertentu pada situasi yang melibatkan moral. Lalu, Rest (1979) bahwa penalaran moral adalah konsep dasar yang dimiliki individu untuk menganalisa masalah sosial-moral dan menilai terlebih dahulu tindakan apa yang akan dilakukannya. Kesimpulan yang bisa diambil dari hasil-hasil pemikiran beberapa ahli diatas adalah adalah kemampuan (konsep dasar) seseorang untuk dapat memutuskan masalah sosial-moral dalam situasi kompleks dengan melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap nilai dan sosial mengenai tindakan apa yang akan dilakukannya. Kohlberg (Muslimin, 2004) juga menyebutkan bahwa terdapat tiga tahapan perkembangan penalaran moral: prakonvensional, konvensional, serta pascakonvensional. Sedangkan komponen penalaran moral itu sendiri, menurut Rest (dalam Kurtines & Gerwitz, 1992), ada empat: interpretasi, prediksi, evaluasi, dan pelaksanaan. Akhirnya, berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa memang benar telah dan sedang berlangsung degradasi moral di kalangan remaja. Perkembangan penalaran moral pada generasi muda saat ini, berdasarkan teori Rest, mengalami keterlambatan dari yang seharusnya. Tidak heran jika saat ini marak terjadi berbagai gejolak sosio-moral. Penyebabnya sendiri masih harus ditelisik lebih jauh lagi. Namun, satu hal yang pasti adalah pembekalan intelektual dan spiritual harus terus digalakkan dan dikembangkan guna meminimalisasi dampak degradasi moral tersebut.
Daftar Acuan
Halaman 2 dari 2